Anda di halaman 1dari 15

BAGIAN THT-KL REFARAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2023


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Sinusitis maxillaris
detogen
Oleh :

Nur asma (105505402019 )

Pembimbing : dr. hj. Hasnah Makmur, Sp.THT - KL

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2023
Pendahuluan
Sinus maksilaris atau disebut juga Antrum Highmore merupakan sinus
yang paling sering terinfeksi.karena merupakan sinus paranasal yang
terbesar mempunyai bentuk bervariasi di setiap individu.Dasar dari sinus
maksilaris melebar lebih ke inferior menyebabkan jarak sinus dan akar gigi
sangat dekat sehingga sangat memudahkan penyebaran infeksi dari gigi
posterior rahang atas ke sinus maksilaris

Infeksi sinus maksilaris odontogenika sering disebabkan karena gigi karies


yang lambat diakukan perawatan , juga dapat mungkin terjadi karena
kelalaian operator yang tidak melakukan pemeriksaan terhadap anatomi
pasien yang akan dirawatnya

Sebuah studi oleh Farhat di Departemen THT- KL/RSUP H. Adam Malik,


menunjukan angka insiden penyakit sinusitis odontogenic sebesar 13,7%
kasus dan mayoritas terjadi akibat abses apikal dengan presentase 71,4%
kasus.
Anatomi

Sinus paranasalis merupakan suata rongga berisi


udara disekitar rongga hidung yang dibatasi tulang
wajah dan kranial. Sinus paranaslis memiliki
struktur tidak teratur, dan dilapisi mebrana mukosa
dengan lapisan epitel pseudostratified kolumnar
bersilia (respiratory epitelium) yang disebut
membran scheneider.

Sinus paranasal dibagi dalam 4 pasang sinus, yaitu :


1. sinus frontalis
2. sinus etmoidalis,
3. sinus maksilaris
4. sinus sfenoidalis
Sinus maxillaris

Atap sinus maxillaris membentuk sebagian besar dasar orbita. Yang


dilalui kanalis infraorbitalis. Cavitasnya yang berbentuk piramid
memenuhi corpus mandibula.

Dasar sinus maxilla sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas,
yaitu premolar (P1 dan P2) , molar (M1 dan M2), kadang-kadang juga
gigi taring (C) dan gigi molar (M3) , bahkan akar-akar gigi tersebut
tumbuh ke dalam rongga sinus, hanya tertutup oleh mukosa saja

Vaskularisasi :
Suplai sinus maxillaris berasal dari arteri maksilaris, infraorbital, arteri
palatina mayor dan cabang- cabang kecil dari arteri facialis.

Innervasi :
Persarafan sinus maxillaris dari nervus infraorbitalis, nervus alveolaris
superior dan n.palatina mayor (cabang maksilaris n. Trigeminus).
Hidung dan sinus paranasal dilapisi oleh mukosa
yang disebut membrane scheneider yang
merupakan epitel kolumnar bersilia
pseudostratifikasi yang menjadi mekanisme
pertahanan utama saluran pernapasan untuk
melindungi diri terhadap polutan, alergen, dan
patogen yang dihirup.

Sel-sel epitel membrane scheneider memainkan


peran penting dalam muco ciliary clearance (MCC)
dan menjaga kebersihan jalan napas bagian atas
dengan gerakan silia yang terus menerus untuk
mendorong benda asing, bakteri, jamur, dan virus
menuju orofaringeal
Definisi

Sinusitis adalah inflamasi pada mukosa hidung dan sinus paranasal


yang disertai dua atau lebih gejala dimana salah satunya adalah hidung
tersumbat disertai nyeri fasial dan penurunan penghidu .

Sinusitis dentogen yang merupakan salah satu penyebab penyakit


sinusitis maxillaris yang perlu diwaspai, hal ini disebabkan rongga
sinus maksila hanya dipisahkan oleh tulang tipis dengan akar gigi,
bahkan pada beberapa kasus kadang-kadang tanpa tulang pembatas
Sehingga Infeksi gigi rahang atas seperti infeksi apikal akar gigi atau
inflamasi jaringan periodontal akan mudah menyebar secara langsung
ke sinus
Etiologi
 penyebab infeksI patologi gigi dan periodontal: karies gigi,
infeksi endodontik yang disebabkan oleh proses karies.

 penyebab iatrogenic penyebab paling umum yaitu salah


melakukan prosedur pengangkatan sinus, implan gigi, benda
asing (perforasi selama perawatan endodontik, pengisian saluran
akar yang berlebihan di luar apeks dengan bahan pengisi seperti
zinc oxide eugenol atau gutta percha), pencabutan gigi.

 kista odontogenik dengan keterlibatan sinus.

 cedera traumatis pada tulang rahang atas.

 tumor dalam kasus neoplasma.


