Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Profesi keperawatan merupakan profesi yang berperan penting dalam pelayanan kesehatan.Keperawatan
merupakan salah satu profesi yang memberikan pelayanan keperawatan dan menyelengarakan pelayanan
keperawatan yang bermutu di rumah sakit.Pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi dengan terusmenerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah
sakit (Aditama, 2004).

Tenaga keperawatan merupakan sumber daya manusia terbanyak di rumah sakit dari segi jumlah dan
paling lama berinteraksi dengan klien.Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan (Sondang, 2003). Perawat merupakan sumber daya terpenting di rumah sakit karena
selain jumlahnya dominan (55-65%) juga merupakan profesi yang memberi pelayanan yang konstan dan
terusmenerus 24 jam kepada pasien setiap hari.

Perawat sebagai salah satu anggkamar bedaha yang membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim.
Perawat membantu dan memfasilitasi pasien untuk mendapat pelayanan kesehatan dan asuhan
keperawatan.Perawat berperan sebagai penghubung penting dalam suatu rumah sakit.Salah satu
contohnya perawat kamar bedah.

Peran perawat kamar bedah bertanggung jawab secara klinis dan berfungsi sebagai Scrub
nurse(instrumentator) atau perawat sirkulasi. Perawat kamar bedah memiliki kemahiran dan tanggung
jawab dalam melakukan asuhan keperawatan, baik asuhan keperawatan pre operatif, intra operatif,
maupun post operatif (Kemenkes, 2010).

Tugas dan tanggung jawab perawat kamar bedah bukan hal yang ringan untuk dipikul. Perawat kamar
bedah bertanggung jawab menyediakan fasilitas sebelum pembedahan dan mengelola paket alat
pembedahan selama tindakan pembedahan berlangsung, administrasi dan dokumentasi semua
aktivitas/tindakan keperawatan selama pembedahan dan kelengkapan dokumen medik antara lain
kelengkapan status lengkap, laporan pembedahan, laporan anastesi, pengisian formulir patologi,

check-list pasient safetydi kamar bedah, mengatasi kecemasan dari pasien yang akan di bedah, persiapan
alat, mengatur dan menyediakan keperluan selama jalannya pembedahan baik menjadi scrub nurse atau
pun sirkuler nurse, dan asuhan keperawatan setelah pembedahan di ruang pulih sadar (recovery room). Hal
diatas menyebabkan ketegangan dan kejenuhan dalam menghadapi pasien, teman sejawat, tekanan dari
pimpinan, selain itu juga perawat harus dituntut tampil sebagai perawat yang baik olehpasien (Hipkabi,
2012).Berbagai situasi dan tuntutan kerja yang di alami perawat dapat menjadi sumber kamar bedah stres

1
kerja.Handoko (2001) mendefenisikan stres sebagai suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,
proses pikir, dan kondisi seseorang.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT HARUM SISMA MEDIKA

SEJARAH RUMAH SAKIT HARUM SISMA MEDIKA

Rumah Sakit Harum Sisma Medika merupakan fasilitas pelayanan jasa kesehatan swasta yang
berkedudukan di Jl. Tarum Barat Kalimalang Jakarta Timur. Didirikan oleh Yayasan Harum dengan izin kantor
wilayah departemen khusus Ibukkamar bedaha Jakarta No. 6.611/KANWIL/Y-2/VII/87 tanggal 16 Juli 1987 dan
diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Wiyogo Atmodarminto pada tanggal 17 Oktober 1987.

Rumah Sakit Harum Sisma Medika merupakan perusahaan di bawah pengelolaan PT. SISMADI
MANCORPINDO, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan antara lain rumah sakit,
klinik, apkamar bedahik, pendidikan paramedik (AKPER/AKBID) konsultan manajemen rumah sakit dan bidang
kesehatan lainnya. Rumah Sakit Harum Harum Sisma Medika juga tergabung dalam Ikatan Rumah Sakit Jakarta
Metropolitan (IRSJAM) dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) No.Reg. 10.A.130070, serta
memenuhi standar Akreditasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia No. HK.00.06.2.2.713 untuk standar
layanan : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan
Rekam Medis.

GAMBARAN UMUM INSTALASI KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT HARUM SISMA MEDIKA

Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran, menyebabkan perubahan indikasi pembedahan.Saat ini
pembedahan dilakukan dengan berbagai macam indikasi diantaranya untuk diagnostik, kuratif, rekonstruktif
bahkan untuk tujuan paliatif.Pembedahan juga dilakukan sesuai dengan tingkat urgensinya seperti
kedaruratan dan elektif.Pembedahan adalah peristiwa kompleks yang menegangkan yang dilakukan dikamar
operasi dan memerlukan perawatan pascaoperatif di rumah sakit (Brunner and Suddarth, 2002). Kemajuan
teknologi juga telah mengubah prosedur pembedahan menjadi lebih kompleks dan perkembangan alat
pemantauan hemodinamik menjadi sangat sensitif, sehingga meminimalkan komplikasi, akan tetapi peran
sentuhan manusia masih sangat diperlukan dalam perawatan pascaoperatif (Brunner and Suddarth, 2002).
KONDISI UMUM
1. Rumah Sakit Harum Sisma Medika merupakan salah satu pusat rujukan bidang kesehatan di wilayah Jakarta
Timur dalam melayani masyarakat, terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan.
2. Didalam pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan diharapkan dapat terselenggara pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Guna mewujudkan harapan itu diperlukan
adanya standar profesi pelayanan terhadap pasien dan keluarga.
3. Peningkatan kinerja Rumah Sakit Harum Sisma Medika dilaksanakan secara terus menerus,
berkesinambungan, sistematis dan melalui proses analisa evaluasi terhadap hal-hal yang telah dicapai
dengan memperhitungkan segala permasalahan yang ada.

3
4. Kamar Bedah sebagai salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit Harum Sisma Medika senantiasa berbenah

untuk memberikan pelayanan 24 jam bagi pasien yang membutuhkan layanan operasi. Untuk mendukung
pelayanan tersebut kamar bedah melengkapi dengan berbagai fasilitas.

4
BAB III
MISI, FALSAFAH, TUJUAN PELAYANAN KEPERAWATAN

MISI PELAYANAN KEPERAWATAN


1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kamar Bedah secara berkesinambungan.
2. Melengkapi sarana dan prasarana kamar bedah.
3. Menciptakan budaya kerja sama di lingkungan kerja kamar bedah.
FALSAFAH PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Memberikan pelayanan medis dan keperawatan di kamar bedah yang diberikan secara konprehensif (bio
psiko sosio spiritual) serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi.
2. Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan tidak membedakan suku bangsa dan agama.
3. Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan bekerja secara tim dengan melibatkan pasien dan keluarga.
TUJUAN PELAYANAN KEPERAWATAN KAMAR BEDAH
1. Tujuan Umum :
Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional berdasarkan pengetahuan, keterampilan, sikap yang
tercermin dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien kamar bedah sesuai standar prosedur dengan
cepat, tepat, aman.
b. Meningkatkan kualitas perawat kamar bedah melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
mutu pelayanan.

5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI KAMAR BEDAH

Struktur organisasi kamar bedah mengacu kepada struktur organisasi RS Harum Sisma Medika. Bagian Kamar
bedah berada dibawah wakil direktur pelayanan medik dan dalam pelaksanan pelayanan kamar bedah
dipimpin oleh dokter spesialis Bedah, dibantu oleh Dokter anestesi dan dokter pelaksana tindakan. Kepala
Ruang kamar bedah membawahi perawat pelaksana. Kepala Ruang kamar bedah dalam pelaksanaan tugas
dibantu oleh PJ Shift dan Ketua Tim.

