BAB I PENDAHULUAN
Metode Kerja ini di gunakan sebagai Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan untuk Sistem Pemadam
Kebakaran pada Gedung SIMA OFFICE TOWER@SIMA IZZAR MIX USE
DEVELOPMENT,Sistem proteksi terhadap bahaya kebakaran (Fire Protection System) pada ruangan
Gedung terdiri dari dua sub-sistem yaitu :
1. Sprinkler system. (untuk system pemadaman).
2. Hydrant system .(untuk control kebakaran)
Sprinkler system merupakan system pemadam api secara manual dan otomatis dengan pemipaan yang
permanen untuk mensupply air kemudian menuju ke Alarm check Valve (Valve pengontrol otomatis)
ada TigaUnit Alarm check valve untuk masing masing zona dan kemudian di distribusikan ke pipa di
setiap masing masing zona .
1.LOW ZONE ( B5 – 1F )
2.MIDDLE ZONE ( 2F – 14F )
3.HIGH ZONE (15F – 30F )
Pengaturan Water Sprinkler System secara otomatis dilakukan melalui perangkat panel beserta
peralatan deteksi dan outputnya seperti head Detector, alarm bell, indicator lamp, manual Pull Station
Dan Alarm check valve merupakan sarana untuk membantu pemilik atau operator mengetahui gejala
kebakaran secara dini, sehingga sebelum api menjadi besar kebakaran segera dapat diatasi.
Sistem perlindungan bahaya kebakaran dilakukan dengan mengikuti standar acuan yang baku dari
NFPA (National Fire Protection Association) yaitu : NFPA No.13, 16 dan 72 edisi 2000, masing –
masing mengatur tentang Standard for the Installation of Sprinkler System 1999 Edition dan Nation
Fire Alarm code.System perlindungan ini harus dapat melindungi seluruh fasilitas yang ada di Gedung
Sima office tower,Alat Pemadam Api Jenis water Sprinkler yang di pasang pada gedung sima office
tower merupakan alat pemadam api yang menggunakan air untuk memadamkan api.
Alat pemadam ini sebagai bahan pemadam atau Sistem penginderaan api atau biasa dikenal dengan
sistem alarm kebakaran adalah suatu sistem terpadu yang dirancang dan dibangun untuk mendeteksi
keberadaan Gejala dan api, untuk kemudian memberikan peringatan (warning) dalam sistem evakuasi
dan ditindaklanjuti secara otomatis atau manual dengan instalasi pemadam kebakaran.
Peralatan utama adalah sistem kontrol disebut Monitor Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire Alarm
Control Panel (FACP) yang berfungsi untuk menerima sinyal input dari semua detektor dan komponen
Pendeteksi lainnya, dan kemudian memberikan sinyal keluaran ( sinyal output) melalui komponen
keluaran seperti Bell,Horn atau sirene sesuai dengan pengaturan yang telah menerapkan itu.
A.PEKERJAAN PERSIAPAN
1.Penyelidikan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lokasi pekerjaan, problem yang mungkin timbul,
selama pengadaan bahan/material, pengaruh cuaca/musim selama konstruksi, keadaan tanah,
peraturan-peraturan yang berlaku.
2.Survey langsung di lokasi pekerjaan sebagai persyaratan design engineering dan pembuatan gambar-
gambar konstruksi.
3.Pembuatan dan Persetujuan Construction Drawing berdasarkan basic design dan standard yang telah
dipersiapkan oleh Client.
4.Kontraktor akan melakukan Inspeksi dan Verifikasi bersama-sama pihak Client terhadap Material yang
disupply sebelum dilaksanakan pekerjaan.
5.Kontraktor akan membuat kantor sementara sebagai pusat sentralisasi laporan kerja dan tempat
koordinasi selama pelaksanaan pekerjaan.
6.Reqruitment tenaga kerja non skill dari lokasi sekitar kerja dengan tidak menutup kemungkinan
penerimaan tenaga skill lokal jika ada. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kerja dan
pendekatan dengan penduduk sekitar sehingga tidak menimbulkan kesenjangan sosial atau menekan
timbulnya masalah.
7.Pembuatan ijin-ijin kerja dan ijin masuk baik untuk tenaga kerja, peralatan maupun material dengan
pihak terkait.
8.Penyediaan Transportasi selama pekerjaan berjalan.
9.Pembuatan format-format laporan sebagai bahan pendukung data dalam meeting koordinasi, progress
dari seluruh tahapan pekerjaan mulai dari engineering hingga selesainya pekerjaan konstruksi.
10.Melakukan Koordinasi antara Tim Pelaksana dengan Pengawas Lapangan, untuk selanjutnya
dibuatkan Rencana Kerja Lapangan.
11.Stand-up Metting akan diadakan setiap minggu dengan dihadiri pengawas lapangan JO sebagai
langkah koordinasi kerja
12.Pelaksanaan Training & Welder Test
a.Dalam hal ini Welder Training akan dilaksanakan sebelum suatu pekerjaan dilakukan pengelasan.
Welder Training dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 minggu sampai kondisi juru las itu yakin dalam
meghadapi welder test yang akan dilaksanakan oleh pemborong atau Client.
b.Welder Training disini bisa juga dilakukan untuk menghadapi pelaksanaan WPS/PQR.
c.WPS/PQR didalam pelaksanaan pekerjaan pengelasan harus sudah ada disyahkan oleh DIRJEN
Minyak dan Gas Bumi lebih dulu baru pelaksanaan pekerjaan pengelasan dilapangan
diijinkan/laksanakan. Kondisi juru las diusahakan prima untuk menghadapi WQT (Welder
Qualification Test). Dalam pelaksanaan WPS/PQR yang perlu digaris bawahi adalah dalam uji
terhadap spesification bahan yang telah ditentukan dari Client.
d.WQT hanya dilaksanakan untuk welder yang sertifikatnya sudah tidak berlaku, bagi yang masih
berlaku cukup dengan Production Test.
e. Bila Simizhu-HK telah memiliki WPS/PQR sesuai dengan spesifikasi material yang ada, maka kami
akan memakai sebagai referensi teknis pelaksanaan pekerjaan
13.Pengadaan Material
a.Procurement Material termasuk pengadaan Equipment disesuaikan dengan Work Schedule.
b.Kontraktor akan mengusahakan cara-cara penyimpanan dari material-material sebaik-baiknya seperti
fitting, valve, pipa dan sebagainya dilapangan.
c.Material-material yang disimpan tersebut hendaknya di letakan secara baik,diberi landasan-landasan
kayu atau benda lain sedemikian rupa sehingga aman terhadap kerusakan, dan kotor oleh tanah.
B.ALUR PEKERJAAN
Pekerjaan system Fire Protection secara garis besar Adalah :
01. Pembuatan Gambar Layout
02. Pembuatan Gambar Isometrik
03. Pembuatan Flow Calculation ( Jika Di Butuhkan )
04. Proses Approval Material dan Gambar kerja
05. Marking area untuk lokasi pemasangan
06. Pekerjaan PreFabrikasi berdasarkan gambar yang sudah di setujui
07. Pemasangan Support pipa dan Installation Pipa sesuai gambar di lokasi kerja
08. Pemasangan Peralatan utama yang akan di aplikasikan
09. Menyiapkan interkoneksi untuk system fire alarm
10. Hydrotest
11. Testing dan Commissioning
12. Introduction dan Training
13. Serah terima Pekerjaan
C. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Pemasangan Support
- Penentuan titik lokasi pipe support sesuai gambar kerja.
- Menyiapkan material bantu (Inset,dinabolt,lot,benang dll)
- Menyiapkan peralatan kerja seperti mesin bor,palu,meteran dan alat bantu
lain yaitu listrik,welding machine dan schafolding.
- Pemasangan Pipe Support di tempat atau titik titik yang telah ditentukan.
- Pemasangan jalur Pipa dengan penyangga support
1. PENGELASAN
1. Pada prinsipnya pengelasan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan prosedur pengelasan yang
telah disetujui.
2. Prosedur pengelasan harus diuji sesuai dengan metode kerja. Prosedur pengelasan yang telah
ditetapkan dan disetujui oleh Client atau Shimizu-HK JO tidak dapat diganti /dirubah lagi tanpa
persetujuan dari Client dan User .
3. Semua pengelasan termasuk tack welding harus dilaksanakan oleh juru-juru las yang telah lulus ujian
kualifikasi juru las.
4. Semua alat-alat dan material las harus sesuai dengan kebutuhan dan harus dalam keadaan baik, agar
dapat menghasilkan suatu produk pengelasan yang sama/seragam. Kawat las harus disimpan ditempat
penyimpanan sesuai rekomendasi pabrik (Oven dan Ing dryer).
5. Sambungan-sambungan pipa disusun dan dilas bersamaan pada jalur pipa dan semua pengelasan pipa
sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan yang sama dengan pipa sendiri dan mutu dari
pengelasan sesuai dengan spesifikasi.
