KDK ANESTESIOLOGI
“Peran dan Fungsi Penata Anestesi Pre, Intra, Pasca Pada
Regional Anestesi Sectio Caesarea”
Kelompok 4
Di Susun Oleh :
SODRI SUSENO 220106295
FEGY INDAHLIANI ANIA 220106279
ANGGIT KAROMAH 220106267
NORITHA MANURUNG 220106289
HERAWATI 220106282
Operasi Caesar dilakukan dengan tujuan agar keselamatan ibu dan bayi dapat
tertangani dengan baik. WHO menetapkan indikator persalinan sectio caesarea di sebuah
negara yakni 5-15 % per 1000 kelahiran di dunia. Data Riskesdas (Survey Kesehatan
Dasar, 2013) menunjukan bahwa kejadian persalinan dengan tindakan sectio caesarea di
Indonesia mencapai 9,8 % dari jumlah persalinan dan melebihi dari rata-rata persalinan
sectio caesarea di Indonesia.
Sectio caesarea tentunya tidak terlepas dari tindakan anestesi. Menurut Morgan
(2013), menyebutkan bahwa anestesi pada umumnya dibagi atas anestesi general dan
anestesi regional.
B. Tindakan Anestesi
Anestesi berarti “hilangnya rasa atau sensasi”. Istilah yang digunakan para ahli
saraf dengan maksud untuk menyatakan bahwa terjadi kehilangan rasa secara patologis
pada bagian tubuh tertentu, atau bagian tubuh yang dikehendaki (Boulton, 2012).
Anestesi adalah Keadaan reversibel yang mencakup efek hipnosis, amnesia,
analgesia, akinesia, dan blok otonom serta sensorik pada pasien, sehingga meniadakan
respons suara atau rangsangan bedah. Tindakan Anestesi pada operasi sectio caesarea ada
dua pada umumnya yaitu;
1. Anestesi General
Anestesi General merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit secara sentral
disertai hilangnya kesadaran (reversible). Tindakan anestesi general terdapat
beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah dengan teknik intravena anestesi dan
inhalasi yaitu dengan face mask (sungkup muka) dan dengan teknik intubasi yaitu
pemasangan endotrecheal tube atau gabungan keduanya inhalasi dan intravena
(Latief, 2007). Anestesi general bekerja menekan aksi hipotalamus pituitari adrenal.
2. Anestesi Regional
Anestesi regional merupakan suatu metode yang lebih bersifat sebagai analgesik.
Anestesi regional hanya menghilangkan nyeri tetapi pasien tetap dalam keadaan
sadar. Oleh sebab itu, teknik ini tidak memenuhi trias anestesi karena hanya
menghilangkan persepsi nyeri saja (Pramono, 2017). Anestesi Regional berfungsi
untuk menekan transmisi impuls nyeri dan menekan saraf otonom eferen ke adrenal.
Umumnya pada tindakan seksio sesarea dilakukan teknik anestesi regional. Anestesi
regional yang dilakukan pada pasien obstetri adalah dengan teknik blok subarakhnoid.
Anestesi spinal (blok subarakhnoid) merupakan pilihan utama dalam tindakan seksio
sesarea. Alasan pemilihan anestesi spinal karena rendahnya efek samping terhadap
neonatus akan obat depresan, pengurangan risiko terjadinya aspirasi pulmonal pada
maternal, kesadaran ibu akan lahirnya bayi, dan yang paling penting adalah pemberian
opioid secara spinal dalam rangka penyembuhan nyeri pasca operasi.
Meskipun anestesi spinal merupakan teknik anestesi terbaik bagi seksio sesarea,
tetapi anestesi spinal juga memiliki kekurangan. Menurut Majid (2011), teknik anestesi
spinal memiliki kekurangan seperti terjadinya hipotensi, bradikardi, apnoe, pernafasan
tidak adekuat, nausea/ mual dan muntah, pusing kepala pasca pungsi lumbal, blok spinal
tinggi atau spinal total.
Sehingga dibutuhkan peran perawat anestesi untuk dapat meminimalisir kejadian
yang akan terjadi sebelum dan sesudah dilakukannya pembedahan atau tindakan operasi
cesar pada pasien.
C. Peran dan Fungsi Tugas Penata Anestesi
Perawat/penata anestesi berperan pada hampir seluruh pembiusan umum. Perawat
anestesi dapat melakukan tindakan pre, intra dan post anestesi untuk meningkatkan
keamanan dan kenyamanan pada pasien yang akan melakukan pembedahan operasi
khususnya oprasi section cesarea.
1. Pada tahap pre anestesi
Perawatan Pre Anestesi dimulai saat pasien berada di ruang perawatan, atau dapat
juga dimulai pada saat pasien diserah terimakan di ruang operasi dan berakhir saat
pasien dipindahkan ke meja operasi.
Tujuan :
- Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, memberikan penyuluhan
tentang tindakan anestesi.
- Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien.
- Mengetahui akibat tindakan anastesi yang akan dilakukan.
- Mengantisipasi dan menannggulangi kesulitan yang mungkin timbul
Dalam menerima pasien yang akan menjalani tindakan anestesi, Perawat anestesi
wajib memeriksa kembali data dan persiapan anestesi, diantaranya :
Pengakhiran anestasi :
1. Dapat melakukan asuhann keperawatan pada pasien yang akan menjalani prosedur
anestasi (Pra, intra dan pasca).
2. Dapat melakukan asuhan keperawatan selama tindakan/ prosedur anestesi sedang
berlangsung.
3. Dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dalam keadaan gawat darurat.
4. Dapat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien yang membutuhkan perawatan
intesif.
5. Dapat melakukan kerja sama antar anggota tim, baik sebagai mitra kerja ataupun
pelaksana tindakan dalam pelayanan anestesiologi dan reanimasi sesuai dengan
peran, fungsi, etika dan kebijaksanaan atau bahas kewenanganya.
D. Saran
E. Kesimpulan