Segala puji dan syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu meskipun
melalui banyak kesulitan.
Sholawat beriringkan salam kita hadirkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita semua dan para pengikutnya mendapatkan syafaatnya hingga ke akhir zaman.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
KETERAMPILAN KLINIK PRAKTEK KEBIDANAN semester genap, dan judul makalah ini
adalah “ Persiapan Pre Dan Post Operasi “.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, dan kami
juga sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca, agar dapat menjadi
bahan pertimbanagan untuk perbaikan makalah.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II
Pengertian Operasi ................................................................................................... 3
Jenis-jenis Operasi ................................................................................................... 3
Anastesi ................................................................................................................. 4
Persiapan dan Perawatan Pre Operasi ......................................................................... 4
BAB III
Kesimpulan …….....................................................................................................11
Saran .....................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang menggunakan
carainvasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.
Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, setelah
bagian yang akanditangani ditampilkan, dilakukan tindak perbaikan yang diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka. Perawatan selanjutnya akan termasuk dalam perawatan
pasca bedah.Tindakan pembedahan atau operasi dapat menimbulkan berbagai keluhan
dan gejala.Keluhan dan gejala yang sering adalah nyeri (Sjamsuhidajat, 1998). Tindakan
operasi atau pembedahan bisa jadi pengalaman yang sulit bagi hapir semua pasien.
Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien.
Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak
berlebihan dengan kecemasan yangmereka alami. Kecemasan yang mereka alami
biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga
ancaman terhadap keselamatan jiwa akibatsegala macam prosedur pembedahan dan
tindakan pembiusan. Perawat dan bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum,selama maupun setelah operasi.
Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untukmempersiapkan klien baik secara
fisik maupun psikis. Tingkat keberhasilan pembedahansangat tergantung pada setiap
tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara timkesehatan yang terkait (dokter
bedah, dokter anestesi, perawat/bidan) di samping peranan pasien yang kooperatif selama
proses perioperatif.Ada tiga faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu
penyakit pasien, jenis pembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri. Dari ketiga faktor
tersebut faktor pasienmerupakan hal yang paling penting, karena bagi penyakit tersebut
tidakan pembedahanadalah hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri pembedahan
mungkin merupakan halyang paling mengerikan yang pernah mereka alami. Mengingat
hal terebut diatas, makasangatlah pentig untuk melibatkan pasien dalam setiap langkah-
langkah perioperatif.Tindakan perioperatif yang berkesinambungan dan tepat akan sangat
berpengaruh terhadapsuksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.
1
B. Rumusan Masalah
1.Apa saja persiapan untuk pasien Pre Operasi?
2.Apa saja prinsip asuhan yang diberikan pada pasien Pre dan Post Operasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui persiapan untuk pasien Pre Operasi
2. Mengetahui prinsip asuhan yang diberikan pada pasien Pre dan Post Operasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN OPERASI
Preoperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai pre operasi (pre
bedah), intra operasi (bedah), dan post operasi (pasca bedah). Pre bedah merupakan
masasebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan pembedahan
dan berakhir sampai pasien di meja bedah. Intra bedah merupakan masa pembedaahan
dimulaisejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien dibawa ke ruang
pemulihan. Pasca bedah merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai
sejak pasien memasukiruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
3
C. ANASTESIA
Anestesia adalah penghilangan kesadaran sementara sehingga menyebabkan hilang rasa
padatubuh tersebut. Tujuannya untuk penghilang rasa sakit ketika dilakukan
tindakanpembedahan. Hal yang perlu diperhatikan yaitu dosis yang diberikan sesuai
dengan jenis pembedahan atau operasi kecil/besar sesuai waktu yang dibutuhkan selama
operasidilakukan.
Jenis-jenis anestesia :
a) Anestesia umum, dilakukan umtuk memblok pusat kesadaran otak
denganmenghilangkan kesadaran, menimbulkan relaksasi, dan hilangnya rasa.
b) Anestesia regional, dilakukan pada pasien yang masih dalam keadaan sadar
untukmeniadakan proses konduktivitas pada ujung atau serabut saraf sensoris di
bagiantubuh tertentu, sehingga dapat menyebabkan adanya hilang rasa pada daerah
tubuhtersebut
c) Anestesia lokal, dilakukan untuk memblok transmisi impuls saraf pada daerah
yangakan dilakukan anestesia dan pasien dalam keadaan sadar.
d) Hipoanestesia, dilakukan untuk membuat status kesadaran menjadi pasif
secaraartifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau perintah serta
untukmengurangi kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas.
e) Akupuntur, anestesia yang dilakukan untuk memblok rangsangan nyeri
denganmerangsang keluarnya endorfin tanpa menghilangkan kesadaran.
4
2. Pramedikasi adalah obat yang diberikan sebelum operasi dilakukan. Sebagai
persiapan atau bagian dari anestesi. Pramedikasi dapat diresepkan dalam berbagai
bentuk sesuai kebutuhan,misalnya relaksan, antiemetik, analgesik dll.
3. Perawatan kandung kemih dan ususKonstipasi dapat terjadi sebagai masalah
pascabedah setelah puasa dan imobilisasi, olehkarena itu lebih baik bila dilakukan
pengosongan usus sebelum operasi. Kateter residu atauindweling dapat tetap
dipasang untuk mencegah terjadinya trauma pada kandung kemihselama operasi.
4. Mengidentifikasi dan melepas prostesisSemua prostesis seperti lensa kontak, gigi
palsu, kaki palsu, perhiasan dll harus dilepassebelum pembedahan. Selubung gigi
juga harus dilepas seandenya akan diberikan anestesiumum, karena adanya resiko
terlepas dan tertelan. Pakai gelang identitas, terutama pada ibuyang diperkirakan
akan tidak sadar dan disiapkan gelang identitas untuk bayi.
5. Persiapan FisikPersiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam
2 tahapan, yaitu persiapandi unit perawatan dan persiapan di ruang operasi
Berbagai persiapan fisik yang harusdilakukan terhadap pasien sebelum operasi
antara lain :
b. Status Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat
kulittrisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan
keseimbangannitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus dikoreksi sebelum
pembedahan untukmemberikan protein yang cukup bagi perbaikan jaringan. Segala
bentuk defisiensi nutrisiharus dikoreks sebelum pembedahan untuk memberikan protein
yang cukup untuk perbaikan.
Protein sangat penting untuk mengganti massa otot tubuh selama fase katabolik setelah
pembedahan, memulihkan volume darah dan protein plasma yang hilang, dan
untukmemenuhi kebutuhan yang meningkat untuk perbaikan jaringan dan daya tahan
terhadaoinfeksi.
5
Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi
pascaoperasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit.
Komplikasiyang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya
jahitansehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka yang lama.
Pada kondisiyang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan
kematian.
6
6. Persiapan Psikis (Mental)
Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan
operasikarena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi
fisiknya.Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada
integeritasseseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis
(Barbara C.Long). Contoh perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan dan ketakutan
antara lain:Pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi
dapatmengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat sehingga operasi
bisadibatalkan. Pasien wanita yang terlalu cemas menghadapi operasi dapat
mengalamimenstruasi lebih cepat dari biasanya, sehingga operasi terpaksa harus ditunda.Setiap
orangmempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi pengalaman operasi sehingga
akanmemberikan respon yang berbeda pula, akan tetapi sesungguhnya perasaan takut dan
cemasselalu dialami setiap orang dalam menghadapi pembedahan.
Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi
pembedahan antara lain :
Takut nyeri setelah pembedahan.
Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal
( bodyimage ).
Takut keganasan ( bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti )
Takut / cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai
penyakit yang sama.
Takut / ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas.
Takut mati saat dibius / tidak sadar lagi.
Takut operasi gagal.
Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat dideteksi dengan adanya
perubahan - perubahan fisik seperti : meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan
-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menayakan
pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, sering berkemih. Perawat perlu
mengkajimekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien dalam menghadapi stres.
Disamping itu perawat perlu mengkaji hal - hal yang bisa digunakan untuk membantu pasien
dalammenghadapi masalah ketakutan dan kecemasan ini, seperti adanya orang terdekat,
tingkat perkembangan pasien, faktor pendukung / support system.
Untuk mengurangi / mengatasi kecemasan pasien, perawat dapat menanyakan hal - hal
yangterkait dengan persiapan operasi, antara lain :
Pengalaman operasi sebelumnyaPersepsi pasien dan keluarga tentang tujuan / alasan
tindakan operasiPengetahuan pasien dan keluarga tentang persiapan operasi baik
fisik maupun penunjang.
7
Pengetahuan pasien dan keluarga tentang situasi / kondisi kamar operasi dan
petugaskamar operasi.
Pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur ( pre, intra, post operasi )Pengetahuan tentang
latihan - latihan yang harus dilakukan sebelum operasi dan harusdijalankan setalah operasi,
seperti : latihan nafas dalam, batuk efektif, ROM, dll. Persiapanmental yang kurang memadai
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pasien dankeluarganya. Sehingga tidak jarang
pasien menolak operasi yang sebelumnya telah disetujuidan biasanya pasien pulang tanpa
operasi dan beberapa hari kemudian datang lagi ke rumahsakit setalah merasa sudah siap dan hal
ini berarti telah menunda operasi yang mestinyasudah dilakukan beberapa hari / minggu yang
lalu. Oleh karena itu persiapan mental pasienmenjadi hal yang penting untuk diperhatikan dan
didukung oleh keluarga / orang terdekat pasien.Persiapan mental dapat dilakukan dengan
bantuan keluarga dan perawat. Kehadirandan keterlibatan keluarga sangat mendukung persiapan
mental pasien. Keluarga hanya perlumendampingi pasien sebelum operasi, memberikan doa dan
dukungan pasien dengan kata-kata yang menenangkan hati pasien dan meneguhkan keputusan
pasien untuk menjalanioperasi.
Peranan tenaga kesehatan dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan berbagai
cara:
1. Membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami pasien
sebelumoperasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi, hal-
hal yang akandialami oleh pasien selama proses operasi, menunjukkan tempat
kamar operasi, dll.
8
4. Memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang
segala prosedur yang ada. Dan memberi kesempatan pada pasien dan keluarga
untuk berdoa bersama-sama sebelum pasien di antar ke kamar operasi.
5. Mengoreksi pengertian yang saah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal lain
karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien.
6. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre medikasi, seperti
valium dandiazepam tablet sebelum pasien tidur untuk menurunkan kecemasan
dan pasien dapat tidursehingga kebutuhan istirahatnya terpenuhi.
7. Pada saat pasien telah berada di ruang serah terima pasien di kamar operasi,
petugaskesehatan di situ akan memperkenalkan diri sehingga membuat pasien
merasa lebihtenang. Untuk memberikan ketenangan pada pasien, keluarga juga
diberikan kesempatanuntuk mengantar pasien samapi ke batas kamar operasi dan
diperkenankan untukmenunggu di ruang tunggu yang terletak di depan kamar
operasi.
7. Persiapan administrasi
Keluarga pasien yang akan dilakukan prosedur operasi wajib bertanggung jawab membacadan
mendatangani surat izin operasi. Selain itu persiapkan segala surat, dokumen, dan datayang
dibutuhkan untuk perihal administrasi yang akan kita urus di RS, dan informasikansemua data ini
secara detil kepada anggota keluarga terdekat (suami/istri, orangtua, adik ataukakak). Jika kita
menggunakan asuransi dari kantor, jelaskan kepada anggota keluarga bagaimana prosedur
pengurusan dan formulir apa saja yang butuh diisi, difotokopi dandisiapkan. Sama halnya jika
menggunakan BPJS ataupun cara pembiayaan yang lain. Satukansemua berkas formulir dan
fotokopi dokumen dalam satu map khusus. Ketika kita sudah maumasuk ruang operasi sampai
nanti pasca operasi, sudah tentu semua dokumen administrasiotomatis menjadi urusan keluarga
dekat. Dengan penjelasan sejak awal akan membuat prosedur administrasi lebih efektif dan
meminimalisir kebingungan keluarga.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pre operasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai
prebedah(preoperasi), bedah (intraoperasi), dan pasca bedah (postoperasi). Pre operasi
merupakanmasa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan
pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah. Intrabedah merupakan masa
pembedahan yangdimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir sampai pasien
dibawa ke ruang pemulihan. Pra oprasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan
yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya. Tingkatkeberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan
yang dialami dan salingketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah,
dokter anestesi, perawat/bidan) di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses
perioperatif.Tindakan prebedah, bedah, dan pasca bedah yang dilakukan secara tepat dan
berkesinambungan akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan
dankesembuhan pasien.
B. Saran
Hendaknya mahasiswa dapat benar-benar memahami dan mewujud nyatakan peran
tenagakesehatan yang prefesional, serta dapat melaksanakan tugas-tugas dengan penuh
tanggung jawab, dan selalu mengembangkan ilmunya.
11