Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

Peran Penata Anestesi Pada Pre Anestesi/Operasi

Disusun oleh:

1. Aditha Zetra Irawan (190106002)


2. Ganea Pramudya Gurensky (190106062)
3. Giana Cahya Nugroho (190106065)
4. Raihan Rafif A.S (190106119)
5. Ricky Muhammad M (1901061220

Kelas: 2B Anestesiologi
Kelompok: 1

PRODI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2020

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................2
RUANG LINGKUP KEPERWATAN ANESTESI...............................................................................3
PERAN PENATA ANASTESI........................................................................................................3
SPESIALISASI KEPERAWATAN DI INDONESIA............................................................................4
PERWATAN PRA ANESTESI.......................................................................................................5
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT ANESTESI...............................................................................6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................7

2
RUANG LINGKUP KEPERWATAN ANESTESI

Ruang lingkup keperawatan anestesi meliputi pelayanan keperawata anestesi pada


pelayanan :
1. Pra anestesi/ Pembedahan
2. Selama Anestesi / Pembedahan
3. Pasca Anestesi/ Pembedahan
4. Perawat gawat darurat
5. Perawat intensif
6. Semua pelayanan yang memerlukan perawatan anestesi

PERAN PENATA ANASTESI

PRE OPERATIF
1. Visite pre operatif apabila dokter anastesi berhalangan.
2. Menerima pasien diruang penerimaan.
INTRA OPERATIF.
1. Membebaskan jalan nafas/ intubasi.
2. Memenuhi keseimbangan O2 dan CO2
3. Mempertahankan Keseimbangan cairan.
4. TTV
5. Memberikan obat- obatan sesuai program.
6. Memberikan rasa aman dan nyaman pada papsien.
7. Menilai hilangnya efek obat anastesi.
8. Memberikan resusitesi.
POST OPERATIF.
1. Mempertahankan jalan napas.
2. TTV
3. Memantau tingkat kesadaran pasien.
4. Memantau respon pasien terhadap tindakan obat anastesi.
5. Menyiapkann RR.
6. Membersihkan alat anastesi .
7. Serah terima dengan perawat rawat inap.
8. Membersihkan kamar operasi

3
SPESIALISASI KEPERAWATAN DI INDONESIA

Perawat Anastesi
Perawat Anastesi adalah tenaga keperawatan professional yang diberi
wewenang dan tanggung jawab dalam membantu terselenggaranya pelaksanaan
tindakan pembiusan dikamar operasi. Tugas perawat anastesi antara lain :
Sebelum Pembedahan
1) Melakukan kunjungan pra anesthesia untuk menilai status fisik pasien.
2) Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.
3) Menyiapkan kelengkapan alat dan mesin anasthesi.
4) Memasang infuse atau transfuse darah.
5) Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter anesthesia.
6) Menyiapkan kelengkapan meja anesthesia dan mesin suctionnya.
7) Memonitor kondisi dan tanda vital pasien.
8) Memindahkan pasien kke meja operasi.
Saat Pembedahan
1) Membebaskan jalan napas denga mengatur posisi pasien dan ett.
2) Memenuhi keseimbangan gas medis.
3) Mengatur keseimbangan cairang dengan menghitung input dan output.
4) Memantau tanda- tanda vital.
5) Memberikan obat- obatan sesuai dengan program dokter anesthesia.
6) Memantau efek obat anesthesia.
Setelah Pembedahan
1) Mempertahankan jalan napas pasien.
2) Memantau tingkat kesadaran pasien.
3) Memantau dan mencatat perkembangan pasien post operasi.
4) Memantau pasien terhadap efek obat anesthhesi.
5) Memindahkan pasien ke ruang pulih sadar.
6) Merapikan dan membersihkan alat anesthesi.
7) Mengembalikan alat anesthesia ke tempat semula

4
PERWATAN PRA ANESTESI

Perawatan pra Anestesi dimulai saat pasien berada di ruang perawatan, atau dapat
juga dimulai pada saat pasien diserah terimakam di ruang operasi dan berakhir saat
pasien dipindahkan ke meja operasi.
Tujuan :
1. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, memberikan penyuluhan
tentang tindakan anestesi.
2. Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien.
3. Mengetahui akibat tindakan anastesi yang akan dilakukan.
4. Mengantisipasi dan menannggulangi kesulitan yang mungkin timbul.
Dalam menerima pasien yang akan menjalani tindakan anestesi, Perawat anestesi
wajib memeriksa kembali kembali data dan persiapan anestesi, diantaranya :
1. Memeriksa :
- Identitas pasien dan keadaan umum pasien.
- Kelengkapan status/ rekam medic.
- Surat persetujuan operasi dari pasien / keluarga
- Data laboratorium, rontgent, EKG dan lain- lain.
- Gigi palsu, Lensa kontak, perhiasan, cat kuku, lipstick dan laim- lain.
2. Mengganti baju pasien
3. Membantu pasien untuk mengosongkan kandung kemih.
4. Mencatat timabg terima pasien.
Perawat anestesi juga bertugas memberikan pre – medikasi intruksi tertulis dari
dokter Spesialis Anestesiologi atau dokteer lain yang berwenaang. Hal – hal yang
harus diperhatikan adalah :
1. Memeriksa kembali nama pasien sebelum memberikan obat.
2. Memeriksa riwayat penyakit yang pernah diderita..
3. Mengetahui riwayat aleregi terhadap obat- obatan.
4. Memeriksa fungsi vital(tensi, nadi, suhu ,nafas) sebelum memberikan
premedikasi dan sesudahnya.
5. Memberikan obat pre- medikasi sesuai itruksi dokter dan kemudian mencatat
nama obat, dosis obat, cara dan waktu pemberian, tanda tangan dan nama jelas
perawat yang memberkan obat.

5
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT ANESTESI

Perawat anestesi dalam pelayanan anestesiologi dan reanimasi mempunyai peran


dan fungsi sebagai berikut :
1. Pengelola asuhan kepperawatan anestesi.
2. Mitra kerja dalam pelaksanaan tindakan anestesi.
3. Pengelola asuhan keperawatan pada keadaan gawat darurat.
4. Menyiapkan alat – alat dan obat – obat untuk pengakhiran anestesi dan atau
ekstubasi.
5. Melakukan pengakhiran annestasi dan atau ekstubasi sesuai dengan kewenangan
yang diberikan.
6. Peengelola asuhan keperawatan pasien di intensif Care.
7. Sebagai pendidik.
Kompetensi minimal seorang Perawat Anestesi adalah sebagai berikut :
1. Dapat melakukan asuhann keperawatan pada pasien yang akan menjalani
prosedur anestasi (Pra, intra dan pasca).
2. Dapat melakukan asuhan keperawatan selama tindakan/ prosedur anestesi
sedang berlangsung.
3. Dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dalam keadaan gawat darurat.
4. Dapat melakukan asuhan keperawatan kepada paspien yang membutuhkan
perawatan intesif.
5. Dapat melakukan kerja sama antar anggota tim, baik sebagai mitra kerja
ataupun pelaksana tindakan dalam pelayanan anestesiologi dan reanimasi
sesuai dengan peran, fungsi, etika dan kebijaksanaan atau bahas kewenanganya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Rondhianto (2008). Perawatan pre anestesi di ruang operasi (recovery room). Dibuka
pada tanggal 1 Juli 2009
Pailase, A., Cecconi, M., Moreale, R., & Skrap, M. (2012). Pre Operative stress,
anxiety, depression and coping strategies adopted by patients
experiencing their first or reccurent brain neoplasm: an explorative
study. Stress Heealth. 28 (5), 25-416
Purwaningsih (2012) Derajat Kecemasan Pasien dengan Tindakan Operatif Dapat
Diminimalisir dengan Persiapan yang Matang. Jakarta : EGC
Redjeki, Ike S. (2013). Perioperative Goals Directed Therapy. Jurnal Anestesi
Perioperatif 2013; I (1) : 1-2.

Anda mungkin juga menyukai