1. BAB I. PENDAHULUAN
ELECTROENCEPHALOGRAFI
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Berger, pada tahun 1929. EEG untuk epilepsi dengan cepat menjadi jelas, ketika
spike 3 per detik dalam apa yang kemudian disebut epilepsi petit mal. EEG
Pemeriksaan EEG adalah cara yang nyaman dan relatif murah untuk menunjukkan
menilai fungsi otak, baik untuk membantu mendiagnosis epilepsi namun untuk
diagnosis dan evaluasi kondisi neurologis selain epilepsi sebagian besar telah
digantikan debngan pemeriksaan yang spesifisitas dan sensitivitas yang lebih besar.
Secara umum, EEG paling penting pada pasien dengan gangguan kesadaran atau
pasien dengan epilepsi, dan dengan demikian pilihan obat antiepilepsi dan prediksi
hal apakah gangguan kejang adalah fokal atau umum, idiopatik atau simtomatik,
2
BAB II
PENATALAKSANAAN PEREKAMAN
ELECTROENCEPHALOGRAFI
Otak merupakan organ tubuh vital yang menjadi pusat koordinasi dalam
tubuh manusia, sehingga apabila otak mengalami kelainan maka akan berpengaruh
besar pada kontrol kordinasi pada tubuh manusia. Untuk mempelajari cara kerja
serta kelainan pada otak telah dikembangkan berbagai teknologi untuk kebutuhan
diagnosa. Salah satu modalitas diagnostik yang bisa digunakan untuk mengetahui
berupa grafik gambaran aktivitas listrik otak yang biasa disebut dengan
(Akbar 2014).
Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu tujuan
utama dari pemeriksaan EEG selain interprestasi yang benar. EEG adalah alat untuk
menunjang tegaknya diagnosa, selama kita dapat memperoleh rakaman EEG yang
baik dan benar. Rekaman EEG yang tidak baik justru akan menyesatkan tegaknya
diagnosa.
matang, mesin EEG yang baik, tehnisi yang handal, tehnik dan prosedur perkaman
yang benar dan memenuhi standard minimal yang telah disepakati oeh pakar EEG
3
dan diakui dunia internasional, data yang baik dan interprestasi yang benar
( Kusumastuti 2008 ).
Hal yang sangat mengganggu saat perekaman EEG adalah bahwa aktivitas
otak mungkin dapat dikalahkan oleh aktivitas listrik lainnya yang dihasilkan oleh
tubuh atau lingkungan. Untuk dapat direkam pada permukaan kulit kepala, voltase
EEG yang sangat kecil yang dihasilkan serebral harus melewati dahulubeberapa
4
hambatan biologis yang keduanya mengurangi amplitudo sinyal dan menyebarkan
Tegangan otak harus melintasi otak, CSF, meninges, tengkorak, dan kulit
sebelum mencapai lokasi rekaman di mana mereka dapat dideteksi. Selain itu,
aktivitas listrik yang dihasilkan secara biologis lainnya (oleh otot kulit kepala, mata,
lidah, dan bahkan jantung) menciptakan potensi tegangan masif yang sering kali
gelombang kejang selama perekaman. Intinya adalah bahwa artefak listrik biologis
banyak karakteristik berbeda yang mudah diidentifikasi oleh pengamat yang terlatih
domain vertikal dan waktu pada domain horisontal. Pada saat perekaman dan
terlihat gambaran pada layer komputer, tehnisi dapat mengubah beberapa aspek
tampilan hasil rekaman EEG untuk terciptanya gambar yang bagus dan benar.
ketinggian tampilan bentuk gelombang. Interval dapat dilihat dengan beberapa detik
di layar komputer, keuntungan yang berbeda untuk melihat peristiwa EEG yang
sangat singkat seperti paku epileptiformis. Sebaliknya, skala waktu dapat diperluas
untuk menampilkan segmen EEG yang lebih lama selama beberapa menit untuk
dilihat pada debit ritmik yang berevolusi perlahan. Filter digital juga dapat diterapkan
untuk mengurangi artefak dalam pengaturan tertentu tetapi harus digunakan dengan
sangat hati-hati karena mereka juga menyaring aktivitas EEG. EEG menggunakan
5
titik menggunakan pasangandari elektroda yang membandingkan satu situs
elektroda aktif dengan elektroda referensi tetangga atau jauh lainnya. Hanya melalui
genap menunjukkan elektroda yang terletak di sisi kanan kepala dan angka ganjil
menunjukkan elektroda di sisi kiri. Huruf kapital digunakan untuk merujuk setiap
zona kortikal, yaitu frontal (F), pusat (C), parietal (P), temporal (T), dan occipital (O).
