Anda di halaman 1dari 23

BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

A. Pengertian
Dalam rangka memberikan kesempatan pegawai baru untuk mengenal unit Kamar
Operasi di RSUD Mamuju Tengah perlu diadakan orientasi sebelum penempatan pada unit
kerja.

B. Tujuan Umum
Mengenal Iingkungan RSUD Mamuju Tengah dan Sub Bagian Instalasi Bedah Sentral.

C. Tujuan Khusus
Pegawai baru mengetahui secara garis besar / jajaran yang terkait struktur
organisasi Instalasi Bedah Sentral dari RSUD Mamuju Tengah.
1. Mengetahui tata tertib Instalasi Bedah Sentral
2. Mengetahui kebijakan dan prosedur kerja di Sub Bagian Instalasi Bedah Sentral
3. Mengetahui prosedur kerja pelayanan Instalasi Bedah Sentral

D. Materi
1. Struktur Organisasi
2. Kebijakan dan prosedur kerja di Sub Bagian Instalasi Bedah Sentral
3. Batasan-batasan yang boleh dikerjakan dan yang dilarang untuk mengerjakan.

E. Waktu Orientasi
1. Oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral diberikan pada saat pertama kali datang di Sub
Bagian
2. Oleh masing-masing sub Bagian.
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSUD KABUPATEN MAMUJU TENGAH

DIREKTUR
dr. PATUNRENGI

KEPALA SEKSI PELAYANAN MEDIK


NUR WAHYATI, S.Kep

KEPALA INSTALASI BEDAH SENTRAL


dr. ANDY SETIAWAN, Sp.An

SPESIALIS BEDAH SPESIALIS ANESTESI


dr. WIWI IRAWAN, Sp.OG., M.Kes dr. ANDY SETIAWAN, Sp.An

KEPALA RUANGAN KAMAR OPERASI


I PUTU GEDE SWARIAWAN, S.Kep., NS

PERAWAT INSTRUMEN PERAWAT ANESTESI


MUHAMMAD ASLAM, Amd.Kep NS. NURMIATI, S.Kep
RUSDANA, Amd.Kep MASUDIONO, Amd.Kep
FIRDAUS, Amd.Kep
MUHAMMAD SAWIR, Amd.Kep

PERAWAT SIRKULER PERAWAT RR


MUNIRAH, Amd.Kep TEAM ANESTESI
HAERUL, Amd.Kep DAN BEDAH

ADMINISTRASI
NS. HASTUTI, S.Kep

KETERANGAN :
GARIS KOMANDO
GARIS KOORDINASI

BAB VI
URAIAN JABATAN

A. JENIS TENAGA
1. TIM BEDAH, terdiri dari:
a. Ahli Bedah
b. Asisten Bedah
c. Perawat Instrumen (Scrub Nurse)
d. Perawaat Sirkuler (Circulating Nurse)
e. Perawat Anestesi
2. STAF PERAWAT KAMAR OPERASI, terdiri dari:
a. Perawat Kepala Ruangan Operasi
b. Perawat Pelaksana
3. TENAGA LAIN, terdiri dari:
a. Petugas Farmasi
b. Penunjang Medis

B. FAKTOR PENTING PADA PERAWAT KAMAR BEDAH


Pada prakteknya, peran perawat periopertif dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Lamanya Pengalaman
Lamanya pengalaman bertugas di kamar operasi, terutama pada kamar
pembedahan khusus, seperti sebagai perawat instrumen di kamar bedah syaraf,
onkologi, ginekologi, dll akan memberikan dampak yang besar dalam menentukan hasil
pembedahan.
2. Kekuatan dan Ketahanan Fisik
Beberapa jenis pembedahan seperti bedah syaraf, thoraks, kardiovaskuler, atau
spina memerlukan waktu operasi yang panjang. Pada kondisi tersebut perawat
instrumen harus berdiri dalam waktu lama dan dibutuhkan tingkat konsentrasi yang
tinggi. Oleh karena itu, agar mengikuti jalannya pembedahan secara optimal dibutuhkan
kekuatan dan ketahanan fisik yang baik / prima.
3. Keterampilan
Keterampilan terdiri atas keterampilan psikomotor, manual, dan interpersonal
yang kuat. Agar dapat mengikuti setiap jenis pembedahan yang berbeda-beda, perawat
instrumen diharapkan mampu untuk mengintegrasikan antara keterampilan yang dimiliki
dengan keinginan dari operator bedah pada setiap tindakan yang dilakukan dokter
bedah dan asisten bedah. Hal ini akan memberikan tantangan tersendiri pada perawat
untuk mengembangkan keterampilan psikomotor mereka agar bisa mengikuti jalannya
pembedahan.
4. Sikap Profesional
Pada kondisi pembedahan dengan tingkat kerumitan yang tinggi, timbul
kemungkinan perawat melakukan kesalahan saat menjalankan perannya. Perawat
harus bersikap profesional, dan mau menerima teguran. Kesalahan yang dilakukan oleh
salah satu peran akan berdampak pada keseluruhan proses dan hasil pembedahan.
5. Pengetahuan
Yaitu pengetahuan tentang prosedur tetap yang digunakan institusi. Perawat
menyesuaikan peran yang akan dijalankan dengan kebijakan dimana perawat tsb
bekerja. Pengetahuan yang optimal tentang prosedur tetap yang berlaku akan
memberikan arah pada peran yang dilaksanakan.

C. URAIAN TUGAS
1. Perawat Administrasi
Perawat admininistrasi dipegang oleh Perawat Kepala Kamar Operasi. Secara
fungsional bertanggungjawab kepada Kepala Seksi Pelayanan Medik. Secara
operasional bertanggungjawab kepada Kepala Instalasi Bedah Sentral.
Perawat administrasi berperan dalam pengaturan manajemen penunjang pelaksanaan
pembedahan. Biasanya terdiri dari perencanaan dan pengaturan staf, kolaborasi
penjadwalan pasien bedah, perencanaan manajemen material, dan manajemen kinerja.
Uraian tugas :
1) Melaksanakan fungsi perencanaan (P1)
- Menerima input kegiatan pembedahan dari ruang rawat/poliklinik/dokter.
- Menyusun rencana kegiatan pembedahan berdasarkan jenis, jumlah, dan
kemampuan kamar operasi.
- Menentukan macam dan jumlah alat yang dipergunakan serta kegunaannya
dalam pelayanan pembedahan.
- Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat kemampuan
tenaga keperawatan
- Menyusun program pengembangan staf
- Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di kamar operasi
- Menyusun program alat dan obat sesuai kebutuhan
- Berperan aktif menyusun prosedur/tata kerja kamar operasi (termasuk menyusun
pedoman penggunaan alat)
2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan perencanaan (P2)
- Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan peraturan/etika yang
berlaku di kamar operasi
- Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan tim dan kemampun
tenaga kamar operasi
- Membuat jadwal kegiatan dan memantau pelaksanaan tugas yang diberikan
- Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien
- Menciptakan suasan kerja yang harmonis

3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)


- Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
- Mengawasi penggunaan alat dan bahan agar digunakan secara tepat guna dan
hasil guna
- Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat
- Mengatur dan mengawasi alat agar tetap diinventarisasi secara periodic
- Mengawasi kegiatan tim bedah sehubungan dengan perkembangan tindakan
yang ada dan mengadakan peninjauan kembali tentang rencana pelayanan
tindakan pembedahan, kebutuhan pelayanan pembedahan, masalah yang
timbul, dan fungsi kegiatan pegawai di kamar operasi
- Secara kontinyu menganalisa kegiatan tata laksana kamar operasi yang
berhubungan dengan penggunaan alat/bahan secara efektif dan efisien
2. Perawat Instrumen (Scrub Nurse)
Perawat Instrumen adalah seorang perawat profesional yang diberi wewenang
dan ditugaskan dalam pengelolaan paket alat pembedahan, selama tindakan
pembedahan berlangsung.
Secara administratif dalam kegiatan keperawatan bertanggungjawab kepada Perawat
Kepala Kamar Operasi, dan secara operasional/tindakan bertanggungjawab kepada ahli
bedah dalam hal manajemen instrumen operasi pada setiap jenis pembedahan.
Uraian Tugas:
1) Sebelum Pembedahan (Pre Operasi)
- Melakukan kunjungan pasien yang akan dibedah minimal sehari sebelum
pembedahan untuk memberikan penjelasan/memperkenalkan tim bedah.
- Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai, meliputi: kebersihan
ruang operasi dan peralatan, meja mayo/instrumen, meja operasi lengkap, lampu
operasi, mesin anestesi lengkap, suction pump, dan gas medis.
- Menyiapkan set instrumen steril sesuai jenis pembedahan.
- Menyiapkan cairan antiseptik/desinfektan dan bahan-bahan sesuai keperluan
pembedahan
2) Saat Pembedahan (Intra Operasi)
- Memperingati “tim bedah steril” jika terjadi penyimpangan prosedur aseptic
- Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan untuk ahli bedah dan
asisten
- Menata instrumen steril di meja mayo sesuai dengan urutan prosedur
pembedahan
- Memberikan bahan desinfeksi kulit daerah yang akan dilakukan insisi
- Memberikan laken steril untuk prosedur draping.
- Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai urutan prosedur dan
kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar
- Memberikan duk steril kepada operator dan mengambil kain kassa yang telah
digunakan dengan memakai alat
- Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan dalam keadaan siap pakai
- Mempertahankan instrumen selama pembedahan dalam keadaan tersusun
secara sistematis untuk memudahkan saat bekerja
- Membersihkan instrumen dari darah pada saat pembedahan untuk
mempertahankan sterilitas alat dari meja mayo
- Menghitung kain kassa, jarum, dan intrumen
- Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat, kain kassa, dan jarum pada ahli
bedah sebelum operasi dimulai dan sebelum luka ditutup lapis demi lapis
- Menyiapkan cairan untuk mencuci luka
- Membersihkan kulit sekitar luka setelah dijahit dan menutup luka dengan kain
kassa steril
- Penyiapan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi jika ada
3) Setelah Pembedahan (Post Operasi)
- Memfiksasi drain dan kateter (jika terpasang)
- Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang
terpasan elektroda
- Mengganti alat tenun, baju pasien dan penutup serta memindahkan pasien dari
meja operasi ke kereta dorong
- Memeriksa dan menghitung semua instrumen sebelum dikeluarkan dari kamar
operasi.
- Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam keadaan
lengkap
- Membersihkan instrumen bekas pakai dengan cara: pembersihan awal,
merendam dengan cairan desinfektan yang mengandung diterjen, menyikat sela-
sela engsel instrumen, membilas dengan air mengalir, dan mengeringkan
- Membungkus instrumen sesuai jenis macam, bahan, kegunaan, dan ukuran.
Memasang indikator autoclave dan membuat label nama set pada setiap
bungkusan instrumen dan selanjutnya siap untuk disterilkan sesuai prosedur
yang berlaku.
- Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan agar siap pakai.
3. Perawat Sirkulasi (Circulating Nurse)
Perawat sirkulasi merupakan tenaga perawat profesional yang diberi wewenang
dan tanggung jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
Perawat sirkulasi dikenal juga dengan sebutan perawat unloop, bertanggung jawab
menjamin terpenuhinya perlengkapan yang dibutuhkan oleh perawat instrumen dan
mengobservasi pasien tanpa menimbulkan kontaminasi terhadap area steril. Perawat
sirkulasi juga merupakan penghubung antara area steril dan bagian ruang operasi
lainnya. Secara administrasi dan operasional bertanggung jawab kepada Kepala Kamar
Operasi dan kepada Ahli Bedah.
Uraian Tugas:
1) Sebelum Pembedahan
- Menerima pasien yang akan dibedah
- Memeriksa dengan menggunakan formulir check list meliputi :
o kelengkapan dokumen medis (izin operasi, hasil pemeriksaan lab terakhir,
hasil rontgen, hasil pemeriksaan ahli bedah/anestesi pra anestesi, hasil
konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan),
o kelengkapan obat-obatan, cairan, alat kesehataN.
o persediaan darah (bila perlu)
- Memeriksa persiapan fisik
- Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan operasi sesuai dengan isian
check list dengan perawat ruang rawat
- Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas kewenangan tentang:
o Tindakan pembedahan yang akan dilakukan
o Tim bedah yang akan menolong
o Fasilitas yang ada di dalam kamar bedah
o Tahap-tahap anestesi
2) Saat Pembedahan
- Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerjasama dengan
petugas anestesi
- Membuka set steril dengan memperhatikan teknik aseptic
- Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya penyimpangan penerapan
tekhnik aseptic
- Mengikat tali jas steril tim bedah
- Membantu mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan dengan cara
mengetahui jumlah produksi urine, jumlah perdarahan, jumlah cairan yang
hilang.
o Cara menghitung perdarahan:
 Berat kassa kering harus diketahui sebelum dipakai
 Timbang kain kassa basah
 Selisih berat kain kassa basah dengan kain kassa kering adalah jumlah
dari perdarahan
o Cara menghitung pengeluaran jumlah cairan:
 Jumlah cairan dalam botol suction yang berasal dari pasien diukur
dengan membaca skala angka-angka dalam botol suction
o Cara mengetahui jumlah produksi urine:
 Jumlah produksi urine di dalam bag diukur dan dicatat setiap jam atau
secara periodik (Normal 0,5 - 1 cc/kg BB/jam)
- Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlahkan perdarahan
yang berasal dari kassa, suction, dan urine dikurangi oleh pemakaian cairan
untuk pencucian luka selama pembedahan
- Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan kepada ahli anestesi
- Menghubungi petugas penunjang medis (lab/radiologi) bila perlu selama
pembedahan
- Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
- Mengitung dan mencatat pemakaian kain kassa dan BHP lain bekerjasama
dengan perawat instrument
- Mengukur dan mencatat Tanda-Tanda Vital
- Mengambil instrumen yang jatuh dengan menggunakan alat dan
memisahkannya dari instrumen steril
- Memeriksa kelengkapan instrumen dan kassa bersama perawat instrumen agar
tidak tertinggal di dalam tubuh pasien sebelum luka operasi ditutup
- Merawat bayi untuk kasus sectio caesaria apabila tidak ada petugas perawat
perinatologi
3) Setelah Pembedahan
- Membersihkan dan merapikan pasien yang telah selesai dilakukan pembedahan
- Memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong yang telah disediakan
- Mengukur dan mencatat Tanda-Tanda Vital
- Mengukur tingkat kesadaran pasien dengan cara memanggil nama, memberikan
stimulus, memeriksa reaksi pupil
- Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan serta cairan yang diberikan
kepada pasien
- Memeriksa kelengkapan dokumen medik: laporan pembedahan, laporan
anestesi, pengisian blangko Patologi Anatomi (PA) jika ada
- Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan
- Melakukan serah terima dengan perawat/petugas RR (Recovery Room):
kelengkapan dokumen medik, instruksi post op, keadaan umum pasien, obat-
obatan/resep baru.
- Membantu perawat instrumen, membersihkan dan menyusun instrumen yang
telah digunakan untuk disterilkan kembali
- Membersihkan slang dan botol suction dari sisa jaringan serta cairan pasca
operasi kemudian disterilkan kembali
- Membantu membersihkan kamar bedah setelah tindakan pembedahan selesai.

4. Perawat Anestesi
Adalah perawat dengan pendidikan perawat khusus anestesi yang diberi
wewenang dan tanggung jawab dalam membantu terselenggaranya pelaksanaan
tindakan pembiusan di kamar operasi.
Peran utama perawat anestesi pada tahap pra operatif adalah memastikan identitas
pasien yang akan dibius dan melakukan medikasi pra anestesi. Pada tahap intra operatif
bertanggungjawab terhadap manajemen pasien, instrumen dan obat bius, serta
membantu dokter anestesi dalam proses pembiusan sampai pasien sadar penuh
setelah operasi.
Secara administratif dalam kegiatan keperawatan bertanggung jawab kepada perawat
Kepala Kamar Operasi dan secara operasional bertanggungjawab kepada ahli
anestesi/bedah.
Uraian Tugas:
1) Sebelum Pembedahan
- Melakukan kunjungan pra anestesi untuk menilai status fisik pasien sebatas
tanggung jawabnya
- Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi
- Menyiapkan alat, mesin anestesi, dan kelengkapan formulir anestesi serta
menilai kembali fungsi dan keadaannya.
- Menilai kembali fungsi dan keadaan alat monitoring
- Menyiapkan kelengkapan meja operasi: pengikat meja operasi, standar tangan,
kunci meja operasi, standar penutup kepala (boog), standar infus
- Menyiapkan botol suction
- Mengatur posisi meja sesuai tindakan operasi
- Memasang infus/transfusi darah bila perlu
- Memberikan premedikasi sesuai program dokter anestesi
- Mengukur Tanda-Tanda Vital dan menilai kembali kondisi fisik pasien
- Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang sabuk pengaman
- Menyiapkan obat-obatan bius dan membantu ahli anestesi dalam proses
pembiusan
2) Saat Pambedahan
- Membebaskan jalan nafas dengan cara mempertahankan posisi ETT (Endo
Tracheal Tube)
- Memantau pemenuhan O2, memantau keseimbangan O2 dan CO2 dengan cara
memantau flowmeter pada mesin enestesi
- Mempertahankan keseimbangan cairan
- Mengukur Tanda-Tanda Vital
- Memberikan obat-obatan sesuai program pengobatan
- Melaporkan hasil pemantauan kepada ahli anestesi/bedah
- Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh
- Menilai hilangnya efek obat anestesi pada pasien
- Melakukan resusitasi pada kasus henti jantung
3) Setelah Pembedahan
- Mempertahankan jalan nafas pasien
- Memantau Tanda-Tanda Vital untuk mengetahui sirkulasi pernafasan dan
keseimbangan cairan
- Menilai respon pasien terhadap efek obat anestesi
- Memindahkan pasien ke RR/ruang rawat bila kondisi pasien sudah stabil atas
izin ahli anestesi
- Melengkapi catatan perkembengan pasien sebelum, selama, dan sesudah
pembiusan
- Merapikan dan mengembalikan alat anestesi ke tempat semula agar siap pakai.
5. Perawat Ruang Pemulihan
Perawat ruang pemulihan adalah perawat anestesi yang menjaga kondisi pasien
sampai sadar penuh agar bisa dikirim kembali ke ruang rawat inap.
Tanggung jawab perawat ruang pemulihan sangat banyak karena kondisi pasien dapat
memburuk dengan cepat pada fase ini. Perawat yang bekerja pada di ruangan ini harus
siap dan mampu mengatasi setiap keadaan darurat. Walaupun pasien di ruang
pemulihan merupakan tanggung jawab ahli anestesi, tapi ahli anestesi mengandalkan
keahlian perawat untuk memantau dan merawat pasien sampai benar-benar sadar dan
mampu dipindahkan ke ruang rawat inap.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

CALL CENTER &


HUMAS

IGD

KASIR
KAMAR
BERSALIN PERAWATAN
KELAS I, II, II, ANAK,
REKAM MEDIS
BEDAH, KEBIDANAN

GIZI

KARU
FARMASI
KAMAR
CSSD
OPERASI

OK
SIM RS

RUANG ICU
TEKNISI

LOUNDRY

RADIOLOGI

LABORATORIUM
Gambar 7.1 Tata Hubungan Kerja Kamar Operasi

1. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Instalasi Gawat Darurat.


a. Pasien Baru di Ruang OK
a) Pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan yang bersifat Cyto berasal dari
IGD. Setelah dilakukan assesmen, pemberian edukasi dan informasi tentang
tindakan pembedahan serta persetujuan tindakan selanjutnya pasien diantarkan ke
Kamar Operasi.
b) Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan operan pasien dan tindakan yang telah
dilakukan di IGD.
2. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Rawat Inap
a. Ruang Rawat Inap Umum.
1) Pre Operasi
a) Pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan yang bersifat Cyto dan elektif
berasal dari Unit Rawat Inap. Setelah dilakukan assesmen, pemberian edukasi
dan informasi tentang tindakan pembedahan serta persetujuan tindakan
selanjutnya pasien diantarkan ke Kamar Operasi.
b) Perawat Unit Rawat Inap melakukan operan pasien dan tindakan yang telah
dilakukan di Unit Rawat Inap, di ruang persiapan operasi.
2) Post Operasi
a) Pasien yang sudah selesai operasi dirawat di ruang rawat inap setelah dilakukan
monitoring dan scoring di ruang pemulihan.
b) Perawat kamar operasi menghubungi perawat di ruang rawat inap
menyampaikan bahwa pasien sudah diperbolehkan pindah dari ruang pemulihan
dan sudah siap untuk dijemput.
c) Perawat rawat inap menjemput pasien ke ruang pemulihan (Ruang Post
Operasi) dan melakukan serah terima pasien. Perawat ruang pemulihan
mengoperkan mengenai tindakan operasi yang sudah dilakukan, program
perawatan dan terapi yang sudah dilakukan atau rencana selanjutnya. Semua
hasil pemeriksaan baik Radiologi atau Laboratorium juga diserahkan ke perawat
rawat inap.
b. Ruang ICU.
1) Pre Operasi
a) Pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan yang bersifat Cyto dan elektif
berasal dari Unit ICU. Setelah dilakukan assesmen, pemberian edukasi dan
informasi tentang tindakan pembedahan serta persetujuan tindakan selanjutnya
pasien diantarkan ke Kamar Operasi.
b) Perawat Unit ICU melakukan operan pasien dan tindakan yang telah dilakukan di
di ruang persiapan operasi.
2) Post Operasi
a) Pasien pasca tindakan yang memerlukan perawatan dan monitoring yang
intensive dirawat di Ruang ICU sesuai dengan prioritas pasien.
b) Perawat di ruang pemulihan menghubungi perawat ICU menyampaikan tentang
pemesanan tempat di ICU, menyampaikan identitas pasien serta peralatan yang
harus disiapkan di Ruang ICU.
c) Perawat Ruang Pemulihan memberikan informasi kepada keluarga pasien
tentang program perawatan ICU dan meminta persetujuan. Bila keluarga
menolak maka keluarga pasien harus menandatangani penolakan. Untuk pasien
yang sebelumnya sudah dipersiapkan untuk dirawat di Ruang ICU, maka
persetujuan dirawat di Ruang ICU disiapkan di ruang rawat inap.
d) Perawat Ruang Pemulihan bersama-sama dengan perawat Anestesi
mengantarkan pasien ke Ruang ICU . Perawat ruang pemulihan mengoperkan
mengenai tindakan operasi yang sudah dilakukan, program perawatan dan terapi
yang sudah dilakukan atau rencana selanjutnya. Semua hasil pemeriksaan baik
Radiologi atau Laboratorium juga diserahkan ke perawat ICU.
c. Ruang Kamar Bersalin
1) Pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan yang bersifat Cyto dan elektif
berasal dari Unit kamar bersalin. Setelah dilakukan assesmen, pemberian edukasi
dan informasi tentang tindakan pembedahan serta persetujuan tindakan selanjutnya
pasien diantarkan ke Kamar Operasi.
2) Bidan kamar bersalin melakukan operan pasien dan tindakan yang telah dilakukan di
kamar bersalin.
3. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Laboratorium
a. Kamar Operasi bekerjasama dengan laboratorium selama 24 jam untuk pemeriksaan
yang diperlukan.
b. Pemeriksaan laboratorium bagi pasien kamar operasi harus atas permintaan dokter
yang merawat.
c. Perawat kamar operasi menghubungi petugas jaga laboratorium, memberitahukan
pemeriksaan yang diminta.
d. Petugas laboratorium datang ke ruang operasi, perawat ruang operasi menyerahkan
formulir permintaan pemeriksaan. Untuk pasien yang sudah berada di ruang pemulihan
maka sampling dilakukan oleh petugas laboratorium, sedangkan bila pasien di ruang
operasi maka sampling dilakukan oleh perawat ruang operasi.
e. Setelah hasil pemeriksaan laboratorium selesai, petugas laboratorium mengantarkan
hasil ke ruang operasi.
4. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Farmasi.
a. Untuk kebutuhan farmasi maka perawat Kamar operasi berkoordinasi dengan petugas
yang ada di farmasi.
b. Petugas farmasi menginput pemakaian obat-obatan selama tindakan operasi dan
mengembalikan stok di ruang operasi.
c. Apabila kamar operasi membutuhkan obat/alkes yang tidak terdaftar dalam stok
obat/alkes di OK ,maka unit farmasi akan mengantarkan obat/alkes tersebut.
d. Setiap bulan sekali akan dilakukan stok opname terhadap obat/alkes di OK oleh petugas
farmasi.
1) Perbekalan Farmasi.
a) Petugas Kamar Operasi mengajukan amprahan barang habis pakai setiap ada
tindakan operasi dengan menggunakan formulir pengadaan barang habis pakai
kepada petugas farmasi. Untuk keperluan yang emergency perawat OK bisa
mengambil setiap saat.
b) Petugas Farmasi menyiapkan barang sesuai permintaan.
2) Petugas Kamar Operasi mengambil barang yang sudah disiapkan oleh petugas
farmasi.
5. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Radiologi.
a. Perawat Kamar Operasi menghubungi petugas radiologi bila ada pasien yang
memerlukan pemeriksaan selama dalam pembedahan . Formulir pemeriksaan radiologi
bagi pasien kamar operasi disiapkan oleh perawat kamar operasi.
b. Untuk pasien yang perlu kontrol foto setelah selesai tindakan, maka perawat kamar
operasi mengantarkan pasien ke ruang radiologi dengan melakukan konfirmasi terlebih
dahulu dengan petugas .
c. Setelah hasil selesai, petugas Radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada
perawat dimana pasien dirawat.
6. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Rekam Medis.
a. Perawat Kamar Operasi bekerjasama dengan Rekam Medis, dalam hal pencatatan dan
pelaporan pasien. Perawat Kamar Operasi melengkapi dokumentasi selama tindakan
pembedahan.
b. Perawat Kamar Operasi melengkapi formulir pasien yang tidak lengkap.
7. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Ruang Sterilisasi .
Perawat Kamar Operasi bekerjasama dengan petugas sterilisasi dalam penyediaan alat
atau instrument medis dalam keadaan steril.
a. Perawat Kamar Operasi menginformasikan kebutuhan linen dan instrument steril
kepada petugas sterilisasi.
b. Bila persediaan linen steril tidak mencukupi maka petugas sterilisasi berusaha
mencarikan alternative untuk memenuhi kebutuhan.
c. Perawat Kamar Operasi mengecek kelengkapan instrument, kemudian mengemas alat
yang sudah dilakukan proses desinfeksi dan dicuci. Perawat Kamar Operasi membawa
instrument tersebut ke ruang sterilisasi setiap selesai dipakai. Instrumen tersebut
kemudian disterilkan oleh petugas sterilisasi.
8. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Bagian Kasir.
a. Perawat Kamar Operasi bekerjasama dengan kasir tentang pasien yang akan menjalani
tindakan one day care
b. Perawat Kamar Operasi menginformasikan kepada petugas kasir bahwa ada pasien one
day care.
c. Perawat Kamar Operasi membawa kwitansi pasien one day care untuk dioperkan
dengan petugas kasir, dan menginformasikan hal- hal khusus seperti perlakuan diskon.
d. Setelah perincian administrasi pasien selesai, petugas kasir menginformasikan hal
tersebut kepada perawat kamar operasi.
e. Perawat Kamar Operasi mengantarkan pasien ke kasir untuk mengurus administrasi
f. Bila ada tambahan tindakan di ruang operasi baik pada saat operasi / post operasi yang
memerlukan perawatan di ruang ICU, perawat kamar operasi akan
menginformasikannya kepada kasir.
9. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Call Center.
a. Perawat Kamar Operasi berkoordinasi dengan petugas Call Center apabila ada
complain dari pasien atau keluarga pasien.
10. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Gizi.
a. Perawat Kamar Operasi bekerjasama dengan petugas Gizi dalam hal pemesanan
makanan atau snack untuk tim operasi.
b. Perawat Kamar Operasi menginformasikan kepada Petugas Gizi agar menghantarkan
makanan tim operasi sesuai dengan pesanan.
11. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Tehknisi.
a. Kamar Operasi bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal pemeliharaan, perawatan
serta perbaikan alat-alat medis.
b. Perawat Kamar Operasi dapat langsung menghubungi rekanan untuk mengatasi
masalah tersebut dengan sepengetahuan bagian IPSRS.
c. Teknisi medis melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian suku cadang bila
diperlukan.
d. Bila teknisi rekanan tersebut tidak dapat memperbaiki kerusakan maka bisa diperbaiki
keluar rumah sakit dengan sepengetahuan bagian IPSRS.
e. Alat-alat medis yang ada di ruangan masing-masing diterima langsung oleh pemakai
(user) termasuk penyimpanan, apabila sudah selesai dipakai.
f. Untuk pemeliharaan alat non medis perawat Kamar Operasi bekerjasama bagian
IPSRS.
12. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Loundry.
a. Ruang Operasi bekerjasama dengan bagian laundry dalam hal pemenuhan kebutuhan
linen bersih dan pengelolaan linen kotor Kamar Operasi.
b. Perawat Kamar operasi mengecek kelengkapan linen tiap shift.
c. Perawat Kamar Operasi berkoordinasi dengan petugas laundry jika linen di Kamar
Operasi kurang. Petugas laundry akan mengantarkan linen yang diperlukan Kamar
Operasi melalui pintu samping.
d. Perawat Kamar Operasi mengirim linen kotor ke Loundry melalui pintu belakang.
13. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan SDM/Kepegawaian.
a. Kamar Operasi bekerjasama dengan SDM dalam hal pemenuhan tenaga (pengajuan
tenaga Kamar Operasi melalui Ka Sub Div Keperawatan melalui proses analisa
kebutuhan).
b. Kinerja perawat Kamar Operasi dinilai oleh kepala ruang Kamar Operasi dengan
menggunakan formulir yang disiapkan oleh SDM dengan sepengetahuan Ka Sub Div
Keperawatan.
c. Perawat Kamar Operasi yang memerlukan cuti harus membuat surat pengajuan cuti
kepada Direktur melalui Manager SDM. (Perawat Kamar Operasi mengisi formulir cuti
ditandatangani oleh atasan langsung, sesuai dengan pengaturan ketenagaan dan
pelayanan di unit terkait bila sudah disetujui maka formulir permohonan cuti diserahkan
ke SDM).
d. Kedisiplinan absensi perawat Kamar Operasi dipantau oleh SDM.
14. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan SIMRS.
a. Memasukkan semua tindakan yang diberikan terhadap pasien ke dalam sistem,
termasuk tindakan dokter dan keperawatan.
b. Apabila terdapat permasalahan didalam penginputan, maka perawat Kamar Operasi
bisa menghubungi SIMRS untuk membantu mengatasi masalah tersebut.

BAB VIII

POLA KETENANGAN

A. Pola Ketenagaan
Dalam upaya mempersiapkan tenaga kamar operasi yang handal, perlu
kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia
yang tepat bagi organisasi.

Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi
dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya
adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu
yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.

Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan


organisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.

Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di Unit Kamar Operasi
RSUD MAMUJU TENGAH adalah sebagai berikut :
KUALIFIKASI ORIENTASI PENDIDIKAN
JENIS
NO KEBUTUHAN ADA KURANG PENDIDIKA KET
KETENAGAAN FORMAL NON FORMAL UMUM KHUSUS DIKLAT
N
 1 KA. INSTALASI DOKTER ATLS/ACLS 1 1 0 - - SPESIALIS ANESTESI
2 KA. RUANGAN PERAWAT BTCLS/STR/SIP 1 1 0 - - NERS
SPESIALIS
3 DOKTER ATLS/ACLS 1 0 1 - - SPESIALIS
BEDAH
SPESIALIS
4 DOKTER ATLS/ACLS 1 1 0 - - SPESIALIS
OBGYN
SPESIALIS
5 DOKTER ATLS/ACLS 1 1 0 - - SPESIALIS
ANESTESI
ASISTEN/ PELATIHAN
6 INSTRUMEN/ PERAWAT PERAWAT 14 1 13 - - NERS/DIII DIII
SIRKULER BEDAH/STR/SIP
PELATIHAN
7 ANESTESI PERAWAT PERAWAT 2 2 0 - - NERS/DIII
ANESTESI/STR/SIP
SAM/D3
8 ADMINISTRASI 1 1 0 - - NERS
ADMINISTRASI
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

Kegiatan rapat Kamar Operasi dilaksanakan secara :


1. Rutin
Waktu : Setiap bulan Minggu ke-3
Pukul : 09.00 -10.00 Wita
Tempat : Ruangan administrasi OK
Peserta : Kepala Ruang Kamar Operasi, Perawat Kamar Operasi
Materi : a. Evaluasi kinerja Kamar Operasi.
b. Evaluasi terhadap masalah yang terjadi pada pelaksanaan pelayanan
Kamar Operasi dan mencari alternative pemecahannya.
c. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia
d. Rekomendasi dan upaya peningkatan kinerja pelayanan Kamar Operasi
Kelengkapan : Daftar hadir, notulen rapat, laporan dan rekomendasi.
2. Insidentil
Waktu dibahas : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu yang perlu
Pukul : 08.00-09.00 Wita
Tempat : Ruangan administrasi OK
Peserta bertugas : Kepala Ruang Kamar Operasi, Perawat OK.
Kelengkapan : Daftar hadir, notulen rapat, laporan dan rekomendasi.
BAB XI
PELAPORAN

Laporan dibedakan menjadi laporan rutin dan laporan insidentil.


A. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari dalam bentuk perencanaan dan evaluasi kegiatan
harian kepala ruangan yang berisi tentang :
a. Jumlah operasi
b. Fasilitas / sarana
c. SDM
d. Pelayanan
B. Laporan Bulanan.
Laporan rutin bulanan adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh kepala ruangan
setiap bulan sekali yang dilaporkan ke bagian pengumpul data umum RSUD Mamuju
Tengah.
Laporan berisi tentang:
a. Jumlah Tindakan di kamar operasi pada bulan tersebut.
b. Jumlah kasus di kamar operasi pada bulan tersebut.
c. Jumlah kunjungan pasien kamar operasi.
d. Jumlah hari rawat pada bulan tersebut.
C. Laporan Insidentil.
Laporan insidentil adalah laporan mengenai insiden yang terjadi di Kamar Operasi yang
pelaporannya segera ketika ada insiden.
D. Laporan Tahunan
Laporan tahunan adalah laporan yang dikerjakan oleh kepala ruang Kamar Operasi
setiap akhir tahun yang merupakan laporan pertanggungjawaban akhir tahun Kamar
Operasi kepada Kepala Seksi Pelayanan Medis.
Laporan berisi tentang Evaluasi dari hasil kinerja 1 tahun dan perencanaan tahunan
sarana dan prasarana.

Anda mungkin juga menyukai