Anda di halaman 1dari 8

Peran perawat di kamar operasi berdasarkan fungsi dan tugasnya terbagi 3 yaitu :

1. Perawat administratif

2. Perawat pada pembedahan

3. Perawat pada anestesi

Pada praktiknya, peran perawat perioperatif dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1. Lama pengalaman

Lamanya pengalaman bertugas dikamar operasi, terutama pada kamar pembedahan


khusus, seperti sebagai perawat instrumen di kamar bedah saraf, onkologi,
ginekologi, dan lain lain akan memberikan dampak yang besar terhadap peran
perawat dalam menentukan hasil pembedahan.

2. Kekuatan dan ketahanan fisik

Beberapa jenis pembedahan, seperti bedah saraf, toraks, kardiovaskular, atau spina
memerlukan waktu operasi yang panjang. Pada kondisi tersebut, perawat instrumen
harus berdiri dalam waktu lama dan dibutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi. Oleh
karena itu, agar mengikuti jalannya pembedahan secara optimal, dibutuhkan
kekuatan dan ketahanan fisik yang baik.

3. Keterampilan

Keterampilan terdiri atas keterampilan psikomotor, manual, dan interpersonal yang


kuat. Agar dapat mengikuti setiap jenis pembedahan yang berbeda-beda, perawat
instrumen diharapkan mampu untuk mengintegrasikan antara keterampilan yang
dimiliki dengan keinginan dari operator bedah pada setiap tindakan yang dilakukan
dokter bedah dan asisten bedah. Hal ini akan memberikan tantangan tersendiri pada
perawat untuk mengembangkan keterampilan psikomotor mereka agar bisa
mengikuti jalannya pembedahan.

4. Sikap professional

Pada kondisi pembedahan dengan tingkat kerumitan yang tinggi, timbul


kemungkinan perawat melakukan kesalahan saat menjalankan perannya. Perawat
harus bersikap professional, dan mau menerima teguran. Kesalahan yang dilakukan
oleh salah satu peran akan berdampak pada keseluruhan proses dan
hasilpempedahan.

5. Pengetahuan

Yaitu pengetahuan tentang prosedur tetap yang digunakan institusi. Perawat


menyesuaikan peran yang akan dijalankan dengan kebijakan dimana perawat
tersebut bekerja. Pengetahuan yang optimal tentang prosedur tetap yang berlaku
akan memberikan arah pada peran yang dilaksanakan.

Peran Perawat Pre Operasi

Sebelum tindakan operasi dimulai, peran perawat melakukan pengkajian pre operasi

awal, merencanakan penyuluhan dengan metode yang sesuai dengan kebutuhan

pasien, melibatkan keluarga atau orang terdekat dalam wawancara, memastikan

kelengkapan pemeriksaan praoperasi, mengkaji kebutuhan klien dalam rangka

perawatan post operasi.

a) Pengkajian

Sebelum operasi dilaksanakan pengkajian menyangkut riwayat kesehatan dikumpulkan,


pemeriksaan fisik dilakukan, tanda-tanda vital di catat dan data dasar di tegakkan untuk
perbandingan masa yang akan datang. Pemeriksaan diagnostik mungkin dilakukan seperti
analisa darah, endoskopi, rontgen, endoskopi, biopsi jaringan, dan pemeriksaan feses dan
urine. Perawat berperan memberikan penjelasan pentingnya pemeriksaan fisik diagnostik.

Disamping pengkajian fisik secara umum perlu di periksa berbagai fungsi organ seperti
pengkajian terhadap status pernapasan, fungsi hepar dan ginjal, fungsi endokrin, dan fungsi
imunologi.

Status nutrisi klien pre operasi perlu dikaji guna perbaikan jaringan pos operasi,
penyembuhan luka akan di pengaruhi status nutrisi klien. Demikian pula dengan kondisi
obesitas, klien obesitas akan mendapat masalah post operasi dikarenakan lapisan lemak
yang tebal akan meningkatkan resiko infeksi luka, juga terhadap kesulitan teknik dan
mekanik selama dan setelah pembedahan.

b) Informed Consent

Tanggung jawab perawat dalam kaitan dengan Informed Consent adalah memastikan bahwa
informed consent yang di berikan dokter di dapat dengan sukarela dari klien, sebelumnya
diberikan penjelasan yang gamblang dan jelas mengenai pembedahan dan kemungkinan
resiko.

c) Pendidikan Pasien Pre operasi

Penyuluhan pre operasi didefinisikan sebagai tindakan suportif dan pendidikan yang
dilakukan perawat untuk membantu pasien bedah dalam meningkatkan kesehatannya
sendiri sebelum dan sesudah pembedahan. Tuntutan klien akan bantuan keperawatan
terletak pada area pengambilan keputusan, tambahan pengetahuan, keterampilan,dan
perubahan perilaku.

Dalam memberikan penyuluhan klien pre operasi perlu dipertimbangkan masalah waktu,
jika penyuluhan diberikan terlalu lama sebelum pembedahan memungkinkan klien lupa,
demikian juga bila terlalu dekat dengan waktu pembedahan klien tidak dapat berkonsentrasi
belajar karena adanya kecemasan atau adanya efek medikasi sebelum anastesi.

d) Informasi Lain

Pasien mungkin perlu diberikan penjelasan kapan keluarga atau orang terdekat dapat
menemani setelah operasi. Pasien dianjurkan berdo’a.Pasien diberi penjelasan kemungkinan
akan dipasang alat post operasinya seperti ventilator, selang drainase atau alat lain agar
pasien siap menerima keadaan post operasi.

Peran Perawat Administratif

perawat administratif berperan dalam pengaturan manajemen penunjang pelaksanaan


pembedahan. Biasanya terdiri dari perencanaan dan pengaturan staf, kolaborasi
penjadwalan pasien bedah, perencanaan manajemen material, dan manajemen kinerja.

Peran perawat administratif :

a. Perencanaan dan Pengaturan Staf

Pengaturan dan penjadwalan staf adalah tanggungbjawab manajemen tang dipercayakan


dan diberikan kepada perawat administratif. Dalam upaya memenuhi standar ini, staf yang
melakukan tanggung jawab administratif ini harus memahami cara untuk mengembangkan
standar pengaturan dan penjadwalan staf.

Menurut Gruendemann (2006), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
merencanakan pengaturan staf, yaitu :

1) Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang akan dilakukan

2) Mengidentifikasi jumlah staf yang diperlukan

3) Mengidentifikasi tipe pekerja yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut

4) Mengembangkan pola pengaturan untuk penjadwalan staf. Penjadwalan staf meliputi


pengembangan kebijakan penjadwalan dan pengembangan jadwal kerja untuk staf.

b. Identifikasi Jenis Pekerjaan

Dikamar operasi staf pekerjaan dibagi menjadi staf perawatan langsung dan staf perawatan
tak langsung.
Staf perawatan langsung terdiri dari perawat scrub, perawat sirkulasi (unloop), perawat
anestesi, dan perawat asisten operasi.

Staf perawatan tidak langsung tidak memberikan asuhan langsung kepada pasien. Semua
personel tambahan yang diperlukan untuk mendukung ruang operasi, seperti sekretaris,
teknisi instrumen, personel pelayanan lingkungan, personel transport, personel keuangan,
dan perawat administratif dipertimbangkan juga sebagai pemberi perawatan tidak langsung.

Perencanaan jumlah staf perawatan langsung atau tidak langsung disesuaikan berdasarkan
kebutuhan dari jumlah ruang operasi yang tersedia setiap jam per hari dan disesuaikan
dengan kebujakan pada setiap institusi

c. Penjadwalan staf

Kebijakan penjadwalan menjadi kerangka kerja untuk mengembangkan jadwal kerja staf
yang dilakukan secara adil dan konsisten, dalam kaitannya dengan pedoman penjadwalan
yang jelas. Kebijakan harus mencakup tanggung jawab staf untuk bekerja pada akhir minggu,
merotasi shift, memenuhi panggilan, bekerja pada hari libur, dan bekerja tengah malam.

Kebijakan juga harus meliputi penetapan waktu libur dan mengidentifikasi rasio staf
perawatan langsung seperti perawat scrub, perawat asisten operasi, dan perawat anestesi
per shift.

d. Penjadwalan Pasien Bedah

Dilakukan oleh perawat administratif berkolaborasi dengan dokter bedah pada setiap kamar
bedah yang tersedia. Peran perawat supervisor atau administratif dalam mengatur jadwal
pasien bedah bertujuan untuk menjaga kondisi para perawat perioperatif di kamar bedah.

Kolaborasi dilakukan dengan memperhitungkan jenis dan lamanya pembedahan.

e. Manajemen Material dan Inventaris

Perawat administratif yang melakukan perencanaan dan control terhadap inventaris dan
material biasanya adalah Kepala Perawat di ruang operasi yang dibantu oleh staf
nonoperatif.

Barang inventaris yang berada digudang kamar operasi seperti kereta lemari, tempat
pemnyimpanan kereta, tempet penyimpanan barang-barang khusus dikamar operasi, dan
cabinet masing-masing kamar operasi. Persediaan tersebut dapat berupa peralatan medis
dan bedah, barang steril dan non steril, obat-obatan, baki untuk instrumen, atau barang lain
yang digunakan dikamar operasi. Inventaris biasanya selalu mengacu pada barang medis dan
bedah yang sebagian besar bersifat habis pakai.

Fungsi kontrol terhadap material dilakukan dengan tuuan untuk memberikan rasa percaya
antarstaf. Persediaan harus memadai jika sewaktu-waktu diperlukan.
f. Pengaturan kinerja

Pengaturan kinerja dengan cara yang sistematis agar staf dapat mencapai tujuan
penyelesaian tugas secara optimal.

Perencanaan kegiatan sistematis direncanakan secara individual terhadap seluruh staf,


misalnya pengaturan staf baru dengan metode orientasi dasar, bimbingan kompetensi kamar
operasi, dan pengenalan alat canggih. Implementasi kegiatan dapat berupa umpan balik
terhadap hasil yang terlaksana. Penilaian kinerja staf akan mencermati hasil disesuaikan
dengan kebijakan institusi.

Peran Perawat Instrumen

Perawat scrub atau di Indonesia dikenal sebagai perawat instrumen memiliki tanggung
jawab terhadap manajemen instrumen operasi pada setiap jenis pembedahan. Secara
spesifik peran dan tanngung jawab dari perawat instrumen adalah sebgai berikut :

Perawat instrumen menjaga kelengkapan alat instrumen steril yang sesuai dengan jenis
operasi.

Perawat instrumen harus selalu mengawasi teknik aseptik dan memberikan instrumen
kepada ahli bedah sesuai kebutuhan dan menerimanya kembali.

Perawat instrumen harus terbiasa dengan anatomi dasar dan teknik-teknik bedah yang
sedang dikerjakan.

Perawat instrumen harus secara terus menerus mengawasi prosedur untuk mengantisipasi
segala kejadian

Melakukan manajemen sirkulasi dan suplai alat instrumen operasi. Mengatur alat-alat yang
akan dan telah digunakan. Pada kondisi ini perawat instrumen harus benar-benar
mengetahui dan mengenal alat-alat yang akan dan telah digunakan beserta nama ilmiah dan
mana biasanya, dan mengetahui penggunaan instrumen pada prosedur spesifik.

Perawat instrumen harus mempertahankan integritas lapangan steril selama pembedahan.

Dalam menangani instrumen, Perawat instrumen harus mengawasi semua aturan keamanan
yang terkait. Benda-benda tajam, terutama skapel, harus diletakkan dimeja belakang untuk
menghindari kecelakaan.

Perawat instrumen harus memelihara peralatan dan menghindari kesalahan pemakaian.


Perawat instrumen harus bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan kepada tim bedah
mengenai setiap pelanggaran teknik aseptik atau kontaminasi yang terjadi selama
pembedahan.

Menghitung kasa, jarum, dan instrumen. Perhitungan dilakukan sebelum pembedahan


dimulai dan sebelum ahli bedah menutup luka operasi.

Peran Perawat Sirkulasi

Perawat sirkulasi atau dikenal juga dengan sebutan perawat unloop bertanggung jawab
menjamin terpenuhinya perlengkapan yang dibutuhkan oleh perawat instrumen dan
mengobservasi pasien tanpa menimbulkan kontaminasi terhadap area steril.

Perawat sirkulasi adalah petugas penghubung antara area steril dan bagian ruang operasi
lainnya. Secara umum, peran dan tangggung jawab perawat sirkulasi adalah sebagai berikut :

Menjemput pasien dari bagian penerimaan, mengidentifikasi pasien, dan memeriksa


formulir persetujuan.

Mempersiapkan tempat operasi sesuai prosedur dan jenis pembedahan yang akan
dilaksanakan. Tim bedah harus diberitahu jika terdapat kelainan kulit yang mungkin dapat
menjadi kontaindikasi pembedahan.

Memeriksa kebersihan dan kerapian kamar operasi sebelum pembedahan. Perawat sirkulasi
juga harus memperhatikan bahwa peralatan telah siap dan dapat digunakan. Semua
peralatan harus dicoba sebelum prosedur pembedahan, apabila prosedur ini tidak
dilaksanakan maka dapat mengakibatkan penundaan atau kesulitan dalam pembedahan.

Membantu memindahkan pasien ke meja operasi, mengatur posisi pasien, mengatur lampu
operasi, memasang semua elektroda, monitor, atau alat-alat lain yang mungkin diperlukan.

