Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KLASIFIKASI SINYAL BIOMEDIS

SINYAL BIOELEKTRIK
[MATA KULIAH : INSTRUMENTASI MEDIS]

Disusun Oleh :
Prama Eko Wicaksono

NRP. 2411.100.071

Bagus Rachman Fadhlillah

NRP. 2414.106.021

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes.

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik
listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah
mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil
seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
electron.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek
dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta
penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada
tubuh kita disebut dengan Bioelektrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada
makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata elektrik.
Beberapa penyelidikan yang telah dilakukan berhubungan dengan bioelektrik antara lain :

a) Pada tahun 1856, Caldani meneliti kelistrikan pada otot katak mati.
b) Pada tahun 1780, Luigi galvanic meneliti kelistrikan pada tubuh hewan.
c) Pada tahun 1786, Luigi Galvani meneliti tentang terangkatnya kedua kaki katak
setelah diberi aliran listrik melalui konduktor
d) Pada tahun 1892, Arons merasakan aliran frekuensi tinggi melalui dirinya dan
asistennya.
e) Pada tahun 1899, Van Seynek meneliti tentang terjadinya panas pada jaringan akibat
aliran frekuensi tinggi
f) Pada tahun 1928, Schliephake meneliti tentang pengobatan dengan gelombang
pendek (short wave).

Makalah ini akan membahas bagaimana cara kerja bioelektrik di dalam ilmu
kesehatan. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan
listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik
yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem
saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah
suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan
respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyalsinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.
Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik
dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung
serta potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut merupakan rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Pengertian bioelektrik / biolistrik ?
2. Apa saja hukum-hukum fisika yang berlaku pada sinyal bioelektrik / biolistrik ?
3. Macam-macam gelombang arus listrik ?
4. Bagaimana kelistrikan dalam tubuh manusia ?
5. Bagaimana struktur dan jaringan tersusun pada sistem saraf dan fungsinya ?
6. Bagaimana aplikasi dan penerapan pada bidang medis ?
7. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiograph) ?

1.3 Tujuan
Berikut merupakan tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain :
1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.
2. Dapat mengetahui hukum-hukum yang berlaku pada sinyal bioelektrik / biolistrik.
3. Dapat mengetahui macam macam gelombang arus listrik.
4. Dapat mengatahui tentang kelistrikan yang timbul dalam tubuh manusia.
5. Dapat mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.
6. Dapat mengetahui manfaat bioelektrik dalam bidang medis.
7. Dapat

mengetahui

proses

sinyal

listrik

yang

terjadi

dari

jantung

(Elektrokardiograph).

1.4 Tinjauan Pustaka


Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan
mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut
dirangkum dengan memperhatikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sinyal Bioelektrik
Sinyal bioelektrik adalah sinyal elektrik yang dihasilkan oleh tubuh. Dengan adanya
gerakan tubuh baik secara periodik maupun non periodik, yang membangkitkan sinyal
elektrik dapat dimanfaatkan dalam bidang medis/kesehatan. Biolistrik/bioelektrik adalah
energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate)
dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitochondria melalui
proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan
potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan
lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan
sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries
yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer
neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain.
Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.
Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa
elektroda

pada

permukaan

kulit.

Hasil

rekaman

isyarat

listrik

dari

jantung

(Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG,


aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu.
Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak
dan kelainan otak lainya.

2.2 Hukum Dalam Sinyal Bioelektrik


Ada beberapa rumus atau hukum yang berkaitan dengan biolistrik/bioelektrik antara
lain yaitu sebagai berikut :
1. Hukum Ohm

Gambar 1. Arus Listrik Pada Konduktor

Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang
melewati, berbanding berbalik dengan tahanan dari konduktor. Hukum ini dapat
dinyatakan dengan rumus :
= =
()
()
()
2. Hukum Joule
Arus listrik melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam waktu
tertentu akan menimbulkan panas. Hukum ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

3
()

() =

()
()
(0.239 )

2.3 Macam-macam Gelombang Arus Listrik


1) Arus bolak-balik / sinusoidal
2) Arus setengah gelombang ( telah diserahkan)
3) Arus searah penuh tapi masih mangandung ripple/desir
4) Arus searah murni
5) Faradik
6) Surged Faradic/sentakan sinusoidal
7) Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
8) Galvanik yang interuptus
9) Arus gigi gergaji

2.4 Kelistrikan Dalam Tubuh Manusia


A. Sistem Saraf dan Neuron
Sistem ini terbagi menjadi dua bagian inti, yaitu :
1. Sistem Saraf Pusat
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat
saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke Medulla spinalis disebut

Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau
medulla spinalis ke otot atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf
Efferen.
2. Sistem Saraf Otonom
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan kelenjarkelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Gambar 2. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)


Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang
bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum
tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang
mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal,
kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.
Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu
saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang
belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post
ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang
menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut postganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada
sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik memiliki serabut
pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan
parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya
berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.

Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf
simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan,
merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil,
memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf
parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat proses
pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri,
memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.

B. Konsentrasi Ion Dalam dan Luar Sel


Melalui suatu percobaan dapat ditunjukan suatu model membrane permeable
terhadap larutan KCL. merupakan suatu bentuk model potensial istirahat pada waktu
0 dimana ion K akan melakukan difusi dari kosentrasi tinggi ke konsntrasi rendah
sehingga saat tertentu akan terjadi membrane dipole/membran dua kutub dimana
larutan dengan konsentrasi yang tadinya rendah akan kelebihaan ion positif,
kebalikan dengan larutan yang konsentrasi tinggi akan berubah menjadi kekurangan
ion sehingga menjadi lebih negatif. Membrane permeabel biasanya terhadap ion K ,
Na dan Cl sedangkan terhadap protein besar (A) sangat tidak permeable.

C. Kelistrikan Saraf
Jika ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi dalam 3
bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan mempergunakan mikroskop
electron, serat saraf dibagi dalam 2 tipe: yakni serat saraf bermielin dan serat saraf
tanpa myelin. Saraf bermielin banyak terdapat pada manusia. Myelin merupakan
suatu insulator (isolasi) makin menurun apabila melewati serat saraf yang bermielin.
Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang berdiameter yang sama dan
panjang yang sama sangat tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa mielin
(diameter 1 mm) mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada
diameter 10 um mempunyai 100 m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal
dapat meloncat dari suatu simpul ke simpul yang lain.
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak
adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar sel
dari pda di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative dibandingkan dengan di luar
sel.

Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt,


membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan potensial membrane
istirahat -90 m Volt.

D. Perambatan Potensial Aksi


Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau otot mendapat
rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai
kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membrane untuk mencapai aksi
kesegala jurusan sel membrane, keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau
gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membrane akan mengalami repolarisasi sel
membrane disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter dibagi dalam 2 fase :
1. Periode Refrakter Absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsure kekuatan untuk
menghasilkan aksi yang lain.
2. Periode Refrakter Relatif
Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode
refrakter absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada
stimulus/rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi
yang baru.
Sel membrane setelah mencapai potensial membrane istirahat, sel membran
tersebut telah siap untuk menghantarkan implus yang lain. Gelombang depolarisasi
setelah mencapai ujung dari saraf atau setelah terjadi depolarisasi seluruhnya,
gelombang tersebut akan berhenti dan tidak pernah aliran balik kearah mulainya
datang rangsangan.

E. Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuron


Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada sel
otot/hubungan saraf otot disebut Neuromyal junction. Baik sinapsis maupun
neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi
dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini
penting pada sel membrane otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi. Zat
kimia yang terdapat pada otot akan tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan

kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan
mengalami reaksi.

F. Macam-macam Sel Saraf dan Hantarannya


Secara umum ada 3 macam sel saraf, yaitu :
1) Neuron sensorik
Neuron ini berawal dari reseptor, yang merupakan ujung dari dendrit
selanjutnya menuju dendrit, lalu badan sel, akson dan akhirnya bersinapsis
(hubungan antar neuron) dengan dendrit dari neuron penghubung
2) Neuron penghubung
Neuron ini berawal dari sinapsis dengan neuron sensorik, berlanjut ke dendrit,
lalu badan sel, akson dan diakhiri pada sinapsis dengan neuron motorik.
Umumnya neuron ini terdapat pada sistem saraf pusat.
3) Neuron motorik
Neuron ini berawal dari sinapsis dengan neuron penghubung, berlanjut ke
dendrit lalu badan sel, akson dan diakhiri pada pilihan-pilihan di bawah ini :
a) Neuromyal junction, yang berhubungan dengan sel otot.
b) Neuroglandular junction, yang berhubungan dengan kelenjar.
Kedua junction di atas merupakan jenis dari neuroeffector junction. Neuromyal
junction jika efektornya berupa jaringan otot, sedangkan neuroglandular
junction jika efektornya berupa kelenjar (misalnya kelenjar saliva, kelenjar
keringat dll.)

Gambar 3. Hubungan antara neuron sensorik, neuron penghubung dan


neuron motorik

Impuls yang berjalan di sepanjang neuron akan berakhir pada bagian ujung
yang mengandung vesikel sinaptik. Dengan adanya impuls tersebut maka
vesikel akan terstimuli dan akhirnya mengeluarkan neurotransmitter (misalnya
asetilkolin). Neurotransmitter inilah yang membantu meneruskan impuls
menuju sel berikutnya. Reseptor sinaptik dari sel berikutnya akan menangkap
neurotransmitter tersebut sehingga impuls dapat diteruskan ke sel berikutnya
tersebut. Hubungan antara neuron satu dengan neuron lainnya tadi dinamakan
sinapsis.

G. Kelistrikan Otot Jantung


Membran sel otot jantung (miokardium) sangat berbeda karakteristiknya
dengan membran sel otot bergaris atau sel saraf. Pada membran sel otot bergaris atau
sel saraf dalam keadaan potensial membran istirahat, jika ada rangsangan barulah
ion-ion natrium akan berdifusi ke dalam sel hingga mencapai nilai ambang dan
selanjutnya terjadi depolarisasi.
Sedangkan pada sel otot jantung, mudah terjadi kebocoran ion natrium
sehingga setelah selesai potensial aksi, ion natrium secara perlahan-lahan akan
berdifusi kembali ke dalam sel. Akibatnya terjadilah depolarisasi spontan sampai
mencapai nilai ambang dan terjadilah potensial aksi tanpa rangsangan dari luar.

Gambar 4. Potensial Aksi Pada Sel Otot Jantung

2.5 Aplikasi Pada Peralatan Biomedis


Membuat alat biomedik itu tidak boleh sembarangan, karena alat biomedik
menyangkut nyawa seseorang. Faktor safety menjadi sangat penting untuk diperhatikan.
Terutama pada alat yang memiliki elektroda yang tersentuh ke tubuh pasien.
Contohnya adalah electrocardiograph (ECG). Bagian input harus mendapat catu dari baterai

dan terpisah dari bagian monitor untuk menghindari kejutan listrik. Karena arus listrik kecil
yang mungkin tidak menimbulkan efek pada manusia normal, bisa saja berakibat serius pada
pasien.

Gambar 5. Contoh Penggunaan Electrocardiograph (ECG)


1) Einthoven's Triangle
Setiap organ tubuh manusia menghasilkan denyut-denyut listrik dengan spektrum
frekuensi yang berbeda-beda. Salah satu sumber listrik yang terbesar adalah
jantung. Beda potensial listrik jantung dapat dapat diukur melalui tiga titik yaitu
Left Arm (LA), Right Arm (RA) dan Left Leg(LL) membentuk segitiga yang
disebut segitiga Einthoven.

Gambar 6. Einthoven's Triangle

Pada alat EGC terdapat beberapa komponon sebagai berikut :


1. ECG Amplifier
Beda potensial lead tadi diperkuat dengan instrumentation amplifier. Elektroda yang
ditempelkan ke tubuh manusia dirancang khusus dan diberi gel agar impedansinya
sesuai. Pada ECG amplifier sinyal yang ditangkap dikuatkan. Setelah dikuatkan,
kemudian sinyal masuk ke rangkaian filter. Frekuensi dari filter ini berbeda-beda
untuk berbagai macam potensial tubuh.
2. Isolation Amplifier (Coupling)
Setelah difilter, untuk menghubungkan ke stage selanjutnya digunakanlah isolasi.
Isolasi dapat berupa magnetik, bisa juga optik. Syaratnya, isolasi yang digunakan
haruslah mencakup range frekuensi jantung yang telah ditulis sebelumnya.
3. Driven Right Leg
Rangkaian driven right leg ditambahkan ke rangkaian amplifier ECG untuk
mengurangi interferensi common mode. ECG mengukur sinyal yang sangat kecil dari
tubuh sampai beberapa microvolt. Padahal tubuh juga berperan sebagai antena yang
menerima interferensi dari mana saja. Interferensi ini membuat sinyal jantung sulit
untuk diukur. Driven right leg digunakan untuk mengeliminasi noise interferensi
secara aktif.
4. Ground Fault Intrupter (GFI)
Sistem pengamanan pada alat biomedik dibuat berlapis. Salah satunya adalah ground
fault interupter yang berfungsi untuk memutus arus listrik secara otomatis ketika
terjadi kesalahan pada arus (misalnya kejutan listrik). Kabel listrik itu ada dua, satu
hot, satu netral. Jika ada sebuah perangkat terhubung ke listrik, maka arus mengalir
dari hot menuju ke perangkat dan balik lagi ke netral. Besarnya arus yang mengalir
di kawat netral dan hot seharusnya sama. Jika tidak sama maka ada kebocoran ke
ground, misalnya kawat tersentuh tubuh manusia.

Gambar 7. Diagram Blok Electrocardiograph (ECG)


A. Sistem EKG Fungsi dan Evolusi
Fungsi dasar dari sebuah mesin EKG termasuk EKG menampilkan bentuk
gelombang, baik melalui layar LCD atau media kertas cetak, dan indikasi irama
jantung serta antarmuka pengguna yang sederhana melalui tombol. Lebih banyak
fitur, seperti penyimpanan catatan pasien melalui media yang nyaman,
wireless/transfer kabel dan tampilan 2D/3D pada layar LCD besar dengan
kemampuan layar sentuh, yang diperlukan dalam produk EKG lebih dan lebih.
Beberapa tingkat kemampuan diagnostik juga membantu dokter dan orang tanpa
pelatihan EKG khusus untuk memahami pola EKG dan indikasi mereka dari kondisi
jantung tertentu. Setelah sinyal EKG ditangkap dan digital, maka akan dikirim untuk
tampilan dan analisis, yang melibatkan pemrosesan sinyal lebih lanjut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh
berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh
berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan
didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh
mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom.

3.2 Saran
Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya sempurna.
Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan referensi dan manfaat untuk pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gabriel JF, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta, 1996.


[2] Young HD, Freedman RA, Sandin TR, Ford AL, Fisika Universitas Jilid I, Penerjemah:
[3] Juliastuti E, Edisi X, EGC, Jakarta, 2001.
[4] Junaedi A., Kumpulan Kuliah Fisika Kedokteran, FKUGM, Yogyakarta, 2000
[5] Tortora G.J., Principles of Human Anatomy, Edisi IV, Harper and Row Publisher, New
York, 1986.
[6] Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.
[7] Block Diagram (SBD) - ECG Electrocardiogram - T - Flash Player Installation
[8] http://www.scribd.com/doc/131796559/Pengertian-Biolistrik, diakses pada tanggal 01
April 2016 Pukul 03.18 WIB
[9] http://focus.ti.com/docs/solution/folders/print/464.html, diakses pada tanggal 01 April
2016 Pukul 03.20 WIB
[10] http://norma_hermawan.blogspot.com/2009_12_01_archive.html diakses pada tanggal
01 April 2016 Pukul 03.27 WIB

Anda mungkin juga menyukai