Soal Quiz
Jawaban Quiz
1. Menurut penelitian yang dijelaskan oleh B. Brenner dan E. Eisenberg dalam jurnal "The
Instrument of Muscle Withdrawal: Biochemical, Mechanical, and Auxiliary Approaches
to Illustrate Cross-bridge Activity in Muscle" tahun 1987, kontraksi otot terjadi ketika
fiber aktin yang tipis dan fiber miosin yang tebal saling bergesekan. Proses kontraksi otot
dimulai dari pusat pengendalian tubuh dalam sistem saraf pusat, termasuk otak dan
sumsum tulang belakang.
Sistem saraf pusat menghasilkan impuls saraf atau potensial aksi yang diteruskan ke
neuron motorik. Potensial aksi ini kemudian merambat ke ujung serat otot dan
merangsang pelepasan asetilkolin. Asetilkolin, sebagaimana disarikan oleh BioNinja,
memulai proses depolarisasi di dalam sarkolema, yang pada gilirannya mengakibatkan
retikulum sarkoplasma melepaskan particle kalsium (Ca2+).
Hal ini merupakan langkah awal yang penting dalam proses kontraksi otot, karena ion
kalsium memainkan peran kunci dalam menginisiasi interaksi antara fiber aktin dan
miosin, yang akhirnya menghasilkan kontraksi otot.
2. Dalam keadaan istirahat, membran sel menunjukkan perbedaan potensial elektrik antara
bagian dalam dan luar. Potensial istirahat sel ini adalah polaritas negatif di bagian dalam
membran dan polaritas positif di bagian luar membran. Selama istirahat, terdapat
perbedaan konsentrasi ion potassium (K+) dan sodium (Na+) antara bagian dalam dan
luar membran.
1. Konsentrasi Ion:
a) Konsentrasi ion K+ di dalam membran sel sekitar 35 kali lebih tinggi daripada di
luar membran sel.
b) Sebaliknya, konsentrasi ion Na+ di luar membran sel sekitar 10 kali lebih tinggi
daripada di dalam.
2. Difusi Ion:
a) Perbedaan konsentrasi ion K+ dan Na+ antara dalam dan luar membran
mendorong terjadinya difusi ion-ion ini melintasi membran sel.
Saat istirahat, membran sel menjaga potensial istirahatnya, yang merupakan dasar bagi
potensial aksi yang nantinya memungkinkan sel saraf atau sel otot untuk mengirimkan
sinyal atau melakukan kontraksi. Potensial istirahat ini merupakan hasil dari interaksi
kompleks antara perbedaan konsentrasi ion dan aktivitas pompa ion yang terlibat dalam
menjaga perbedaan tersebut.
3. Proses pengiriman sinyal dalam sel saraf dimulai dari reseptor, kemudian melalui
dendrit, dan masuk ke badan sel. Dari sana, sinyal dilanjutkan ke akson dan akhirnya
mencapai sinapsis pada ujung akson. Selanjutnya, sinyal ini akan diteruskan ke sistem
saraf pusat, yaitu otak atau sumsum tulang belakang, di mana akan diolah untuk
menghasilkan respons yang sesuai.
4. Proses transmisi impuls melalui sel saraf dimulai dengan rangsangan atau jolt yang
diterima oleh ujung dendrit pada sel saraf atau neuron. Saat rangsangan ini terjadi, sel
saraf akan menghasilkan potensial aksi atau sinyal listrik yang akan bergerak melalui sel
saraf dari ujung dendrit hingga ujung akson. Proses transmisi impuls melalui sel saraf
melibatkan beberapa tahap, yaitu:
1. Potensial Aksi:
Rangsangan awal pada dendrit menyebabkan perubahan cepat dalam polarisasi
membran sel saraf, menciptakan potensial aksi. Ini adalah perubahan cepat dalam
potensial listrik di sepanjang membran sel yang menciptakan sinyal listrik.
2. Perambatan Potensial Aksi:
Potensial aksi yang dihasilkan pada ujung dendrit akan merambat sepanjang sel saraf,
mengikuti jalur akson. Perambatan ini melibatkan perpindahan ion-ion seperti natrium
(Na+) dan kalium (K+) melalui kanal-kanal particle di membran sel.
3. Sinapsis:
Ketika potensial aksi mencapai ujung akson, sel saraf ini dapat berkomunikasi dengan
sel saraf berikutnya di sinapsis. Sinapsis adalah ruang atau titik pertemuan antara dua
sel saraf, di mana sinyal listrik dari satu sel saraf (sel pengirim) disampaikan ke sel
saraf lainnya (sel penerima) melalui zat kimia yang disebut neurotransmitter.
4. Penghantaran ke Sel Saraf Berikutnya:
Di sinapsis, potensial aksi diubah menjadi sinyal kimia dalam bentuk
neurotransmitter. Sinyal ini akan mengaktifkan atau menghambat sel saraf berikutnya,
menghantarkan informasi ke sel saraf berikutnya dalam jalur saraf.
Proses ini berulang terus-menerus, memungkinkan sel saraf untuk berkomunikasi dan
mengirimkan informasi di seluruh sistem saraf. Sel saraf berperan penting dalam
berbagai fungsi tubuh, termasuk persepsi sensorik, gerakan otot, dan proses kognitif.
5. Sel otot jantung berkontraksi karena potensial aksi yang menyebar melalui membran sel
otot jantung. Jantung berkontraksi secara teratur berkat adanya impuls listrik yang
dihasilkan oleh jantung itu sendiri, yang disebut dengan istilah "autoritme" atau
"autorhythmicity." .
6. Kontraksi otot jantung dipicu oleh munculnya potensial aksi yang menjalari membran sel
otot jantung. Jantung secara alami berkontraksi secara berkala berkat impuls listrik yang
dihasilkannya sendiri. Berbeda dengan sel saraf dan otot rangka yang memerlukan
rangsangan eksternal untuk memulai potensial aksi, sel otot jantung memiliki
kemampuan untuk memulai potensial aksi tanpa rangsangan eksternal. Sel-sel otot
jantung ini memiliki aktivitas "pacemaker" yang disebut depolarisasi lambat yang
kemudian diikuti oleh potensial aksi saat potensial membran mencapai ambang tertentu.
Inilah yang menghasilkan potensial aksi secara berkala yang menyebar melalui seluruh
jantung, menghasilkan detak jantung yang teratur tanpa memerlukan rangsangan dari
sistem saraf
Proses potensial aksi pada sel otot jantung melibatkan empat fase:
a. Fase 0 (Depolarisasi Cepat)
b. Fase 1 (Repolarisasi Awal)
c. Fase 2 (Plateau)
d. Fase 3 (Repolarisasi Cepat)
e. Fase 4 (Istirahat)
7. Berikut prinsip kerja dari MKG dan MEG :
a) Prinsip Kerja Magnetokardiografi (MKG)
1) Magnetokardiografi (MKG) berfokus pada pengukuran kepadatan medan
magnet yang ada di sekitar tubuh manusia. Lebih khususnya, MKG
mendeteksi medan magnet yang sangat lemah, diukur dalam picoTesla (pT).
Untuk melakukan ini, digunakan sensor khusus yang memiliki rasio sinyal-
kebisingan yang sangat tinggi. Sensor ini disebut perangkat interferensi
kuantum superkonduktor (SQUID).
2) Sensor MKG menggunakan perangkat yang disebut DC-SQUID, yang terdiri
dari cincin superkonduktor dengan dua persimpangan Josephson. Sensor ini
mampu mendeteksi medan magnet yang dihasilkan oleh aktivitas listrik
jantung. Selain itu, dalam pengukuran MKG, semua gangguan sinyal asing
dari lingkungan harus ditekan agar hasilnya akurat.
b) Prinsip Kerja Magnetoencephalogram (MEG)