6. Semua ujung pipa yang akan disambung dengan las harus dipotong serong (bevel) di workshop atau
dilapangan, sehingga membentuk sudut dengan besar sesuai ketebalan pipanya dengan root face
sebesar 1,6 mm kurang lebih 0,8 mm, apabila dilaksanakan dilapangan bisa menggunakan beveling
machine, atau alat potong oxygen.
7. Untuk penyetelan yang baik, akan dipakai internal atau eksternal clamp, internal line up clamp akan
dipakai apabila memungkinkan dan clamp tidak akan dilepas sebelum pengelasan Root Bead selesai
100% atau di Tack weld dengan cukup.
01.Pemotongan pipa harus dilaksanakan dengan memperhatikan bahan pipa, gambar pipa dan cara-cara
pemotongan :
02.Jika perlu agar dipersiapkan gambar sket.
03.Pemberian tanda pada pipa yang sudah terpasang harus dengan menggunakan kapur atau cat khusus.
04.Pemotongan pipa baja karbon harus dilakukan dengan menggunakan High Speed Cutting Machine dan
atau Oxygen Cutting Equipment.
05.Jika menggunakan High Speed Cutting Machine, maka pipa harus dijaga agar tidak rusak, misalnya
retak atau bentuk lingkaran berubah karena terlampau kuatnya ikatan dari jack.
06.Pemotongan dengan Oxygent Cutting Equipment harus dilakukan tepat pada garis tanda dan dengan
memutar pipa secara manual.
07.Sistem sambungan pada cabang pipa harus dilakukan sebagai berikut :
a.Bentuk ujung dari branch pipe yang dilaksanakan pada main pipe harus disesuaikan dengan diameter
luar dari main pipe.
b.Bentuk ujung dari branch pipe yang dilaksanakan pada main pipe harus diberi tanda.
c.Cara membuat lubang untuk branch pipe yang harus dibuat pada main pipe, harus menggunakan
Oxygent Cutting Equipment atau bor.
d.Lubang untuk boss pada main pipe harus dibor. Ukuran mata bor harus sama dengan diameter dalam
dari boss.
e.Sesudah pemotongan, semua slag yang timbul harus dibersihkan. Pemotongan yang tidak baik harus
diratakan.
f.Jika Kontraktor akan memotong pipa yang sudah terpasang maka harus disaksikan oleh Pemilik
Proyek.
D.PENGELASAN PIPA
01.Semua tukang las yang dipekerjakan dalam proyek ini harus lulus test sesuai dengan Tata Cara
Pengelasan dan Pengkwalifikasi Tukang Las, yang dapat dilihat pada bagian lain dan merupakan satu
kesatuan dari pekerjaan ini.
02.Semua cat, karet , kotoran , scale yang akan mempengaruhi hasil lasan harus dibuang.
03.Pipa-pipa yang akan disambung satu sama lain harus distel dan diberi spasi (jarak) dengan teliti.
04.Root bead pass harus dilakukan secara penuh melingkari keliling pipa dan harus dibersihkan terhadap
adanya Scale, Coating, Slag, dan lain-lain. Hal ini harus dikerjakan sebelum bead berikutnya
dilaksanakan.
05.Jika hari hujan atau cuaca buruk, maka pengelasan harus dilindungi sedemikian rupa dan harus
diperhatikan agar lasan tidak mengalami perubahan suhu secara mendadak. Jika menurut perkiraan
Pemilik Proyek, keadaan cuaca tidak baik untuk pengelasan, maka pekerjaan harus dihentikan.
06.Bidang permukaan hasil lasan harus tidak menunjukan adanya Coarse ripple, Grooves, Overlaps,
Abrupt ridges, Valleyes.
07.Kondisi permukaan dari hasil lasan harus memungkinkan untuk interpretasi radiography secara benar
atau untuk melaksanakan non Destructif test.
08.Undercuts tidak boleh melebihi 1/32” ( 0,8 mm ) dan tidak boleh menyebabkan tercapainya tebal
minimum.
09.Jika permukaan hasil lasan perlu penggerindaan, maka agar diperhatikan jangan sampai mengurangi
ukuran atau menyebabkan berkurangnya ukuran tebal pipa dari tebal minimumnya.
10.Semua cacat pada lasan yang perlu di perbaiki harus dihilangkan dengan cara yang sesuai, yaitu
seperti dengan menggunakan Flame atau Arc gauging, Grinding chipping atau Machining.
11.Prosedur untuk mereparasi lasan sama dengan prosedur waktu mengelas mula-mula, walaupun ukuran
dan contournya berbeda. Cara-cara pemeriksaan dan batasa-batasan lainnya yang diberlakukan untuk
lasan yang diperbaiki ini, sama dengan las-lasan aslinya.
2.Kopling-kopling
Kopling-kopling yang nyaman pada setiap sambungan dan tergolong menjadi dua kategori: Lentur
(flexible) dan kaku (rigid). Keduanya memberikan keamanan kelekatan keliling penuh dari kopling
kedalam alur untuk tekanan tinggi dan kinerja beban akhir.
Kekakuan dicapai dengan kopling-kopling yang kaku. Desain pad / penyangga bersudut yang unik
memberikan jepitan (clamping) positif pada pipa untuk menahan beban-beban puntir dan bengkok
(flexural).
Kopling-kopling dengan pinggiran beralur yang lentur memungkinkan setiap sambungan pipa untuk
bergerak sedikit menyudut, memanjang ataupun memutar untuk menampung ekspansi, kontraksi dan
pelendutan/defleksi karena panas dan menawarkan sederetan keuntungan-keuntungan saat mendesain
sistem perpipaan.
4.Utamakan keselamatan
Pekerjaan pengelasan yang perlu dilakukan di tempat-tempat yang sempit akan meningkatkan risiko,
karena itu dalam hal ini penggunaan sistem grooved-end yang tidak menimbulkan panas akan terasa
sangat menguntungkan. Penyambungan pipa tanpa pekerjaan panas bisa menghilangkan masalah-
masalah kesehatan dan keselamatan yang biasanya terkait dengan pengelasan. Sistem grooved-end ini
telah meniadakan risiko terjadinga kebakaran dan kebutuhan untuk melakukan persiapan-persiapan
khusus untuk mencegah / memadamkan kebakaran selama masa pemasangan dan perawatan. Bahaya
yang timbul karena adanya gas-gas bertekanan tinggi dan peralatan pengelasan juga bisa dihilangkan.
Sistem ini juga tidak menghasilkan emisi (zero emissions): sehingga para pekerja pemasang pipa tidak
ter-ekspos dengan asap-asap beracun yang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
a. Tape coating dipasang pada pipa harus dengan cara spiral wrapped dengan maximal 1” edge overlap
untuk pipa diameter < 12”.
b. Tape Coating harus dilingkar-lingkarkan dengan rata dan kencang,dan tarikan pada tape harus tetap
sehingga tidak berlebihan dan tidak kurang. Hasil coating ini tidak boleh ada keriput-keriput atau
membentuk kantong udara, coating tape harus seluruhnya langsung kontak dengan permukaan pipa
secara rata.
c. Pelaksanaan tape coating ini harus sedemikian rupa sehingga overlap tape coating bagian dalam
terletak ditengah-tengah / sepertiga tape coating bagian luar.
d. Ujung tape dari roll yang baru harus mempunyai overlap sedikitnya 230 mm pada roll yang terdahulu.
Ujung terakhir suatu roll akan dipasang tanpa tarikan dan diletakkan dengan ditekan-tekan dengan
tangan. Sudut spiralnya harus parallel dengan yang terdahulu.
3.Inspeksi
a. Tape coating yang sudah dipasang harus diperiksa oleh kontraktor dengan memakai Holiday Detector
tegangan tinggi, segera sebelum pipa dimasukkan kedalam galian dan disaksikan oleh USER.
b. Tegangan uji minimum yang menembus tape coating ( antara electrode detector dan pipa ) adalah
7000 volt.
c. Kecepatan jalan dari Holiday Detector ini adalah kira-kira 30 meter / menit, dan tidak boleh
didiamkan / dibiarkan ditempat apabila alat ini dalam keadaan jalan / hidup.
d. Holiday Detector ini akan diadakan dan dijalankan oleh kontraktor.
e. Semua kebocoran dan kerusakan coating harus diberi tanda yang jelas, segera setelah diketahui
melalui Holiday Detector maupun melalui pemeriksaan visual.
f. Semua kebocoran dan kerusakan coating tersebut harus diperbaiki sesuai dengan spesifikasi ini, oleh
kontraktor.
g. Pemeriksaan visual ini juga termasuk pengawasan pada overlap.
a. Buanglah ujung-ujung coating yang rusak, permukaan pipa disikat atau digerinda sikat sehingga
bersih dari semua kotoran karat dan lain-lainnya. Tonjolan-tonjolan, bekas potongan yang tajam,
percik las dan lain-lain tonjolan-tonjolan tajam harus dihilangkan dengan memakai kikir dan gerinda
atau alat lain yang cocok.
b. Minyak gemuk dan olie harus dihilangkan dengan cara menghapus dengan lap yang diberi bahan
pelarut yang tidak mengandung minyak antara lain dengan xylene,xylol atau naptha.
