Anda di halaman 1dari 29

SISTEM

PENGENDALIAN
ASAP
Ahli Madya – AK3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran
Daftar Isi
Bahaya Asap
Kebakaran
01
Penyebaran Asap
Kebakaran
02
Pengendalian
Asap Kebakaran
03
Design 04
Bahaya Asap
Kebakaran
Definisi
Asap adalah terdiri dari partikel/partikulat padat dan cair
dan gas-gas berterbangan yang timbul ketika sebuah
material mengalami proses pirolisis atau pembakaran,
bersama dengan sejumlah udara yang terikutkan atau
tercampur kedalam massa tersebut.

Sebagai produk dari pembakaran:


Biasanya termasuk partikulat, bahan bakar/material yang
tidak terbakar, uap air, gas CO2, CO, dan gas-gas lain
yang bersifat racun dan korosif.
ASAP ADALAH PENYEBAB
KEMATIAN TERBESAR
USA
 72% korban meninggal pada peristiwa kebakaran disebabkan oleh asap (data NFPA)
 Kejadian kebakaran di Hotel MGM 26 lantai(1980)
Sebab utama korban meninggal 85 orang:
- 75 mati – Menghisap asap dan karbon monosida
- 4 mati – Menghisap asap
- 1 mati – Luka bakar
- 3 mati – Luka bakar dan menghisap asap
- 1 mati – Keretakan masif tempurung kepala
- 1 death - Myocarditis
- Tingkat karbon monosida 25% to 66% saturation.
- Luka-luka 650 orang
INDONESIA
 Kejadian di Hotel Perdana Wisata, Bandung (2002)
 Kebakaran di Toserba Ramayana, Bogor (1997)
 Kebakaran di Bank BTN, Jakarta (2009)
Sifat Asap

Pengaruh Toksisitas
Asap membawa gas beracun

Pengaruh Kepekatan
Asap menghalangi pandangan dan iritasi mata,
merintangi evakuasi

Pengaruh Panas/ Temperatur


Temperatur asap dapat mencapai > 120C
Pengaruh Toksisitas

SIFAT ASAP : DAYA RACUN ASAP DARI PEMBAKARAN


BERBAGAI JENIS BAHAN
Gas beracun Bahan terbakar
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karbon dioksida, karbon monoksida Bahan combustible mengandung karbon
Nitrogen oksida Celluloid, polyurethane
Hidrogen cyanida Wol, sutra, kulit, plastik mengandung nittrogen, bahan selulosik,
plastik, rayon
Acrolein Kayu, kertas
Sulphur dioxide Karet, thiokols
Asam halogen (asam hidroklorik, PVC, plastik penghambat api, fluorinated
asam hidrobromik, phosgene) plastics
Ammonia Melamine, nilon, urea formaldehyde resin
Aldehydes Phenol formaldehydes, kayu, nilon, resin
Benzena Polystyrene
Isocyanates Polyurethane foams
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengaruh Kepekatan
Pengaruh Panas/ Temperatur

 Bila anda jauh dari api kebakaran, biasanya pengaruh panas


asap tidak besar.
 Akan tetapi pengaruh racun tetap ada sehingga disarankan
untuk bergerak merangkak di lantai menghindari asap.
Penyebaran
Asap Kebakaran
Penyebaran Asap
Faktor prinsip yang menyebabkan asap menyebar ke daerah luar kompartemen
kebakaran adalah:

Efek cerobong / stack effect 1

Daya apung/ buoyancy & Ekspansi 2 START

Kondisi cuaca: angin dan temperatur 3

Perbedaan tekanan udara karena:


 sistem pengolahan udara mekanik/ 4
VAC
 efek torak elevator
Efek cerobong / stack effect
Daya apung/ buoyancy & Ekspansi
Kondisi cuaca: angin dan temperatur

Pengaruh angin:
Sebaliknya temperatur udara besar dan arahnya
luar yang panas (di musim dapat menghambat
panas) menyebabkan pergerakan asap ke
Temperatur udara pengaruh efek reversal luar bangunan
luar yang dingin (di cerobong yang kecil. Karena
musim dingin) itu di negeri tropis pengaruh
angin lebih signifikan dari
Temperatur di luar
menyebabkan
pengaruh efek pengaruh efek cerobong 4
bangunan normal cerobong
mempengaruhi
pergerakan asap di
yang cukup
signifikan 3
dalam bangunan
2
1
Perbedaan tekanan udara

Sistem VAC :
 Sering membawa asap selama kebakaran di bangunan.

 Pada tahap awal kebakaran, sesungguhnya sistem VAC dapat membantu


deteksi asap. Akan tetapi, dengan bertumbuhnya kebakaran, sistem dapat
membawa asap ke daerah yang dilayaninya sehingga membahayakan penghuni
di daerah tersebut.

 Sistem VAC juga memasok udara/oksigen ke kompartemen kebakaran yang


membantu pembakaran. Oleh sebab itu secara tradisional sistem HVAC
dimatikan bila terjadi kebakaran.

 Tetapi meskipun sistem VAC dimatikan, tidak menghalangi pergerakan asap


melalui cerobong udara, cerobong ventilasi, dan bukaan lainnya karena daya
apung, efek cerobong, atau angin.

Kereta lift/elevator:
 Pergerakan kereta lift/elevator di dalam sumur lift menghasilkan perubahan
tekanan, disebut efek torak/piston, yang dapat menyebabkan asap tertarik ke
dalam loby atau sumur lift.
Pengendalian
Asap Kebakaran
Beberapa Cara Pengendalian Asap Kebakaran

Dilusi / mengencerkan Memberikan tekanan


asap dengan udara yang berlebih
memasukkan udara dibandingkan dengan
luar ruang yang terbakar

1 3 5

2 4

Lantai dan bangunan Mendorong asap Memanfaatkan daya


dibagi menjadi dengan aliran udara apung asap
beberapa
kompartemen 
kompartemenisasi
Kompartemenisasi
1
Satu lantai dibagi menjadi beberapa
kompartemen yang masing-masing dibatasi
oleh dinding, partisi, langit-langit dan pintu
4
2
Antara kompartemen satu dengan lainnya tidak
Satu bangunan juga dibagi kompartemen per boleh ada lubang yang dapat membocorkan
lantai yang dibatasi oleh lantainya sendiri udara, artinya juga asap

3 5
Antara kompartemen satu dengan lainnya tidak Demikian juga jalur pipa dan kabel yang
boleh ada lubang yang dapat membocorkan melewati batas fisik kompartemen harus
udara, artinya juga asap dipasangi sekat tahan api (firestop).
6
Pintu kompartemen yang membuka ke jalur
evakuasi harus dipasangi door closer atau
dibuat dapat menutup secara otomatik
dikendalikan oleh sistem pengendalian asap
Pengenceran
 Pengenceran asap atau dilution atau purging dengan tujuan menurunkan konsentrasi asap dengan cara
memasukkan udara dari luar.

 Pada kondisi tertentu tidak praktis dilakukan mengingat produksi asap kebakaran dapat sangat besar. Biasa
dilakukan pada waktu kebakaran telah dipadamkan, atau pada tempat yang jauh dari kompartemen kebakaran.

Persamaan sederhana:

Dimana:
a = laju dilusi dalam pertukaran udara per menit
t = waktu setelah asap berhenti masuk atau
setelah produksi asap berhenti (menit)
Co = konsentrasi awal dari kontaminan
C = konsentrasi kontaminan pada waktu t
e = konstanta (2,178)
Mendorong dengan Aliran Udara

Sumber: SFPE Handbook 2002


Memberikan Tekanan Berlebih
Memanfaatkan Daya Apung Asap

 Daya apung menggerakkan asap ke langit-langit


 Sebelum asap memenuhi ruangan, membahayakan dan merintangi penghuni untuk evakuasi, maka
harus dikeluarkan melalui ven di langit-langit
Design dan Sistem
Pengendalian Asap
Bangunan dengan vol besar yang tidak dipisah-
pisah:
 Misalnya mal, atrium, auditorium, sporthall yang lebih dari 1000 m2.
 Asap kebakaran berupa produk pembakaran dan udara terikutkan (entrained air) akan
bergerak ke atas karena efek daya apung.
 Tujuannya adalah melindungi jalur evakuasi penghuni dengan menampung asap di bagian
atas  reservoir asap.
 Batas reservoir dapat berupa dinding, tirai (screen) atau penyekat lainnya
 Asap yang terperangkap di bagian atas tersebut dapat dikeluarkan secara mekanis
(menggunakan fan) atau alami (melalui ventilasi terbuka di atap).
 Cara ini disebut ventilasi atau pembuangan asap.
 Udara yang memadai (udara pengganti atau make-up air) harus dimasukkan di bawah
lapisan asap untuk menggantikan udara udara yang terikutkan atau sistem tidak akan
berfungsi.
Konsep reservoir asap dan ventilasi asap:

Pada bangunan yang tidak memiliki ventilator Pada bangunan berventilator asap, asap dan
asap, asap mengurangi visibilitas dalam upaya panas dibuang sehingga memudahkan petugas
pemadaman dan penyelamatan. Panas yang pemadam masuk ke bangunan dan
terakumulasi mengancam keamanan struktur memadamkan api tanpa menggunakan bahan
pemadam air terlalu banyak
Konsep reservoir asap dan ventilasi asap:
DESAIN DAN SISTEM PENGENDALIAN ASAP
REGULASI & STANDAR YANG RELEVAN

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan
 Draft Pergub Ventilasi dan Pengendalian Asap Kebakaran dari Perda DKI Jakarta No. 8 Th. 2008
Tentang Penanggulangan Kebakaran
 SNI 03-6571-2001 : Sistem Pengendalian asap Kebakaran pada Bangunan Gedung (Acuan NFPA
92A Recommended Practice for Smoke-Control Systems)
 SNI 03-7012-2004 : Sistem Managemen asap di mal, atrium dan ruangan bervolume besar (Acuan
NFPA 92B Guide for Smoke Management Systems in Malls, Atria, and Large Areas)
 BRE 186 - Design Principles For Smoke Ventilation In Enclosed Shopping Centres, atau BR 258 -
Design Approaches for Smoke Control in Atrium Buildings, laporan yang diterbitkan oleh Fire
Research Station, Building Research Establishment, UK.
DESAIN DAN SISTEM PENGENDALIAN ASAP
MEMILIH VENTILATOR ASAP

 Asap dapat diventilasi secara alamiah atau mekanis. Pilihan tergantung pada hakekat kebakaran
dan bangunan dimana kebakaran terjadi.
 Untuk sistem ventilasi asap alami, ven harus pada posisi “terbuka” bila terjadi kegagalan
daya/sistem.
 Sistem ventilasi alami sangat terpengaruh oleh kondisi cuaca, temperatur udara luar dan arah
angin.
 Ventilasi mekanis dengan fan bertenaga listrik lebih disukai karena memberikan tekanan positif
terhadap luar bangunan
 Semua kabel listrik untuk daya dan kontrol pada sistem ventilasi asap harus tahan panas, dan
mendapat pasokan dari sebuah generator keadaan darurat. .
 Semua komponen ventilasi mekanis (motor, kerangka, kipas) harus harus mampu beroperasi terus
menerus pada temperatur 250 derajat Celsius selama 1 (satu) jam.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai