Anda di halaman 1dari 55

INSTALASI HYDRAN

Instructor : Ir. Micky Perdhana Radityo, SE AK3


PENGERTIAN
 Instalasi hydrant kebakaran ialah suatu sistem
pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media
pemadam air bertekanan yang dialiri melalui pipa dan
selang kebakaran.
 Terdiri dari pompa, pemipaan dan kopling outlet serta
inlet dan selang berikut nosel.
 Sistem instalasi hydrant kering ialah suatu sistem
yang pipanya tidak berisi air dan akan berisi air jika
hydrant tersebut digunakan.
 Sistem hydrant basah ialah suatu sistem perpipaan
hydrant yang selalu terdapat standby air di dalam
pipa tersebut.
PENGERTIAN
 Hydrant halaman ialah hydrant yang
terletak diluar bangunan sedang instalasi
dan peralatannya disediakan serta dipasang
dilingkungan bangunan tersebut.
 Hydrant pillar ialah bagian peralatan dari
instalasi pipa hydrant yang terletak di luar
bangunan yang dapat dihubungkan dengan
slang kebakaran.
 Hydrant box ialah bagian peralatan dari
sistem hydrant kran, slang & nozel.
1. PENGERTIAN
 Siamese connection ialah bagian peralatan dari
instalasi pipa hydrant yang terletak diluar bangunan
dan digunakan untuk mensupply air dari mobil
kebakaran.
 Nozzle ialah suatu alat penyemprot yang terletak
pada bagian ujung dari slang yang digunakan untuk
pengaturan pengeluaran air.
 Slang hydrant adalah alat yang digunakan untuk
mengalirkan air yang bersifat flexible
 Hose reel adalah slang yang digunakan untuk
mengalirkan air yang pada bagian ujungnya selalu
terpasang nozzle secara tetap dihubungkan secara
permanent dengan sumber air bertekanan.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

2.A Klasifikasi Bangunan.


Klasifikasi Ketinggian dan Jumlah Lantai
Bangunan
A Ketinggian sampai dengan 8 meter atau 1(satu) lantai.

B Ketinggian sampai dengan 8 meter atau 2(dua) lantai.

C Ketinggian sampai dengan 14 meter atau 4(empat) lantai.

D Ketinggian sampai dengan 40 meter atau 8(delapan)


lantai.
E Ketinggian lebih dari 40 meter atau 8(delapan) lantai.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
● Klasifikasi Bahaya Hunian.
- Bahaya kebakaran ringan adalah bahaya terbakar pada
tempat dimana terdapat bahan – bahan yang mempunyai
nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas rendah dan menjalarnya api
lambat.
- Bahaya Kebakaran sedang kelompok 1, ialah bahaya
kebakaran pada tempat dimana terdapat bahan-bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang,
penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi
tidak lebih 2.5 meter dan apabila terjadi kebakaran,
melepaskan panas sedang sehingga menjalarnya api
sedang.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
● Klasifikasi Bahaya Hunian.
- Bahaya kebakaran sedang kelompok II, ialah bahaya
kebakaran pada tempat dimana terdapat bahan-bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang,
penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi
tidak lebih dari 4 Meter dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api
sedang.
- Bahaya kebakaran sedang kelompok III, ialah bahaya
kebakaran dimana terdapat bahan – bahan yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila
terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi sehingga
menjalar api cepat
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

● Klasifikasi Bahaya Hunian.


- Bahaya kebakaran Berat, ialah bahaya kebakaran
pada tempat dimana terdapat bahan – bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi
dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
sangat tinggi dan penjalaran api sangat cepat.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

◙ Klasifikasi Hydrant.
- Berdasarkan jenis dan penempatan hydrant.
● Hydrant halaman
● Hydrant gedung
- Berdasarkan besar ukuran pipa hydrant yang
dipakai.
● Hydrant kelas 1, Ukuran slang 2.5 in
● Hydrant kelas 2, Ukuran slang 1,5 in
● Hydrant kelas 3, Gabungan kelas 1 dan 2.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

◙ Perletakan hydrant berdasarkan luas lantai


klasifikasi bangunan dan jumlah lantai bangunan.
Klasifikasi Ruang Tertutup Jumlah / Luas Lantai Ruang Tertutup &
Bangunan Terpisah Jumlah / Luas
Lantai
A 1 buah per 1000 m2 2 buah per 1000 m2

B 1 buah per 1000 m2 2 buah per 1000 m2

C 1 buah per 1000 m2 2 buah per 1000 m2

D 1 buah per 800 m2 2 buah per 800 m2

E 1 buah per 800 m2 2 buah per 800 m2


2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

◙ Perletakan hydrant berdasarkan luas lantai


klasifikasi bangunan dan jumlah lantai bangunan.
- Panjang slang dan pancaran air dapat
menjangkau seluruh ruangan yang dilindungi.
- Bahaya kebakaran ringan, yang mempunyai
luas lantai minimum 1000m2 dan maximum 2000
m2 harus dipasang minimum 2(dua) titik hydrant,
setiap penambahan luas lantai maksimum 1000
m2 harus ditambah minimum 1(satu) titik hydrant.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Perletakan hydrant berdasarkan luas lantai klasifikasi
bangunan dan jumlah lantai bangunan.
- Bahaya kebakaran sedang, mempunyai luas lantai
minimum 800 m2 dan maksimum 1600 m2 harus dipasang
minimum 2(dua) titik hydrant, setiap penambahan luas
lantai maksimum 800m2 harus ditambah minimum 1(satu)
titik hydrant.
- Bahaya kebakaran tinggi, mempunyai luas lantai
minimum 600 m2 dan maksimum 1200 m2 harus dipasang
minimum 2(dua) titik hydrant, setiap penambahan luas
lantai maksimum 600m2 harus ditambah minimum 1(satu)
titik hydrant.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Bangunan Umum.
- Setiap bangunan umum / tempat pertemuan dan perdagangan
harus dilindungi dengan instalasi hydrant kebakaran dengan
ketentuan sbb:
a. Slang atau pancaran air yang ada dapat menjangkau seluruh
ruangan yang dilindungi.
b. Setiap bangunan umum/tempat pertemuan, tempat hiburan,
perhotelan, tempat perawatan, perkantoran serta
pertokoan/pasar setiap 800m2 harus dipasang minimum 1(satu)
titik hydrant.
c. Setiap bangunan tempat beribadah dan pendidikan untuk
setiap 1000m2 harus dipasang minimum 1(satu) titik hydrant.
d. Setiap bangunan perumahan dengan luas minimum 1000m2
harus dipasang minimum 1(satu) titik hydrant.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

◙ Sistem Persediaan Air.


a. Sumber air untuk kebutuhan hydrant dapat
berasal dari PDAM, sumur artesis, sumur gali
dengan sistem penampungan, tangki gravitasi,
tangki bertekanan reservoir air dengan sistem
pemompaan.
b. Persediaan air setiap saat dapat digunakan
minimum selama 30 menit pada kapasitas pompa
800 lt/menit.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Sistem Pompa
- Pompa kebakaran harus tersedia dua unit pompa dengan
kapasitas yang sama, dimana 1 unit sebagai pompa utama
dan yang lain sebagai cadangan.
- Kalau bangunan mempunyai sumber listrik dari PLN
sebagai sumber daya utama dan mempunyai
sumber daya listrik dari diesel genset sebagai
cadangan, maka pompa hydrant dalam bangunan
tersebut harus terdiri dari 2(dua) buah pompa
hydrant listrik, satu beroperasi dan satu sebagai
cadangan dan 1(satu) pompa pacu.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

◙ Sistem Pompa
- Kalau bangunan tidak mempunyai daya genset
sebagai cadangan, pompa hydrant terdiri dari :
♦ 1(satu) buah pompa hydrant listrik sebagai
pompa utama.
♦ 1(satu) buah pompa hydrant diesel sebagai
cadangan.
♦ 1(satu) buah pompa pacu.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Sistem Pompa
- Spesifikasi pompa untuk kebutuhan hydrant yaitu:
● Kemampuan pompa dalam kebutuhan debit air.
● Tempat dimana pompa akan dipasang.
● Temperatur dan berat jenis zat cair.
● Panjang pemipaan, banyaknya belokan dan banyaknya
penutup kran.
● Tekanan air pada titik tertinggi / terjauh tidak kurang dari
4 – 5 kg/cm2
● Bekerja secara otomatis dan stop secara manual
● Sumber tenaga listrik harus ada dari generator darurat
dapat bekerja secara otomatis dalam waktu kurang dari 10
detik bila sumber utama padam.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Sistem Perpipaan.
Dalam merencanakan sistem perpipaan harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
♠ Diameter pipa induk minimum 15 cm (6inch) dan
diamater pipa cabang minimum 10 cm (4in) atau
dihitung secara hydrolysis.
♠ Tidak boleh digabungkan dengan instalasi lainnya.
♠ Pipa berdiameter sampai 6.25 cm (2.5 in) harus
menggunakan sambungan ulir.
♠ Pipa berdiameter > 6.25 cm ( >2.5 in) harus menggunakan
sambungan las.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Sistem Perpipaan.
♠ Memasang pipa horizontal.
- Diberi penggantung dengan kemampuan 5X berat pipa
berisi air.
- Harus terpisah dengan penggantung lain.
- Jarak antara penggantung maksimum 3.5 m
- Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan
selongsong dari besi tuang/pipa baja dengan kelonggaran
minimum 25 mm diluar pipa.
- Pipa yang dipasang didalam tanah harus memenuhi
persyaratan :
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Sistem Perpipaan.
♠ Memasang pipa horizontal.
- Diberi penggantung dengan kemampuan 5X berat pipa
berisi air.
- Harus terpisah dengan penggantung lain.
- Jarak antara penggantung maksimum 3.5 m
- Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan
selongsong dari besi tuang/pipa baja dengan kelonggaran
minimum 25 mm diluar pipa.
- Pipa yang dipasang didalam tanah harus memenuhi
persyaratan :
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Sistem Perpipaan.
♠ Memasang pipa horizontal.
- Pipa yang dipasang didalam tanah harus memenuhi
persyaratan :
- Kedalaman minimal 75 cm dari permukaan tanah
- Pipa harus diberikan tumpuan pada jarak setiap 3 meter.
- Dasar lobang galian harus cukup stabil dan rata
- Pipa harus di coating. Untuk menghindari dari efek
korosi.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Slang dan Nozzle.
♠ Slang air
Slang air pemadam kebakaran dibuat secara khusus
dari bahan kanvas, polyester dan karet sesuai
dengan fungsi yang diperlukan dalam tugas
pemadaman yaitu :
- Harus kuat menahan slang air.
- Tahan terhadap pengaruh zat kimia
- Mempunyai sifat yang kuat, ringan dan elastis.
- Panjang slang air 30 meter dengan ukuran 1.5 in s/d 2.5 in
- Dilengkapi dengan kopling dan nozzle sesuai dengan
ukuran.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Slang dan Nozzle.
♠ Nozzle.
- Nozzle yang dihubungkan pada slang kebakaran ada dua
tipe yaitu jenis jet (fix nozle) dan nozle kombinasi.
- Nozzle dengan semprotan jet (semprotan lurus) untuk
tujuan semprotan jarak jauh.
- Nozzle kombinasi yang dapat diatur dengan bentuk jenis
pancaran lurus dan pancaran spray.
- Nozzle pancaran spray bertujuan sebagai perisai untuk
mendekat ke daerah kebakaran.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

◙ Slang dan Nozzle.


Kehilangan tekanan karena gesekan pada slang dan
nozzle harus diperhitungkan sesuai tabel berikut :
Kapasitas Loss akibat gesekan
aliran air Ukuran Nozzle 2.5” per 100 m
litter/menit
600 2.5 cm / 1’’ 21 psi

700 2.5 cm / 1” 27 psi

800 2.5 cm / 1” 30 psi

900 2.5 cm / 1” 33 psi


2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Hydrant Gedung dan Hydrant Halaman.
Hydrant Gedung :
- Diameter slang untuk hydrant gedung maximum
1.5”/40mm
- Diameter pipa tegak harus memenuhi ketentuan :
- Untuk bangunan rendah diameter pipa tegak 2”/50 mm
- Untuk bangunan tinggi kelas A, diameter pipa tegak 2.5”/65
mm
- Untuk bangunan tinggi kelas B, diameter pipa tegak 4”/100
mm
- Tekanan maksimum pada titik terberat adalah 7 kg/cm2 dan
pada titik terendah sebesar 4.5 kg/cm2.
- Dilengkapi dengan katup pengeluaran berukuran 2.5”
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Hydrant Gedung dan Hydrant Halaman.
Hydrant Halaman.
- Hydrant halaman/pillar yang mempunyai 1(satu) atau
2(dua) kopling pengeluaran dengan diameter 2.5”
- Tekanan maksimum pada titik terberat adalah 7 kg/cm2 dan
tekanan maksimal pada titik terendah / terjauh 4.5 kg/cm2
- Diameter slang hydrant halaman 2”/65 mm.
- Hydrant pillar harus dipasang pada jarak tidak kurang dari
6(enam) meter dari tepi bangunan.
- Pada sistem hydrant halaman harus ada sambungan
kembar siam (seamesse connection).
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

◙ Hydrant Gedung dan Hydrant Halaman.


Hose Reel.
- Hose reel dapat dipasang didalam gedung dan
diluar bangunan yang terdiri dari slang karet
dengan diamater ¾” atau 1” serta nozle yang
telah terpasang tetap.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Gambar Instalasi Hydrant.
Setiap perencanaan instalasi hydrant harus ada
gambar /diagram instalasi hydrant yang
menggambarkan tentang :
- Sumber air / kapasitas air.
- Jenis dan sistem pompa termasuk diagram listriknya
- Jaringan dan ukuran perpipaan.
- Pembagian zone
- Jenis valve.
- Letak dan jumlah hydrant gedung.
- Letak dan jumlah hydrant halaman
- Letak dan jumlah seamese connection.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

◙ Pemasangan.
- Pemasangan instalasi hydrant harus sesuai
dengan gambar rencana yang sebelumnya sudah
disyahkan oleh depnaker dari pelaksanaan
pemasangannya dilakukan oleh instalatur yang
telah mendapat penunjukan dari Department
Tenaga Kerja.
2. PERENCANAAN SISTEM HYDRANT
◙ Pemeriksaan dan Pengujian.
Pemeriksaan instalasi hydrant sebaiknya dilakukan
dengan disaksikan oleh Dinas Kebakaran dari pemilik
gedung atau wakilnya.

Pemeriksaan dilakukan :
a. Pada instalasi sistem hidran yang baru / sedang
dipasang / sebelum dioperasikan / bangunan
sedang bangun.
b. Pada instalasi sistem hydrant yang sudah ada.
3. Uji Hidrostatis
◙ Umum.
- Semua instalasi hydrant yang baru termasuk hydrant luar
dan sambungan Dinas Pemadam Kebakaran harus diuji
hidrostatis dengan tekanan ≤ 20 Bar / 200 psi selama 2 jam
atau 3.5 bar – 50 psi diatas tekanan maksimum dimana
tekanan maksimumnya melebihi 10.5 Bar/150 Psi.
- Tekanan uji hidrostatis harus diukur pada titik elevasi
terendah pada sistem individual atau zone yang diuji.
- Pemipaan sistem hydrant tidak boleh menunjukan adanya
kebocoran.
- Pipa hydrant dibawah tanah harus dilakukan pengujian.
3. Uji Hidrostatis
◙ Sambungan Dinas Pemadam Kebakaran.
- Pemipaan antara sambungan Dinas Pemadam Kebakaran
dan check valve pada pipa masuk harus diuji hidrostatis.
◙ Uji Aliran / Flow Test.
- Sumber air supply harus diuji untuk memeriksa apakah
sumber air sesuai dengan rancangan uji ini dilaksanakan
dengan mengalirkan air dari tempat yang secara hidrolis
paling jauh letaknya (minimal 6 Bar).
- Uji aliran harus dilaksanakan pada tiap roof outlet untuk
mengetahui bahwa pada titik terjauh tersebut masih
terdapat aliran yang diperlukan.
4. Pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian.

◙ Pemeriksaan & Pengujian instalasi hydrant adalah


memeriksa dan menguji komponen – komponen
yang terdiri dari :
● Sistem sumber air atau reservoir
● Pompa
● Sistem perpipaan
● Hydrant halaman
● Hydrant gedung
4. Pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian.

◙ Pemeriksaan dan pengujian sumber air yang


berasal dari sumber pemasok air dalam sistem
hydrant dapat :
● Gravity tank
● Pressurized tank
● Reservoir air dengan sistem pemompaan.
4. Pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian.

◙ Pemeriksaan dan pengujian sumber air yang


berasal dari sumber pemasok air dalam sistem
hydrant dapat :
● Gravity tank,
a. Harus diperiksa tinggi air dalam gravity tank
dan dicatat seperlunya.
b. Periksa cacat pada gravity tank.
c. Uji volume air apakah cukup dengan
mengoperasikan sistem hydrant selama ½ jam.
d. Check seluruh valve yang ada.
4. Pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian.

◙ Pemeriksaan dan pengujian sumber air yang


berasal dari sumber pemasok air dalam sistem
hydrant dapat :
● Gravity tank,
e. Ukur estimasi ketinggian dari kedudukan
tangki.
f. Tinggi muka air atau water level dalam gravity
tank.
g. Memastikan pasokan air yang cukup
4. Pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian.

◙ Pemeriksaan dan pengujian sumber air yang


berasal dari sumber pemasok air dalam sistem
hydrant dapat :
● Sumber air dengan pressurized tank.
a. Besarnya tekanan udara dalam pressurized
tank minimum p = 5 kgf/cm2.
b. Tinggi muka air 2/3 tinggi tangki.
4. Pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian.

◙ Pemeriksaan dan pengujian sumber air yang


berasal dari sumber pemasok air dalam sistem
hydrant dapat :
● Reservoir air dengan sistem pompa pemadam
kebakaran.
a. Dipasang di daerah kawasan industri.
b. Pompa yang dipasang biasanya ada 3(tiga)
buah. (listrik, diesel dan jockey (pacu))
c. Kapasitas jockey 5-10% dari pompa listrik /
diesel.
4. Pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian.

◙ Pemeriksaan dan pengujian sumber air yang


berasal dari sumber pemasok air dalam sistem
hydrant dapat :
● Reservoir air dengan sistem pompa pemadam
kebakaran.
a. Dipasang di daerah kawasan industri.
b. Pompa yang dipasang biasanya ada 3(tiga)
buah. (listrik, diesel dan jockey (pacu))
c. Kapasitas jockey 5-10% dari pompa listrik /
diesel.
4. Pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian.

◙ Pemeriksaan dan pengujian sumber air yang


berasal dari sumber pemasok air dalam sistem
hydrant dapat :
● Reservoir air dengan sistem pompa pemadam
kebakaran.
d. Pompa jockey berfungsi menjaga tekanan
dalam sistem hydrant tetap konstan.
e. Setelah mengetahui kapasitas pompa maka
kita dapat mensetup jumlah cadangan air untuk
melayani pompa kebakaran selama ½ jam.
5. Sistem Pemipaan.

A. Jika jumlah start per jam dari pompa pacu cukup besar
berarti bahwa ada kebocoran di sistem pemipaan dan
perlunya perbaikan.
B. Walaupun dari jumlah start pompa pacu per jam dapat
diketahui kualitas instalasi pemipaan, tetap harus dilakukan
pemeriksaan secara visual.
C. Perlunya juga pemeriksaan control valve dari pipa utama
dalam keadaan terbuka.
D. Perlunya dihindari effect “water hammer”
E. Perlunya juga memperhatikan “Pressure Relieve Valve
(PRV).
6. Hydrant Gedung.

A. Persyaratan pemeriksaan hydrant gedung :


- Syarat teknis
- Syarat umum
A1. Syarat teknis
- Minimal debit air 380 lt/menit dengan diamater
pipa tegak harus memenuhi syarat :
Untuk bangunan rendah Ǿ pipa tegak 2”
Untuk bangunan tinggi A, Ǿ pipa tegak 2.5”
Untuk bangunan tinggi B, Ǿ pipa tegak 4”
6. Hydrant Gedung.

A. Persyaratan pemeriksaan hydrant gedung :


- Syarat teknis
- Syarat umum
A1. Syarat teknis
- Tekanan maximal titik terberat adalah 7 Bar
(100psi), tekanan minimal pada titik terlemah /
terjauh adalah sebesar 4.5 bar (65psi).
6. Hydrant Gedung.

A. Persyaratan pemeriksaan hydrant gedung :


- Syarat teknis
- Syarat umum
A2. Syarat umum.
- Letak kotak hydrant dalam gedung mudah dilihat
- Kotak hydrant mudah dicapai.
- Kotak hydrant mudah dibuka
- Panjang maximal 30 Meter (100ft)
- Nozzle terpasang dalam slang.
- Pipa hydrant dan box berwarna merah dan tulisan putih.
6. Hydrant Halaman

A. Persyaratan pemeriksaan hydrant halaman :


- Syarat teknis
- Syarat umum
A1. Syarat teknis
- Umumnya mempunyai 1 atau 2 kopling pengeluaran
biasanya mempunyai ukuran 2.5”x2.5” dengan pipa
pemasok 4”
- Untuk hydrant halaman 3 kopling pengeluaran
mempunyai pipa pemasok sebesar 6”
- Untuk setiap 1(satu) kopling pengeluaran dengan
diameter 2.5”, hydrant harus mampu mengeluarkan debit
air sebesar 950 lt/menit.
6. Hydrant Halaman

A. Persyaratan pemeriksaan hydrant halaman :


- Syarat teknis
- Syarat umum
A1. Syarat teknis
- Tekanan maksimal pada titik terberat sebesar 7
Bar (100psi) sedangkan tekanan minimal pada
titik terjauh sebesar 4.5 bar (65psi).
- Jarak antara masing – masing pilar hydrant
maksimum 100 meter, Ǿ slang halaman 2.5 “
6. Hydrant Halaman

A. Persyaratan pemeriksaan hydrant halaman :


- Syarat teknis
- Syarat umum
A1. Syarat umum.
- Pilar hydrant dipasang dengan ketinggian 50
cm dari permukaan tanah dan dipasang minimum
6 Meter dari tepi bangunan.
- Pilar hydrant harus terpasang 1(satu) meter dari
pagar halaman bangunan, mudah dilihat, dicapai
tidak terhalang oleh benda lain.
6. Hydrant Halaman

A. Persyaratan pemeriksaan hydrant halaman :


- Syarat teknis
- Syarat umum
A1. Syarat umum.
- Pada sistem hydrant halaman, harus ada
sambungan kembar (siamese connection) untuk
Dinas Kebakaran, minimal 2(dua) inlet masing –
masing dengan ukuran 2.5” sesuai dengan
kopling yang dimiliki Dinas Kebakaran setempat.
6. Hydrant Halaman

A. Persyaratan pemeriksaan hydrant halaman :


- Syarat teknis
- Syarat umum
A1. Syarat umum.
- Perlu diperiksa ulir/ drad dari kopling sambungan baik
pada hosenya sendiri maupun pada kopling pengeluaran.
- Sambungan Siamese connection harus mudah terlihat
dari arah luar, mudah dicapai dan tidak terhalang sehingga
Dinas Kebakaran dapat dengan mudah mencapainya.
7. Uji Operasional.
Dengan telah melakukan uji simulasi, berarti kita
telah tahu bahwa system hydrant dan
pemompaannya sudah siap dan baik. Uji
operasionalnya ini dilakukan dengan membuka :
 Hydrant halaman.
 Hydrant gedung.
Hydrant yang disiapkan untuk dibuka, biasanya ada
3(tiga) titik yaitu :
- Titik terberat, yakni hydrant yang dekat dengan ruang
pompa, biasanya pilar hydrant halaman.
- Titik terjauh, yakni hydrant yang letaknya paling jauh dari ruang
pompa.
- Titik pertengahan.
7. Uji Operasional.
a. Langkah1, buka penuh titik hydrant terjauh, maka pompa
listrik akan beroperasi karena menurunnya tekanan air di
dalam sistem permipaan.
b. Langkah 2, Buka titik hydrant ke -2 yakni titik terberat
(yakni dekat pompa)
c. Langkah 3, Buka titik hydrant ke – 3 yakni titik
pertengahan.
d. Dengan demikian terdapat 3 buah hydrant halaman yang
bekerja.
e. Untuk mengoperasikan 3(tiga) buah hydrant, maka
kapasitas pompa paling tidak Q=1000 US GPM = 3785
lt/menit.
7. Uji Operasional.
f. Dengan mengoperasikan hydrant halaman dng
kapasitas pompa Q = 3785 liter/menit dengan
head 70 M air, maka jarak semprot hydrant
dengan Ǿ hose 2.5” dan Ǿ nozle ¾” maka jarak
semprot sejauh 30 meter.
g. Dalam mendisain sistem hydrant, debit pompa
dan besarnya volume reservoir supaya ditentukan
berdasarkan pada 3(tiga) buah hydrant sekali
beroperasi. Sebab dalam praktek jika terjadi
kebakaran tidak mungkin hanya mengandalkan
satu hydrant.
7. Uji Operasional.
Dalam pengoperasian hydrant ada beberapa hal
Praktis yang harus diperhatikan :
a. Buka katup hydrant perlahan lahan, khususnya
kalau hose disambung ke pipa utama.
b. Tutuplah katup secara perlahan – lahan untuk
menghindari terjadinya water hammer yang akan
mengakibatkan pecahnya pipa hydrant.
c. Check kembali apakah valve sudah tertup dengan
baik.
8. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang berlanjut didalam pemeliharaan


Hydrant sangat diperlukan untuk meyakinkan bahwa
peralatan sebagai keseluruhan sistem atau pasti
bekerja bila suatu saat digunakan.
a. Pimpinan organisasi bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pemeliharaan.
b. Inspeksi/pemeriksaan dilakukan berkala.

c. Gunakan check list untuk memeriksa hasil


pengechekan.
Referensi :

A. SMK3
B. NFPA 70.
C. Pedoman Instalasi Hydrant,

Anda mungkin juga menyukai