Faktor yang mempengaruhi nilai BIS yaitu sedasi, analgesia, agen penghambat
neuromuskuler, stimulasi nyeri, tidur, hipotermia, iskemia serebral, dan keadaan neurologis.
Sebagian besar obat anestesi (kecuali kentamin) menghasilkan pola EEG yang
memperlihatkan “spindle” dan gelombang, yang merupakan tanda khas mulai tidur, tidur
dalam, dan tidur NREM tanpa mimpi. Kebanyakan obat anestesi pada awalnya
menghasilkan osilasi gelombang tinggi yang diikuti frekuensi yag lebih rendah dan pola
EEG beramplitudo tinggi, atauupun pada titik amplitudo diatas kesadaran menghilang.
Monitoring kedalaman anestesi merupakan hal yang sangat pentiing dalam pembedahan
menggunkana agen anestesi. Penilaian yang akurat dari kedalamn anestesi berkontribusi
dalam menyesuaikan pemberian obat kepada pasien. Tidak adekuatnya anestesi umum
karena keadaan kelebihan dosis dapat menyebabkan waktu pemulihan yang lama dan
peningkatan resiko komplikasi setelah pembedaha. Sedangkan pada keadaan kekurangan
dosis dapat menyebabkan bangkitnya pasien selama oprasi atau disebut awareness
intraopperative.