Anda di halaman 1dari 2

F. Contoh kasus persalinan.

Seorang ibu hamil MRS ( Masuk Rumah Sakit ) karena akan melahirkan anak yang pertama
dan didampingi oleh keluarga, sedangkan suaminya bekerja diluar kota sehingga tidak bisa
menemani kelahiran buah hatinya. Setelah diperiksa oleh bidan di RS tersebut, semua hasil
pemeriksaan menunjukkan sudah terdapat tanda-tanda melahirkan dan sudah ada bukaan
Rahim 4 cm (kala I fase Aktif ). Ibu hamil tersebut merasa cemas , gelisah serta takutkarena
ini adalah pengalaman pertama kalinya melahirkan. Dia teringat tetangga disamping
rumahnya sekitar 1 bulan yang lalu meninggal dunia karena perdarahan pada saat
melahirkan.ibu juga merasa takut jika hal itu menimpa dirinya. Keringat ibu terus mengalir
karena kecemasan yang ia alami sudah tidak bisa dikendalikan, akibatnya hasil pemeriksaan
tekanan darah ibu tersebut meningkat, sehingga perlu diberikan obat penurun tekanan darah.
Apalagi saat kontraksi ibu tersebut teriak-teriak dan menjerit-jerit kesakitan serta memanggil
nama suaminya. Keluarga berusaha menenangkan ibu tersebut dan memberikan dukungan
serta semangat pada ibu, namun ibu tersebut masih merasa cemas, ketakutan serta kesakitan.
Bagaimana peran seorang bidan dalam mengatasi kasus diatas

G. Penatalaksanaan

Kegiatan komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan.

Merupakan pemberian bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan
proses persalinan. Tujuan Komunikasi terapeutik Pada Ibu Dengan Gangguan Psikologi Saat
Persalinan :
a) Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selamam
proses persalinan. Semua persalinan pasti sakit akan tetapi semuanya adalah psoses normal
sehingga jelaskan pada ibu semuanya akan baik-baik saja.
b) Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
c) Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk
kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya

Pendekatan Komunikasi Terapeutik:

a) Menjalin hubungan yang mengenakkan (rapport) dengan klien.


Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif.
b) Kehadiran.
Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif ketrampilan yang meliputi mengayasi semua
kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total pada klien. Bila memungkinkan
anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif dalam asuhan.
c) Mendengarkan.
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
d) Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin dimana komunikasi nonverbal
kadang-kadang lebih bernilai dari pada kata-kata. Sentuhan yang diberikan bidan terhadap
klien akan memberi rasa nyaman dan dapat membantu pasien merasa relax.
e) Memberi informasi tentang kemajuan persalinan. Hal ini diupayakan untuk memberi
rasa percaya diri bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan. Pemahaman dapat mengurangi
kecemasan dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi. Informasi
yang diberikan diulang beberapa kali dan jika mungkin berikan secara tertulis.
f) Memimpin persalinan dengan mengajarkan pada ibu teknik bernafas yang baik,
berelaksasi dan mengatur posisi yang nyaman untuk ibu
g) Mengadakan kontrak fisik dengan klien. Kontak fisik dapat dilakukan dengan
menggosok punggung, memelik dan menyeka keringat serta membersihkan wajah ibu/klien.
h) Memberikan pujian. Pujian diberikan pada klien atas usaha yang dilakukannya.
i) Memberikan ucapan selamat pada klien atas kehadiran putra/putrinya dan menyatakan
ikut berbahagia.

Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan dilaksanakan
oleh bidan dengan sikap sebagai seorang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus
memberikan perimbangan. Sebagai seorang bidan yang professional, asuhan sayang ibu harus
tetap diperhatikan demi kenyaman pasien serta keselamatan ibu dan anak yang akan di bantu
selama proses persalinan berlangsung

Anda mungkin juga menyukai