Anda di halaman 1dari 31

1

TEAM KAMAR OPRASI


RSIA Bunda Jakarta

Asuhan Keperawatan Anestesi dengan


General Anestesi pada pasien Ny. D dengan
diagnose medis Mioma Uteri
tindakan Laparascopy
2

ANASTESI
Definisi Anestesi
Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit, dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk
menciptakan kondisi optimal bagi pelaksanaan pembedahan (Sabiston, 2011)

PRE OPERASI
Tujuan dari reassesment preoperasi :
a. Mengetahui status fisik klien preoperatif.
b. Mengetahui dan menganalisis jenis operasi.
c. Memilih jenis atau teknik anestesi yang sesuai.
d. Mengetahui kemungkinan penyulit yang mungkin akan terjadi selama pembedahan dan atau pascabedah.
e. Mempersiapkan obat atau alat guna menanggulangi penyulit yang dimungkinkan.

Persiapan preanestesi di rumah sakit meliputi:


f. Persiapan psikologis
g. Persiapan fisik
h. Klasifikasi status fisik pasien menurut ASA (American society Of Anasthesiologist): ASA I, ASA II, ASA III, ASA
IV dan ASA V
d. Membuat surat Persetujuan tindakan medik
e. Persiapan lain yang bersifat khusus reassesment anastesi preoperasi
3
INTRA OPERASI
Pada fase ini terdapat juga pengisian checklist. Yang bertanggung jawab untuk memeriksa checklist, yaitu
perawat sirkuler tetapi dapat juga setiap dokter yang berpartisipasi dalam operasi. Checklist dalam operasi dibagi
menjadi tiga fase, masing-masing sesuai dengan periode waktu tertentu dalam prosedur normal : periode sebelum
induksi anestesi (sign in), periode setelah induksi dan sebelum insisi (time out) dan periode selama atau segera
setelah penutupan luka (sign out) (WHO, 2009).

Sebelum tindakan anestesia, perawat anestesi wajib:


1) Melakukan pemeriksaan kembali nama pasien, data diagnosa dan rencana operasi.
2) Mengenalkan pasien kepada dokter spesialis anestesiologi, dokter ahli bedah, dokter asisten
dan perawat
instrumen.
3) Memberikan dukungan moril, menjelaskan tindakan induksi yang akan dilakukan dan menjelaskan fasilitas
yang ada
di sekitar meja operasi.
4) Memasang alat-alat pemantau (antara lain tensimeter, ECG dan alat lainnya sesuai dengan kebutuhan).
5)Mengatur posisi pasien bersama-sama perawat bedah sesuai dengan posisi yang dibutuhkan untuk tindakan
pembedahan.
6) Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.
4

Selama tindakan anestesi perawat anestesi wajib:


1) Mencatat semua tindakan anestesia.
2)Berespon dan mendokumentasikan semua perubahan fungsi vital tubuh pasien selama
anestesia/pembedahan.
3)Berespon dan melaporkan pada dokter spesialis anestesiologi bila terdapat tanda- tanda kegawatan
fungsi vital tubuh pasien agar dapat dilakukan tindakan segera.
4)Melaporkan pada dokter yang melakukan pembedahan tentang perubahan fungsi vital tubuh pasien dan
tindakan yang diberikan selama anestesia.
5) Mengatur dosis obat anestesi atas pelimpahan wewenang dokter.
6) Menanggulangi keadaan perawat darurat.

Pengakhiran anestesi meliputi :