6
STRUKTUR ORGANISASI KAMAR BEDAH

KEPALA INSTALASI
KAMAR BEDAH

KEPALA PENANGGUNG
JAWAB ANESTESI

PERAWAT ANESTESI

PERAWAT RECOVERY
ROOM (RR)

KEPALA RUANG
KAMAR BEDAH
HERU. H, Amk

ASSISTEN I ASSISTEN II ASSISTEN III

INSTRUMEN I INSTRUMEN II INSTRUMEN III

ON LOOP ON LOOP ON LOOP

Metode Penugasan Tim

7
BAB V
URAIAN TUGAS

PERAWAT INSTRUMENT / SCRUB NURSE


Perawat Instrumen yaitu seorang tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan ditugaskan dalam
mengelola paket alat pembedahan.selama tindakan pembedahan berlangsung. Tugas dari perawat Instrumen
adalah :

1. Sebelum Pembedahan :
1) Melakukan kunjungan pasien minimal sehari sebelum pembedahan
2) Menyiapkan ruangan bedah dalam keadaan siap pakai seperti kebersihan ruangan, peralatan, meja
mayo atau instrumen, meja bedah, lampu bedah, mesin anesthesi, suction pump, dan gas medis.
3) Menyiapkan set instrumen steril sesuai dengan jenis pembedahan.
4) Menyiapkan bahan desinfektan dan bahan lain sesuai dengan keperluan bedah.
5) Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril.
2. Saat Pembedahan
1) Memperingatkan team steril jika terjadi penyimpangan prosedur aseptik.
2) Membantu mengenakan gaun dan sarung tangan steril untuk ahli bedah dan asisten bedah
3) Menata instrumen di meja mayo dan meja instrumen.
4) Memberikan desinfektan untuk desinfeksi lapangan bedah.
5) Memberikan duk steril untuk drapping.
6) Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai dengan kebutuhan.
7) Memberikan bahan bedah sesuai dengan kebutuhan.
8) Mempertahankan instrumen dalam keadaan tersusun secara sistematis.
9) Mempertahankan kebersihan dan sterilisasi alat instrumen.
10) Merawat luka secara aseptik.
3. Setelah Pembedahan
1) Memfiksasi drain.
2) Membersihkan kulit pasien dari sisa desinfektan.
3) Mengganti alat tenun dan paju pasien lain dipindahkan ke brankart.
4) Memeriksa dan menghitung instrumen lalu mencucinya.
5) Memasukkan alat instrumen ke tempatnya untuk distenilisasi
PERAWAT SIRKULER / CIRCULATING NURSE
Perawat sirkuler adalah tenaga professional perawat yang diberi wewenang dan tanggung jawab membantu
kelancaran tindakan pembedahan. Tugas Perawat sirkuler antara lain :
1. Sebelum Pembedahan
1) Menerima Pasien di ruang persiapan Kamar bedah

8
2) Memeriksa kelengkapan bedah meliputi:
- Kelengkapan dokumentasi medis, antara lain :
Surat persetujuan tindakan medis (bedah)
Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
Hasil pemeriksaan radiologi (foto x-ray)
Hasil pemeriksaan ahli anestesi (pra visite anestesi)
Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan
- Kelengkapan obat - obatan, cairan dan alat kesehatan
- Persediaan darah (bila diperlukan)
3) Memeriksa persiapan fisik
4) Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan untuk pembedahan dengan perawat premedikasi
5) Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan, tim bedah yang akan menolong dan
fasilitas kamar bedah
2. Saat pembedahan
1) Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerjasama dengan petugas anestesi
2) Membuka set steril yang dibutuhkan dengan memperhatikan teknik aseptik
3) Membantu mengikatkan tali gaun bedah
4) Memasang plate mesin diatermi
5) Setelah draping, membantu menyambungkan slang suction dan senur diatermi
6) Membantu menyiapkan cairan dan desinfektan pada mangkok steril
7) Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan alat dan memisahkan dari instrument yang
steril
8) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
9) Menghubungi petugas penunjang medis (petugas PA) bila diperlukan
10) Menghitung dan mencatat pemakaian kasa, bekerjasama dengan perawat instrument
11) Memeriksa kelengkapan instrument dan kasa bersama perawat instrument agar tidak tertinggal
dalam tubuh pasien sebelum luka bedah ditutup
3. Setelah pembedahan
1) Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai dilakukan pembedahan
2) Memindahkan pasien dari meja bedah ke brancard dorong yang telah disiapkan
3) Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan, cairan serta alat yang telah diberikan kepada
pasien
4) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan antara lain :
- Identitas pasien (nama pasien, jenis kelamin, umur, nomor dokumen medik, ruangan dirawat,
tanggal mulai dirawat dan alamat)
- Diagnosa pra bedah
- Jenis tindakan
9
- Jenis bedah (bersih, bersih kontaminasi, kontaminasi, kotor)
- Dokter anestesi
- Tim bedah (operator, asisten operator, perawat instrument)
- Waktu bedah (mulai induksi, mulai incisie, selesai bedah)
- Golongan bedah (khusus, besar, sedang, kecil)
- Bahan cairan yang dipakai (povidone iodine, alkohol, perhidrol, NaCl, chlorhexidine gluconate)
- Pemakaian pisau bedah
- Pemakaian catheter
- Pemakaian benang bedah
- Pemakaian alat-alat lain
- Keterangan (berisi catatan penting selama proses pembedahan)
5) Membantu perawat instrument membersihkan dan menyusun instrument yang telah digunakan
kemudian alat disterilkan
6) Membersihkan selang dan botol suction dari sisa jaringan serta cairan bedah
7) Mensterilkan selang suction yang dipakai langsung pasien
8) Membantu membersihkan kamar bedah setelah tindakan pembedahan

10
BAB VI
HUBUNGAN KERJA

TATA HUBUNGAN KERJA INSTALASI KAMAR BEDAH

UGD ICU RAWAT JALAN RAWAT INAP

PENUNJANG MEDIK
FARMASI

PENUNJANG RS
KEUANGAN
INSTALASI KAMAR BEDAH
ADMINISTRASI

LAUNDRY REKAM MEDIK RADIOLOGI LABORATORIUM

TATA HUBUNGAN KERJA INSTALASI KAMAR BEDAH DENGAN UNIT LAIN :


1. Administrasi
Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan akan dijelaskan tentang masalah estimasi
biaya yang akan timbul.
2. Keuangan
Apabila pasien rawat inap memerlukan kasbon untuk sewa alat medis RS Harum Sisma Medika di
mana alat medis atau fasilitas tersebut tidak ada di RS Harum Sisma Medika, maka perawat kamar
bedah menghubungi bagian keuangan untuk keperluan kasbon tersebut
3. RAWAT INAP
Mengirim pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan dan melakukan persiapan pre dan
pasca pembedahan
4. RAWAT JALAN
Mengirim pasien yang akan dilakukan pembedahan dengan tindakan pembedahan One Day Care
(ODC) tanpa harus mampir ke bagian rawat inap
5. ICU
Pasien kamar bedah yang memerlukan perawatan intensif, akan dibuatkan surat pengantar rawat
HCU oleh dokter penaggung jawab pasien. Keluarga pasien dianjurkan ke bagian administrasi untuk
mendapatkan penjelasan mengenai tarif kamar perawatan ICU.

11
6. UGD
Pasien UGD yang memerlukan tindakan segera di kamar bedah maka petugas UGD akan
menghubungi perawat kamar bedah untuk memberitahukan akan ada pasien yang akan dilakukan
tindakan pembedahan dari UGD. Pasien dari UGD akan diantar ke kamar bedah oleh perawat UGD.
7. Rekam medik
Sistem dalam pelayanan rekam medis merupakan sistem identifikasi jati diri pasien, untuk
membedakan pasien satu dengan yang lainnya dan berfungsi ganda dalam keselamatan pasien dari
kesalahan memberi tindakan medis
8. Laboratorium
Pasien yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium oleh dokter dan formulir akan diinput oleh petugas ADM, sebelum
dikirim laboratorium. Perawat akan mengirim form ke permintaan laboratorium. Untuk
pemeriksaan laboratorium cito, formulir langsung dikirim saat itu juga dan sample segera diambil
oleh petugas analisis dan setelah hasil segera dilaporkan ke kamar bedah
9. Radiologi
Pasien rawat inap memerlukan pemeriksaan radiology, dibuatkan formulir permintaan RO oleh
dokter. Perawat rawat inap akan menginformasikan bagian radiology tentang permintaan
pemeriksaan radiology dan petugas radilogi akan menghubungi perawat bahwa pasien sudah bisa
diantar ke bagian radiology.
10. Farmasi
Untuk keperluan/pengadaan obat dan alkes pasien kamar bedah, dokter jaga/dokter penanggung
jawab pasien akan membuatkan resep kemudian diinput oleh bagian kasir farmasi. Setelah obat
dan alkes tersedia petugas farmasi akan menghubungi perawat kamar bedah untuk pengambilan
obat dan alkes. Untuk obat dan alkes cito dapat dimabil pada saat itu. Untuk kebutuhan/persediaan
obat diruangan perawat kamar bedah ,menyerahkan formulir permintaan obat ke farmasi dan bila
barang sudah siap, akan diambil oleh petugas kamar bedah ke farmasi.
11. Penunjang RS
Kebutuhan alat medis di kamar bedah diperoleh dari penunjang RS dengan cara petugas mengisi
formulir permintaan barang (khusus untuk barang floorstock / barang baru) dan menyerahkan
formulir permintaan ke bagian penunjang medis dan bila barang sudah siap, akan diambil oleh
petugas kamar bedah ke penunjang medis.
12. Laundry
Kebutuhan linen disesuaikan dengan jenis tindakan operasi dan linen yang sudah terpakai akan
dihitung dibagian laundry dan dimasukkan dalam kategori alat tenun non infeksi

12
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI SDM KEPERAWATAN

Kualifikasi
No Nama Jabatan Kebutuhan
Pendidikan Sertifikasi/Pelatihan
1. Ka Ruang Kamar DIII Keperawatan dengan Pelatihan Manajemen 1 orang
bedah pengalaman 2-3 tahun Bangsal
sebagai perawat pelaksana Pelatihan BHD
Pelatihan Standar Baru
Sistem Sterilisasai di Kamar
Bedah
2. Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan BHD 9 orang
Kamar bedah Pelatihan ASKEP
Pelatihan BTCLS
Pelatihan Instrument/ Kamar
Bedah

DASAR PERHITUNGAN KETENAGAAN SECARA MAKRO

1. Perhitungan Secara Mikro


Kamar Bedah
Dasar perhitungan tenaga di kamar bedah:
a) Jumlah dan jenis bedah
b) Jumlah kamar bedah
c) Pemakaian kamar bedah (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja
d) Tugas perawat di kamar bedah : insrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/ tim)
e) Ketergantungan pasien:
- Bedah besar : 5 jam/ 1 bedah
- Bedah sedang : 2 jam/ 1 bedah
- Bedah Kecil : 1 jam/ 1 bedah

(Jml. Jam perawatan/ hari X Jml bedah ) X jml pwt dlm tim
Jam kerja efektif/ hari

Rata-rata perhari pasien bedah di RS Harum yaitu dengan perincian sebagai berikut:
- Bedah besar : 1 orang

13
- Bedah sedang : 1 orang
- Bedah kecil : 1 orang
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di kamar bedah sebagai berikut:
= [(1x5 jam) + (1x2 jam) + (3x1 jam)] x 2
7 jam
= (5 jam + 2 jam + 1 jam) x 2
7 jam
= 2,5 + 1 (perawat cadangan inti )
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di kamar bedah yaitu 4 orang
Di ruang penerimaan dan RR
- Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
- Ketergantungan pasien di RR : 1 jam
1,25 x 12 = 2,6 orang
7 jam
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di ruang penerimaan dan RR adalah 3 orang
Jadi kebutuhan tenaga perawat di kamar bedah adalah sebanyak 7 orang

14
BAB VIII
PENILAIAN KERJA

Tujuan besar dari penilaian standar kinerja adalah meningkatkan dan memotivasi staf, yang pada gilirannya
akan meningkatkan efektifitas organisasi. Identifikasi yang jelas dari proses penilaian standar kinerja ditujukan
untuk kebutuhan institusi, seperti kebutuhan staf dan kemampuan. Manajer yang menggunakan proses
penilaian standar kinerja secara efektif akan lebih mampu di dalam mendorong, membimbing, dan mengelola
perkembangan staf mereka, (Huber, Diane L ,2006).

Untuk itu Rumah Sakit Harum Sisma Medika sebagai suatu institutsi pelayanan kesehatan masyarakat, dalam
era globalisasi berusaha meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan.
Salah satu indikator untuk menjaga kualitas pelayanan yaitu peningkatan kinerja perawat. Agar tercapai
sebagai institusi yang berkualitas dan bermutu dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu dilaksanakan
evaluasi penilaian kinerja perawat yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi perawat, membantu
mengatasi kesulitan dalam berpartisipasi pada peran dan tugasnya.