Fp dan A berdiri untuk masing-masing tiang frontal dan auricular. Penunjukan 10-20
nasion-inion.
6
BAB III
KALIBRASI
Agar didapatkan hasil yang baik karena sangat mempengaruhi interpretasi EEG.
1. PENEMPATAN ELEKTRODA
elektroda diwakili dengan huruf dan nomor tertentu. Lobus otak tempat elektroda
overlies (mis; F adalah frontal, T temporal, P adalah parietal, dan O adalah oksipital).
Bernomor ganjil elektroda berada di sisi kiri kepala, elektroda genap berada di sisi
kanan, z "berada di garis tengah dari anterior ke posterior, dan "A" atau situs
2. MONTAGE
pemilihan pasangan elektrode satu dengan lainnya . Ada banyak montase berbeda
yang digunakan untuk berbagai keperluan, dibagi menjadi dua jenis: bipolar dan
referensial. Satu montase yang umum adalah montage bipolar longitudinal (alias
"pisang ganda" karena konfigurasi elektroda muncul seperti dua buah pisang
7
diletakkan dari depan ke belakang di atas masing-masing belahan otak; lihat
Gambar 4). Dalam montase bipolar, tetangga elektroda dipasangkan satu sama lain,
3. FREKUENSI
sebagai berikut: 1 hingga 3 siklus per detik (Hz) adalah delta, 4 hingga 7 Hz adalah
theta, 8 hingga 12 Hz adalah alfa, dan 13 Hz dan lebih adalah beta. Frekuensi di
atas 25 Hz tidak umum dijumpai di EEG kulit kepala tetapi mungkin terlihat timbul
langsung dari permukaan kortikal selama rekaman intrakranial; frekuensi ini disebut
gamma dan dibagi menjadi gamma rendah (25-70 Hz) dan gamma tinggi (> 70Hz).
Sekitar 50% pasien epilepsi menunjukkan IED pada tes EEG pertama. Hasil pada
orang dewasa dapat ditingkatkan dengan mengulangi EEG rutin (hingga empat
perekaman bangun dan tidur. Rekaman Tidur dapat dicapai dengan merekam tidur
alami atau induksi obat hipnotik yang memiliki efek minimal pada EEG, seperti
chloral hidrat. Apakah kurang tidur memiliki nilai tambahan? Sulit ditentukan,
meskipun ada beberapa bukti bahwa pada perakaman IED dapat memunculkan
8
Prosedur aktivasi standar hiperventilasi (hingga tiga menit sampai 6 menit) dan
stimulasi fotik harus dilakukan dalam rekaman EEG rutin. Prosedur hiperventilasi
dan fotik diharapkan bisa memunculkan gelombang lambat dan epileptiformis dapat
terjadi hingga 24 jam setelah kejang parsial dan umum. Perekaman interikal yang
9
BAB IV
1. GAMMA (20Hz-40Hz)
yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat
tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, kondisi ini dalam kesadaran
10
2. BETA (diatas 12Hz atau dari 12Hz s/d 20Hz)
seseorang mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh dan berada dalam
orang lain. Frekwensi beta adalah keadaan pikiran sekarang ini. Gelombang
beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu high beta (lebih dari 19 Hz) yang
merupakan transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta (15 Hz -18 Hz)
yang juga merupakan transisi dengan getaran gamma, dan selanjutnya low
beta (12 Hz ~ 15 Hz). Gelombang Beta diperlukan otak ketika orang berpikir,
akhir-akhir ini oleh para ahli, karena penderita epilepsy, ADHD ( Attention
gelombang jenis ini. Para penderita gangguan di atas tidak tidak mampu
11
berkonsentrasi atau fokus pada suatu hal yang dianggap penting. Sehingga
setiap pengobatan yang tepat adalah cara agar otaknya bisa menghasilkan
getaran SMR tersebut. Dan hal ini bisa dilakukan dengan teknik neuro
feedback.
3. ALPHA (8 Hz – 12 Hz)
gelombang alpha setiap akan tidur, tepatnya masa peralihan antara sadar dan
tidak sadar. Fenomena alpha banyak dimanfaatkan oleh para pakar hypnosis
gelombang alpha. Kabur atau jelas sebuah mimpi yang bisa diingat,
Alpha adalah pikiran yang paling cocok untuk pemrograman bawah sadar.
12
4. THETA (4 Hz – 8 Hz)
napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang diambang tidur,
beberapa orang juga menghasilkan gelombang otak ini saat trance, hypnosis,
meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyuk. Orang yang
mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga dalam, juga menghasilkan
besar, yaitu memasuki kondisi meditasi yang sangat dalam, namun, biasanya
begitu telah mencapai theta, orang menjadi mudah tertidur. Disinilah alasan
(Brainwave) theta, yaitu duduk tegak untuk tetap sadar dan mencegah dari
tertidur. Kemudian, bayi, dan balita rata-rata tidur lebih dari 12 jam dalam
sehari. Itulah mengapa otak anak-anak selalu dalam fase gelombang alpha
dan theta. Perlu diingat, gelombang alpha dan theta adalah gelombang
pikiran bawah sadar. Oleh sebab itu, anak-anak cepat sekali dalam belajar
dan mudah menerima perkataan dari orang lain apa adanya. Gelombang
Otak (Brainwave) ini juga menyebabkan daya imajinasi anak-anak luar biasa.
13
Ketika mereka bermain mobil-mobilan misalnya, imajinasi mereka aktif dan
dalam kondisi gelombang theta. Perasaan dekat dengan Tuhan pun akan
terjadi apabila kita dapat memasuki fase gelombang theta. Anda mungkin
besar dan frekwensi yang rendah, yaitu dibawah 3 Hz. Otak Anda
menghasilkan gelombang ini ketika Anda tertidur lelap, tanpa mimpi. Fase
Delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Tubuh Anda melakukan
memproduksi sel-sel baru saat Anda tertidur lelap. Gelombang Delta adalah
14
gelombang yang paling rendah pada otak anda, otak tidak akan pernah
mencapai frekwensi 0 Hz, karena jika otak anda dalam kasus ini Anda akan
mati. Schumann Resonance (7.83 Hz) adalah getaran alam semesta pada
dan fenomena psikis lainnya. Anak indigo, yaitu anak super cerdas yang
gelombang dan frekwensi lain dibawah Delta, atau dibawah 0.5 Hz, yaitu
15
Gambar 3. Macam macam gelombang otak.
Artefak umum terjadi selama EEG, dan salah satu rintangan pertama
timbul dari otot-otot kulit kepala, sering secara frontal dominan tetapi terlihat
selama perekaman.
Gerakan mata cepat (Rapid Eye Movements, REMs), yang dihasilkan dari
kecil dan cepat di daerah frontal. Tegangan diphasic yang sangat besar
16
adalah dipol, relatif positif pada permukaan kornea dan negatif pada
permukaan retina, dan mata bergerak secara khas ke atas selama kedipan
lainnya selama bangun EEG disebabkan oleh menelan dan gerakan terkait
lidah, yang mirip dengan mata adalah dipol dan menyebabkan potensi yang
lambat dengan artefak otot superimposed. Lihat Lampiran 4 untuk artefak EEG
C.ARTEFAK EKSTRAPHISIOLOGIS
Elektroda
morfologis ini muncul sebagai bentuk gelombang tajam tunggal atau ganda
mengubah aktivitas latar belakang) dan distribusi yang biasa, yang terbatas
pada elektroda tunggal. Secara umum, transien tajam yang terjadi pada satu
17
Gambar 4. Artefak Ekstraphisiologis elektroda
Artefak keringat.