7) Memantau tanda vital secara lebijh intensif.
8) Menjaga jan nafas supaya tetap bebas.
9) Menyiapkan alat-alat dan obat-obat untuk pengakhiran anestesia dan atau ekstubasi.
10)Melakukan pengakhiran anestesia dan atau sekstubai sesuai kewenangan yang diberikan.
5
POST OPRASI
Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek agen atau obat anestesi dan memantau fungsi vital serta
mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien
dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan
rehabilitasi serta pemulangan pasien (Majid, Judha & Istianah, 2011).
Gangguan Pasca Anestesi (Potter dan Perry, 2010) yaitu
1. Gangguan Pernapasan cepat
2. Sirkulasi
3. Regurgitasi dan muntah
4. Hipotermi
5. Gangguan faal lainnya
GENERAL ANASTESI
General anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran
(reversible). Tindakan general anestesi terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah general anestesi denggan
teknik intravena anestesi dan general anestesi dengan inhalasi yaitu dengan face mask (sungkup muka) dan dengan
teknik intubasi yaitu pemasangan endotracheal tube atau gabungan keduanya inhalasi dan intravena (Latief, 2007).
Teknik General Anastesi menurut Mangku dan Senaphati ada 3 teknik yaitu :
a. General Anastesi Intravena
b. General Anastesi Inhalasi
c. Anastesi Imbabang (balance anastesi)
6

Obat-obat
General Anastesi :
Persiapan alat General Anestesi
7

A. Intubasi Trakhea (ETT)


Tindakan intubasi trakhea merupakan salah satu teknik anestesi umum inhalasi, yaitu memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi
yang berupa gas atau cairan yang mudah menguap melalui alat atau mesin anestesi langsung ke udara inspirasi. ETT ada dua jenis
Kinking dan non kinking.

Indikasi Intubasi Trakhea Indikasi intubasi trakhea sangat bervariasi dan umumnya digolongkan sebagai berikut
(Latief, 2007):
a.Menjaga patensi jalan nafas oleh sebab apapun Kelainan anatomi, bedah khusus, bedah posisi khusus,
pembersihan sekret jalan nafas dan lain-lain.
b. Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi Misalnya saat resusitasi, memungkinkan penggunaan relaksan
dengan efisien, ventilasi jangka panjang.
c. Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi.
Klasifikasi tampakan faring pada saat mulut terbuka maksimal dan lidah dijulurkan maksimal menurut Mallampati
dibagi menjadi 4 gradasi (Latief, 2007).
8
Penyulit dalam pemasangan ETT
Menurut Morgan (2006) ada beberapa kondisi yang diperkirakan akan mengalami kesulitan pada
saat dilakukan intubasi, antara lain: Tumor, Infeksi, Kelainan kongenital, Benda asing, Trauma, Obesitas,
Extensi leher yang tidask maksimal, dan Variasi anatomi.

B. Laringeal Mask Airway (LMA)

Indikasi LMA
a. Digunakan untuk prosedur anestesi jika tindakan intubasi mengalami kegagalan.
b. Penatalaksanaan kesulitan jalan nafas yang tidak dapat diperkirakan.
c. Pada airway management selama resusitasi pada pasien yang tidak sadarkan diri.
d. Pada operasi kecil atau sedang di daerah permukaan tubuh, berlangsung singkat dan posisinya terlentang.
9

Kontraindikasi LMA
a. Pasien-pasien dengan resiko aspirasi isi lambung.
b. Pasien yang membutuhkan dukungan ventilasi mekanik dalam jangka waktu yang lama.
c. Pada operasi daerah mulut.

Komplikasi LMA
d. Pada pasien yang mengalami penurunan fungsi sistem pernafasan, karena cuff pada LMA yang
bertekanan rendah akan mengalami kebocoran pada tekanan inspirasi yang tinggi dan akan terjadi
pengembangan lambung.
Menurut Nolan (2005) komplikasi pemasangan Laringeal Mask Airway (LMA):
Komplikasi Mekanikal (kinerja LMA sebagai alat) :
1) Gagal insersi (0,3 – 4%)
2) Ineffective seal (<5%)
3) Malposisi (20 – 35%)
Waktu Pulih Sadar
10
a. Definisi Pulih sadar
Pulih sadar adalah bangun dari efek obat anastesi setelah proses pembedahan dilakukan.
b. Penilaian Waktu pulih Sadar
Penilaian dilakukan saat masuk recovery room, selanjutnya dinilai dan dicatat setiap 5 menit sampai
tercapai nilai minimal 8.
c. Faktor-Faktor Pemindahan Pasien

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum memindahkan pasien ke ruangan adalah:


a. Observasi minimal 30menit setelahpemberian narkotik atau penawarnya (nalokson) secara
intavena.
b. Observasi minimal 60 menit setelah pemberian antibiotik, antiemetik atau narkotik secara
intramuskuler.
c. Observasi minimal 30 menit setelah oksigen dihentikan.
d. Observasi 60 menit setelah esktubasi (pencabutan ETT).
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pulih sadar
11
Efek Obat Anestesi (premedikasi anestesi, induksi anestesi),
Induksi anestesi juga berpengaruh terhadap waktu pulih sadar pasien.
Waktu pulih sadar tindakan general anastesi sebagai berikut :
1. General Anasteasi Intravena (TIVA propofol TCI adalah 10 menit)
2. General anastesi Inhalasi (Sadar penuh dalam waktu 15 menit dan tidak sadar yang
berlangsungf diatas 15 menit)
3. Anastesi Imbang (Observasi minimal 30 menit setelah pemberian narkotik atau penawarnya
(nalokson) secara intavena dan observasi 60 menit setelah esktubasi (pencabutan ETT)

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pulih sadar


4. Efek Obat Anastesi (Premedikasi anastesi, induksi anastesi)
5. Durasi Tindakan Anastesi
6. Usia
7. Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index)
8. Jenis Operasi
9. Status Fisik Pra Anastesi
10.Gangguan Asam Basa dan Elektrolit
Modified aldrete score beserta nilai rangkingnya adalah sebagai 12

berikut:
Kesadaran Pernapasan
2 = Sadar Baik 2 = Mampu untuk nafas dalam dan
1 = Sadar dengan cara dipanggil batuk
0 = Tidak ada respon saat dipanggil 1 = Dypsneu, nafas dangkal dan
kemampuan terbatas
0 = Apneu

Sikulasi Saturasi Oxigen


2 = Tekanan darah ± 20 mm Hg dari 2 = Mampu mempertahankan saturasi O2
keadaan pre anestesi > 92% dengan udara bebas
1 = Tekanan darah ± 20 – 50 mm Hg dari 1 = Memerlukan oksigen inhalasi untuk
keadaan pre anestesi mempertahankan saturasi O2 > 90%.
0 = Tekanan darah ± 50 mm Hg dari 0 = Dengan oksigen inhalasi saturasi O2
keadaan pre Anestesi < 90%.

Aktifitas
2 = Mampu menggerakkan ke-4 ekstremitas dengan sendirinya dan diperintah
1 = Mampu menggerakkan ke-2 ekstremitas dengan sendirinya atau
diperintah 0 = Tidak mampu menggerakkan ekstremitas
PENGKAJIAN 13

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 46 Thn.
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jakarta
Diagnosa Pre Operatif : Mioma Uteri
Tindakan Operasi : HT Radikal
Tgl operasi : Selasa, 28 Mei 2022

2. PRE OPERASI
A. Keluhan utama : Pasien mengatakan takut tidak bisa hamil akibat
penyakit yang di derita
B. Riwayat operasi : laparatomi 2012
C. Riwayat sakit dahulu : Tidak ada
D. Riwayat Alergi : Tidak

PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum dan Tanda-tanda Vital:
Kesadaran : Compos Mentis
Spo2 : 100%
GCS : E: 4 M: 6 V: 5
TD : 140/90 mmHg;
RR : 20 x/mnt
N : 90 x/mnt
S : 36,6 C
BB : 55 Kg TB : 160 cm Learn More
14
PEMERIKSAAN FISIK
-Kepala :
Normal

-Mata :
Konjungtiva anemis -/- , sclera ikterik -/-, pupil isokor 3/3, reaksi +/+

-Hidung :
Patensi +/+, simetris, secret (-), nafas cuping hidung (-)

-Mulut :
Normal ,gigi goyang (-), gigi palsu (-)

-Thorax :
Bentuk normal, tidak tampak benjolan atau tumor.

-Abdomen :
Terdapat bekas operasi pada abdomen bawah pasien

-Integumen:
Sianosis (-), Turgor kulit baik, CRT < 2 detik, Terdapat bekas operasi
pada abdomen bawah pasien

-Ekstremitas :
Normal, Kekuatan otot pada ke 4 ektremitas bernilai 5, Gangguan
mobilisasi : tidak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
15
HB : 12,2 g/dL
Hematokrit : 37,5 %
Trombosit : 400 000 /µL
Leukosit : 10,650 /µL
CT : 3,0
BT : 1,0
PCR : negatif

3. INTRA ANESTESI

Anestesi dimulai jam: 05.30 WIB


Pembedahan dimulai jam: 05.40 WIB
Tindakan : HT Radikal
Jenis Anastesi : Regional Anastesi (SAB) + General Anestesi
(LMA)
ASA : ASA 2
Mallampati : I
Riwayat Operasi : Operasi Laparatomi 2012
Mulai Puasa : 23.00 WIB
Posisi operasi: Supine
Pemasangan Alat: LMA no: 3.0 Learn More
16

PERSIAPAN ANASTESI

1.Persiapan Alat
Mesin Anestesi : Kebocoran : tidak
Kelengkapan Monitor : ECG, NIBP, Spo2
Statics : ya
GENERAL ANASTESI STATICS
Obat yang digunakan : S= SCOPE : Laringoscope, Stetoscope
1.Ondancetron 8 mg T= TUBE : ETT,NTT,LMA
2.Ceftriaxon 1gr A= AIRWAY : OPA,NPA
3. Primperan 10mg T= TAPE : Plester
4. Lidocain 40 mg I = INTRODUCER : Mandrin, Klem Magil
5. Fentanyl 200 mcg C= CONNECTOR : Elbow
6. Cortidex 5 mg S=SUCTION : Multifungsi suction
7. Epedrin 5mg
8. Propofol 80mg
9. rocuroniun 30mg
10.midazolam 2mg
11. ketorolac 30mg
12. asam tranexamat 1gr
13. paracetamol 1gr
14. Voxib 50mg
15. Tramal 100mg

Learn More
17

4. POST OPERASI

a. Pasien pindah ke: Recovery Room jam 09.00 WIB


b. Keluhan saat di RR: Nyeri Luka Operasi
c. Keadaan Umum: Baik
d. TTV :
TD 130/90 MmHg
N 100 x/m
S 36,7 C
RR 16x/m
SpO2 100%
e. Kesadaran : Composmentis
f. Pemeriksaan fisik: terdapat 4 titik luka operasi di bagian perut pasien
g. Skala nyeri VAS: 5

Learn More
18

Pre Operasi Analisa Data


No. Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS: D. 0080 Ancaman terhadap konsep diri
Pasien mengatakan takut Ansietas
tidak bisa hamil karena
penyakit yg diderita

DO:
Pasien tampak tegang, Pasien
tampak sering ke kamar
mandi untuk buang air kecil.
TD : 140/90 mmHg;
RR : 20 x/mnt
N : 90 x/mnt
S : 36,6 C
SpO2 : 100%
19

Intra Operasi Analisa Data


No. Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS:- D. 0005 Agen Farmakologis
Pola napas tidak efektif
DO:
Fase ekspirasi memanjang,
ventilasi semenit pasien
turun.
VT 100-0
RR 14-0
Analisa Data
20

Post Operasi
No. Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS: Pasien mengatakan nyeri D. 0077 Agen Pencedera Fisik
pada bagian luka operasi Nyeri Akut

DO:
Pasien sulit beristirahat,
pasien sering melaporkan
nyeri yang dialami, TD
130/90 MmHg, N 100 x/m.
P: nyeri bertambah saat
bergerak
Q: nyeri seperti tertusuk
benda tajam
R: nyeri di bagian perut
bawah (reg 8)
S: skala nyeri 6
T: nyeri hilang timbul
21

Diagnosa Keperawatan
No. Pre Operasi Intra Operasi Post Operasi
1. D. 0080 D. 0005 D. 0077
Ansietas berhubungan dengan Pola napas tidak efektif Nyeri Akut berhubungan dengan
ancaman terhadap konsep diri berhubungan dengan agen agen pencedera fisik
farmakologis
22