c. Pipa yang sudah bersih diberi / dicat dengan primer sampai rata. Primer harus lewat sedikitnya 50 mm
dari ujung yang terdekat dan dibiarkan hingga agak kering dan menjadi lekat apabila disentuh.
d. Pipa yang sudah diprimer akan dibalut dengan cara “CIGARETTE HAND WRAPPED” dengan tape
coating. Pada umumnya pipa dengan Ø <= 12” Overlap = 1” dan pipa Ø > 12” Overlap = 2”.
e. Tiap lapisan dari tape coating harus dikerjakan dengan tarikan tangan yang cukup untuk mendapatkan
hasil yang baik, mulus, rata, dan tidak ada keriput-keriput atau kantong udara atau tidak berhasil
menempel langsung dengan rata pada permukaan sebelumnya.
4. KESELAMATAN KERJA
I.PERATURAN KESELAMATAN.
Peraturan keselamatan kerja yang Mutlak, Keras, Dan Dingatkan (Safety Talk) Terus Menerus Oleh
Safety Officer, Dipatuhi, Dijalankan, Disampaikan Ke Yang Kurang Memahami, Oleh Semua Pihak
yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan kerja diproyek ini. ( Bagi yang tidak
mematuhi akan diberikan teguran keras, tertulis, dan atau dikeluarkan (tidak diijinkan bekerja lebih
lanjut )
1. Ikuti semua petunjuk, jangan ambil resiko, jika tidak mengerti tanyakan.
2. Perbaiki atau laporkan kondisi yang tidak aman.
3. Bantulah agar segala sesuatunya bersih dan tertib.
4. Perhatikan dan taati segala tanda peringatan.
5. Orang yang tidak bertugas tidak diijinkan berada dilapangan.
6. Karyawan tidak diijinkan bekerja sebelum atau sesudah jam kerja tanpa pengawasan.
7. Turun naik bangunan hanya boleh dilakukan dengan menggunakan tangga atau cara lain yang
disediakan untuk tujuan ini.
8. Laporkan apabila ada yang luka, dapat pertolongan pertama segera.
9. Tidak diperkenankan berkelahi atau bersenda gurau.
10. Tidak diijinkan membawa senjata api / pistol atau jenis senjata lainnya ke lapangan.
11. Penggunaan, pemilikan atau dalam pengaruh obat terlarang atau minuman keras, dilarang berada di
daerah kerja. Semua pemakaian resep obat minuman keras harus diketahui atasan anda.
12. Gunakan peralatan yang benar untuk bekerja dan gunakan alat tersebut dengan baik.
13. Hindari berjalan atau bekerja dibawah muatan yang bergantung atau pada saat kerekan dijalankan.
14. Penggunaan, penggantian dan perbaikan peralatan hanya dilakukan apabila diijinkan.
15. Gunakan peralatan keselamatan yang telah ditentukan, gunakan pakaian yang aman. Rawatlah dengan
baik.
16. Patuhi peraturan DILARANG MEROKOK.
17. Hanya orang ditunjuk ( diberi wewenang ) diijinkan untuk memperbaiki listrik.
18. Peralatan pemadam kebakaran hanya digunakan untuk memadamkan api. Jangan merusak peralatan
pemadam kebakaran.
19. Semua yang mendapat luka betapapun ringannya, harus segera dilaporkan kepada pimpinan anda.
1. Jenis kacamata keamanan yang telah diuji harus dipakai oleh semua karyawan selama jam-jam kerja.
2. Jenis topi-topi baja yang telah diuji harus dipakai oleh semua pegawai selama jam-jam kerja.
3. Pergunakan pelindung muka yang disediakan untuk bahaya khusus dalam semua operasi seperti
memotong, menggiling, memecah beton, memakai zat asam atau zat-zat pembakar dan lain-lainnya.
4. Sangat dianjurkan menggunakan sarung tangan kerja dengan band dipergelangan tangan.
5. Suatu alat yang tidak ada dalam daftar, tetapi perlu untuk keselamatan dalam pekerjaan anda, harus
diminta kepada atasan / pimpinan anda.
6. Sepatu boot dianjurkan dipakai oleh semua karyawan.
7. Bahan baju yang tidak mudah terbakar dan cocok untuk jenis pekerjaan tersebut harus dipakai.
8. Pengaman telinga harus digunakan bilamana diperlukan.
1. Peralatan yang rusak, kabel kabel listrik yang sudah rusak dan mesin yang tidak punya pengaman,
tidak boleh dipergunakan.