Ini ditandai dengan sangat rendah. Dicirikan oleh osilasi frekuensi sangat
rendah (di sini 0,25 hingga 0,5 Hz). Distribusi di sini (elektroda midtemporal
bahwa morfologi dan frekuensi juga konsisten dengan gerakan mata bergulir
18
Gambar 5. Artefak Ekstraphisiologis keringat
Istilah pola varian normal ritme / gelombang yang memiliki fitur seperti
EEG ictal maupun interictal. Ditemukan pada sebagian besar orang sehat dan
tidak mewakili entitas patologis. Karena itu varian normal jangan dikelirukan
Mv Rhythmic temporal
19
Subclinical rhythmic electrographic discharges in adults (SREDA)
Varian alpha cepat: ritme latar belakang pasien bangun 2 kali frekwensi alpha.
Saat bangun pada regio central : C3,Cz,C4. (gbr 2). Pada 14% remaja.
gerak. Frekwensi: 9-11 Hz. Distribusi: bilateral, bisa asimetrik atau asinkron, kelainan
pada sisi kontralateral pada aktivitas belahan yang kurang. Pada kerusakan tulang
tengkorak: bisa sharp dan voltase tinggi yang menyerupai fokus epileptogenik.
Variant”)
psikomotor. Konsep ini telah dibuang. Muncul saat bangun atau awal mengantuk
pada dewasa dan remaja. Berkurang dengan tidur dalam. Pada kepala mid
20
sampai satu menit. Variasi bentuk. Kontur tajam. Biasanya monomorf. Insidensi
0,5%.
gelombang tajam yang bertahap makin cepat. Seperti aktifitas theta. Lama 20 detik
beberapa menit. Biasanya detik. Sering disalahartikan sebagai pola iktal. Belum
terbukti berkorelasi dengan kejang. Terlihat pada orang tua, saat istirahat,
5-7Hz. Bentuk halus, arc shaped ( Mu like), spiky. Durasi bervariasi. Wax and wane.
Saat bangun dan mengantuk. Dulu dianggap marker untuk tendensi epilepsi.
Muncul saat transisi dari tidur ke bangun. Terutama anak anak.FAR menghilang saat
disfungsi cerebral. Pola ini mirip penemuan nonspesifik tanpa makna patologis.
21
3. Six Hertz Spike and wave (phantom spike and wave).
sleep spindle. Komponen negatif halus dan spike seperti komponen positif. Terjadi
pd 14 Hz dan 6 Hz. Umum pada anak dan remaja. Lama 0,5-1 detik. Terdapat pada
mengantuk dan tidur ringan pada orang dewasa. Biasanya unilateral, bisa juga
tidak bersama gelombang lambat, BETS berkurang dengan tidur dalam, sebaliknya
Frekwensi: 5-7 Hz. Durasi: 1-2 detik, jarang 3-4 detik. Amplitudo sangat
rendah. Spike sulit dikenali karena singkat dan amplitudo rendah. Sekilas, maka
disebut phantom spike and wave. Sebaliknya gelombang lambat lebih lama
bangun/mengantuk pada remaja dan orang dewasa. Insidensi 2,5%. Biasanya difus,
Ampiltudo Mv muncul saat mengantuk dan tidur ringan. Orang dewasa > 30
22
tahun. Beda dengan epileptiform: tidak ada gelombang lambat yang mengikuti
3.1. Lambda
unilateral. Muncul saat melihat sesuatu yang menarik perhatian, gerakan bola
mata sakadik dengan lirikan cepat. Menurun saat: menatap objek dengan
permukaan putih, menutup mata. Banyak pada anak 2-15 tahun daripada
orang dewasa.
Sinkron, tetapi dapat asimetris. Banyak pada usia 3 th, saat tidur awal.
Slow Lambdoids pada pemuda, juga dikenal sebagai gelombang kerucut atau
gelombang O, tegangan tinggi. Pada occipital saat tidur lebih dalam. Bisa
Posterior slow wave of youth juga disebut youth waves, posterior fused
transient, dan sail waves. Gelombang ini triangular dengan frekwensi 2-4 Hz.
