Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

OTITIS EKSTERNA

Disusun oleh:
dr. Anna Rahmania Sari

Pendamping:
dr. Rundy Hardianto

Diajukan guna memenuhi syarat tugas Program Internsip Dokter di


RS Mitra Siaga Tegal, Jawa Tengah periode IV tahun 2022

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RS MITRA SIAGA TEGAL
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : dr. Anna Rahmania Sari


Universitas : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
Judul : Otitis Eksterna
Pembimbing : dr. Rundy Hardianto

Tegal, 5 Mei 2023


Penyusun, Pembimbing,

dr. Anna Rahmania Sari dr. Rundy Hardianto


BAB I
LAPORAN KASUS

Nama dokter internsip: dr. Anna Rahmania Sari


Dokter Pembimbing : dr. Rundy H

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. M Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 20 tahun Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Belum Menikah No. CM : 27***
Alamat : Tegal Tgl Masuk RS : 10 Februari 2023

II. ANAMNESIS (SUBJEKTIF)


Dilakukan anamnesis dengan pasien tanggal 10 Februari 2023 pukul 15.00
WIB di IGD RSMS dan didukung dengan data rekam medik pasien.
A. Keluhan Utama
Nyeri telinga kanan
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri telinga kanan sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri tidak membaik bila istrirahat.
Pendengaran pasien juga dirasakan berkurang, dan telinga kanan terasa
penuh. Pasien belum memeriksakan keluhan tersebut. Demam, rasa
gatal di telinga, keluar cairan dari telinga, mual muntah, nyeri kepala,
berdengung, pusing berputar disangkal. Keluhan pada hidung dan
tenggorokan disangkal. BAB dan BAK normal, nafsu makan dan
minum juga baik.
C. Riwayat Pengobatan
Tidak ada obat rutin yang diminum, pasien belum mengonsumsi
obat untuk keluhannya.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal memiliki riwayat keluhan serupa, diabetes,
hipertensi, trauma di daerah punggung atau pinggang dan alergi.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga memiliki keluhan serupa, penyakit diabetes,
hipertensi, asma, dan alergi disangkal.
F. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang mahasiswa. Pengobatan pasien sekarang
ditanggung BPJS.
G. Riwayat asupan nutrisi
Nafsu makan pasien baik pasien biasa makan 3 kali dalam sehari.
H. Riwayat kebiasaan
Pasien mengaku akhir akhir ini sering membersihkan telinganya hingga
terluka sedikit.

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS GENERALIS (Tanggal: 10 Februari 2023)
Status Generalis (Pada 10 Februari 2023, Pukul: 15.00 WIB)
 Keadaan Umum : Tampak sakit, VAS 6
 Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
 Tekanan darah : 115/66 mmHg
 Nadi : 87 kali/menit, regular
 Suhu : 36,5oC
 Pernapasan : 20 kali/menit
 SpO2 : 99%
Kepala
Mesocephal, rambut berwarna hitam, kulit kepala tidak ada kelainan,
alopesia (-).
Mata
Bentuk simetris, pupil ODS bulat, anisokor, reflex cahaya (+/+),
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
Hidung
Bentuk normal, sekret (-/-), perdarahan (-/-), deviasi septum (-/-),
Telinga
Bentuk normal
Regio telinga kiri: CAE hiperemis (-), edem (-), membrane timpani intak.
Regio Telinga kanan
daun telinga hiperemis (-), edem (-), NT tragus (+), NT bila daun telinga
ditarik.
Pemeriksaan dengan otoskop : Canalis auditori tampak hiperemis, edem
minimal, furunkel (+) minimal, membran timpani tampak intak
Mulut
Lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah, faring tidak hiperemis, tonsil
T1/T1, mulut tidak tampak kering.
Leher
Tidak tampak luka, Pembesaran KGB (-)
Thorax
Inspeksi : Normochest, dada simetris (+/+), retraksi (-/-)
Palpasi : stem fremitus sama kuat pada seluruh lapang paru
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada apex jantung
Perkusi : pekak
Batas kiri : ICS V, linea midclavicula sinistra
Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra
Batas atas : ICS II linea parasternal kiri
Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Kulit
Akral dingin (-), turgor kulit <2 detik
Regio Abdomen
Inspeksi : tidak tampak kelainan
Auskultasi : bising usus (+), normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
Ekstremitas :
Atas : Akral hangat, Edema - / -, CRT <2 detik, tidak ada jejas
Bawah : Akral hangat, Edema - / -, CRT <2 detik, tidak ada jejas

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

V. RESUME
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada telinga kanan. Keluhan
dirasakan sudah 4 hari sebelum datang ke IGD. Keluhan lain yaitu telinga
terasa penuh. Pemeriksaan fisik: TTV normal. Pemeriksaan status lokalis
yaitu pada regio telinga kanan didapatkan nyeri tekan tragus, nyeri pinna bila
ditarik, CAE tampak edema minimal dan terdapat furunkel minimal. Keluhan
lain pasien seperti mual, muntah, pusing, gangguan BAB maupun BAK
disangkal. Pasien memiliki kebiasaan sering membersihkan telinga hingga
terluka.

VI. DAFTAR MASALAH/DIAGNOSA


Diagnosis Kerja
Otitis eksterna sirkumskripta dd otitis eksterna difusa
Terapi Farmakologi (di IGD)
R / otopain tube no. I
S 3 dd gtt 2 AD
R / Cefadroksil 500 mg No X
S 2 dd tab 1
R / Paracetamol tab no. X
S prn tab I
Terapi Non Farmakologi
 Edukasi untuk menghindari kebiasaan membersihkan telinga hingga
terluka
 Kontrol ke dokter Sp. THT bila keluhan belum membaik

VII. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

A. DEFINISI
Otitis eksterna (OE) adalah peradangan atau infeksi pada saluran
pendengaran bagian luar (CAE), daun telinga, atau keduanya. Penyakit ini
merupakan penyakit umum yang dapat ditemukan pada semua kelompok umur.
Otitis eksterna (OE) biasanya merupakan infeksi bakteri akut kulit saluran telinga
(paling sering disebabkan Pseudomonas aeruginosa atau Staphylococcus aureus,
tetapi juga dapat disebabkan oleh bakteri lain, virus, atau infeksi jamur).
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke  pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh
liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap
pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi
bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan
proteus, atau jamur.
Otitis Eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi  jamur, bakteri, dan virus. Faktor yang mempermudah radang
telinga luar adalah perubahan pH di radang telinga luar adalah perubahan pH di
liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi
terhadap infeksi menurun.
Otitis eksterna, juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmer’s ear ,
adalah radang telinga luar baik akut maupun kronis. Kulit yang melapisi saluran
telinga luar menjadi merah dan bengkak karena infeksi bakteri atau jamur dengan
tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang
telinga, dan kecenderungan untuk kambuh kembali. Pengobatan amat sederhana
tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga kebersihan liang
telinga.

B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO


OE paling sering disebabkan oleh bakteri patogen. Varietas nya antara lain
otitis eksterna oleh jamur (otomycosis). Dalam sebuah penelitian, 91% kasus OE
disebabkan oleh karena  bakteri. Dan penelitian lainnya juga menemukan bahwa
sebanyak 40% kasus OE tidak memiliki mikroorganisme primer sebagai agen
penyebab. Bakteri penyebab yang paling umum adalah Pseudomonas spesies (38%
dari semua kasus), Staphylococcus spesies, dan anaerob dan organisme gram
negatif.
Faktor Risiko penyakit otitis eksterna antara lain : mengorak-ngorek
telinga dengan cotton bud. Berenang menyebabkan maserasi kulit dan merupakan
sumber kontaminasi yang sering dari bakteri. Penggunaan hairspray, shampoo dan
pewarna rambut yang bisa membuat iritasi, yang memungkinkan bakteri dan
membuat iritasi, yang memungkinkan bakteri dan jamur

C. PATOFISIOLOGI
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan
dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel
kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga
diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga
ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang
telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan  jamur.
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan
berkurangnya lapisan  protektif  protektif yang menimbulkan menimbulkan edema
epitel skuamosa. skuamosa. Keadaan Keadaan ini menimbulkan menimbulkan
trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan
cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi
pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan
peningkatan suhu lalu menimbulkan  perubahan  perubahan rasa tidak nyaman
dalam telinga. telinga. Selain itu, proses infeksi infeksi akan mengeluarkan
mengeluarkan cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus
akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan
pendengaran. Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler
dan tulang temporal.
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:
a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan
bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain
itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa
sakit yang hebat.  
b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga telinga luar
bersambung bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga
sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit
dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit
yang hebat pada penderita otitis eksterna.

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Gejala dan
tanda pasien otitis eksterna:
 Otalgia
 Gatal-gatal (pruritus)
 Rasa penuh ( fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi pada tahap
awal otitis eksterna difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan
daun telinga
 Pendengaran berkurang atau hilang
 Deskuamasi
 Tinnitus
 Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga
(otore)
 Demam
 Nyeri tekan pada tragus dan nyeri saat membuka mulut
 Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna
sirkumskripta. Bisul menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah dan
nanah dalam jumlah kecil bisa bocor dari telinga
 Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti
terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit
sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan
gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat
peradangan  peradangan yang ada. Ini diterangkan diterangkan dengan
kenyataan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung
berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula,
kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun
telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan
mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.

E. DIAGNOSIS
Manifestasi klinis daro otitis eksterna yaitu
- Otalgia
- Rasa penuh di telingan
- Gatal
- Discharge
- Penurunan pendengaran
- Tinnitus
- Demam
Tanda klinis
- Nyeri tekan tragus
- Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
- Discharge purulent
- Eczema dari daun telinga
- Adenopati periauricular dan servical
- Demam
Pada kasus berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak sekitarnya, termasuk
kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke dalam tulang mastoid,
sendi tempomandibular, dan dasar tengkorak, dalam hal saraf kranial VII
(wajah), IX (glossofaringeal), X ( vagus), XI (aksesori), XII ( hupoglosus) data
terpengaruh.

F. TATALAKSANA
Tatalaksana utama dari otitis eksterna yaitu simtomatik, pembuangan debris
dari canalis auditori, penggunaan obat topikal untuk mengontrol edema dan
infeksi, dan menghindari faktor pencetus.
- Membersihkan debris dari canalis auditorus eksternal dengan irigasi atau
dengan menggunkan kuret plastic lembut atau kapas.
- Obat topikal berupa antibiotik, antijamur, dan kortikosteroid.
- Obat oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi, diabetes,
adenopati, atau pada individu-individu dengan infeksi di luar saluran
telinga

G. KOMPLIKASI
Komplikasi dari otitis eksterna adalah :
1. Perikondritis
Radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu
trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan
perikondrium dan kartilago telinga luar. Umumnya trauma berupa laserasi
atau akibat kerusakan yang tidak disengajakan pada  pembedahan telinga.
Adakalanya perikondritis terjadi setelah memar tanpa tanpa adanya
hematoma. Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan
kenyal. Ini diikuti oleh hematoma. Dalam stage awal infeksi, pinna dapat
menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti oleh  pembengkakan dan
membentuk membentuk abses subperikondrial dengan pus terkumpul
diding antara perikondrium dan tulang rawan dibawahnya.
2. Sellulitis
Peradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang dihasilkan dari
infeksi umum, biasanya dengan bakteri Staphylococcus atau
Streptococcus. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari trauma kulit atau
infeksi bakteri sekunder dari luka terbuka, seperti luka tekanan, atau
mungkin terkait dengan trauma kulit. Hal ini paling sering terjadi pada
ekstremitas, terutama kaki bagian bawah.

H. PROGNOSIS
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika kebersihan
telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes yang menyulitkan
penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor pencetus dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Carr, MM (2013). Otitis Eksterna http://www.icarus.med.u


toronto.ea/carr/manual/otitisexter na.html

Kunarto (2011). Otitis Eksterna di Poliklinik THT BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado  periode Januari 2007-Desember 2010. Universitas Sam
Ratulangi. Waitzman AA (2013). Otitis Externa.
http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview. Diakses tanggal 1
Oktober 2022.

Liston SL (1994). Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Dalam : Boies,


Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, ed 6. EGC, Jakarta : 27
- 33.

Palandeng RW (2012).. Otitis eksterna di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R.


D. Kandou Manado periode januari 2011- Desember 2011. Universitas Sam
Ratulangi.

Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD (2010). Buku Ajar Ajar


Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi
Keenam. Cetakan Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai