ANASTESI
Definisi Anestesi
Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit, dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk
menciptakan kondisi optimal bagi pelaksanaan pembedahan (Sabiston, 2011)
PRE OPERASI
Tujuan dari reassesment preoperasi :
a. Mengetahui status fisik klien preoperatif.
b. Mengetahui dan menganalisis jenis operasi.
c. Memilih jenis atau teknik anestesi yang sesuai.
d. Mengetahui kemungkinan penyulit yang mungkin akan terjadi selama pembedahan dan atau pascabedah.
e. Mempersiapkan obat atau alat guna menanggulangi penyulit yang dimungkinkan.
Obat-obat
General Anastesi :
Persiapan alat General Anestesi
7
Indikasi Intubasi Trakhea Indikasi intubasi trakhea sangat bervariasi dan umumnya digolongkan sebagai berikut
(Latief, 2007):
a.Menjaga patensi jalan nafas oleh sebab apapun Kelainan anatomi, bedah khusus, bedah posisi khusus,
pembersihan sekret jalan nafas dan lain-lain.
b. Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi Misalnya saat resusitasi, memungkinkan penggunaan relaksan
dengan efisien, ventilasi jangka panjang.
c. Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi.
Klasifikasi tampakan faring pada saat mulut terbuka maksimal dan lidah dijulurkan maksimal menurut Mallampati
dibagi menjadi 4 gradasi (Latief, 2007).
8
Penyulit dalam pemasangan ETT
Menurut Morgan (2006) ada beberapa kondisi yang diperkirakan akan mengalami kesulitan pada
saat dilakukan intubasi, antara lain: Tumor, Infeksi, Kelainan kongenital, Benda asing, Trauma, Obesitas,
Extensi leher yang tidask maksimal, dan Variasi anatomi.
Indikasi LMA
a. Digunakan untuk prosedur anestesi jika tindakan intubasi mengalami kegagalan.
b. Penatalaksanaan kesulitan jalan nafas yang tidak dapat diperkirakan.
c. Pada airway management selama resusitasi pada pasien yang tidak sadarkan diri.
d. Pada operasi kecil atau sedang di daerah permukaan tubuh, berlangsung singkat dan posisinya terlentang.
9
Kontraindikasi LMA
a. Pasien-pasien dengan resiko aspirasi isi lambung.
b. Pasien yang membutuhkan dukungan ventilasi mekanik dalam jangka waktu yang lama.
c. Pada operasi daerah mulut.
Komplikasi LMA
d. Pada pasien yang mengalami penurunan fungsi sistem pernafasan, karena cuff pada LMA yang
bertekanan rendah akan mengalami kebocoran pada tekanan inspirasi yang tinggi dan akan terjadi
pengembangan lambung.
Menurut Nolan (2005) komplikasi pemasangan Laringeal Mask Airway (LMA):
Komplikasi Mekanikal (kinerja LMA sebagai alat) :
1) Gagal insersi (0,3 – 4%)
2) Ineffective seal (<5%)
3) Malposisi (20 – 35%)
Waktu Pulih Sadar
10
a. Definisi Pulih sadar
Pulih sadar adalah bangun dari efek obat anastesi setelah proses pembedahan dilakukan.
b. Penilaian Waktu pulih Sadar
Penilaian dilakukan saat masuk recovery room, selanjutnya dinilai dan dicatat setiap 5 menit sampai
tercapai nilai minimal 8.
c. Faktor-Faktor Pemindahan Pasien
berikut:
Kesadaran Pernapasan
2 = Sadar Baik 2 = Mampu untuk nafas dalam dan
1 = Sadar dengan cara dipanggil batuk
0 = Tidak ada respon saat dipanggil 1 = Dypsneu, nafas dangkal dan
kemampuan terbatas
0 = Apneu
Aktifitas
2 = Mampu menggerakkan ke-4 ekstremitas dengan sendirinya dan diperintah
1 = Mampu menggerakkan ke-2 ekstremitas dengan sendirinya atau
diperintah 0 = Tidak mampu menggerakkan ekstremitas
PENGKAJIAN 13
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 46 Thn.
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jakarta
Diagnosa Pre Operatif : Mioma Uteri
Tindakan Operasi : HT Radikal
Tgl operasi : Selasa, 28 Mei 2022
2. PRE OPERASI
A. Keluhan utama : Pasien mengatakan takut tidak bisa hamil akibat
penyakit yang di derita
B. Riwayat operasi : laparatomi 2012
C. Riwayat sakit dahulu : Tidak ada
D. Riwayat Alergi : Tidak
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum dan Tanda-tanda Vital:
Kesadaran : Compos Mentis
Spo2 : 100%
GCS : E: 4 M: 6 V: 5
TD : 140/90 mmHg;
RR : 20 x/mnt
N : 90 x/mnt
S : 36,6 C
BB : 55 Kg TB : 160 cm Learn More
14
PEMERIKSAAN FISIK
-Kepala :
Normal
-Mata :
Konjungtiva anemis -/- , sclera ikterik -/-, pupil isokor 3/3, reaksi +/+
-Hidung :
Patensi +/+, simetris, secret (-), nafas cuping hidung (-)
-Mulut :
Normal ,gigi goyang (-), gigi palsu (-)
-Thorax :
Bentuk normal, tidak tampak benjolan atau tumor.
-Abdomen :
Terdapat bekas operasi pada abdomen bawah pasien
-Integumen:
Sianosis (-), Turgor kulit baik, CRT < 2 detik, Terdapat bekas operasi
pada abdomen bawah pasien
-Ekstremitas :
Normal, Kekuatan otot pada ke 4 ektremitas bernilai 5, Gangguan
mobilisasi : tidak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
15
HB : 12,2 g/dL
Hematokrit : 37,5 %
Trombosit : 400 000 /µL
Leukosit : 10,650 /µL
CT : 3,0
BT : 1,0
PCR : negatif
3. INTRA ANESTESI
PERSIAPAN ANASTESI
1.Persiapan Alat
Mesin Anestesi : Kebocoran : tidak
Kelengkapan Monitor : ECG, NIBP, Spo2
Statics : ya
GENERAL ANASTESI STATICS
Obat yang digunakan : S= SCOPE : Laringoscope, Stetoscope
1.Ondancetron 8 mg T= TUBE : ETT,NTT,LMA
2.Ceftriaxon 1gr A= AIRWAY : OPA,NPA
3. Primperan 10mg T= TAPE : Plester
4. Lidocain 40 mg I = INTRODUCER : Mandrin, Klem Magil
5. Fentanyl 200 mcg C= CONNECTOR : Elbow
6. Cortidex 5 mg S=SUCTION : Multifungsi suction
7. Epedrin 5mg
8. Propofol 80mg
9. rocuroniun 30mg
10.midazolam 2mg
11. ketorolac 30mg
12. asam tranexamat 1gr
13. paracetamol 1gr
14. Voxib 50mg
15. Tramal 100mg
Learn More
17
4. POST OPERASI
Learn More
18
DO:
Pasien tampak tegang, Pasien
tampak sering ke kamar
mandi untuk buang air kecil.
TD : 140/90 mmHg;
RR : 20 x/mnt
N : 90 x/mnt
S : 36,6 C
SpO2 : 100%
19
Post Operasi
No. Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS: Pasien mengatakan nyeri D. 0077 Agen Pencedera Fisik
pada bagian luka operasi Nyeri Akut
DO:
Pasien sulit beristirahat,
pasien sering melaporkan
nyeri yang dialami, TD
130/90 MmHg, N 100 x/m.
P: nyeri bertambah saat
bergerak
Q: nyeri seperti tertusuk
benda tajam
R: nyeri di bagian perut
bawah (reg 8)
S: skala nyeri 6
T: nyeri hilang timbul
21
Diagnosa Keperawatan
No. Pre Operasi Intra Operasi Post Operasi
1. D. 0080 D. 0005 D. 0077
Ansietas berhubungan dengan Pola napas tidak efektif Nyeri Akut berhubungan dengan
ancaman terhadap konsep diri berhubungan dengan agen agen pencedera fisik
farmakologis
22
TERIMAKASIH