Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Elektroensefalografi
Tes ini mampu menunjukkan tanda penyakit alzheimer dan epilepsySumber lain menjelaskan
bahwa EEG adalah sebuah pemeriksaan penunjang yang berbentuk rekaman gelombang elektrik
sel saraf yang berada di otak yang memiliki tujuan untuk mengetahui adanya gangguan fisiologi
fungsi otak Potensial EEG yang kecil ini hanya dapat diamati dengan penguat elektronik yang
mampu membedakan potensial itu dengan potensial lain yang berasaldari faal dan dengan
kebisingan listrik. Kemajuan teknologi EEG memungkinkan penerapan baru untuk penelitian
dan untuk pemeliharaan kesehatan. Penerapantersebut mencangkup pemantauan tidur, uji
farmakologi, dan diagnosis terhadapkelainan metabolik.Potensial di kulit tempurung kepala
manusia dewasa dari puncak ke puncakamplitudo selama tidur nyenyak dapat mencapai 200 atau
300 µV. Potensial normal pola EEG yang diamati pada saat jaga (tidak tidur) memang sedikit
lebih kecil tetapimasih dapat diamati dan dikuantisasikan dengan alat elektronik yang sesuai.
Dilaboratorium untuk manusia dan untuk binatang, digunakan elektrode di permukaanotak atau
di dalam otak yang menghasilkan potensial beberapa tingkat lebih besar dari pada pola EEG di
kulit tempurung kepala, tetapi masih mempunyai pola yang serupa.Potensial di atau dalam otak
juga disebut potensial EEG. Alat yang digunakan untukmerekam potensial ini disebut
elektroensefalograf dan rekamannya disebut elektroensefalogagram. Dari sini diharapkan dapat
membedakan potensial yangdiukur di permukaan otak dan ilmunya disebu kartiografi
Sistem Saraf Pusat Potensial EEG adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan sistem saraf
pusat(SSP). Seperti semua jaringan saraf lain, SSP tersusun oleh neuron-neuron. Tiapneuron
mengikuti hukum semua atau tidak sama sekali artinya mengkonduksikan Potensial EEG adalah
hasil yang diperoleh dari kegiatan sistem saraf pusat (SSP). Seperti semua jaringan saraf lain,
SSP tersusun oleh neuron-neuron. Tiap neuron mengikuti hukum semua atau tidak sama sekali
artinya mengkonduksikan seluruhnya atau tidak mengkonduksikan suatu potensial lonjakan sama
sekali. Pada potensial lonjakan terdapat juga perubahan-perubahan potensial listrik di bermacam
macam daerah otak yang juga lebih menyebar. Bagi fungsi SSP, hal ini mempunyai peranan
yang penting, misalnya dengan mengubah transmisi sinaptik dari sebuah neuron ke nuron lain.
SSP vertebrata dengan mudah dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu otak dan sumsum
tulang belakang. Sumsum tulang belakang dan otak terdiri dari materi yang berwarna putih dan
abu-abu. Warna putih itu disebabkan olch lapisan melin yang menyelubungi serat-serat saraf
besar, materi putih ini terbuat dari serat-serat halus. Materi abu-abu hampir semua berisi tubuh-
tubuh sel. Bagian otak yang bersambungan dengan rongga sumsum tulang belakang disebut
batang otak. Pada manusia dan mamalia separuh bola otak ini merupakan bagian terbesar otak.
Selaput otak yang membungkus separuh lapisan bola itu membentuk lapisan-lapisan di sekeliling
batang otak mamalia sehingga potensial EEG kulit tempurung kepala hanya berhubungan dengan
selaput otak dan mungkin hanya dengan bagian terluar lapisan selaput otak. Peranan banyak
daerah diselaput otak belum diketahui, demikian juga secara terperinci bagaimana kita
menganalisis atau berfikir atau mengingat. Karena dalam beberapa hal ini mencerminkan
aktivitas bagian otak, maka EEG manarik perhatian para peneliti. Akan tetapi jika selaput otak
dihilangkan, masih terdapat pola EEG yang mirip. Bahkan ikan-ikan yang selaput otaknya
dibakan masih memiliki pola EEG khas yang secara kasar menyerupai pola EEG kita. Dalam
beberapa hal , EEG harus dapat dihubungkan dengan struktur dan fungsi sistem saraf pusat
vertebrata. Elektroda yang digunakan untuk mengamati potensial EEG harus cukup besar untuk
menaggapi beberapa macam neuron secara rata-rata, terutama jika elektroda itu digunakan pada
selaput otak atau dalam sistem saraf pusat.
3. Pola Elektroensefalografik
Pola EEG selalu diperoleh melaluipengukuran tempurung kepala makhluk hidup. Tidak
adanya pola EEG dipakai sebagai indikator kepastian kematian. Potensial elektrokortiografik
cenderung menyebar pada permukaan selaput otak. Jadi akan ada pola EEG yang berubah
terhadap waktu pada setiap elektrode tertentu dan pola ruang di seluruh tempurung kepala pada
setiap waktu tertentu. Menurut sejarahnya, rentang frekuensi EEG yang berbeda-beda itu
ditandai dengan huruf-huruf yunani delta,Δ (0.5-3 Hz); teta, θ (4-7 Hz); alfa, α (8-13 Hz): dan :
beta, β (diatas 14 Hz). Beberapa ahli EEG membatasi β pada 14-30 Hz dan memberi nama
dacrah frckuensi 30-50 Hz dengan nama gama, ɣ.
4. Tingkatan Tidur