A. PERAWATAN PERIOPERATIF
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan
yang
berkaitan dengan
Dimulai pada saat klien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan
evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah. Lingkup aktivitas
keperawatan, mengkaji efek agen anastesi, membantu fungsi vital tubuh, serta
mencegah komplikasi. Peningkatan penyembuhan klien dan penyuluhan,
perawatan tindak lanjut, rujukan yang penting untuk penyembuhan yang
berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan.
B. KEPERAWATAN PREOPERATIF
sehingga
menghindarkan
terjadinya
infeksi
pasca
yang
kotor
dapat
merupakan
sumber
kuman
dan
dapat
appendiktomi
Mortality (%) : 0,4
3. ASA grade III
Status fisik : Penyakit sistemik berat;
misal
: penderita diabetes mellitus dengan komplikasi pembuluh darah
dan datang dengan appendisitis akut.
Mortality (%) : 4,5.
4. ASA grade IV
Status fisik : Penyakit/gangguan sistemik berat yang menbahayakan jiwa yang
tidak selalu dapat diperbaiki dengan pembedahan
misalnya : insufisiensi koroner atau infark miokard
Mortality (%) : 25
5. ASA grade V
Status fisik : Penyakit/gangguan sistemik berat yang menbahayakan jiwa yang
tidak selalu dapat diperbaiki dengan pembedahan
misalnya : insufisiensi koroner atau infark miokard
Mortality (%) : 50.
6
D. INFORM CONSENT
setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat
pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anastesi).
Inform Consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung tinggi aspek
etik hukum, maka pasien atau orang yang bertanggung jawab terhdap pasien wajib
untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi. Artinya apapun
tindakan yang dilakukan pada pasien terkait dengan pembedahan, keluarga
mengetahui manfaat dan tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya
E. PERSIAPAN MENTAL/PSIKIS
Contoh perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan dan ketakutan antara
lain :
- Pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi
dapat mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat
sehingga operasi bisa dibatalkan
- Pasien wanita yang terlalu cemas menghadapi operasi dapat mengalami
menstruasi lebih cepat dari biasanya, sehingga operasi terpaksa harus ditunda.
Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan/kecemasan pasien dalam
menghadapi pembedahan antara lain :
- Takut nyeri setelah pembedahan
- Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal
(body image)
- Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti)
- Takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang
mempunyai penyakit yang sama.
- Takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas.
- Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi.
- Takut operasi gagal.
Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat dideteksi dengan
adanya perubahan-perubahan fisik seperti :
-
Untuk mengurangi / mengatasi kecemasan pasien, perawat dapat menanyakan halhal yang terkait dengan persiapan operasi, antara lain :
- Pengalaman operasi sebelumnya
- Persepsi pasien dan keluarga tentang tujuan/alasan tindakan operasi
- Pengetahuan pasien dan keluarga tentang persiapan operasi baik fisik maupun
penunjang
- Pengetahuan pasien dan keluarga tentang situasi/kondisi kamar operasi dan
petugas kamar operasi
- Pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur (pre, intra, post operasi)
- Pengetahuan tentang latihan-latihan yang harus dilakukan sebelum operasi dan
harus dijalankan setalah operasi, seperti : latihan nafas dalam, batuk efektif,
ROM, dll.
Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan
berbagai cara:
- Membantupasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami pasien
sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi,
hal-hal yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi, menunjukkan
tempat kamar operasi, dll.
- Dengan mengetahui berbagai informasi selama operasi maka diharapkan pasien
mejadi lebih siap menghadapi operasi, meskipun demikian ada keluarga yang
tidak menghendaki pasien mengetahui tentang berbagai hal yang terkait dengan
operasi yang akan dialami pasien
- Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan
operasi sesuai dengan tingkat perkembangan. Gunakan bahasa yang sederhana
dan jelas. Misalnya: jika pasien harus puasa, perawat akan menjelaskan kapan
mulai puasa dan samapai kapan, manfaatnya untuk apa, dan jika diambil
darahnya, pasien perlu diberikan penjelasan tujuan dari pemeriksaan darah
yang dilakukan, dll. Diharapkan dengan pemberian informasi yang lengkap,
kecemasan
yang
dialami
oleh
pasien
akan
dapat
diturunkan
dan
G. PERAWATAN INTRAOPERATIF
Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah
dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini lingkup
aktivitas keperawatan mencakup :
- pemasangan IV cath
- pemberian medikasi intaravena
- melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur
-
pembedahan dan instrument dan menjamin ketersediaan peralatan ahli bedah untuk
terlaksananya pembedahan yangdirencanakan. Circulating nurse bertanggung jawab
untuk menjamin terpenuhinya perlengkapanyang dibutuhkan oleh scrubbed nurse dan
bertanggung jawab terhadap observasi dan perawatan pasien tanpa menimbulkan
kontaminasi daerah steril.
H. TAHAP INTRAOPERATIF
1. Ruang Sementara (Holding area)
Perawat dapat menjelakan tahap-tahap yang akan dilaksanakan untuk menyiapkan
klien menjalani pembedahan. Perawat diruang tahanan sementara biasanya adalah
bagian dari petugas ruang oprasi dan menggunakan pakaian, topi, dan alas kaki
khusus ruang oprasi sesuai dengan kebijakan pengontrolan infeksi rumah sakit.
Pada beberapa tempat bedah sehari, perawat primer perioperatif menerima
kedatangan klien, menjadi perawat sirkulator selama prosedur berlangsung, dan
mengelola pemulihan serta kepulangan klien.
Di dalam ruangan tahanan sementara, perawat, anestesi, atau ahli anestesi
memasang kateter infus ke tangan klien untuk memberikan prosedur rutin
penggantian cairan dan obat-obatan melalui intravena. Biasanya menggunakan
kateter IV yang berukuran besar agar pemasukan cairan menjadi lebih mudah.
Perawat juga memasang manset tekanan darah. Manset juga terpasang pada lengan
klien selama pembedahan berlangsung sehingga ahli anestesi dapat mengkaji
tekanan darah klien.
lengkap.
b. Anestesi Regional
Induksi anestesi regional menyebabkan hilangnya sensasi pada daerah tubuh
tertentu. Selama pembedaan berlangsung klien dengan anestesi regional akan
tetap sadar kecuali jika dokter memprogramkan pemberian tranquilizer yang
dapat menyebabkan klien tidur. Perawat harus ingat bahwa luka bakar dan
cidera lainnya dapat terjadi pada bagian tubuh yang berada dibawah pengaruh
anestesi tanpa disadari oleh klien. Oleh karena itu posisi ekstermitas dan
kondisi kulit klien perlu sering observasi.
c. Anestesi Lokal
Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang diinginkan
(mis, adanya sel tumbuh pada kulit atau kornea mata). Obat anestesi (mis,
lidokain ) menghambat konduksi saraf sampai obat terdifusi kedalam sirkulasi.
Klien akan kehilangan rasa nyeri dan sentuhan, aktifitas motorik, dan otonom.
4. Monitoring Pasien
Aktivitas keperawatan yang dilakukan pada tahap intra operatif ada 4 tahap yaitu:
1. Safety Managemen
Tindakan ini meruakan suatu bentuk jaminan keamanan bagi pasien
selama prosedur pembedahan. Tindakan yang dilakukan untuk jaminan
keamanan diantaranya adalah:
a. Pengaturan Posisi Klien Selama Pembedahan
Prinsip tindakan keperawatan selama pelaksanaan operasi yaitu
pengaturan
posisi
karena
posisi
yang
diberikan
perawat
akan
PASIEN
DARI
KAMAR
OPERASI
KE
RUANG
PEMULIHAN
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan atau unit
perawatan pasca anastesi (PACU: post anasthesia care unit) memerlukan
pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertimbangan itu diantaranya adalah letak
incisi bedah, perubahan vaskuler dan pemajanan. Letak incisi bedah harus selalu
dipertimbangkan setiap kali pasien pasca operatif dipidahkan. Banyak luka ditutup
dengan tegangan yang cukup tinggi, dan setiap upaya dilakukan untuk mencegah
regangan sutura lebih lanjut. Selain itu pasien diposisikan sehingga ia tidak
berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang drainase.
Hipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari satu
posisi ke posisi lainnya. Seperti posisi litotomi ke posisi horizontal atau dari posisi
lateral ke posisi terlentang. Bahkan memindahkan pasien yang telah dianastesi ke
brankard dapat menimbulkan masalah gangguan vaskuler juga. Untuk itu pasien
harus dipindahkan secara perlahan dan cermat. Segera setelah pasien dipindahkan
ke barankard atau tempat tidur, gaun pasien yang basah (karena darah atau cairan
lainnnya) harus segera diganti dengan gaun yang kering untuk menghindari
kontaminasi. Selama perjalanan transportasi tersebut pasien diselimuti dan
diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus dipasang untuk
mencegah terjadi resiko injury. Selain hal tersebut diatas untuk mempertahankan
14
keamanan dan kenyamanan pasien. Selang dan peralatan drainase harus ditangani
dengan cermat agar dapat berfungsi dengan optimal. Proses transportasi ini
merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan perawat anastesi dengan
koordinasi dari dokter anastesi yang bertanggung jawab.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/129530604/LAPORAN-PENDAHULUANPERIOPERATIF#scribd
18