Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN


PENGEMASAN SELANG PEMADAM KEBAKARAN

Oleh :

Nama : Genggam Jodie Salsabila


Kelas : K3 – 4A
NRP : 0517040006
Kelompok :5

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memeriksa seluruh peralatan pemadam merupakan suatu kewajiban
yang harus dilakukan oleh seorang pemadam kebakaran. Mulai dari
ketersediaan alat pemadam api, baju pemadam api hingga kelengkapan
lainnya seperti selang pemadam. Selang pemadam merupakan kunci penting
dalam upaya pemadaman api dalam peristiwa kebakaran. Sama halnya
dengan alat lainnya, selang pemadampun butuh perawatan yang memadai gar
ketika digunakan dapat bekerja secara maksimal.
Salah satu cara perawatannya yaitu dengan melakukan penggulungan
sesuai dengan beberapa prosedur. Teknik menggulung selang pemadam yang
benar, mudah tapi tidak semudah yang banyak orang pikirkan, karena
penggunaan alat pemadam tidak bisa ditangani sendiri harus melibatkan tim
yang telah terbentuk sebelumnya. Terpenting adalah hose man sebutan
personil fire brigade yang tugasnya mengurus selang minimal 2 orang dalam
1 tim fire brigade dan teknik ini harus benar-benar dipahami oleh semua
personil pemadam kebakaran (fire brigade) terutama hose man. Tujuan
menggulung selang yang benar adalah untuk memudahkan fire brigade dalam
mengoperasikan ketika terjadi bencana kebakaran, kesalahan dalam
menggulung selang dapat berakibat fatal karena waktu yang dibutuhkan akan
lebih banyak digunakan untuk membenarkan selang, mengakibatkan selang
(fire hose) mudah rusak atau sobek.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori perawatan
peralatan pemadam kebakaran.
2. Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur penggulungan selang
pemadam kebakaran.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengaplikasikan teori perawatan peralatan pemadam
kebakaran?
2. Bagaimana prosedur penggulungan selang pemadam kebakaran?
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Selang Pemadam (Fire Hose)


Selang pemadam (fire hose) adalah selang yang digunakan dalam upaya
memadamkan kebakaran yang terjadi. Panjang selang pemadam api
umumnya mencapai 30 meter. Dengan bermacam-macam ukuran yang bisa
digunakan. Untuk penempatan proteksi pemadam kebakaran dalam ruangan
(indoor) biasanya menggunakan ukuran selang 1,5 inch. Sedangkan untuk
selang pemadam api luar ruangan menggunakan ukuran yang lebih besar
yaitu 2,5 inch. Selang pemadam api mengalirkan air bertekanan baik dari
jaringan instalasi fire hydrant maupun mobil pemadam kebakaran. Untuk itu
selang pemadam api didesain khusus agar tidak mudah rusak dalam
memadamkan api. Proses pemadaman dapat menjadi lebih cepat karena posisi
selang bisa digulung dan ditarik mendekat ke lokasi titik kebakaran.
Setelah digunakan untuk memadamkan kebakaran, selang pemadam
biasanya digantung hingga kering karena genangan air yang tertinggal di
selang dalam waktu yang lama dapat merusak materi dan membuatnya tidak
dapat digunakan lagi dengan baik. Oleh karena itu, stasiun pemadam
kebakaran memiliki struktur yang tinggi untuk mengakomodasi panjang
selang dalam perawatan preventif pada selang pemadam.

2.2 Jenis Selang Pemadam


Berdasarkan materi pembentuknya, selang pemadam dibagi menjadi 3
jenis, antara lain:
1. Selang kanvas
Selang pemadam api ini menggunakan bahan kanvas berkualitas
tinggi agar tidak mudah rusak dan bocor saat digunakan. Selang kanvas
memiliki ketahanan air hingga mencapai tekanan 13 bar, sangat
memungkinkan digunakan untuk hydrant pillar yang secara umum hanya
berada di tekanan 10 bar atau kurang. Selang pemadam api kanvas juga
sangat cocok untuk kondisi siklus cuaca yang tidak menentu seperti di
Indonesia. Ukuran panjang selang kanvas antara 20 – 30 meter dengan
berbagai ukuran 1,5 inch; 2,5 inch; dan 3 inch.