Penilaian kerja SDM perawat dan bidan di rawat inap dan rawat jalan dilaksanakan melalui penilaian evaluasi
kerja perawat , pejabat yang menilai adalah kepala bagian keperawatan ke kepala ruang dan kepala ruang ke
pelaksana. Kegiatan evaluasi penilaian kerja perawat dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali. Evaluasi
penilaian kerja perawat mempunyai pedoman tertentu dan aspek yang dinilai terdiri dari:

1. Sikap dan perilaku


2. Produktivitas
3. Kepimpinan (khusus untuk kepala bagian keperawatan dan kepala ruang)
FORMAT PENILAIAN KERJA

Formulir penilaian prestasi kerja berkala untuk pelaksana


Pilihan Penilaian
Bobot BS B C K Score
FAKTOR PENILAIAN
Faktor
8 7 6 5
1. SIKAP DAN PERILAKU 5
Kedisiplinan
Kepatuhan atas semua peraturan yang berlaku
Dedikasi dan Loyalitas 5
Ketaatan terhadap arahan dari atasan, kemampuan
melakukan pekerjaan seperti yang diwajibkan
secara bertanggungjawab dan mempunyai rasa
memiliki terhadap perusahaan

15
Komunikasi dan Kerjasama 5
Kemampuan dan kemauan untuk komunikasi serta
menggalang kerjasama dengan rekan kerja, atasan,
bawahan dan pihak lainnya
Kemandirian 5
Mengetahui cara dan tahan dalam melakukan
pekerjaannya serta kemampuan menyelesaikan
permasalahan tanpa bantuan orang lain.
2. PRODUKTIVITAS 10
Kuantitas Pekerjaan
Kemampuan menyelesaikan volume pekerjaan
yang telah ditentukan
Kualitas Pekerjaan 10
Hasil kerja ditinjau dari kerapian, ketelitian,
kebersihan, mutu pelayanan, efisiensi waktu dan
biaya serta data guna
Inisiatif/Prakarsa 10
Kemampuan memulai dan menyelesaikan tugas
tanpa menunggu perintah

16
BAB IX
PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI

Rekrutmen adalah suatu proses menemukan dan menarik tenaga kerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk
melamar menjadi karyawan. Rekrutmen dilakukan berdasarkan analisa kebutuhan tenaga, di mana dari hasil
perhitungan kebutuhan tenaga ditemukan jumlah pasiendan kegiatan tidak seimbang dengan jumlah tenaga
yang ada.

Untuk proses rekrutmen dan seleksi perawat baru kepala bagian keperawatan berkoordinasi dengan bagian
personalia dan bekerjasama dengan PT Sarana Sejahtera. Karena kegiatan pelayanan keperawatan tergantung
pada kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan yang bertugas selama 24 jam terus menerus di bangsal, untuk
itu di dalam proses rekrutmen dan seleksi beberapa tahap yang harus dilakukan oleh calon perawat yaitu: tes
tertulis, tes kompetensi/keperawatan, tes psikologi, wawancara dan tes kesehatan.

Melalui proses tersebut diharapkan bidang keperawatan akan memperoleh tenaga perrawat dan bidan yang
professional, disiplin dan handal sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Harum Sisma Medika.

SELEKSI PERAWAT BARU

Seleksi adalah bagian yang terpenting dalam rekrutmen tenaga kerja, dilakukan berdasarkan persyaratan
jabatan.Sistem seleksi perawat baru di bidang keperawatan berdasarkan:
1. Latar belakang pendidikan
2. Pengalaman kerja
3. Usia
4. Hasil tes tulis dan uji kompetensi/prosedur keperawatan
5. Hasil tes psikologi
6. Hasil wawancara
7. Hasil tes kesehatan

TAHAPAN SELEKSI
1. Tes Tertulis
Tes tertulis diberikan dalam bentuk pilihan ganda 30 soal dan soal 8 essay dengan materi soal sesuai
dengan kompetensi yang harus dimiliki perawat.Batas kelulusan adalah 60.
2. Tes Psikologi dan Wawancara
3. Tes Kesehatan
Standar yang harus dimiliki oleh perawat:
1. Sehat, tidak buta warna
2. Berpenampilan rapi dan menarik.

