Anda di halaman 1dari 81

PELAPORAN DAN

PENCATATAN
KECELAKAAN KERJA
Tujuan
• Memahami teori-teori penyebab kecelakaan
• Memahami proses pelaporan dan pencatatan
kecelakaan kerja Migas
• Membuat laporan kecelakaan kerja
Definitions of an Accident
Kecelakaan adalah kejadian tunggal atau rentetan
kejadian yang tidak disengaja dan tidak direncanakan
yang disebabkan oleh tindakan tidak aman, kondisi
yang tidak aman atau keduanya dan mungkin
mengakibatkan efek yang tidak diinginkan segera atau
tertunda.

(Brauer 1994)
It should not be necessary for each generation to rediscover
principles of safety which the generation before already
discovered.
We must learn from the experience of others rather than
learn the hard way. We must pass on to the next generation
a record of what we have learned.
Jesse C. Ducommun
Apa itu Kecelakaan (Accident)?

 Kejadian yang tidak direncanakan


 Secara umum dihubungkan dengan
konsekuensi yang negatif:
◦ Kematian
◦ Cidera
◦ Hampir celaka
◦ Kerusakan Materi
• Setiap kecelakaan memiliki satu atau lebih penyebab.
• Ada dua jenis penyebab mendasar kecelakaan:
a. Tindakan tidak aman
b. Kondisi tidak aman
• Kecelakaan dapat melibatkan salah satu dari dua penyebab
atau kedua-duanya.
• Menyadari bahwa kecelakaan ada penyebabnya dan tidak
hanya fungsi kesempatan memungkinkan seseorang untuk
melakukan pencegahan kecelakaan.
• Beberapa ahli mengganti istilah "kecelakaan" dengan
"kejadian".
Kecelakaan cenderung memiliki berbagai potensi
konsekuensi yang merugikan:

Kemungkinan Contoh
Konsekuensi
Seorang operator mengaktifkan tag out
1. Situasi Berbahaya suatu mesin pada saat teknisi yang
bekerja pada mesin tersebut makan
siang.

2. Near Miss Seorang pekerja terpeleset namun bisa


menjaga keseimbangan dan tidak
terjatuh
Kemungkinan Kejadian Contoh

3. Kerusakan Aset Forklift menabrak tumpukan


produk sehingga merusak
produk tersebut.

4. Cidera ringan Seorang pekerja luka ringan


karena terpukul palu.

Seorang pekerja terbawa


5. Cidera berat conveyor sehingga terjepit dan
putus tanggannya
Sebagian besar kecelakaan tidak selalu
menyebabkan kerugian atau cidera.
Heinrich's Injury Pyramid
Inverted Reporting Pyramid
Jenis Krugian:

Kerugian akibat kecelakaan dapat dalam banyak bentuk,


termasuk:

Manusia : hilangnya waktu, pelayanan medis,


rawat inap, rehabilitasi.

Bahan : kerusakan properti, peralatan


dan bahan.

Lain-lain : perjalanan, pencatatan, penyidikan,


bersih-bersih, masalah hukum, kehilangan
produksi dan penjualan, hilangnya citra
publik.
Keparahan Konsekuensi:

Tingkat keparahan konsekuensi akan tergantung


pada faktor-faktor seperti:

1. Sifat bahaya;
2. Kuantitas bahaya yang terlibat (mis:
Konsentrasi, Energi yang terlibat);
3. Durasi kontak atau paparan;
4. Bagian tubuh yang terkena, dan
5. Faktor lain yang tidak terkait dengan bahaya itu
sendiri, misalnya, keberuntungan dan faktor
individu.
Biaya langsung dan tidak langsung:
Biaya langsung: biasanya meliputi biaya pengobatan dan
kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan terluka serta
biaya untuk perbaikan atau penggantian barang yang rusak.

Biaya tidak langsung: adalah biaya yang nyata terkait


dengan kecelakaan, tetapi sulit untuk dinilai. Misalnya: Citra
perusahaan, keterlambatan pelayanan kepada pelanggan,
dll.

Berdasarkan investigasi yg dilakukan oleh Heinrich pada tahun 1926,


dia memperkenalkan “ rasio 4: 1" yang menunjukkan bahwa total biaya
yang terkait dengan kecelakaan (tdk langsung) jauh lebih tinggi
daripada yang sudah jelas terlihat (langsung)
Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman

Heinrich menganalisis 75.000 kecelakaan dan


menemukan bahwa 88% disebabkan oleh tindakan
tidak aman, 10% dari kondisi tidak aman dan 2% dari
penyebab yang tidak dapat dicegah. Ini adalah 88:10:2
rasio Heinrich.
Teori Penyebab Kecelakaan

Memahami penyebab kecelakaan dapat


menjadi jalan yang efektif untuk
mencegahnya.

Tidak ada pekerja yang ingin celaka, tetapi


ribuan kecelakaan tetap terjadi setiap hari.

KENAPA????????
Theories of Accident Causes
1. Domino Theory
2. Modern Causation Model
3. Human factor Theory
4. System Theory
5. Behavior Theory
Domino Theories

Ada tiga teori domino yang berbeda untuk penyebab


kecelakaan:

• Heinrich’s

• Bird and Loftus’, and

• Marcum’s Domino Theories.


Setiap teori domino menyajikan penjelasan yang
berbeda untuk penyebab kecelakaan. Namun, masing-
masing teori didasarkan pada fakta bahwa ada tiga
tahap untuk kecelakaan.

Tiga fase adalah :


• Fase pra-kontak (adalah peristiwa atau kondisi
yang mengarah ke kecelakaan)
• Fase kontak (Tahap kontak ketika kecelakaan
sebenarnya terjadi).
• Fase pasca kontak (mengacu pada hasil
kecelakaan).
Heinrich’s Domino Theory
Teori domino Heinrich menyatakan bahwa ada lima faktor yang dapat
mempengaruhi rangkaian kecelakaan. Faktor terjadi secara berurutan dan
terdiri dari:

1. Sifat atau faktor negatif yang ada dalam diri seseorang sebagai
akibat dari pengaruh sosial lingkungan
2. Sifat atau faktor negatif yang dapat menyebabkan praktek atau kondisi
tidak aman
3. Hasil praktek yang tidak aman dalam kondisi aman, atau hasil mekanis
atau bahaya fisik yang merupakan penyebab langsung dari
kecelakaan
4. Kecelakaan yang dihasilkan dari proses di atas biasanya jatuh atau
impak dari benda bergerak.
5. Cedera biasanya dalam bentuk luka dan patah tulang. Sebagai hasil
dari proses ini, intervensi atau menghilangkan salah satu dari empat
faktor yang pertama akan mencegah cedera atau kerugian.
Domino Theory
1932 First Scientific Approach to
Accident/Prevention - H.W. Heinrich.
“Industrial Accident Prevention”

Social Fault of the Unsafe Act


Environment Person or Accident Injury
and Ancestry (Carelessness) Condition

MISTAKES OF PEOPLE
Heinrich’s Theorems
• INJURY - disebabkan oleh kecelakaan.
• ACCIDENTS - disebabkan oleh tindakan tidak aman
dari orang yang terluka atau kondisi tidak aman dari
tempat bekerja.
• UNSAFE ACTS/CONDITIONS – disebabkan oleh
kekurang hati-hatian seseorang atau disain yang
buruk atau perawatan yang kurang dari peralatan
kerja.
• FAULT OF PERSONS - diciptakan oleh lingkungan
sosial seseorang atau dipengaruhi oleh keturunan.
• SOCIAL ENVIRONMENT/ANCESTRY – dimana dan
bagaimana seseorang tumbuh dan dididik.
Heinrich’s Theory

Corrective Action Sequence


(The three “E”s)

 Engineering
 Education
 Enforcement
Bird and Loftus’ Domino Theory
• Serangkaian faktor yang dapat mempengaruhi
kecelakaan.
• Teori ini diyatakan bahwa yang paling
memperhatikan kesejahteraan karyawan.
• Disandarkan pada pengelolaan organisasi.
• Manajer dapat melakukan kontrol yang diperlukan
untuk mencegah inisiasi efek domino.
1. Lack of Control – Management
Kontrol dalam hal ini mengacu pada empat fungsi
manajer:
• perencanaan,
• pengorganisasian,
• memimpin dan
• mengendalikan.

Contoh: membeli peralatan dibawah standar, tidak


memberikan pelatihan yang memadai, atau tidak
menginstal kontrol rekayasa yang memadai.
2. Basic Cause(s) - Origin(s)

• Penyebab dasar sering diklasifikasikan menjadi


kelompok faktor personal dan faktor kelompok kerja.
• Faktor personal misalnya kurangnya pengetahuan
atau keterampilan, motivasi yang rendah, dan
masalah fisik atau mental.
• Faktor pekerjaan meliputi standar kerja yang tidak
ada, desain atau pemeliharaan yang tidak memadai,
alat atau memakai peralatan yang tidak sesuai.
3. Immediate Cause(s) - Symptoms.

Gejala utama dari semua kecelakaan adalah


tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman.
4. Incident – Contact
Kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Seperti:
1. terjebak
2. terperangkap
3. jatuh
4. terpukul,
5. kelelahan
6. kontak-dengan,
7. terpapar

(sumber: ANSI Z 16.2)


5. People – Property – Loss

Hasil dari kecelakaan. Efek adalah kerusakan


properti, lingkungan atau cedera pada personil.
Marcum’s Domino Theory

Menurut C. E. Marcum tahun 1978 Seven Domino


Sequence of Misactsidents, misactsident adalah sebuah
urutan tindakan yang salah yang dapat diidentifikasi
terkait dengan persiapan tugas yang tidak memadai
yang dapat memicu kinerja yang tidak sesuai standar
dan risiko yang tidak diantisipasi sebelumnya.
Marcum juga memasukkan aspek biaya kerugian. Seperti teori
sebelumnya, Marcum menyatakan bahwa manajemen bertanggung
jawab untuk memastikan tempat kerja dirancang dan dikontrol
sesuai standard untuk melindungi karyawan. Tujuh urutan domino
Nya:
• Persiapan yang tidak memadai
• Performa di bawah standar
• Risiko yang tidak dikontrol
• Insiden / kontak Berbahaya
• Reaksi yang merugikan
• Kerugian berkelanjutan
• Biaya yang dikeluarkan
Menurut teori ini, kecelakaan dapat dicegah oleh manajemen
dengan melatih karyawan serta merancang sistem kontrol yang
memadai untuk proses pekerjaan.
The Three Stages of Lost Control
Pre-Contact Stage:

Pada tahap ini, manajemen harus peduli dengan isu-isu


seperti engineering practice dalam desain baru atau
perubahan fasilitas, pembelian dan pengadaan bahan dan
peralatan baru, dan pengembangan standar kerja yang bisa
memiliki implikasi potensial loss.

Pengawasan, motivasi, indoktrinasi kerja, prosedur kerja


standar, instruksi yang tepat, dan pelaksanaan dan penegakan
aturan dalam tahap pra-kontak dapat mencegah domino
pertama jatuh.
Contact stage
Sangat penting bagi manajemen menerima
laporan semua near misses atau "Nyaris" untuk
membuat tindakan koreksi yang tepat sebelum
berulang terjadinya insiden yang bisa mengakibatkan
kerugian.
Post -Contact Stage

Tanggap darurat

Ketersediaan sistem tanggap darurat dapat


mengurangi frekuensi kematian dan cidera atau cacat.

Personil harus dilatih dan siap untuk mengatasi


semua jenis keadaan darurat yang bisa muncul dalam
lingkungan kerja.
Rehabilitation

Pekerja terluka bisa tetap di luar pekerjaan untuk


waktu yang cukup.

Kebijakan manajemen yang berfokus pada rehabilitasi


pekerja terluka akan mempertahankan karyawan dan
mengurangi kerugian secara keseluruhan yang
dihasilkan dari kecelakaan.
Prompt repair actions

Pemeliharaan dan perbaikan peralatan sesegera


mungkin dapat mengurangi potensi kerugian yang lebih
besar atau kerusakan properti.

Manajemen harus waspada terhadap kerusakan kecil


atau prematur seperti retakan di mesin, peralatan, atau
struktur bangunan sering bisa diperbaiki dengan mudah
pada tahap awal perkembangan mereka.
Modern
Causation Model
RESULT:

-No damage
OPERATING MISHAP or injury
ERROR (POSSIBLE)

-Many fatalities
-Major damage
Modern Causation
• Bagaimana kecelakaan disebabkan & Bagaimana
memperbaiki penyebab tersebut.

Menurut Heinrich:
• Cedera disebut HASIL, menunjukkan hal itu bisa
melibatkan kerusakan serta cedera dan hasilnya
dapat berkisar dari tidak ada kerusakan sampai pada
sangat parah.
• Kata MISHAP lebih disukai daripada Kecelakaan
untuk menghindari kesalahpahaman bahwa
kecelakaan harus melibatkan cedera atau kerusakan.
• Akhirnya,istilah KESALAHAN OPERASI digunakan
sebagai pengganti istilah tindakan tidak aman &
kondisi tidak aman.
Contoh

Operating Errors:
 Berada pada posisi yang tidak aman
 Menumpuk barang pada tumpukan yang tidak
stabil
 Housekeeping yang buruk
 Memindahkan alat pengaman
Modern
Causation Model RESULT:

-No damage
or injury
SYSTEM OPERATING MISHAP
DEFECTS ERRORS (POSSIBLE)
-Many fatalities
-Major damage
Operating Errors occur because
people make mistakes,
but more importantly,
they occur because of
SYSTEM DEFECTS
Cacat Sistem
Kelemahan dalam rancangan (disain),
sistem operasi atau program
Cacat sistem termasuk:
 Penugasan atau pemberian tanggung jawab yang tidak tepat.
 Iklim motivasi yang kurang baik
 Training dan edukasi yang tidak cukup
 Peralatan yang tidak mencukupi
 Prosedur seleksi personal yang tidak jelas
 Alokasi dana yang tidak memadai
Modern Causation Model
Managers design the Systems

COMMAND
ERROR RESULT:

-No damage
or injury
SYSTEM OPERATING MISHAP
DEFECTS ERRORS (POSSIBLE)
-Many fatalities
-Major damage

System defects occur because of

MANAGEMENT / COMMAND ERROR


Modern Causation Model
Managers design the Systems
SAFETY
COMMAND PROGRAMS
ERROR RESULT:
DEFECTS
-No damage
or injury
SYSTEM OPERATING MISHAP
DEFECTS ERRORS (POSSIBLE)
-Many fatalities
-Major damage

Command Error occur because of

SAFETY PROGRAMS DEFECT


Cacat Safety Program
Cacat dalam beberapa aspek safety program dapat
mengakibatkan kesalahan yang dapat dicegah
terjadi.

 Ineffective Information Collection


 Weak Causation Analysis
 Poor Countermeasures
 Inadequate Implementation Procedures
 Inadequate Control
Modern Causation Model
SAFETY SAFETY
COMMAND
MANAGEMENT PROGRAM
ERROR
ERROR DEFECT

SYSTEM OPERATING
MISHAP
DEFECT ERROR

RESULTS
Safety Management Error
Kelemahan dalam pengetahuan atau motivasi dari
manajer K3 yang memungkinkan cacat yg dapat
dicegah dalam program keselamatan untuk eksis.

SAFETY
MANAGEMENT
ERROR
Human Factors Theory
• Atribut kecelakaan dalam rantai peristiwa
akhirnya disebabkan oleh kesalahan
manusia.
• Terdiri dari tiga faktor umum yang
menyebabkan kesalahan manusia:
– Overload
– Respon yang tidak tepat
– Aktifitas yang tidak tepat
Factors Leading to Human Error

Overload

Inappropriate Inappropriate
Activities Human Error Factors
Response
Overload
• Kapasitas- produk dari faktor-faktor seperti kemampuan
alami seseorang, pelatihan, keadaan pikiran, kelelahan,
stres, dan kondisi fisik.
• Beban - terdiri dari tugas-tugas seseorang yang
merupakan tanggung jawabnya dan beban tambahan
yang dihasilkan dari faktor lingkungan (kebisingan,
panas), faktor internal (masalah pribadi, stres), dan
faktor situasional (petunjuk jelas).
• Keadaan - produk dari tingkat motivasi seseorang.
• Overload - ketidakseimbangan antara kapasitas
seseorang dengan beban bahwa orang pada saat
tertentu .
Inappropriate Response or
Incompatibility
• Bagaimana seseorang menanggapi situasi tertentu
yang dapat menyebabkan atau mencegah
kecelakaan.
• Respons yang tidak tepat terjadi ketika:
– Seseorang mendeteksi kondisi berbahaya tapi tidak
melakukan apapun untuk memperbaikinya
– Seseorang mengabaikan prosedur keselamatan yang
ditetapkan.
• Ketidakcocokan workstation seseorang berkaitan
dengan ukuran, kekuatan, mencapai, merasakan dan
faktor serupa dapat menyebabkan kecelakaan dan
cedera
Inappropriate Activities
• Human error adalah hasil dari aktivitas yang
tidak pantas atau sesuai.

contoh:
– Orang yang melakukan tugas yang dia tidak tahu
bagaimana melakukannya.
– Seseorang yang salah dalam menilai tingkat risiko
dalam tugas yang diberikan dan meneruskan
aktifitas dengan kesalahan tsb.
Human Factors Theory
Human Factors Theory - Example
• Jones Cabinets & Construction Company melihat
pertumbuhan yang cepat dalam penjualan sehingga
kewalahan dalam tenaga kerja perusahaan.
• Tim baru pembuat kabinet dan installer direkrut
• Lembur tanpa batas di ijinkan
• Jumlah kecelakaan dan cedera meningkat.
Human Factors Theory - Example
• Investigasi menemukan tiga kategori
kesalahan manusia:
– Beban berlebih:
• Pekerja melakukan pekerja diluar batas kemampuannya.
• Stress, training yang tidak memadai and Kelelahan
(fatigue)
– Inappropriate response:
• Operator memindahkan alat pengaman untuk
mempercepat proses produksi.
– Inappropriate activities:
• Menugaskan seseorang untuk melakukan pekerjaan
dimana dia belum mendapat training sepenuhnya.
Systems Theory
• Suatu kecelakaan dapat terjadi karena sistem terdiri dari:
– Person
– Machine
– Environment

• Kecendrungan terjadinya kecelakaan tergantung dari


bagaimana ketiga komponen diatas berinteraksi.
• Contoh: Seorang pekerja yang menggantikan sementara
operator crane yang berpengalaman akan meningkatkan
probilitas terjadinya kecelakaan.
Systems Theory
• Komponen utama dari sistem adalah orang, mesin,
lingkungan, dan informasi; keputusan, risiko dan tugas
yang dilakukan.
• Setiap komponen tsb memiliki kemungkinan menjadi
penyebab terjadinya kecelakaan.
Systems Theory
• Faktor-faktor yang harus menjadi pertimbangan
sebelum mengumpulkan informasi, memberi
bobot risiko dan membuat keputusan adalah:
– Persyaratan pekerjaan.
– Kemampuan dan keterbatasan pekerja.
– Hasil jika pekerjaan diselesaikan dengan baik.
– Kerugian jika tugas dilaksanakan tapi gagal.
– Kerugian jika tugas tidak dilaksanakan.
Systems Theory - Example
• Construction Service Company (CSC) yang menggunakan mesin
gulung dan potong untuk proses produksi.
• Pekerja termasuk pekerja baru yang ditraining mengoperasikan
mesin tsb secara manual, dimana terdapat 2 masalah:
– Sulit bagi pekerja meskipun sudah berpengalaman untuk membuat potongan
yang bersih dan akurat.
– Mesin sudah tua dan sering rusak.
• Seorang pekerja kontrak yang sedang ditraining kurang hati-hati
dalam pekerjaannya hingga terkena pisau pemotong.
• Rantai orang-mesin-lingkungan:
– Pekerja belum berpengalaman.
– Mesin sudah tua dan sering rusak.
– Suasana lingkungan penuh dengan tekanan untuk mengejar
target.
Behavioral Theory
• Dikenal sebagai Behavior-based safety (BBS)
• E. Scott Geller – Safety Performance Solutions,
Inc., and professor of psychology Percaya dengan
7 prinsip dasar BBS:
1. Gunakan intervensi yang difokuskan pada
prilaku pekerja.
2. Identifikasi faktor eksternal yang dapat
membantu memahami dan memperbaiki prilaku
pekerja.
Behavioral Theory
3. Arahkan prilaku dengan aktivator atau kegiatan
yang memicu kearah prilaku yang diinginkan, dan
motivasi pekerja untuk berprilaku yang diinginkan
dengan insentive dan penghargaan.
4. Fokus pada kosenkuensi positip dan prilaku yang
diinginkan sebagai cara memotivasi pekerja.
5. Aplikasikan metode keilmuan dalam
mengintervensi prilaku.
6. Gunakan teori untuk mengintegrasikan informasi.
7. Rencanakan intervensi terhadap perasaan dan
sikap individu pekerja sehingga merubah pola
pikiran mereka.
BBS and ABC Model
Behavior-based safety trainers and consultants
mengajarkan ABC model untuk memahami dan
menganalisa prilaku atau untuk mengembangkan
intervensi prilaku.

A adalah activators

B adalah behavior

C adalah consequences
BBS and ABC Model
Untuk mengubah prilaku diperlukan waktu yang cukup panjang.

Sebagai contoh, simbol “gunakan kacamata keselamatan” dapat


memicu pekerja untuk menggunakan kacamata keselamatan, sebagai
konsekuensinya adalah terhindar dari cidera mata, dan bisa terus
bekerja dan menikmati waktu bersama keluarga. Sebaliknya, dengan
tidak memakai kacamata keselamatan dapat menyebakan cidera
mata dan kebutaan, tidak bisa bekerja dan menurunkan kualitas
kebahagiaan dalam keluarga. Kegagalan dalam mengkomunikasikan
hal ini kepada para pekerja, merupakan kehilangan kesempatan untuk
menjelaskan kenapa harus berprilaku aman dengan memakai
kacatamata keselamatan.
Behavioral Theory - Example
Jack Coker memutuskan untuk menerapkan model ABC dalam
mengubah pola perilaku yang tidak aman dari para pekerja (tidak
mengenakan Helmed) di Boned Builder, Inc.

Dia buang tanda “Hard Hat Area" yang sudah lama dan
menggantinya dengan yang baru sehungga lebih terlihat

Kemudia dia jadwalkan seminar singkat tentang cedera kepala di


mana ia menceritakan sebuah kisah dari dua karyawan. Satu berada
di tempat tidur di rumah sakit dengan dikelilingi oleh anggota
keluarganya bahkan dia tidak mengenali mereka, pekerja yang satu
lagi diceritakan sedang menikmati tamasya keluarga dengan
anggota keluarga bahagia.
Latihan Analisa Kecelakaan

Analisa Kecelakaan Tersebut Dengan Teori


Domino Bird and Loftus
Loss/Injury:

Accident:

Immediate cause:

Basic cause:

Lack of Control:
Pelaporan & Pencatatan Kecelakaan
Kerja Migas
Istilah
• Kepala Teknik Tambang – Ekploitasi – Pimpinan perusahaan yang
ditunjuk dan disahkan oleh Kepala Inspeksi Tambang
– Seseorang yang memimpin dan bertanggung jawab atas
terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundang-undangan
keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu kegiatan usaha
pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya
• Kepala Penyelidik Tambang - Ekplorasi
• Kepala Inspeksi Tambang – Kepala Inspektur Migas yang diangkat
oleh Direktur Jenderal Migas
Istilah

•Pekerja tambang: setiap orang yang kegiatannya berhubungan dengan


pemberi kerja tambang yang mengawasi langsung atau tidak langsung,
termasuk karyawan kontraktor yang terdapat dalam kontrak kerja
tambang yang diketahui dan atau oleh pemberi kerja.

•Tempat kerja tambang: Wilayah Kerja Kuasa Pertambangan dimana


kegiatan atau aktifitas kegiatan perusahaan berlangsung dan tempat lain
dibawah pengawasan Kepala Teknik Tambang dan atau Penyelidik.
Istilah
• Kecelakaan Kerja Tambang:
– Setiap kecelakaan yang menimpa pekerja tambang, pada waktu
melakukan pekerjaannya ditempat kerja pada WKPnya yang
mengakibatkan pekerja kehilangan kesadaran, memerlukan
perawatan medis, mengalami luka-luka, kehilangan anggota badan,
atau kematian.
– Pekerjaan tambang adalah semua kegiatan yang dilakukan
sehubungan dengan tugas atau kepentingan perusahaan termasuk
kegiatan insidentil, kegiatan sukarela dan kegiatan lain yang
dilakukan atas perintah/izin perusahaan.
Ketentuan Kecelakaan Tambang
Kecelakaan Tambang harus memenuhi 5 (lima) unsur sebagai
berikut: (Kepmentamben no 555.K/26/M.PE/ 1995 tentang K3
pertambangan umum)
• Benar-benar terjadi;
• Mengakibatkan cedera pekerja tambang atau orang yang
diberi izin oleh Kepala Teknik Tambang.
• Akibat kegiatan usaha pertambangan.
• Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang dapat
mendapat cidera atau setiap saat orang yang diberi izin dan
• Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau
wilayah proyek.
Penggolongan Kecelakaan Tambang
(PP 11/1979)
• Ringan
Kecelakaan yang tidak menyebabkan kehilangan hari kerja
• Sedang
Kecelakaan yang menimbulkan kehilangan hari kerja dan diduga
tidak akan menimbulkan cacat jasmani dan atau rokhani yang
akan mengganggu tugas pekerjaannya
• Berat
Kecelakaan yang menimbulkan kehilangan hari kerja dan diduga
akan menimbulkan cacat jasmani dan atau rokhani yang akan
mengganggu tugas pekerjaannya.
• Mati
Kecelakaan yang menimbulkan kematian segera atau dalam
jangka waktu 24 jam setelah terjadinya kecelakaan.
Pelaporan & Pencatatan Kecelakaan
Tambang
1. Pekerja tambang yang cidera akibat kecelakaan tambang yang
bagaimanapun ringannya harus dilaporkan ke ruang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan atau tempat Perawatan Kesehatan untuk
diperiksa atau diobati sebelum meninggalkan pekerjaan.
2. Laporan kecelakaan dan pengobatannya dimaksud dalam ayat (1),
harus dicatat dalam buku yang disediakan khusus untuk itu
3. Apabila terjadi kecelakaan berakibat cidera berat atau mati Kepala
Teknik Tambang harus segera mungkin memberitahukan kepada
Pelaksana Kepala Inspeksi Tambang.
4. Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati
harus dilaporkan dalam waktu 24 jam terhitung dari waktu terjadinya
kecelakaan tersebut
Pelaporan & Pencatatan Kecelakaan
Tambang
• Kecelakaan Tambang harus diselidiki oleh Kepala Teknik Tambang
atau orang yang ditunjuk dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam atau
setelah diketahuinya akibat kecelakaan tersebut dan hasil penyelidikan
tersebut dicatat dalam buku daftar kecelakaan.
• Kecelakaan Tambang harus dicatat dalam formulir dan dikirim Kepada
Kepala Inspeksi Tambang.
• Selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah selesainya tiap triwulan,
Kepala Teknik wajib menyampaikan kepada Kepala Inspeksi laporan
kecelakaan yang terjadi dalam triwulan tersebut menurut bentuk yang
ditetapkan oleh Kepala Inspeksi.
Pelaporan & Pencatatan
Kecelakaan Tambang
Statistik Kecelakaan Tambang (ANSI Z.16.1)
• Kekerapan (frekuensi):

Jumlah korban kecelakaan


-------------------------------------- x 1.000.0000
Jumlah jam kerja orang

• Keparahan (severity)

Jumlah hari kerja yang hilang


------------------------------- x 1.000.000
Jumlah jam kerja orang
Pelaporan & Pencatatan Kecelakaan
Tambang

Perusahaan minyak xyz mengalami kecelakaan kerja dengan


korban 5 orang pada tahun 2014 dan hari kerja hilang 20 hari,
jumlah jam kerja selama tahun 2014 adalah 500.000 jam maka
statistik nilai kekerapan dan keparahan perusahaan minyak
xyz adalah:

Kekerapan: (5/500.000) x 1.000.000 = 10


Keparahan: (20/500.000) x 1.000.000 = 40
Pelaporan & Pencatatan Kecelakaan
Tambang

Statistik kecelakaan tambang harus dikirimkan oleh Kepala


Teknik Tambang kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang
selambat-lambatnya 1 bulan setelah setiap akhir tahun
kalender.
Pelaporan & Pencatatan
Kecelakaan Tambang

Formulir Laporan dan Statistik Kecelakaan


Kerja
Pelaporan & Pencatatan
Kecelakaan Tambang

Latihan Membuat Laporan Kecelakaan Kerja

Anda mungkin juga menyukai