BAB I
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. UMUM
Merupakan pengadaan segala bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan kerja dan alat-alat bantu untuk
penyelesaian Pekerjaan Mekanikal dna Elektrikal pada Pembangunan Gedung Diagnostic Center
RSUD Kota Dumai dengan tahapan pekerjaan sebagai berikut :
A. MEKANIKAL
I. PEKERJAAN FIRE PROTECTION SYSTEM
II. PEKERJAAN AIR CONDITIONING
III. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
B. ELEKTRIKAL
I. PEKERJAAN POWER LISTRIK CADANGAN
II. PEKERJAAN PANEL DISTRIBUSI
III. PEKERJAAN INSTALASI KABEL POWER
IV. PEKERJAAN TITIK INSTALASI
V. PEKERJAAN VERTICAL TRANSPORTATION
VI. PEKERJAAN FIRE ALARM SYSTEM
VII. PEKERJAAN SOUND SYSTEM
VIII. PEKERJAAN JARINGAN DATA DAN TELEPHONE
IX. PEKERJAAN MASTER ANTENA TELEVISI ( MATV )
X. PEKERJAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISION ( CCTV )
2) Menyediakan Tenaga kerja, tenaga ahli dan peralatan kerja serta sumber daya ( arus listrik )
yang memadai baik dalam jumlah dan kualifikasi sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
3) Mempersiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan , baik secara global ( time scedule ) atau pun
parsial ( time work sheet ), serta target pencapaian progress kerja yang di monitor oleh pihak
konsultan manajemen konstruksi.
4) Membuat gambar kerja (shop drawing) lengkap dengan metode pelaksanaan yang mengacu
kepada standart keselamatan kerja. Sebelum melaksanakan item – item pekerjaan , terlebih
dahulu kontraktor harus mengajukan shop drawing dan metode pelaksaan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuan (approval) apakah pekerjaan tersebut
sudah layak untuk dimulai.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
PASAL 2
PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, maka Peraturan –peraturan tersebut di bawah ini
berlaku mengikat dan kontraktor di anggap telah mengetahui dan memahaminya termasuk apabila
ada segala perubahan dan tambahannya yang berlaku sampai masa di terbitkan RKS ini. sebagai
berikut :
PASAL 3
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN
1. Pompa pemadam kebakaran adalah pompa yang memasok kebutuhan air untuk
memadamkan kebakaran sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat
secara otomatis.
2. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari satu atau lebih pompa utama ( Main Fire Pump
) dan satu pompa joki ( Jockey Fire Pump ).
3. Sistem pemadam kebakaran yang digunakan merupakan sistem terpisah, dimana akan
menggunakan 1 set pompa kebakaran standart untuk masing – masing sistem hydrant dan
sprinkler.
4. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari peralatan sbb :
- Jockey Fire Pump lengkap dengan motor
- Main Pump lengkap dengan motor
- Inlet dan Outlet header
- Inlet dan Outlet valves
- Check valve against water hammer
- Inlet strainers
- Power control panels
- Flow regulator
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
- Pressure switches
- Pressure Gauges
- Hydraulic Connections
- Electric Connections
- Announciation pump status
3.1.2. SPRINGKLER CONTROL VALVE SET
1. Sprinkler Control Valve Set terdiri dari dua kebutuhan, yaitu main control valve set dan branch
control valve set yang secara garis besar.
2. Main Control Valve Set adalah sprinkler yang dipasang setiap maksimum 500 kepala sprinkler
untuk bahaya kebakaran ringan, dan 1000 kepala sprinkler untuk bahaya kebakaran sedang.
3. Branch Control Valve Set adalah sprinkler yang dipasang seperti yang tertera pada gambar
perencanaan , dimana Branch Control Valve Set harus mampu memberikan signal listrik
kepada control alarm system apabila terjadi aliran air sebesar 1 kepala sprinkler.
4. Sprinkler Flushing , yaitu komponen yang berfungsi untuk membuang air mati dalam jaringan
pipa sprinkler.
1. Box Hydrant yang dimaksud dalam spesifikasi ini adalah Out door Hydrant Box dan In door
Hydrant Box lengkap dengan aksesories , fire hose, jet nozzle, hose rack, alarm push button,
alarm lamp, alarm horn dan jack interphone.
2. Spesifikasi umum box hydrant ini “ steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1000 mm T, 180
mm D” dan “steel box indoor type, ukuran 750 mm L, 1250 mm T, 180 mm D”.
3. Box hydrant di cat powder coating warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT pada
o
tutup yang dapat dibuka 180 dan dilengkapi stopper.
4. Pemasangan Hydrant Box Outdoor harus dilengkapi dengan pengaman ( jeruji besi ) untuk
menghindari dari resiko kemalingan atau perilaku iseng manusia disekitar nya yang dapat
merusak instalasi ini.
1. Pillar Hydrant yang digunakan adalah jenis Short Type Two Ways dengan main valve dan
branch valbes ukuran 100 x 65 x 65 mm.
2. Siamense Connection yang digunakan adalah jenis type Two Ways dengan main valve dan
branch valbes ukuran 100 x 65 x 65 mm.
3. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Mobil Dinas
Pemadam Kebakaran setempat.
4. Setiap Siamense Connection dan Pillar Hydrant harus dilengkapi dengan Gate Valve untuk
memudahkan perawatan.
1. Pemadam api ringan disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh
setiap penghuni bangunan.
2. Untuk daerah umum dan ruangan mesin disediakan 1 bh pemadam api ringan jenis CO2
kapasitas 6 kg untuk setiap ruangan yang dibutuhkan.
3.1.6. PEMIPAAN
1. Pipa yang digunakan untuk instalasi Fire Protection System adalah pipa baja hitam atau “Black
Steel Pipe” (BSP) Sch 40, dengan diameter sesuai gambar rencana.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
2. Pemasangan pipa BSP Sch 40 dilengkapi dengan komponen pendukung seperti support
(perletakan di atas tanah, lantai atau dinding ) , hanger ( untuk pipa yang di gantungkan ), dan
insulasi / wrapped untuk pipa yang ditanam.
3. Pipa di cat merah ( powder coating ), merupakan baja anti karat, dan pipa harus sesuai standart
ASTM A 53 Grade A.
1. Tangki air pemadam kebakaran berfungsi untuk menyediakan air dengan volume tertentu
setiap saat.
2. Tangki air untuk cadangan pemadam kebakaran harus diengkapi denganl :
- Manhole
- Tangga Mini
- Pipa pelimpah dan pipa penguapan
- Water level indicator
- Pipa vent penghubung ataupun vent udara keluar
Air Conditioning System atau Sistem Penataan Udara pada Pembangunan Pembangunan Gedung
Diagnostic Center RSUD Kota Dumai ini terdiri dari 2 sistem :
Ketentuan Umum,
a. Harus dari jenis AC VRF Inverter (Variable Refrigerant Flow/Volume system),
model Duct , Cassette, Ceiling dan Wall type secara lengkap berikut Aksesories
dan system kontrol operasinya (thermostat, Separation Tube, Filter udara dan
kontrol-kontrol lainnya).
b. Kapasitas mesin harus dapat mengatasi beban pendinginan sesuai yang
tercantum dalam gambar Skedul Peralatan AC & Fan.
c. Unit harus disediakan secara lengkap sehingga siap untuk disambung dengan
'refrigerant piping' dan diisi refrijerant R410a untuk kemudian dioperasikan tanpa
perlu ditambah dengan kelengkapan lainnya.
Condensing Unit,
a. Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh komponen
didalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan sinar matahari.
b. Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut,
Hermetic compressor
Variable rotation dengan teknologi DC Twin Rotary Inverter
Air-cooled condenser coil
Fan dan motor drive dengan power DC
Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter
Charging valve
Heavy duty coil guard
Control equipment.
c. Menggunakan 'hard drawn copper tube' sesuai dengan ketentuan pada Bab Persyaratan
Teknis MEP atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat unit AC.
Ketentuan Umum,
a. Unit harus dipilih dengan laju aliran udara yang mampu mengatasi beban kerja
seperti yang dicantumkan pada gambar skedul peralatan.
b. Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas Fan, Kontraktor harus sudah
memperhitungkan segala kemungkinan adanya penurunan kapasitas terhadap
pertambahan static pressure sebagai akibat dari static pressure loss pada diffuser
atau grille atau atau filter atau damper dan/atau peralatan lain di dalam saluran
udara sesuai dengan yang akan dipasang.
Konstruksi,
a. Harus dari jenis Adjustable Pitch Axial-Flow Fan factory adjusted dan fixed pada
sudut tertentu sesuai dengan kebutuhan dengan standar produk
b. Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran udara.
Impeller,
a. Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai standard ARI
b. Harus seimbang secara dinamis maupun statis.
c. Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL.
d. Harus direct coupled dengan motor penggeraknya.
Casing,
a. Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi dengan
bahan chlorinated rubber paint
b. Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor.
c. Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan saluran
udara.
Motor,
a. Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust-grease-corrosion-roof
motor dengan insulation class F.
b. Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar antara
0
50-75 C.
No Matrial Merk
1. Unit Air Conditioning VRF Sistem MITSUBISHI
2. Pipa Refrigerant Kembla,Denji,Crane E
3. Pipa Pengembunan (PVC) Wavin,Rucika, Unilon
4. Isolasi Pipa Refrijran,Pengembunan Armafalex,Thermaflex, Insulflex
5. PolyUrethan TD Duct, MG Duct,First Duct
6. Exhause/Intake Fan Panasonic, CKE, Kruger, KDK
Yang dimaksud dengan pekerjaan plumbing secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi,
pembuatan, pemasangan, peralatan – peralatan, bahan – bahan utama dan alat bantu serta
pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dalam mengelola sirkulasi air bersih ataupun
air buangan dalam konstruksi bangunan gedung.
1. Pompa filter berfungsi untuk mengolah air baku ( raw water ) menjadi air bersih ( clean water
).
2. Pompa filter juga berfungsi untuk menjernihkan air hasil pengeboran, sehingga air yang
dihasilkan bebas dari kandungan lumpur.
3. Pompa filter dilengkapi dengan panel power, piping dan perletakan pondasi ke tanah.
4. Apabila muka air ditangki clean water turun ke batas “L (50%)” maka pompa akan on
sampai muka air naik ke batas “H (100%).
5. Alarm akan berbunyi apabila level air di CWT mencapai “HH (110%)”.
6. Pompa pertama dan kedua bekerja secara bergantian.
7. Pompa tidak bias bekerja lagi apabila muka air ditangki raw water berada diambang batas
“LL(25%)” dan akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai batas “L (50%)”.
8. Alarm akan berbunyi pada saat level air di RWT “LL ( 25%).
1. Sand filter harus mampu menyaring kotoran yang berasal dari sumber air bersih.
2. Setiap Sand Filter antara lain terdiri dari peralaan sbb :
a. Inlet, Outlet dan drain Valves.
b. Presure gauges inlet dan outlet.
c. Safety valve.
d. Tanki Mild Steel / Fiber Glass
3. Spesifikasi San Filter sbb :
a. Model : Pressurized Sand Filter
b. Media : Pasir Silika ex Bangka / Import
c. Body : Mild Steel, Sand Blasting & Expoxy Coating (Inner & Outer) atau
fiber glass
d. Filter velocity : 4,0m3/h/m2
e. Back wash : Automatic
f. Tekanan Kerja : 5 bar
1. Carbon filter harus mampu mengatasi warna dan bau yang berasal dari sumber air bersih.
2. Setiap Carbon Filter antara lain terdiri dari peralatan sbb :
a. Inlet, Outlet dan drain Valves
b. Presure gauges inlet dan outlet
c. Safety valve
d. Tanki Mild steel / Fiber Glass
3. Spesifikasi Carbon Filter :
a. Model : Presurized Carbon Filter
b. Media : Activated Carbon dari batok kelapa
c. Body : Mild Steel, Sand Blasting & Epoxy Coating (Inner & Outer) atau
Fiber Glass
d. Filter Velocity : 4m3/h/m2
e. Back Wash : Automatic
f. Tekanan Kerja : 5 bar
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
1. Tangki penyimpanan air yang digunakan adalah type FRP ( Fiber Reinforced Plastic ) ,
berbentuk persegi ( kotak ) dengan Rod bar terbuat dari stainless steel dan dibuat menjadi
dua bagian untuk memungkinkan pengurasan dan perbaikan dengan dimensi sesuai
kebutuhan / kapasitas yang diinginkan.
2. Pada Pembangunan Pembangunan Gedung Diagnostic Center RSUD - Dumai ini,
3
digunakan dua jenis tangki FRP , yaitu tangki dengan kapasitas 90 M yang terletak di atas
3
tanah, dan tangki FRP dengan kapasitas 12 M yang terletak di atas lantai dag (atap).
3. Tanki FRP kapasitas 90 M3 dilengkapi dengan CWT ( Clean Water Tank ) dan RWT ( Rain
Water Tank ).
4. Tangki air yang dibuat dari beton harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
- Manhole
- Tangga inspeksi terbuat dari pipa besi hot dip galvanized
- Tangki berdiri diatas H Beam yang ditumpu oleh pedestal struktur
- Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar dilengkapi dengan insect screen
- Pipa peluap dan pipa penguras
- Indikator muka air
- Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel, vent, WLC, over
flow dlsb.
1. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat-alat plumbing pada lantai – lantai
yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air di dalam pipa pada setiap
lantai secara merata dan seimbang / balance.
2. Pompa booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi laju
aliran pada setiap saat secara otomatis.
3. Setiap booster pump harus mempunyai sekurang – kurangnya terdiri dari 2 pompa dan
paling banyak 4 pompa yang bekerja paralel, sedangkan laju aliran masing-masing pompa
harus mengacu kepada standart pabrik perakit booster pump.
3
4. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 M / jam boleh mempergunakan
Pressure Control System.
1. Pompa transfer berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air atas.
2. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa.
3. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki bawah
maupun tangki atas.
4. Apabila muka air ditangki turun ke batas “L (50%)” maka pompa akan on sampai muka air
naik ke batas “H (100%).
5. Alarm akan berbunyi apabila level air di tangki atas mencapai “HH (110%)”.
6. Pompa pertama dan kedua bekerja secara bergantian.
7. Pompa tidak bias bekerja lagi apabila muka air ditangki bawah ( CWT ) untuk air bersih dan
Recycling Tank untuk air glontor berada diambang batas “LL(25%)” dan akan bekerja lagi
apabila air terisi kembali sampai batas “L (50%)”.
8. Alarm akan berbunyi pada saat level air di CWT “LL ( 25%).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
1. Pressure Tank atau tangki tekan adalah suatu sistem pengaliran air yang digunakan dimana
pada suatu kondisi tidak dapat menggunakan sistem sambungan langsung.
2. Air yang telah ditampung di water tank, dipompakan ke suatu bejana tertutup, sehingga
udara di dalamnya terkompresi, pompa akan bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu
detektor tekanan yang membuka dan menutup saklar motor listrik penggerak pompa.
3. Pompa akan berhenti bekerja apabila tekanan tangki telah mancapai suatu batas minimum
2
yang ditetapkan, biasa nya berkisar antara 1 s/d 1,5 Kg/cm .
PASAL 4
PEKERJAAN SANITAIR FIXTURES
16.1. UMUM
1) Uraian Pekerjaan
a) Yang termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang digunakan dalam pekerjaan ini
hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya.
b) Pekerjaan pemasangan kloset, keran, bak mandi, floor drain.
2) Daftar Material
No Matrial Merk
1. Pipa Air Bersih Toro,Wavin,,SD,GF,
2. Pipa Air Kotor,Bekas & Hujan Wavin,Rucika, Unilon
3. Valve Kitzawa,Toyo
4. Roof Tank FRP Multitech,Induro
5. Pompa Air Bersih,Submersible Caprari,Ebara,Grundfos
Boster.
6. Sanitary TOTO
7. Accessories Honda,San e
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
Pasal 5
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
17.1 UMUM
1) Pekerjaan Elektrikal meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaiakan pekerjaan Elektrikal sesuai dengan rencana
gambar kerja.
2) Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
bersifat mengikat.
3) Seluruh pekerjaan instalasi Listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan sub kontraktor
yang berpengalaman di bidangnya.
4) Semua material yang disuplai dan dipasang oleh kontraktor harus baru, dari produk yang
berkualitas. Kontraktor harus menyertakan lampiran material yang terperinci dari semua
bahan yang akan dipasang dengan keterangan minimal ada nama pabrik produsen, nama
produk, mertek dan spsifikasi type bahan.
5) Daftar pengajuan material ini adalah mengikat, lengkap dan apabila terbukti ada perbedaan
antara pengajuan material dengan yang dipasang, maka MK berhak untuk menolak dan
memerintahkan kontraktor mengganti material tersebut sesuai dengan spesifikasi yang
tercantum dalam BQ maupun gambar rencana.
6) Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum dalam
:
a) Spesifikasi
b) Gambar Rencana dan
c) Berita Acara Aanwijzing.
7) Persyaratan Kontraktor Listrik.
a) Harus mempunyai SIKA - PLN golongan K2 yang masih berlaku.
b) Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Direksi lapangan.
8) Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja (Shop Drawing), dan rencana kerja
sebelum melaksanakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Pengawas /
Pemberi Tugas / Perencana. Gambar serta rencana kerja ini tersedia di ruang Kontraktor dan
mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh Pemberi Tugas, Konsultan / Pengawas.
9) Setelah pekerjaan selesai Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar instalasi yang
telah direvisi dan disahkan oleh PLN dalam angkap 4 (empat), dilampiri surat tanda keluar
dari PLN yang menyatakan bahwa pemasangan instalasi tersebut telah memenuhi syarat-
syarat yang diwajibkan.
10) Kontraktor harus dapat menjamin bahwa spare part / perlengkapan-perlengkapan lainnya
mudah di dapat.
11) Semua Instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 (tiga) core dan core
yang ketiga merupakan jaringan pentahanan disatukan kepanel listrik.
12) Semua Panel listrik harus diberi pentahanan dengan kawat BC yang ukurannya sesuai
gambar.
13) Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi perlindungan anti
karat.
14) Sistem Tegangan Listrik menggunakan tegangan listrik 380 Volt / 3 Phase / 50 Hz dan 220
Volt / 1 Phase / 50 Hz.
15) Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.Kontraktor boleh
memilih kapisitas yang lebih besar dari yang diminta, dengan syarat.
a. Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
b. Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
c. Tidak meminta pertambahan ruang.
d. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
e. Tidak menurunkan mutu.
16) Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat Surat
Perintah Kerja (SPK). Ajukan usul-usul kepada Direksi pelaksanaan apa yang diperlu dirubah
atau diatur kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkan dan
bekerja dengan semestinya.
17) Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran, meneliti peil-
peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
18) Apabila ada perbedaaan antara pengukuran di lapangan dengan gambar, ajukan data-data
kepada Direksi Pelaksana.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
19) Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan atau detail
sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan dari Direksi
Pelaksana.
20) Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan instalasi dan
peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
21) Semua bahan Instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau dipasang
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pelaksana.
22) Kontraktor harus dapat menjaga keadaan site tempat bekerjanya selalu bersih selama
pemasangan instalasi, semua sisa bahan dan sampah harus diangkut dari site. Pada akhir
penyelesaian, kontraktor harus memeriksa keseluruhan pekerjaan dan harus dalam keadaan
rapi, bersih, dan siap digunakan.
23) Daftar Bahan
Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Pelaksana menerima pemberitahuan
untuk memulai pekerjaan, pelaksana harus menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) dan didalamnya tercantum nama
dan alamat manufacturer / pabrik pembuatannya, katalog dan keterangan lain yang dianggap
perlu oleh Direksi/Pengawas. Daftar bahan diajukan dengan brosur-brosur peralatan yang
lengkap yang mencantumkan nama dan alamat dari pembuatannya untuk diajukan kepada
Pemberi Tugas. Persetujuan akan diberikan atas dasar data-data tersebut dan bahan yang
akan digunakan harus sesuai dengan yang disyaratkan dan harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan bersegel.
Pelaksanaan Pekerjaan
Bahan yang akan digunakan adalah sesuai dengan yang disyaratkan dan harus dalam
keadaan baru. Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli atau mendapat latihan
khusus, instalatur yang mendapat pengesahan atau sertifikat dari PLN setempat. Pelaksana
harus memiliki Surat Izin Kerja (SIKA) dan Pass dari PLN yang masih berlaku.
24) Gambar-gambar Kerja
Setelah daftar bahan dari perusahaan dengan keadaan lapangan / lokasi pemakaian disetujui
oleh Perencana, Pelaksana harus menyerahkan gambar-gambar kerja atau pelaksanaan
untuk mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
Dalam gambar kerja ini dengan jelas harus terlihat dan dijamin bekerjanya alat-alat didalam
sistem secara keseluruhan. Bila dirasa perlu adanya perubahan-perubahan atau
penyimpangan dari pada sistem yang direncanakan sehubungan dengan daftar bahan yang
diajukan tanpa merubah fungsi sistem serta maksud sistem semula/sebenarnya, dapatlah
diajukan dengan memberikan alasan yang tepat. Perubahan diatas harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas dan tidak membawa akibat tambahan biaya bagi Pemberi
Tugas.
25) Peralatan Yang Disebut Dengan Merk Penggantinya
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture dan lain-lain yang disebutkan serta
diisyaratkan ini, harus disediakan oleh Pelaksana sesuai dengan peralatan yang disebut
dengan nama merk tersebut diatas. Penggantian merk harus dengan persetujuan Pemberi
Tugas.
26) Perlindungan Pemilik
Atas kegunaan bahan, material, sistem, sertifikat, lisensi dan lain-lain oleh Pelaksana pemberi
Tugas dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan juridis lainnya.
27) Contoh
Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk meminta
persetujuan Pemberi Tugas / Perencana dan semua biaya berkenaan dengan penyerahan
contoh-contoh ini menjadi tanggung jawab Pelaksana.
28) Garansi
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama 120 (seratus dua
puluh hari), semua bahan, material, perlengkapan dan pekerjaan yang tidak baik harus
secepatnya diganti serta diperbaiki oleh Pelaksana tanpa Biaya Tambahan.
b) Semua kabel harus dipasang lurus atau sejajar dan jari-jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syarat-syarat pabrik pembuatnya.
c) Kabel-kabel feeder harus diklem dengan klem khusus atau dengan besi siku yang dicat
anti karat.
d) Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dengan saklar melalui dinding bata
memakai pipa PVC HI Counduit Diameter pipa yang digunakan disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
e) Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (three ways atau
two ways). Tutup terminal box tersebut harus dapat dilepas dan dipasang kembali
dengan mudah dengan memakai sekrup.
f) Pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi dan harus diklem pada plat
dak sehingga mempermudah perawatan.
g) Kabel-kabel yang dipasang di dalam dak beton, kolom beton, dinding beton harus
menggunakan pipa PVC HI Counduit.
h) Hantaran-hantarannya yang tidak ditarik diatas langit-langit seperti pemasangan pada
kolom beton, maka pipa-pipa sudah harus dipersiapkan sebelum pengecoran beton
dilakukan, termasuk kotak-kotak saklar dan lain sebagainya.
i) Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak harus didalam dos yang
disetujui oleh Perencanaan las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
j) Kotak-kotak sambung sedapat mungkin ditempatkan pada tempat-tempat yang mudah
dicapai pada saat diperlukan pelaksanaan perbaikan atau pergantian kabel dikemudian
hari.
k) Tidak diperkenan mempergunakan potongan-potongan kabel secara sambung-
menyambung kecuali pada tempat-tempat tertentu seperti percabangan dari suatu
rangkaian.
l) Semua sambungan kabel harus dilaksanakan dengan klem baut dan terlindung didalam
kotak sambungan, untuk menghindari gangguan yang dapat terjadi akibat sentuhan-
sentuhan.
m) Pada ujung hantaran-hantaran yang akan disambung pada titik penerangan atau yang
akan dihubungkan langsung dengan alat listrik harus dilengkapi dengan kotak-kotak
sambungan ujung yang mempunyai klem baut seperti terminal box, ceiling rose box dan
lain sebagainya.
n) Semua sambungan harus terikat kuat untuk menjamin kotak yang sempurna.
o) Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
p) Setiap kabel daya pada ujungnya diberi isolasi berwarna untuk mengindetifikasi
phasenya sesuai dengan PUIL.
q) Pada raute kabel setiap 25 meter dan setiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
r) Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan kabel ditengan jalan
kecuali pada tempat penyambungan.
9) Grounding
a) Semua panel, lighting fixtures, stop kontak dan bagian-bagian metal yang berhubungan
dengan instalasi harus digrounding.
b) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat lanjang (BCC = Bare Cooper Conductor)
atau kawat yang berisolasi yang diberi warna kuning strip hijau.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
No Material Merk
4. Kabel. Extrana,Kabelindo,Metal,Suprime.
7. Conduit,TeeDos Clipsal,EGA
Pasal 6
ADMINISTRASI PROYEK
1) Laporan Proyek
a) Kontraktor harus membuat Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian, Laporan
Mingguan & Laporan Bulanan dikumpulkan pada setiap akhir bulan.
b) Konsultan Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang dibuat kontraktor.
Pasal 7
SERAH TERIMA PEKERJAAN
19.1. UMUM
Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik kepada Direksi
Teknisatau Pemberi Tugas sebagaimana tercantum didalam surat perjanjian pekerjaan ini.
1) Penyerahan pertama pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh kontraktor apabila terbukti
pekerjaan fisik telah mencapai bobot 100 % berdasarkan hasil pemeriksaan pekerjaan fisik
oleh Team PHO yang telah ditunjuk oleh Panitia/Tim Pembangunan Rumah Sakit Aulia
Hospital Pekanbaru.
2) Penyerahan kedua pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh kontraktor apabila masa
pemeliharaan selesai dan telah diperiksa dan diteliti oleh Team FHO yang telah ditunjuk dari
Tim Pembangunan Rumah Sakit Aulia Hospital Pekanbaru.
3) Serah Terima Pertama dan Kedua pekerjaan dapat dilaksanakan apabila semua prosedur
Persyaratan Teknis dan Administrasi telah dipenuhi oleh kontraktor berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang berlaku didalam kontrak dan bestek.
Pasal 8
PENUTUP
1) Semua syarat-syarat yang tercantum didalam spesifikasi teknis umum ini harus dilaksanakan
dengan baik dan benar oleh kontraktor serta mengikuti petunjuk-petunjuk Teknis dari Direksi
Teknis Kegiatan dan konsultan Pengawas.
2) Semua ketentuan–ketentuan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis umum ini akan
diatur pada waktu Aanweijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu, akan dijelaskan
oleh Direksi Teknis Kegiatan pada saat mulai pelaksanaan dan sedang berlangsung
kegiatan pekerjaan.
3) Walaupun spesifikasi teknis umum ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu mengenai
bahan dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan tersebut harus
dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS
b) Pekerjaan terkait : Water proofing, Keramik kamar mandi, pasangan dinding/ plesteran
2) Persyaratan bahan
a) Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan pada Konsultan MK/ Pengawas
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
3) Metoda Pelaksanaan
a) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
b) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antar gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Konsultan MK/Pengawas.
g) Pekerjaan Kran
i. Semua kran yang dipakai adalah kran standard atau setara. Ukuran disesuaikan dengan
keperluan masing-masing sesuai dengan gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
Keran-keran tembok dipakai yang mempunyai ring ring dudukan yang harus dipasang
menempel pada dinding.
ii. Stop kran digunakan yang standard dengan bahan Stainlesteel , diameter dan
penempatan disesuaikan dengan gambar.
iii. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar.
j) Pekerjaan Septictank
i. Penempatan septictank mengikuti gambar rencana plumbing , apabila tidak tercantum di
denah maka Kontraktor dan Konsultan MK/ Pengawas harus mengkonsultasi kan dengan
pihak pemilik kegiatan ( RSUD Dumai ) untuk penempatan posisi septic tank tersebut
agar tidak mengganggu lingkungan sekitar Rumah Sakit.
ii. Septictank digali dengan kedalaman sesuai gambar rencana , dinding septictank adalah
pasangan ½ bata , terdiri dari 2 bilik ( limbah padat dan cair ) . Dinding bata septictank di
kunci oleh kolom – kolom dan balok praktis 13/13 agar tidak runtuh karena pengaruh
tekanan tanah.
iii. Lantai dasar septictank adalah cor beton 1 : 3 : 5 ( ketebalan sesuai gambar rencana ) ,
pada lantai dasar di beri kerikil , ijuk dan pasir urug yang berfungsi untuk peresapan .
iv. Lantai atas septictank adalah plat beton bertulang ( ketebalan dan detail pembesian
sesuai gambar rencana ) , diberi bukaan ( manhole ) yang dapat di buka tutup pada saat
pengurasan , dan dilengkapi pipa hawa T ( galvanis 2 ½ inch ).
k) Pekerjaan Saluran Bata Keliling Bangunan dan Bak Kontrol Saluran Bata
i) Saluran Bata di buat di sekeliling bangunan yang berfungsi untuk menampung dan
mengalirkan air hujan , air limbah kamar mandi , dll ke saluran lingkungan yang ada.
ii) Posisi dan penampang saluran bata mengikuti gambar rencana , kemiringan lantai dasar
saluran ( I ) minimal adalah sebesar 2 % ( h = 2 cm per 100 m panjang saluran ) .
Kemiringan saluran tidak boleh lebih rendah dari saluran lingkungan yang ada , agar
tidak terjadi genangan pada saat hujan.
iii) Bak kontrol di buat di setiap pojok – pojok bangunan dengan dimensi sesuai gambar
rencana .
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
l. Daftar Material
No Matrial Merk
1. Pipa Air Bersih Wavin,SD,GF, Toro
2. Pipa Air Kotor,Bekas & Hujan Wavin,Rucika, Unilon
3. Valve Kitzawa,Toyo
4. Pompa Air Bersih,Submersible Caprari,Ebara,Grundfos
Boster.
5. Sanitary TOTO
6. Accessories Honda,San e
PASAL II
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
I. PENDAHULUAN
Standart , referensi ataupun landasan hukum dalam pelaksanaan pekerjaan elektrikal pada
bangunan rumah sakit ini adalah sebagai berikut :
Instalasi / Sistem elektrikal dapat dibagi menjadi dua bahagian, yaitu instalasi listrik arus
kuat dan instalasi listrik arus lemah. Adapun lingkup/jenis perkerjaan kedua system
elektrikal tersebut adalah :
A. Instalasi Listrik Arus Kuat.
- Instalasi Penerangan.
- Instalasi Stop Kontak.
- Instalasi Penyediaan Daya (tegangan rendah dan tegangan menegah)
- Penyediaan Daya Darurat (Diesel-Generating Set)
- Instalasi Pentanahan / Grounding.
- Instalasi Elevator ( Lift )
b. Sistem Distribusi
Penyediaan daya penerangan dilakukan secara radial melalui panel penerangan
(LP) di masing-masing bagian, terpisah dari panel daya stop kontak.
Masing-masing panel penerangan mendapat satuan daya langsung dari panel sub-
distribusi (SDP) melalui kabel NYY / NYFGbY sesuai dengan kebutuhan.
Alat pengaman kabel yang digunakan adalah MCB, MCCB atau ACB.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
b. Sistem Distribusi
Keseluruhan stop-kontak akan dicatu dari panel daya yang terpisah dari panel
penerangan untuk membatasi dan mempermudah penelusuran gangguan (trouble
shooting).
Jenis kabel instalasi stop-kontak adalah kabel NYM 3 x 2.5 mm2 diletakkan didalam
konduit high-impect heavy-duty yang digelar di atas cable tray.
Faktor pengisian konduit maksimum 40 % untuk menjamin transfer panas kabel
dengan baik.
Masing-masing panel stop-kontak mendapat catuan daya langsung dari panel sub
distribusi (SDP).
a. Sistem Distribusi
Instalasi penyediaan tegangan rendah dan distribusinya, dimulai dari titik terminal
tegangan rendah trafo distribusi 20 kV / 400 V menuju ke panel utama tegangan
rendah (LVMDP) dan selanjutnya ke panel-panel sub distribusi daya (SDP), panel
daya (PP)dan panel-panel penerangan (LP).
Sistem distribusi daya tegangan rendah akan dirancang secara radial mengikuti
standar PUIL, yaitu sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman) dengan sistem 3 fasa
– 4 kawat pada tegangan normal 220/380 V, 50 Hz.
2. Panel-panel harus terbuat dari plat besi setebal minimal 2 mm dengan rangka besi
dan seluruhnya harus di lapisi zichromate dan cat duco dua kali dan harus di cat
dengan cat bakar, dimana warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak
Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master key.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
4. Ukuran tiap – tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare space harus disediakan sesuai
gambar.
Accecories Panel
Bus bar, terminal – terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan
pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada
bagian yang bergetar.
Busbar
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan
dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan
kenaikan suhu lebih besar dari 65o C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai
ketentuan dalam PUIL.
Setiap busber copper harus diberi warna sesuai dengan peraturan PLN, dimana
lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
Circuit Breaker
Penggunaan MCCB untuk :
- Outgoing pada PDTR.
- Incoming pada kabel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase.
- Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.
Penggunaan MCB :
Cicuit breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneuose magnetic unit.
Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunttrip
terminal.
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran . Untuk Amperemeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK /
PLN ( minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur ). Komponen-komponen pengukuran
yang dipakai :
- KW Meter
- Amperemeter
- Volmeter
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter
Dalam hal ini besar tegangan jatuh yang diijinkan untuk sistem distribusi adalah.
untuk beban motor : sampai 6 %
untuk beban penerangan : sampai 3%
Selanjutnya, perhitungan tegangan jatuh dilakukan dengan persamaan berikut :
√3 x L x I x DF x PF
VD = volt
56 x N x A
Dalam hal ini :
L : panjang kabel [m]
I : arus maksimum [A]
DF : demand factor / faktor kebutuhan,
= 0.7 untuk penyediaan daya penerangan dan stop-kontak
= 0.8 untuk penyediaan daya mesin A/C
= 0.5 – 0.6 untuk penyediaan daya pompa
= 1.0 untuk penyediaan daya lift dan deep well
= 0.9 untuk penyediaan daya trafo
= 1.0 untuk penyediaan daya genset
56 : conductivity tembaga
N : jumlah konduktor per phasa
A : luas penampang konduktor [mm2]
VD
VD(%) = x 100%
380
Untuk mendapatkan sistem pengamanan yang baik terhadap gangguan pada instalasi
listrik, digunakan prinsip pengamanan bertingkat melalui pemilihan – pemilihan ranting
arus yang tepat pada seluruh panel yang ada.
Adapun jenis-jenis gangguan pada instalasi listrik yang diperhatikan :
1 Gangguan beban lebih (overload), diamankan oleh mekanisme tripinverse time /
long tame delayed (bimetal) pada MCCB dan MCB, atau dengan relay thermis
pad sistem kontrol motor.
2 Gangguan arus lebih (overcurrent) akibat hubungan singkat pada jaringan
instalasi, diamankan oleh mekanisme trip instantaneous / non delayed
(magnetic) pada MCCB dan MCB, atau dengan fuse pada sistem kontrol motor.
3 Gangguan kualitas (penurunan tegangan atau ketidakseimbangan fasa ataupun
kehilangan fasa), diamankan oleh peralatan failure relay yang dipasangkan pada
peralatan kontrol motor
Seluruh batasan (rating) dan tingkat kemampuan dari peralatan pengaman dipilih
sedemikian rupa, sehingga diperoleh selectivity yang baik (dikatakan juga mempunyai
diskriminasi yang baik).
Selanjutnya kapasitas pemutusan, (breaking capacity) dari masing-masing peralatan
pengaman (ACB, MCCB dan MCB ) ditentukan berdasarkan perhitungan arus
hubung-singkat yang terjadi disisi “down stream” dari peralatan pengaman yang
bersangkutan.
CxV
I hs =
V3 x Z
dalam hal ini :
c = c1 = 1.1 untuk sisi MT 20 kV
c = c2 = 1.0 untuk sisi TR 220 / 380 V
Z = impedansi jaringan sampai titik gangguan hubung singkat.
Dari hasil perhitungan dapat diketahui besar arus hubung singkat di setiap titik panel,
sehingga dapat di tentukan breaking capacity peralatan pengaman yang harus di
pasang pada panel bersangkutan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
E.Daftar Matrial
No Matrial Merk
1. Unit Air Conditioning VRF/VRV Sistem MItsubishi
2. Pipa Pengembunan (PVC) Wavin,Rucika, Unilon
3. Isolasi Pipa Refrijran,Pengembunan Armafalex,Thermaflex, Insulflex
4. PolyUrethan TD Duct, MG Duct,First Duct
5. Exkause/Intake Fan S&P, CKE, Kruger, KDK
Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel. Kabel
yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap jarak 1
meter. Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa sleeve,
pipa ini minimal dari Metal ( Pipa GIP ). Penyambungan kabel feeder tidak
diperbolehkan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan. Kabel tidak boleh dibelokan dengan
radius kurang dari 15 x diameternya. Di atas belokan tersebut diletakan patok beton
bertuliskan “KABEL TANAH” dan arah belok.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka pemborong wajib
memberitahukan hal tersebut merupakan kewajiban pemborong untuk melengkapi
peralatan tersebut sehingga sempurna.
Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty tile,
warna ditentukan kemudian.
Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut elevator
Push button merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.
6.) Buffer
Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya diberikan
karet setebal 5 mm.
Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana dua buah
untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan sendiri oleh
pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung ke lantai beton struktur
yang ada).
9.) Compensating
Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.
10.) Rem
Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal dan
sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling berat/sukar.
Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris dengan
sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem hanya
bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift telah berhenti di suatu lantai dan
rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift.
Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk melepas
rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara darurat.
Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope dipasangkan
pada rope end (detch and Hitch) yang terletak pada suatu profil baja dengan
dilapisi karet setebal 25 mm dan dilengkapi safetay switch dan per.
Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanaan.
Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2300 mm dimana terdapat
pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety
switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
h. Safety Device
Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, dimana secara otomatis akan
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja maka
panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan kembali
bila secara manual posisi kereta dikembalikan ke kedudukkan normal. Pembatasan
yang ada yaitu :
- Level 6 cm di bawah level lantai terbawah, dan
- Level 10 cm di atas level lantai teratas.
- Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti sesaat dan secepatnya
setelah mendapatkan aliran listrik, maka lift akan bekerja secara normal
kembali.
- Lengkapi dengan peralatan ALD ( Automatic Landing Device ).
J. MATERIAL /PRODUK
Kelengkapan:
- Automatic Rescue Device (ARD)
- Earthquake Sensor Device (ESD)
- CCTV Cable
- AC Split Untuk ruangan Mesin
- Granit Lantai Polos
- Bingkai Papan Promosi
- Grounding dan Kelengkapan Kelistrikan lainnya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.3. UMUM
Merupakan pengadaan segala bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan kerja dan alat-alat
bantu untuk penyelesaian Pekerjaan Mekanikal dna Elektrikal pada PEMBANGUNAN
GEDUNG DIAGNOSTIC CENTER RSUD KOTA DUMAI dengan tahapan pekerjaan
sebagai berikut :
C. MEKANIKAL
IV. PEKERJAAN FIRE PROTECTION SYSTEM
V. PEKERJAAN AIR CONDITIONING
VI. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
VII. PEKERJAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
D. ELEKTRIKAL
XI. PEKERJAAN POWER LISTRIK
XII. PEKERJAAN PANEL DISTRIBUSI
XIII. PEKERJAAN INSTALASI KABEL POWER
XIV. PEKERJAAN TITIK INSTALASI
XV. PEKERJAAN VERTICAL TRANSPORTATION
XVI. PEKERJAAN FIRE ALARM SYSTEM
XVII. PEKERJAAN SOUND SYSTEM
XVIII. PEKERJAAN JARINGAN DATA DAN TELEPHONE
XIX. PEKERJAAN MASTER ANTENA TELEVISI ( MATV )
XX. PEKERJAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISION ( CCTV )
6) Menyediakan Tenaga kerja, tenaga ahli dan peralatan kerja serta sumber daya ( arus
listrik ) yang memadai baik dalam jumlah dan kualifikasi sesuai dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
8) Membuat gambar kerja (shop drawing) lengkap dengan metode pelaksanaan yang
mengacu kepada standart keselamatan kerja. Sebelum melaksanakan item – item
pekerjaan , terlebih dahulu kontraktor harus mengajukan shop drawing dan metode
pelaksaan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuan
(approval) apakah pekerjaan tersebut sudah layak untuk dimulai.
PASAL 2
PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, maka Peraturan –peraturan tersebut di bawah
ini berlaku mengikat dan kontraktor di anggap telah mengetahui dan memahaminya
termasuk apabila ada segala perubahan dan tambahannya yang berlaku sampai masa di
terbitkan RKS ini. sebagai berikut :
19) Perpres No.54 Tahun 2010.
20) Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden Voor de Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkwn (AV) 1941.
21) Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan ( PUBB – NI .3 )
22) Peraturan Umum Instalasi Indonesia ( PTUL – 1971 )
23) Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225-87-D)
24) Peraturan Penangkal Petir (SKBI 1.3.53.1987).
25) Peraturan SNI Pemadam Kebakaran 03-1745,03-6382,03-3989 Tahun 2000
26) Peraturan SNI Pemadam Kebakaran 03-6570 Tahun 2001
27) Peraturan Pemasangan Pemadam api ringan (SKBI 3.4.53.1967)
28) British Standards ( BS )
29) Peraturan Umum Instalasi Air ( AWI )
30) Peraturan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0162-1987-A).
31) Peraturan Sambungan pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-1987-A).
32) Peraturan Kran Rumah Tangga (SNI 0122-1987-A).
33) Peraturan Tata Cara Pengecatan Logam (SKSNI T-09-1990-F).
34) Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 atau PLN
setempat.
35) Peraturan-peraturan dan standar-standar yang ditentukan oleh VDE, DIN, NEMA,
IEC, BS, JIS, FOC, NFPA, NEC dll.
36) Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh instansi Pemerintah setempat,
yang berhubungan dengan permasalahan bangunan.
PASAL 3
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN
5. Pompa pemadam kebakaran adalah pompa yang memasok kebutuhan air untuk
memadamkan kebakaran sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap
saat secara otomatis.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
6. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari stu atau lebih pompa utama ( Main
Fire Pump ) dan satu pompa joki ( Jockey Fire Pump ).
7. Sistem pemadam kebakaran yang digunakan merupakan sistem terpisah, dimana
akan menggunakan 1 set pompa kebakaran standart untuk masing – masing sistem
hydrant dan sprinkler.
8. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari peralatan sbb :
- Jockey Fire Pump lengkap dengan motor
- Main Pump lengkap dengan motor
- Diesel Fire Pump dengan menggunakan diesel engine
- Inlet dan Outlet header
- Inlet dan Outlet valves
- Check valve against water hammer
- Inlet strainers
- Power control panels
- Flow regulator
- Pressure switches
- Pressure Gauges
- Hydraulic Connections
- Electric Connections
- Announciation pump status
5. Sprinkler Control Valve Set terdiri dari dua kebutuhan, yaitu main control valve set
dan branch control valve set yang secara garius besar.
6. Main Control Valve Set adalah sprinkler yang dipasang setiap maksimum 500 kepala
sprinkler untuk bahaya kebakaran ringan, dan 1000 kepala sprinkler untuk bahaya
kebakaran sedang.
7. Branch Control Valve Set adalah sprinkler yang dipasang seperti yang tertera pada
gambar perencanaan , dimana Branch Control Valve Set harus mampu memberikan
signal listrik kepada control alarm system apabila terjadi alirn air sebesar 1 kepala
sprinkler.
8. Sprinkler Flushing , yaitu komponen yang berfungsi untuk membuang air mati dalam
jaringan pipa sprinkler.
5. Box Hydrant yang dimaksud dalam spesifikasi ini adalah Out door Hydrant Box dan In
door Hydrant Box lengkap dengan aksesories , fire hose, jet nozzle, hose rack, alarm
push button, alarm lamp, alarm horn dan jack interphone.
6. Spesifikasi umum box hydrant ini “ steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1000
mm T, 180 mm D” dan “steel box indoor type, ukuran 750 mm L, 1250 mm T, 180 mm
D”.
7. Box hydrant di cat powder coating warna merah dengan tulisan warna putih
HYDRANT pada tutup yang dapat dibuka 180o dan dilengkapi stopper.
8. Pemasangan Hydrant Box Outdoor harus dilengkapi dengan pengaman ( jeruji besi )
untuk menghindari dari resiko kemalingan atau perilaku iseng manusia disekitar nya
yang dapat merusak instalasi ini.
5. Pillar Hydrant yang digunakan adalah jenis Short Type Two Ways dengan main valve
dan branch valbes ukuran 100 x 65 x 65 mm.
6. Siamense Connection yang digunakan adalah jenis type Two Ways dengan main
valve dan branch valbes ukuran 100 x 65 x 65 mm.
7. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Mobil Dinas
Pemadam Kebakaran setempat.
8. Setiap Siamense Connection dan Pillar Hydrant harus dilengkapi dengan Gate Valve
untuk memudahkan perawatan.
3. Pemadam api ringan disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat
dilakukan oleh setiap penghuni bangunan.
4. Untuk daerah umum dan ruangan mesin disediakan 1 bh pemadam api ringan jenis
CO2 kapasitas 5 kg untuk setiap luas 100 m2.
3.1.6. PEMIPAAN
4. Pipa yang digunakan untuk instalasi Fire Protection System adalah pipa baja hitam
atau “Black Steel Pipe” (BSP) Sch 40, dengan diameter sesuai gambar rencana.
5. Pemasangan pipa BSP Sch 40 dilengkapi dengan komponen pendukung seperti
support (perletakan di atas tanah, lantai atau dinding ) , hanger ( untuk pipa yang di
gantungkan ), dan insulasi / wrapped untuk pipa yang ditanam.
6. Pipa di cat merah ( powder coating ), merupakan baja anti karat, dan pipa harus sesuai
standart ASTM A 53 Grade A.
3. Tangki air pemadam kebakaran berfungsi untuk menyediakan air dengan volume
tertentu setiap saat.
4. Tangki air untuk cadangan pemadam kebakaran harus diengkapi denganl :
- Manhole
- Tangga Mini
- Pipa pelimpah dan pipa penguapan
- Water level indicator
- Pipa vent penghubung ataupun vent udara keluar
Air Conditioning System atau Sistem Penataan Udara pada Pembangunan Pembangunan
Gedung ICU dan Kebidanan RSUD Dumai ini terdiri dari 2 sistem :
Ketentuan Umum,
d. Harus dari jenis AC VRF/VRV Inverter (Variable Refrigerant Flow/Volume
system), model Duct , Cassette, Ceiling dan Wall type secara lengkap
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
Condensing Unit,
c. Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh
komponen didalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan
sinar matahari.
d. Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut,
Hermetic compressor
Variable rotation dengan teknologi DC Twin Rotary Inverter
Air-cooled condenser coil
Fan dan motor drive dengan power DC
Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter
Charging valve
Heavy duty coil guard
Control equipment.
Ketentuan Umum,
c. Unit harus dipilih dengan laju aliran udara yang mampu mengatasi beban
kerja seperti yang dicantumkan pada gambar skedul peralatan.
d. Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas Fan, Kontraktor harus
sudah memperhitungkan segala kemungkinan adanya penurunan kapasitas
terhadap pertambahan static pressure sebagai akibat dari static pressure
loss pada diffuser atau grille atau atau filter atau damper dan/atau
peralatan lain di dalam saluran udara sesuai dengan yang akan dipasang.
Konstruksi,
c. Harus dari jenis Adjustable Pitch Axial-Flow Fan factory adjusted dan fixed
pada sudut tertentu sesuai dengan kebutuhan dengan standar produk
d. Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran udara.
Impeller,
e. Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai
standard ARI
f. Harus seimbang secara dinamis maupun statis.
g. Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL.
h. Harus direct coupled dengan motor penggeraknya.
Casing,
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
d. Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi
dengan bahan chlorinated rubber paint
e. Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor.
f. Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan
saluran udara.
Motor,
c. Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust-grease-
corrosion-roof motor dengan insulation class F.
d. Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar
antara 50-75 0C.
No Matrial Merk
1. Unit Air Conditioning VRF/VRV Mitsubishi
2. Sistem Kembla,Denji,Crane E
3. Pipa Refrigerant Wavin,Rucika, Unilon
4. Pipa Pengembunan (PVC) Armafalex,Thermaflex, Insulflex
5. Isolasi Pipa Refrijran,Pengembunan TD Duct, MG Duct,First Duct
6. PolyUrethan Panasonic, CKE, Kruger, KDK
Exkause/Intake Fan
9. Pompa filter berfungsi untuk mengolah air baku ( raw water ) menjadi air bersih (
clean water ).
10. Pompa filter juga berfungsi untuk menjernihkan air hasil pengeboran, sehingga air
yang dihasilkan bebas dari kandungan lumpur.
11. Pompa filter dilengkapi dengan panel power, piping dan perletakan pondasi ke
tanah.
12. Apabila muka air ditangki clean water turun ke batas “L (50%)” maka pompa akan
on sampai muka air naik ke batas “H (100%).
13. Alarm akan berbunyi apabila level air di CWT mencapai “HH (110%)”.
14. Pompa pertama dan kedua bekerja secara bergantian.
15. Pompa tidak bias bekerja lagi apabila muka air ditangki raw water berada diambang
batas “LL(25%)” dan akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai batas “L
(50%)”.
16. Alarm akan berbunyi pada saat level air di RWT “LL ( 25%).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
4. Sand filter harus mampu menyaring kotoran yang berasal dari sumber air bersih.
5. Setiap Sand Filter antara lain terdiri dari peralaan sbb :
e. Inlet, Outlet dan drain Valves.
f. Presure gauges inlet dan outlet.
g. Safety valve.
h. Tanki Mild Steel / Fiber Glass
6. Spesifikasi San Filter sbb :
g. Model : Pressurized Sand Filter
h. Media : Pasir Silika ex Bangka / Import
i. Body : Mild Steel, Sand Blasting & Expoxy Coating (Inner & Outer)
atau fiber glass
j. Filter velocity : 4,0m3/h/m2
k. Back wash : Automatic
l. Tekanan Kerja : 5 bar
4. Carbon filter harus mampu mengatasi warna dan bau yang berasal dari sumber air
bersih.
5. Setiap Carbon Filter antara lain terdiri dari peralatan sbb :
e. Inlet, Outlet dan drain Valves
f. Presure gauges inlet dan outlet
g. Safety valve
h. Tanki Mild steel / Fiber Glass
6. Spesifikasi Carbon Filter :
g. Model : Presurized Carbon Filter
h. Media : Activated Carbon dari batok kelapa
i. Body : Mild Steel, Sand Blasting & Epoxy Coating (Inner & Outer)
atau Fiber Glass
j. Filter Velocity : 4m3/h/m2
k. Back Wash : Automatic
l. Tekanan Kerja : 5 bar
5. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat-alat plumbing pada lantai –
lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air di dalam pipa
pada setiap lantai secara merata dan seimbang / balance.
6. Pompa booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap
variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
7. Setiap booster pump harus mempunyai sekurang – kurangnya terdiri dari 2 pompa
dan paling banyak 4 pompa yang bekerja paralel, sedangkan laju aliran masing-
masing pompa harus mengacu kepada standart pabrik perakit booster pump.
3
8. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 M / jam boleh
mempergunakan Pressure Control System.
9. Pompa transfer berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air
atas.
10. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa.
11. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki
bawah maupun tangki atas.
12. Apabila muka air ditangki turun ke batas “L (50%)” maka pompa akan on sampai
muka air naik ke batas “H (100%).
13. Alarm akan berbunyi apabila level air di tangki atas mencapai “HH (110%)”.
14. Pompa pertama dan kedua bekerja secara bergantian.
15. Pompa tidak bias bekerja lagi apabila muka air ditangki bawah ( CWT ) untuk air
bersih dan Recycling Tank untuk air glontor berada diambang batas “LL(25%)” dan
akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai batas “L (50%)”.
16. Alarm akan berbunyi pada saat level air di CWT “LL ( 25%).
4. Pressure Tank atau tangki tekan adalah suatu sistem pengaliran air yang digunakan
dimana pada suatu kondisi tidak dapat menggunakan sistem sambungan langsung.
5. Air yang telah ditampung di water tank, dipompakan ke suatu bejana tertutup,
sehingga udara di dalamnya terkompresi, pompa akan bekerja secara otomatis
yang diatur oleh suatu detektor tekanan yang membuka dan menutup saklar motor
listrik penggerak pompa.
6. Pompa akan berhenti bekerja apabila tekanan tangki telah mancapai suatu batas
minimum yang ditetapkan, biasa nya berkisar antara 1 s/d 1,5 Kg/cm 2.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
5. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stressing sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah
tanah diberi lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2 – 3 mm.
6. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik / fiber, penempatannya harus
terlindung dari panas dan cahaya matahari.
7. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.
Uraian singkat mengenai lingkup pekerjaan dalan sistem pengolahan air limbah
antara lain adalah sebagai berikut :
- Perpipaan
- Penyambungan dengan peralatan Plumbing
- Bak Kontrol
- Floor Drain
- P- Trap
- Clean Out
- Roof Drain
- Pompa Sewage c/w QDC
- Panel Kontrol
- WLC
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
- Pengkabelan
-
3.4.2. PERPIPAAN
1. Bak sump pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang , badan rapat air
sedangkan tutup harus rapat udara.
2. Setiap bagian sump pit harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10
ke arah pompa, sedangkan semua ujung sudut dibuat 135o.
3. Bak sump pit harus dilengkapi dengan :
- Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
- Sleeve untuk pipa ven
- Sleeve untuk kabel – kabel
- Level switches untuk kendali pompa
- Level switch untuk alarm banjir
- Tangga monyet dari bahan Hot Dip Galvanized
- Manhole untuk lewatan pipa ( 2 unit )
1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50 mm Water Seal dan dilengkapi dengan P- trap
2. Floor drain terdiri dari :
a. Chromicum plated bronze cover and ring
b. PVC neck
c. Bitumen coated cast iron body screw outlet connection with flange for water
proofing.
3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :
Outlet diameter Cover diameter
2 inch 4 inch
3 inch 6 inch
4 inch 8 inch
1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Waterprooved
Type
2. Floor Clean Out terdiri dari :
- Chromicum plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterproove.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.
1. Roof Drain yang digunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproove.
2. Luasan lewatan air pada tutup roof drain adalah sebesar dua kali lipat luas
penampang pipa bangunan.
3. Roof drain harus terdiri dari 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing
- Bitumen Coated cover dome type
Instalasi / Sistem Sumber Daya dan Distribusi Listrik dapat dibagi menjadi dua
bahagian, yaitu instalasi listrik arus kuat dan instalasi listrik arus lemah. Adapun
lingkup/jenis perkerjaan kedua system elektrikal tersebut adalah :
C. Instalasi Listrik Arus Kuat.
- Instalasi Penerangan.
- Instalasi Stop Kontak.
- Instalasi Penyediaan Daya (tegangan rendah dan tegangan menegah)
- Penyediaan Daya Darurat (Diesel-Generating Set)
- Instalasi Pentanahan / Grounding.
- Instalasi Elevator ( Lift )
Armatur lampu untuk setiap pengunaan akan dipilih sesuai dengan kebutuhan
dengan memperhatikan efek silau (glare effect) yang ditimbulkan.
Sedapat mungkin dihindarkan pengunaan lampu pijar yang tidak hemat energi.
Untuk daerah – daerah tertentu yang dipersyaratkan tidak boleh terjadi pemadaman
lampu sama sekali, koridor tertentu, ruang kerja dan lain sebagainya akan
digunakan armature lampu yang dilengkapi dengan emergency kit.
Untuk penerangan pada saat pertandingan malam hari yang memerlukan daya
listrik yang cukup besar dipakai intlasi listrik dari penyediaan daya darurat dari
Genset.
b. Sistem Distribusi
Penyediaan daya penerangan dilakukan secara radial melalui panel penerangan
(LP) di masing-masing bagian, terpisah dari panel daya stop kontak.
Masing-masing panel penerangan mendapat satuan daya langsung dari panel sub-
distribusi (SDP) melalui kabel NYY / NYFGbY sesuai dengan kebutuhan.
Alat pengaman kabel yang digunakan adalah MCB, MCCB atau ACB.
b. Sistem Distribusi
Keseluruhan stop-kontak akan dicatu dari panel daya yang terpisah dari panel
penerangan untuk membatasi dan mempermudah penelusuran gangguan (trouble
shooting).
Jenis kabel instalasi stop-kontak adalah kabel NYM 3 x 2.5 mm2 diletakkan didalam
konduit high-impect heavy-duty yang digelar di atas cable tray.
Faktor pengisian konduit maksimum 40 % untuk menjamin transfer panas kabel
dengan baik.
Masing-masing panel stop-kontak mendapat catuan daya langsung dari panel sub
distribusi (SDP).
a. Sistem Distribusi
Instalasi penyediaan tegangan rendah dan distribusinya, dimulai dari titik terminal
tegangan rendah trafo distribusi 20 kV / 400 V menuju ke panel utama tegangan
rendah (LVMDP) dan selanjutnya ke panel-panel sub distribusi daya (SDP), panel
daya (PP)dan panel-panel penerangan (LP).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
Sistem distribusi daya tegangan rendah akan dirancang secara radial mengikuti
standar PUIL, yaitu sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman) dengan sistem 3 fasa
– 4 kawat pada tegangan normal 220/380 V, 50 Hz.
7. Panel-panel harus terbuat dari plat besi setebal minimal 2 mm dengan rangka besi
dan seluruhnya harus di lapisi zichromate dan cat duco dua kali dan harus di cat
dengan cat bakar, dimana warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak
Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master key.
9. Ukuran tiap – tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare space harus disediakan sesuai
gambar.
Accecories Panel
Bus bar, terminal – terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan
pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada
bagian yang bergetar.
Busbar
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan
dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan
kenaikan suhu lebih besar dari 65o C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai
ketentuan dalam PUIL.
Setiap busber copper harus diberi warna sesuai dengan peraturan PLN, dimana
lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
Circuit Breaker
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
Penggunaan MCB :
Cicuit breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneuose magnetic unit.
Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunttrip
terminal.
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran . Untuk Amperemeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala
linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK /
PLN ( minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur ). Komponen-komponen pengukuran
yang dipakai :
- KW Meter
- Amperemeter
- Volmeter
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter
√3 x L x I x DF x PF
VD = volt
56 x N x A
Dalam hal ini :
L : panjang kabel [m]
I : arus maksimum [A]
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
VD
VD(%) = x 100%
380
Untuk mendapatkan sistem pengamanan yang baik terhadap gangguan pada instalasi
listrik, digunakan prinsip pengamanan bertingkat melalui pemilihan – pemilihan ranting
arus yang tepat pada seluruh panel yang ada.
Adapun jenis-jenis gangguan pada instalasi listrik yang diperhatikan :
4 Gangguan beban lebih (overload), diamankan oleh mekanisme tripinverse time /
long tame delayed (bimetal) pada MCCB dan MCB, atau dengan relay thermis
pad sistem kontrol motor.
5 Gangguan arus lebih (overcurrent) akibat hubungan singkat pada jaringan
instalasi, diamankan oleh mekanisme trip instantaneous / non delayed
(magnetic) pada MCCB dan MCB, atau dengan fuse pada sistem kontrol motor.
6 Gangguan kualitas (penurunan tegangan atau ketidakseimbangan fasa ataupun
kehilangan fasa), diamankan oleh peralatan failure relay yang dipasangkan pada
peralatan kontrol motor
Seluruh batasan (rating) dan tingkat kemampuan dari peralatan pengaman dipilih
sedemikian rupa, sehingga diperoleh selectivity yang baik (dikatakan juga mempunyai
diskriminasi yang baik).
Selanjutnya kapasitas pemutusan, (breaking capacity) dari masing-masing peralatan
pengaman (ACB, MCCB dan MCB ) ditentukan berdasarkan perhitungan arus
hubung-singkat yang terjadi disisi “down stream” dari peralatan pengaman yang
bersangkutan.
Dalam perhitungan arus hubung-singkat (hs) ini, diasumsikan sebagai berikut :
MVA hs dari sumber (PLN), P1 : 500 MVA
jenis gangguan hubungan singkat : 3 ph – simetris
koefisien hs TM (c1) : 1.1
koefisien hs sisi TR (c2) : 1.0
impedansi kabel : resistif dan induktif
impedansi hs : nol
Besarnya arus hubungan singkat dapat dihitung persamaan sebagai berikut :
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
CxV
I hs =
V3 x Z
dalam hal ini :
c = c1 = 1.1 untuk sisi MT 20 kV
c = c2 = 1.0 untuk sisi TR 220 / 380 V
Z = impedansi jaringan sampai titik gangguan hubung singkat.
Dari hasil perhitungan dapat diketahui besar arus hubung singkat di setiap titik panel,
sehingga dapat di tentukan breaking capacity peralatan pengaman yang harus di
pasang pada panel bersangkutan.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka pemborong
wajib memberitahukan hal tersebut merupakan kewajiban pemborong untuk
melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.
Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty tile,
warna ditentukan kemudian.
Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut elevator
Terdapat lampu untuk penerangan normal dan untuk penerangan darurat dengan
sumber daya dari batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan automatic
chargernya.
Jenis lampu disesuaikan dengan interior yang dipilih oleh Architect, kecuali belum
ditentukan, maka dapat digunakan sebagai acuan adalah type Flourescent ligthting
circular milky white acrylic cover ( khusus untuk lift penumpang ), atau 2 buah
flourescent (TL) 2x20 watt dengan milky white acrylic cover.
Terdapat exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas kereta.
Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
5.) Pintu Kereta Lift / Elevator
Terdiri atas dua panel automatic center opening dengan dimensi seperti tergambar
untuk lift dengan type Single Door.
Terdiri atas masing-masing dua panel automatic center opening dengan dimensi
seperti pada gambar untuk lift dengan type Through Door.
Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi alat pengukur
kecepatan.
Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara
Pada saat lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harus memberikan torsi yang
cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka secara paksa dari dalam
kabin.
Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat dibuka secara
paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft.
Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistem interlock jenis electro
mechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali dengan kunci
khusus yang disediakan untuk melepas sistem interlock tersebut.
Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus dapat dibuka
dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai.
Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehinggaa dapat dilepas dari dalam kabin,
pada saat tidak ada sumber daya listrik.
Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft harus dapat
diperiksa, ditest dan diganti bagian-bagiannya, apabila rusak.
Semua pintu lift harus dilengkapi dengan kontak-kontak listrik yang mencegah lift
bergerak kecuali apabila pintu-pintu telah tertutup rapat. Kontak-kontak ini harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat dicapai oleh orang-orang yang
tidak berkepentingan.
Untuk lift tertentu pintu lift dilengkapi dengan kaca.
Pintu lift harus dilengkapi dengan “safety edge” yang terpasang dari ujung atas
sampai ujung bawah panel pintu.
Apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada saat pintu sedang
menutup, maka pintu kereta dan pintu shaft secara otomatis harus kembali pada
posisi membuka penuh.
Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis, setelah melampaui waktu yang
ditentukan.
Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk operasi ke
arah atas.
Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk operasi ke
arah bawah.
Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk operasi ke arah atas
bawah.
Push button merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.
6.) Buffer
Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya diberikan
karet setebal 5 mm.
Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana dua buah
untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan sendiri oleh
pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung ke lantai beton struktur
yang ada).
9.) Compensating
Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.
10.) Rem
Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal dan
sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling
berat/sukar.
Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris
dengan sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga
rem hanya bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift telah berhenti di
suatu lantai dan rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift.
Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk
melepas rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara darurat.
kereta Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan
elevator di dalam sistem kontrolnya. Jenis alat kontrol yang harus dipakai adalah
CV – GEAR LESS. Panel kontrol lift ini harus bisa dihubungkan dengan card reader
dari system Access Control.
h. Safety Device
Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, dimana secara otomatis akan
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja maka
panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan kembali
bila secara manual posisi kereta dikembalikan ke kedudukkan normal. Pembatasan
yang ada yaitu :
- Level 6 cm di bawah level lantai terbawah, dan
- Level 10 cm di atas level lantai teratas.
Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable
gland.
Alat kontrol harus dillengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan
gelombang pemancar yang ada.
Earth Quick Protection.
J. Material
Kelengkapan:
- Automatic Rescue Device (ARD)
- Earthquake Sensor Device (ESD)
- CCTV Cable
- AC Split Untuk ruangan Mesin
- Granit Lantai Polos
- Bingkai Papan Promosi
- Grounding dan Kelengkapan Kelistrikan lainnya.
PENJELASAN SISTEM
Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila terjadi
kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara
audio (bell) maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran tersebut
dimulai, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin.
Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara otomatis
dari detector maupun secara manual dari push button box.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
LINGKUP PEKERJAAN
Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan instalasi ini harus melaksanakan
pengadaan, pemasangan & pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi
dengan baik dan siap untuk dipakai.
Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah response
lamp dan mempunyai karateristik sensitivitas yang rata (flat response technology).
Memiliki kepekaan homogen untuk membedakan jenis asap.
Mempunyai stabilitas tinggi terhadap debu, gangguan elektromagnetis, perubahan
suhum kelembaban dan karatan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
Zone Indicator
Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja. Zone Indicator ini ditutup
dengan plastik dan pada tutup ini terdapat tulisan Zone Number (Nomor Zone) yang
disesuaikan dengan letak zone indicator tersebut.
Indicator Lamp
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan group
detector. Lampu indicator ini akan menyala hanya jika group detector yang
bersangkutan bekerja.
Pipa Konduit
Semua kabel harus dipasang didalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm, baik
yang diatas plafond (horizontal) maupun yang di dinding / tembok / beton ( vertikal ).
Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow. Seluruh kotak sambungan,
persimpangan, dan lain-lain harus dipasang tutup sehingga tidak akan masuk benda-
benda lain kedalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus terpisah dengan sistem
saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini.
Kabel
Kabel untuk main Power Supply dari setiap perlengkapan dalam sistem
menggunakan NYM dengan ukuran minimal 3 x 2,5 mm².
Kabel untuk instalasi circuit antar detector dan break glass digunakan kabel NYA
dengan diameter minimum 2 x 1,5 mm².
Kabel untuk instalasi telepon jack menggunakan kabel ITC 2 x 0,6 mm².
Kabel untuk instalasi Main Bell dan Red Lamp menggunakan kabel NYM 3 x 2,5
mm².
TESTING / COMMISSIONING
Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing / pengetesan,
yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke
detector menggunakan asap.
Tiap-tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.
LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan
sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
UMUM
LINGKUP PEKERJAAN
Mengurus ijin penyambungan, banyak sambungan 16 (delapan) nomer telepon atau
sesuai persetujuan Pemberi Tugas.
Pengadaan dan pemasangan Key Telpon kapasitas 16 / 64 ext lengkap dengan MDF.
Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system), meliputi penyediaan dan
pemasangan:
- Kabel dan pipa instalasi data dan telepon
- Kabel feeder data dan telepon
- Kotak kontak data dan telepon Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang
menunjang pekerjaan ini.
Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif lengkap dengan
display dan hands free atau sesuai persetujuan Pemberi Tugas.
Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon
Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut
dapat berfungsi dengan tepat dan benar.
Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku cadang
selama waktu minimal 3 tahun.
Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon.
PERSYARATAN TEKNIS
Key Telpon
Key Telpon mempunyai 16 analog trunk card, 16 digital extention card, digital dan 64
extention analog.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
Pesawat Telepon
Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe executive.
Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free dan kelebihan lainnya.
Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu pemasangan meja dan pemasangan
dinding.
Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta mampu bekerja
secara normal pada jaringan lokal PT. Telkom.
Dalam hal ini saat mengajukan approval material harus dilengkapi dengan fotocopy
surat lulus dari PT. Telkom.
Baik pesawat standard maupun executive harus bekerja secara full digital.
Terminal
Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda jumpering dan
memakai terminal-terminal berisolasi sesuai standard TELKOM.
Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi, maka box terminal
harus diberi pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-pintu yang kedap udara.
Kabel Telepon.
Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti, seandainya terjadi
kerusakan saluran dan atau untuk menampung perkembangan dikemudian hari.
Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC (indoor-telepone cable)
dengan diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesuaikan dengan petunjuk
dalam gambar.
Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam digunakan UTC (Underground
telepon cable) dengan diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesuaikan dengan
petunjuk dalam gambar.
Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel, tanpa ada
persetujuan Konsultan Pengawas.
Conduit Telepon.
Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa PVC High Impact
berdiameter minimum 20 mm.
Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang dilengkapi tutup.
Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus dicat warna biru
selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu lain yang
sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
Outlet
Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting dan bukan
jenis claw fix.
Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.
TESTING / COMMISSIONING
Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan
Commissioning yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
Biaya Testing menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.
UMUM
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya san suatu daftar
referensi pemasangn harus dilampirkan dalam surat penawaran
Pelaksana Pekerjaan baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Modulator
Selectable Output Channel Colour System : PAL / SECAM/ NTSC Audio Operatio
Module : Mono / Stereo/Dua Input frequency : 50 – 858,5 Mhz Input Level : 40,5 ~
84 dBm Output Frequency Range : 47 – 862 Mhz Output Level : 75 ~ 90 Mhz
Supply Voltage : + 12 VDC
Active Combiner
Number of Input : 4 Frequency Range : 4 -862 Mhz Input / output impedance : 75
ohm Gain Regulation : 20 dB
TV Reciever set
Video Input : 1V (p – p) Input Antena : VHF / UHF 75 ohm Receive Syestem : CCIR
standard, PAL, SECAM, NTSC Dimension Screen : 21 “ Facility : Audio/Video with
infra red remote control
TV Oultlet
Model : Single Side Loss : 0.4 dB – 1.2 dB
PENGUJIAN
Semua peralatan dalam system suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya system setelah ternyata hasil pengujian adalah baik. Pengukuran video signal
level dilakukan dengan dB Gain Meter.
LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah Pengadaan, Pemasangan, Penyetelan dan
Pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan siap pakai,
tanpa ada gangguan atau cacat instalasi.
Termasuk didalam peralatan tersebut adalah sebagai berikut :
Colour Camera
Colour Monitor
Digital Video Recorder
Pelaksana Pekerjaan harus melengkapi dan merakit peralatan tersebut dan bila perlu harus
melengkapi dengan peralatan tambahan sesuai persyaratan pabrik pembuatnya.
Monitor
Adalah merupakan alat yang mentransfer isyarat elektronik yang dikirim oleh camera
menjadi gambar pada sebuah layar televisi.
Switcher
Alat yang dipakai untuk menghubungkan 2 (dua) atau lebih camera ke monitor tunggal,
sehingga pengamat dapat memilih hasil gambar mana yang akan ditampilkan pada
layar monitor. Posisi camera yang tidak diamati dapat di bypass tanpa merubah urutan
pengamatan maupun waktu interval
PEMASANGAN
Pemasangan colour camera dipasang sesuai petunjuk gambar, Pelaksana Pekerjaan dapat
mengajukan usulan lain untuk penempatan colour camera ini. Cara pemasangan colour
camera tersebut digantung pada ceiling atau plafond dengan rangka penguat/ hanger yang
diperkuat pada dak beton. Peralatan utama seperti ; camera drive unit, Sequential switcher,
Colour monitor dan Time lapse VTR, diletakan pada ruang kontrol (ruang administrasi)
lantai satu, seperti ditunjuk dalam gambar rencana. Kabel instalasi yang digunakan untuk
isyarat video dan untuk keperluan control menggunakan coaxial cable RG 59/U, kabel
power menggunakan NYMHY 2 x 1,5 mm² yang semuanya dalam pelaksanaan harus
dimasukkan dalam pipa PVC high impact dia. 20 mm
TESTING / COMMISSIONING
Setelah pekerjaan CCTV ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Comissioning
yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2019
Pasal 4
ADMINISTRASI PROYEK
1) Laporan Proyek
c) Kontraktor harus membuat Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian,
Laporan Mingguan & Laporan Bulanan dikumpulkan pada setiap akhir bulan.
d) Konsultan Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang dibuat
kontraktor.
2) Dokumentasi Foto Proyek
e) Foto proyek diambil pada awal proyek sampai akhir pekerjaan dinyatakan
selesai 100%
f) Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa
sehingga point-point pekerjaan penting tidak terlewatkan.
g) Pengambilan photo rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai
lampiran kelengkapan administrasi pada saat pengajuan laporan bulanan.
h) Photo yang diambil harus menggambarkan kegiatan pelaksanaan pada saat :
0% , 30% , 60% , 80% dan 100%.
Pasal 5
SERAH TERIMA PEKERJAAN
UMUM
Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik kepada
Direksi Teknisatau Pemberi Tugas sebagaimana tercantum didalam surat perjanjian
pekerjaan ini.
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 6
PENUTUP
1) Semua syarat-syarat yang tercantum didalam spesifikasi teknis umum ini harus
dilaksanakan dengan baik dan benar oleh kontraktor serta mengikuti petunjuk-
petunjuk Teknis dari Direksi Teknis Kegiatan dan konsultan Pengawas.
2) Semua ketentuan–ketentuan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis umum ini
akan diatur pada waktu Aanweijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu,
akan dijelaskan oleh Direksi Teknis Kegiatan pada saat mulai pelaksanaan dan
sedang berlangsung kegiatan pekerjaan.
3) Walaupun spesifikasi teknis umum ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu
mengenai bahan dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan
tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.