Anda di halaman 1dari 67

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

BAB I

SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIC RSUD KOTA DUMAI

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. UMUM
Merupakan pengadaan segala bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan kerja dan alat-alat bantu untuk
penyelesaian Pekerjaan Mekanikal dna Elektrikal pada Pembangunan Gedung Diagnostic Center
RSUD Kota Dumai dengan tahapan pekerjaan sebagai berikut :

A. MEKANIKAL
I. PEKERJAAN FIRE PROTECTION SYSTEM
II. PEKERJAAN AIR CONDITIONING
III. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

B. ELEKTRIKAL
I. PEKERJAAN POWER LISTRIK CADANGAN
II. PEKERJAAN PANEL DISTRIBUSI
III. PEKERJAAN INSTALASI KABEL POWER
IV. PEKERJAAN TITIK INSTALASI
V. PEKERJAAN VERTICAL TRANSPORTATION
VI. PEKERJAAN FIRE ALARM SYSTEM
VII. PEKERJAAN SOUND SYSTEM
VIII. PEKERJAAN JARINGAN DATA DAN TELEPHONE
IX. PEKERJAAN MASTER ANTENA TELEVISI ( MATV )
X. PEKERJAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISION ( CCTV )

1.2. KEWAJIBAN KONTRAKTOR


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan pengadaan dan instalasi Mekanikal Elektrikal pada
Pembangunan Pembangunan Gedung Diagnostic Center RSUD Kota Dumai maka kontraktor
harus mempersiapkan :

1) Menyediakan segala material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ME , baik


sarana atau pun prasarana kerja.

2) Menyediakan Tenaga kerja, tenaga ahli dan peralatan kerja serta sumber daya ( arus listrik )
yang memadai baik dalam jumlah dan kualifikasi sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

3) Mempersiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan , baik secara global ( time scedule ) atau pun
parsial ( time work sheet ), serta target pencapaian progress kerja yang di monitor oleh pihak
konsultan manajemen konstruksi.

4) Membuat gambar kerja (shop drawing) lengkap dengan metode pelaksanaan yang mengacu
kepada standart keselamatan kerja. Sebelum melaksanakan item – item pekerjaan , terlebih
dahulu kontraktor harus mengajukan shop drawing dan metode pelaksaan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuan (approval) apakah pekerjaan tersebut
sudah layak untuk dimulai.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

PASAL 2
PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, maka Peraturan –peraturan tersebut di bawah ini
berlaku mengikat dan kontraktor di anggap telah mengetahui dan memahaminya termasuk apabila
ada segala perubahan dan tambahannya yang berlaku sampai masa di terbitkan RKS ini. sebagai
berikut :

1) Perpres No.54 Tahun 2010.


2) Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden Voor de Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkwn (AV) 1941.
3) Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan ( PUBB – NI .3 )
4) Peraturan Umum Instalasi Indonesia ( PTUL – 1971 )
5) Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225-87-D)
6) Peraturan Penangkal Petir (SKBI 1.3.53.1987).
7) Peraturan SNI Pemadam Kebakaran 03-1745,03-6382,03-3989 Tahun 2000
8) Peraturan SNI Pemadam Kebakaran 03-6570 Tahun 2001
9) Peraturan Pemasangan Pemadam api ringan (SKBI 3.4.53.1967)
10) Peraturan Plambing ( SNI Plambing Tahun 2000 )
11) Peraturan Umum Instalasi Air ( AWI )
12) Peraturan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0162-1987-A).
13) Peraturan Sambungan pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-1987-A).
14) Peraturan Kran Rumah Tangga (SNI 0122-1987-A).
15) Peraturan Tata Cara Pengecatan Logam (SKSNI T-09-1990-F).
16) Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 atau PLN setempat.
17) Peraturan-peraturan dan standar-standar yang ditentukan oleh VDE, DIN, NEMA, IEC, BS,
JIS, FOC, NFPA, NEC dll.
18) Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh instansi Pemerintah setempat, yang
berhubungan dengan permasalahan bangunan.

PASAL 3
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN

3.1 FIRE PROTECTION SYSTEM


Fire Protection System atau Sistem Pemadam Kebakaran memiliki kebutuhan peralatan utama
sebagai berikut :

3.1.1. POMPA PEMADAM KEBAKARAN

1. Pompa pemadam kebakaran adalah pompa yang memasok kebutuhan air untuk
memadamkan kebakaran sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat
secara otomatis.
2. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari satu atau lebih pompa utama ( Main Fire Pump
) dan satu pompa joki ( Jockey Fire Pump ).
3. Sistem pemadam kebakaran yang digunakan merupakan sistem terpisah, dimana akan
menggunakan 1 set pompa kebakaran standart untuk masing – masing sistem hydrant dan
sprinkler.
4. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari peralatan sbb :
- Jockey Fire Pump lengkap dengan motor
- Main Pump lengkap dengan motor
- Inlet dan Outlet header
- Inlet dan Outlet valves
- Check valve against water hammer
- Inlet strainers
- Power control panels
- Flow regulator
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

- Pressure switches
- Pressure Gauges
- Hydraulic Connections
- Electric Connections
- Announciation pump status
3.1.2. SPRINGKLER CONTROL VALVE SET

1. Sprinkler Control Valve Set terdiri dari dua kebutuhan, yaitu main control valve set dan branch
control valve set yang secara garis besar.
2. Main Control Valve Set adalah sprinkler yang dipasang setiap maksimum 500 kepala sprinkler
untuk bahaya kebakaran ringan, dan 1000 kepala sprinkler untuk bahaya kebakaran sedang.
3. Branch Control Valve Set adalah sprinkler yang dipasang seperti yang tertera pada gambar
perencanaan , dimana Branch Control Valve Set harus mampu memberikan signal listrik
kepada control alarm system apabila terjadi aliran air sebesar 1 kepala sprinkler.
4. Sprinkler Flushing , yaitu komponen yang berfungsi untuk membuang air mati dalam jaringan
pipa sprinkler.

3.1.3. BOX HYDRANT

1. Box Hydrant yang dimaksud dalam spesifikasi ini adalah Out door Hydrant Box dan In door
Hydrant Box lengkap dengan aksesories , fire hose, jet nozzle, hose rack, alarm push button,
alarm lamp, alarm horn dan jack interphone.
2. Spesifikasi umum box hydrant ini “ steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1000 mm T, 180
mm D” dan “steel box indoor type, ukuran 750 mm L, 1250 mm T, 180 mm D”.
3. Box hydrant di cat powder coating warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT pada
o
tutup yang dapat dibuka 180 dan dilengkapi stopper.
4. Pemasangan Hydrant Box Outdoor harus dilengkapi dengan pengaman ( jeruji besi ) untuk
menghindari dari resiko kemalingan atau perilaku iseng manusia disekitar nya yang dapat
merusak instalasi ini.

3.1.4. PILLAR HYDRANT

1. Pillar Hydrant yang digunakan adalah jenis Short Type Two Ways dengan main valve dan
branch valbes ukuran 100 x 65 x 65 mm.
2. Siamense Connection yang digunakan adalah jenis type Two Ways dengan main valve dan
branch valbes ukuran 100 x 65 x 65 mm.
3. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Mobil Dinas
Pemadam Kebakaran setempat.
4. Setiap Siamense Connection dan Pillar Hydrant harus dilengkapi dengan Gate Valve untuk
memudahkan perawatan.

3.1.5. PEMADAM API RINGAN

1. Pemadam api ringan disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh
setiap penghuni bangunan.
2. Untuk daerah umum dan ruangan mesin disediakan 1 bh pemadam api ringan jenis CO2
kapasitas 6 kg untuk setiap ruangan yang dibutuhkan.

3.1.6. PEMIPAAN

1. Pipa yang digunakan untuk instalasi Fire Protection System adalah pipa baja hitam atau “Black
Steel Pipe” (BSP) Sch 40, dengan diameter sesuai gambar rencana.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

2. Pemasangan pipa BSP Sch 40 dilengkapi dengan komponen pendukung seperti support
(perletakan di atas tanah, lantai atau dinding ) , hanger ( untuk pipa yang di gantungkan ), dan
insulasi / wrapped untuk pipa yang ditanam.
3. Pipa di cat merah ( powder coating ), merupakan baja anti karat, dan pipa harus sesuai standart
ASTM A 53 Grade A.

3.1.7. TANGKI AIR PEMADAM KEBAKARAN

1. Tangki air pemadam kebakaran berfungsi untuk menyediakan air dengan volume tertentu
setiap saat.
2. Tangki air untuk cadangan pemadam kebakaran harus diengkapi denganl :
- Manhole
- Tangga Mini
- Pipa pelimpah dan pipa penguapan
- Water level indicator
- Pipa vent penghubung ataupun vent udara keluar

3.2 AIR CONDITIONING SYSTEM


3.2.1. UMUM

Air Conditioning System atau Sistem Penataan Udara pada Pembangunan Pembangunan Gedung
Diagnostic Center RSUD Kota Dumai ini terdiri dari 2 sistem :

3.2.2 Persyaratan Unit- Unit Mesin

VRF inverter system, jenis Duct ,Cassette & Wall type.

Ketentuan Umum,
a. Harus dari jenis AC VRF Inverter (Variable Refrigerant Flow/Volume system),
model Duct , Cassette, Ceiling dan Wall type secara lengkap berikut Aksesories
dan system kontrol operasinya (thermostat, Separation Tube, Filter udara dan
kontrol-kontrol lainnya).
b. Kapasitas mesin harus dapat mengatasi beban pendinginan sesuai yang
tercantum dalam gambar Skedul Peralatan AC & Fan.
c. Unit harus disediakan secara lengkap sehingga siap untuk disambung dengan
'refrigerant piping' dan diisi refrijerant R410a untuk kemudian dioperasikan tanpa
perlu ditambah dengan kelengkapan lainnya.

Condensing Unit,
a. Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh komponen
didalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan sinar matahari.
b. Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut,
Hermetic compressor
Variable rotation dengan teknologi DC Twin Rotary Inverter
Air-cooled condenser coil
Fan dan motor drive dengan power DC
Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter
Charging valve
Heavy duty coil guard
Control equipment.

Refrigerant Field Piping,


a. Mengikuti rekomendasi dari pabrik pembuat untuk penentuan diameter pipa
penempatan trap, tambahan receiver dan lainnya.
b. Dilengkapi dengan isolasi dari jenis Foamed Neoprene Rubber Pipe Insulation
tebal 0.5 inch, produk Armaflex
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

c. Menggunakan 'hard drawn copper tube' sesuai dengan ketentuan pada Bab Persyaratan
Teknis MEP atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat unit AC.

3.2.3 Axial Flow Ventilating Fan

Ketentuan Umum,
a. Unit harus dipilih dengan laju aliran udara yang mampu mengatasi beban kerja
seperti yang dicantumkan pada gambar skedul peralatan.
b. Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas Fan, Kontraktor harus sudah
memperhitungkan segala kemungkinan adanya penurunan kapasitas terhadap
pertambahan static pressure sebagai akibat dari static pressure loss pada diffuser
atau grille atau atau filter atau damper dan/atau peralatan lain di dalam saluran
udara sesuai dengan yang akan dipasang.

Konstruksi,
a. Harus dari jenis Adjustable Pitch Axial-Flow Fan factory adjusted dan fixed pada
sudut tertentu sesuai dengan kebutuhan dengan standar produk
b. Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran udara.

Impeller,
a. Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai standard ARI
b. Harus seimbang secara dinamis maupun statis.
c. Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL.
d. Harus direct coupled dengan motor penggeraknya.

Casing,
a. Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi dengan
bahan chlorinated rubber paint
b. Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor.
c. Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan saluran
udara.

Motor,
a. Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust-grease-corrosion-roof
motor dengan insulation class F.
b. Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar antara
0
50-75 C.

4.1.1.1. Daftar Matrial

No Matrial Merk
1. Unit Air Conditioning VRF Sistem MITSUBISHI
2. Pipa Refrigerant Kembla,Denji,Crane E
3. Pipa Pengembunan (PVC) Wavin,Rucika, Unilon
4. Isolasi Pipa Refrijran,Pengembunan Armafalex,Thermaflex, Insulflex
5. PolyUrethan TD Duct, MG Duct,First Duct
6. Exhause/Intake Fan Panasonic, CKE, Kruger, KDK

3.3 INSTALASI PLUMBING


3.3.1. UMUM

Yang dimaksud dengan pekerjaan plumbing secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi,
pembuatan, pemasangan, peralatan – peralatan, bahan – bahan utama dan alat bantu serta
pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dalam mengelola sirkulasi air bersih ataupun
air buangan dalam konstruksi bangunan gedung.

Olek karena itu diperlukan lah komponen plumbing sebagai berikut :


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

3.3.1. POMPA FILTER

1. Pompa filter berfungsi untuk mengolah air baku ( raw water ) menjadi air bersih ( clean water
).
2. Pompa filter juga berfungsi untuk menjernihkan air hasil pengeboran, sehingga air yang
dihasilkan bebas dari kandungan lumpur.
3. Pompa filter dilengkapi dengan panel power, piping dan perletakan pondasi ke tanah.
4. Apabila muka air ditangki clean water turun ke batas “L (50%)” maka pompa akan on
sampai muka air naik ke batas “H (100%).
5. Alarm akan berbunyi apabila level air di CWT mencapai “HH (110%)”.
6. Pompa pertama dan kedua bekerja secara bergantian.
7. Pompa tidak bias bekerja lagi apabila muka air ditangki raw water berada diambang batas
“LL(25%)” dan akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai batas “L (50%)”.
8. Alarm akan berbunyi pada saat level air di RWT “LL ( 25%).

3.3.5. SAND FILTER TANK

1. Sand filter harus mampu menyaring kotoran yang berasal dari sumber air bersih.
2. Setiap Sand Filter antara lain terdiri dari peralaan sbb :
a. Inlet, Outlet dan drain Valves.
b. Presure gauges inlet dan outlet.
c. Safety valve.
d. Tanki Mild Steel / Fiber Glass
3. Spesifikasi San Filter sbb :
a. Model : Pressurized Sand Filter
b. Media : Pasir Silika ex Bangka / Import
c. Body : Mild Steel, Sand Blasting & Expoxy Coating (Inner & Outer) atau
fiber glass
d. Filter velocity : 4,0m3/h/m2
e. Back wash : Automatic
f. Tekanan Kerja : 5 bar

3.3.6. CARBON FILTER

1. Carbon filter harus mampu mengatasi warna dan bau yang berasal dari sumber air bersih.
2. Setiap Carbon Filter antara lain terdiri dari peralatan sbb :
a. Inlet, Outlet dan drain Valves
b. Presure gauges inlet dan outlet
c. Safety valve
d. Tanki Mild steel / Fiber Glass
3. Spesifikasi Carbon Filter :
a. Model : Presurized Carbon Filter
b. Media : Activated Carbon dari batok kelapa
c. Body : Mild Steel, Sand Blasting & Epoxy Coating (Inner & Outer) atau
Fiber Glass
d. Filter Velocity : 4m3/h/m2
e. Back Wash : Automatic
f. Tekanan Kerja : 5 bar
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

3.3.7. WATER TANK ( Tangki Air )

1. Tangki penyimpanan air yang digunakan adalah type FRP ( Fiber Reinforced Plastic ) ,
berbentuk persegi ( kotak ) dengan Rod bar terbuat dari stainless steel dan dibuat menjadi
dua bagian untuk memungkinkan pengurasan dan perbaikan dengan dimensi sesuai
kebutuhan / kapasitas yang diinginkan.
2. Pada Pembangunan Pembangunan Gedung Diagnostic Center RSUD - Dumai ini,
3
digunakan dua jenis tangki FRP , yaitu tangki dengan kapasitas 90 M yang terletak di atas
3
tanah, dan tangki FRP dengan kapasitas 12 M yang terletak di atas lantai dag (atap).
3. Tanki FRP kapasitas 90 M3 dilengkapi dengan CWT ( Clean Water Tank ) dan RWT ( Rain
Water Tank ).
4. Tangki air yang dibuat dari beton harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
- Manhole
- Tangga inspeksi terbuat dari pipa besi hot dip galvanized
- Tangki berdiri diatas H Beam yang ditumpu oleh pedestal struktur
- Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar dilengkapi dengan insect screen
- Pipa peluap dan pipa penguras
- Indikator muka air
- Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel, vent, WLC, over
flow dlsb.

3.3.8. BOOSTER PUMP ( Pompa Distribusi )

1. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat-alat plumbing pada lantai – lantai
yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air di dalam pipa pada setiap
lantai secara merata dan seimbang / balance.
2. Pompa booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi laju
aliran pada setiap saat secara otomatis.
3. Setiap booster pump harus mempunyai sekurang – kurangnya terdiri dari 2 pompa dan
paling banyak 4 pompa yang bekerja paralel, sedangkan laju aliran masing-masing pompa
harus mengacu kepada standart pabrik perakit booster pump.
3
4. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 M / jam boleh mempergunakan
Pressure Control System.

3.3.9. POMPA TRANSFER

1. Pompa transfer berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air atas.
2. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa.
3. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki bawah
maupun tangki atas.
4. Apabila muka air ditangki turun ke batas “L (50%)” maka pompa akan on sampai muka air
naik ke batas “H (100%).
5. Alarm akan berbunyi apabila level air di tangki atas mencapai “HH (110%)”.
6. Pompa pertama dan kedua bekerja secara bergantian.
7. Pompa tidak bias bekerja lagi apabila muka air ditangki bawah ( CWT ) untuk air bersih dan
Recycling Tank untuk air glontor berada diambang batas “LL(25%)” dan akan bekerja lagi
apabila air terisi kembali sampai batas “L (50%)”.
8. Alarm akan berbunyi pada saat level air di CWT “LL ( 25%).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

3.3.10. PRESSURE TANK

1. Pressure Tank atau tangki tekan adalah suatu sistem pengaliran air yang digunakan dimana
pada suatu kondisi tidak dapat menggunakan sistem sambungan langsung.
2. Air yang telah ditampung di water tank, dipompakan ke suatu bejana tertutup, sehingga
udara di dalamnya terkompresi, pompa akan bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu
detektor tekanan yang membuka dan menutup saklar motor listrik penggerak pompa.
3. Pompa akan berhenti bekerja apabila tekanan tangki telah mancapai suatu batas minimum
2
yang ditetapkan, biasa nya berkisar antara 1 s/d 1,5 Kg/cm .

3.3.11. SISTEM PERPIPAAN

1. Lingkup pekerjan sistem perpipaan meliputi :


- Pipa
- Sambungan
- Katup
- Strainer
- Sambungan Flekibel
- Penggantung dan penumpu
- Sleeve
- Lubang pembersihan
- Galian
- Pengecatan
- Pengakhiran
- Pengujian
- Peralatan Bantu

2. Material pipa untuk instalasi plumbing adalah :


- Polypropelene Random Copolymer ( PPR PN 10 ) untuk distribusi air bersih ( Cold )
- Polypropelene Random Copolymer ( PPR PN 20 ) untuk distribusi air bersih ( Hot )
- Polyvinyl Chloride ( PVC ) AW untuk buangan air kotor dan air bekas
- Galvanized Steel Pipe ( GIP ) untuk instalasi pompa
- Black Steel Pipe ( BSP ) Sch 40 untuk instalasi pengeboran sumur dalam ( deep well ).

PASAL 4
PEKERJAAN SANITAIR FIXTURES

16.1. UMUM

1) Uraian Pekerjaan
a) Yang termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang digunakan dalam pekerjaan ini
hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya.
b) Pekerjaan pemasangan kloset, keran, bak mandi, floor drain.

2) Daftar Material

No Matrial Merk
1. Pipa Air Bersih Toro,Wavin,,SD,GF,
2. Pipa Air Kotor,Bekas & Hujan Wavin,Rucika, Unilon
3. Valve Kitzawa,Toyo
4. Roof Tank FRP Multitech,Induro
5. Pompa Air Bersih,Submersible Caprari,Ebara,Grundfos
Boster.
6. Sanitary TOTO
7. Accessories Honda,San e
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Pasal 5
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
17.1 UMUM

1) Pekerjaan Elektrikal meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaiakan pekerjaan Elektrikal sesuai dengan rencana
gambar kerja.
2) Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
bersifat mengikat.
3) Seluruh pekerjaan instalasi Listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan sub kontraktor
yang berpengalaman di bidangnya.
4) Semua material yang disuplai dan dipasang oleh kontraktor harus baru, dari produk yang
berkualitas. Kontraktor harus menyertakan lampiran material yang terperinci dari semua
bahan yang akan dipasang dengan keterangan minimal ada nama pabrik produsen, nama
produk, mertek dan spsifikasi type bahan.
5) Daftar pengajuan material ini adalah mengikat, lengkap dan apabila terbukti ada perbedaan
antara pengajuan material dengan yang dipasang, maka MK berhak untuk menolak dan
memerintahkan kontraktor mengganti material tersebut sesuai dengan spesifikasi yang
tercantum dalam BQ maupun gambar rencana.
6) Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum dalam
:
a) Spesifikasi
b) Gambar Rencana dan
c) Berita Acara Aanwijzing.
7) Persyaratan Kontraktor Listrik.
a) Harus mempunyai SIKA - PLN golongan K2 yang masih berlaku.
b) Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Direksi lapangan.
8) Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja (Shop Drawing), dan rencana kerja
sebelum melaksanakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Pengawas /
Pemberi Tugas / Perencana. Gambar serta rencana kerja ini tersedia di ruang Kontraktor dan
mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh Pemberi Tugas, Konsultan / Pengawas.
9) Setelah pekerjaan selesai Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar instalasi yang
telah direvisi dan disahkan oleh PLN dalam angkap 4 (empat), dilampiri surat tanda keluar
dari PLN yang menyatakan bahwa pemasangan instalasi tersebut telah memenuhi syarat-
syarat yang diwajibkan.
10) Kontraktor harus dapat menjamin bahwa spare part / perlengkapan-perlengkapan lainnya
mudah di dapat.
11) Semua Instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 (tiga) core dan core
yang ketiga merupakan jaringan pentahanan disatukan kepanel listrik.
12) Semua Panel listrik harus diberi pentahanan dengan kawat BC yang ukurannya sesuai
gambar.
13) Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi perlindungan anti
karat.
14) Sistem Tegangan Listrik menggunakan tegangan listrik 380 Volt / 3 Phase / 50 Hz dan 220
Volt / 1 Phase / 50 Hz.
15) Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.Kontraktor boleh
memilih kapisitas yang lebih besar dari yang diminta, dengan syarat.
a. Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
b. Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
c. Tidak meminta pertambahan ruang.
d. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
e. Tidak menurunkan mutu.
16) Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat Surat
Perintah Kerja (SPK). Ajukan usul-usul kepada Direksi pelaksanaan apa yang diperlu dirubah
atau diatur kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkan dan
bekerja dengan semestinya.
17) Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran, meneliti peil-
peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
18) Apabila ada perbedaaan antara pengukuran di lapangan dengan gambar, ajukan data-data
kepada Direksi Pelaksana.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

19) Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan atau detail
sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan dari Direksi
Pelaksana.
20) Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan instalasi dan
peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
21) Semua bahan Instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau dipasang
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pelaksana.
22) Kontraktor harus dapat menjaga keadaan site tempat bekerjanya selalu bersih selama
pemasangan instalasi, semua sisa bahan dan sampah harus diangkut dari site. Pada akhir
penyelesaian, kontraktor harus memeriksa keseluruhan pekerjaan dan harus dalam keadaan
rapi, bersih, dan siap digunakan.
23) Daftar Bahan
Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Pelaksana menerima pemberitahuan
untuk memulai pekerjaan, pelaksana harus menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) dan didalamnya tercantum nama
dan alamat manufacturer / pabrik pembuatannya, katalog dan keterangan lain yang dianggap
perlu oleh Direksi/Pengawas. Daftar bahan diajukan dengan brosur-brosur peralatan yang
lengkap yang mencantumkan nama dan alamat dari pembuatannya untuk diajukan kepada
Pemberi Tugas. Persetujuan akan diberikan atas dasar data-data tersebut dan bahan yang
akan digunakan harus sesuai dengan yang disyaratkan dan harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan bersegel.
Pelaksanaan Pekerjaan
Bahan yang akan digunakan adalah sesuai dengan yang disyaratkan dan harus dalam
keadaan baru. Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli atau mendapat latihan
khusus, instalatur yang mendapat pengesahan atau sertifikat dari PLN setempat. Pelaksana
harus memiliki Surat Izin Kerja (SIKA) dan Pass dari PLN yang masih berlaku.
24) Gambar-gambar Kerja
Setelah daftar bahan dari perusahaan dengan keadaan lapangan / lokasi pemakaian disetujui
oleh Perencana, Pelaksana harus menyerahkan gambar-gambar kerja atau pelaksanaan
untuk mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
Dalam gambar kerja ini dengan jelas harus terlihat dan dijamin bekerjanya alat-alat didalam
sistem secara keseluruhan. Bila dirasa perlu adanya perubahan-perubahan atau
penyimpangan dari pada sistem yang direncanakan sehubungan dengan daftar bahan yang
diajukan tanpa merubah fungsi sistem serta maksud sistem semula/sebenarnya, dapatlah
diajukan dengan memberikan alasan yang tepat. Perubahan diatas harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas dan tidak membawa akibat tambahan biaya bagi Pemberi
Tugas.
25) Peralatan Yang Disebut Dengan Merk Penggantinya
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture dan lain-lain yang disebutkan serta
diisyaratkan ini, harus disediakan oleh Pelaksana sesuai dengan peralatan yang disebut
dengan nama merk tersebut diatas. Penggantian merk harus dengan persetujuan Pemberi
Tugas.
26) Perlindungan Pemilik
Atas kegunaan bahan, material, sistem, sertifikat, lisensi dan lain-lain oleh Pelaksana pemberi
Tugas dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan juridis lainnya.
27) Contoh
Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk meminta
persetujuan Pemberi Tugas / Perencana dan semua biaya berkenaan dengan penyerahan
contoh-contoh ini menjadi tanggung jawab Pelaksana.
28) Garansi
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama 120 (seratus dua
puluh hari), semua bahan, material, perlengkapan dan pekerjaan yang tidak baik harus
secepatnya diganti serta diperbaiki oleh Pelaksana tanpa Biaya Tambahan.

17.2 LINGKUP PEKERJAAN

1) Pemasangan Instalasi dan Peralatan.


a) Kabel NYM untuk saklar dan stop kontak dimasukkan dalam pipa PVC HI Counduit
diameter 20 mm dan dipasang inbouw pada dinding / kolom.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

b) Semua kabel harus dipasang lurus atau sejajar dan jari-jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syarat-syarat pabrik pembuatnya.
c) Kabel-kabel feeder harus diklem dengan klem khusus atau dengan besi siku yang dicat
anti karat.
d) Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dengan saklar melalui dinding bata
memakai pipa PVC HI Counduit Diameter pipa yang digunakan disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
e) Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (three ways atau
two ways). Tutup terminal box tersebut harus dapat dilepas dan dipasang kembali
dengan mudah dengan memakai sekrup.
f) Pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi dan harus diklem pada plat
dak sehingga mempermudah perawatan.
g) Kabel-kabel yang dipasang di dalam dak beton, kolom beton, dinding beton harus
menggunakan pipa PVC HI Counduit.
h) Hantaran-hantarannya yang tidak ditarik diatas langit-langit seperti pemasangan pada
kolom beton, maka pipa-pipa sudah harus dipersiapkan sebelum pengecoran beton
dilakukan, termasuk kotak-kotak saklar dan lain sebagainya.
i) Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak harus didalam dos yang
disetujui oleh Perencanaan las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
j) Kotak-kotak sambung sedapat mungkin ditempatkan pada tempat-tempat yang mudah
dicapai pada saat diperlukan pelaksanaan perbaikan atau pergantian kabel dikemudian
hari.
k) Tidak diperkenan mempergunakan potongan-potongan kabel secara sambung-
menyambung kecuali pada tempat-tempat tertentu seperti percabangan dari suatu
rangkaian.
l) Semua sambungan kabel harus dilaksanakan dengan klem baut dan terlindung didalam
kotak sambungan, untuk menghindari gangguan yang dapat terjadi akibat sentuhan-
sentuhan.
m) Pada ujung hantaran-hantaran yang akan disambung pada titik penerangan atau yang
akan dihubungkan langsung dengan alat listrik harus dilengkapi dengan kotak-kotak
sambungan ujung yang mempunyai klem baut seperti terminal box, ceiling rose box dan
lain sebagainya.
n) Semua sambungan harus terikat kuat untuk menjamin kotak yang sempurna.
o) Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
p) Setiap kabel daya pada ujungnya diberi isolasi berwarna untuk mengindetifikasi
phasenya sesuai dengan PUIL.
q) Pada raute kabel setiap 25 meter dan setiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
r) Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan kabel ditengan jalan
kecuali pada tempat penyambungan.

2) Kabel Dalam Tanah


a) Kabel Bertegangan rendah NYFGbY harus ditanam minimal sedalam 60 cm.
b) Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah diberi
pasir dan ditanam minimal sedalam 60 cm.
c) Untuk yang melintasi dibawah jalan harus ditanam sedalam 90 cm, dengan
perlindungan pipa GIP yang diameternya disesuaikan dengan jumlah kabel. Demikian
pula untuk kabel instalasi yang harus dipasang didalam tanah tidak melintasi jalan
sedalam 60 cm dengan perlindungan pipa GIP.
d) Kabel-kabel yang ditarik didalam selokan, kabel harus saling terpisah dan selokan
kabel ini harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa-pipa gas, air dan lain-lainnya.
e) Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang didalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel seperti : Alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir setebal 7,5 cm sebelum kabel diletakkan, kemudian kabel ditutup dengan
pasir sesuai dengan gambar kerja dan dipadatkan, diatasnya diberi bata dan ditutup
dengan tanah urug.

3) Penyambungan Kabel Penerangan NYM dan Stop Kontak.


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

a) Semua penyambungan kabel dilakukan dalam kotak penyambungan yang khusus,


Pelaksana harus memberikan brosur mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik, sebelum memasangnya.
b) Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna atau fase masing-masing, dan
harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan setelah penyambungan
dilakukan.
c) Penyambungan digunakan Junction Box, Connector listrik dengan pegas ulur atau
digunakan Tab Connector dengan pegas ulur. Semua sambungan-sambungan tersebut
dilakukan dalam Junction Box atau Durados.

4) Built Insert, Sleeve


a) Pelaksana harus menyediakan semua “insert”, “sleeve” dan lain peralatan yang
dibutuhkan yang dipendam dalam beton/tembok atau pekerjaan pemasangan lain pada
tempat-tempat yang perlu.
b) Semua kabel/penghantar tidak boleh ditanam langsung dalam tembok atau beton,
untuk kebel-kabel tersebut harus didalam conduit pipa PVC kelas AW.
c) Semua kabel type NYY/NYFGbY tidak boleh ditanam secara langsung dalam tembok,
apabila melintas dalam tembok harus dilindungi dengan pipa PVC kelas AW dengan
ukuran diameter yang lebih besar.

5) Kabel Yang Digunakan


Kabel yang digunakan untuk tegangan rendah 1 kV atau 6 kV (6000 Volt) harus
menggunakan buatan dari satu merk produksi dari : KABELINDO ,KABEL METAL, TRANKA
KABEL atau setara dengan jenis ukuran kabel sesuai dengan rencana.

6) Penyambungan/pencabangan kabel NYM harus dilakukan sebagai berikut :


Warna kabel harus sama
Ukuran kabel harus sama
Menggunakan terminal dengan pegas ulir berisolasi
Percabangan hanya diizinkan didalam kotak outlet, kotak penyambungan, geer box,
durados/panel.
Sambungan harus dibuat secara kuat, rapi dan aman.

7) Warna kabel atau isolasi kabel harus standar yaitu :


Fase R warna isolasi MERAH
Fase S warna isolasi KUNING
Fase T warna isolasi HITAM
Netral warna isolasi BIRU
Pentanahan warna isolasi HIJAU bergaris KUNING

8) Pipa dan Fitting


a) Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dilaksanakan dalam pipa dan
fitting-fitting dari jenis light inpact conduit UPVC, Ega, Gilflex, Clipsal atau Double II
untuk dalam bangunan. Untuk dihalaman parkir juga menggunakan pipa yang sama,
sedangkan pipa yang menyeberangi jalan harus dilapisi dengan pipa Galvanis merk
PPI atau Bakrie klas medium.
b) Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya dua tingkat pipa instalasi dari
merk : PPI atau Bakrie.
c) Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan flexilble jenis PVC
Merk : Ega, Gilflex, Clipsal atau Double H.
d) Semua teknik pelaksanaannya itu yaitu : percabangan, pembelokkan dan sebagainya
harus mengunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu : Socket, Elbow, T-doos, Terminal,
Isolasiban, klem besi dan lain-lain

9) Grounding
a) Semua panel, lighting fixtures, stop kontak dan bagian-bagian metal yang berhubungan
dengan instalasi harus digrounding.
b) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat lanjang (BCC = Bare Cooper Conductor)
atau kawat yang berisolasi yang diberi warna kuning strip hijau.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

c) besarnya kawat grounding yang dapat dipergunakan minimal yang berpenampang


sama dengan penampang kabel masuk (Incoming Feeder).
d) Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus maksimum 5 ohm, diukur
setelah tidak hujan selama 3 hari.
e) Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum berdiameter
0,5 “, diujung pipa tersebut dipasang Copper Rod sepanjang 0,5 m. Elektoda
pentanahan yang dipantek dalam tanah sedalam permukaan titik muka air.

10) Pengujian (Testing)


a) Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh hasil yang
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila
diperlukan, bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh Direksi
Pelaksanaan untuk diuji ke laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor.
b) Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian
tertutup sehingga hasil baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.
c) Setiap satu lantai selesai dipasang harus dilakukan pengujian.
d) Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji tegangan
dan tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai
spesifikasi yang diisyaratkan.
e) Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
f) Semua penyambungan harus diperiksa, tersambung dengan mantap dan tidak
terjadi kesalahan sambung atau polaritas. Pemeriksaan sambungan harus dengan
menggunakan Meger.
g) Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
h) Pengujian harus bersama Direksi Pelaksana dan dibuat laporan tertulis.

11) Penyerahan Pemeliharaan dan Jaminan.


a) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran
gambar revisi instalasi listrik sebanyak 4 (empat), surat pernyataan jaminan instalasi
listrik ( Keur ). Dan Menyerahkan hasil pengetesan.
b) Setelah penyerahan tahap 1, Kontraktor wajib melaksanakan masa
pemeliharaan secara cuma-cuma selama 120 hari kalender, bahwa seluruh instalasi
dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan bekerja sempurna. Kerusakan karena
kesalahan pemasangan atau peralatan harus diperbaiki, bila perlu diganti baru

12) Daftar Material

No Material Merk

1. Komponen Panel (ACB,MCCB,MCB) MG,LS,ABB

2. Armatur Lampu ( komplit Set). Philips,Bega,Simes

3. Saklar & Stop Kontak Clipsal,MK,Berker

4. Kabel. Extrana,Kabelindo,Metal,Suprime.

5. Unitruptable Power Suply (UPS) Chloride, Aros, Siemens, Vector

6. Try & Leader cable Tri Abadi,L Pro

7. Conduit,TeeDos Clipsal,EGA

8. Litgthening Protection LPI,Kurn,EF

9. Transformator Daya Unindo , Trafindo


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

10. Capasitor Bank Simetri, Industira, Onny Panel

Pasal 6
ADMINISTRASI PROYEK

1) Laporan Proyek
a) Kontraktor harus membuat Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian, Laporan
Mingguan & Laporan Bulanan dikumpulkan pada setiap akhir bulan.
b) Konsultan Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang dibuat kontraktor.

2) Dokumentasi Foto Proyek


a) Foto proyek diambil pada awal proyek sampai akhir pekerjaan dinyatakan selesai
100%
b) Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa sehingga
point-point pekerjaan penting tidak terlewatkan.
c) Pengambilan photo rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai lampiran
kelengkapan administrasi pada saat pengajuan laporan bulanan.
d) Photo yang diambil harus menggambarkan kegiatan pelaksanaan pada saat : 0% ,
30% , 60% , 80% dan 100%.

Pasal 7
SERAH TERIMA PEKERJAAN

19.1. UMUM

Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik kepada Direksi
Teknisatau Pemberi Tugas sebagaimana tercantum didalam surat perjanjian pekerjaan ini.

19.2. LINGKUP PEKERJAAN

1) Penyerahan pertama pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh kontraktor apabila terbukti
pekerjaan fisik telah mencapai bobot 100 % berdasarkan hasil pemeriksaan pekerjaan fisik
oleh Team PHO yang telah ditunjuk oleh Panitia/Tim Pembangunan Rumah Sakit Aulia
Hospital Pekanbaru.
2) Penyerahan kedua pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh kontraktor apabila masa
pemeliharaan selesai dan telah diperiksa dan diteliti oleh Team FHO yang telah ditunjuk dari
Tim Pembangunan Rumah Sakit Aulia Hospital Pekanbaru.
3) Serah Terima Pertama dan Kedua pekerjaan dapat dilaksanakan apabila semua prosedur
Persyaratan Teknis dan Administrasi telah dipenuhi oleh kontraktor berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang berlaku didalam kontrak dan bestek.

Pasal 8
PENUTUP

1) Semua syarat-syarat yang tercantum didalam spesifikasi teknis umum ini harus dilaksanakan
dengan baik dan benar oleh kontraktor serta mengikuti petunjuk-petunjuk Teknis dari Direksi
Teknis Kegiatan dan konsultan Pengawas.
2) Semua ketentuan–ketentuan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis umum ini akan
diatur pada waktu Aanweijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu, akan dijelaskan
oleh Direksi Teknis Kegiatan pada saat mulai pelaksanaan dan sedang berlangsung
kegiatan pekerjaan.
3) Walaupun spesifikasi teknis umum ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu mengenai
bahan dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan tersebut harus
dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS

PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIC CENTER RSUD


KOTA DUMAI
PASAL I
PEKERJAAN MEKANIKAL
1) Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengetesan dari semua
peralatan instalasi sanitair, pekerjaan plumbing dan septik tank yang disebutkan dalam
spesifikasi ini.

b) Pekerjaan terkait : Water proofing, Keramik kamar mandi, pasangan dinding/ plesteran

2) Persyaratan bahan
a) Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan pada Konsultan MK/ Pengawas
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

b) Jika dipandang perlu diadakannya penukaran/penggantian bahan, pengganti harus


disetujui Konsultan MK/Pengawas berdasarkan contoh yang ditunjukkan oleh Kontraktor.

3) Metoda Pelaksanaan
a) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

b) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antar gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Konsultan MK/Pengawas.

c) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada


kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

d) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan


hasil pekerjaan dan fungsinya.

e) Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/menganti bila ada kerusakan yang terjadi


selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.

f) Pekerjaan Kloset/ bak air/ tangki polytank


i. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala peralatannya sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
ii. Peralatan dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik, tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
iii. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar untuk itu
serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik,
rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda, dan penyambungan
pada instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
iv. Untuk kedudukan dasar kloset papan jati tua tebal 3 cm dan telah dicelupkan kedalam
larutan pengawet tanah air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrup pada papan
tersebut dengan sekrup kuningan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

g) Pekerjaan Kran
i. Semua kran yang dipakai adalah kran standard atau setara. Ukuran disesuaikan dengan
keperluan masing-masing sesuai dengan gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
Keran-keran tembok dipakai yang mempunyai ring ring dudukan yang harus dipasang
menempel pada dinding.
ii. Stop kran digunakan yang standard dengan bahan Stainlesteel , diameter dan
penempatan disesuaikan dengan gambar.
iii. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar.

h) Pekerjaan Floor drain


i. Floordrain yang digunakan adalah Metal vechroom, lobang diameter 2” dilengkapi
dengan siphon dan penutup berengsel untuk floordrain dan dopverchrom dengan draad.
ii. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
iii. Floor drain yang dipasang yang telah diseleksi baik, yang tidak cacat dan disetujui oleh
konsultan MK/Pengawas.
iv. Pada tempat-tempat yang akan dipasang Floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
ukuran Floor drain tersebut.
v. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air
Embeco ex. MTC pada lapisan teratas setebal 5 mm diisi dengan lem araldit ex Ciba.

i) Pekerjaan pasang pipa PVC


i. Sebelum pasir urug ditebar, pipa PVC ditanam seperti yang ditunjukkan dalam gambar
rencana. Kontraktor harus memperhatikan elevasi kemiringan pipa mulai dari out let
pembuangan sampai ke lokasi sump pit. Pemasangan elbow harus tersambung dengan
rapi.
ii. Pipa yang menebus balok sloof, plat lantai harus dilengkapi dengan detail gambar
khusus perkuatan struktur untuk mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. /
Direksi Pekerjaan
iii. Sparing pipa PVC yang menembus lantai diberi pengamanan / ditutup sementara untuk
mencegah benda-benda asing masuk kedalam pipa yang dapat menyebabkan resiko
tersumbat.
iv. Setiap jalur pipa yang tertanam dibawah Lantai harus diuji test kebocoran sebelum
urugan tanah dan pasir dilaksanakan.

j) Pekerjaan Septictank
i. Penempatan septictank mengikuti gambar rencana plumbing , apabila tidak tercantum di
denah maka Kontraktor dan Konsultan MK/ Pengawas harus mengkonsultasi kan dengan
pihak pemilik kegiatan ( RSUD Dumai ) untuk penempatan posisi septic tank tersebut
agar tidak mengganggu lingkungan sekitar Rumah Sakit.
ii. Septictank digali dengan kedalaman sesuai gambar rencana , dinding septictank adalah
pasangan ½ bata , terdiri dari 2 bilik ( limbah padat dan cair ) . Dinding bata septictank di
kunci oleh kolom – kolom dan balok praktis 13/13 agar tidak runtuh karena pengaruh
tekanan tanah.
iii. Lantai dasar septictank adalah cor beton 1 : 3 : 5 ( ketebalan sesuai gambar rencana ) ,
pada lantai dasar di beri kerikil , ijuk dan pasir urug yang berfungsi untuk peresapan .
iv. Lantai atas septictank adalah plat beton bertulang ( ketebalan dan detail pembesian
sesuai gambar rencana ) , diberi bukaan ( manhole ) yang dapat di buka tutup pada saat
pengurasan , dan dilengkapi pipa hawa T ( galvanis 2 ½ inch ).

k) Pekerjaan Saluran Bata Keliling Bangunan dan Bak Kontrol Saluran Bata
i) Saluran Bata di buat di sekeliling bangunan yang berfungsi untuk menampung dan
mengalirkan air hujan , air limbah kamar mandi , dll ke saluran lingkungan yang ada.
ii) Posisi dan penampang saluran bata mengikuti gambar rencana , kemiringan lantai dasar
saluran ( I ) minimal adalah sebesar 2 % ( h = 2 cm per 100 m panjang saluran ) .
Kemiringan saluran tidak boleh lebih rendah dari saluran lingkungan yang ada , agar
tidak terjadi genangan pada saat hujan.
iii) Bak kontrol di buat di setiap pojok – pojok bangunan dengan dimensi sesuai gambar
rencana .
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

l. Daftar Material

No Matrial Merk
1. Pipa Air Bersih Wavin,SD,GF, Toro
2. Pipa Air Kotor,Bekas & Hujan Wavin,Rucika, Unilon
3. Valve Kitzawa,Toyo
4. Pompa Air Bersih,Submersible Caprari,Ebara,Grundfos
Boster.
5. Sanitary TOTO
6. Accessories Honda,San e

PASAL II
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

I. PENDAHULUAN

Sistem Elektrikal yang dirancang untuk digunakan di dalam Proyek Pembangunan


Gedung Diagnostic Center didasarkan atas uraian penugasan sebagaimana tertulis di
dalam buku Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
serta mempertimbangkan berbagai aspek yang lazimnya digunakan dalam merancang
system Elektrikal pada Bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan tujuan penggunaannya,
agar diperoleh hasil yang optimal baik secara fungsi maupun penggunaannya.

Aspek-aspek tersebut antara lain adalah:


Fungsional
Ekonomis
Estetis
Keandalan
Kemudahan perawatan dan operasional
Keamanan
Kenyamanan
Keterlaksanaan
Memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku.

Standar, Referensi dan Landasan Hukum

Standart , referensi ataupun landasan hukum dalam pelaksanaan pekerjaan elektrikal pada
bangunan rumah sakit ini adalah sebagai berikut :

a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011 )


b. Standar-standar PLN, TELKOM, SII, SNI.
c. Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen PU Mengenai Tata Cara
Perancangan Konservasi Energi Pada Bangunan Gedung.
d. Peraturan-peraturan dan standar-standar yang ditentukan oleh VDE, DIN, NEMA,
IEC, BS, JIS, FOC, NFPA, NEC dll.
e. Peraturan-peraturan dan standar-standar lainnya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

II. URAIAN SISTEM

Instalasi / Sistem elektrikal dapat dibagi menjadi dua bahagian, yaitu instalasi listrik arus
kuat dan instalasi listrik arus lemah. Adapun lingkup/jenis perkerjaan kedua system
elektrikal tersebut adalah :
A. Instalasi Listrik Arus Kuat.
- Instalasi Penerangan.
- Instalasi Stop Kontak.
- Instalasi Penyediaan Daya (tegangan rendah dan tegangan menegah)
- Penyediaan Daya Darurat (Diesel-Generating Set)
- Instalasi Pentanahan / Grounding.
- Instalasi Elevator ( Lift )

B. Instalasi Arus Lemah.


- Instalasi Deteksi Kebakaran (Fire Alarm).
- Instalasi Telephone / Komunikasi (PABX).

A.1 Instalasi Penerangan


a. Tingkat Pencahayaan.
Tingkat penerangan / pencahayaan (illumination level) yang dirancang akan
didasarkan pada standar penerangan buatan (artificial lighting) yang dikeluarkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum dan SNI T – 26 – 1991 – 03.
Mengingat bahwa di dalam standar penerangan ini tidak diperlukan suatu angka
yang presisi disebabkan adanya maintenance factor, derajat keusangan armatur
dan lampu (depreciation), kondisi lingkungan dan sebagainya, maka penerangan
yang dihasilkan akan relatif (sedikit) lebih besar dari standar penerangan tersebut.
Untuk mencapai kriteria hemat energi, besar pengunaan daya penerangan akan
dibatasi tidak lebih dari 15 W/m2.
Dalam hal ini akan digunakan lampu dan perlengkapan dari jenis hemat energi,
misalnya lampu TL (fluorescent) yang dilengkapi low loss ballast dan power
correction capasitor untuk penerangan umum (general lighting) dan lampu PL / SL
untuk lampu estetika (down light).
Armatur lampu untuk setiap pengunaan akan dipilih sesuai dengan kebutuhan
dengan memperhatikan efek silau (glare effect) yang ditimbulkan.
Sedapat mungkin dihindarkan pengunaan lampu pijar yang tidak hemat energi.
Untuk daerah – daerah tertentu yang dipersyaratkan tidak boleh terjadi pemadaman
lampu sama sekali, koridor tertentu, ruang kerja dan lain sebagainya akan
digunakan armature lampu yang dilengkapi dengan emergency kit.
Untuk penerangan pada saat pertandingan malam hari yang memerlukan daya
listrik yang cukup besar dipakai intlasi listrik dari penyediaan daya darurat dari
Genset.

b. Sistem Distribusi
Penyediaan daya penerangan dilakukan secara radial melalui panel penerangan
(LP) di masing-masing bagian, terpisah dari panel daya stop kontak.
Masing-masing panel penerangan mendapat satuan daya langsung dari panel sub-
distribusi (SDP) melalui kabel NYY / NYFGbY sesuai dengan kebutuhan.
Alat pengaman kabel yang digunakan adalah MCB, MCCB atau ACB.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

A.2 Instalasi Stop Kontak


a. Umum
Instalasi stop-kontak merupakan instalasi penyediaan daya di sisi pengunaan
melalui titik-titik outlet (power receptacle outlet) yang akan ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing ruang.
Penyediaan daya stop-kontak ini akan dihitung berdasarkan kebutuhan rata-rata
200 VA pertitik stop kontak 1 fasa dan 1000 VA (atau 3000 VA – sesuai kebutuhan )
pertitik stop-kontak 3 fasa.

b. Sistem Distribusi

Keseluruhan stop-kontak akan dicatu dari panel daya yang terpisah dari panel
penerangan untuk membatasi dan mempermudah penelusuran gangguan (trouble
shooting).
Jenis kabel instalasi stop-kontak adalah kabel NYM 3 x 2.5 mm2 diletakkan didalam
konduit high-impect heavy-duty yang digelar di atas cable tray.
Faktor pengisian konduit maksimum 40 % untuk menjamin transfer panas kabel
dengan baik.
Masing-masing panel stop-kontak mendapat catuan daya langsung dari panel sub
distribusi (SDP).

A.3 Instalasi Penyediaan Daya


Instalasi penyediaan daya yang dimaksud adalah instalasi penyediaan daya dan
distribusi tegangan rendah (3 fasa – 220/380 V, 50 Hz ) dan instalasi penyaluran daya
tegangan menengah PLN (3 fasa – 20 kV, 50 Hz ).

a. Sistem Distribusi
Instalasi penyediaan tegangan rendah dan distribusinya, dimulai dari titik terminal
tegangan rendah trafo distribusi 20 kV / 400 V menuju ke panel utama tegangan
rendah (LVMDP) dan selanjutnya ke panel-panel sub distribusi daya (SDP), panel
daya (PP)dan panel-panel penerangan (LP).
Sistem distribusi daya tegangan rendah akan dirancang secara radial mengikuti
standar PUIL, yaitu sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman) dengan sistem 3 fasa
– 4 kawat pada tegangan normal 220/380 V, 50 Hz.

b. Panel Tegangan Rendah


1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus
ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk
beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidity grounded dan harus
dibuat mengikuti standart PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.

2. Panel-panel harus terbuat dari plat besi setebal minimal 2 mm dengan rangka besi
dan seluruhnya harus di lapisi zichromate dan cat duco dua kali dan harus di cat
dengan cat bakar, dimana warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak
Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master key.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

3. Konstruksi dalam panel – panel serta letak dari komponen-komponen dan


sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan- perbaikan ataupun
penyambungan – penyambungan pada komponen tersebut dapat mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen lainnya.

4. Ukuran tiap – tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare space harus disediakan sesuai
gambar.

5. Body/badan panel harus ditanahkan secara sempurna.

Accecories Panel
Bus bar, terminal – terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan
pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada
bagian yang bergetar.

Busbar
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan
dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan
kenaikan suhu lebih besar dari 65o C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai
ketentuan dalam PUIL.
Setiap busber copper harus diberi warna sesuai dengan peraturan PLN, dimana
lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning

Circuit Breaker
Penggunaan MCCB untuk :
- Outgoing pada PDTR.
- Incoming pada kabel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase.
- Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.

Penggunaan MCB :
Cicuit breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneuose magnetic unit.
Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunttrip
terminal.

Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran . Untuk Amperemeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK /
PLN ( minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur ). Komponen-komponen pengukuran
yang dipakai :
- KW Meter
- Amperemeter
- Volmeter
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter

c. Kabel Tegangan Rendah.


Untuk keperluan penyaluran daya secara radial antar panel, terdapat dua cara instalasi
yang harus dilakukan, yaitu melalui tanah (mengunakan kabel NYFGbY) dan melalui
shaft / ruang di atas ceiling (mengunakan kabel NYY).
Sedangkan penyaluran daya ke peralatan – peralatan listrik (motor-motor, unit-unit air
conditioner dan peralatan lainnya) mengunakan kabel daya jenis NYY.
Luas penampang kabel daya distibusi tersebut minimum, sesuai dengan beban yang
dipikul kabel tersebut standar minimum kabel daya sebagaimana disebutkan di dalam
PUIL.
Sedangkan kabel instalasi penerangan dan stop-kontak biasa dirancang mengunakan
kabel jenis NYM dengan luas penampang minimum 2.5 mm2.
Perhitungan dimensi kabel yang digunakan dihitung berdasarkan arus yang akan
mengalir (ditentukan oleh arus maksimum dan faktor kebutuhan), panjang kabel ,
metode instalasi dan besar tegangan jatuh yang diijinkan.

Dalam hal ini besar tegangan jatuh yang diijinkan untuk sistem distribusi adalah.
untuk beban motor : sampai 6 %
untuk beban penerangan : sampai 3%
Selanjutnya, perhitungan tegangan jatuh dilakukan dengan persamaan berikut :

√3 x L x I x DF x PF
VD = volt
56 x N x A
Dalam hal ini :
L : panjang kabel [m]
I : arus maksimum [A]
DF : demand factor / faktor kebutuhan,
= 0.7 untuk penyediaan daya penerangan dan stop-kontak
= 0.8 untuk penyediaan daya mesin A/C
= 0.5 – 0.6 untuk penyediaan daya pompa
= 1.0 untuk penyediaan daya lift dan deep well
= 0.9 untuk penyediaan daya trafo
= 1.0 untuk penyediaan daya genset
56 : conductivity tembaga
N : jumlah konduktor per phasa
A : luas penampang konduktor [mm2]

Jatuh tegangan dalam persen :


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

VD
VD(%) = x 100%
380

d. Sistem Pengaman dan Perhitungan Arus Gangguan

Untuk mendapatkan sistem pengamanan yang baik terhadap gangguan pada instalasi
listrik, digunakan prinsip pengamanan bertingkat melalui pemilihan – pemilihan ranting
arus yang tepat pada seluruh panel yang ada.
Adapun jenis-jenis gangguan pada instalasi listrik yang diperhatikan :
1 Gangguan beban lebih (overload), diamankan oleh mekanisme tripinverse time /
long tame delayed (bimetal) pada MCCB dan MCB, atau dengan relay thermis
pad sistem kontrol motor.
2 Gangguan arus lebih (overcurrent) akibat hubungan singkat pada jaringan
instalasi, diamankan oleh mekanisme trip instantaneous / non delayed
(magnetic) pada MCCB dan MCB, atau dengan fuse pada sistem kontrol motor.
3 Gangguan kualitas (penurunan tegangan atau ketidakseimbangan fasa ataupun
kehilangan fasa), diamankan oleh peralatan failure relay yang dipasangkan pada
peralatan kontrol motor

Seluruh batasan (rating) dan tingkat kemampuan dari peralatan pengaman dipilih
sedemikian rupa, sehingga diperoleh selectivity yang baik (dikatakan juga mempunyai
diskriminasi yang baik).
Selanjutnya kapasitas pemutusan, (breaking capacity) dari masing-masing peralatan
pengaman (ACB, MCCB dan MCB ) ditentukan berdasarkan perhitungan arus
hubung-singkat yang terjadi disisi “down stream” dari peralatan pengaman yang
bersangkutan.

Dalam perhitungan arus hubung-singkat (hs) ini, diasumsikan sebagai berikut :


MVA hs dari sumber (PLN), P1 : 500 MVA
jenis gangguan hubungan singkat : 3 ph – simetris
koefisien hs TM (c1) : 1.1
koefisien hs sisi TR (c2) : 1.0
impedansi kabel : resistif dan induktif
impedansi hs : nol
Besarnya arus hubungan singkat dapat dihitung persamaan sebagai berikut :

CxV
I hs =
V3 x Z
dalam hal ini :
c = c1 = 1.1 untuk sisi MT 20 kV
c = c2 = 1.0 untuk sisi TR 220 / 380 V
Z = impedansi jaringan sampai titik gangguan hubung singkat.

Dari hasil perhitungan dapat diketahui besar arus hubung singkat di setiap titik panel,
sehingga dapat di tentukan breaking capacity peralatan pengaman yang harus di
pasang pada panel bersangkutan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

E.Daftar Matrial

No Matrial Merk
1. Unit Air Conditioning VRF/VRV Sistem MItsubishi
2. Pipa Pengembunan (PVC) Wavin,Rucika, Unilon
3. Isolasi Pipa Refrijran,Pengembunan Armafalex,Thermaflex, Insulflex
4. PolyUrethan TD Duct, MG Duct,First Duct
5. Exkause/Intake Fan S&P, CKE, Kruger, KDK

A.4 Instalasi Pentanahan (Grounding)


a. Umum
Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar / RKS.
Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-
panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
Dalamnya pentanahan minimal 12 meter (sesuai dengan kondisi) dan ujung elektroda
pentanahan harus mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah
(ground resistance) dibawah 1 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3
(tiga) hari berturut-turut.
Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan MK/Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan
Konsultan MK/Pengawas

b. Instalasi Kabel Bawah Tanah


Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan
dengan batu bata press sebagai pelindungnya.

Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel. Kabel
yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.

Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukan dalam gambar / RKS.

Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap jarak 1
meter. Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.

Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20 x 60


cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat kuning dan bertulisan
merah.

Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa sleeve,
pipa ini minimal dari Metal ( Pipa GIP ). Penyambungan kabel feeder tidak
diperbolehkan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan. Kabel tidak boleh dibelokan dengan
radius kurang dari 15 x diameternya. Di atas belokan tersebut diletakan patok beton
bertuliskan “KABEL TANAH” dan arah belok.

Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.

A.5 Instalasi Elevator ( Lift )


a. Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir.

Pemborong agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan


ketentuanketentuan pada spesifikasi ini.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka pemborong wajib
memberitahukan hal tersebut merupakan kewajiban pemborong untuk melengkapi
peralatan tersebut sehingga sempurna.

b. Lingkup Pekerjaan Elevator Lift


Garis besar lingkup pekerjaan instalasi Lift / Elevator adalah sebgai berikut :
Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Lift/Elevator, lengkap
dengan kontrol dan accessoriesnya.
Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik,
panel-panel, peralatan control dan lain-lain bagi instalasi ini.
Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari instalasi
Lift/Elevator ini.
Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang
terpasang selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama.

Lingkup Pekerjaan Pemborong


Yang menjadi lingkup pekerjaan dari Pemborong Instalasi Lift/Elevator adalah sebagai
berikut:
Pengadaaan dan pemasangan semua material, peralatan utama serta
perlengkapan bantu yang diperlukan dalam pemasangan instalasi ini sesuai
dengan jumlah Lift/Elevator yang tergambar ataupun terurai dalam spesifikasi
teknis sehingga didapatkan suatu instalasi yang baik dan sempurna dalam
pemasangannya.

Penyediaan dan pemasangan serta penambahan semua profil baja untuk


tumpuan/pengikat guide rail pada sisi kereta, dan profil baja yang diperlukan
untuk dudukan traction machine ( semua profil baja harus dicat anti karat ).
Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan peralatan
serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting untuk


tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh pemilik.
Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari :
- Maintenance manual
- Operation Manual
- Daftar suku cadang yang perlu disediakan
- Gambar as built drawing
- Semua electronic dan electric wiring dll.

c. Data Kereta Lift / Elevator


1.) Rangka kereta Elevator
Terbuat atas profil baja yang dicat anti karat.
Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes, dimana
dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian bawah kereta
tepat di Guide Rail.
Gide Shoes yang dipakai adalah tipe Roller
Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendiri ( self
lubrication ) untuk mencegah cepatnya ke-ausan.
Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan lantai kereta, harus
terdapat bantalan karet.

2.) Lantai Kereta

Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty tile,
warna ditentukan kemudian.
Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut elevator

3.) Dinding Kereta Elevator


Dinding dalam konstruksinya harus sedemikan rupa sehingga mudah dipasang atau
dilepas, sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan.
Pada bagian luarnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

4.) Langit - langit Kereta Elevator


Ketinggian langit-langit kereta ini tidak berkurang dari 2300 mm dimana terdapat
pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch
sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
Terdapat lampu untuk penerangan normal dan untuk penerangan darurat dengan
sumber daya dari batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan automatic
chargernya.
Jenis lampu disesuaikan dengan interior yang dipilih oleh Architect, kecuali belum
ditentukan, maka dapat digunakan sebagai acuan adalah type Flourescent ligthting
circular milky white acrylic cover ( khusus untuk lift penumpang ), atau 2 buah
flourescent (TL) 2x20 watt dengan milky white acrylic cover.
Terdapat exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas kereta.
Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

5.) Pintu Kereta Lift / Elevator


Terdiri atas dua panel automatic center opening dengan dimensi seperti tergambar
untuk lift dengan type Single Door.
Terdiri atas masing-masing dua panel automatic center opening dengan dimensi
seperti pada gambar untuk lift dengan type Through Door.
Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi alat pengukur
kecepatan.
Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara

6.) Indikator Kereta Lift / Elevator


Terletak diatas pintu kereta yang dilengkapi dengan penunjuk arah perjalanan
kereta, indicator posisi sangkar elevator dengan tipe digital disertai bunyi bel.

7.) Car Operating Panel


Push button yang dipakai merupakan soft touch button yang menyala bila tersentuh.
Untuk Lift dengan type Trough Door setiap bagian dari pintu lift dilengkapi dengan
Car Operating Panel.
Terdiri atas peralatan sebagai berikut :
- Push button untuk setiap lantai
- Push button untuk membuka pintu kereta
- Push button untuk menutup pintu kerete
- Push button untuk emergency stop
- On-Off switch untuk independent operation
- Key switch untuk independet operation
- Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer
- Plat nama dari pabrik pembuat lift
- Tulisan kapasitas lift penumpang

8.) Pintu Lift dan Pintu Shaft


Lift harus dilengkapi dengan sistem pintu yang bekerja secara otomatis.
Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutup secara
serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum
kereta lift bergerak meninggalkan lantai.
Pintu kereta dan pintu shaft harus membuka dan menutup secara serempak, sesaat
setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum kereta lift bergerak
meninggalkan lantai.
Pada saat lift bergerak, pintu kereta tidak bolah dapat dibuka dari dalam kabin,
meskipun tombol pembuka pintu ditekan.
Pada saat lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harus memberikan torsi yang
cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka secara paksa dari dalam
kabin.
Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat dibuka secara
paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft.
Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistem interlock jenis electro
mechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali dengan kunci
khusus yang disediakan untuk melepas sistem interlock tersebut.
Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus dapat dibuka
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai.


Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehinggaa dapat dilepas dari dalam kabin,
pada saat tidak ada sumber daya listrik.
Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft harus dapat
diperiksa, ditest dan diganti bagian-bagiannya, apabila rusak.
Semua pintu lift harus dilengkapi dengan kontak-kontak
listrik yang mencegah lift bergerak kecuali apabila pintu-
pintu telah tertutup rapat. Kontak-kontak ini harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat dicapai
oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.
Untuk lift tertentu pintu lift dilengkapi dengan kaca.
Pintu lift harus dilengkapi dengan “safety edge” yang
terpasang dari ujung atas sampai ujung bawah panel
pintu.
Apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada
saat pintu sedang menutup, maka pintu kereta dan pintu
shaft secara otomatis harus kembali pada posisi
membuka penuh.
Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis,
setelah melampaui waktu yang ditentukan.

d. Instalasi Peralatan Pada Shaft Lift / Elevator


1.) Magnetic Landing Device
Magnetitic Landing Device adalah komponen peralatan untuk memberhentikan
kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan toleransi maksimum sebesar 5
mm dari level lantai yang bersangkutan.

2.) Landing Door


Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya
Dilengkapi dengan narrow jamb
Terbuat dari stainless steel
Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
electric dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan
weight closer.

3.) Door Sills dan Toe Guard


Door Sills dan Toe Guards Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded aluminium
natural control, yang didudukkan pada beton yang telah disediakan.

4.) Hall Button


Hanya ada satu buah disetiap lantai
Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk operasi ke
arah atas.
Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk operasi ke
arah bawah.
Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk operasi ke arah atas
bawah.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Push button merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.

5.) Car Position Indicator


Terdapat diatas pintu setiap lantai dengan tipe Digital.
Harus dilengkapi dengan Hall Lantern dan gong yang hanya menyala dan berbunyi
pada saat kedatangan kereta.

6.) Buffer
Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya diberikan
karet setebal 5 mm.
Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana dua buah
untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan sendiri oleh
pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung ke lantai beton struktur
yang ada).

7.) Guide Rail


Pemborong pekerjaan Lift agar memberikan data-data untuk Rail, bracket dan
peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut :

Untuk Kereta Lift / Elevator :


- Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal, sesuai standart kapasitas.
- Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan
memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut ¾”.
- Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1” dan panjangnya 14,5” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.

Untuk Counter Weight :


- Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal sesuai standart kapasitas.
- Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan
memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut 5/8”.
- Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal ½” dan panjangnya 12” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.
- Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus dicat
anti karat.
- Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.

8.) Counter Weight


Rangka counter weight terbuat dari profil baja.
Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan 50 % dari
kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.
Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan suatu
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

bahan anti karat.

9.) Compensating
Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.

10.) Rem
Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal dan
sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling berat/sukar.
Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris dengan
sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem hanya
bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift telah berhenti di suatu lantai dan
rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift.
Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk melepas
rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara darurat.

11.) Sepatu Penuntun ( Guide Shoes )


Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain yang sesuai dengan
standart pabrik dan terikat secara kuat pada bagian atas dan bawah dari kereta lift
dan counter weigth.
Setiap sepatu penuntun harus bergerak pada permukaan rel penuntun dengan
halus.

e. Instalasi Mesin Penggerak Lift / Elevator


Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak balik 3 phase 380 V
dengan toleransi 10 % Volt 50 Hz.
Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk diatas
penyangga beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator diatas shaft.
Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan karet sebagai
peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut
tidak boleh lebih besar dari 3 mm.

f. Sistem Pengendalian ( Controlling System )


Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk mengoperasikan
kereta Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan
elevator di dalam sistem kontrolnya. Jenis alat kontrol yang harus dipakai adalah
CV – GEAR LESS. Panel kontrol lift ini harus bisa dihubungkan dengan card reader
dari system Access Control.

g. Tali Pengganting ( Rope )


Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengan kapasitas lift
secara standart.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope dipasangkan
pada rope end (detch and Hitch) yang terletak pada suatu profil baja dengan
dilapisi karet setebal 25 mm dan dilengkapi safetay switch dan per.
Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanaan.

Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2300 mm dimana terdapat
pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety
switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.

h. Safety Device
Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, dimana secara otomatis akan
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja maka
panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan kembali
bila secara manual posisi kereta dikembalikan ke kedudukkan normal. Pembatasan
yang ada yaitu :
- Level 6 cm di bawah level lantai terbawah, dan
- Level 10 cm di atas level lantai teratas.

Pengaman terhadap ketegangan rope, apabila pengamanan ini bekerja, maka


panel kontrol akan mematikan mesin penggerak.

Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, apabila terjadi kelebihan kecepatan


maka:
- Centrifugal switch yang ada di speed governor akan menyebabkan panel
kontrol mematikan mesin penggerak.
- Safety gear sebanyak empat buah yang terletak dibagian bawah dari
pengimbang. Berat dan kereta akan mengadakan pengereman di rail dan micro
switch yang ada disana akan menyebabkan panel kontrol mematikan mesin
penggerak.

Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa :


- Door safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila tersentuh.

Pengaman lift pada saat Sumber Daya listrik PLN terputus :


- Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus, kereta lift secara tiba-tiba
akan berhenti. Pada saat demikian, lampu darurat didalam kereta harus menyala
secara otomatis, sistem intercom dan bel alarm harus tetap berfungsi, dengan
mendapat sumber daya dari batere.
- Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel Generating Set
Emergency, semua lift harus dapat bekerja kembali secara normal.
- Pemindahan rangkaian dari jaringan listrik PLN ke Diesel Emergency Set
dilakukan secara otomatis di panel utama dan pekerjaan ini termasuk tugas
Kontraktor Listrik.
- Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka rangkaian
akan dipindahkan ke keadaan semula pada panel utama listrik di lantai
Basement.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

- Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti sesaat dan secepatnya
setelah mendapatkan aliran listrik, maka lift akan bekerja secara normal
kembali.
- Lengkapi dengan peralatan ALD ( Automatic Landing Device ).

Pengaman lift bila terjadi kebakaran :


- Di lantai dasar harus disediakan dan dipasang saklar khusus untuk petugas –
petugan khusus pemadam kebakaran dengan tulisan dalam Bahasa Indonesia
“ SAKLAR KEBAKARAN “.
- Untuk mengoperasikan saklar tersebut tidak boleh menggunakan kunci dan
harus diletakkan di dalam kotak besi yang mempunyai panel depan terbuat dari
stainless steel hairline finish dan tutup kaca yang mudah dipecahkan.
- Saklar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan “ON” atau “OFF”.
- Harus dilengkapi supervisory panel dengan 3 buah intercom yang diletakkan di
Ruang Mesin , Ruang Maintenance , dan Ruang Security.
- Dengan mendudukan saklar pada posisi “ON” maka lift akan bekerja sebagai
berikut :
Semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan tidak
ada penggilan atau permintaan baru terdaftar.
Sistem kerja lift akan berubah dari kontrol secara kolektif menjadi tidak
kolektif.
Tanpa melihat arah geraknya, lift secara otomatis akan bergerak turun
ke lantai dasar, tanpa berhenti di lantai – lantai lain.
Setelah membuka pintu di lantai dasar dan melepas penumpang-
penumpangnya, lift akan berhenti bekerja.
Untuk selanjutnya pengoperasian lift tersebut hanya dapat dilakukan
dari dalam kereta dan lift tidak akan melayani panggilan dari luar
kereta/lantai.

i. Panel Kontrol Lift


Panel kontrol lift adalah jenis free standing close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur
maksimjum 40o C dan RH maksimum 95%.
Panel kontrol akan diletakkan di atas suatu dudukan beton ringan yang akan
disediakan oleh pemborong lift dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya
dapat dilayani dari depan.
Box panel harus terbuat dari plat baja tebal minimal 2 mm dengan rangka penguat
di cat anti karat.
Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable
gland.
Alat kontrol harus dillengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan
gelombang pemancar yang ada.
Earth Quick Protection.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

J. MATERIAL /PRODUK

Elevator Stainless Steel Hairline


Jenis : Bed Elevator
Merk : Sigma
Model : Ditentukan Kembali
Kapasitas : 1600 kg
Kecepatan : 60Mpm
Opening : 1200 x 2100 mm
Lintasan : 5 Pintu/ 5 Lantai

Kelengkapan:
- Automatic Rescue Device (ARD)
- Earthquake Sensor Device (ESD)
- CCTV Cable
- AC Split Untuk ruangan Mesin
- Granit Lantai Polos
- Bingkai Papan Promosi
- Grounding dan Kelengkapan Kelistrikan lainnya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

BAB III

SPESIFIKASI TEKNIS

PENGADAAN SARANA MEKANIKAL & ELEKTRIKAL


PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIC CENTER RSUD DUMAI

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.3. UMUM

Merupakan pengadaan segala bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan kerja dan alat-alat
bantu untuk penyelesaian Pekerjaan Mekanikal dna Elektrikal pada PEMBANGUNAN
GEDUNG DIAGNOSTIC CENTER RSUD KOTA DUMAI dengan tahapan pekerjaan
sebagai berikut :

C. MEKANIKAL
IV. PEKERJAAN FIRE PROTECTION SYSTEM
V. PEKERJAAN AIR CONDITIONING
VI. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
VII. PEKERJAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

D. ELEKTRIKAL
XI. PEKERJAAN POWER LISTRIK
XII. PEKERJAAN PANEL DISTRIBUSI
XIII. PEKERJAAN INSTALASI KABEL POWER
XIV. PEKERJAAN TITIK INSTALASI
XV. PEKERJAAN VERTICAL TRANSPORTATION
XVI. PEKERJAAN FIRE ALARM SYSTEM
XVII. PEKERJAAN SOUND SYSTEM
XVIII. PEKERJAAN JARINGAN DATA DAN TELEPHONE
XIX. PEKERJAAN MASTER ANTENA TELEVISI ( MATV )
XX. PEKERJAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISION ( CCTV )

1.4. KEWAJIBAN KONTRAKTOR


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan pengadaan dan instalasi Mekanikal Elektrikal
pada Pembangunan PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIC RSUD KOTA DUMAI
maka kontraktor harus mempersiapkan :

5) Menyediakan segala material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ME ,


baik sarana atau pun prasarana kerja.

6) Menyediakan Tenaga kerja, tenaga ahli dan peralatan kerja serta sumber daya ( arus
listrik ) yang memadai baik dalam jumlah dan kualifikasi sesuai dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

7) Mempersiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan , baik secara global ( time scedule )


atau pun parsial ( time work sheet ), serta target pencapaian progress kerja yang di
monitor oleh pihak konsultan manajemen konstruksi.

8) Membuat gambar kerja (shop drawing) lengkap dengan metode pelaksanaan yang
mengacu kepada standart keselamatan kerja. Sebelum melaksanakan item – item
pekerjaan , terlebih dahulu kontraktor harus mengajukan shop drawing dan metode
pelaksaan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuan
(approval) apakah pekerjaan tersebut sudah layak untuk dimulai.

PASAL 2
PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, maka Peraturan –peraturan tersebut di bawah
ini berlaku mengikat dan kontraktor di anggap telah mengetahui dan memahaminya
termasuk apabila ada segala perubahan dan tambahannya yang berlaku sampai masa di
terbitkan RKS ini. sebagai berikut :
19) Perpres No.54 Tahun 2010.
20) Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden Voor de Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkwn (AV) 1941.
21) Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan ( PUBB – NI .3 )
22) Peraturan Umum Instalasi Indonesia ( PTUL – 1971 )
23) Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225-87-D)
24) Peraturan Penangkal Petir (SKBI 1.3.53.1987).
25) Peraturan SNI Pemadam Kebakaran 03-1745,03-6382,03-3989 Tahun 2000
26) Peraturan SNI Pemadam Kebakaran 03-6570 Tahun 2001
27) Peraturan Pemasangan Pemadam api ringan (SKBI 3.4.53.1967)
28) British Standards ( BS )
29) Peraturan Umum Instalasi Air ( AWI )
30) Peraturan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0162-1987-A).
31) Peraturan Sambungan pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-1987-A).
32) Peraturan Kran Rumah Tangga (SNI 0122-1987-A).
33) Peraturan Tata Cara Pengecatan Logam (SKSNI T-09-1990-F).
34) Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 atau PLN
setempat.
35) Peraturan-peraturan dan standar-standar yang ditentukan oleh VDE, DIN, NEMA,
IEC, BS, JIS, FOC, NFPA, NEC dll.
36) Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh instansi Pemerintah setempat,
yang berhubungan dengan permasalahan bangunan.

PASAL 3
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN

3.4 FIRE PROTECTION SYSTEM


Fire Protection System atau Sistem Pemadam Kebakaran memiliki kebutuhan
peralatan utama sebagai berikut :

3.1.1. POMPA PEMADAM KEBAKARAN

5. Pompa pemadam kebakaran adalah pompa yang memasok kebutuhan air untuk
memadamkan kebakaran sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap
saat secara otomatis.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

6. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari stu atau lebih pompa utama ( Main
Fire Pump ) dan satu pompa joki ( Jockey Fire Pump ).
7. Sistem pemadam kebakaran yang digunakan merupakan sistem terpisah, dimana
akan menggunakan 1 set pompa kebakaran standart untuk masing – masing sistem
hydrant dan sprinkler.
8. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari peralatan sbb :
- Jockey Fire Pump lengkap dengan motor
- Main Pump lengkap dengan motor
- Diesel Fire Pump dengan menggunakan diesel engine
- Inlet dan Outlet header
- Inlet dan Outlet valves
- Check valve against water hammer
- Inlet strainers
- Power control panels
- Flow regulator
- Pressure switches
- Pressure Gauges
- Hydraulic Connections
- Electric Connections
- Announciation pump status

3.1.2. SPRINGKLER CONTROL VALVE SET

5. Sprinkler Control Valve Set terdiri dari dua kebutuhan, yaitu main control valve set
dan branch control valve set yang secara garius besar.
6. Main Control Valve Set adalah sprinkler yang dipasang setiap maksimum 500 kepala
sprinkler untuk bahaya kebakaran ringan, dan 1000 kepala sprinkler untuk bahaya
kebakaran sedang.
7. Branch Control Valve Set adalah sprinkler yang dipasang seperti yang tertera pada
gambar perencanaan , dimana Branch Control Valve Set harus mampu memberikan
signal listrik kepada control alarm system apabila terjadi alirn air sebesar 1 kepala
sprinkler.
8. Sprinkler Flushing , yaitu komponen yang berfungsi untuk membuang air mati dalam
jaringan pipa sprinkler.

3.1.3. BOX HYDRANT

5. Box Hydrant yang dimaksud dalam spesifikasi ini adalah Out door Hydrant Box dan In
door Hydrant Box lengkap dengan aksesories , fire hose, jet nozzle, hose rack, alarm
push button, alarm lamp, alarm horn dan jack interphone.
6. Spesifikasi umum box hydrant ini “ steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1000
mm T, 180 mm D” dan “steel box indoor type, ukuran 750 mm L, 1250 mm T, 180 mm
D”.
7. Box hydrant di cat powder coating warna merah dengan tulisan warna putih
HYDRANT pada tutup yang dapat dibuka 180o dan dilengkapi stopper.
8. Pemasangan Hydrant Box Outdoor harus dilengkapi dengan pengaman ( jeruji besi )
untuk menghindari dari resiko kemalingan atau perilaku iseng manusia disekitar nya
yang dapat merusak instalasi ini.

3.1.4. PILLAR HYDRANT


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

5. Pillar Hydrant yang digunakan adalah jenis Short Type Two Ways dengan main valve
dan branch valbes ukuran 100 x 65 x 65 mm.
6. Siamense Connection yang digunakan adalah jenis type Two Ways dengan main
valve dan branch valbes ukuran 100 x 65 x 65 mm.
7. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Mobil Dinas
Pemadam Kebakaran setempat.
8. Setiap Siamense Connection dan Pillar Hydrant harus dilengkapi dengan Gate Valve
untuk memudahkan perawatan.

3.1.5. PEMADAM API RINGAN

3. Pemadam api ringan disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat
dilakukan oleh setiap penghuni bangunan.
4. Untuk daerah umum dan ruangan mesin disediakan 1 bh pemadam api ringan jenis
CO2 kapasitas 5 kg untuk setiap luas 100 m2.

3.1.6. PEMIPAAN

4. Pipa yang digunakan untuk instalasi Fire Protection System adalah pipa baja hitam
atau “Black Steel Pipe” (BSP) Sch 40, dengan diameter sesuai gambar rencana.
5. Pemasangan pipa BSP Sch 40 dilengkapi dengan komponen pendukung seperti
support (perletakan di atas tanah, lantai atau dinding ) , hanger ( untuk pipa yang di
gantungkan ), dan insulasi / wrapped untuk pipa yang ditanam.
6. Pipa di cat merah ( powder coating ), merupakan baja anti karat, dan pipa harus sesuai
standart ASTM A 53 Grade A.

3.1.7. TANGKI AIR PEMADAM KEBAKARAN

3. Tangki air pemadam kebakaran berfungsi untuk menyediakan air dengan volume
tertentu setiap saat.
4. Tangki air untuk cadangan pemadam kebakaran harus diengkapi denganl :
- Manhole
- Tangga Mini
- Pipa pelimpah dan pipa penguapan
- Water level indicator
- Pipa vent penghubung ataupun vent udara keluar

3.5 AIR CONDITIONING SYSTEM


3.2.1. UMUM

Air Conditioning System atau Sistem Penataan Udara pada Pembangunan Pembangunan
Gedung ICU dan Kebidanan RSUD Dumai ini terdiri dari 2 sistem :

3.2.4 Persyaratan Unit- Unit Mesin

VRF/VRV inverter system, jenis Duct ,Cassette & Wall type.

Ketentuan Umum,
d. Harus dari jenis AC VRF/VRV Inverter (Variable Refrigerant Flow/Volume
system), model Duct , Cassette, Ceiling dan Wall type secara lengkap
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

berikut Aksesories dan system kontrol operasinya (thermostat, Separation


Tube, Filter udara dan kontrol-kontrol lainnya).
e. Kapasitas mesin harus dapat mengatasi beban pendinginan sesuai yang
tercantum dalam gambar Skedul Peralatan AC & Fan.
f. Unit harus disediakan secara lengkap sehingga siap untuk disambung
dengan 'refrigerant piping' dan diisi refrijerant R410a untuk kemudian
dioperasikan tanpa perlu ditambah dengan kelengkapan lainnya.

Condensing Unit,
c. Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh
komponen didalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan
sinar matahari.
d. Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut,
Hermetic compressor
Variable rotation dengan teknologi DC Twin Rotary Inverter
Air-cooled condenser coil
Fan dan motor drive dengan power DC
Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter
Charging valve
Heavy duty coil guard
Control equipment.

Refrigerant Field Piping,


d. Mengikuti rekomendasi dari pabrik pembuat untuk penentuan diameter
pipa penempatan trap, tambahan receiver dan lainnya.
e. Dilengkapi dengan isolasi dari jenis Foamed Neoprene Rubber Pipe
Insulation tebal 0.5 inch, produk Armaflex
f. Menggunakan 'hard drawn copper tube' sesuai dengan ketentuan pada Bab
Persyaratan Teknis MEP atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat unit AC.

3.2.5 Axial Flow Ventilating Fan

Ketentuan Umum,
c. Unit harus dipilih dengan laju aliran udara yang mampu mengatasi beban
kerja seperti yang dicantumkan pada gambar skedul peralatan.
d. Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas Fan, Kontraktor harus
sudah memperhitungkan segala kemungkinan adanya penurunan kapasitas
terhadap pertambahan static pressure sebagai akibat dari static pressure
loss pada diffuser atau grille atau atau filter atau damper dan/atau
peralatan lain di dalam saluran udara sesuai dengan yang akan dipasang.

Konstruksi,
c. Harus dari jenis Adjustable Pitch Axial-Flow Fan factory adjusted dan fixed
pada sudut tertentu sesuai dengan kebutuhan dengan standar produk
d. Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran udara.

Impeller,
e. Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai
standard ARI
f. Harus seimbang secara dinamis maupun statis.
g. Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL.
h. Harus direct coupled dengan motor penggeraknya.

Casing,
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

d. Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi
dengan bahan chlorinated rubber paint
e. Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor.
f. Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan
saluran udara.

Motor,
c. Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust-grease-
corrosion-roof motor dengan insulation class F.
d. Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar
antara 50-75 0C.

3.2.6 Daftar Matrial

No Matrial Merk
1. Unit Air Conditioning VRF/VRV Mitsubishi
2. Sistem Kembla,Denji,Crane E
3. Pipa Refrigerant Wavin,Rucika, Unilon
4. Pipa Pengembunan (PVC) Armafalex,Thermaflex, Insulflex
5. Isolasi Pipa Refrijran,Pengembunan TD Duct, MG Duct,First Duct
6. PolyUrethan Panasonic, CKE, Kruger, KDK
Exkause/Intake Fan

3.3 INSTALASI PLUMBING


3.3.1. UMUM

Yang dimaksud dengan pekerjaan plumbing secara keseluruhan adalah pengadaan,


transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan – peralatan, bahan – bahan utama dan
alat bantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dalam mengelola
sirkulasi air bersih ataupun air buangan dalam konstruksi bangunan gedung.

Olek karena itu diperlukan lah komponen plumbing sebagai berikut :

3.3.1. POMPA FILTER

9. Pompa filter berfungsi untuk mengolah air baku ( raw water ) menjadi air bersih (
clean water ).
10. Pompa filter juga berfungsi untuk menjernihkan air hasil pengeboran, sehingga air
yang dihasilkan bebas dari kandungan lumpur.
11. Pompa filter dilengkapi dengan panel power, piping dan perletakan pondasi ke
tanah.
12. Apabila muka air ditangki clean water turun ke batas “L (50%)” maka pompa akan
on sampai muka air naik ke batas “H (100%).
13. Alarm akan berbunyi apabila level air di CWT mencapai “HH (110%)”.
14. Pompa pertama dan kedua bekerja secara bergantian.
15. Pompa tidak bias bekerja lagi apabila muka air ditangki raw water berada diambang
batas “LL(25%)” dan akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai batas “L
(50%)”.
16. Alarm akan berbunyi pada saat level air di RWT “LL ( 25%).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

3.3.5. SAND FILTER TANK

4. Sand filter harus mampu menyaring kotoran yang berasal dari sumber air bersih.
5. Setiap Sand Filter antara lain terdiri dari peralaan sbb :
e. Inlet, Outlet dan drain Valves.
f. Presure gauges inlet dan outlet.
g. Safety valve.
h. Tanki Mild Steel / Fiber Glass
6. Spesifikasi San Filter sbb :
g. Model : Pressurized Sand Filter
h. Media : Pasir Silika ex Bangka / Import
i. Body : Mild Steel, Sand Blasting & Expoxy Coating (Inner & Outer)
atau fiber glass
j. Filter velocity : 4,0m3/h/m2
k. Back wash : Automatic
l. Tekanan Kerja : 5 bar

3.3.6. CARBON FILTER

4. Carbon filter harus mampu mengatasi warna dan bau yang berasal dari sumber air
bersih.
5. Setiap Carbon Filter antara lain terdiri dari peralatan sbb :
e. Inlet, Outlet dan drain Valves
f. Presure gauges inlet dan outlet
g. Safety valve
h. Tanki Mild steel / Fiber Glass
6. Spesifikasi Carbon Filter :
g. Model : Presurized Carbon Filter
h. Media : Activated Carbon dari batok kelapa
i. Body : Mild Steel, Sand Blasting & Epoxy Coating (Inner & Outer)
atau Fiber Glass
j. Filter Velocity : 4m3/h/m2
k. Back Wash : Automatic
l. Tekanan Kerja : 5 bar

3.3.7. WATER TANK ( Tangki Air )


5. Tangki penyimpanan air yang digunakan adalah type FRP ( Fiber Reinforced Plastic
) , berbentuk persegi ( kotak ) dengan Rod bar terbuat dari stainless steel dan
dibuat menjadi dua bagian untuk memungkinkan pengurasan dan perbaikan
dengan dimensi sesuai kebutuhan / kapasitas yang diinginkan.
6. Pada Pembangunan PEMBANGUNAN GEDUNG DIAGNOSTIC RSUD KOTA
DUMAI ini, digunakan dua jenis tangki FRP , yaitu tangki dengan kapasitas 90 M3
yang terletak di atas tanah, dan tangki FRP dengan kapasitas 12 M3 yang terletak di
atas lantai dag (atap).
7. Tanki FRP kapasitas 90 M3 dilengkapi dengan CWT ( Clean Water Tank ) dan
RWT ( Rain Water Tank ).
8. Tangki air yang dibuat dari beton harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
- Manhole
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

- Tangga inspeksi terbuat dari pipa besi hot dip galvanized


- Tangki berdiri diatas H Beam yang ditumpu oleh pedestal struktur
- Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar dilengkapi dengan insect
screen
- Pipa peluap dan pipa penguras
- Indikator muka air
- Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel, vent,
WLC, over flow dlsb.

3.3.8. BOOSTER PUMP ( Pompa Distribusi )

5. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat-alat plumbing pada lantai –
lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air di dalam pipa
pada setiap lantai secara merata dan seimbang / balance.
6. Pompa booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap
variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
7. Setiap booster pump harus mempunyai sekurang – kurangnya terdiri dari 2 pompa
dan paling banyak 4 pompa yang bekerja paralel, sedangkan laju aliran masing-
masing pompa harus mengacu kepada standart pabrik perakit booster pump.
3
8. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 M / jam boleh
mempergunakan Pressure Control System.

3.3.9. POMPA TRANSFER

9. Pompa transfer berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air
atas.
10. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa.
11. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki
bawah maupun tangki atas.
12. Apabila muka air ditangki turun ke batas “L (50%)” maka pompa akan on sampai
muka air naik ke batas “H (100%).
13. Alarm akan berbunyi apabila level air di tangki atas mencapai “HH (110%)”.
14. Pompa pertama dan kedua bekerja secara bergantian.
15. Pompa tidak bias bekerja lagi apabila muka air ditangki bawah ( CWT ) untuk air
bersih dan Recycling Tank untuk air glontor berada diambang batas “LL(25%)” dan
akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai batas “L (50%)”.
16. Alarm akan berbunyi pada saat level air di CWT “LL ( 25%).

3.3.10. PRESSURE TANK

4. Pressure Tank atau tangki tekan adalah suatu sistem pengaliran air yang digunakan
dimana pada suatu kondisi tidak dapat menggunakan sistem sambungan langsung.
5. Air yang telah ditampung di water tank, dipompakan ke suatu bejana tertutup,
sehingga udara di dalamnya terkompresi, pompa akan bekerja secara otomatis
yang diatur oleh suatu detektor tekanan yang membuka dan menutup saklar motor
listrik penggerak pompa.
6. Pompa akan berhenti bekerja apabila tekanan tangki telah mancapai suatu batas
minimum yang ditetapkan, biasa nya berkisar antara 1 s/d 1,5 Kg/cm 2.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

3.3.11. SISTEM PERPIPAAN

3. Lingkup pekerjan sistem perpipaan meliputi :


- Pipa
- Sambungan
- Katup
- Strainer
- Sambungan Flekibel
- Penggantung dan penumpu
- Sleeve
- Lubang pembersihan
- Galian
- Pengecatan
- Pengakhiran
- Pengujian
- Peralatan Bantu

4. Material pipa untuk instalasi plumbing adalah :


- Polypropelene Random Copolymer ( PPR PN 10 ) untuk distribusi air bersih (
Cold )
- Polypropelene Random Copolymer ( PPR PN 20 ) untuk distribusi air bersih (
Hot )
- Polyvinyl Chloride ( PVC ) AW untuk buangan air kotor dan air bekas
- Galvanized Steel Pipe ( GIP ) untuk instalasi pompa
- Black Steel Pipe ( BSP ) Sch 40 untuk instalasi pengeboran sumur dalam (
deep well ).

5. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stressing sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah
tanah diberi lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2 – 3 mm.
6. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik / fiber, penempatannya harus
terlindung dari panas dan cahaya matahari.
7. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.

3.4 INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ( IPAL )


3.4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat mengenai lingkup pekerjaan dalan sistem pengolahan air limbah
antara lain adalah sebagai berikut :
- Perpipaan
- Penyambungan dengan peralatan Plumbing
- Bak Kontrol
- Floor Drain
- P- Trap
- Clean Out
- Roof Drain
- Pompa Sewage c/w QDC
- Panel Kontrol
- WLC
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

- Pengkabelan
-

3.4.2. PERPIPAAN

1. Untuk persyaratan material mengikuti pasal 3.3.11


2. Limbah Sanitair : Perpipaan dimulai dari alat sanitair antara lain kloset, urinal,
wastafel, lavatory, dan floor drain, sampai ke saluran halaman dan septic tank.
3. Limbah Air Hujan : Perpipaan dimulai dari roof drain dan canopy drain di atap
dialirkan ke talang, ke saluran keliling bangunan, saluran lingkungan , sumur
resapan, dan terakhir ke saluran kota.

3.4.3. BAK SEAWAGE / SUMP PIT

1. Bak sump pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang , badan rapat air
sedangkan tutup harus rapat udara.
2. Setiap bagian sump pit harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10
ke arah pompa, sedangkan semua ujung sudut dibuat 135o.
3. Bak sump pit harus dilengkapi dengan :
- Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
- Sleeve untuk pipa ven
- Sleeve untuk kabel – kabel
- Level switches untuk kendali pompa
- Level switch untuk alarm banjir
- Tangga monyet dari bahan Hot Dip Galvanized
- Manhole untuk lewatan pipa ( 2 unit )

3.4.4. FLOOR DRAIN

1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50 mm Water Seal dan dilengkapi dengan P- trap
2. Floor drain terdiri dari :
a. Chromicum plated bronze cover and ring
b. PVC neck
c. Bitumen coated cast iron body screw outlet connection with flange for water
proofing.
3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :
Outlet diameter Cover diameter
2 inch 4 inch
3 inch 6 inch
4 inch 8 inch

3.4.5. FLOOR CLEAN OUT

1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Waterprooved
Type
2. Floor Clean Out terdiri dari :
- Chromicum plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterproove.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.

3.4.6. ROOF DRAIN

1. Roof Drain yang digunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproove.
2. Luasan lewatan air pada tutup roof drain adalah sebesar dua kali lipat luas
penampang pipa bangunan.
3. Roof drain harus terdiri dari 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing
- Bitumen Coated cover dome type

3.5 PEKERJAAN PANEL DAYA DAN DISTRIBUSI LISTRIK

Instalasi / Sistem Sumber Daya dan Distribusi Listrik dapat dibagi menjadi dua
bahagian, yaitu instalasi listrik arus kuat dan instalasi listrik arus lemah. Adapun
lingkup/jenis perkerjaan kedua system elektrikal tersebut adalah :
C. Instalasi Listrik Arus Kuat.
- Instalasi Penerangan.
- Instalasi Stop Kontak.
- Instalasi Penyediaan Daya (tegangan rendah dan tegangan menegah)
- Penyediaan Daya Darurat (Diesel-Generating Set)
- Instalasi Pentanahan / Grounding.
- Instalasi Elevator ( Lift )

D. Instalasi Arus Lemah.


- Instalasi Deteksi Kebakaran (Fire Alarm).
- Instalasi Telephone / Komunikasi (PABX).

A.1 Instalasi Penerangan


a. Tingkat Pencahayaan.
Tingkat penerangan / pencahayaan (illumination level) yang dirancang akan
didasarkan pada standar penerangan buatan (artificial lighting) yang dikeluarkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum dan SNI T – 26 – 1991 – 03.
Mengingat bahwa di dalam standar penerangan ini tidak diperlukan suatu angka
yang presisi disebabkan adanya maintenance factor, derajat keusangan armatur
dan lampu (depreciation), kondisi lingkungan dan sebagainya, maka penerangan
yang dihasilkan akan relatif (sedikit) lebih besar dari standar penerangan tersebut.
Untuk mencapai kriteria hemat energi, besar pengunaan daya penerangan akan
dibatasi tidak lebih dari 15 W/m2.
Dalam hal ini akan digunakan lampu dan perlengkapan dari jenis hemat energi,
misalnya lampu TL (fluorescent) yang dilengkapi low loss ballast dan power
correction capasitor untuk penerangan umum (general lighting) dan lampu PL / SL
untuk lampu estetika (down light).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Armatur lampu untuk setiap pengunaan akan dipilih sesuai dengan kebutuhan
dengan memperhatikan efek silau (glare effect) yang ditimbulkan.
Sedapat mungkin dihindarkan pengunaan lampu pijar yang tidak hemat energi.
Untuk daerah – daerah tertentu yang dipersyaratkan tidak boleh terjadi pemadaman
lampu sama sekali, koridor tertentu, ruang kerja dan lain sebagainya akan
digunakan armature lampu yang dilengkapi dengan emergency kit.
Untuk penerangan pada saat pertandingan malam hari yang memerlukan daya
listrik yang cukup besar dipakai intlasi listrik dari penyediaan daya darurat dari
Genset.

b. Sistem Distribusi
Penyediaan daya penerangan dilakukan secara radial melalui panel penerangan
(LP) di masing-masing bagian, terpisah dari panel daya stop kontak.
Masing-masing panel penerangan mendapat satuan daya langsung dari panel sub-
distribusi (SDP) melalui kabel NYY / NYFGbY sesuai dengan kebutuhan.
Alat pengaman kabel yang digunakan adalah MCB, MCCB atau ACB.

A.2 Instalasi Stop Kontak


a. Umum
Instalasi stop-kontak merupakan instalasi penyediaan daya di sisi pengunaan
melalui titik-titik outlet (power receptacle outlet) yang akan ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing ruang.
Penyediaan daya stop-kontak ini akan dihitung berdasarkan kebutuhan rata-rata
200 VA pertitik stop kontak 1 fasa dan 1000 VA (atau 3000 VA – sesuai kebutuhan )
pertitik stop-kontak 3 fasa.

b. Sistem Distribusi

Keseluruhan stop-kontak akan dicatu dari panel daya yang terpisah dari panel
penerangan untuk membatasi dan mempermudah penelusuran gangguan (trouble
shooting).
Jenis kabel instalasi stop-kontak adalah kabel NYM 3 x 2.5 mm2 diletakkan didalam
konduit high-impect heavy-duty yang digelar di atas cable tray.
Faktor pengisian konduit maksimum 40 % untuk menjamin transfer panas kabel
dengan baik.
Masing-masing panel stop-kontak mendapat catuan daya langsung dari panel sub
distribusi (SDP).

A.3 Instalasi Penyediaan Daya


Instalasi penyediaan daya yang dimaksud adalah instalasi penyediaan daya dan
distribusi tegangan rendah (3 fasa – 220/380 V, 50 Hz ) dan instalasi penyaluran daya
tegangan menengah PLN (3 fasa – 20 kV, 50 Hz ).

a. Sistem Distribusi
Instalasi penyediaan tegangan rendah dan distribusinya, dimulai dari titik terminal
tegangan rendah trafo distribusi 20 kV / 400 V menuju ke panel utama tegangan
rendah (LVMDP) dan selanjutnya ke panel-panel sub distribusi daya (SDP), panel
daya (PP)dan panel-panel penerangan (LP).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Sistem distribusi daya tegangan rendah akan dirancang secara radial mengikuti
standar PUIL, yaitu sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman) dengan sistem 3 fasa
– 4 kawat pada tegangan normal 220/380 V, 50 Hz.

b. Panel Tegangan Rendah


6. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus
ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk
beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidity grounded dan harus
dibuat mengikuti standart PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.

7. Panel-panel harus terbuat dari plat besi setebal minimal 2 mm dengan rangka besi
dan seluruhnya harus di lapisi zichromate dan cat duco dua kali dan harus di cat
dengan cat bakar, dimana warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak
Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master key.

8. Konstruksi dalam panel – panel serta letak dari komponen-komponen dan


sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan- perbaikan ataupun
penyambungan – penyambungan pada komponen tersebut dapat mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen lainnya.

9. Ukuran tiap – tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare space harus disediakan sesuai
gambar.

10. Body/badan panel harus ditanahkan secara sempurna.

Accecories Panel
Bus bar, terminal – terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan
pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada
bagian yang bergetar.

Busbar
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan
dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan
kenaikan suhu lebih besar dari 65o C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai
ketentuan dalam PUIL.
Setiap busber copper harus diberi warna sesuai dengan peraturan PLN, dimana
lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning

Circuit Breaker
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Penggunaan MCCB untuk :


- Outgoing pada PDTR.
- Incoming pada kabel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase.
- Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.

Penggunaan MCB :
Cicuit breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneuose magnetic unit.
Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunttrip
terminal.

Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran . Untuk Amperemeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala
linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK /
PLN ( minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur ). Komponen-komponen pengukuran
yang dipakai :
- KW Meter
- Amperemeter
- Volmeter
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter

c. Kabel Tegangan Rendah.


Untuk keperluan penyaluran daya secara radial antar panel, terdapat dua cara instalasi
yang harus dilakukan, yaitu melalui tanah (mengunakan kabel NYFGbY) dan melalui
shaft / ruang di atas ceiling (mengunakan kabel NYY).
Sedangkan penyaluran daya ke peralatan – peralatan listrik (motor-motor, unit-unit air
conditioner dan peralatan lainnya) mengunakan kabel daya jenis NYY.
Luas penampang kabel daya distibusi tersebut minimum, sesuai dengan beban yang
dipikul kabel tersebut standar minimum kabel daya sebagaimana disebutkan di dalam
PUIL.
Sedangkan kabel instalasi penerangan dan stop-kontak biasa dirancang mengunakan
kabel jenis NYM dengan luas penampang minimum 2.5 mm2.
Perhitungan dimensi kabel yang digunakan dihitung berdasarkan arus yang akan
mengalir (ditentukan oleh arus maksimum dan faktor kebutuhan), panjang kabel ,
metode instalasi dan besar tegangan jatuh yang diijinkan.
Dalam hal ini besar tegangan jatuh yang diijinkan untuk sistem distribusi adalah.
untuk beban motor : sampai 6 %
untuk beban penerangan : sampai 3%
Selanjutnya, perhitungan tegangan jatuh dilakukan dengan persamaan berikut :

√3 x L x I x DF x PF
VD = volt
56 x N x A
Dalam hal ini :
L : panjang kabel [m]
I : arus maksimum [A]
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

DF : demand factor / faktor kebutuhan,


= 0.7 untuk penyediaan daya penerangan dan stop-kontak
= 0.8 untuk penyediaan daya mesin A/C
= 0.5 – 0.6 untuk penyediaan daya pompa
= 1.0 untuk penyediaan daya lift dan deep well
= 0.9 untuk penyediaan daya trafo
= 1.0 untuk penyediaan daya genset
57 : conductivity tembaga
N : jumlah konduktor per phasa
A : luas penampang konduktor [mm2]

Jatuh tegangan dalam persen :

VD
VD(%) = x 100%
380

d. Sistem Pengaman dan Perhitungan Arus Gangguan

Untuk mendapatkan sistem pengamanan yang baik terhadap gangguan pada instalasi
listrik, digunakan prinsip pengamanan bertingkat melalui pemilihan – pemilihan ranting
arus yang tepat pada seluruh panel yang ada.
Adapun jenis-jenis gangguan pada instalasi listrik yang diperhatikan :
4 Gangguan beban lebih (overload), diamankan oleh mekanisme tripinverse time /
long tame delayed (bimetal) pada MCCB dan MCB, atau dengan relay thermis
pad sistem kontrol motor.
5 Gangguan arus lebih (overcurrent) akibat hubungan singkat pada jaringan
instalasi, diamankan oleh mekanisme trip instantaneous / non delayed
(magnetic) pada MCCB dan MCB, atau dengan fuse pada sistem kontrol motor.
6 Gangguan kualitas (penurunan tegangan atau ketidakseimbangan fasa ataupun
kehilangan fasa), diamankan oleh peralatan failure relay yang dipasangkan pada
peralatan kontrol motor

Seluruh batasan (rating) dan tingkat kemampuan dari peralatan pengaman dipilih
sedemikian rupa, sehingga diperoleh selectivity yang baik (dikatakan juga mempunyai
diskriminasi yang baik).
Selanjutnya kapasitas pemutusan, (breaking capacity) dari masing-masing peralatan
pengaman (ACB, MCCB dan MCB ) ditentukan berdasarkan perhitungan arus
hubung-singkat yang terjadi disisi “down stream” dari peralatan pengaman yang
bersangkutan.
Dalam perhitungan arus hubung-singkat (hs) ini, diasumsikan sebagai berikut :
MVA hs dari sumber (PLN), P1 : 500 MVA
jenis gangguan hubungan singkat : 3 ph – simetris
koefisien hs TM (c1) : 1.1
koefisien hs sisi TR (c2) : 1.0
impedansi kabel : resistif dan induktif
impedansi hs : nol
Besarnya arus hubungan singkat dapat dihitung persamaan sebagai berikut :
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

CxV
I hs =
V3 x Z
dalam hal ini :
c = c1 = 1.1 untuk sisi MT 20 kV
c = c2 = 1.0 untuk sisi TR 220 / 380 V
Z = impedansi jaringan sampai titik gangguan hubung singkat.

Dari hasil perhitungan dapat diketahui besar arus hubung singkat di setiap titik panel,
sehingga dapat di tentukan breaking capacity peralatan pengaman yang harus di
pasang pada panel bersangkutan.

3.6 PEKERJAAN VERTIKAL TRANSPORTATION


UMUM
Yang termasuk dalam golongan item pekerjaan vertikal transportation adalah :

- PEKERJAAN INSTALASI LIFT

A. PEKERJAAN INSTALASI LIFT


a. Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir.

Pemborong agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan


ketentuanketentuan pada spesifikasi ini.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka pemborong
wajib memberitahukan hal tersebut merupakan kewajiban pemborong untuk
melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.

b. Lingkup Pekerjaan Elevator Lift


Garis besar lingkup pekerjaan instalasi Lift / Elevator adalah sebgai berikut :
Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Lift/Elevator, lengkap dengan
kontrol dan accessoriesnya.
Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik, panel-
panel, peralatan control dan lain-lain bagi instalasi ini.
Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari instalasi
Lift/Elevator ini.
Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang terpasang
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama.

Lingkup Pekerjaan Pemborong


Yang menjadi lingkup pekerjaan dari Pemborong Instalasi Lift/Elevator adalah sebagai
berikut:
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Pengadaaan dan pemasangan semua material, peralatan utama serta


perlengkapan bantu yang diperlukan dalam pemasangan instalasi ini sesuai dengan
jumlah Lift/Elevator yang tergambar ataupun terurai dalam spesifikasi teknis
sehingga didapatkan suatu instalasi yang baik dan sempurna dalam
pemasangannya.
Penyediaan dan pemasangan serta penambahan semua profil baja untuk
tumpuan/pengikat guide rail pada sisi kereta, dan profil baja yang diperlukan untuk
dudukan traction machine ( semua profil baja harus dicat anti karat ).
Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan peralatan
serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut.
Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting untuk
tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh pemilik.
Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari :
- Maintenance manual
- Operation Manual
- Daftar suku cadang yang perlu disediakan
- Gambar as built drawing
- Semua electronic dan electric wiring dll.

c. Data Kereta Lift / Elevator


1.) Rangka kereta Elevator
Terbuat atas profil baja yang dicat anti karat.
Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes, dimana
dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian bawah kereta
tepat di Guide Rail.
Gide Shoes yang dipakai adalah tipe Roller
Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendiri ( self
lubrication ) untuk mencegah cepatnya ke-ausan.
Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan lantai kereta, harus
terdapat bantalan karet.

2.) Lantai Kereta

Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty tile,
warna ditentukan kemudian.
Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut elevator

3.) Dinding Kereta Elevator


Dinding dalam konstruksinya harus sedemikan rupa sehingga mudah dipasang atau
dilepas, sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan.
Pada bagian luarnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

4.) Langit - langit Kereta Elevator


Ketinggian langit-langit kereta ini tidak berkurang dari 2300 mm dimana terdapat
pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch
sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Terdapat lampu untuk penerangan normal dan untuk penerangan darurat dengan
sumber daya dari batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan automatic
chargernya.
Jenis lampu disesuaikan dengan interior yang dipilih oleh Architect, kecuali belum
ditentukan, maka dapat digunakan sebagai acuan adalah type Flourescent ligthting
circular milky white acrylic cover ( khusus untuk lift penumpang ), atau 2 buah
flourescent (TL) 2x20 watt dengan milky white acrylic cover.
Terdapat exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas kereta.
Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
5.) Pintu Kereta Lift / Elevator
Terdiri atas dua panel automatic center opening dengan dimensi seperti tergambar
untuk lift dengan type Single Door.
Terdiri atas masing-masing dua panel automatic center opening dengan dimensi
seperti pada gambar untuk lift dengan type Through Door.
Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi alat pengukur
kecepatan.
Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara

6.) Indikator Kereta Lift / Elevator


Terletak diatas pintu kereta yang dilengkapi dengan penunjuk arah perjalanan
kereta, indicator posisi sangkar elevator dengan tipe digital disertai bunyi bel.

7.) Car Operating Panel


Push button yang dipakai merupakan soft touch button yang menyala bila tersentuh.
Untuk Lift dengan type Trough Door setiap bagian dari pintu lift dilengkapi dengan
Car Operating Panel.
Terdiri atas peralatan sebagai berikut :
- Push button untuk setiap lantai
- Push button untuk membuka pintu kereta
- Push button untuk menutup pintu kerete
- Push button untuk emergency stop
- On-Off switch untuk independent operation
- Key switch untuk independet operation
- Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer
- Plat nama dari pabrik pembuat lift
- Tulisan kapasitas lift penumpang

8.) Pintu Lift dan Pintu Shaft


Lift harus dilengkapi dengan sistem pintu yang bekerja secara otomatis.
Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutup secara
serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum
kereta lift bergerak meninggalkan lantai.
Pintu kereta dan pintu shaft harus membuka dan menutup secara serempak, sesaat
setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum kereta lift bergerak
meninggalkan lantai.
Pada saat lift bergerak, pintu kereta tidak bolah dapat dibuka dari dalam kabin,
meskipun tombol pembuka pintu ditekan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Pada saat lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harus memberikan torsi yang
cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka secara paksa dari dalam
kabin.
Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat dibuka secara
paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft.
Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistem interlock jenis electro
mechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali dengan kunci
khusus yang disediakan untuk melepas sistem interlock tersebut.
Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus dapat dibuka
dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai.
Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehinggaa dapat dilepas dari dalam kabin,
pada saat tidak ada sumber daya listrik.
Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft harus dapat
diperiksa, ditest dan diganti bagian-bagiannya, apabila rusak.
Semua pintu lift harus dilengkapi dengan kontak-kontak listrik yang mencegah lift
bergerak kecuali apabila pintu-pintu telah tertutup rapat. Kontak-kontak ini harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat dicapai oleh orang-orang yang
tidak berkepentingan.
Untuk lift tertentu pintu lift dilengkapi dengan kaca.
Pintu lift harus dilengkapi dengan “safety edge” yang terpasang dari ujung atas
sampai ujung bawah panel pintu.
Apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada saat pintu sedang
menutup, maka pintu kereta dan pintu shaft secara otomatis harus kembali pada
posisi membuka penuh.
Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis, setelah melampaui waktu yang
ditentukan.

d. Instalasi Peralatan Pada Shaft Lift / Elevator


1.) Magnetic Landing Device
Magnetitic Landing Device adalah komponen peralatan untuk memberhentikan
kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan toleransi maksimum sebesar 5
mm dari level lantai yang bersangkutan.

2.) Landing Door


Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya
Dilengkapi dengan narrow jamb
Terbuat dari stainless steel
Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
electric dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weight
closer.

3.) Door Sills dan Toe Guard


Door Sills dan Toe Guards Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded aluminium
natural control, yang didudukkan pada beton yang telah disediakan.

4.) Hall Button


Hanya ada satu buah disetiap lantai
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk operasi ke
arah atas.
Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk operasi ke
arah bawah.
Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk operasi ke arah atas
bawah.
Push button merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.

5.) Car Position Indicator


Terdapat diatas pintu setiap lantai dengan tipe Digital.
Harus dilengkapi dengan Hall Lantern dan gong yang hanya menyala dan berbunyi
pada saat kedatangan kereta.

6.) Buffer
Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya diberikan
karet setebal 5 mm.
Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana dua buah
untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan sendiri oleh
pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung ke lantai beton struktur
yang ada).

7.) Guide Rail


Pemborong pekerjaan Lift agar memberikan data-data untuk Rail, bracket dan
peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut :

Untuk Kereta Lift / Elevator :


- Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal, sesuai standart kapasitas.
- Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan
memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut ¾”.
- Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1” dan panjangnya 14,5” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.

Untuk Counter Weight :


- Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal sesuai standart kapasitas.
- Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan
memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut 5/8”.
- Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal ½” dan panjangnya 12” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.
- Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus dicat
anti karat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

- Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi


persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.

8.) Counter Weight


Rangka counter weight terbuat dari profil baja.
Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan 50 % dari
kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.
Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan suatu
bahan anti karat.

9.) Compensating
Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.

10.) Rem
Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal dan
sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling
berat/sukar.
Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris
dengan sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga
rem hanya bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift telah berhenti di
suatu lantai dan rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift.
Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk
melepas rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara darurat.

11.) Sepatu Penuntun ( Guide Shoes )


Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain yang sesuai dengan
standart pabrik dan terikat secara kuat pada bagian atas dan bawah dari kereta
lift dan counter weigth.
Setiap sepatu penuntun harus bergerak pada permukaan rel penuntun dengan
halus.

e. Instalasi Mesin Penggerak Lift / Elevator


Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak balik 3 phase 380
V dengan toleransi 10 % Volt 50 Hz.
Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk diatas
penyangga beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator diatas shaft.
Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan karet sebagai
peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut
tidak boleh lebih besar dari 3 mm.

f. Sistem Pengendalian ( Controlling System )


Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk mengoperasikan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

kereta Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan
elevator di dalam sistem kontrolnya. Jenis alat kontrol yang harus dipakai adalah
CV – GEAR LESS. Panel kontrol lift ini harus bisa dihubungkan dengan card reader
dari system Access Control.

g. Tali Pengganting ( Rope )


Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengan kapasitas lift
secara standart.
Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope dipasangkan
pada rope end (detch and Hitch) yang terletak pada suatu profil baja dengan
dilapisi karet setebal 25 mm dan dilengkapi safetay switch dan per.
Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanaan.
Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2300 mm dimana terdapat
pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety
switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.

h. Safety Device
Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, dimana secara otomatis akan
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja maka
panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan kembali
bila secara manual posisi kereta dikembalikan ke kedudukkan normal. Pembatasan
yang ada yaitu :
- Level 6 cm di bawah level lantai terbawah, dan
- Level 10 cm di atas level lantai teratas.

Pengaman terhadap ketegangan rope, apabila pengamanan ini bekerja, maka


panel kontrol akan mematikan mesin penggerak.

Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, apabila terjadi kelebihan kecepatan


maka:
- Centrifugal switch yang ada di speed governor akan menyebabkan panel
kontrol mematikan mesin penggerak.
- Safety gear sebanyak empat buah yang terletak dibagian bawah dari
pengimbang. Berat dan kereta akan mengadakan pengereman di rail dan micro
switch yang ada disana akan menyebabkan panel kontrol mematikan mesin
penggerak.

Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa :


- Door safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila tersentuh.

Pengaman lift pada saat Sumber Daya listrik PLN terputus :


- Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus, kereta lift secara tiba-
tiba akan berhenti. Pada saat demikian, lampu darurat didalam kereta harus
menyala secara otomatis, sistem intercom dan bel alarm harus tetap berfungsi,
dengan mendapat sumber daya dari batere.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

- Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel Generating Set


Emergency, semua lift harus dapat bekerja kembali secara normal.
- Pemindahan rangkaian dari jaringan listrik PLN ke Diesel Emergency Set
dilakukan secara otomatis di panel utama dan pekerjaan ini termasuk tugas
Kontraktor Listrik.
- Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka rangkaian
akan dipindahkan ke keadaan semula pada panel utama listrik di lantai
Basement.
- Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti sesaat dan secepatnya
setelah mendapatkan aliran listrik, maka lift akan bekerja secara normal
kembali.
- Lengkapi dengan peralatan ALD ( Automatic Landing Device ).

Pengaman lift bila terjadi kebakaran :


- Di lantai dasar harus disediakan dan dipasang saklar khusus untuk petugas –
petugan khusus pemadam kebakaran dengan tulisan dalam Bahasa Indonesia
“ SAKLAR KEBAKARAN “.
- Untuk mengoperasikan saklar tersebut tidak boleh menggunakan kunci dan
harus diletakkan di dalam kotak besi yang mempunyai panel depan terbuat dari
stainless steel hairline finish dan tutup kaca yang mudah dipecahkan.
- Saklar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan “ON” atau “OFF”.
- Harus dilengkapi supervisory panel dengan 3 buah intercom yang diletakkan di
Ruang Mesin , Ruang Maintenance , dan Ruang Security.
- Dengan mendudukan saklar pada posisi “ON” maka lift akan bekerja sebagai
berikut :
Semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan tidak
ada penggilan atau permintaan baru terdaftar.
Sistem kerja lift akan berubah dari kontrol secara kolektif menjadi tidak
kolektif.
Tanpa melihat arah geraknya, lift secara otomatis akan bergerak turun
ke lantai dasar, tanpa berhenti di lantai – lantai lain.
Setelah membuka pintu di lantai dasar dan melepas penumpang-
penumpangnya, lift akan berhenti bekerja.
Untuk selanjutnya pengoperasian lift tersebut hanya dapat dilakukan
dari dalam kereta dan lift tidak akan melayani panggilan dari luar
kereta/lantai.

i. Panel Kontrol Lift


Panel kontrol lift adalah jenis free standing close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur
maksimjum 40o C dan RH maksimum 95%.
Panel kontrol akan diletakkan di atas suatu dudukan beton ringan yang akan
disediakan oleh pemborong lift dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya
dapat dilayani dari depan.
Box panel harus terbuat dari plat baja tebal minimal 2 mm dengan rangka penguat
di cat anti karat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable
gland.
Alat kontrol harus dillengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan
gelombang pemancar yang ada.
Earth Quick Protection.

J. Material

Elevator Stainless Steel Hairline


Jenis : Bed Elevator
Merk : Sigma
Model : Ditentukan Kembali
Kapasitas : 1600 kg
Kecepatan : 60Mpm
Opening : 1200 x 2100 mm
Lintasan : 5 Pintu/ 5 Lantai

Kelengkapan:
- Automatic Rescue Device (ARD)
- Earthquake Sensor Device (ESD)
- CCTV Cable
- AC Split Untuk ruangan Mesin
- Granit Lantai Polos
- Bingkai Papan Promosi
- Grounding dan Kelengkapan Kelistrikan lainnya.

3.7 PEKERJAAN FIRE ALARM SYSTEM


UMUM
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

PENJELASAN SISTEM
Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila terjadi
kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara
audio (bell) maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran tersebut
dimulai, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin.

Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara otomatis
dari detector maupun secara manual dari push button box.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

LINGKUP PEKERJAAN
Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan instalasi ini harus melaksanakan
pengadaan, pemasangan & pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi
dengan baik dan siap untuk dipakai.

Bahan-bahan dan peralatan-peralatan pembantu instalasi fire alarm system harus


sesuai dengan persyaratan-persyaratan pekerjaan dan gambar instalasi fire alarm
system.

KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :
Thermal Detector Conventional
Smoke Detector Conventional
Manual Push Button (Break Glass)
Alarm Bell
Zone Indicator
Indicator Lamp
Module
Master Control Panel Adresssable

Thermal Detector Conventional


Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed Temperature
detector yang memiliki response lamp di base.
Sirkit dan sensor mempunyai performa yang tinggi dalam pendeteksian temperature
ditetapkan.
Mempunyai stabilitas tinggi terhadap debu, gangguan elektromagnetis, perubahan
suhu kelembaban dan karatan.

Data-data teknis lainnya :


- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC
- Output Voltage : 5 - 13 VDC
- Quescent Current : ± 0.1mA
- Alarm Current : ± 25.0 mA
- EMC : ± 10V/m
- Operating Temperature : -10 ~ +50º C
- Storage Temperature : -30 ~ +75º C
- Relative Humidity : ≤ 95% ( 40 ± 2ºC)

Smoke Detector Conventional

Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah response
lamp dan mempunyai karateristik sensitivitas yang rata (flat response technology).
Memiliki kepekaan homogen untuk membedakan jenis asap.
Mempunyai stabilitas tinggi terhadap debu, gangguan elektromagnetis, perubahan
suhum kelembaban dan karatan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Data-data teknis lainnya :


- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC
- Output Voltage : 5 - 13 VDC
- Quescent Current : ± 0.1mA
- Alarm Current : ± 25.0 mA
- EMC : ± 10V/m
- Activation Temperature : ± 4.0 mA
- Operating Temperature : -10 ~ +50º C
- Storage Temperature : -30 ~ +75º C
- Relative Humidity : ≤ 95% ( 40 ± 2ºC)

Output Module (Control Module)


Output Module adalah alat untuk mengaktifkan peralatan external menurut
ungkapan logika yang telah ditetapkan lebih dulu dan juga diharapkan menerima
konfirmasi aktifasi tersebut.
Alamat / zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
Dapat mengaktifkan peralatan eksternal oleh logika yang telah ditetapkan lebih
dulu, output dapat berupa denyut atau signal menurut set-up Dip-Switch.
Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.

Tidak direkomendasikan penggunaan modul ini untuk memadamkan


kendali/kontrol secara langsung.
Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.

Data teknis lainnya :


- Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC
- Quiescent Current : ± 0.7 mA
- Activation Current : ± 2.5 mA
- Relay Rating : 30V/2.0A , 125VAC/1.0A
- Confirmation Led : Steady output ; steady on
: Pulse Output ; flashing
- Working Temperature : -10 -+50ºC
- Relative Humidity : ≤ 95% ( 40±2ºC)
- Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²

Collective Input Module (Monitor Module)


Collective input module (monitor module) ini dapat menghubungkan detector
conventional/collective ke peralatan utama fire alarm.
Alamat / zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
Dapat memancarkan alarm, fault, batas signal bahaya normal kepada unit MCFA,
juga mempunyai indikasi pada modul.
Indikator alarm dapat dihubungkan dengan L+, L-
Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.
Data teknis lainnya :
- Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

- Quiescent Current : ± 4.0 mA


- Alarm Current : ± 16.0 mA
- Alarm Voltage : 3.7V – 16.4 VDC
- Fault Voltage (short) : 0V -3.7 VDC
- Fault voltage (open) : > 22.1 VDC
- Working Temperature : -10 -+50ºC
- Relative Humidity : ≤ 95% ( 40±2ºC)
- Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²

Manual Push Button


Jenis yang dipakai merupakan surface mounted dan dilengkapi dengan reset switch, jika
terjadi penekanan.
Alarm Bell
Persyaratan teknis harus dipenuhi :
- Konstruksi : Anti Karat
- Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC
- Current Consumption : mak. 80 mA
- Power Consumption : 1.2 Watt
- Desibel Rating : 85 dB. At 3 m

Zone Indicator
Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja. Zone Indicator ini ditutup
dengan plastik dan pada tutup ini terdapat tulisan Zone Number (Nomor Zone) yang
disesuaikan dengan letak zone indicator tersebut.

Indicator Lamp
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan group
detector. Lampu indicator ini akan menyala hanya jika group detector yang
bersangkutan bekerja.

Main Control Fire Alarm (MCFA)


MCFA yang digunakan memakai Sistem Addressable 2 loops dengan Detector
Convensional kapasitas 40 zones. Kelengkapan MCFA antara lain Fireman intercom,
Synthetic Sound, Sealed Acid Battery, Power supply charger yang mempunyai voltmeter
DC. MCFA harus mempunyai pintu dengan jendela penglihat (LCD).

MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :


- Bell Off -Reset
- Testing
- Lamp test
- Fault Signal General
- Signal for Alarm Condition
- Signal for “Zone Off”
MCFA ini harus mempunyai output berupa :
- Visible/Audible Alarm
- Visible/Audible Fault Alarm
- Test Signal (Visible)
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

- Optical Signal “Zone Off”

Terminal Box (Kotak Sambung)


Terminal Box terbuat dari plat baja dengan tebal minimal 2 mm Ukuran dari Terminal
Box menyesuaikan dengan kebutuhan dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas atau Pemberi Tugas. Pemasangan Terminal Box harus dikoordinasikan
dengan Konsultan Pengawas dan Pember Tugas

Pipa Konduit
Semua kabel harus dipasang didalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm, baik
yang diatas plafond (horizontal) maupun yang di dinding / tembok / beton ( vertikal ).
Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow. Seluruh kotak sambungan,
persimpangan, dan lain-lain harus dipasang tutup sehingga tidak akan masuk benda-
benda lain kedalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus terpisah dengan sistem
saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini.

Kabel
Kabel untuk main Power Supply dari setiap perlengkapan dalam sistem
menggunakan NYM dengan ukuran minimal 3 x 2,5 mm².
Kabel untuk instalasi circuit antar detector dan break glass digunakan kabel NYA
dengan diameter minimum 2 x 1,5 mm².
Kabel untuk instalasi telepon jack menggunakan kabel ITC 2 x 0,6 mm².
Kabel untuk instalasi Main Bell dan Red Lamp menggunakan kabel NYM 3 x 2,5
mm².

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak detector dan peralatan-
peralatan lain dari sistem ini, dimana letak yang pasti dijelaskan pada gambar.
Untuk manual push button, dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai. Alarm Bell
dipasang kira-kira 0,5 m di bawah plafond.
Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6 m
dari detector tanpa ada timbunan barang atau alat-alat lainnya.
Semua kabel harus dipasang didalam conduit, baik yang diatas plafond (horizontal)
maupun yang di dinding / tembok / beton (vertical). Ukuran conduit dan kabel harus
sesuai gambar rencana.

TESTING / COMMISSIONING
Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing / pengetesan,
yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke
detector menggunakan asap.
Tiap-tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.
LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan
sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Ditempat pekerjaan, pengawas menempatkan petugas pengawas yang bertugas


setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat Perjanjian serta dengan cara-
cara yang benar dan tepat serta cermat.

3.9 PEKERJAAN JARINGAN DATA , TELEPON & NURSE CALL SYSTEM

UMUM

Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari


seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

LINGKUP PEKERJAAN
Mengurus ijin penyambungan, banyak sambungan 16 (delapan) nomer telepon atau
sesuai persetujuan Pemberi Tugas.
Pengadaan dan pemasangan Key Telpon kapasitas 16 / 64 ext lengkap dengan MDF.
Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system), meliputi penyediaan dan
pemasangan:
- Kabel dan pipa instalasi data dan telepon
- Kabel feeder data dan telepon
- Kotak kontak data dan telepon Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang
menunjang pekerjaan ini.
Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif lengkap dengan
display dan hands free atau sesuai persetujuan Pemberi Tugas.
Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon
Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut
dapat berfungsi dengan tepat dan benar.
Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku cadang
selama waktu minimal 3 tahun.
Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon.

PERSYARATAN TEKNIS
Key Telpon
Key Telpon mempunyai 16 analog trunk card, 16 digital extention card, digital dan 64
extention analog.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Key telpon dilengkapi dengan key phone digital display


Aksesories lainnya antara lain : Surge Aresster, Power Supply dan MDF dll, sehingga
sistem berfungsi dengan baik.

Pesawat Telepon
Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe executive.
Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free dan kelebihan lainnya.
Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu pemasangan meja dan pemasangan
dinding.
Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta mampu bekerja
secara normal pada jaringan lokal PT. Telkom.
Dalam hal ini saat mengajukan approval material harus dilengkapi dengan fotocopy
surat lulus dari PT. Telkom.
Baik pesawat standard maupun executive harus bekerja secara full digital.

Terminal
Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda jumpering dan
memakai terminal-terminal berisolasi sesuai standard TELKOM.
Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi, maka box terminal
harus diberi pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-pintu yang kedap udara.

Kabel Telepon.
Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti, seandainya terjadi
kerusakan saluran dan atau untuk menampung perkembangan dikemudian hari.
Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC (indoor-telepone cable)
dengan diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesuaikan dengan petunjuk
dalam gambar.
Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam digunakan UTC (Underground
telepon cable) dengan diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesuaikan dengan
petunjuk dalam gambar.
Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel, tanpa ada
persetujuan Konsultan Pengawas.

Conduit Telepon.
Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa PVC High Impact
berdiameter minimum 20 mm.
Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang dilengkapi tutup.
Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus dicat warna biru
selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu lain yang
sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Outlet
Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting dan bukan
jenis claw fix.
Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan disesuaikan dengan
keadaan setempat.
Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan petunjuk
Konsultan Pengawas.
Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan kode
nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
Pemasangan konduit yang berada didalam kolom dilaksanakan sebelum pengecoran
sedangkan yang berada didinding dilaksanakan sebelum dinding diplester. Konduit
tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak pecah.

TESTING / COMMISSIONING
Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan
Commissioning yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
Biaya Testing menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.

3.10 PEKERJAAN MASTER ANTENA TELEVISI

UMUM
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya san suatu daftar
referensi pemasangn harus dilampirkan dalam surat penawaran

KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf
dengan spesifikasi yang di syaratkan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Pelaksana Pekerjaan baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Modulator
Selectable Output Channel Colour System : PAL / SECAM/ NTSC Audio Operatio
Module : Mono / Stereo/Dua Input frequency : 50 – 858,5 Mhz Input Level : 40,5 ~
84 dBm Output Frequency Range : 47 – 862 Mhz Output Level : 75 ~ 90 Mhz
Supply Voltage : + 12 VDC
Active Combiner
Number of Input : 4 Frequency Range : 4 -862 Mhz Input / output impedance : 75
ohm Gain Regulation : 20 dB

TV Reciever set
Video Input : 1V (p – p) Input Antena : VHF / UHF 75 ohm Receive Syestem : CCIR
standard, PAL, SECAM, NTSC Dimension Screen : 21 “ Facility : Audio/Video with
infra red remote control

TV Oultlet
Model : Single Side Loss : 0.4 dB – 1.2 dB

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


Peralatan Utama dari MATV system (Divider, Modulator, Active Combiner dll)
ditempatkan pada ruangan khusus (ruang kontrol administrasi).
Sistem MTAV harus bisa untuk output video.
Spur unit (Distributor) ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan maintenance.
Penempatan receiver amplifier (booster) harus disesuaikan dengan losses yang ada dan
level input ke TV set yang diharuskan yaitu antara 60 – 80 dB V.
Tee unit/coupler/splitter ditempatkan dilokasi yang cukup terlindung Mempunyai jarak
yang cukup aman dari pengaruh interferensi instalasi listrik (yang memerlukan supply
220 VAC/ 50 Hz) terutama di atas plafond (ceiling).

PENGUJIAN
Semua peralatan dalam system suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya system setelah ternyata hasil pengujian adalah baik. Pengukuran video signal
level dilakukan dengan dB Gain Meter.

3.11 PEKERJAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISI ( CCTV )


PENJELASAN UMUM
Sistem Closed Circuit Television System dipergunakan untuk membantu pengawasan
dengan cara mengamati kegiatan operasi suatu gedung melalui video camera. Hasil
gambar dapat diamati melalui TV monitor. Sistem CCTV ini terdiri dari Camera, Monitor.
Sistem CCTV yang direncanakan adalah berwarna (colour).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah Pengadaan, Pemasangan, Penyetelan dan
Pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan siap pakai,
tanpa ada gangguan atau cacat instalasi.
Termasuk didalam peralatan tersebut adalah sebagai berikut :
Colour Camera
Colour Monitor
Digital Video Recorder

Pelaksana Pekerjaan harus melengkapi dan merakit peralatan tersebut dan bila perlu harus
melengkapi dengan peralatan tambahan sesuai persyaratan pabrik pembuatnya.

KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Kamera
Adalah merupakan alat pengamat dari sistem CCTV yang sudah dilengkapi dengan
lensa. Ini hanya berfungsi untuk memberikan gambar dari lokasi yang diamati ke
monitor melalui kabel video. Kamera yang digunakan adalah type fixed colour camera.

Monitor
Adalah merupakan alat yang mentransfer isyarat elektronik yang dikirim oleh camera
menjadi gambar pada sebuah layar televisi.

Switcher
Alat yang dipakai untuk menghubungkan 2 (dua) atau lebih camera ke monitor tunggal,
sehingga pengamat dapat memilih hasil gambar mana yang akan ditampilkan pada
layar monitor. Posisi camera yang tidak diamati dapat di bypass tanpa merubah urutan
pengamatan maupun waktu interval

DATA TEKNIS PERALATAN UTAMA

SPESIFIKASI TEKNIS COLOUR CAMERA


Type Colour Camera : PAL – NTSC
Power Supply : To be Supplied from the specified Camera Drive Unit
Horizontal Resolution : 470 TVL
Scene Ilumination : 22 lux
Pick-up Device : Interline Transfer CCD with -512(H) x 582(V) pixels
Scanning System : 2 : 1 interlace
Frame Frequency :25 Hz
Resolution (at centre) : Horizontal: More than 330 lines Vertical : More than
400 lines
Recommended Illumination : 150 lux at F 1.4
Minimum Illumination : 10 lux at F 1.4 AGC On
Signal to Noise Ratio : 44 dB, AGC On (Luminance)
Gain Control : AGC On/Off Switchable
ALC Lens Select Switch : DC/Video Switchable
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Lens Mount : CS – Mount


Ambient Operating :10 Derajat Celcius Temperature +50 Derajat Celcius
COLOUR MONITOR ( TV MODULATOR )

Function : Accept baseband video and audio signals and


converts than to any cannel
Transmission standard : PAL and or NTSC
Spurious standar : Less than - 60 dB
Output frequency : 47 - 230 MHz
Output level : + 95 dBuV
Video input level : 1 Vp-p (3 dB)
Video frequency response : 25 Hz to 5.0 MHz (1 dB)
Audio input level : 300 mV RMS
Power requirement : + 12 Vdc - 150 mA
DIGITAL VIDEO RECORDER ( DVR)
Built-in 160 GB HDD.
4 way JPEG compression recording modes.
Built-in 16 ch multiplex recording system.
Video Input : 16 terminal, 1V (p-p)/75 ohm, PAL composite video
signal with looping trough (BNC)
Video Output : 16 terminal, 1V (p-p)/75 ohm, PAL composite
video signal with looping trough (BNC)
Spot Output : 1 terminal , 1V (p-p) / 75 ohm (BNC)
Multi screen output : 1 terminal , 1V (p-p) / 75 ohm (BNC)
Synch Output : 1 VBS, 1 V (p-p) / 75 ohm
Audio Input/Output : 10 dB, unbalanced
External Storage : SCSI Interface
Copy : SCSI Interface

PEMASANGAN
Pemasangan colour camera dipasang sesuai petunjuk gambar, Pelaksana Pekerjaan dapat
mengajukan usulan lain untuk penempatan colour camera ini. Cara pemasangan colour
camera tersebut digantung pada ceiling atau plafond dengan rangka penguat/ hanger yang
diperkuat pada dak beton. Peralatan utama seperti ; camera drive unit, Sequential switcher,
Colour monitor dan Time lapse VTR, diletakan pada ruang kontrol (ruang administrasi)
lantai satu, seperti ditunjuk dalam gambar rencana. Kabel instalasi yang digunakan untuk
isyarat video dan untuk keperluan control menggunakan coaxial cable RG 59/U, kabel
power menggunakan NYMHY 2 x 1,5 mm² yang semuanya dalam pelaksanaan harus
dimasukkan dalam pipa PVC high impact dia. 20 mm
TESTING / COMMISSIONING
Setelah pekerjaan CCTV ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Comissioning
yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019

Pasal 4
ADMINISTRASI PROYEK

1) Laporan Proyek
c) Kontraktor harus membuat Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian,
Laporan Mingguan & Laporan Bulanan dikumpulkan pada setiap akhir bulan.
d) Konsultan Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang dibuat
kontraktor.
2) Dokumentasi Foto Proyek
e) Foto proyek diambil pada awal proyek sampai akhir pekerjaan dinyatakan
selesai 100%
f) Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa
sehingga point-point pekerjaan penting tidak terlewatkan.
g) Pengambilan photo rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai
lampiran kelengkapan administrasi pada saat pengajuan laporan bulanan.
h) Photo yang diambil harus menggambarkan kegiatan pelaksanaan pada saat :
0% , 30% , 60% , 80% dan 100%.

Pasal 5
SERAH TERIMA PEKERJAAN

UMUM

Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik kepada
Direksi Teknisatau Pemberi Tugas sebagaimana tercantum didalam surat perjanjian
pekerjaan ini.

LINGKUP PEKERJAAN

1) Penyerahan pertama pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh kontraktor apabila


terbukti pekerjaan fisik telah mencapai bobot 100 % berdasarkan hasil pemeriksaan
pekerjaan fisik oleh Team PHO yang telah ditunjuk oleh Panitia/Tim Pembangunan
Rumah Sakit Aulia Hospital Pekanbaru.
2) Penyerahan kedua pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh kontraktor apabila masa
pemeliharaan selesai dan telah diperiksa dan diteliti oleh Team FHO yang telah
ditunjuk dari Tim Pembangunan Rumah Sakit Aulia Hospital Pekanbaru.
3) Serah Terima Pertama dan Kedua pekerjaan dapat dilaksanakan apabila semua
prosedur Persyaratan Teknis dan Administrasi telah dipenuhi oleh kontraktor
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku didalam kontrak dan bestek.

Pasal 6
PENUTUP

1) Semua syarat-syarat yang tercantum didalam spesifikasi teknis umum ini harus
dilaksanakan dengan baik dan benar oleh kontraktor serta mengikuti petunjuk-
petunjuk Teknis dari Direksi Teknis Kegiatan dan konsultan Pengawas.
2) Semua ketentuan–ketentuan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis umum ini
akan diatur pada waktu Aanweijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu,
akan dijelaskan oleh Direksi Teknis Kegiatan pada saat mulai pelaksanaan dan
sedang berlangsung kegiatan pekerjaan.
3) Walaupun spesifikasi teknis umum ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu
mengenai bahan dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan
tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.

Anda mungkin juga menyukai