17
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

PENGERTIAN

Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki kepentingan dan tujuan
yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah tertentu.

TUJUAN

1. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pelayanan keperawatan yang diberikan
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan masalah yang terkait dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan.

KEGIATAN RAPAT

Rapat Unit/Ruangan
Rapat dilakukan/diadakan oleh tiap-tiap unit/ruangan yang dipimpin oleh kepala ruang dan diikuti oleh seluruh
staf yang berada dibawah unit kerjanya/ diruangan.

JENIS RAPAT BIDANG KEPERAWATAN

1. Rapat Rutin
a. Rapat Kepala Bagian Keperawatan diadakan:
Waktu : Setiap minggu kedua
Jam : 09.00 WIB - selesai
Tempat : Ruang Pertemuan
Peserta : Suster kontrol, kepala ruang (kasubag)
Materi :
- Evaluasi kinerja mutu
- Evaluasi SDM
- Permasalahan yang ada serta pemecahannya
- Evaluasi dan rekomendasi
b. Rapat Unit/Ruangan
Waktu :
Jam :
Tempat : Ruang Kerja Kepala Ruangan
Peserta : Kepala ruang, staff pelasakana
Materi :
- Evaluasi kinerja mutu
18
- Evaluasi SDM dan fasilitas ruangan
- Permasalahan yang ada serta pemecahannya
- Evaluasi dan rekomendasi
2. Rapat Insidentil

Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu apabila ada masalah atau hal-hal yang perlu dibahas
segera.

19
BAB XI
PELAPORAN

PENGERTIAN

Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala bentuk kegiatan yang ada
terkait dengan pemberian asuhan keperawatan di rawat inap dan rawat jalan.

JENIS LAPORAN

Laporan dibuat oleh tiap-tiap kepala ruang yang kemudian direkap oleh kepala bagian keperawatan untuk
diserahkan ke direktur RS Harum Sisma Medika. Adapun jenis laporan yang dilakukan terdiri dari:
1. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari terkait dengan keadaan pasien di tiap-tiap unit/ruangan dan digunakan
sebagai laporan serah terima (hand over) antar perawat di setiap shift.
2. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diserahkan ke kepala
bagian keperawatan paling lambat tanggal 5 setiap bulannya.Kepala bagian keperawatan menganalisa dan
merekap laporan dari kepala ruang dan diserahakan ke direktur paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah:
a. Laporan SDM meliputi:
1) Kuantitas SDM
2) Kualitas SDM
b. Laporan fasilitas dan sarana yang meliputi:
1) Kelengkapan alat dan fasilitas
2) Kondisi alat dan fasilitas
c. Laporan produktivitas yang meliputi:
1) Jumlah pasien
2) Jumlah hari perawatan
3) Jumlah tindakan
d. Laporan kinerja mutu:
1) Indikator mutu pelayanan
2) Indikator klinik
3) Indikator keselamatan pasien
3. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap tahunnya dan diserahkan kepada
kepala bagian keperawatan paling lambat tanggal 5 akhir tahun, kepala bagian keperawatan menganalisa
dan merekap laporan dari kepala ruang dan diserahkan ke direktur paling lambat tanggal 10 akhir tahun
adapun hal-hal yang dilaporkan adalah:
20
a. Laporan SDM dan evaluasi dalam satu tahunan
b. Laporan fasilitas dan sarana serta evaluasi dalam satu tahun
c. Laporan produktivitas dan evaluasi dalam satu tahun
d. Laporan kinerja mutu pelayanan dan evaluasi dalam satu tahun.

21
BAB XII

PENUTUP
Buku pedoman pengorganisasian Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Harum Sisma Medika ini mempunyai
peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-hari, tenaga keperawatan yang bertugas
di Kamar Bedah sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya Kamar Bedah.
Penyusunan pedoman pengorganisasian kamar bedah ini adalah langkah awal kesuatu proses yang panjang,
sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai
tujuan.

Jakarta, 2015

Tim Kamar Bedah

22

Anda mungkin juga menyukai