Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN JIWA Makassar, 7 November 2022

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

APLIKASI ELEKTROFISIOLOGI
MPPDS : dr. Radiatul Indatil ║ Dosen Pengampu : dr. Rinvil Renaldy, M.Kes, Sp.KJ (K) A & R

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
1. Neural Science
1.8 Applied Electrophysiology
DEFINISI
ELEKTROENSEFALOGRAFI
ELEKTROENSEFALOGRAFI
Metode pemantauan elektrofisiologis / merekam
aktivitas elektris otak pada permukaan kulit kepala.
Mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilakn arus
ionic neuron otak. Panjang gelombang yang berbeda
mengandung informasi psikologis yang berbeda.

EEG semakin banyak digunakan dalam penelitian


mengenai fungsi kognitif dalam konteks yang lebih luas,
seperti persepsi, fungsi luhur, atensi, hingga emosi.
Seiring dengan kebutuhan atas keakuratan dalam
penilaian pengukuran psikologi bidang neurosains kognitif

Penggunaan EEG pada manusia pertama kali


dilakukan oleh Hans Berger pada tahun 1929, yang
kemudian mulai menuai perhatian pada tahun 1930

Gambaran grafik dari elektroda dalam berbagai


susunan disebut montages, pada kertas pencatat.
POTENSIAL AKSI
Ketika satu sel teraktivasi, sel
tersebut akan mengaktifkan sel-sel
SEL NEURON terdekat sehingga menimbulkan
sinkronisasi antar sel, yang kemudian
Otak manusia terdiri atas
menimbulkan efek berantai terhadap
86 milyar sel/neuron. sel-sel lain (propagasi)

Sel-sel otak memproses Pengukuran respons otak terhadap


informasi dalam bentuk stimulus melalui EEG menjadi salah satu
potensial listrik dan metode yang paling umum digunakan
diteruskan ke neuron lain dalam bidang neurosains kognitif yang
melalui sinapsis. mengasosiasikan antara aktivitas fisiologis
dengan pemrosesan informasi, sensori,
Aktivasi otak perseptual, hingga aktivitas kognitif
merupakan kondisi
neuron memproses dan
meneruskan potensial
listrik (proses yang
disebut potensial aksi)
Aktivitas sel-sel otak menghasilkan
OSILASI / osilasi (gelombang otak); dengan
frekuensi (jumlah gelombang per detik),
amplitudo (kekuatan gelombang) dan
GELOMBANG OTAK fase yang berbeda-beda.

5 Jenis Gelombang Utama Berdasarkan


Gelombang yang Frekuensinya Yaitu Gelombang :
terekam oleh EEG
merupakan hasil dari • delta (0.5–4.0 Hertz),
percampuran beberapa • theta (4–8 Hertz),
• mu (8–13 Hertz) : korteks motorik.
osilasi yang muncul
• alpha (8–13 Hertz) : korteks visual
bersamaan pada • beta (14–26 Hertz),
frekuensi yang berbeda. • gamma (di atas 30 Hertz)
NALISIS
A F O U R I E R
Untuk dapat melihat amplitudo dari tiap
gelombang (band power), dilakukan proses
kalkulasi matematis analisis transformasi
Fourier,

Mengonversi dari data time-domain menjadi


frequency-domain. Apabila direpresentasikan
dalam grafik maka sumbu x adalah frekuensi,
dan y adalah power atau amplitudo (power
merupakan hasil kuadrat dari amplitudo, dan
sebaliknya amplitudo merupakan akar dari
power)
Osilasi Gelombang Otak
Terbagi Menjadi 3 Jenis

Induced
Spontaneous Evoked
Oscillations,
Oscillations : Oscillations :
Muncul karena
Konsisten secara
Osilasi yang muncul stimulus, namun tidak
waktu kemunculannya
secara independen terpatok pada waktu
terhadap stimulus,
dari stimulus kemunculan stimulus
korteks berespons
tersebut (misalnya
terhadap stimuli
proses kognitif luhur).
sensoris tertentu
Tantangan yang paling banyak dihadapi dalam studi menggunakan EEG adalah bagaimana metode untuk
mendapatkan data yang ‘bersih’. EEG memiliki rasio signal-tonoise yang sangat rendah. Hal ini
disebabkan oleh kecilnya potensial listrik yang dihasilkan oleh otak tidak sebanding dengan potensial listrik
lainnya yang dihasilkan oleh sumber non-otak. Misalnya kedipan mata, bagian ini akan diperdalam dalam
sub bab noise dan artefak.

GELOMBANG O TA K
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN

Kelebihan utama dari EEG


Batasan dalam Konteks studi untuk
Pengukuran adalah karena memiliki
pengukuran aktivitas mengasosiasikan area otak
menggunakan EEG resolusi temporal yang
otak; Morfologi spesifik terhadap perilaku,
relatif lebih murah sangat baik dibandingkan
permukaan otak yang diperlukan brain imaging
dan fleksibe. brain imaging lainnya,
terdiri atas lipatan-lipatan lainnya untuk peroleh
merekam data dalam
girus dan sulkus kesimpulan akurat, misalnya
rentang mili detik
menjadikan tidak semua pengukuran yang
memungkinkan untuk
pancaran sel piramidal berdasarkan hemodynamic
meneliti proses simultan
dapat terdeteksi di (berdasarkan aliran darah,
yang terjadi segera setelah
permukaan kepala. misalnya fMRI dan PET)
kemunculan stimulus.
ELEKTRODA 4 Proses Yang Berjalan
Dalam Pengukuran
Proses pertama dalam menangkap sinyal bioelektris Aktivitas Otak Dengan EEG
tersebut dipengaruhi oleh kualitas dari sensor atau
elektroda.
Transduksi dari sinyal bioelektris
Elektroda basah merupakan gold standard dalam teknik
perekaman data EEG, yaitu dengan gel elektrolit dalam
(potensial listrik) menjadi arus
aplikasi pada kulit kepala
elektris oleh elektroda,

Pada elektroda aktif, amplifikasi sinyal langsung


dilakukan pada elektroda itu sendiri, sehingga Transmisi sinyal dari sensor
mengurangi noise/artefak dari frekuensi listrik
elektroda menuju amplifier,
Potensial listrik direkam oleh EEG dalam voltase (V).

Amplifikasi sinyal EEG oleh


amplifier

Konversi dari sinyal analog


menjadi digital
STANDAR PELETAKAN
ELEKTRODA &
MONTAGE
Sistem internasional 10/20.
Penanda yang diletakkan di kepala ;
• Nasion (lekukan di ujung atas hidung, di antara
mata),
• Inion (tonjolan di bagian dasar belakang
kepala/tengkorak, ujung leher belakang),
• Tragus (di depan daun telinga, ujung tulang rahang,
dapat dirasakan ketika menggerakkan rahang),

Elektroda dipasang pada interval 10% atau 20% dari


jarak antar titik-titik tersebut. diberi label “F” untuk
Frontal, “Fp” untuk Frontopolar, dst. Label angka
mengindikasikan lateralisasi letak, elektroda dengan
angka ganjil untuk bagian hemisfer kiri, dan angka
genap untuk bagian hemisfer kanan.
AMPLIFIER
• Amplifier merupakan perangkat keras yang mengamplifikasi
sinyal yang terdeteksi yang ditangkap oleh elektroda.

• Sampling rate terepresentasi dalam frekuensi Hertz (Hz),


jumlah data yang terekam dalam satu detik. Amplifier
dengan sampling rate 250 Hz berarti merekam 1 sampel
setiap 4 milidetik, atau 250 sampel setiap detik. Semakin
tinggi sampling rate dari amplifier tersebut, semakin akurat
representasi data digital EEG dengan data aslinya yang
berbentuk analog/ gelombang. Rendahnya sampling rate
akan berisiko oleh aliasing error, yaitu eror yang terjadi
ketika frekuensi yang terdeteksi berbeda dengan aslinya
ARTEFAK / NOISE
Fluktuasi potensial listrik yang terdeteksi oleh elektroda namun bukan dihasilkan oleh otak.
• Electrocardiogram (ECG) yang muncul dari aktivitas jantung
• Frekuensi listrik (interferensi elektromagnetik yang dapat terdeteksi oleh EEG pada frekuensi 50
atau 60 Hertz) : Monitor dan lampu ruangan
• Electrooculographic (EOG) : pergerakan bola mata dan kedipan (di elektroda bagian Frontal dan
Frontopolar)
• Electromyogram (EMG) : pergerakan otot, misalnya pergerakan tangan, kaki, pergerakan kepala,
otot wajah, berbicara, maupun menelan
• Suara
• Frekuensi listrik
KOREKSI ARTEFAK / Basic Filtering
Yaitu dengan filter gelombang (distorsi sistematis terhadap data)

Metode Filter yang paling Dasar :

a. Low pass filter (melakukan filter data


dengan menentukan frekuensi tertinggi)
b. High pass filter
c. Notch filter, menentukan rentang
frekuensi yang akan di eliminasi
d. Algoritma dekomposisi linear
Independent Component Analysis (ICA)
e. Teknik eliminasi artefak yang paling baik
adalah dengan meminimalkan
munculnya artefak tersebut sedari awal
sebelum proses pengambilan data.
Elektroensefografi Pada
Proses Tidur

• Jumlah waktu yang digunakan oleh tidur REM (rapid eye movement), episode pertama
REM (latensi REM), dan jumlah episode REM dalam semalam.
• Terdapat empat stadium tidur non-REM ;
Stadium 4 merupakan tidur yang paling dalam dan stadium 1 adalah yang paling
dangkal.
• Aktivitas alfa adalah ditemukan jika seorang dewasa berbaring dan menutup
matanya. Aktivitas alfa secara bertahap mnenghilang selama tidur stadium 1.
Aktivitas delta lambat meningkat selama tidur stadium 2 sampai 4. Gelombang
delta lambat dengan amplituda tinggi digantikan oleh aktivitas mirip beta yang
menyerupai EEG pada orang yang terjaga dan sadar selama tidur REM.
Elektroensefografi
Abnormal
Pada Pasien Psikiatri
Terima Kasih
Mohon Bimbingan Dokter

Anda mungkin juga menyukai