Pre Operasi Rencana Keperawatan


No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1. D. 0080 L.09069 I.09256
Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Dukungan emosional:
ancaman terhadap konsep diri keperawatan selama 1x25 menit 1. Bina hubungan saling percaya
diharapkan harga diri pasien dengan pasien
meningkat dengan kriteria 2. Fasilitasi mengungkapkan
hasil: perasaan cemas pada pasien
1. Penilaian diri positif cukup 3. Buat pernyataan positif
meningkat 4. Lakukan sentuhan untuk
2. Penerimaan penilaian memberikan dukungan
positif terhadap diri sendiri 5. Tetap bersama pasien/
cukup meningkat dampingi pasien
3. Perasaan bersalah cukup
menurun
Intra Operasi Rencana Keperawatan 23

No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan


1. D. 0005 L.01004 I.01025
Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Stabilisasi jalan napas:
berhubungan dengan agen keperawatan selama intra operasi Observasi
farmakologis diharapkan pola napas pasien 1. Monitor suara napas setelah
membaik dengan kriteria hasil: selang jalan napas terpasang
1. Ventilasi semenit pasien 2. Monitor komplikasi pemasangan
meningkat selang jalan napas
2. Kapasitas vital meningkat 3. Monitor saturasi oksigen
3. Frekuensi napas membaik Terapeutik
4. Gunakan APD
5. Posisikan kepala pasien sesuai
kebutuhan
6. Insersikan OPA dengan tepat
7. Ganti OPA sesuai prosedur
8. Insersikan ETT dengan tepat
9. Berikan gas anestesi sesuai
kebutuhan
10. Fiksasi selang ETT degan tepat
24

Post Operasi Rencana Keperawatan


No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1. D. 0077 L.08066 I.08238
Manajemen nyeri:
Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan agen pencedera fisik keperawatan selama 1x2 jam 1. Identifikasi nyeri
diharapkan tingkat nyeri pasien 2. Identifikasi pengetahuan tentang nyeri
menurun dengan kriteria hasil: 3. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah dilakukan
1. Keluhan nyeri cukup 4. Monitor efek samping penggunaan
menurun analgetik
2. Frekuensi nadi <100x/m Terapeutik
5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
3. Kesulitan istirahat menurun mengurangi rasa nyeri
6. Kontrol lingkungan yang menyebabkan
nyeri
7. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
8. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian analgetik
25

Pre Operasi Implementasi Keperawatan


No. Hari/tanggal/jam Dx Keperawatan Implementasi Keperawatan
1. Sabtu/28-5-2022 D. 0080 1. Membina hubungan saling percaya
dengan pasien
05.00 WIB Ansietas berhubungan dengan 2. Memotivasi untuk mengungkapkan
ancaman terhadap konsep diri perasaan cemasnya pada perawat (pasien
mengatakan takut tidak bisa memiliki
keturunan akibat penyakit yg diderita)
3. memberikan pernyataan suportif bahwa
ini adalah takdir yang diberikan Tuhan,
dan pasien telah berusaha untuk
mengatasinya dengan jalan pengobatan
yang tepat
4. melakukan sentuhan untuk memberikan
dukungan dengan mengelus pundak
pasien sembari memberikan ucapan
semangat
5. Mendampingi pasien mulai dari sebelum
sampai selesai tindakan
26

Intra Operasi Implementasi Keperawatan


No. Hari/tanggal/jam Dx Keperawatan Implementasi Keperawatan
1. Sabtu/28-5-2022 D. 0005 1. menggunakan APD masker dan
handscoen
05.45 WIB Pola napas tidak efektif 2. memposisikan kepala pasien head tilt
berhubungan dengan agen chin lift
farmakologis 3. menginsersikan OPA dengan tepat
4. mengganti OPA sesuai prosedur
5. memberikan gas anestesi dengan tepat
6. Mengkolaborsaikan pemasangan selang
ETT n0.7,5 degan tepat
7. Memonitor suara napas setelah ETT
terpasang (suara napas bersih tidak ada
kebocoran)
8. Memonitor komplikasi pemasangan
selang ETT (tidak ada komplikasi dari
pemasangan ETT)
9. Memonitor saturasi oksigen (SpO2 100
%)
27

Post Operasi Implementasi Keperawatan


No. Hari/tanggal/jam Dx Keperawatan Implementasi Keperawatan
1. Sabtu/28-5-2022 D. 0077 1. Mengidentifikasi nyeri
P: nyeri bertambah saat bergerak
09.00 WIB Nyeri Akut berhubungan Q: nyeri seperti tertusuk benda tajam
dengan agen pencedera fisik R: nyeri di bagian perut bawah (reg 8)
S: skala nyeri 6
T: nyeri hilang timbul
2. Mengidentifikasi pengetahuan tentang
nyeri (pasien tau tentang penyebab
nyeri)
3. Mengajarkan pasien teknik napas dalam
untuk mengurangi nyeri
4. Memasang selimut penghangat pada
pasien
5. Mempersilahkan pasien istirahat dan
tidur untuk mengalihkan dan
mengurangi nyeri
6. Berkolaborasi dengan dokter spesialis
anestesi dalam pemberian analgetik
Pre Operasi Evaluasi Keperawatan 28
No. Hari/tanggal/jam Dx Keperawatan Evaluasi Keperawatan
1. Sabtu/28-5-2022 D. 0080 S: pasien mengatakan merasa lebih tenang dan
berharap keluarga bisa menerima
05.25 WIB Ansietas berhubungan dengan kondisinya
ancaman terhadap konsep diri O: pasien tampak lebih tenang
TD 120/80 MmHg
N 80x/m
S 36.5 C
RR 18x/m
SpO2 100%
A: Ansietas berhubungan dengan ancaman
terhadap konsep diri teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi, ajarkan teknik
relaksasi napas dalam, dampingi pasien
selama prosedur operasi, berikan
pernyataan yang suportif
I: mendampingi pasien selama tindakan,
memotivasi pasien, melatih teknik
relaksasi napas dalam
E: Ny. D tampak lebih tenang, Ny. D dapat
melakukan teknik napas dalam untuk
mengurangi nyeri
R: gejala ansietas berkurang, observasi tingkat
kecemasan pasien secara kontinu
29

Intra Operasi Evaluasi Keperawatan


No. Hari/tanggal/jam Dx Keperawatan Evaluasi Keperawatan
1. Sabtu/28-5-2022 D. 0005 S: -
O: pasien tidak sadar, pasien terpasang ETT,
06.00 WIB Pola napas tidak efektif jalan napas pasien paten, pergerakan
berhubungan dengan agen dinding dada pasien simetris
farmakologis TD 110/80 MmHg
N 70x/m
S 36.6 C
RR 14x/m
SpO2 100%
VT 450
A: Pola napas tidak efektif berhubungan
dengan agen farmakologis teratasi
P: Pertahankan intervensi
I: monitoring tanda komplikasi pemasangan
ETT, monitoring SpO2 pasien
E: jalan napas paten, hemodinamik pasien
stabil
R: monitoring hemodinamik pasien selama
intra operasi, kolaborasi dengan dokter
spesialis anestesi dalam menjaga
kedalaman anestesi pasien
30

Post Operasi Evaluasi Keperawatan


No. Hari/tanggal/jam Dx Keperawatan Evaluasi Keperawatan
1. Sabtu/28-5-2022 D. 0077 S: pasien mengatakan nyeri berkurang
O: pasien bisa beristirahat dengan tenang
11.00 WIB Nyeri Akut berhubungan TD 110/80 MmHg
dengan agen pencedera fisik N 70x/m
S 36.6 C
RR 14x/m
SpO2 100%
Skala nyeri 2
A: Nyeri Akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi
I: kolaborasi dengan dokter spesialis anestesi
dalam pemberian analgetik
E: Ny. D tidak mengeluh nyeri, TTV dalam
batas normal
R: keadaan umum Ny. D membaik, nyeri
berkurang, monitoring keadaan umum &
tanda vital pasien
31

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai