Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR PENGHAMBAT KIP/K YANG

BERKAITAN DENGAN KOMPETENSI DALAM


MELAKUKAN PERCAKAPAN
KELOMPOK 4

1. Devi Ratna Nindita (P07124216017)


2. Monica Wahyu Trinita (P07124216018)
3. Annisa Azka Musalina (P07124216019)
4. Fachni Dyah Anggraini (P07124216020)
5. Dwi Nurnaningsih (P07124216021)
PENGERTIAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL/ KONSELING

Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke


orang, bersifat dua arah baik secara verbal dan non verbal, dengan saling
berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau
antarindividu di dalam kelompok kecil.

Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,


dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu
seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan
menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
FAKTOR PENGHAMBAT KIP/K YANG
BERKAITAN DENGAN

1. Interaksi

2. Faktor Situasional

3. Kompetensi dalam melakukan percakapan


KOMPETENSI DALAM MELAKUKAN
PERCAKAPAN

Kompetensi KIP adalah tingkat dimana perilaku kita dalam


komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan
membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita
lakukan dengan orang lain. Dengan kompetensi, perilaku komunikasi
kita akan sesuai dengan peraturan- peraturan dalam KIP dan
membantu mencapai tujuan komunikasi.
Dalam komunikasi interpersonal, agar komunikasi berjalan lancar
dan mendatangkan hasil yang diharapkan, baik komunikator maupun
komunikan perlu memiliki kemampuan dan kecakapan dalam
melakukan komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi interpersonal berhasil kita perlu memiliki keterampilan dalam komunikasi

interpersonal baik sosial maupun behavioral. Kompetensi tersebut meliputi :

1. Empati (  emphati ) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertian orang

lain.

2. Perspektif sosial adalah kecakapan melihat kemungkinan – kemungkinan perilaku

yang diambil oleh orang yang kita ajak komunikasi.

3. Kepekaan ( sensitivity ) terhadap sesuatu hal dalam KIP.

4. Pengetahuan akan situasi pada saat melakukan KIP.

5. Memonitor diri adalah kemampuan menjaga ketepatanperilaku dan pengungkapan

komunikan.

6. Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatan dalam berinteraksi.


JURNAL KOMUNIKASI
HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN
TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING
PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH
SLEMAN
Roschidah Putri Rizani, Sudarti, Urip Tugiyarti , M.
Judha
LATAR BELAKANG

Komunikasi yang efektif penting untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan


kebidanan dan merupakan proses yang dapat melancarkan pencapaian
tujuan. Faktor yang menghambat atau mendorong komunikasi terbuka perlu
dipahami oleh tenaga kesehatan dalam bidang kebidanan. Keberhasilan
suatu komunikasi/ konseling biasanya diukur dari tindakan nyata yang
dihasilkan. Pelaksanaan konseling sangat didukung oleh kemampuan bidan
dalam memberikan konseling yaitu kemampuan mengadakan komunikasi
dengan klien, menjalin hubungan yang baik antara bidan dengan klien.
TUJUAN

Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor penghambat pelaksanaan


konseling dengan tingkat keberhasilan pada pelayanan kebidaanan di
Puskesmas wilayah Sleman Tengah
PENDAHULUAN

Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan


hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerjasama yang
dilakukan secara profesional oleh bidan kepada klien untuk
memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan
memenuhi kebutuhan klien (Yulifah,2009).
Suatu proses konseling tanpa didasari oleh pengetahuan dan
keterampilan yang baik serta sistem pemberian konseling yang terarah
tidak akan mudah untuk dilakukan.
Keberhasilan suatu komunikasi/konseling biasanya diukur dari
tindakan nyata yang dihasilkan.
Untuk menimbulkan tindakan, bidan harus berhasil terlebih dahulu
menenamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap, atau
menumbuhkan hubungan yang baik untuk mencapai keberhasilan
dalam memberikan konseling.
HASIL PENELITIAN

Hasil analisis deskriptif diketahui karakteristik responden berdasar


tingkat faktor- faktor penghambat pelaksanaan konseling sebagian
memiliki hambatan yang tidak menghambatsebesar 56,67%.
Karakteristik tingkat keberhasilan pada pelayanan kebidanan sebagian
besar termasuk kategori sedang berjumlah 60,00%. Hasil uji chi square
diperoleh nilai X2 (25,378) > X2(9,49) dengan p value 0,000 < 0,05.
PEMBAHASAN

Dari jumlah persentase faktor-faktor penghambat pelaksanaan


konseling di Puskesmas Wilayah Sleman Yogyakarta sebagian besar
tidak memiliki hambatan dalam memberikan konseling bahkan ada
yang sangat tidak menghambat. Hal ini kemungkinan dikarenakan
faktor pengetahuan dan keterampilan tentang konseling, serta
kemampuan bidan dalam membentuk jejaring yang baik karena bidan
merupakan tenaga pelayanan kesehatan yang sudah terlatih dan
profesional dalam memberi bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada
ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan
tanggungjawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru
lahir dan bayi.
KESIMPULAN

Hasil analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang


bermakna/signifikan antara faktor-faktor penghambat pelaksanaan
konseling dengan tingkat keberhasilan pada pelayanan kebidanan di
Puskesmas Wilayah Sleman Yogyakarta.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai