Anda di halaman 1dari 23

SINUSITIS

Diajukan Kepada :
dr. Sukamta Yudi, Sp.THT - KL

Disusun Oleh :
Abel Larasati Sholicha Dynanti ( H3A021032 )
Annisa Dwi Puspitaningrum ( H3A021036 )
Isma Ainurrohma ( H3A021057 )
ANATOMI
Nasus internus

•Cavum nasi
•Vestibulum nasi
•Septum nasi
•Concha nasales
Celah pada dinding lateral hidung
yang dibatasi oleh konka media
dan lamina papirasea.
FISIOLOGI
DIAGNOSIS
Gambaran umum
Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal

Penyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat
diikuti oleh infeksi bakteri.

Sinusitis yang mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis,

Sinusitis yang mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis

Yang paling sering terkena ialah sinus etmoid dan maksila

Sinus frontal dan sinus spenoid jarang terkena sinusitis.

Sinus maksilaris letaknya dekat dengan akar gigi sehingga bila terdapat infeksi gigi atau gigi berlubang
mudah menyebar ke sinus disebut sinusitis dentogen

Konsensus tahun 2004 : Sinusitis akut, Sinusitis subakut dan Sinusitis kronik
Etiologi dan Faktor Predisposisi
● ISPA akibat virus, bermacam rinitis terutama rhinitis alergi, rinitis hormonal pada wanital hamil, polip
hidung, kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka, sumbatan kompleks ostio-
meatal (KOM), infeksi tonsil, infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia silia seperti pada sindroma
Kartagener.
● Faktor lain yang juga berpengaruh
● Pada anak, hipertrofi adenoid merupakan faktor penting penyebab sinusitis.
●Bakteri utama yang ditemukan pada sinusitis akut adalah Streptococcus pneumonia (30-50%).
Hemophylus influenzae (20-40%) dan MoraxeIIa catarrhalis (4%). Pada anak, M.catarrhalis lebih
banyak ditemukan (20%).
●Pada sinusitis kronik, faktor predisposisi lebih berperan ->arah bakteri negatif gram dan anaerob.
●Faktor predisposisi sinusitis jamur
Patofisiologi
Edema → KOM letaknya berdekatian ( mukosa berhadapan) → Silia tidak dapat
bergerak dan ostium tersumbat → tekanan negatif di rongga sinus → transudasi →
sekret serous → rinosinusitis non-bacterial → sembuh tanpa pengobatan → kondisi ini
menetap → sekret yang terkumpul dan multiplikasi bakteri → purulen → rinosinusitis
akut bakterial dan terapi antibiotik → Jika terapi tidak berhasil → inflamasi berlanjut →
hipoksia dan bakteri anaerob berkembang → Mukosa makin membengkak → kronik
(hipertrofi, polipoid atau polip dan kista )
SINUSITIS DENTOGEN
● Sinusitis kronik → lnfeksi gigi rahang atas seperti infeksi apikal akar gigi
atau inflamasi jaringan periodontal mudah menyebar secara langsung ke
sinus, atau melalui pembuluh darah dan limfe.
● Keluhan utama rinosinusitis akut ialah hidung tersumbat disertai nyeri/rasa
tekanan pada muka dan ingus purulen, yang seringkali turun ke tenggorok
(posf nasal drip).
● Gejala sistemik
● Keluhan nyeri atau rasa tekanan di daerah sinus
● Gejala lain adalah sakit kepala, hiposmia/ anosmia, halitosis, post-nasal
drip
● Pada anak, mukopus yang tertelan dapat menyebabkan gastroenteritis.
SINUSITIS DENTOGEN
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior, pemeriksaan naso-endoskopi

Tanda khas ialah adanya pus di meatus medius (pada sinusitis maksila dan etmoid anterior
dan frontal) atau di meatus superior (pada sinusitis etmoid posterior dan sfenoid).

Pada rinosinusitis akut, mukosa edema dan hiperemis.

Pada anak sering ada pembengkakan dan kemerahan di daerah kantus medius.

Pemeriksaan pembantu yang penting adalah foto polos atau CT scan : Foto polos posisi
Waters, PA dan lateral dan CT scan sinus merupakan gold standard diagnosis sinusitis

Pada pemeriksaan transiluminasi sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap

Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi

Sinuskopi
SINUSITIS JAMUR

● Jenis jamur yang paling sering menyebabkan infeksi sinus paranasal ialah spesies Aspergillus dan Candida
● Gambaran kerusakan tulang dinding sinus; atau bila ada membran berwarna putih keabu-abuan pada irigasi
antrum.
● Sinusitis jamur invasif akut (ada invasi jamur ke jaringan dan vaskular ) lmunitas yang rendah dan invasi
pembuluh darah → peyebaran jamur sangat cepat → kavum nasi (mukosa berwama biru-kehitaman, mukosa
konka atau septum yang nekrotik)
● Sinusitis jamur invasif kronik → kronis progresif → menginvasi sampai ke orbita atau intrakranial, perjalanan
penyakitnya lebih lambat. Gejalanya seperti sinusitis bakterial, sekret hidungnya kental dengan bercak-bercak
kehitaman, mikroskop terdapat koloni jamur.
● Sinusitis jamur non-invasif, atau misetoma ( sering di sinus maksilaris) : kumpulan jamur di dalam rongga
sinus tanpa invasi ke dalam mukosa dan tidak mendestruksi tulang. Gejala klinis rinore purulen, post nasal
drip, dan napas bau. Tanda : ada massa jamur juga di kavum nasi, saat operasi bisa ditemukan materi jamur
berwarna coklat kehitaman dan kotor dengan atau tanpa pus di dalam sinus.
TERAPI

Sinusitis Akut Bakterial : Antibiotik dan Dekongestan


● Antibiotik ( gol. Penisilin ) : Amoksisilin 3x500 mg, anak 10-15 mg/kgBB/kali
(selama 14 hari meskipun gejala klinik sudah hilang )
● Dekongestan : Pseudoefedrin 3x30 mg/hari.
● Antipiretik : Paracetamol 10-15 mg/kgBB.

Sinusitis Kronik
● Antibiotik gram negatif dan anaerob : Metronidazole 3 x 500 mg dan
Cefepime 1 x 400 mg
Selain dekongestan oral dan topikal, dapat diberikan :
● Analgetik dan Antipiretik
● Mukolitik
● Steroid oral/topikal
● Pencucian rongga hidung dengan NaCl
● Antihistamin ( tidak rutin )
● Imunoterapi ( kelainan alergi yang berat )
● Tindakan operatif : BSEF / FESS ( Bedah Sinus Endoskopi Fungsional ) dengan
indikasi kondisi tidak membaik setelah terapi adekuat, sinusitis kronik disertai kista
atau kelainan ireversible, polip ekstensif, komplikasi sinusitis dan sinusitis jamur.
KOMPLIKASI
❖ Kelainan Orbita : edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses
orbita dan dapat terjadi trombosis sinus kavernosus. Hal ini disebabkan
karena letak sinus paranasal berdekatan dengan mata (orbita ).
❖ Kelainan Intrakranial : meningitis, abses ekstradural atau subdural, abses
otak dan trombosis sinus cavernosus.
❖ Pada sinusitis kronik, komplikasi yang terjadi dapat berupa : osteomielitis dan
abses subperiostal, kelainan paru seperti bronkitis kronik dan bronkiektasis.
Adanya kelainan sinus paranasal yang disertai kelainan paru disebut
sinobronkitis.

Anda mungkin juga menyukai