Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANDIRI

[MATA KULIAH : MANAJEMEN RESIKO]

Disusun Oleh :
Bagus Rachman Fadhlillah

NRP. 2414 106 021

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Totok Ruki Biyanto, PhD

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

1. Apa Yang Bisa Dilakukan Instrumentasi dan Control Untuk Meningkatkan


Safety (Rangkum Dari PPT Terlampir) ?
Penerapan instrumentasi dan kontrol di suatu industri sangatlah penting untuk
meningkatkan suatu produktivitas. Selain itu ditunjang dengan peningkatan safety atau
keamanan pada instrumentasi dan kontrol itu sendiri diyakini mampu menjamin
keberlangsungan produksi pada suatu industri. Dengan begitu, roda bisnis pada perusahaan
dapat berjalan sesuai dengan visi misi yang telah digagas, tentunya dengan didukung oleh
aspek-aspek teknis seperti peningkatan safety atau keamanan oleh suatu instrumentasi dan
kontrol tersebut.
Berikut adalah beberapa tahapan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan safety atau
keamanan pada suatu industri melalui instrumentasi dan kontrol, antara lain :
Menerapakan dan merancang SIS (Safety Instrumented System)
Melakukan studi Hazard Operability (HAZOP)
Melakukan studi HAZID (Hazard Identification)
Menentukan bahaya identifikasi menggunakan Layer Of Protection (LOPA)
A. Menerapakan dan merancang SIS (Safety Instrumented System)

Gambar 1. Hubungan Antara LOPA Ratio, SIS dan SIL


Menerapakan dan merancang SIS (Safety Instrumented System) dengan
mengerintegrasi baik itu hardware atau software yang berfungsi sebagai sistem
pengaman dalam kerja sebuah pabrik atau sebuah sistem pemrosesan dan diharapkan
menjadi barrier atau penghalang terjadi bencana yang besar terhadap sistem
proses.dalam merancang SIS perlu melihat risk level yang telah dirancancang dan
ditentukan saat perancangan pabrik Risk level ini akan ada zona dimana bisa dikatakan
aman untuk pegawai pabrik untuk bekerja disana dengan keselamatan yang tinggi.
Apabila dalam proses pembuatannya Risk levelnya masih tinggi maka kita harus
menambah protection layer untuk menurunkan risk levelnya yaitu Dengan cara
menentukan metode sistem performansi SIL (Safety Instrument Level) yang
menghitung Probability of Failure on Demand (PFD) semakin tinggi nilai SIL maka
maka nilai PFD akan semakin kecil. Berdasarkan IEC 61508, Safety Integrated Level
(SIL) digolongkan ke dalam empat level yaitu SIL 1, SIL 2, SIL 3, SIL 4. Standar di
atas menyediakan bingkai kerja untuk melakukan penentuan SIL secara umum, dimana

secara kualitatif dan kuantitatif formulasi penilaian katergori SIL ditetapkan


berdasarkan standar pengujian reliabilitas alat oleh fabrikasi produk tersebut, misalnya
burn test, uji kualitas material, mechanical shock test, electronic function test, leakage
test dan lain-lain. Berdasarkan table di bawah ini apabila nilai perhitungan PFD dalam
rentang 10-1 sampai 10-2 termasuk kategori SIL 1 yang artinya dalam 10 tahun terakhir
pernah terjadi suatu masalah dalam equipmen instrumentasi. jadi semkin tinggi SIL
maka semakin kecil terjadinya kecelakaan begitu sebaliknya.
Berikut adalah salah satu contoh dalam penerapan SIS dalam suatu industri
apabila dalam suatu plan yang sangat berbahaya perlu ada penambahan equipment
tambahan berupa selonoid valve yang akan men-shutdown ketika terjadi kegagalan
suatu sistem.

Gambar 2. Penerapan Safety Instrumented System


B. Melakukan studi Hazard Operability (HAZOP)

Gambar 3. Quantitative Risk Assessment (QRA)

Pada tahap ini, akan diidentifikasi bahaya dan masalah pengoprasian rinci dengan
menggunakan standar teknik identifikasi dan analisis bahaya yang digunakan untuk
meninjau suatu proses atau operasi pada sebuah sistem yang bekerja secara sistematis
yang bertujuan untuk meninjau suatu proses atau operasi suatu sistem yang bekerja
secara sistematis, serta untuk menentukan apakah proses tersebut dapat mendorong ke
arah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan.
Tahapan ini memiliki langkah-langkah identifikasi dengan cara sebagai berikut :
1. Menentukan penyebab dan akibat pada setiap plan
2. Menentukan node dan guide word HAZOP
3. Menentukan deviation dan likelihood HAZOP
4. Penentuan severity dan risk matrix HAZOP
Selain itu, terdapat juga HAZARD CONTROLS yang terbagi menjadi 2 yaitu
Prevention Controls dan Mitigation Controls yang masing-masing memiliki tahapan.
Prevention Controls terdiri dari :
Elimination
Substitution
Engineering
Alarms & Procedures
Passive Devices
Prevention of Escalation from other incident
Sedangkan Mitigation Controls terdiri dari :
Ignition Prevention
Alarms and Procedures
Mitigation
Emergency Response
Prevention of Escalation to other vessel
C. Melakukan studi HAZID (Hazard Identification)
Hazid adalah analisa pencegahan terjadinya bahaya pada instalansi
industri/pabrik yang dilakkan dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada di
dalamnya. Parameter Hazid dalam memperhitungkan efek bahaya antara lain :
Identifikasi parameter yang akan terkena bahaya
Menganalisa kerugian yang terjadi dalam bentuk minor dan mayor ketika
terjadi bahaya
Menghitung frekuensi bahaya
Melakukan pencegahan
D. Menentukan bahaya identifikasi menggunakan Layer of Protection (LOPA)
Tahapan ini merupakan alat semikuantitatif untuk menganalisa dan menilai resiko
LOPA dapat secara efektif digunakan pada tiap poin siklus dari sebuah proses atau
fasilitas.input kunci dari LOPA adalah skenario yang diperoleh dari identifikasi potensi
bahaya. Tujuan utama LOPA adalah untuk memastikan bahwa telah ada lapisan
perlindungan yang sesuai untuk melawan skenario kecelakaan. Skenario mungkin
membutuhkan satu atau lebih lapisan perlindungan tergantung pada kompleksitas

proses dan severity dari sebuah consequence. Untuk skenario yang diberikan, hanya
satu lapisan perlindungan yang harus berhasil bekerja mencegah consequence.

Gambar 4. Layers of Protection Analysis (LOPA)

Mengidentifikasi consequence untuk memilih skenario


Memilih skenario kecelakaan
Mengidentifikasi initiating event dari skenario dan menetapkan frekuensi
initiating event (event per year)
Mengidentifikasi IPLs dan memperkirakan probability of failure on demand
(PFD) dari masing-masing IPL
Menilai resiko skenario secara matematis dengan mengkombinasikan
consequence, iniating event, dan data IPL
Mengevaluasi resiko untuk mencapai keputusan mengenai skenario.

Gambar 5. Boiler Combustion Plan

2. Ambil Salah Satu Instrument Atau Peralatan Proses, Jelaskan Mengunakan Diagram RCM II Terlampir, Baca Buku Moubray
atau TA Muhammad Hysam !
Penerapan Diagram Reliability Centered Maintenance II Moubrey Pada Sistem Burner

Anda mungkin juga menyukai