Kebakaran
Utilitas Minggu ke 4
Khaerunnisa ST., M.Eng
Kenapa Api Mudah
Menjalar?
Prinsip Penyebaran Api
1. PASIF/PREVENTIF
2. AKTIF/KURATIF
Skema Saat terjadi
Kebakaran
Ketahanan terhadap
Kebakaran:
• Pengendalian Asap
Konstruksi Tahan Api
Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
pasif :
Konstruksi tahan api : terkait pada kemampuan dinding luar, lantai, dan
atap untuk dapat menahan api dalam bangunan.
Konstruksi Tahan Api
Pintu Keluar
Pintu Keluar
a. tahan api sekurang-kurangnya dua jam.
r. penyekat
Smoke vestibule
Elemen Tangga Darurat
presurized stair well
• Pengisian ruang tangga dengan udara segar
bertekanan positif akan mencegah menjalarnya asap
dari lokasi yang terbakar ke dalam ruang tangga.
• Tekanan udara dalam ruang tangga tidak boleh
melampaui batas aman, karena jika tekanan udara
dalam ruang tangga terlalu tinggi, justru
menyebabkan pintu tangga sulit/tidak dapat dibuka.
Tangga Kebakaran
a. Tangga terbuat dari konstruksi beton atau baja yang mempunyai ketahanan
kebakaran selama 2 jam
b. Tangga dipisahkan dari ruangan-ruangan lain dengan dinding beton yang
tebalnya minimum 15 cm atau tebal tembok 30 cm yang memiliki ketahanan
kebakaran selama 2 jam
c. Bahan-bahan finishing, seperti lantai, dari bahan yang tidak mudah terbakar
dan tidak licin, susuran tangan terbuat dari besi
d. Lebar tangga minimum 120 cm.
e. Pintu tangga terbuat dari bahan yang tahan kebakaran 2 jam
f. Pintu paling atas membuka ke arah luar (atap bangunan) dan semua pintu
lainnya membuka ke arah ruangan tangga.
g. Daun pintu yang terbuat dari pintu tahan api dilengkapi dengan engsel, kunci,
dan pegangan yang tahan api
h. Di dalam dan di depan tangga diberi alat penerangan sebagai penunjuk arah
ke tangga dengan daya otomatis
Pressurized
Stairwell
Pada gedung yang sangat tinggi
perlu ditempatkan beberapa kipas
udara (blower) untuk memastikan
bahwa udara segar yang masuk ke
dalam ruang tangga jauh dari
kemungkinan masuknya asap. Di
samping itu, bangunan yang sangat
tinggi perlu dilengkapi dengan lift
kebakaran.
Koridor dan Jalan Keluar
• Koridor dan jalur keluar harus dilengkapi dengan
tanda yang menunjukan arah dan lokasi pintu keluar.
Koridor dan Jalan Keluar
Koridor umum pada bangunan klas 2 dan 3.
Pada bangunan klas 2 dan 3, koridor umum yang panjangnya lebih dari
40 meter harus dibagi menjadi bagian yang tidak lebih dari 40 meter
dengan dinding yang tahan asap, mengikuti syarat teknis sesuai
ketentuan yang berlaku.
Kompartemen
Alat ini bekerja secara otomatis untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara
supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana pada saat terjadi kebakaran.
b. Smoke and heat ventilating
Dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Jika terjadi kebakaran,
asap yang timbul segera mengalir keluar sehingga para petugas pemadam kebakaran akan
terhindar dari asap-asap tersebut.
c. Vent and exhaust
1) Pendeteksi (Detektor)
2) Bel dan suara/sirine
3) Lampu tanda (healthy indicator and fire indicator)
4) Sinyal pengendali (remote signalling)
5) Tombol reset
6) Name plate berisi spesifikasi dari alarm kebakaran
tersebut
• Bila suhu kawat (kawat pada fire detector) naik atau menjadi
panas, maka kawat ini akan memuai (mengembang).
• Pemuaian ini akan meng-on-kan jala-jala listrik (tenaga P.L.N)
yang dihubungkan ke sirene (bel).
• Fire detector ini umumnya dari bimetal, atau bisa juga dari
thermokopel (alat yang mengubah besaran panas menjadi
besaran listrik).
• Sistem ini hanya memberitahukan adanya kebakaran, agar
orang-orang cepat mengetahuinya dan mengatasinya.
• Sering sistem ini dilengkapi dengan Yamato (gas pemadam
kebakaran) yang disediakan pada tiap-tiap ruang.
• Sistem ini tidak menimbulkan kotoran (seperti semprotan air
pada sprinkler) tapi memerlukan banyak alat-alat.
Alat penginderaan/peringatan
dini (Detektor)
Announciator;
dipasang pada panel paling atas tidak lebih
dari 72 inch (1830 mm).
Syarat Perletakan Detektor
Kriteria Pemasangan Detektor Panas Detektor Asap Detektor Api
Jarak Max ruang aktif 7m 12m Td
Jarak Max Ruang Sirkulasi 10m 18m Td
a) Persedian air :
- Sumber air untuk memasok kebutuhan sistem hidran kebakaran dapat
berasal dari PDAM, sumur dalam (artesis) atau kedua-duanya.
- Volume resevoir, sesuai yang diatur dengan ketentuan yang berlaku,
harus diperikan berdasarkan waktu pemakaian yang yang disesuaikan
dengan klasifikasi ancaman bahaya kebakaran bagi bangunan yang
diproteksi.
- Berdasarkan klasifikasi ancaman bahaya kebakaran maka banyaknya
persedian air untuk masing-masing klas pada sistem hidran harus
dapat digunakan untuk lama waktu seperti ditentukan sebagai berikut :
-
- Klas Ancaman Bahaya Kebakaran Ringan : 45 menit
- Klas Ancaman Bahaya Kebakaran Sedang : 60 menit
- Klas Ancaman Bahaya Kebakaran Berat : 90 menit
Atau Persedian air untuk hidran setiap saat minimum 30.000 liter .
- Bak penampungan (resevoir) untuk persedian air pada sistem hidran dapat
berupa resevoir bawah tanah (Ground Tank), tangki bertekanan (Prtessure tank)
atau resevoir atas (gravity tank)
b) Pompa-pompa :
Pompa-pompa yang terpasang dalam sistem hidran kebakaran merupakan
perangkat alat yang berfungsi untuk memindahkan air dari bak penampungan
(resevoir) ke ujung pengeluaran (pipa pemancar/nozzle). Pompa-pompa pada
sistem hidran ini sekurang-kurangnya terdiri atas 1 unit Pompa Jokey, 1 unit
Pompa Utama dengan sumber daya listrik dan generator serta 1 unit pompa
cadangan dengan sumber daya motor diesel.
Ketentuan bangunan dengan kelengkapan hidran
• Syarat-syarat
• Tangki atas untuk bangunan dengan ketinggian >25m
• Pompa dengan tenaga disel
• Pompa tekan untuk bangunan 14<x<25
Perletakan Hidran berdasarkan luas lantai, klasifikasi bangunan dan jumlah lantai
fusible bulb/
panas kebakaran fusible link Air menyemprot
meleleh
Tekanan air
pipa berkurang
air melalui
katub kontrol
PERSYARATAN SPRINKLER
Ruang pertemuan umum, ruang pertunjukan, teater Luas panggung dan belakang panggung lebih dari 200
m3
Konstruksi atrium Tiap bangunan ber-atrium
Bangunan berukuran besar yang terpisah 1. Bangunan kelas 5 s/d 9 dengan luas maks.
18.000 m2 dan volume 108.000 m3
2. Semua bangunan dng luas lantai > 18.000 m2
dan volume 108.000 m3
Ruang parkir, selain ruang parkir terbuka Bila menampung lebih dari 40 kendaraan
Bangunan dengan resiko bahaya kebakaran amat tinggi 1. Luas lantai melebihi 2000 m2
2. Volume lebih dari 12.000 m3
PENEMPATAN KEPALA SPRINKLER
INSTALASI SISTEM SPRINKLER
PROTEKSI
KEBAKARAN
Bagian-bagian sprinkler
Kepala Sprinkler
Velve cap (menahan air dalam pipa sprinkler hingga aktif saat kebakaran)
Kepala sprinkler yang dikenal dewasa ini terdiri bermacam tingkat kepekaan
terhadap suhu, Perbedaan dari masing – masing tingkat kepekaan terhadap suhu
kepala sprinkler dikaitkan dengan warna-warna yang berbeda. Berikut ini di
dijelaskan penetuan pilihan suhu kerja kepala sprinkler berdasarkan warna
cairan dalam tabung gelas.
Jingga 57
Merah 69
Kuning 79
Hijau 93
Biru 141
Ungu 182
Hitam 204/260
Sistem Pemasangan
Sprinkler
PROTEKSI
KEBAKARAN
Sprinkler
a. Jarak antar sprinkler
rata-rata 2-2,5 meter
b. Diameter pipa sprinkler
bervariasi, antara lain
Ø2,5 cm, Ø4 cm, Ø5 cm,
Ø6,5 cm, Ø8 cm
ALAT PEMADAMAN API
RINGAN/PAR
Dry Chemical Fire Extinguisher
Cara Kerja :
Jika terjadi kebakaran ambil tabung tarik tuas
penguncinya tekan hingga gas yang terdapat di
dalam tabung keluar dan memadamkan api
Berisi bahan kimia tertentu (CO2). Satu alat
mampu memadamkan sekitar 464,5 m2
Perhitungan:
KEBAKARAN
Sebuah bangunan memiliki luas per lantai 15.000 m2. Jumlah pilar
hidran (FHC)= 15.000 FHC dengan daya pancar = 200 galon/menit atau
menyediakan air hidran untuk 1 buah siamese (hidran halaman) dengan
daya pancar (hidran halaman) 3 x 250 galon/menit; 1 galon = 3,8 liter.
Persediaan air hidran tersebut minimum 60 menit pada daerah-daerah
yang jauh dari jangkauan Dinas Pemadam Kebakaran.
PROTEKSI
KEBAKARAN
Bangunan tersebut menggunakan sprinkler jika
jangkauan springkler @ 20m2 sebagai alat pemadam
kebakaran.
PROTEKSI
KEBAKARAN
SOAL LATIHAN:
Sebuah bangunan kantor dengan ukuran
lantai 40 m x 80 m berlantai 6 dengan
jarak antar lantai 4 m. Bangunan tersebut
terletak pada tapak berukuran 60 m x 100
m.
1.Gambarkan jalur mobil pemadam
kebakaran pada tapak tersebut!
2.Gambarkan lokasi tangga darurat!
3.Gambarkan penempatan hidran,
sprinkler dan PAR!