Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN KELOMPOK 9

NAMA ANGGOTA :1. FEGY INDAHLIANI ANIA


:2. ANGGIT KAROMAH
TUGAS : INSTRUMEN ANESTESI
MATERI : MONITORING KEDALAMAN ANESTESI (BIS)
DOSEN : IBU SUNITA SINAGA, S.TR.KES.,S.KEP,NS.,MMRS

1. Bispectral Index Monitoring


Bispectral index dapat digunaakan karena nilai indeks dari alat ini merupakan hasil dari
komponen analiisi dan algoritma BIS. Analisis bispectral adalah metodologi pemprosesan
sinyal yang menilai hubungan antara komponen sinyal dan komponen penangkapan
sinkronisasi sinyal seperti EEG.
Indeks bispektral (BIS) adalah teknologi baru digunakan untuk mengukur efek anestesi
dan obat penenang pada otak dan kesadaran. Cara kerjanya yaitu Sebuah sensor, ditempatkan
di dahi pasien, mengirimkan bentuk gelombang EEG mentah ke monitor, di mana mereka
dianalisis dan indeks BIS dihitung. Nilai ini berkisar dari 100 (sepenuhnya terjaga) hingga 0
(EEG isoelektrik).
Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk mengukur aktivitas daei sereberal. Salah
satu perunahan dari keadaan terjaga ke keadaan general anestesi (GA) disertaai dengan
perubahan besar dalam aktivitas listrik spontan di otak. Aktivitas listrik tersebut direkam dari
elektroda yang ditempatkan pada kulit kepala atau disebut sebagai EEG, yang berfungsi uuntuk monitor
kedalaman anestesi bekerja. Electroencephalograph menggambarkan aktivitas sinaptik dari senyama
eksitasi dan inhibisi pos-sinaps yang dihasilkan oleh neuron kortikal.
Auditory evoked potential (AEP) mengukur aktivitas listrik pada beberapa daerah otak. Pada saat
diberikan rangsangan spesifik terhadap saraf krinial VIII. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
metode ini dapat digunakan sebagai metode objektif dalam menilai tingkat sedasi.
Hubungan antara BIS dan EEG Ketika pemantauan BIS dimulai, sebuah sensor
ditempatkan didahi pasien untuk mendeteksi satu saluran aktivitas serta keadaan EEG
(frekuensi/amplitudo) dihitung dan dikaitkan dengn tingkat sedasi, gairah atau anestesi. Nilai
BIS adalah angka tunggal berdasarkan pada 15 detik sebelumnya dari data EEG dan sering
diperbarui. Sedangkan monitor BIS menyediakan saluran tunggal pelacakan EEG dari
penempatan elektroda montage frontal-temporal kanan kiri.
ICU SEDATION : A BIPOLAR CHALLENGE memiliki dua sedasi yaitu :
a. Sedasi yang terlalu dalam
Pasien tidak dapat berpartisipasi dalam perawatan, bangunnya lama, meningkatnya
penggunaan ventilator dapat mengakibatkann pneumonia, meningkatnya pengujian
yang tidak perlu, meningkatnya perawatan ICU dan lama tinggal dirumah sakit,
tingginya biaya.
b. Sedasi dalam
Kecemasan, agitasi, meningktanya biaya, lamanya waktu perawatan, penggunaan
agen penghambat neuromuskuler meningkat, risiko mengingat atau kesasdaran akan
peristiwa yang tidak menyenangkan, dan meningkatnya penggunaan perangkat medis
yang tidak perlu.

Indikasi potensial untuk pemantaun BIS adalah menggunakan obat blokade


neuromuskuler, penggunaan nilai-nilai BIS untuk membantu sedasi dan analgesia, menitrasi
sedasi atau analgesia pada pasien yg menerima ventilasi terkontrol, menghindari sedasi yang
berlebihan dan kurang, serta titrasi menggunakan obatt induksi.

Faktor yang mempengaruhi nilai BIS yaitu sedasi, analgesia, agen penghambat
neuromuskuler, stimulasi nyeri, tidur, hipotermia, iskemia serebral, dan keadaan neurologis.

Sebagian besar obat anestesi (kecuali kentamin) menghasilkan pola EEG yang
memperlihatkan “spindle” dan gelombang, yang merupakan tanda khas mulai tidur, tidur
dalam, dan tidur NREM tanpa mimpi. Kebanyakan obat anestesi pada awalnya
menghasilkan osilasi gelombang tinggi yang diikuti frekuensi yag lebih rendah dan pola
EEG beramplitudo tinggi, atauupun pada titik amplitudo diatas kesadaran menghilang.

Monitoring kedalaman anestesi merupakan hal yang sangat pentiing dalam pembedahan
menggunkana agen anestesi. Penilaian yang akurat dari kedalamn anestesi berkontribusi
dalam menyesuaikan pemberian obat kepada pasien. Tidak adekuatnya anestesi umum
karena keadaan kelebihan dosis dapat menyebabkan waktu pemulihan yang lama dan
peningkatan resiko komplikasi setelah pembedaha. Sedangkan pada keadaan kekurangan
dosis dapat menyebabkan bangkitnya pasien selama oprasi atau disebut awareness
intraopperative.

Anda mungkin juga menyukai