0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
517 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas hubungan antara faktor-faktor penghambat pelaksanaan konseling dengan tingkat keberhasilan dalam memberikan layanan kebidanan di puskesmas wilayah Sleman. Penelitian menemukan bahwa sebagian besar bidan tidak mengalami hambatan dalam memberikan konseling, dan tingkat keberhasilan layanan kebidanan sebagian besar termasuk kategori sedang. Terdapat hubungan signifikan antara faktor penghambat konseling dengan ting
Deskripsi Asli:
Judul Asli
KELOMPOK 4 - FAKTOR PENGHAMBAT KIPK berkaitan dengan KOMPETENSI dalam Melakukan Percakapan
Dokumen tersebut membahas hubungan antara faktor-faktor penghambat pelaksanaan konseling dengan tingkat keberhasilan dalam memberikan layanan kebidanan di puskesmas wilayah Sleman. Penelitian menemukan bahwa sebagian besar bidan tidak mengalami hambatan dalam memberikan konseling, dan tingkat keberhasilan layanan kebidanan sebagian besar termasuk kategori sedang. Terdapat hubungan signifikan antara faktor penghambat konseling dengan ting
Dokumen tersebut membahas hubungan antara faktor-faktor penghambat pelaksanaan konseling dengan tingkat keberhasilan dalam memberikan layanan kebidanan di puskesmas wilayah Sleman. Penelitian menemukan bahwa sebagian besar bidan tidak mengalami hambatan dalam memberikan konseling, dan tingkat keberhasilan layanan kebidanan sebagian besar termasuk kategori sedang. Terdapat hubungan signifikan antara faktor penghambat konseling dengan ting
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke
orang, bersifat dua arah baik secara verbal dan non verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antarindividu di dalam kelompok kecil.
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. FAKTOR PENGHAMBAT KIP/K YANG BERKAITAN DENGAN
1. Interaksi
2. Faktor Situasional
3. Kompetensi dalam melakukan percakapan
KOMPETENSI DALAM MELAKUKAN PERCAKAPAN
Kompetensi KIP adalah tingkat dimana perilaku kita dalam
komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain. Dengan kompetensi, perilaku komunikasi kita akan sesuai dengan peraturan- peraturan dalam KIP dan membantu mencapai tujuan komunikasi. Dalam komunikasi interpersonal, agar komunikasi berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang diharapkan, baik komunikator maupun komunikan perlu memiliki kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Agar komunikasi interpersonal berhasil kita perlu memiliki keterampilan dalam komunikasi
interpersonal baik sosial maupun behavioral. Kompetensi tersebut meliputi :
1. Empati ( emphati ) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertian orang
lain.
2. Perspektif sosial adalah kecakapan melihat kemungkinan – kemungkinan perilaku
yang diambil oleh orang yang kita ajak komunikasi.
3. Kepekaan ( sensitivity ) terhadap sesuatu hal dalam KIP.
4. Pengetahuan akan situasi pada saat melakukan KIP.
5. Memonitor diri adalah kemampuan menjaga ketepatanperilaku dan pengungkapan
komunikan.
6. Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatan dalam berinteraksi.
JURNAL KOMUNIKASI HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN Roschidah Putri Rizani, Sudarti, Urip Tugiyarti , M. Judha LATAR BELAKANG
Komunikasi yang efektif penting untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan
kebidanan dan merupakan proses yang dapat melancarkan pencapaian tujuan. Faktor yang menghambat atau mendorong komunikasi terbuka perlu dipahami oleh tenaga kesehatan dalam bidang kebidanan. Keberhasilan suatu komunikasi/ konseling biasanya diukur dari tindakan nyata yang dihasilkan. Pelaksanaan konseling sangat didukung oleh kemampuan bidan dalam memberikan konseling yaitu kemampuan mengadakan komunikasi dengan klien, menjalin hubungan yang baik antara bidan dengan klien. TUJUAN
Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor penghambat pelaksanaan
konseling dengan tingkat keberhasilan pada pelayanan kebidaanan di Puskesmas wilayah Sleman Tengah PENDAHULUAN
Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan
hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerjasama yang dilakukan secara profesional oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien (Yulifah,2009). Suatu proses konseling tanpa didasari oleh pengetahuan dan keterampilan yang baik serta sistem pemberian konseling yang terarah tidak akan mudah untuk dilakukan. Keberhasilan suatu komunikasi/konseling biasanya diukur dari tindakan nyata yang dihasilkan. Untuk menimbulkan tindakan, bidan harus berhasil terlebih dahulu menenamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap, atau menumbuhkan hubungan yang baik untuk mencapai keberhasilan dalam memberikan konseling. HASIL PENELITIAN
Hasil analisis deskriptif diketahui karakteristik responden berdasar
tingkat faktor- faktor penghambat pelaksanaan konseling sebagian memiliki hambatan yang tidak menghambatsebesar 56,67%. Karakteristik tingkat keberhasilan pada pelayanan kebidanan sebagian besar termasuk kategori sedang berjumlah 60,00%. Hasil uji chi square diperoleh nilai X2 (25,378) > X2(9,49) dengan p value 0,000 < 0,05. PEMBAHASAN
Dari jumlah persentase faktor-faktor penghambat pelaksanaan
konseling di Puskesmas Wilayah Sleman Yogyakarta sebagian besar tidak memiliki hambatan dalam memberikan konseling bahkan ada yang sangat tidak menghambat. Hal ini kemungkinan dikarenakan faktor pengetahuan dan keterampilan tentang konseling, serta kemampuan bidan dalam membentuk jejaring yang baik karena bidan merupakan tenaga pelayanan kesehatan yang sudah terlatih dan profesional dalam memberi bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan tanggungjawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi. KESIMPULAN
Hasil analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang
bermakna/signifikan antara faktor-faktor penghambat pelaksanaan konseling dengan tingkat keberhasilan pada pelayanan kebidanan di Puskesmas Wilayah Sleman Yogyakarta. TERIMAKASIH