Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERIOPERATIF

Konsep Dasar Keperawatan Perioperatif


Dosen pengampu:
Ns.Dewi Masyitah Sp.KepMB

Disusun Oleh
Isra’ Noval Girianda
Po.71.20.1.17.176

Prodi Sarjan Terapan Keperawatan Poltekkes kemenkes Jambi


Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang


telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah keperawatan perioperatif
dengan judul “Konsep dasar keperawatan perioperatif”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jambi, 23 Maret 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hapir semua
pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien.
Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak
berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya
terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman
terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan
pembiusan. Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan
pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi
keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun
psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami
dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anstesi dan
perawat) di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif.
Ada tiga faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu penyakit pasien, jenis
pembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri. Dari ketiga faktor tersebut faktor pasien
merupakan hal yang paling penting, karena bagi penyakit tersebut tidakan pembedahan
adalah hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri pembedahan mungkin merupakan hal
yang paling mengerikan yang pernah mereka alami. Mengingat hal terebut diatas, maka
sangatlah pentig untuk melibatkan pasien dalam setiap langkah – langkah perioperatif.
Tindakan perawatan perioperatif yang berkesinambungan dan tepat akan sangat berpengaruh
terhadap suksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep konsep dasar dari keperawatan perioperatif
2. Tujuan Khusus
a) Pengertian
b) Tujuan
c) Falsafah
d) Sejarah perkembangan
e) Ruang lingkup
f) Peran dan fungsi perawat perioperatif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Keperawatan perioperatif merupakan proses keperawatan untuk mengembangkan
rencana asuhan secara individual dan mengkoordinasikan serta memberikan asuhan pada
pasien yang mengalami pembedahan atau prosedur invasif (AORN, 2013).
Keperawatan perioperatif tidak lepas dari salah satu ilmu medis yaitu ilmu bedah.
Dengan demikian, ilmu bedah yang semakin berkembang akan memberikan implikasi pada
perkembangan keperawatan perioperatif (Muttaqin, 2009).

B. Tujuan
1. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien atau tim bedah yang lain
2. Mengkaji, merencanakan, dan memenuhi kebutuhan pasien perioperatif
3. Memahami dan mengetahui daerah dan prosedur pembedahan
4. Mengetahui akibat pembedahan dan pembiusan terhadap pasien
5. Mengobservasi kesulitan yang timbul
6. Mengevaluasi pengadaan, pemeliharaan alat serta tindakan secara kesinambungan

C. Falsafah
Prinsip tindakan keperawatan selama pelaksanaan operasi yaitu pengaturan posisi karena
posisi yang diberikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman pasien dan keadaan
psikologis pasien.
1.Fase Pre Operatif
2.Fase Intra Operatif
3.Fase Post Operatif
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien adalah :
a. Letak bagian tubuh yang akan dioperasi.
b. Umur dan ukuran tubuh pasien.
c. Tipe anaesthesia yang digunakan.
d. Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (arthritis).
Prinsip-prinsip didalam pengaturan posisi pasien : Atur posisi pasien dalam posisi yang
nyaman dan sedapat mungkin jaga privasi pasien, buka area yang akan dibedah dan kakinya
ditutup dengan duk.
Anggota tim asuhan pasien intra operatif biasanya di bagi dalam dua bagian.
Berdasarkan kategori kecil terdiri dari anggota steril dan tidak steril :
Anggota steril, terdiri dari : ahli bedah utama / operator, asisten ahli bedah, Scrub Nurse /
Perawat Instrumen
Anggota tim yang tidak steril, terdiri dari : ahli atau pelaksana anaesthesi, perawat
sirkulasi dan anggota lain (teknisi yang mengoperasikan alat-alat pemantau yang rumit).

D. Paradigma Keperawatan perioperatif


Dalam proses keperawatan terdapat tingkatan tindakan yang bertahap yaitu:
Rumah/Klinik:
1)Melakukan pengkajian perioperatif awal
2)Merencanakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
3)Melibatkan keluarga dalam wawancara.
4)Memastikan kelengkapan pemeriksaan pra operatif
5)Mengkaji kebutuhan klien terhadap transportasi dan perawatan pasca operatif
Unit Bedah :
1)Melengkapi pengkajian praoperatif
2)Koordianasi penyuluhan terhadap pasien dengan staf keperawatan lain.
3)Menjelaskan fase-fase dalam periode perioperatif dan hal-hal yang diperkirakan terjadi.
4)Membuat rencana asuhan keperawatan
Ruang operasi :
1)Mengkaji tingkat kesadaran klien.
2)Menelaah ulang lembar observasi pasien (rekam medis)
3)Mengidentifikasi pasien
4)Memastikan daerah pembedahan
Perencanaan :
1)Menentukan rencana asuhan
2)Mengkoordinasi pelayanan dan sumber-sumber yang sesuai (contoh: Tim Operasi).
Dukungan Psikologis :
1)Memberitahukan pada klien apa yang terjadi
2)Menentukan status psikologis
3)Memberikan isyarat sebelumnya tentang rangsangan yang merugikan, seperti : nyeri.
4)Mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan yang lain yang
berkaitan.

E. Sejarah Perkembangan Keperwatan Perioperatif


The Edwin Smith Papyrus Mesir kuno 3000 SM sejarah pembedahan. Hypocrates,
“Bapak Kedokteran,” lahir 460 SM 70 buku kedokteran dan pembedahan. On the Surgery
ruang operasi. Asisten operasi literatur akhir 1800.
 Th 1905 ditentukan bahwa kulit tidak bisa disterilkan maka sarung-tangan kemudian
dikenakan pada seluruh prosedur.
 Th 1907 disarankan menggunakan penutup kepala.
 Th 1910 sumber keperawatan setuju bahwa perawat sirkuler, sebaiknya senior/
perawat yang lebih berpengalaman.
 Th 1914 menggunakan masker bedah untuk semua anggota tim operasi

F. Ruang lingkup praktik keperawatan perioperatif


Tahap pra operasi
Tahap ini merupakan tahap awal dari keperawatan periopertif. Kesuksesan tindakan
pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada tahap ini, kesalahan yyang dilakukan
pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Bagi perawat perioperatif tahap ini
di mulai pada saat pasien diserah-terimakan dikamar operasi dan berakhir pada saat pasien
dipindahkan ke meja operasi.

Tahap intra operasi


Tahap ini dimulai setelah pasien dipindahkan ke meja operasi dan berakhir ketika
pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Aktivitas di ruang operasi difokuskan untuk
perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien
tanpa mengenyampingkan psikologis pasien. Diperlukan kerjasama yang sinergis antar
anggota tim operasi yang disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.
Salah satu peran dan tanggung jawab perawat adalah dalam hal posisi pasien yang aman
untuk aktifitas pembedahan dan anestesi.
Tahap pasca operasi
Keperawatan pasca operasi adalah tahap akhir dari keperawatan perioperatif. Selama
tahap ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk menstabilkan kondisi pasien. Bagi
perawat perioperatif perawatan pasca operasi di mulai sejak pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan sampai diserah-terimakan kembali kepada perawat ruang rawat inap atau ruang
intensif.
Selain memperhatikan dengan teliti prosedur tahapan diatas perawat juga harus
mengetahui model keperawatan operatif yang berfokus pada pasien.
Model keperawatan perioperatif berfous pada pasien yang merupakan kerangka
konsep praktik keperawatan operatif. Model tersebut menjadikan pasien sebagai focus dari
pemberian asuhan keperawatan perioperatif serta menjelaskan tentang domain dan elemen
keperawatan perioperatif.
Model keperawatan perioperatif ini dibagi menjadi empat kuadran, tiga kuadran
menjelaskan mengenai domain focus perawatan pada pasien yaitu:
 Keselamatan pasien
 Respon fisiologis pasien terhadap tindakan operasi dan prosedur invasive lainnya
 Respon perilaku pasien dan support system pasien terhadap operasi dan tindakan
infasif lainnya
 Sistem kesehatan

G. Peran dan Fungsi Perawat Perioperatif


Perawat perioperatif sebagai anggota tim operasi, mempunyai peran dari dari tahap pra
operasi sampai pasca operasi. Secara garis besar maka peran perawat perioperatif adalah:
1. Perawat Administratif.
Perawat administratif berperan dalam pengaturan manajemen penunjang
pelaksanaan pembedahan. Tanggung jawab dari perawat administratif dalam kamar
operasi diantaranya adalah perencanaan dan pengaturan staf, manajemen penjadwalan
pasien, manajemen perencanaan material dan menajemen kinerja. Oleh karena
tanggung jawab perawat administratif lebih besar maka diperlukan perawat yang
mempunyai pengalaman yang cukup di bidang perawatan perioperatif.
Kemampuan manajemen, perencanaan dan kepemimpinan diperlukan oleh seorang
perawat administratif di kamar operasi (Muttaqin, 2009)
2. Perawat Instrumen.
Perawat instrumen adalah seorang tenaga perawat profesional yang diberikan
wewenang dan ditugaskan dalam pengelolaan alat atau instrumen pembedahan selama
tindakan dilakukan. Optimalisasi dari hasil pembedahan akan sangat di dukung oleh
peran perawat instrumen. Beberapa modalitas dan konsep pengetahuan yang diperlukan
perawat instrumen adalah cara persiapan instrument berdasarkan tindakan operasi,
teknik penyerahan alat, fungsi instrumen dan perlakuan jaringan (HIPKABI, 2012).
3. Perawat sirkuler.
Perawat sirkuler adalah perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab membantu kelancaran tindakan pembedahan. Peran perawat dalam hal ini adalah
penghubung antara area steril dan bagian kamar operasi lainnya. Menjamin
perlengkapan yang dibutuhkan oleh perawat instrumen merupakan tugas lain dari
perawat sirkuler (Majid, 2011).
4. Perawat Ruang pemulihan.
Menjaga kondisi pasien sampai pasien sadar penuh agar bisa dikirim kembali ke
ruang rawat inap adalah satu satu tugas perawat ruang pemulihan. Perawat yang bekerja
di ruang pemulihan harus mempunyai keterampilan dan pengetahuan tentang
keperawatan gawat darurat karena kondisi pasien bisa memburuk sewaktu-waktu pada
tahap pasca operasi (muttaqin,2009).
5. Perawat Anestesi.
Mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam tim anestesi untuk kelancaran
pelaksanaan pembiusan adalah peran perawat anestesi. Seorang perawat anestesi adalah
perawat yang terlatih di bidang perawatan anestesi dan telah menyelesaikan program
pendidikan D-III anestesi atau yang sederajat. D-III Keperawatan yang telah mengikuti
pelatihan keperawatan anestesi minimal selama satu tahun, juga bisa diberikan
wewenang dalam perawatan anestesi (Muttaqin, 2009).
Peran perawat anestesi mulai dari tahap pra operasi, intra operasi dan pasca
operasi. Pada tahap pra operasi, perawat anestesi berperan untuk melakukan sign in
bersama dengan dokter anestesi. Tahap intra operatif, perawat anestesi bertanggung
jawab terhadap kesiapan instrumen anestesi, manajemen pasien termasuk posisi pasien
yang aman bagi aktivitas anestesi dan efek yang ditimbulkan dari anestesi.
Kolaborasi dalam pemberian anestesi dan penanganan komplikasi akibat anestesi
antara dokter anestesi dan perawat anestesi, adalah hal yang wajib dilakukan sebagai
anggota tim dalam suatu operasi baik dalam pemberian anestesi lokal, anestesi umum
dan anestesi regional termasuk spinal anestesi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi
berlangsung, yang mana tugas seorang perawat yaitu memberikan kenyamanan
terhadap pasien supaya saat dilaksanakannya operasi hingga paska operasi sampai
pemulihan pasien, sampai pasien sembuh, pasien merasa nyaman dan tercukupi
kebutuhan – kebutuhannya.
2. Dalam fase penyembuhan apabila pasien sudah diperbolehkan pulang tugas perawat
yaitu memberikan penyuluhan tindakan perawatan diri pasien, terhadap keluarga dan
pasien itu sendiri, supaya terjaga kesehatan pasien dan terawat dengan baik, sehingga
pasien sehat seperti sediakala.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/hamdanhariawan1/keperawatan-perioperatif-166464139?
qid=c3f14023-2354-4089-849d-2d52dec5aacf&v=&b=&from_search=1
https://www.academia.edu/8804968/KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_PERIOPERATI
F
https://www.scribd.com/doc/73195879/Sejarah-Keperawatan-Dunia-01a
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume13, No. 1February 2017

Anda mungkin juga menyukai