KONSEP PERENCANAAN

HYDRANT & SPRINKLER

 HYDRANT KEBAKARAN
ADALAH SUATU SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
TETAP YANG MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM AIR
BERTEKANAN YANG DIALIRKAN MELALUI PIPA-PIPA
DAN SELANG KEBAKARAN
SISTEM HYDRANT TERDIRI :
* Persediaan air
* Pompa
* Perpipaan
* Kopling outlet
* Kopling inlet
* Selang
* Nozzle
KLASIFIKASI HYDRANT :
A. BERDASARKAN JENIS DAN PENEMPATAN
- HYDRANT GEDUNG
- HYDRANT HALAMAN

B. BERDASARKAN BESAR UKURAN PIPA

- HYDRANT KELAS I ( UK. SELANG 2,5 INC )
- HYDRANT KELAS II ( UK. SELANG 1,5 INC )
- HYDRANT KELAS III ( GABUNGAN KLS. 1 & 2 )
 HYDRANT GEDUNG
ADALAH HYDRANT YANG TERLETAK DI DALAM SUATU
BANGUNAN / GEDUNG DAN SISTEM SERTA PERALATANNYA
DISEDIAKAN SERTA DIPASANG DALAM BANGUNAN/ GEDUNG
TERSEBUT

HYDRANT HALAMAN
ADALAH HYDRANT YANG TERLETAK DILUAR BANGUNAN, SEDANG
INSTALASI DAN PERALATANNYA DISEDIAKAN SERTA
DIPASANG DILINGKUNGAN BANGUNAN TERSEBUT
 KLASIFIKASI BANGUNAN MENURUT
TINGGI DAN JUMLAH LANTAI

KLASIFIKASI BANGUNAN KETINGGIAN DAN JUMLAH

LANTAI
A KETINGGIAN S.D. 8 M ATAU
SATU LANTAI ( LAPIS )
B KETINGGIAN S.D. 8 M ATAU
DUA LANTAI ( LAPIS )
C KETINGGIAN S.D. 14 M ATAU
EMPAT LANTAI ( LAPIS )
KETINGGIAN S.D. 40 M ATAU
D DELAPAN LANTAI ( LAPIS )
KETINGGIAN LEBIH DARI 40 M
E ATAU DIATAS DELAPAN LANTAI
( LAPIS )
KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN
KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN DITENTUKAN BERDASARKAN JENIS KEGIATAN, BAHAN-BAHAN
YANG DIGUNAKAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN JUMLAH SERTA SIFAT PENGHUNI

A. BAHAYA KEBAKARAN RINGAN ADALAH HUNIAN YANG MEMPUNYAI NILAI KEMUDAHAN

TERBAKAR RENDAH DAN APABILA TERJADI KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS
RENDAH, MENJALARNYA API LAMBAT

YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN RINGAN : TEMPAT IBADAH, KLUB,

PENDIDIKAN, PERAWATAN, LEMBAGA, PERPUSTAKAAN, MUSIUM, PERKANTORAN,
PERUMAHAN, RUMAH MAKAN, HOTEL, RS, PENJARA

B. BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK I YAKNI HUNIAN YANG MEMPUNYAI

KEMUDAHAN TERBAKAR RENDAH , PENIMBUNAN BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
SEDANG DENGAN TIDAK LEBIH 2,5 METER DAN APABILKA TERJADI KEBAKARAN
MELEPASKAN PANAS SEDANG, PENJALARAN API SEDANG

YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOM,POK I : PARKIR MOBIL,

PABRIK ROTI, PABRIK MINUMAN, PENGALENGAN, BINATU, PABRIK ELEKTRONIKA,
PABRIK GELAS, PABRIK PERMATA
KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN
C. BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK II : YAKNI HUNIAN YANG
MEMPUNYAI NILAI KEMUDAHAN TERBAKAR SEDANG, PENIMBUNAN
BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR DENGAN TINGGI TIDAK LEBIH DARI 4
METER DAN APABILA TERJADI KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS
SEDANG, SEHINGGA MENJALARNYA API SEDANG
YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK II :
PENGGILINGAN GANDUM ATAU BERAS, PABRIK BAHAN MAKANAN,
PABRIK KIMIA, PERTOKOAN YANG PRAMUNIAGA KURANG DARI 50
ORANG

D. BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK III : YAKNI HUNIAN YANG

MEMPUNYAI NILAI KEMUDAHAN TERBAKAR TINGGI DAN APABILA
TERJADI KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS TINGGI, SEHINGGA
MENJALARNYA API CEPAT
YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK III
: PAMERAN, PABRIK BAN, PABRIK PERMADANI, BENGKEL MOBIL, STUDIO
PEMANCAR, GUDANG CAT, PERTOKOAN YANG PRAMUNIAGA LEBIH DARI
50 ORANG, PENGGERGAJIAN KAYU, PABRIK PENGOLAHAN TEPUNG
KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN

E. BAHAYA KEBAKARAN BERAT : YAKNI HUNIAN YANG

MEMPUNYAI NILAI KEMUDAHAN TERBAKAR TINGGI DAN
APABILA TERJADI KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS
TINGGI DAN PENJALARAN API CEPAT

YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN BERAT :

PABRIK KIMIA, PABRIK BAHAN PELEDAK, PABRIK CAT,
PABRIK KOREK API, PABRIK KEMBANG API, PEMINTALAN
BENANG, STUDIO FILM DAN TELEVISI, PENYULINGAN
MINYAK, PABRIK KARET BUSA, PABRIK PLASTIK BUSA.
 PERLETAKAN HYDRANT BERDASARKAN LUAS LANTAI
KLASIFIKASI BANGUNAN DAN JUMLAH LANTAI BANGUNAN

KLASIFIKASI RUANG TERTUTUP R.TERTUTUP & TERPISAH

BANGUNAN JUMLAH/LUAS LANTAI JUMLAH/LUAS LANTAI

A 1 BUAH PER 1000 M2 2 BUAH PER 1000 M2

B 1 BUAH PER 1000 M2 2 BUAH PER 1000 M2

C 1 BUAH PER 1000 M2 2 BUAH PER 1000 M2

D 1 BUAH PER 800 M2 2 BUAH PER 800 M2

E 1 BUAH PER 800 M2 2 BUAH PER 800 M2

 BANGUNAN INDUSTRI
• PANJANG SELANG DAN PANCARAN AIR DAPAT MENJANGKAU SELURUH
RUANGAN YANG DILINDUNGI.
• SETIAP BANGUNAN DG. BAHAYA KEBAKARAN RINGAN YANG MEMPUNYAI LUAS
LANTAI MIN. 1000 M2 DAN MAKS. 2000 M2, HARUS DIPASANG MIN. 2 TITIK
HYDRANT, SETIAP PENAMBAHAN LUAS LANTAI MAKS. 1000 M2 HARUS
DITAMBAH MIN. 1 TITIK HYDRANT
• SETIAP BANGUNAN DG. BAHAYA KEBAKARAN SEDANG YANG MEMPUNYAI LUAS
LANTAI MIN. 800 M2 DAN MAKS. 1600 M2 HARUS DIPASANG MIN. 2 TITIK
HYDRANT, SETIAP PENAMBAHAN LUAS LANTAI MAKS. 800 M2 HARUS DITAMBAH
MIN. 1 TITIK HYDRANT.
• SETIAP BANGUNAN DG. BAHAYA KEBAKARAN TINGGI YANG MEMPUNYAI LUAS
LANTAI MIN. 600 M2 DAN MAKS. 1200 M2 HARUS DIPASANG MIN. 2 TITIK
HYDRANT, SETIAP PENAMBAHAN LUAS LANTAI MAKS. 600 M2 HARUS DITAMBAH
MIN. 1 TITIK HYDRANT.
 BANGUNAN UMUM
SELANG DAN PANCARAN AIR YANG ADA DAPAT MENJANGKAU SELURUH
RUANGAN YANG DILINDUNGI.
SETIAP BANGUNAN UMUM/TEMPAT PERTEMUAN, TEMPAT HIBURAN,
PERHOTELAN, TEMPAT PERAWATAN, PERKANTORAN DAN
PERTOKOAN/PASAR UNTUK SETIAP 800 M2 HARUS DIPASANG MIN. 1 TITIK
HYDRANT.
SETIAP BANGUNAN TEMPAT BERIBADAH DAN PENDIDIKAN UNTUK SETIAP
1000 M2 HARUS DIPASANG MIN. 1 TITIK HYDRANT.
SETIAP BANGUNAN PERUMAHAN DENGAN LUAS MIN. 1000 M2 HARUS
DIPASANG MIN. 1 TITIK HYDRANT.
 SISTEM PERSEDIAAN AIR
SUMBER AIR UNTUK KEBUTUHAN HYDRANT DAPAT BERASAL DARI PDAM,
SUMUR BOR, SUMUR GALI DENGAN SISTEM PENAMPUNGAN, TANGKI
GRAVITASI DENGAN SISTEM PEMOMPAAN.

PERSEDIAAN AIR SETIAP SAAT YANG DAPAT DIPERGUNAKAN MINIMUM

SELAMA 30 MENIT PADA KAPASITAS POMPA 1800 LITER/MENIT.
 SISTEM POMPA
POMPA HYDRANT TERDIRI DARI :

• 1 (SATU) BUAH POMPA LISTRIK (POMPA UTAMA)

• 1 (SATU) BUAH POMPA DIESEL (POMPA CADANGAN)
• 1 (SATU) BUAH POMPA PACU
 SISTEM PERPIPAAN
 DIAMETER PIPA INDUK MINIMUM 15 CM (6 INCH) DAN MIN. 10 CM ( 4
INCH) ATAU DIHITUNG SECARA HIDROLIS.
 TIDAK BOLEH DIGABUNGKAN DENGAN INSTALASI YANG LAIN.
 PIPA BERDIAMETER SAMPAI 6,25 CM (2,5 INCH) HARUS
MENGGUNAKAN SAMBUNGAN ULIR.
 PIPA BERDIAMETER LEBIH BESAR DARI 6,25 CM (2,5 INCH) HARUS
MENGGUNAKAN SAMBUNGAN LAS.
 MEMASANG PIPA HORIZONTAL HARUS DIBERI GANTUNGAN DG,
KEMAMPUAN 5 X BERAT PIPA BERISI AIR.
HYDRANT GEDUNG
DIAMETER SELANG HYDRANT GEDUNG MAX. 1,5” / 40 MM
DIAMETER PIPA TEGAK HARUS :
• BANGUNAN RENDAH 2” / 50 MM
• BANGUNAN TINGGI KLS A 2,5” / 65 MM
• BANGUNAN TINGGI KLS B 4” / 100 MM
TEKANAN MAX. PADA TITIK TERBERAT 7 KG/CM2 DAN TITIK
TERLEMAH 4,5 KG/CM2
DILENGKAPI DG. KATUP PENGELUARAN BERUKURAN 2,5 “.
HYDRANT HALAMAN
HYDRANT HALAMAN/HYDRANT PILAR YANG MEMPUNYAI 1 (SATU) ATAU
(DUA) KOPLING PENGELUARAN DG. DIAMETER 2.5”
TEKANAN MAKSIMUM PADA TITIK TERBERAT 7 KG/CM2 DAN TEKANAN
MAKSIMAL TITIK TERLEMAH 4,5KG/CM2.
DIAMETER SELANG HYDRANT HALAMAN 2,5 “
HYDRANT PILAR HARUS TERPASANG TIDAK KURANG DARI 6 M DARI TEPI
BANGUNAN.
PADA SISTEM HYDRANT HALAMAN HARUS ADA SAMBUNGAN KEMBAR SIAM
( SEAMESE CONNECTIUON)
 HOSE REEL
HOSE REEL DAPAT DIPASANG DIDALAM
GEDUNG DAN DILUAR BANGUNAN
YANG TERDIRI DARI SELANG
KARET DENGAN DIAMETER
¾ “ ATAU 1” SERTA NOZZLE
YANG TELAH TERPASANG TETAP
 PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI HIDRAN

➢ Periksalah apakah memiliki pengesahan, ada dokumen teknis seperti gambar

pemasangan, katalog, dan petunjuk pemeliharaan;
➢ Periksa hasil pemeriksaan terakhir, apakah syarat-syarat yang diberikan
sebelumnya telah dilaksanakan;
➢ Periksalah indikator pada panel kontrol apakah dalam status stand by;
➢ Periksa ruang pompa dan catat data-data teknik pompa, motor penggerak dan
perlengkapan yang ada, panel kontrolnya dan lain-lain;
➢ Periksa sistem persediaan air apakah dapat menjamin kebutuhan air untuk operasi
pemadaman dalam waktu sesuai standar waktu tertentu;
➢ Lakukan test kerja pompa dengan membuka kerangan uji yang disediakan dalam
ruang pompa dan amati tekanan pompa.
Langkah-langkah pengujian pompa sebagai berikut :

1) Catat tekanan stand by;

2) Catat tekanan pompa pacu jalan;
3) Tutup kembali kerangan uji dan catat tekanan pompa pacu stop;
4) Buka kembali kerangan uji sampai pompa utama jalan dan catat tekanannya;
5) Amati beberapa saat tekanan operasi pompa utama dan catat;
6) Tutup kembali kerangan uji dan pompa utama biarkan tetap jalan. Catat
tekanannya dan amati safety valve bekerja atau tidak;
7) Test pompa cadangan. Catat tekanan start dan tekanan operasionalnya
seperti langkah pengujian pompa utama.
 PENGUJIAN OPERASIONAL HIDRAN

1) Buka titik hydran terdekat dengan pompa. Ukur tekanan pada mulut pancar
dengan pipa pitot dan catat tekanan pada manometer di ruang pompa;
2) Buka titik hydran kedua yaitu titik hydran terjauh dan titik pengujian pertama
tetap terbuka. Ukur tekanan pada mulut pancar dan tekanan manometer di ruang
pompa;
3) Buka titik hydran ketiga yaitu titik hydran pertengahan dan titik hydran pertama
dan kedua tetap terbuka. Ukur tekanan pada mulut pancar dan tekanan
manometer di ruang pompa. .

Evaluasi pengujian operasional. Syarat yang diminta adalah tekanan terberat tidak
lebih dari 7 kg/cm2 dan tekanan pada titik terjauh tidak kurang dari 4,5 kg/cm2.
 TUJUAN
Untuk mengetahui jenis peralatan penyalur air dan cara
pemakaian dalam suatu pemadaman kebakaran.

FUNGSI
Untuk menyalurkan air dari sumber air terbuka / tertutup ke arah
api dalam bentuk aliran tertentu sehingga diperoleh efisiensi
pemadaman yang optimal.
 PERALATAN PENYALUR AIR
1. Selang kebakaran ( Fire hose ).
* Jenis Selang :
- Selang isap ( Suction Hose )
- Selang tekan ( Discharge Hose )
* Jenis Bahan : - Rembes
- Tidak rembes
- Selang hose reel
* Ukuran : - Diameter : 2,5 & 1,5 Inchi
- Panjang : 20 & 30 meter
2. Alat penyambung selang.
A. Kopling.
* Jenis : - Kopling Drad
- Kopling Interlock
# K. Instantaneous
# K. Machino
# K. hemaphrodite
# K. Storz
B. Penyemprot.
* Jenis : - Penyemprot Monitor
- Penyemprot Tangan
2. Alat penyambung selang.
C. Cabang ( Breaching )
* Jenis : - Pembagi
- Pengumpul

D. Turunan ( Adaptor )
* Jenis : - Antar Jenis Kopling
- Antar Jenis kelamin
- Antar Diameter (Reduser )
 CARA MENGGELAR & MERINGKAS SELANG
1. Jenis gulungan selang
- Gulung ( Single & Double )
- Lipatan ( Flat , Accordion & U/tapal kuda )
- Angka 8 ( Figure of Eight )

2 Cara menggelar selang

- Arah lemparan dari sumber air ke arah api.
- Gelaran slang tidak boleh terpuntir.
- Slang tidak boleh ditarik/diseret.

3. Cara meringkas selang

- Luruskan selang (tanpa lekukan) & buang air dalam selang dari arah air ke
arah api.
- Gulung selang dari arah api ke sumber air.
 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
SEWAKTU MELAKSANAKAN LATIHAN SELANG

1. Lay Out ( Penggelaran )

• Gelar selang jangan ada yang terpuntir.
• Ikatan kopling harus baik.
2. Fire Fighting ( Pemadaman )
• Posisi memegang selang : harus mantap.
• Membuka & menutup Nozzle : arah harus keatas dengan kuda-kuda
yang baik.
• Sebelum merubah bentuk spray menjadi jet, kuda-kuda harus mantap.
• Jika tidak kuat menahan tarikan selang, nozzle jangan dilepaskan tapi
rendahkan badan
• Jika waktu memegang nozzle bertekanan tidak kuat dan jatuh, jatuhlah
bersama nozzle tersebut (jangan dilepas).
 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
SEWAKTU MELAKSANAKAN LATIHAN SELANG

3. Make - Up ( Penggulungan )

Sebelum membuka ikatan kopling, tutup seluruh induk yang ada

dipompa (hydrant) dan menghilangkan tekanan yang ada dalam
selang dengan cara membuka nozzle
Melepas kopling sewaktu selang masih bertekanan dapat
mengakibatkan selang lepas dan terputus dengan cepat dan akan
melukai tangan kita.
 SISTEM
SPRINKLER
 SISTEM SPRINKLER
ADALAH SUATU SISTEM YANG BEKERJA
SECARA OTOMATIS DENGAN
MEMANCARKAN AIR BERTEKANAN KE
SEGALA ARAH UNTUK MEMADAMKAN
KEBAKARAN ATAU SETIDAK-TIDAKNYA
MENCEGAH MELUASNYA KEBAKARAN
 SISTEM SPRINKLER
SISTEM SPRINKLER TERDIRI DARI :

* PENYEDIAAN AIR YANG CUKUP

* JARINGAN PIPA YANG CUKUP
* PERLENGKAPAN SPRINKLER
KLASIFIKASI KEPALA SPRINKLER

BERDASARKAN ARAH PANCARAN

* PANCARAN KEATAS
* PANCARAN KEBAWAH
* PANCARAN ARAH DINDING
 Tegak
(up right)

 Tergantung
(Pendent)

 Samping (Sidewall)
KLASIFIKASI KEPALA SPRINKLER

WARNA CAIRAN DALAM TABUNG GELAS

* WARNA JINGGA PADA TEMPERATUR 53º C
* WARNA MERAH PADA TEMPERATUR 68º C
* WARNA KUNING PADA TEMPERATUR 79º C
* WARNA HIJAU PADA TEMPERATUR 93º C
* WARNA BIRU PADA TEMPERATUR 141º C
* WARNA UNGU PADA TEMPERATUR 182º C
* WARNA HITAM PADA TEMPERATUR 201º C
53o C
141o C

68o C

182o C

79o C

201o C
260o C
93o C
 High zone
Medium Zone
Low zone

RESERVOIR
KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN
KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN DITENTUKAN BERDASARKAN JENIS KEGIATAN, BAHAN-BAHAN
YANG DIGUNAKAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN JUMLAH SERTA SIFAT PENGHUNI

A. BAHAYA KEBAKARAN RINGAN ADALAH HUNIAN YANG MEMPUNYAI NILAI KEMUDAHAN

TERBAKAR RENDAH DAN APABILA TERJADI KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS RENDAH,
MENJALARNYA API LAMBAT

YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN RINGAN : TEMPAT IBADAH, KLUB,

PENDIDIKAN, PERAWATAN, LEMBAGA, PERPUSTAKAAN, MUSIUM, PERKANTORAN,
PERUMAHAN, RUMAH MAKAN, HOTEL, RS, PENJARA

B. BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK I YAKNI HUNIAN YANG MEMPUNYAI

KEMUDAHAN TERBAKAR RENDAH , PENIMBUNAN BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
SEDANG DENGAN TIDAK LEBIH 2,5 METER DAN APABILKA TERJADI KEBAKARAN
MELEPASKAN PANAS SEDANG, PENJALARAN API SEDANG

YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOM,POK I : PARKIR MOBIL,

PABRIK ROTI, PABRIK MINUMAN, PENGALENGAN, BINATU, PABRIK ELEKTRONIKA, PABRIK
GELAS, PABRIK PERMATA
KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN
C. BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK II : YAKNI HUNIAN YANG
MEMPUNYAI NILAI KEMUDAHAN TERBAKAR SEDANG, PENIMBUNAN
BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR DENGAN TINGGI TIDAK LEBIH DARI 4
METER DAN APABILA TERJADI KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS
SEDANG, SEHINGGA MENJALARNYA API SEDANG
YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK II :
PENGGILINGAN GANDUM ATAU BERAS, PABRIK BAHAN MAKANAN, PABRIK
KIMIA, PERTOKOAN YANG PRAMUNIAGA KURANG DARI 50 ORANG

D. BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK III : YAKNI HUNIAN YANG

MEMPUNYAI NILAI KEMUDAHAN TERBAKAR TINGGI DAN APABILA TERJADI
KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS TINGGI, SEHINGGA MENJALARNYA API
CEPAT
YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN SEDANG KELOMPOK III :
PAMERAN, PABRIK BAN, PABRIK PERMADANI, BENGKEL MOBIL, STUDIO
PEMANCAR, GUDANG CAT, PERTOKOAN YANG PRAMUNIAGA LEBIH DARI
50 ORANG, PENGGERGAJIAN KAYU, PABRIK PENGOLAHAN TEPUNG
 KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN

E. BAHAYA KEBAKARAN BERAT : YAKNI HUNIAN YANG MEMPUNYAI

NILAI KEMUDAHAN TERBAKAR TINGGI DAN APABILA TERJADI
KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS TINGGI DAN PENJALARAN API
CEPAT

YANG TERMASUK HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN BERAT : PABRIK

KIMIA, PABRIK BAHAN PELEDAK, PABRIK CAT, PABRIK KOREK
API, PABRIK KEMBANG API, PEMINTALAN BENANG, STUDIO FILM
DAN TELEVISI, PENYULINGAN MINYAK, PABRIK KARET BUSA,
PABRIK PLASTIK BUSA.
 KLASIFIKASI BANGUNAN
KLASIFIKASI BANGUNAN TINGGI JUMLAH LANTAI PENGGUNAAN SPRINKLER

A. Tidak bertingkat Ketinggian sampai dengan 8 Tidak diharuskan

meter satu lantai

B. Tidak bertingkat Ketinggian sampai dengan 8 Tidak diharuskan

meter atau dua lantai

Ketinggian sampai dengan 14

C. Bertingkat rendah meter atau 4 lantai Tidak diharuskan

D. Bertingkat tinggi Ketinggian sampai dengan 40

meter atau 8 lantai Diharuskan mulai dari
lantai 1

E. Bertingkat tinggi Ketinggian lebih dari 40 meter Diharuskan mulai dari

atau diatas 8 lantai lantai satu
 SISTEM PERSEDIAAN AIR
a. Klasifikasi bahaya ringan.
Kapasitas tangki 9 m3
Waktu yang diperlukan untuk pengisian bak dari air PDAM
atau sumur bor yaitu 30 menit

b. Klasifikasi bahaya sedang

Kapasitas golongan I 12 m3
Kapasitas golongan II 22 m3
Kapasitas golongan III 33 m3
Waktu yang diperlukan untuk pengisian bak, dari air PDAM
atau sumur bor yaitu sekitar 60 menit.
SISTEM PERSEDIAAN AIR
c. Klasifikasi sangat bahaya
Kapasitas air diperkirakan sekitar 69 – 290 m3 , waktu
pengisian 90 menit
Bila daerah-daerah pabrik atau bangunan letaknya dekat
dengan Pusat Pemadam Kebakaran, maka perhitungan-
perhitungan tersebut dapat dikurangi, dengan perhitungan
bahwa mobil pemadam kebakaran dapat sampai ditempat
dan siap memancarkan air dalam waktu 30 menit setelah
kebakaran diketahui.
 SISTEM POMPA
1. Pompa kebakaran harus dapat mengalirkan air secara
otomatis ke sprinkler-sprinkler , dan tekanan minimum
untuk sprinkler yang terjauh dan tertinggi adalah 1 kg / cm2.
2. Pompa pompa kebakaran harus letaknya terpisah dari
pompa-pompa dan mudah dicapai untuk perbaikan-
perbaikan dan pemeriksaan.
3. Pompa-pompa sprinkler tidak boleh dipergunakan juga
untuk keperluan lain seperti hydrant dan lain-lain.
SISTEM POMPA
4. Pompa-pompa kebakaran dengan motor listrik atau dengan
tenaga sendiri seperti diesel atau motor lain sehingga pompa-
pompa dapat bekerja secara otomatis.
5. Pipa-pipa penyedot untuk masing-masing pompa harus berdiri
sendiri atau dipisahkan, dan besarnya pipa penyedot harus
sedemikian rupa, sehingga kecepatan aliran dalam pipa
penyedot tidak melebihi 1 meter / detik.
6. Penyediaan pompa-pompa harus sedemikian rupa, sehingga
bila listrik padam, pompa bensin atau diesel dapat bekerja
dengan kapasitas yang sama.
Syarat kapasitas aliran pompa kebakaran

I. Klasifikasi bahaya ringan

Untuk konstruksi yang tidak mudah terbakar
termasuk atap-atapnya
Kapasitas aliran minimum = 300 liter/menit.
Untuk konstruksi biasa,
Kapasitas aliran minimum 375 liter/menit.
Syarat kapasitas aliran pompa kebakaran

II. Klasifikasi bahaya sedang

Golongan I kap. minimum 375 liter/menit
Golongan II kap. minimum 725 liter/menit
Golongan III kap. minimum 1000 liter/menit
Golongan III spesialis kapasitas minimum
1800 liter/menit
Syarat kapasitas aliran pompa kebakaran

III. Klasifikasi sangat berbahaya

Untuk klasifikasi ini kapasitas aliran air harus dihitung secara
cermat, dengan memperkirakan luas daerah yang terbakar,
berupa sprinkler yang pecah.
Dalam hal ini juga harus dipertimbangkan bahwa semprotan
air yang banyak dapat menambah beban lantai, Sehingga
dapat meruntuhkan bangunan.
Kapasitas aliran air diperkirakan berkisar antara 2300 liter/
menit
SYARAT DAERAH CAKUPAN

Minimal daerah cakupan (coverage area) : maksimum

pengaman tiap kepala sprinkler memenuhi syarat ,
yakni untuk :
 bahaya kebakaran ringan 20 M2
 bahaya kebakaran sedang I 12 M2
 bahaya kebakaran sedang II 10,5 M2
 bahaya kebakaran sedang III 9 M2
 bahaya kebakaran berat lebih kecil dari 9 M2
SYARAT JARAK SPRINKLER
Jarak prinkler maksimal cukup / memenuhi syarat, yakni untuk :
 bahaya kebakaran ringan : 4,6 M
 bahaya kebakaran sedang I : 4M
 bahaya kebakaran sedang II : 3,5 M
 bahaya kebakaran sedang III : 3M
 bahaya kebakaran berat : 3M
 SYARAT KEPADATAN PANCARAN

Kepadatan pancaran memenuhi syarat/cukup , yakni

 bahaya kebakaran ringan : 2,25 mm / menit
 bahaya kebakaran sedang I : 5 mm / menit
 bahaya kebakaran sedang II : 5 mm / menit
 bahaya kebakaran sedang III : 5 mm / menit
 bahaya kebakaran berat : 7,5 – 12,5 mm / menit
SYARAT UKURAN NOMINAL LUBANG KEPALA
SPRINKLER

Ukuran nominal lubang kepala sprinkler atau sprinkler

nozzle memenuhi syarat yakni :
 bahaya kebakaran ringan : 10 mm
 bahaya kebakaran sedang I : 15 mm
 bahaya kebakaran sedang II : 15 mm
 bahaya kebakaran sedang III : 15 mm
 bahaya kebakaran berat : 20 mm
ADA 4 SEBAB KENAPA ALARM GONG BERBUNYI

1. TERBUKANYA KEPALA SPRINKLER

2. TERBUKANYA DRAIN ATAU TEST VALVE
3. KERUSAKAN INSTALASI SEHINGGA AIR
BOCOR KELUAR
4. TEKANAN AIR DARI SUPLAI MENINGKAT,
YANG AKAN MENGANGKAT ALARM VALVE
DAN AIR MASUK LEWAT TURBIN KEMUDIAN
MEMBUNYIKAN GONG
PEMOMPAAN
Pada dasarnya sistem pemompaan untuk instalasi sistem
sprinkler sama saja dengan pemompaan system hydrant.
Untuk mengendalikan tekanan air dalam sistem sprinkler dan
mengendalikan jalannya pompa di pakai pressure switch.
Disamping pompa-pompa tersebut dapat start secara otomatis,
dalam panel pompa harus dilengkapi sarana untuk menstart
pompa secara manual.
 PEMIPAAN
Jenis pipa yang dapat digunakan adalah : baja, baja galvanis
atau tembaga.
Dalam pemipaan sprinkler,harus dipasang fire departement
connection atau sering disebut : seamese connection (
sambungan kembar )
CARA KERJA SPRINKLER SYSTEM
1. Air Fusible bulb/fusiblelink penahan orifice kepala sprinkler
pecah atau meleleh akibat panas kebakaran.
2. Menyembur/menyemprot keluar dari kepala sprinkler.
3. Tekanan air didalam pipa berkurang,
4. Katup kontrol akan terbuka dan pompa akan bekerja
memompakan air dari bak penampungan ke jaringan pipa.
5. Aliran air yang melalui katup kontrol akan mengaktifkan tanda
bahaya yang terletak di dekat katup kontrol dan ruang
pengawas.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN INSTALASI SISTEM
SPRINKLER :
1. Komponen persediaan air / water supply atau reservoir
2. Komponen pemompaan dan perlengkapannya
3. Komponen jaringan pipa / pemipaan
4. Komponen sprinkler dan perlengkapannya
Memeriksa dan menguji instalasi sprinkler pada hakekatnya
adalah memeriksa dan menguji keempat komponen tersebut
diatas.
Dalam pelaksanaannya memeriksa keempat komponen
tersebut tidak dilakukan satu persatu tetapi sebagai satu
kesatuan yang menyeluruh.
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN
SISTEM SPRINKLER :

1. Pemeriksaan sistem panel dan cara kerja

otomatis dari pompa.
2. Pemeriksaan pompa :
• Kapasitas pompa
• Kecepatan putaran pompa
• Tekanan pompa
3. Keadaan sumber air dan kapasitas bak air
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN SISTEM
SPRINKLER :

4. Pemipaan :
* Periksa kekuatan pipa terhadap tekanan
* Periksa kekuatan kotoran & endapan
* Periksa kebocoran
5. Bersihkan dan periksa sprinkler-sprinkler
6. Periksa stock sprinkler cadangan di gudang
7. Pembersihan pemipaan
Terima Kasih