Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BIOLISTRIK PADA TUBUH MANUSIA

Nama : Indah Agustina Putu Pratama


NIM : 2332311011
Kelas : A

Soal Quiz

1. Tuliskan deskripsi sel saraf saat kontraksi?


2. Tuliskan deskripsi sel saraf saat istirahat?
3. Tuliskan deskripsi rangsangan sel saraf?
4 Tuliskan desakripsi perambatan impuls saraf?
5. Jelaskan kelistrikan otot jantung?
6. Tuliskan deskripsi aktivitas kelistrikan otot jantung?
7. Jelaskan prinsip kerja
a. Magnetokardiografi (MKG)
b. Magnetoensefalogram (MEG)
8. Jelaskan penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh?
9. Jelaskan sejarah adanya syok listrik (kejutan listrik) dan bahaya syok listrik?
10. Jelaskan pengaruh syok listrik terhadap tubuh dan pertolongan terhadap syok listrik?

Jawaban Quiz

1. Menurut penelitian yang dijelaskan oleh B. Brenner dan E. Eisenberg dalam jurnal "The
Instrument of Muscle Withdrawal: Biochemical, Mechanical, and Auxiliary Approaches
to Illustrate Cross-bridge Activity in Muscle" tahun 1987, kontraksi otot terjadi ketika
fiber aktin yang tipis dan fiber miosin yang tebal saling bergesekan. Proses kontraksi otot
dimulai dari pusat pengendalian tubuh dalam sistem saraf pusat, termasuk otak dan
sumsum tulang belakang.
Sistem saraf pusat menghasilkan impuls saraf atau potensial aksi yang diteruskan ke
neuron motorik. Potensial aksi ini kemudian merambat ke ujung serat otot dan
merangsang pelepasan asetilkolin. Asetilkolin, sebagaimana disarikan oleh BioNinja,
memulai proses depolarisasi di dalam sarkolema, yang pada gilirannya mengakibatkan
retikulum sarkoplasma melepaskan particle kalsium (Ca2+).
Hal ini merupakan langkah awal yang penting dalam proses kontraksi otot, karena ion
kalsium memainkan peran kunci dalam menginisiasi interaksi antara fiber aktin dan
miosin, yang akhirnya menghasilkan kontraksi otot.
2. Dalam keadaan istirahat, membran sel menunjukkan perbedaan potensial elektrik antara
bagian dalam dan luar. Potensial istirahat sel ini adalah polaritas negatif di bagian dalam
membran dan polaritas positif di bagian luar membran. Selama istirahat, terdapat
perbedaan konsentrasi ion potassium (K+) dan sodium (Na+) antara bagian dalam dan
luar membran.
1. Konsentrasi Ion:
a) Konsentrasi ion K+ di dalam membran sel sekitar 35 kali lebih tinggi daripada di
luar membran sel.
b) Sebaliknya, konsentrasi ion Na+ di luar membran sel sekitar 10 kali lebih tinggi
daripada di dalam.
2. Difusi Ion:
a) Perbedaan konsentrasi ion K+ dan Na+ antara dalam dan luar membran
mendorong terjadinya difusi ion-ion ini melintasi membran sel.
Saat istirahat, membran sel menjaga potensial istirahatnya, yang merupakan dasar bagi
potensial aksi yang nantinya memungkinkan sel saraf atau sel otot untuk mengirimkan
sinyal atau melakukan kontraksi. Potensial istirahat ini merupakan hasil dari interaksi
kompleks antara perbedaan konsentrasi ion dan aktivitas pompa ion yang terlibat dalam
menjaga perbedaan tersebut.
3. Proses pengiriman sinyal dalam sel saraf dimulai dari reseptor, kemudian melalui
dendrit, dan masuk ke badan sel. Dari sana, sinyal dilanjutkan ke akson dan akhirnya
mencapai sinapsis pada ujung akson. Selanjutnya, sinyal ini akan diteruskan ke sistem
saraf pusat, yaitu otak atau sumsum tulang belakang, di mana akan diolah untuk
menghasilkan respons yang sesuai.
4. Proses transmisi impuls melalui sel saraf dimulai dengan rangsangan atau jolt yang
diterima oleh ujung dendrit pada sel saraf atau neuron. Saat rangsangan ini terjadi, sel
saraf akan menghasilkan potensial aksi atau sinyal listrik yang akan bergerak melalui sel
saraf dari ujung dendrit hingga ujung akson. Proses transmisi impuls melalui sel saraf
melibatkan beberapa tahap, yaitu:
1. Potensial Aksi:
Rangsangan awal pada dendrit menyebabkan perubahan cepat dalam polarisasi
membran sel saraf, menciptakan potensial aksi. Ini adalah perubahan cepat dalam
potensial listrik di sepanjang membran sel yang menciptakan sinyal listrik.
2. Perambatan Potensial Aksi:
Potensial aksi yang dihasilkan pada ujung dendrit akan merambat sepanjang sel saraf,
mengikuti jalur akson. Perambatan ini melibatkan perpindahan ion-ion seperti natrium
(Na+) dan kalium (K+) melalui kanal-kanal particle di membran sel.
3. Sinapsis:
Ketika potensial aksi mencapai ujung akson, sel saraf ini dapat berkomunikasi dengan
sel saraf berikutnya di sinapsis. Sinapsis adalah ruang atau titik pertemuan antara dua
sel saraf, di mana sinyal listrik dari satu sel saraf (sel pengirim) disampaikan ke sel
saraf lainnya (sel penerima) melalui zat kimia yang disebut neurotransmitter.
4. Penghantaran ke Sel Saraf Berikutnya:
Di sinapsis, potensial aksi diubah menjadi sinyal kimia dalam bentuk
neurotransmitter. Sinyal ini akan mengaktifkan atau menghambat sel saraf berikutnya,
menghantarkan informasi ke sel saraf berikutnya dalam jalur saraf.
Proses ini berulang terus-menerus, memungkinkan sel saraf untuk berkomunikasi dan
mengirimkan informasi di seluruh sistem saraf. Sel saraf berperan penting dalam
berbagai fungsi tubuh, termasuk persepsi sensorik, gerakan otot, dan proses kognitif.
5. Sel otot jantung berkontraksi karena potensial aksi yang menyebar melalui membran sel
otot jantung. Jantung berkontraksi secara teratur berkat adanya impuls listrik yang
dihasilkan oleh jantung itu sendiri, yang disebut dengan istilah "autoritme" atau
"autorhythmicity." .
6. Kontraksi otot jantung dipicu oleh munculnya potensial aksi yang menjalari membran sel
otot jantung. Jantung secara alami berkontraksi secara berkala berkat impuls listrik yang
dihasilkannya sendiri. Berbeda dengan sel saraf dan otot rangka yang memerlukan
rangsangan eksternal untuk memulai potensial aksi, sel otot jantung memiliki
kemampuan untuk memulai potensial aksi tanpa rangsangan eksternal. Sel-sel otot
jantung ini memiliki aktivitas "pacemaker" yang disebut depolarisasi lambat yang
kemudian diikuti oleh potensial aksi saat potensial membran mencapai ambang tertentu.
Inilah yang menghasilkan potensial aksi secara berkala yang menyebar melalui seluruh
jantung, menghasilkan detak jantung yang teratur tanpa memerlukan rangsangan dari
sistem saraf
Proses potensial aksi pada sel otot jantung melibatkan empat fase:
a. Fase 0 (Depolarisasi Cepat)
b. Fase 1 (Repolarisasi Awal)
c. Fase 2 (Plateau)
d. Fase 3 (Repolarisasi Cepat)
e. Fase 4 (Istirahat)
7. Berikut prinsip kerja dari MKG dan MEG :
a) Prinsip Kerja Magnetokardiografi (MKG)
1) Magnetokardiografi (MKG) berfokus pada pengukuran kepadatan medan
magnet yang ada di sekitar tubuh manusia. Lebih khususnya, MKG
mendeteksi medan magnet yang sangat lemah, diukur dalam picoTesla (pT).
Untuk melakukan ini, digunakan sensor khusus yang memiliki rasio sinyal-
kebisingan yang sangat tinggi. Sensor ini disebut perangkat interferensi
kuantum superkonduktor (SQUID).
2) Sensor MKG menggunakan perangkat yang disebut DC-SQUID, yang terdiri
dari cincin superkonduktor dengan dua persimpangan Josephson. Sensor ini
mampu mendeteksi medan magnet yang dihasilkan oleh aktivitas listrik
jantung. Selain itu, dalam pengukuran MKG, semua gangguan sinyal asing
dari lingkungan harus ditekan agar hasilnya akurat.
b) Prinsip Kerja Magnetoencephalogram (MEG)

1) Magnetoencephalogram (MEG) adalah alat yang digunakan untuk merekam


medan magnet yang dihasilkan oleh aktivitas listrik dalam otak manusia.
Sensor MEG biasanya ditempatkan dalam wadah berbentuk helm atau dewar,
yang digunakan oleh subjek selama proses pengukuran. Medan magnet ini
dihasilkan oleh perubahan listrik mendasar yang sama yang juga
menghasilkan elektroensefalogram (EEG).
2) Aktivitas listrik dalam otak manusia terutama disebabkan oleh arus pasca-
sinaptik yang mengalir melalui neuron piramidal. MEG mendeteksi medan
magnet yang dihasilkan oleh arus-arus ini di luar kepala subjek. Dengan
demikian, MEG memberikan wawasan tentang aktivitas otak secara non-
invasif dan membantu dalam pemahaman berbagai proses kognitif dan fungsi
otak.
Prinsip kerja MKG dan MEG sangat berbeda, tetapi keduanya berguna dalam memahami
aktivitas tubuh manusia. MKG digunakan untuk memantau aktivitas listrik jantung,
sementara MEG digunakan untuk memahami aktivitas otak.A.Penggunaan Arus Listrik
Berfrekuensi Rendah
8. A. penggunaan arus listrik berfrekuensi rendah
Listrik berfrekuensi rendah merujuk pada rentang frekuensi antara 20 Hz hingga 500.000
Hz. Frekuensi rendah ini memiliki kemampuan untuk merangsang saraf dan otot,
menyebabkan kontraksi otot. Dalam konteks penggunaan yang singkat dan untuk
merangsang persarafan otot, biasanya digunakan arus faradik. Di sisi lain, jika tujuannya
adalah merangsang otot yang telah kehilangan persarafan dan digunakan dalam jangka
waktu yang lebih lama, maka biasanya digunakan arus listrik yang terputus-putus atau
modifikasi dari arus searah (DC).
B. Penggunaan Arus Listrik Berfrekuensi Tinggi :
Listrik berfrekuensi rendah merujuk pada rentang frekuensi antara 20 Hz hingga 500.000
Hz. Frekuensi rendah ini memiliki kemampuan untuk merangsang saraf dan otot,
menyebabkan kontraksi otot. Dalam konteks penggunaan yang singkat dan untuk
merangsang persarafan otot, biasanya digunakan arus faradik. Di sisi lain, jika tujuannya
adalah merangsang otot yang telah kehilangan persarafan dan digunakan dalam jangka
waktu yang lebih lama, maka biasanya digunakan arus listrik yang terputus-putus atau
modifikasi dari arus searah (DC).
9. Kesetrum, yang juga dikenal sebagai sengatan listrik dalam istilah ilmiah, adalah
peristiwa di mana aliran listrik dari luar memasuki tubuh. Secara sederhana, kesetrum
terjadi ketika tubuh manusia bersentuhan dengan sumber tegangan listrik yang cukup
tinggi, sehingga aliran listrik dapat melalui jaringan otot atau bahkan rambut.
Sejak eksperimen dengan petir yang dilakukan oleh Benjamin Franklin, manusia telah
tertarik dengan fenomena listrik. Namun, dengan perkembangan penggunaan listrik
secara meluas dan mesin-mesin bertenaga listrik, insiden cedera akibat listrik semakin
meningkat. Salah satu contoh tragis dari bahaya sengatan listrik adalah kisah Samuel W.
Smith, yang menjadi korban pertama di Amerika Serikat yang meninggal akibat sengatan
listrik dari generator listrik di Buffalo, Modern York, pada tahun 1881.
10. Dampak sengatan listrik dapat bervariasi, mulai dari kejutan dan kebingungan hingga
kehilangan kesadaran atau cedera fisik ringan hingga serius. Sengatan listrik dapat
menyebabkan cedera pada tingkat seluler. Arus listik yang mengalir ke jantung dapat
menyebabkan terjadi kelainan irama jantung dan peningkatan kadar biomarker jantung.
Adapun cara pertolongan nya yaitu:
a) Mematikan sumber arus listrik. Ketika melihat orang lain tersengat listrik,
pastikan untuk tidak langsung menyentuhnya.
b) Dorong tubuh korban dengan benda isolator.
c) Cari pertolongan medis.
d) Periksa kondisi tubuh korban.
e) Mengatasi luka bakar karena kesetrum listrik.

Anda mungkin juga menyukai