Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mayang Dwi Apritania

NIM : 2114301103
Prodi : Alih Jenjang STR

1. Jelaskan pengertian pembedahan dan penyakit bedah!


Jawab:
Pembedahan atau operasi merupakan peristiwa komplek yang menegangkan, dilakukan di
ruang operasi rumah sakit, terutama pembedahan mayor dilakukan dengan persiapan,
prosedur, dan perawatan pasca pembedahan membutuhkan waktu yang lebih lama
pemantauan yang lebih intensif (Brunner & Suddarth, 2002). Operasi atau pembedahan
adalah suatu penanganan medis secara invasive yang dilakukan untuk mendiagnosa atau
mengobati penyakit, injuri, atau deformitas tubuh yang akan mencederai jaringan yang dapat
menimbulkan perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya
(Sjamsuhidajat dan Jong, 2004).
Penyakit bedah adalah kondisi medis yang berhubungan dengan gejala dan tanda klinis
tertentu yang penyembuhan dan pendiagnosaan nya melalui pembedahan.

2. Jelaskan jenis-jenis pembedahan berdasarkan tujuan/indikasi!


Jawab:
Jenis-jenis pembedahan berdasarkan tujuan/indikasi, antara lain:
a. Diagnostik
Pembedahan dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat diagnosis dokter, termasuk
pengangkatan jaringan untuk pemeriksaan diagnostic yang lebih lanjut. Salah satu
pembedahan jenis ini ialah laparatomi eksplorasi (insisi pada rongga peritoneal untuk
melakukan inspeksi pada organ abdomen), dan biopsy pada massa tumor payudara.
b. Ablatif
Merupakan pengangkatan bagian tubuh yang mengalami penyakit. Misalnya amputasi,
pengangkatan appendiks, dan koleksistektomi.
c. Paliatif
Pembedahan jenis ini dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi gejala
penyakit tetapi tidak untuk menyembuhkan penyakit. Misalnya kolostomi,
debridement jaringan nekrotik, reseksi serabut saraf.
d. Rekonstruktif
Merupakan pembedahan yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi atau penampilan
jaringan yang mengalami trauma atau malfungsi. Misalnya fiksasi internal pada
fraktur, dan perbaikan jaringan parut.
e. Transplantasi
Pembedahan ini dilakukan untuk mengganti organ atau struktur yang mengalami
malfungsi. Misalnya transplantasi ginjal, kornea, dan hati.
f. Konstruktif
Pembedahan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi yang hilang
atau berkurang akibat anomaly congenital. Misalnya memperbaiki bibir sumbing.

3. Jelaskan jenis-jenis pembedahan berdasarkan urgensinya!


Jawab :
Jenis-jenis pembedahan berdasarkan urgensinya, yaitu :
a. Elektif
Pembedahan ini dilakukan berdasarkan pilihan pasien, pembedahan ini tidak begitu
penting dan tidak dibutuhkan untuk kesehatan. Pembedahan ini biasanya dilakukan pada
operasi plastik atau wajah, dan rekonstruksi payudara atau vagina.
b. Gawat atau urgent
Pembedahan ini sangat diperlukan untuk kesehatan pasien, dapat mencegah terjadinya
masalah lebih lanjut seperti destruksi jaringan atau fungsi organ yang terganggu.
Pembedahan ini bersifat segera, indikasi pembedahan antara 24-30 jam. Pembedahan ini
dilakukan pada kasus seperti eksisi tumor ganas, pengangkatan batu kantung empedu,
pengangkatan batu ureter dan batu ginjal.
c. Darurat atau emergency
Pembedahan ini dilakukan dengan segera karena bila tidak dilakukan dengan segera
dapat mengancam jiwa, indikasi pembedahan ini tidak dapat ditunda. Pembedahan harus
segera dilakukan karena untuk menyelamatkan jiwa atau mempertahankan fungsi organ,
misalnya dilakukan untuk memperbaiki perforasi appendik, memperbaiki amputasi
traumatic, dan mengontrol pendarahan internal.

4. Jelaskan peran perawat pada tahapan perioperatif pre, intra, dan post?
Jawab:
a. Peran perawat pada tahap pre operatif
1) Memberikan informed consent
2) Memberikan penyuluhan pre operatif
3) Memberikan dukungan psikologis
4) Melakukan pengkajian status kesehatan fisik
5) Melakukan persiapan fisik
b. Peran perawat pada tahap intra operatif
1) Pemasangan IV cath
2) Pemberian medikasi intravena
3) Melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur
pembedahan
4) Memberikan dukungan psikologis selama induksi anestesi
5) Bertindak sebagai perawat scrub
6) Membantu mengatur posisi pasien di atas meja operasi
c. Peran perawat pada tahap post operasi
1) Memantau TTV pasien
2) Meningkatkan penyembuhan pasien
3) Melakukan penyuluhan
4) Melakukan perawatan lanjut pasca operasi

5. Jelaskan pengertian anestesi!


Jawab:
Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit, dalam hal ini rasa
takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi optimal bagi pelaksanaan
pembedahan (Sabiston, 2011).
6. Sebutkan jenis-jenis teknik anestesi!
Jawab:
a. Anestesi lokal
Anestesi lokal dilakukan dengan memblokir sensasi atau rasa sakit pada area tubuh yang
akan dioperasi. Jenis anestesi ini tidak memengaruhi kesadaran, sehingga pasien akan
tetap sadar selama menjalani operasi atau prosedur medis. Anestesi lokal dapat
digunakan untuk operasi minor atau kecil, seperti perawatan gigi, operasi mata, prosedur
pengangkatan tahi lalat, dan biopsi pada kulit. Anestesi jenis ini dapat diberikan dengan
cara disuntik, disemprot, atau dioleskan ke kulit maupun selaput lendir yang akan
dioperasi.
b. Anestesi regional
Anestesi regional dilakukan dengan memblokir rasa sakit di sebagian anggota tubuh.
Seperti halnya anestesi lokal, pasien akan tetap tersadar selama operasi berlangsung,
namun tidak dapat merasakan sebagian anggota tubuhnya. Pada anestesi regional, obat
akan diberikan dengan cara disuntikkan di dekat sumsum tulang belakang atau di sekitar
area saraf. Suntikan ini akan menghilangkan rasa sakit pada beberapa bagian tubuh,
seperti pinggul, perut, lengan, dan kaki. Terdapat beberapa jenis anestesi regional, yaitu
blok saraf perifer, epidural, dan spinal. Anestesi regional yang paling sering digunakan
adalah epidural, yang umum digunakan saat persalinan.
c. Anestesi umum
Anestesi umum atau biasa disebut bius total adalah prosedur pembiusan yang membuat
pasien menjadi tidak sadar selama operasi berlangsung. Anestesi jenis ini sering
digunakan untuk operasi besar, seperti operasi jantung terbuka, operasi otak, atau
transplantasi organ. Anestesi ini bisa diberikan melalui dua cara, yaitu melalui gas untuk
dihirup (inhalasi) dan obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah (intravena).

7. Sebutkan dan jelaskan komplikasi dari masing-masing jenis anestesi!


Jawab :
a. Anestesi lokal
Efek samping:
1) Rasa sakit
2) Berdarah
3) Infeksi
4) Kerusakan sebagian kecil saraf
5) Kematian sel
Anestesi local tidak memiliki dampak komplikasi seperti anestesi regional dan anestesi
umum.
b. Anestesi regional
Efek samping:
1) Rasa nyeri dan sakit kepala
2) Hipotensi
3) Penurunan suhu tubuh hingga hipotermia
4) Perdarahan
5) Keracunan bahan anestetik
6) Reaksi alergi
7) Infeksi tulang belakang
8) Kegagalam fungsi sistem pernafasan
Komplikasi yang disebabkan oleh anestesi regional:
1) Total spinal block – merupakan istilah untuk pemblokiran sel saraf tepi yang
disebabkan kelebihan dosis zat anestetik yang digunakan pada tulang belakang. Hal
tersebut menyebabkan efek paralisis pada otot. Pemblokiran saraf juga dapat
menyebabkan kegagalan sistem pernapasan saat pasien tidak sadarkan diri. Untuk
mengatasi gangguan pernapasan kemungkinan diperlukan tindakan tambahan
membuat saluran pernapasan dan ventilasi.
2) Hipotensi – penurunan tekanan darah merupakan dampak dari pemblokiran fungsi
saraf simpatetik. Hal tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan tekanan pada
pembuluh darah dengan cairan tambahan, namun hal tersebut perlu memperhatikan
riwayat kesehatan jantung pasien.
3) Defisit neurologis – merupakan penurunan fungsi dari beberapa saraf yang terdapat
pada tulang belakang yang dapat bersifat sementara ataupun permanen. Penyebab
utamanya adalah kerusakan pada saraf tulang belakang yang mengakibatkan
penurunan kerja saraf sensori dan penurunan kemampuan motorik tubuh.
c. Anestesi umum
Efek samping :
1) Reaksi alergi terhadap obat anestetik
2) Mual muntah
3) Penurunan suhu tubuh hingga hipotermiaa
4) Sakit kepala
5) Kegagalan sistem pernafasan
6) Tersadar ditengah-tengah proses operasi
Dampak komplikasi yang ditimbulkan dari anestesi umum:
1) Infeksi saluran pernapasan  dapat berupa infeksi pada laring, sakit tenggorokan
hingga pneumonia. Hal ini dikarenakan penurunan kesadaran dapat menyebabkan
saluran pernapasan tidak terlinggu. Terutama jika efek anestesi membuat
pasien mualdan muntah dan cairan muntah masuk ke dalam paru-paru, dapat
menyebabkan inflamasi dan infeksi di saluran pernapasan. Namun hal tersebut dapat
diatasi dengan berpuasa atau membatasi asupan beberapa jam sebelum operasi,
dokter juga dapat memberikan obat dengan substansi metoclopramide untuk
membantu mengosongkan lambung dan ranitidine untuk meningkatkan kadar pH
lambung.
2) Kerusakan saraf tepi  merupakan jenis dampak yang dapat dialami jenis anestesi
lainnya; anestesi regional dan lokal. Hal tersebut dapat terjadi karena proses operasi
atau posisi tubuh yang menetap dan tidak bergerak dalam waktu yang lama. Bagian
tubuh yang paling sering terkena dampak ini adalah lengan bagian atas dan pada kaki
di sekitar lutut. Kerusakan saraf dapat dicegah dan diminimalisir dengan cara
menghindari posisi tubuh pasien yang ekstrim dan menghambat aliran darah selama
operasi.
3) Emboli  adalah hambatan aliran darah akibat adanya benda asing di dalam pembuluh
darah termasuk penggumpalan darah dan udara. Emboli yang disebabkan
oleh angina lebih mungkin pada tindakan operasi sistem saraf dan operasi di sekitar
tulang pelvis. Risiko dari hal tersebut dapat diminimalisir dengan pemberian
profilaksis thromboembolic deterrents (TEDS) dan low molecular weight
heparin (LMWH).
4) Kematian merupakan jenis komplikasi yang paling serius meskipun peluang
terjadinya sangat kecil. Kematian akibat bius total merupakan sesuatu yang
dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari jenis operasi, tingkat kesehatan pasien
dan penyakit penyerta atau kondisi lainnya yang dapat membahayakan proses
operasi.

8. Jelaskan peran perawat dalam mencegah dan menanggulangi komplikasi anestesi!


Jawab:
Peran perawat dalam melakukan tindakan keperawatan fase pasca operatif dimulai
dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan (recovery room)hingga pasien menjalankan
perawatan di bangsal. Peran perawat sangat diperlukan dalam melakukan tindakan
keperawatan pasca operasi (Majid, Judha, dan Istianah, 2011).
Tindakan yang harus dilakukan perawat pada 24 jam pertama dalam pencegahan
komplikasi pasca general anestesi yaitu meliputi pengaturan posisi dan manajemen nyeri,
mempertahankan sirkulasi, mempertahankan pernapasan, serta melakukan monitor intake
dan output cairan. Semua ini harus dilakukan untuk menghindari terjadinya komplikasi
pasca general anestesi (Ahmed, dkk, 2017).

Anda mungkin juga menyukai