Membantu tim bedah mengenakan busana (baju dan sarung tangan steril)

Tetap ditempet selema prosedur pembedahan untuk mengawasi atau membantu setiap
kesulitan yang mungkin memerlukan bahan dari luar area steril

Berperan sebagai tangan kanan perawat instrumen untuk mengambil, membawa, dan
menyesuaikan segala sesuatu yang diperlukan oleh perawat instrumen. Selain itu juga untuk
mengontrol keperluan spons, instrumen dan jarum.

Membuka bungkusan sehingga perawat instrumen dapat mengambil suplai steril.


Mempersiapkan catatan barang yang digunakan serta penyulit yang terjadi selama
pembedahan.

Bersama dengan perawat instrumen menghitung jarum, kasa, dan kompres yang digunakan
selama pembedahan.

Apabila tidak terdapat perawat anestesi, maka perawat sirkulasi membantu ahli anestesi
dalam melakukan induksi anestesi.

Mengatur pengiriman specimen biopsy ke labolatorium

Menyediakan suplai alat instrumen dan alat tambahan.

Mengeluarkan semua benda yang sudah dipakai dari ruang operasi pada akhir prosedur,
memastikan bahwa semua tumpahan dibersihkan, dan mempersiapkan ruang operasi untuk
prosedur berikutnya.

Peran Perawat Anestesi

Perawat anestesi adalah perawat dengan pendidikan perawat khusus anestesi. Peran utama
sebagai perawat anestesi pada tahap praoperatif adalah memastikan identitas pasien yang
akan dibius dan melakukan medikasi praanestesi. Kemudian pada tahap intraoperatif
bertanggung jawab terhadap manajemen pasien, instrumen dan obat bius membantu
dokter anestesi dalm proses pembiusan sampai pasien sadar penuh setelah operasi.

Pada pelaksanaannnya saat ini, perawat anestesi berperan pada hampir seluruh pembiusan
umum. Perawat anestesi dapat melakukan tindakan prainduksi, pembiusan umum, dan
sampai pasien sadar penuh diruang pemulihan.

Peran dan tanggung jawab perawat anestesi secara spesifik antara lain :

Menerima pasien dan memastikan bahwa semua pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai
peraturan institusi

Melakukan pendekatan holistik dan menjelaskan perihal tindakan prainduksi

Manajemen sirkulasi dan suplai alat serta obat anestesi

Pengaturan alat-alat pembiusan yang telah digunakan.

Memeriksa semua peralatan anestesi (mesin anestesi, monitor dan lainnya) sebelum
memulai proses operasi.
Mempersiapkan jalur intravena dan arteri, menyiapkan pasokan obat anestesi, spuit, dan
jarum yang akan digunakan; dan secara umum bertugas sebagai tangan kanan ahli anestesi,
terutama selama induksi dan ektubasi.

Membantu perawat sirkulasi memindahkan pasien serta menempatkan tim bedah setelah
pasien ditutup duk dan sesudah operasi berjalan.

Berada di sisi pasien selama pembedahan, mengobservasi, dan mencatat status tanda-tanda
vital, obat-obatan, oksigenasi, cairan, tranfusi darah, status sirkulasi, dan merespon tanda
komplikasi dari operator bedah.

Memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan ahli anestesi untuk melakukan suatu prosedur
(misalnya anestesi local, umum, atau regional)

Member informasi dan bantuan pada ahli anestesi setiap terjadi perubahan status tanda-
tand vital pasien atau penyulit yang mungkin mengganggu perkembangan kondisi pasien.

Menerima dan mengirim pasien baru untuk masuk ke kamar prainduksi dan menerima
pasien di ruang pemulihan .

Peran Perawat Ruang Pemulihan

Perawat ruang pemulihan adalah perawat anestesi yang menjaga kondisi pasien sampai
sadar penuh agar bisa dikirim kembali ke ruang rawat inap.

Tanggung jawab perawat ruang pemulihan sangat banyak karena kondisi pasien dapat
memburuk dengan cepat pada fase ini. Perawat yang bekerja diruangan ini harus siap dan
mampu mengatasi setiap keadaan darurat. Walaupun pasien di ruang pemulihan merupakan
tanggung jawab ahli anestesi, tetapi ahli anestesi mengandalkan keahlian perawat untuk
memantau dan merawat pasien sampai bbenar-benar sadar dan mampu dipindahkan
keruang rawat inap.

DAPUS

http://doxarticle.blogspot.com/2015/02/deskripsi-peran-perawat-di-kamar-operasi.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai