OTOMIKOSIS
Pembimbing : dr. Fauzan Abdillah, Sp. THT-KL
Penyusun : Louis Regan
◦ Diagnosis Banding :
◦ Serumen Prop
◦ Otitis Eksterna
TATALAKSANA PROGNOSIS
◦ Farmakologi : ◦ Ad Vitam : ad bonam
◦ Pemasangan tampon telinga yang sudah
diberi obat anti radang (betametason krim 0.1 ◦ Ad Sanationam : ad
%) dan gentamisin salep 0,1 % bonam
◦ Asam asetat 2% tetes telinga 3x3 tetes /hari ◦ Ad Functionam : ad
selama 5 hari
bonam
◦ Non Farmakologi:
◦ Aural toilet ( Suction )
◦ Edukasi tentang penyakit pasien dari definisi
hingga tatalaksana yang harus dilakukan.
ANATOMI TELINGA
Definisi dan Epidemiologi Otomikosis
◦ Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga.
◦ Meskipun otomikosis dapat dijumpai di berbagai tempat di dunia, akan tetapi
pada umumnya prevalensi otomikosis terkait dengan wilayah geografis
dengan tingkat kelembaban yang lebih tinggi di daerah tropis dan
subtropis.
◦ Negara tropis dan subtropis mempunyai derajad kelembaban yang
tinggi sekitar 70 – 80% dengan suhu udara sekitar 15 – 30oC.
Etiologi dan Faktor Resiko
◦ Agen Penyebab:
◦ A. niger, A. flavus, A. fumigatus, Pityrosporum dan Candida.
◦ Faktor P redisposisi :
◦ Kurangnya serumen, penggunaan obat tetes telinga, steroid, renang (telinga basah
merupakan predisposisi infeksi jamur), kelembaban tinggi, infeksi jamur lain yang ada di
dalam tubuh seperti dermatomikosis, status immunocompromised, kekurangan gizi pada
anak-anak.
Pada kasus : pasien memiliki riwayat pemakaian obat tetes telinga selama 8
hari
Patofisiologi
◦ Patofisiologi otomikosis tergantung penyebab dari otomikosis itu sendiri, dapat
berupa perubahan pH pada telinga, ataupun imun tubuh yang menurun
pada pasien dengan immunocompromise.
Pada kasus : pasien memiliki riwayat pemakaian obat tetes telinga selama 8
hari yang menyebabkan perubahan kelembaban telinga serta pH dari
telinga
Manifestasi klinis
◦ Pruritus liang telinga
◦ Otalgia
◦ Otorea
◦ Telinga berdenging
◦ Penurunan pendengaran
◦ Pytirosporum menyebabkan terbentuknya sisik menyerupai ketombe
◦ MAE menjadi eritem dan debris jamur tampak putih, abu-abu, atau hitam.
Pada kasus : pasien datang dengan keluhan keluar cariran dari telinga
dan adanya nyeri
Diagnosa
◦ Umumnya dengan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik sudah dapat menegakan
diagnosis.
Pada kasus
Anamnesa : otorea, otalgia, pruritus, penurunan pendengaran, tinnitus, ada
riwayat pemakaian obat tetes telinga
PF : Pada inspeksi didapatkan edema dan hiperemis pada liang telinga,
ditemukan massa putih dengan bintik hitam, pada pemeriksaan weber
didapatkan lateralisasi ke auricula kanan, rinne (-), Swabach memanjang,
Bing suara tidak bertambah keras pada telinga kanan.
Tatalaksana
Farmakologi:
• Aural toilet —> mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan jamur
• Asam Asetat 2% tetes telinga
• Larutan iodium povidone 5%
• Obat antijamur topikal yang mengandung nistatin atau klotrimazol
Non-Farmakologi:
Mengedukasi pasien terkait penyakitnya baik dari definisi, etiologi, faktor resiko,
gejala, sampai komplikasi dan tatalaksana yang harus dilaksanakan agar
penyakitnya dapat teratasi dan mencegah rekurensi.
Komplikasi
◦ Komplikasi dari otomikosis yang pernah dilaporkan adalah perforasi dari
membran timpani dan otitis media serosa, tetapi hal tersebut sangat jarang
terjadi, dan cenderung sembuh dengan pengobatan.
Prognosis
◦ Umumnya baik bila diobati dengan pengobatan yang adekuat. Namun
Bagaimanapun juga, resiko kekambuhan sangat tinggi, jika faktor yang
menyebabkan infeksi sebenarnya tidak dikoreksi, dan fisiologi lingkungan
normal dari kanalis auditorius eksternus masih terganggu
THANK YOU