0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan4 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Definisi pembedahan dan persiapan pasien sebelum operasi meliputi pendidikan kesehatan, persiapan fisik, dan status gizi
2. Persiapan fisik pasien mencakup status kesehatan umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, serta pencukuran daerah operasi
3. Tujuan persiapan pasien adalah untuk mengurangi risiko
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Definisi pembedahan dan persiapan pasien sebelum operasi meliputi pendidikan kesehatan, persiapan fisik, dan status gizi
2. Persiapan fisik pasien mencakup status kesehatan umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, serta pencukuran daerah operasi
3. Tujuan persiapan pasien adalah untuk mengurangi risiko
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Definisi pembedahan dan persiapan pasien sebelum operasi meliputi pendidikan kesehatan, persiapan fisik, dan status gizi
2. Persiapan fisik pasien mencakup status kesehatan umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, serta pencukuran daerah operasi
3. Tujuan persiapan pasien adalah untuk mengurangi risiko
Menurut depkes (RI 1998) bedah merupakan suatu metoda pengobatan yang dilakukan dengan terencana atau mendadak terhadap sebagian sistem tubuh.
10.2 Persiapan pasien
1. Pemberian pendidikan kesehatan prabedah. Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan mencangkup penjelasan mengenai berbagai informasi dalam tindakan pembedahan. Informasi tersebut diantaranya tentang jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum bedah, alat-alat khusus yang di perlukan, pengiriman ke kamar bedah, ruang pemulihan, dan kemungkinan pengobatan setelah bedah. 2. Persiapan fisikk Persiapan fisik pada pasien pre operatif sangat penting dilakukan karena aspek ini mempunyai hubungan langsung dengan pembedahan yang dilakukan. Hal umum yang dilakukan pada persiapan fisik anatara lain: a. Status kesehatan fisik secara umum Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat kese hatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, antara lain status hemodinamika, status kardiovasku ler, sta tus pemafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami stres fisik, tubuh le bih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu terjadinya haid lebih awal. b. Status Nutrisi Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan prote in yang cukup untuk perbai kan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian. c. Keseimbangan cairan dan elektrolit Balance cairan perlu diperhatikan dalam katannya dengan input dan output cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal. Kadar elektrolit yang biasanya dilakuakan pemeriksaan diantaranya dalah kadar natrium serum (normal : 135 -145 mmoll), kadar kalium serum (normal 3,5 5 mmoll) dan kadar kreatinin serum (0,70-1,50 mgdl). Keseimbangan cairan dan elektolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat- obatan anastesi. jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oligurianu ria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasus- kasus yang mengancam jiwa. d. Kebersihan lambung dan kolon Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. Intervensi keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enemalavement. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Khusus pada pasien yang membutuhkan operasi CITO (segera), seperti pada pasien kecelakaan lalu lintas. Maka pengosongan lambung da pat dilakukan dengan cara pemasan gan NGT (naso gastric tube). e. Pencukuran daerah operasi Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghin dari terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur dapat menja di tempat bersembunyi kuman dan juga mengganggumenghambat proses penyembuhan dan perawatan luka. Meskipun demikian ada beberapa kondisi tertentu yang tidak memerlukan pencukuran sebelum operasi, misalnya pada pasien luka incisi pada lengan. Tindakan pencukuran (scheren) harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka pada daerah yang dicukur. Sering kali pasien di berikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien merasa lebih nyaman. Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan daerah yang akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin (pubis) dilakukan pencukuran jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut dan paha. Misalnya : apendiktomi, herniotomi, uretrolithiasis, operasi pemasangan plate pada fraktur femur, hemmoroidektomi. Selain terkait daerah pembedahan, pencukuran pada lengan juga dilakukan pada pemasangan infus sebelum pembedahan. f. Istirahat Perawat hendaknya mengupayakan bagaimana caranya agar pasien dapat tidur semalam sebel um operasi karena dengan istirahat yang cukup dapat membantu pasien dalam mengurangi stress akibat pelaksana. g. Pemeriksaan status fisiologis operasi Pemeriksaan status fisiologis dilakukan dengan maksud untuk mengetahui fungsi organ pasien. Pada pemeriksaan ini data dikumpulkan untuk mendapatkan garis dasar yang bisa dijadikan bahan perbandingan pada fase intra operatif dan post operatif yang berguna untuk mengenal masalah-masal ah yang potensial setelah pembedahan yang memerlukan intervensi pada periode pre operatif. DAFTAR PUSTAKA
Arifah, Trise lda N. 2012. Pengaruh Pemberian Informasi Tentang Persiap an
Operasi dengan Pendeka tan Komunikasi Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang Bougemville RSUD Sleman. Jurnal Kebidanan. Volume Poltekes Kemenkes Semarang (http:/joumal.akbideub.ac.idlindex.phpljkeblarticle/viewdi akses pada tanggal 05/10/2020 pukul 19.00 wib) Baradero, Mary. 2008. Keperawatan perioperatif. Jakarta : EGC.
Fernsebner, Billie. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol.2. Jakarta:
EGC. Gruendemann, Barbara J. & Frensebner, Billie. (2005). Buku Ajar: Keperawatan Perioperatif Volume 1 Prinsip. Jakarta: EG.
(http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/konsep- dasarkeperawatan-perioperatif.html. diakses 5 oktober 2020 (Comprehensive Perioperative Nursing);
Larasati, Yulistia Indah. 2009. Efektifitas Pre Operative Teaching Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi diRuang Rawat Inap RSUD Karanganyar. Media Ners.
(http:/leprints.undip.ac.id/Efektifitas_Properasi Teaching.pdf diakses pada
tanggal 05/10/2020 pukul 20.34 wib) Volume3. Universitas Diponegoro