PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadam
kebakaran
2. Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemadaman kebakaran
integrated system
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah :
Mengetahui pengaplikasian teori pemadaman kebakaran, mengetahui
prosedur pemadaman kebakaran integrated system
BAB II
DASAR TEORI
1. Efektifitasnya
2. Pengaruh fisik terahadap material yang dilindungi, merusak atau
tidak merusak
3. Pengaruh kimia terhadap barang yang dilindungi
4. Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan
5. Bentuk bangunan
(depnakertrans RI, 2000)
Detektor
Storage
Komponen Tank
Sistem
Efektivitasnya
Pengaruh fisik terhadap material yang dilindungi, merusak atau
tidak.
Pengaruh kimia terhadap bahan dan peralatan yang dilindungi.
Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan.
Bentuk bangunan
6. Sistem distribusi yang terdiri pemipaan, katup-katup dan nozle-
nozle yang dipilih berdasarkan tekanannya.
Jenis Instalasi Pemadam Kebakaran Otomatik Integrated Sistem
Pada dasarnya bahan yang bersifat non flammable dapat
digunakan sebagai media pemadam. Secara spesifik media pemadam
dibagi menjadi 3 jenis yaitu cair, gas dan padat.
c. Alarm Kebakaran
Alarm kebakaran ada beberapa macam antara lain:
1. Bel
Bel merupakan alarm yang akan bordering jika terjadi kebakaran.
Dapat digerakkan secara manual atau dikoneksi dengan sistem
deteksi kebakaran. Suara bel agak terbatas, sehingga sesuai
ditempatkan dalam ruangan terbatas seperti kantor (Ramli, 2010).
2. Sirene
Fungsi sama dengan bel, namun, jenis suara yang dikeluarkan
berupa sirine. Ada yang digerakkan secara manual dan ada yang
bekerja secara otomatis. Sirine mengeluarkan suara yang lebih keras
sehingga sesuai digunakan di tempat kerja yang luas seperti pabrik
(Ramli, 2010).
3. Horn
Horn juga berupa suara yang cukup keras namun lebih rendah
dibanding sirine (Ramli, 2010)
4. Pengeras suara
Dalam suatu bangunan yang luas di mana penghuni tidak dapat
mengetahui keadaan darurat secara cepat, perlu dipasang jaringan
pengeras suara yang dilengkapi dengan penguatnya (Pre-amplifer)
sebagai pengganti sistem bel dan horn. Sistem ini memungkinkan
digunakannya komunikasi searah kepada penghuni agar mereka
mengetahui cara dan sarana untuk evakuasi (Ramli, 2010)
e. Springkler
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran, springkler adalah
alat pemancar air untuk pemadaman kebakaran yang mempunyai tudung
berbentuk deflector pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat
memancar ke semua arah secara merata (Departemen Pekerjaan Umum,
2008).
Menurut Soehatman Ramli pada tahun 2010, sistem springkler terdiri dari
rangkaian pipa yang dilengkapi dengan ujung penyemprot (discharge
nozzle) yang kecil (sering disebut sprinkler head) dan ditempatkan dalam
suatu bangunan. Jika terjadi kebakaran maka panas dari api akan
melelehkan sambungan solder atau memecahkan bulb, kemudian kepala
springkler akan mengeluarkan air. Jenis cara kerja springkler yang baik
dapat dikelompokkan menjadi :
1. Sistem springkler pipa basah
Merupakan jaringan pipa yang berisi air dengan tekanan tertentu.
Jika terjadi kebakaran, maka springkler akan meleleh dan terbuka
sehingga air langsung memancar. Dengan demikian, sistem ini hanya
bekerja di area yang terbakar dan tidak di ruangan lainnya selama
ujung springkler masih tertutup (Ramli, 2010).
2. Sistem springkler pipa kering
Pada sistem pipa kering, jalur pipa pemadam tidak berisi air. Air dapat
mengalir dengan membuka katup pengalir yang terpasang di pipa
induk atau pipa jaringanya. Dengan demikian, jika terjadi kebakaran
maka seluruh springkler yang ada dalam satu jaringan akan langsung
menyembur (Ramli, 2010.
Sistem ini dapat digerakkan dengan pengendali otomatis yang akan
membuka katup dengan segera melalui sinyal yang diberikan oleh
detektor api. Namun demikian, dapat juga dirancang dengan
penggerak manual oleh petugas setempat (Ramli, 2010)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.3 Bahan
1. CO2
TUGAS PENDAHULUAN
2. Alarm
Suatu alat yang diaktifkan oleh data yang diterima dari detektor. Alarm
kebakaran ada berbagai macam antara lain :
a. Bel, merupakan alarm yang akan bordering jika terjadi kebarakan, dapat
difungsikan secara manual atau dikoneksi dengan sistem deteksi
kebarakarn. Suara bel agak terbatas, sehingga sesuai ditempatkan dalam
ruangan terbatas seperti kantor.
b. Sirine, fungsi sama denga bel, naum jenis suara yang dikeluarkan berupa
sirine. Sirine mengeluarkan suara yang lebih keras sehingga sesuai di
gunakan di tempat kerja yang luas seperti pabrik.
c. Horn, horn juga berupa suara yang cukup keras namun lebih rendah
dibanding sirine
d. Pengeras suara, dalam suatu bangunan yang luas dimana penghuni tidak
dapat mengetahui keadaan darurat secara cepat, perlu dipasang jaringan
pengeras suara yang dilengkapi dengan penguatnya (pre-amplifier).
3. Manual Call Box ( TPM/Titik Panggil Manual ), adalah alat yang dioperasikan
secara manual untuk memberikan isyarat adanya kebakaran. Titik panggil
manual dapat berupa :
a. Titik panggil manual yang dioperasikan dengan luas
b. Titik panggil manual yang dioperasikan dengan tombol tekan
DAFTAR PUSTAKA