Gambar 2.1 Selang kanvas


(Sumber: www.indotrading.com)
2. Selang polyester
Selang tipe polyester ini sering juga digunakan oleh petugas
pemadam kebakaran Indonesia. Dengan menggunakan bahan utama
polyester staple dan polyester filaments akan membuat selang ini tahan
lama dan handal saat digunakan. Ketahanan dari selang jenis polyester
sama dengan selang kanvas yaitu mencapai tekanan 13bar. Selang
polyester dapat dipasang dengan coupling yang sesuai kebutuhan seperti
machino, instantaneous, dan storz coupling.

Gambar 2.2 Selang polyester


(Sumber: www.fatiha.co.id)
3. Selang red rubber
Selang pemadam api red rubber memiliki ciri unik yaitu berwarna merah
cerah berbeda dengan selang kanvas dan polyester yang berwarna putih.
Material yang digunakan untuk membuat selang red rubber adalah karet
berkualitas tinggi sehingga cocok digunakan untuk pemadam api dalam
lingkungan proyek dalam sebuah perusahaan. Ukuran umum dari selang
pemadam api red rubber yaitu 1,5 inch; 2,5 inch; 3 inch; dan 4 inch,
sedangkan panjangnya 20 dan 30 m.

Gambar 2.3 Selang red rubber


(Sumber: www.guardall.co.id)

2.3 Kerusakan Selang Pemadam


Berikut ini merupakan beberapa penyebab dari kerusakan selang
pemadam:
1. Abrasi (gesekan)
Abrasi adalah rusaknya selang akibat adanya gesekan air dengan
volume yang besar saat dilakuan proses pemadaman (berkaitan dengan
cara pembenahan selang). Orang harus mengingat cara meletakkan
selang tanpa harus menyeretnya.
2. Mildew (lapuk)
Mildew terjadi apanila selang dalam keadaan belum kering (masih
setengah basah) disimpan dalam waktu yang lama dan akhirnya terjadi
pelapukan.
3. Shock (kejutan)
Hal ini terjadi apabila selang tidak digunakan dalam waktu yang
lama tiba-tiba digunakan secara langsung untuk mengalirkan air dalam
volume yang besar sehingga selang menjadi shock.
4. Asam, minyak, pelumas, dan bahan bakar
Apabila selang yang digunakan dalam pemadaman terlalu banyak
terkena minyak pelumas maupun zat cair yang digunakan bersifat asam
akan mengalami pengeroposan secara perlahan.

2.4 Prosedur Kerja Penggulungan Selang


Penggulungan selang terdiri dari beberapa metode yang setiap
metodenya memiliki prosedur kerja yang berbeda seperti berikut ini:
1. The Roll or Coil (digulung tunggal)
Metode ini adalah selang diletakkan dilantai dan mulai digulung
dari kopling female (perempuan), kopling male (laki-laki) berada di luar
gulungan. Cara ini hanya dipakai untuk instantaneous coupling. Untuk
coupling yang di Indonesia sebagian besar tidak menggunakan coupling
tersebut.

Gambar 2.4 Penggulungan selang dengan metode the roll or coil


(Sumber: www.slideshare.net)
2. Digulung ganda (Dutch roll or roll on the bight)
Selang digelar diatas tanah dan coupling perempuan diletakkan di
bagian dalam tekukan kurang lebih 60 cm. Kemudian digulung bersama-
sama sehingga pada akhir gulungan, kopling perempuan tetap berada di
dalam. Cara memasangnya kopling laki-laki dipasang di hidran dan
kopling perempuan dilarikan ke arah sumber api. Cara ini hanya dipakai
untuk instantaneous coupling. Untuk coupling yang di Indonesia
sebagian besar tidak menggunakan coupling tersebut.

Gambar 2.5 Penggulungan selang dengan metode digulung ganda


(Sumber: www.slideshare.net)
3. Flaking (dilipat)
Pada sistem ini selang dilipat bagian belakang dan depannya,
sehingga kopling laki-laki dan perempuan saling terpisah di bagian luar
dan melindungi bagian tengah dari lipatan. Cara ini sangat
menguntungkan karena kecepatan waktu menarik selang tergantung dari
kecepatan gesekan orang.

Gambar 2.6 Penggulungan selang dengan metode flaking


(Sumber: www.slideshare.net)
4. Model Safe Locking
Variasi dari bentuk lipatan ini dimaksudkan untuk menghindari
bentuk pinggiran yang tajam. Sesuai dengan namanya, bentuknya seperti
ini untuk menguntungkan penggulungan yang aman dan simple.

Gambar 2.7 Penggulungan selang dengan metode Safe Locking


(Sumber: www.slideshare.net)
5. Twin Donut Roll
Selang digelar diatas tanah, coupling male dan coupling female
diletakkan sejajar. Kemudian digulung bersama-sama sehingga pada
akhir gulungan. Cara memasangnya kopling laki-laki dipasang di hidran
dan kopling perempuan dilarikan ke arah sumber api.

Gambar 2.8 Penggulungan selang dengan metode Twin Donut


(Sumber : Modul Praktikum Sistem Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran)
6. Metode Angka 8 (Figure of Eight)
Variasi dari bentuk lipatan ini dimaksudkan untuk menghindari
bentuk pinggiran yang tajam. Sesuai dengan namanya, bentuknya seperti
Angka 8. Hal menguntungkan untuk menghindari lekukan pada lipatan
sehingga selang dapat bergerak leluasa. Lakukan kegiatan di atas sampai
benar-benar mahir melaksanakannya.

Gambar 2.9 Penggulungan selang dengam metode Angka 8


(Sumber : Modul Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran)

2.5 Prinsip Menggelar Selang


Dalam menggelar selang harus dilakukan dengan cepat agar tidak
membuang waktu terlalu banyak dan dapat segera melakukan pemadaman.
Adapun prinsip dari menggelar selang, antara lain:
1. Arah lemparan dari sumber api ke arah api.
2. Gelaran selang tidak boleh terpelintir.
3. Selang tidak boleh ditarik atau diseret sepanjang permukaan tanah.
4. Untuk gulungan, dapat dilemparkan ke bawah.
5. Dengan dibawa berjalan (khusus kopling instantaneous).
6. Untuk lipatan, ujungnya langsng dibawa ke arah api.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. Selang pemadam
2. Nozzle

3.2 Prosedur Kerja


1. The Roll or Coil (digulung tunggal)

START

Selang diletakkan di lantai

Digulung dari kop female


(perempuan)

Kop male (laki-laki) di luar gulungan

END
2. Digulung ganda (Dutch roll or roll on the bight)

START

Selang diletakkan di lantai

Kop female (perempuan) diletakkan di bagian dalam


tekukan ± 60 cm

Digulung bersama-sama sehingga di akhir gulungan


kop female (perempuan) berada di dalam

END

3. Flaking (dilipat)

START

Selang dilipat di bagian belakang dan depan

Kop male (laki-laki) dan kop female (perempuan) saling


terpisah di bagian luar dan melindungi bagian tengah lipatan

END
4. Model angka 8 (figure of eight)

START

Selang diletakkan di lantai

Lakukan lekukan pada selang


menyerupai angka 8

Hal ini untuk menghindari


lekukan pada lipatan

Lakukan kegiatan tersebut hingga


benar-benar selesai

END
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa
Pada praktikum pengemasan selang pemadam kebakaran kali ini,
selang yang digunakan adalah selang kanvas dengan panjang sekitar 30
meter. Sebelum mulai melakukan praktikum, dilakukan pemberian informasi
mengenai prosedur kerja terlebih dahulu. Pemberian informasi ini
disampaikan secara langsung oleh dosen pembimbing mata kuliah SPPK.
Diharapkan para praktikan mampu mengemas selang dengan berbagai
metode, kurang lebih seperti apa yang telah disampaikan oleh dosen
pembimbing di awal.
Selanjutnya dosen pembimbing akan membagi mahasiswa menjadi
kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok memiliki tugas
pengemasan selang yang berbeda dengan batas pengerjaan selama ± 5 menit,
pada kesempatan kali ini praktikan mendapatkan metode yang berbeda-beda
tergantung dosen pembimbing. Berikut adalah prosedur pengemasan selang
pemadam kebakaran dengan metode Angka 8 (figure of eight) yang telah
dilakukan oleh praktikan:
1. Menggelar selang yang akan dikemas di atas lantai
2. Membawa bagian male coupling untuk dibuat titik tengah dengan female
coupling (lihat Gambar 4.1) lalu rapikan. Pastikan posisi bagian selang
dengan garis biru/garis merah berada di bagian luar gulungan.
Gambar 4.1 Membawa bagian male coupling untuk dibuat titik tengah
sebelum pengemasan
3. Mulai menggulung selang dengan membuat bentuk angka 8 terlebih
dahulu pada dua sisi di seberang coupling. Langkah tersebut dapat dilihat
pada Gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2 Mulai menggulung selang dengan bentuk angka 8


4. Disaat salah satu praktikan mengerjakan proses penggulungan, praktikan
yang lain dapat membantu untuk mengamati dan mendapatkan gambar
untuk dokumentasi.
5. Menggulung selang hingga Coupling Female menuju gulungan.
6. Selanjutnya Coupling Female dililitkan melalui titik tengah gulungan
lalu Coupling Male dimasukkan ke Coupling Female untuk mengunci
gulungan. Langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Finishing Penggulungan dengan metode Angka 8


(Sumber : Modul Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran)

Selain melakukan praktikum pengemasan selang dengan metode


Angka 8 (figure of eight), praktikan juga melakukan praktikum pemasangan
nozzle pada selang pemadam kebakaran. Berikut adalah prosedur
pemasangan nozzle yang telah dilakukan oleh praktikan:
1. Menyiapkan nozzle dan juga selang pemadam kebakaran.
2. Memegang nozzle dan menyiapkan selang pemadam kebakaran dengan
cara menginjak pangkal coupling male sesuai pada Gambar 4.4 berikut
ini :
Gambar 4.4 Posisi Sebelum memasang nozzle
3. Memasang nozzle ke selang pemadam kebakaran dengan cara
memasukkan ujung coupling male ke dalam nozzle sesuai pada
Gambar 4.5 sebagai berikut :

Gambar 4.5 Pemasangan nozzle pada selang pemadam kebakaran


4. Melepaskan nozzle dari selang pemadam kebakaran jika telah selesai
digunakan dengan cara menekan pengunci pada nozzle sesuai pada
Gambar 4.6 seperti berikut :
Gambar 4.6 Pelepasan nozzle dari selang pemadam kebakaran

4.2 Pembahasan
Menurut analisa praktikum pengemasan selang pemadam kebakaran
dengan metode angka 8 (figure of eight) dan pemasangan nozzle pada selang
pemadam kebakaran yang telah dilampirkan oleh praktikan, terdapat
kekurangan dokumentasi untuk dilampirkan pada proses merapikan selang.
Hal tersebut dikarenakan waktu yang terbatas dikarenakan waktu praktikum
yang terkendala oleh waktu. .
Selain itu terdapat beberapa resiko bahaya yang ditimbulkan dalam
praktikum kali ini, yaitu:
1. Terjatuh karena tersandung selang saat membawa lari bagian male
coupling pada proses menggelar selang.
2. Nyeri di bagian betis dan lutut akibat terlalu lama berjongkok pada proses
menggulung selang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pengemasan selang pemadam kebakaran yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat beberapa metode dalam pengemasan selang, yaitu: single roll,
double roll, twin donut, model angka 8, dll.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengemasan selang pemadam
kebakaran dengan metode angka 8, yaitu:
a. Male coupling dan female coupling harus benar-benar berada pada
posisi masing-masing.
b. Pastikan posisi bagian selang dengan garis biru berada di atas.
c. Pastikan tidak ada kesalahan saat menggulung selang pemadam
kebakaran.
d. Kecepatan dan ketepatan waktu saat menggulung selang.
3. Beberapa resiko bahaya yang ditimbulkan dalam praktikum kali ini,
yaitu:
a. Terjatuh karena tersandung selang saat membawa lari bagian male
coupling pada proses menggelar selang.
b. Nyeri di bagian betis dan lutut akibat terlalu lama berjongkok pada
proses menggulung selang.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan selama melakukan praktikum ini adalah:
1. Memperbanyak latihan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
2. Menggunakan APD yang telah ditentukan.
3. Tetap berhati-hati agar terhindar dari resiko bahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Lukman. 2013. Modul Praktikum: Sistem Pencegahan dan


Penanggulangan Kebakaran. Surabaya: PPNS.
Bromindo. 2015. Selang Pemadam Api. https://www.bromindo.com/selang-
pemadam-api/ (diakses pada 10 April 2019)
Bromindo. 2015. Teknik Menggulung Selang Pemadam yang Benar.
https://www.bromindo.com/teknik-menggulung-selang-pemadam-yang-
benar/ (diakses pada 10 April 2019)
TUGAS PENDAHULUAN

1. Sebutkan jenis-jenis selang pemadam kebakaran!


a. Selang kanvas
Selang pemadam api ini menggunakan bahan kanvas berkualitas
tinggi agar tidak mudah rusak dan bocor saat digunakan. Selang kanvas
memiliki ketahanan air hingga mencapai tekanan 13 bar, sangat
memungkinkan digunakan untuk hydrant pillar yang secara umum hanya
berada di tekanan 10 bar atau kurang. Selang pemadam api kanvas juga
sangat cocok untuk kondisi siklus cuaca yang tidak menentu seperti di
Indonesia. Ukuran panjang selang kanvas antara 20 – 30 meter dengan
berbagai ukuran 1,5 inch; 2,5 inch; dan 3 inch.

b. Selang polyester
Selang tipe polyester ini sering juga digunakan oleh petugas
pemadam kebakaran Indonesia. Dengan menggunakan bahan utama
polyester staple dan polyester filaments akan membuat selang ini tahan
lama dan handal saat digunakan. Ketahanan dari selang jenis polyester
sama dengan selang kanvas yaitu mencapai tekanan 13bar. Selang
polyester dapat dipasang dengan coupling yang sesuai kebutuhan seperti
machino, instantaneous, dan storz coupling.
c. Selang red rubber
Selang pemadam api red rubber memiliki ciri unik yaitu berwarna merah
cerah berbeda dengan selang kanvas dan polyester yang berwarna putih.
Material yang digunakan untuk membuat selang red rubber adalah karet
berkualitas tinggi sehingga cocok digunakan untuk pemadam api dalam
lingkungan proyek dalam sebuah perusahaan. Ukuran umum dari selang
pemadam api red rubber yaitu 1,5 inch; 2,5 inch; 3 inch; dan 4 inch,
sedangkan panjangnya 20 dan 30 m.

2. Apa yang dimaksud dengan hoserell?


Hoserell adalah selang yang digunakan untuk mengalirkan air pada
bagian ujungnya selalu terpasang nozzle secara tetap dihubungkan secara
permanen dengan sumber air bertekanan.
3. Sebutkan perlengkapan selang pemadam kebakaran dan jelaskan masing-
masing!
a. Coupling (penyambung selang)
Coupling merupakan kelengkapan dari setiap selang yang
berfungsi untuk menghubungkan atau menyambung dari satu selang ke
selang lain.

b. Nozzle
Nozzle digunakan untuk memancarkan air atau bahan pemadaman
api kimia lainnya.

c. Branch coupling (cabang)


Branch coupling yaitu alat yang digunakan untuk penghubung selang
yang berbentuk cabang.

Anda mungkin juga menyukai