Persiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2 tahapan,
yaitu :
a. Persiapan di unit perawatan
b. Persiapan di ruang operasi
Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum
operasi antara lain :
a. Status kesehatan fisik secara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status
kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti
kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap.
Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan istirahat dan
tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks
sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya
dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu terjadinya haid lebih
awal.
b. Status Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan
mengukur tinggi badan dan berat badan,
lipat kulit trisep,
lingkar lengan atas,
kadar protein darah (albumin dan globulin)
keseimbangan nitrogen.
Segala bentuk defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan untuk
memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk
dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi
dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit.
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca
operasi, dehisiensi(terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu),
demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien
dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian.
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output
cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang
normal.
Kadar elektrolit yang biasanya dilakuakan pemeriksaan diantaranya
kadar natrium serum (normal : 135 -145 mmoll),
kadar kalium serum (normal : 3,5 ? 5 mmoll)
kadar kreatinin serum (0,70 ? 1,50 mgdl).
Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana
ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit
obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan
dengan baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oligurianuria,
insufisiensi renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu
perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang mengancam jiwa.
d. Kebersihan lambung dan kolon
Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. Intervensi
5. PERSIAPAN MENTALPSIKIS
Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses
persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat
berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.
Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual
padaintegeritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fsiologis
maupun psikologis. (Barbara C. Long)
3.
Aktivitas/istirahat : Malaise.
Data psikologis
Klien nampak gelisah. Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Ada
perasaan takut. Penampilan yang tidak tenang
DIAGNOSA I
Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan adanya rasa
mual dan muntah yang ditandai dengan kadang kadang diare ,distensi
abdomen , tegang , nafsu makan menurun
.
INTERVENSI I
a.
Tujuan
Mempertahankan keseimbangan cairan
b.
Kriteria hasil
Intervensi
Monitor tanda _ tanda vital
Rasional
Merupakan indikator secara dini
tentang hipovolemik
Monitor intake out put
Menurunkan
out
put
dan
konsentrasi
urin
akan
meningkatkan kepekaan /endapan
sebagai salah satu tanda adanya
gejala dehidrasi
Beri cairan sedikit demisedikit tapi Untuk meminimalkan kehilangan
sering
cairan
IMPLEMENTASI I
Memonitor tanda tanda vital
Memonitor intake dan out put
Memberikan cairan sedikit demi sedikit
DIAGNOSA II
Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
tubuh yang ditandai dengan suhu tubuh diatas normal ,frekuensi pernapasan
meningkat,distensi abdomen, nyeri tekan daerah Mc.Burney ,dan leukosit
kurang dari 10000mm3
INTERVENSI II
a.
Tujuan
Tidak akan terjadi infeksi
b.
Kriteria hasil
Tidak ada tanda tanda infeksi pada saat post operasi
Intervensi
Rasional
Bersihkan lapangan operasi dari Pencukuran dengan arah yang
beberapa mikroorganisme yang berlawanan dengan tumbuhnya
mungkin ada melalui prinsip rambut akan mencapai kiedasar
prinsip pencukuran
rambut sehingga benar benar
bersih dan dapat terhindar dari
pertumbuhan mikroorganisme
Beri
obat
pencahar
sehari Obat pencahar dapat meransang
sebelum
operasi
dengan peristaltik usus sehingga BAB
melakukan klisma
lancar sedangkan klisma dapat
meransang peristaltik yang lebih
tinggi
sehingga
dapat
IMPLEMENTASI II
Membersihkan lapangan operasi dari beberapa mikroorganisme
melalui prinsip prinsip pencukuran
Memberi obat pencahar sehari sebelum operasi dilakukan dengan
klisma
Menganjurkan klien mandi sempurna
Melakukan HE pada klien
EVALUASI DIAGNOSA I &II
S : Klien mengatakan tidak lagi mual ,muntah,dan diare
Klien mengatakan tidak lagi merasa cemas
Klien mengatakan kalau ia sudah mandi bersih dan sempurna
O : Tidak ada tanda tanda mual ,muntah , dan diare pada klien
Tanda tanda vital klien menunjukan hasil yang normal
Tidak ada luka pada daerah pencukuran yang telah dioperasi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Pengkajian
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor
register.
Identitas penanggung Riwayat kesehatan sekarang.
Keluhan utama Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium
menjalar ke perut kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah
mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium
dirasakan
dalam
beberapa
waktu
lalu.
Sifat keluhan Nyeri dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri
dalam waktu yang lama. Keluhan yang menyertai Biasanya klien mengeluh
rasa mual dan muntah, panas. Riwayat kesehatan masa lalu Biasanya
berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang Pemeriksaan fisik
Keadaan
umum
Klien
tampak
sakit
ringan/sedang/berat.
Berat badan Sebagai indicator untuk menentukan pemberian obat.
Sirkulasi : Klien mungkin takikardia. Respirasi : Takipnoe, pernapasan
dangkal.Aktivitas/istirahat : Malaise. Eliminasi Konstipasi pada awitan awal,
diare kadang-kadang. Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan,
penurunan atau tidak ada bising usus.
Nyeri/kenyamanan Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney, meningkat karena
berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam. Nyeri pada kuadran kanan bawah
karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak.
Keamanan Demam, biasanya rendah.
Data psikologis Klien nampak gelisah.
Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Ada perasaan takut.
Penampilan yang tidak tenang.
Diagnosa keperawatan
Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya mual dan
muntah.
Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
tubuh.
Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal.
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan
informasi kurang.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan
Intervensi keperawatan .
Rencana tujuan dan intervensi disesuaikan dengan diagnosis dan prioritas
masalah keperawatan.
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya rasa mual
dan muntah, ditandai dengan : Kadang-kadang diare. Distensi abdomen.
Tegang. Nafsu makan berkurang. Ada rasa mual dan muntah.
Tujuan : Mempertahankan keseimbangan volume cairan dengan
Kriteria Hasil :
Klien tidak diare.
Nafsu makan baik.