23
BAB V
ABNORMAL EEG
aktivitas epileptiformis,
gelombang lambat ,
amplitudo meningkat,
reaktivitas, distribusi
Frekuensi diukur dalam Hertz (Hz). Apakah aktivitas lebih cepat atau lebih
lambat dari yang diharapkan untuk usia dan atau LOC pasien. Tegangan diukur
dalam Mikrovolt (Mv). Apakah aktivitas lebih tinggi atau lebih rendah dalam
amplitudo dari yang diharapkan usia dan LOC pasien? Lokasi kegiatan di lokasi
yang biasa? Digeneralisasikan atau fokus? Kuantitas adalah apakah aktivitas terlihat
aktivitas amplitudo, frekuensi, sama antara kanan dan kiri, yang pada area yang
homolog pada sisi berlawanan dari kepala? Sinkronisasi adalah apakah aktivitas
amplitudo, frekuensi, yang sama berakhir homolog pada sisi yang berlawanan dari
kepala?
Morfologi adalah apakah aktivitas memiliki bentuk yang berbeda dari yang
diharapkan untuk usia dan LOC pasien? Apakah ada polaritas yang tidak biasa?
Periodisitas adalah apakah kegiatan tersebut terjadi secara berkala atau acak?
Reaktivitas adalah apakah aktivitas reaktif terhadap stimulasi? Apakah ada respons
24
Gambar 6. Gelombang abnormal EEG
ABNORMAL EEG
1. Slow Activity
2. Epileptiform pattern
a. Spike
b. Sharpwave
25
f. 3-Hz spike and wave complexes
g. Polyspike
h. Hypsarithmia
i. Photoparoxismal response
j. Seizure parttern
k. Status pattern
3. Special pattern
a. Excessive fast
b. Asymetris
d. Periodic pattern
e. Trivfasic waves
g. Bruss supression
h. Background supression
5. Electrocerebral inactivity
EEG dapat membuktian adanya disfungsi serebral fokus atau fokal yang
ditunjukkan berupa perlambatan latar belakang. Ada dua jenis perlambatan yaitu
26
fokal dan umum ( general ). Seperti dibahas sebelumnya, latar belakang yang
melambat dalam rentang frekuensi theta dan delta adalah temuan normal pada EEG
beberapa orang dewasa muda atau evolusi kantuk dan aktivitas tidur. Namun, ketika
ada pelambatan fokus intermiten atau persisten yang terlihat secara konsisten pada
satu daerah kepala, atau aktivitas gelombang lambat fokal atau generalisasi yang
tidak reaktif atau umum pada pasien dewasa yang waspada, aktivitas gelombang
lambat ini harus dianggap patologis dan menunjukkan fokus atau generalisasi yang
Pelambatan Fokus
otak dimana terjadi kelainan ditempat fokus tersebut . Perlambatan dapat terjadi
intermiten atau persisten, dengan aktivitas yang lebih persisten atau lebih lambat
secara umum menunjukkan disfungsi otak fokal. Berbagai etiologi untuk disfungsi
otak fokal dapat terlihat. Ketika berselang, pelambatan fokal dapat mengindikasikan
pembukaan disfungsi serebral fokal halus akibat efek obat penenang atau hipnosis,
meskipun biasanya perlambatan yang diinduksi oleh obat bersifat umum. Lesi otak
fokal dari berbagai penyebab korteks, substansia alba yang mendasarinya, atau
sementara atau permanen yang dihasilkan dari stroke, pendarahan otak, tumor,
nonstruktural yang berkaitan dengan fokus epilepsi fokal, keterlibatan fokus dari
korteks oleh neurodegenerasi, malformasi arteriovenosa, dan infeksi otak fokal yang
disebabkan oleh cerebritis bakteri atau ensefalitis virus. Lihat Gambar 7. untuk
contoh perlambatan regional temporal fokal, yang juga menunjukkan amplitudo latar
27
belakang yang meningkat secara fokal sebagai akibat dari cacat tengkorak dan
Focal melambat di wilayah temporal kanan sebagai akibat dari tumor otak temporal
kanan pada pria berusia 35 tahun. Perhatikan frekuensi delta fokus yang melambat
homolog. Montase bipolar memanjang. Hak Cipta 2013. Yayasan Mayo untuk
Pendidikan dan Penelitian Medis. Seluruh hak cipta. Gambar milik Jeffrey W. Britton,
MD.
28
Gambar 8. Abnormal EEG lainnya
- Gangguan metabolisme-toksik
- Koma
- Post iktik
- Penyakit Alzheimer
29
Tabel : Slow activity
background rhythm
Wavevorm Rhytmical Irregular Irregular
Quantity Continuous Intermitten Continuous
Reactivity Highly responsive Highly responsive None responsive
Background slow activity adalah suatu hasil rekaman dimana ritme latar
belakang lebih lambat dari normal. Disebabkan disfungsi otak difus baik kortek atau
subkortek. Kelainan bersifat non spesifik dimana pada orang dewasa biasanya
disebabkan oleh gangguan perfusi otak, gangguan metabolik dan toksis, pada anak
Intermitten slow activity adalah suatu hasil rekaman dimana ritme latar
belakan normal, tetapi sesekali ada slow wave bisa general maupun regional.
Kelainannya bersifat non spesifik bisa merupakan awal CSA ataupun epileptiform
abnormal II.
apmplitudo rendah disebabkan oleh adanya lesi kronis otak statis, dan amplitudo
tinggi disebabkan adanya epilepsi fokal atau migren. Apabila didapatkan CSA
general dan background normal maka disebut abnormal, bila CSA general disertai
background slow activity disebut abnormal II, apabila CSA general tanpa
30
background normal disebut abnormal II. CSA I–II menunjukkan derajat
encepalopathy.
milisecond spesifik untuk epilepsi merupakan abnormal III, sharp wave adalah
III.
regional atau multi regional diikutti slow wave amplitudo rendah. Biasanya muncul
saat usia 5 -15 tahun dan menghilang saat pubertas. Terjadi sekitar 1-2 % anak
Spike and wave complexes adalah spike dan wave complek yang terjadi
31
abnormal III. Slow spike and wave complexes adalah gelombang yng terjadi multiple
dengan frekuensi kurang dari 2,5 Hz. Minimal ada satu bangkitan yang lamanya 3
detik atau lebih. Jernih pada kejang umum refrakter. Pada penderita Lennox
Hz, dimana gelombangnya bersifat reguler, minimal ada satu kali bangkitan lama 3
detik atau lebih. Terjadi pada petit mal epilepsi, dibangkitkan dengan
32
Polispike adalah sekelompok spike, minimal jumlah 3 buah. Frekuensinya
tinggi, tidak sinkron antara hemisfere kanan dan kiri. Dan didapatkan sharf waves
multi regional di kedua hemisfer. Pada saat kejang akan terjadi electro decremental
33
Gambar 12. Abnormal EEG
34
Gambar 13. Abnormal EEG
35
BAB VI
PEMBAHASAN
mulai bulan Januari sampai Juni 2019 dapatkan, telah dilakukan 45 perekaman EEG
a. USIA
Tahun
Jumlah 11 13 4 8 2 4 3
usia 0 -20 tahun dimana menunjukkan kejang sering pada usia anak dan
b. Domisili
Daerah Jumlah
Kabupaten Madiun 13 orang
Kota madiun 15 orang
Magetan 8 orang
Ponorogo 2 orang
Ngawi 7 orang
36
Perekaman EEG berkurang dibandingkan tahun–tahun sebelumnya
c. PEREKAMAN
yang pertama kali namun ada yang untuk dua dan tiga kali.