Patofisiologi
Kejadian sinusitis maxillaris dentogen diakibatkan adanya
infeksi gigi rahang atas yang terjadi karena infeksi bakteri
anaerob yang menyebabkan karies profunda sehingga
jaringan lunak gigi dan sekitarnya rusak. Pada pulpa yang
terbuka, kuman akan masuk dan mengadakan pembusukan
pada pulpa sehingga membentuk gangren pulpa. Infeksi ini
meluas dan mengenai selaput periodontium menyebabkan
periodontitis dan iritasi akan berlangsung lama sehingga
terbentuk pus. Karena letak anatomi mebran Schneiderian
berdekatan dengan akar gigi akan berkibat menjadi osteitis
preapikal dengan hyperplasia mukosa sinus ang memicu
terjadinya disfungsi silia, obstruksi ostium sinus dan
abnormalitas sekresi mukus menyebabkan akumulasi cairan
dalam sinus sehingga terjadinya sinusitis maksila
Gejala klinis
 hidung tersumbat
 ingus kental pada hidung yang kadang berbau busuk dan juga
dirasakan ingus seperti mengalir ke nasofaring.
 nyeri tumpul atu seperti menusuk khas pada pipi, serta nyeri di
tempat lain (referred pain).
 Ditemukan juga sekret mukopurulen yang keluar dari hidung
dan kadang-kadang memiliki bau yang tidak enak

 Gejala lain seperti fungsi penghidu terganggu dan ada


perasaan penuh dipipi waktu membungkuk ke depan. Perasaan
sakit kepala juga kadang dialami pada waktu bangun tidur dan
dapat membaik sewaktu-waktu.

 Untuk gejala sistemik pada umumnya demam dan lemas


Diagnosis
 Anamnesis
Pasien biasanya mengaku mengalami sakit gigi karena gigi berlubang. Juga ditemukan keluhan
seperti hidung tersumbat , nyeri disekitar wajah , sakit kepala saat membungkuk , ada sekret yang
keluar dari hidung , kemudian gejala seperti demam dan lemas kadang ditemukan.

 Pemeriksaan Fisis

Inspeksi : Pembengkakan pada wajah

Palpasi : Nyeri tekan pada pipi yang sakit

Rhnoskopi anterior : Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior, konka inferior sinistra mengalami edema,
terdapat sekret dan hiperemis yang diakibatkan proses inflamasi,.
Diagnosis
 Pemeriksaan penunjang

Indikasi pemeriksaan CT-scan pada pasien dengan rhinosinusitis kronis ditujukan untuk evaluasi lebih
lanjut jika dalam tatalaksana medikamentosa tidak memberi hasil yang diinginkan. Kondisi khusus
yang terjadi pada sinus maupun kompleks ostiomeatal akan terlihat lebih baik melalui CT-Scan.
Tatalaksana
 Prinsip tataksana sinusitis maxillaris dentogen

● Atasi masalah gigi : Tergantung pada gejala klinis, seperti pencabutan atau perawatan saluran
akar/perawatan ulang gigi yang terinfeksi atau pencabutan akar dari sinus.

● Konservatif, diberikan obat-obatan:antibiotika,dekongestan, antihistamin, kortikosteroidn dan


irigasi sinus.

● Operatif yaitu dengan Functional Endoscopic sinus surgery (FESS). Indikasi dari FESS sendiri
adalah sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi yang adekuat.
Komplikasi
Komplikasi sinus telah jarang ditemukan sejak adanya antibiotik . Komplikasi berat biasanya terjadi
pada sinusitis akut atau sinusitis kronik dengan eksaserbasi akut, berupa kelainan orbita atau
intracranial.
Diagnosis banding
Rhinosinusitis jamur

A.Definisi :
Rinosinusitis dengan infeksi jamur atau disebut juga rinosinusitis
jamur adalah kondisi patologis pada sinus paranasal disertai
inflamasi sinus yang disebabkan oleh infeksi jamur

B. Gejala klinik :
Rinosinusitis jamur mempunyai gejala klinik yang mirip dengan
rinosinusitis kronis. Apabila rinosinusitis tidak mengalami
perbaikan dengan terapi medikamentosa maksimal pada berbagai
faktor risikonya, perlu dipikirkan kemungkinan infeksi karena
jamur
Terima kasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai