Anda di halaman 1dari 8

SKENARIO KEPEPERAWATAN JIWA

IBU HAMIL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah keperawatan Jiwa 1

DOSEN PENGAMPU :

RIKA DAMAYANTI,M.Kep.,Sp.Kep.J.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

1. ADI SETIYO NUGROHO (1801001)


2. ANDRIYANTI A.G. (1801005)
3. AYU WAHYU NINGSIH (1801012)
4. DWIKI APRIYANDI (1801020)

PRODI S1 KEPERAWATAN REGULER

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

TP.2020
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

Pemeran :

1. Adi Setiyo Nugroho (Asdok)


2. Andriyanti A.G. (Dokter)
3. Ayu Wahyu Ningsih (Istri/Bumil)
4. Dwiki Apriyandi (Suami)

1. Kondisi pasien
Ibu Ayu datang bersama suami yang bernama Dwiki ke Rumah Sakit Ibu dan Anak
untuk memeriksakan kondisi dan kandungannya. Ia berusia 21 tahun yang sedang hamil
pertama, ia mengeluhkan lelah, waktu tidurnya pun sedikit. Kadang juga sering sakit
kepala dan nyeri. Dan setelah diperiksa ternyata Ibu Ayu megalami depresi saat hamil
dikarenakan kurangnya dukungan dari keluarga serta kurangnya komunikasi dengan
suami. Sebab suami dipindahkan kerja di Pertambangan Sumatra.

2. Diagnosa keperawatan
Resiko disrefleksia outonomik b.d. kehamilan.

3. Tujuan
Untuk mengetahui stress/depresi pada ibu hamil, ciri-cirinya dan mencegah agar tidak
beresiko.

4. Tindakan keperawatan
 Dilakukan setidaknya 1x sehari sekitar 20-30 menit (sesuaikan dengan situsi dan
kondisi).
 Anjurkan ibu menyempatkan diri untuk istirahat sejenak dan santai setiap hari.
 Anjurkan ibu berbaring tenang dengan meletakkan sebuah bantal disamping untuk
menyangga perut agar ibu merasa nyaman.
 Pada saat berbaring, pusatkan perhatian ibu pada pernafasan (dalam relaksasi ini yang
dilakukan pernafasan perut bukan pernafasan dada dimana ibu dilatih bernafas pelan,
menarik nafas secara teratur dan stabil).

1
 Ajarkan ibu untuk mengenal ketegangan pada otot-ototnya dan latih untuk
melepaskan ketegangan pada setiap otot.
 Ketika ibu merasa sudah rileks, ajarkan ibu untuk menenangkan pikirannya. Minta ibu
untuk membayangkan dirinya berada disebuah tempat yang nyaman, pernah
dikenalnya dan paling disukai.
 Jika dilakukan selama 20-30 menit setiap hari akan membuat ibu dan janin merasa
nyaman sehingga dapat mengurangi stres.

5. SP Komunikasi

Orientasi

“Pada hari jumat pukul 09.15 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Lampung, datang seorang
suami istri ke ruangan, untuk melakukan konseling tentang kehamilan sang istri, suami
terlihat gelisah terlihat dari kejauhan dan raut wajahnya saat sudah didepan ruangan dan
mengetuk pintu lalu dibolehkan masuk oleh Asisten Dokter.”

Tok.....tok.....tok...tok..

SUAMI : Assalamualaikum dok dok dok.

ASDOK : Walaikumsalam silahkan masuk pak buk, silahkan duduk di sini.

SUAMI : Baiklah mas, sini bun duduk.

ISTRI : Iya yah.

ASDOK : Maaf sebelum nya pak ini dengan bapak siapa?

SUAMI : Nama saya Dwiki.

ASDOK : Oh, dengan Bapak Dwiki, ya pak ada apa ini pak buk datang ke sini, saya
lihat dari raut wajah bapak terlihat gelisah sebenarnya ada apa pak? Bisa di
ceritakan ke pada saya.

SUAMI : Iya mas maaf saya panik saya gelisah jadi seperti ini mas saya ingin
bertanya tentang kondisi istri saya.

ASDOK : Iya mas bisa di ceritakan dengan lengkap ada apa dengan istri nya mas.

2
SUAMI : Jadi belakangan ini istri saya sering merasa kekelahan, waktu tidurnya pun
sedikit.Kadang kata nya juga sering sakit kepala dan nyeri dan saya takut
terjadi ada apa-apa dengan istri saya.

ASDOK : Baiklah pak, coba saya tanyakan ke istri bapak dulu ya untuk mengetahui
lebih lanjut apa yang terjadi.

SUAMI : Baik lah mas silahkan ...

ASDOK : Bu maaf ini dengan ibu siapa ya ?

ISTRI : Nama saya Ibu Ayu mas.

ASDOK : Baik lah dengan Ibu Ayu, baik bu apakah benar yang di katakan suami ibu?

ISTRI : Iya mas, benar yang di katakan suami saya beberapa hari ini saya gampang
sekali lelah, kadang sering pusing dan nyeri, saya juga susah tidur, kadang
kepala saya suka pusing dan nyeri,saya gampang lesu mas dan beberapa hari
ini saya suka menangis terus-menerus di malam hari nya saya juga merasa
saya ini tidak berharga sekarang saya suka menyendiri mas dari suami saya
dan keluarga saya padahal saya dulu suka kumpul dengan mereka saya takut
terjadi apa-apa dengan janin saya mas.

ASDOK : Maaf bu saya ingin bertanya apa ini kehamilan pertama ibu, dan ibu
sekarang ber umur berapa ya bu kalau boleh tau?

ISTRI : Iya mas ini kehamilan pertama saya, saat ini saya berusia 21 tahun mas.

ASDOK : Baik lah bu ini sudah saya catat di rekam medis bu saat ini tunggu dokter
andri datang ya bu untuk menjelaskan apa yang terjadi pada ibu, untuk saat
ini ibu dan bapak bisa tunggu di luar nanti akan saya panggil lagi buk pak.

ISTRI : Baik mas.

SUAMI : Baik mas.

“Setelah Pak Dwiki dan Ibu Ayu masuk dan memberikan penjelasan terhadap kondisi
yang terjadi pada Ibu Ayu dan Asisten Dokter mencatat semua keluhan dari ibu dan
menunggu kedatangan Dokter Andri tidak lama kemudia datang Dokter Andri yang habis

3
selesai dari visit ruangan saat Dokter Andri masuk tidak lama kemudian Asdok memanggil
Pak Dwiki dan Ibu Ayu.”

ASDOK : Bapak Dwiki dan Ibu Ayu silahkan masuk.

ISTRI : Ohh, iya mas.

SUAMI : Baiklah mas.

DOKTER : Selamat pagi buk, apakah benar dengan Bapak Dwiki dan Ibu Ayu ?

ISTRI : Iya dok benar saya Ibu Ayu dan ini suami saya Bapak Dwiki.

DOKTER: Perkenalkan buk,pak saya Dokter Andri saya yang akan memeriksa Ibu Ayu
pada pagi ini.

ISTRI : Baik dok silahkan.

DOKTER: Ini kehamilan pertama ya Bu Ayuu?

ISTRI : Iya Dok, ini kehamilan pertama saya.

DOKTER: Baik kita cek dulu kehamilannya ya bu, silahkan untuk tiduran di atas kasur
itu....

ISTRI : Baik dok.

Kerja

Di bantu asisten dokter untuk membantu berbaring di atas kasur lalu tutup secerem

DOKTER: Maaf ya buu saya periksa terlebih dahulu, ini sedikit tidak nyaman karena
saya akan memegang perut ibu

ISTRI : Iya Dok tidak papa,silahkan.

DOKTER: Baik bu ini janinnya normal detak jantung juga normal perkiraan ini
janinnya sudah masuk 3 bulan lebih.

ISTRI : Alhamdulillah Dok saya kira ada apa-apa dengan bayi saya.

DOKTER: Silahkan duduk lagi disana bu.

4
ISTRI : Baiklah dok, jadi gimana Dok hasilnya?

DOKTER: Jadi gini bu, dari catatan rekam medis yang asisten saya tanyakan kepada
ibu dan ibu juga memberitahu kami, dan dari hasil periksa saya, saya dapat
simpulkan sedang mengalami stres/desspresi ibu hamil.

ISTRI : Lalu itu bahaya gak Dok buat saya dan janin saya?

DOKTER: Bisa menjadi bahaya jika terus dialami atau dalam keadaan seperti ini.

ISTRI : Kenapa saya bisa mengalami strees ini Dok?

DOKTER: Ada beberapa faktor yang bisa di alami seperti perubahan fisik yang di
alami,kurangnya motivasi dari suami dan belum siap menjadi orang tua.

ISTRI : Lalu itu bisa di sembuhkan kan Dok?

DOKTER : Bisa bu tenang saja, tapi sebelumnya saya akan tanya ke ibu. Di mana
suami ibu bekerja? Apakah kurang adanya komunikasi bu?

ISTRI : Suami saya bekerja di pertambangan di Sumatra, dipindahkan oleh atasan


sejak pindah itu saya di tinggal dengan ibu saya dan ibu mertua saya dan saat
itulah kami jarang untuk berkomunikasi karena masalah kesibukan dan sinyal
dok.

SUAMI : Ya beginilah Dok, sejak saya dipindahkan saya jarang komunikasi dengan
istri saya, 1 minggu hanya bisa telfon atau video call itu pun tidak sampai 1
jam karena kendala sinyal dan kesibukan, ini saya pulang karena saya ambil
cuti 2 minggu.

DOKTER: Baiklah pak buk saya mengerti kondisi ibu dan bapak disini yang saya
dapatkan dari ibu adalah, ibu sedang mengalami despresi atau stress pada
masa hamil ini berbeda pada stres atau despresi pada umumnya, ini bisa
berbahaya jika terus-menerus terjadi ini akan membahayakan calon bayi ibu.

ISTRI : Bahaya yang bagaimana Dok?

DOKTER: Diantaranya bisa menghambat tumbuh kembang janin, bayi lahir prematur,
dan dapat mempengaruhi otak.

5
SUAMI : Bagaimana istri saya bisa stres Dok ?

DOKTER: Ada beberapa faktor yang bisa membuat istri bapak bisa stress, karena ini
hamil pertama bagi istri bapak dengan umur yang masih di bilang muda di 21
tahun mungkin belum siap atau menerima kedaan jika istri bapak hamil, dan
pasti ibu kaget dengan perubahan fisik ibu juga dan karena kurangnya
motivasi dari suaminya karena kendalan pekerjaan.

SUAMI : Jadi saya harus bagaimana Dok? Apa yang harus saya lakukan?

DOKTER: Karena mumpung bapak disini dan didekat istri bapak bisa mengajak istri
untuk ngobrol bisa untuk saling curhat, bapak juga kasih terus support dan
motivasi ke istri bapak karena itu sangat dibutuhkan walaupun saat nanti
sudah bekerja sisakan waktu untuk memberi semangat kepada istri
bapak,bapak dan istri bapak juga bisa pergi untuk jalan-jalan untuk
membantu agar istri tidak stress terus-menerus dan jangan tinggalkan istri
sendirian saat di butuhkan kasih waktu berdua mumpung bapak libur.

SUAMI : Baik dok akan saya lakukan, agar istri saya sehat dan calon bayi saya sehat
juga.

DOKTER: Baiklah kalau gitu pak apa ada yang ingin di bicarakan lagi?

SUAMI : Tidak ada Dok, kalau ibu ada tidak ?

ISTRI : Saya juga tidak ada Dok.

DOKTER : Baiklah kalau begitu bapak dan ibu bisa pulang, Adi tolong antarkan ya!

ASDOS : Baik dok, ayok pak bukk saya bantu.

ISTRI : Iya mas, terimakasih Dok.

SUAMI : Iya Dok terimakasih.

DOKTER: Sama-sama.

Terminasi

ASDOS : Nah Bu Ayu, kita sudah mengetahui tentang perkembangan pada ibu serta
janin ibu,bagaimana perasaan ibu sekarang? Adakah manfaatnya?.

6
ISTRI : Alhamdulillah mas membantu sekali.

ASDOS : Syukurlah kalau begitu, apakah bapak bisa melakukan yang disuruh oleh
Dokter Andri?

SUAMI : Saya akan lakukan mas agar istri saya sehat dan calon bayi saya sehat juga.

ASDOS : Baiklah kalau bapak dan ibu sudah mengerti apa yang akan dilakukan. Dan
pada pertemuan berikutnya ceritakan kepada saya agar masalah depresinya
tidak membahayakan untuk ibu dan janin.

SUAMI : Baik mas.

ISTRI : Baik mas.

ASDOK : Kalau begitu bapak dan ibu boleh pulang, hati-hati dijalan dan selalu jaga
kesehatannya ya pak bu.

SUAMI,ISTRI : Iya mas terimakasih.

“Dan akhirnya Pak Dwiki dan Ibu Ayu pulang setelah berbicang dengan Dokter Andri apa
yang sedang dialami oleh Ibu Ayu selesai mereka konsul dengan Dokter Andri mereka
pulang dan melakukan saran dari Dokter Andri.”

Anda mungkin juga menyukai