Rekaman Jumlah
Rekaman 1 38
Rekaman 2 5
Rekaman 3 2
rekaman kedua dan ketiga biasanya dilakukan apabila terjadi perubahan jenis
d. Keluhan
Keluhan Jumlah
Nyeri kepala 3
Vertigo 0
Kejang 37
Gangguan gerak 0
Gangguan memori 0
Lain –lain 5
37
obat anti epilepsi. Rekaman EEG juga dilakukan saat ingin mengetahuai
Pemeriksaan EEG bisa digunakan juga untuk pasien dengan koma dan
e. ASAL PENGIRIM
Pengirim Jumlah
Poli saraf 21
Poli anak 13
Dokter swasta 10
Ruangan
Interprestasi Jumlah
Normal 22
Abnormal I 0
Abnormal II 17
Abnormal III 5
Sulit di evaluasi 1
1. Normal EEG
2. Abnormal EEG
3. Technically difficulty
4. Technicaly unsastifactory
Dari 45 rekaman EEG yang dilakukan mulai Januari 2019 sampai Juni 2019
didapatkan adanya intermitten slow activity fokal atau adanya continous slow
38
actifity fokal. Abnormal III bila didapatkan gelombang tajam spike wave dan
sharp wave.
Uraian Jumlah
Kejang …………..normal 14
Kejang …………..abnormal 21
Keluhan lain …….normal 6
Keluhan lain …….abnormal 1
Bebas kejang …….normal 1
Kejang …………..sulit dievaluasi 1
Kejang fokal ……normal 1
Hasil EEG yang abnormal dapat muncul dalam dua cara. Pertama, aktivitas
otak yang normal dapat tiba-tiba terganggu dan berubah. Ini terjadi pada kejang
epilepsi. Pada kejang parsial, hanya sebagian otak yang menunjukkan gangguan
mendadak. Cara lain EEG dapat menunjukkan hasil abnormal disebut perubahan
tidak seharusnya ada gelombang itu, Misalnya, gelombang delta yang terjadi pada
orang dewasa yang bangun tidak normal. Gelombang ini biasanya terjadi pada
EEG abnormal berarti ada masalah di area aktivitas otak. Ini dapat
neurologis ( Lewis ).
39
EEG normal tidak berarti Anda tidak mengalami kejang. Sekitar setengah
dari semua EEG yang dilakukan untuk pasien dengan kejang ditafsirkan sebagai
normal. Bahkan seseorang yang mengalami kejang setiap minggu dapat memiliki tes
EEG normal. Ini karena EEG hanya menunjukkan aktivitas otak selama tes
berlangsung. Jika Anda tidak mengalami kejang pada saat itu, mungkin tidak ada
otak dengan cepat kembali normal pada kebanyakan individu. Ketika EEG dilakukan
beberapa jam atau bahkan berhari-hari kemudian, perubahan aktivitas listrik yang
Untuk merekam kejang dengan EEG rutin sangat sulit bila tidak dalam
keadaan kejang. Perekaman EEG biasanya dilakukan antara kejang, yang disebut
gelombang otak interiktal. Gelombang ini mungkin atau mungkin tidak menunjukkan
bukti aktivitas kejang. Ahli saraf mencari gelombang paku atau gelombang tajam
gelombang otak abnormal ini tidak berarti Anda tidak memiliki kejang di masa lalu.
hingga 5 menit, sering digunakan untuk memicu gelombang otak abnormal sehingga
ada untuk dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti CT scan maupun MRI
40
terjadi dan pemeriksaan penunjang serta pemeriksaan fisik, dokter dapat
BAB VII
KESIMPULAN
epileptogenik) .
Diperlukan alat yang baik, tehnisi EEG yang handal dan intreprestasi yang
benar dari hasil perekaman EEG, agar EEG bisa membantu menegakkan diagnosis
suatu keluhan kejang. Hasil EEG yang normal tidak menggambarkan bahwa pasien
tidak kejang.
41
DAFTAR PUSTAKA
with epilepsy, National Society for Epilepsy, Chalfont St Peter, Bucks SL9 0RJ,
UK; shelaghsepilepsynse.org.uk
signals
3019
and Abnormal Findings in Adults, Children, and Infants, Mayo Clinic College of
Colorado
42
Britton JW Electroencephalography (EEG): An Introductory Text and Atlas of Normal
Benbadis Selim R, MD; Chief Editor: Helmi L Lutsep, MD EEG Artifacts Updated:
Book review
Sydney 1995
43