2. Jangan memakai sarung tangan, pakaian yang kebesaran atau sobek disekitar bagian-bagian mesin
yang bergerak.
3. Semua motor–motor harus dihentikan sebelum diisi lagi dengan bahan bakar.
4. Hanya petugas yang diberi wewenang diperkenankan memperbaiki atau menjalankan peralatan.
5. Peralatan yang menggunakan listrik, pegangan, perkakas yang dioperasikan harus isolasi rangkap
yang disetujui atau di ground dengan ground fault circuit interrupters yang disetujui dan pastikan di
ground dengan benar.
6. Perbaiki atau laporkan semua kerusakan, kesulitan dan kekurangan lainnya pada kabel kepada atasan
saudara.
7. Betulkan atau laporkan semua keadaan dan peralatan yang tidak akan kepada atasan anda.
1. Peralatan produksi radiasi dioperasikan hanya oleh petugas radiografy yang terlatih.
2. Apabila peralatan produksi radiasi digunakan, daerah radiasi harus dilindungi dengan dipasang
penghalang dan ditempatkan tanda-tanda dan diawasi langsung oleh petugas radiasi.
3. Pekerja radiasi dan para pembantunya harus menggunakan peralatanperalatan pemeriksaan, lencana-
lencana film dan dosimeter, seperti yang diharuskan oleh NRC dan yang telah ditetapkan oleh undang-
undang negara apabila menjalankan peralatan radiasi.
4. Jangan memasuki daerah dimana tanda ini dipasang atau tanda palang kuning dan ungu, tali-tali
dipasang.
Jika anda terluka dalam pekerjaan anda, laporkan segera pada pimpinan anda atau pengawas anda,
berapapun ringannya luka tersebut. Undang-undang perserikatan menganjurkan kita membuat catatan
kecelakaan. Laporan kecelakaan dibuat untuk membantu dalam pencegahan kejadian-kejadian
dikemudian hari.
Jika anda merasa sakit sedemikian rupa sehingga anda tidak dapat bekerja seperti biasanya, laporkan
kepada pengawas anda. Usahakanlah pertolongan pertama untuk semua luka-luka ringan, untuk luka-
luka parah harus diberikan oleh dokter ahli. Ingatlah, untuk luka-luka parah, pertolongan pertama
hanyalah untuk sementara.
Yang paling penting yang harus dilakukan jika seseorang terluka adalah :
1. Pelajari situasi
Tujuan :
Putuskan jika situasi cukup aman untuk anda ;
a. Anda harus tidak menjadi korban yang lainnya
b. Apakah perlu memindahkan korban ketempat yang aman sebelum memberikan pertolongan pertama.
2. Selamatkan
Tujuan :
Memindahkan korban dari lokasi yang berbahaya ke tempat yang aman ;
a. Pindahkan korban dengan hati-hati, tetapi ini dilakukan hanya jika nyawanya dalam keadaan
bahaya.
3. Pendarahan
Tujuan :
Menghentikan pendarahaan, mencegah pencemaran, merawat yang tekena shock/kejutan dan
mendapatkan pertolongan medis ;
a. Penekanan langsung – tekan langsung pada luka dengan menggunakan kasa bersih di tangan anda.
Mengangkat-angkat bagian yang luka sebatas dada jika mungkin dan praktekkan.
b. Gunakan sarung tangan latex untuk menghindari kontak langsung dengan cairan badan. Selalu cuci
tangan anda dengan segera sesudah anda memberikan P3K.
4. Terbakar
a. Hilangkan rasa sakit dan cegah pencemaran;
- Untuk luka ringan, gunakan air dingin
- Untuk luka berat, harus kering dan ditutupi
b. Ancaman untuk shock
c. Berikan perawatan medis
5. Terbakar karena Zat Kimia
a. Siram daerah yang terkena dengan sejumlah air selama 15 menit.
b. Lepaskan semua baju yang terkena
c. Dapatkan pertolongan medis
6. Pingsan
a. Biarkan korban dalam kedaan terbaring
b. Dapatkan pertolongan medis
c. Amati tanda-tanda membahayakan
7. Kelelahan panas
Dingin, kulit basah, berpeluh keringat, mata membelalak, pusing, mual ;
a. Pindahkan korban ketempat yang dingin atau basahi dengan kain basah
b. Longgarkan baju
c. Ancaman untuk shock
d. Berikan satu setengah gelas air untuk diminum setiap 15 menit sekali.
8. Sengatan panas
Tidak lagi mengeluarkan keringat, kulit kemerahan dan meradang, susah bernafas, panas badan tinggi;
a. Dapatkan pertolongan dokter
b. Pindahkan korban ketempat yang dingin
c. Segera dinginkan korban
Adalah sangat penting pertolongan pertama secepatnya. Hindari panik dan gunakan akal sehat. Kirim
seseorang untuk mendapatkan pertolongan dokter, semetara pertolongan pertama dilakukan. Ingat
bahwa anda bukanlah ahli medis, jangan melakukan banyak hal apabila tidak perlu benar terhadap
korban, sampai pertolongan medis diberikan.
a. Tujuan
Prosedur ini adalah mencakup penggunaan rambu-rambu untuk area-area yang diidentifikasikan
terdapat potensi bahaya-bahaya dengan menggunakan rambu– rambu, penandaan, warna dan lain–
lainnya.
b. Petunjuk pelaksanaan
Kategori rambu dan warna dasar :
BAHAYA
Warna dasar adalah putih dan merah. Pada tingkat ini menunjukkan bahwa area tersebut sangat
berbahaya dan berpotensi besar untuk timbul kecelakaan, sehingga
semua pekerja harus menghindari area tersebut dan atau mengikuti instruksi yang disampaikan.
AWAS
Warna dasar adalah coklat susu dan hitam. Pada tingkat ini menunjukkan bahwa area tersebut
berbahaya dan jika tidak menghindahkan larangan/ instruksi yang disampaikan akan dapat
mengakibatkan adanya kecelakaan/ bahaya.
HATI-HATI
Warna dasar adalah kuning dan hitam Pada tingkat ini menunjukkan bahwa semua pekerja yang
berada di area tersebut agar berhati-hati terhadap suatu instruksi/kondisi tertentu agar terhindar dari
kecelakaan/bahaya.
INFORMASI UMUM SAFETY, HEALTH & ENVIRONMENT
Warna dasar adalah putih dan hijau
Rambu yang dipasang untuk memberikan informasi kepada semua pekerja/pihak yang berada di area
proyek mengenai masalah Safety, Health & Environment.
5. HYDROSTATIC TEST
1. Ruang Lingkup
Prosedur ini menjelaskan cara-cara kebutuhan dasar untuk melakukan pengujian dengan tekanan atau
Hydrostatic Test terhadap pipa diluar maupun didalam pada pekerjaan Piping work.
2. Kode dan Standard atau Referensi
Kode dan standard yang digunakan adalah edisi terakhir, kecuali yang telah ditentukan lain di prosedur
ini, tetap sebagai bagian dari prosedur ini. Semua pengujian Hydrostatic Test ini akan dikerjakan
menurut standard sebagai berikut :
- API Standard 1104 Standard for Pipe lines and Related facilities.
- ANSI American National Standard Institute
8. Keselamatan Kerja
A a. Uji tekan harus dilaksanakan oleh kontraktor dan disaksikan oleh Shimizu-HK JO.
b. Semua peralatan pengetesan / pengujian seperti water pump, Pressure Indicator, Temperature
Indicator, Recorder dan lain-lain harus ditempatkan di suatu tempat/area yang sama, selama kondisi
memungkinkan untuk memudahkan memonitor pelaksanaan pengetesan.
c. Selama pengetesan berlangsung harus selalu dimonitor oleh petugas yang ditugaskan untuk
pengetesan tersebut.
d. Menggunakan kelengkapan keselamatan kerja bagi pekerja yang terlibat langsung.
Tingkat pertama
● Bila rangkaian detector zone pertama dalam kondisi alarm maka Alarm bell akan bunyi.
● Petugas harus mencari sumber bunyi, yang dapat dilakukan melalui Control Panel System
● Jika hanya kebakaran kecil seperti atau alarm palsu tekan tombol “ Ack – Reset “
● Atasi kebakaran tersebut, dengan menggunakan Portable Extinguisher jika perlu, sebagai
● pemadaman awal. Setelah itu tekan tombol “ Resert “ pada Control Panel
● lalu periksa Heat detector yang terindikasi dan pastikan Panel Kondisi All Normal.
● Jika terjadi kebakaran besar, maka biarkan system bekerja secara procedure manual operasion.
Tingkat kedua
● Bila rangkaian detector kedua zone dalam kondisi Alarm Bell akan berbunyi serta indicator lamp
akan menyala
● Operator yang berwenang akan melakukan pengaktifan Manual Pull Station NBG-12L,
Dengan memastikan area mana terjadi kebakaran
● Setelah air keluar melalui Water Sprinkler System, Indicator lamp dan Alarm bell masih aktif tetap
aktif – menyala
● Pekerja tidak diperbolehkan memasuki area lokasi kebakaran, kecuali petugas pemadam kebakaran
● Ketahui dengan pasti lokasi kebakaran.
● Evakuasi pekerja dari lokasi.
● Tutup semua pintu rapat-rapat.
● Pilih atau tekan Manual Pull Station di area terdekat
Test-Full Flow
Ambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menyemprotkan dan mengalirkan aor pada daerah
yang di lindungi, dan untuk Test-Full Flow dapat di lakukan sebagai berikut :
a. Buka pipa pembuangan utama sampai benar-benar terbuka lebar, kemudian periksa kembali untuk
meyakinkan bahwa air sudah mengalir dari pipa pembuangan utama.
b.Biarkan air mengalir ke tempat pembuangan yang terdekat selama yang di inginkan untuk
mmembersihkan pipa system dari aakumulasi atau material asing di dalam pipa.
c. Tutup secara berlahan katub utama pembuangan.
d. Pada manual control station di Deluge Valve tarik handle kea rah bawaah untuk merelease pressure,
kemudian secara otomatis air akan mengalir melalui pipa pembuangan dan klep control otomatis di
dalaam Deluge Valve akan terbuka akibat terjadi penurunan tekanan pada pipa pembuangan, Kondisi
ini juga dapat di lakukan dengan pengetesan mengunakan system deteksi panas (Heat Detector).
e. catat takanan air pada system dan tekanan pada diaphragm akuator ketika Deluge Valve bekerja.
Bandingkan data ini dengan data pada awal test pemasangan.
Catatan :
Jika tekanan kerja Diaphragma actuator melebihi +/- 20% Dari catatan tekanan kerja awal ketika
Deluge Valve di pasang, harus di cari permasalahannya dan menentukan kondisinya yang benar.
f. Setelah Deluge Valve bekerja, Biarkan air mengalir ke dalam system dan meyemprot pada setiap
ujung nozzle water spray. Kemudian periksa jangkauan dan kaver tekanan air akan tercata pada
diaprgama actuator dan tutup cepat katub system kendali dan buka pipa pembuangan utama.
g. Bersihkan secara menyeluruh Deluge Valve dan Diaphragma actuator, pasang alat baru yang di
butuhkan dan kemudian reset kembali.
Pembahasan mengenai check valve berlanjut, pertanyaan pertama yang muncul tentunya adalah
mengenai desain mekanik dari check valve sehingga hanya dapat mengalirkan satu arah saja. Pada
dasarny, check valve terdiri dari dua port, yaitu input dan output. Dalam sebuah check valve terdapat
valve clapper, yaitu katup yang akan terbuka apabila arah aliran sesuai dengan yang seharusnya. Dan
akan menutup rapat apabila aliran tidak sesuai. Perhatikan gambar dibawah ini untuk lebih jelas
mengenai desain mekaniknya.
Lift check valve, dalam konfigurasinya mirip dengan globe valve hanya saja pada globe valve putaran
disk atau valve dapat dimanipulasi sedangkan pada lift check valve tidak (karena globe valve adalah
jenis valve putar dan control valve). Port inlet dan outlet dipisahkan oleh sebuah plug berbentuk
kerucut yang terletak pada sebuah dudukan, umumnya berbahan logam. Ketika terjadi foward flow,
plug akan terdorong oleh tekanan cairan sehingga lepas dari dudukannya dan fluida akan mengalir ke
saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi reverse flow, tekanan fluda justru akan menempatkan plug
pada dudukannya, semakin besar tekanan semakin rapat pula posisi plug pada dudukannya, sehingga
fluida tidak dapat mengalir.
Seperti yang telah di ulas diatas, bahan dari dudukan plug adalah logam, hal ini mempertimbangkan
tingkat kebocoran yang sangat sedikit dari check valve tersebut. Umumnya lift check valve digunakan
untuk aplikasi fluida gas karena tingkat kebocoran yang kecil. Penggunaan check valve tipe lift ini di
industri adalah untuk mencegah aliran balik condensate ke steam trap yang dapat menyebabkan
terjadinya korosi pada turbin uap. Keuntungan menggunakan lift check valve adalah terletak pada
kesederhanaan desain dan membutuhkan sedikit pemeliharaan. Kelemahannya adalah instalasi dari
check valve jenis lift hanya cocok untuk pipa horisontal dengan diameter yang besar.
Swing Check Valve, check valve tipe ini terdiri atas sebuah disk seukuran dengan pipa yang
digunakan, dan dirancang menggantung pada poros (hinge pin) di bagian atasnya. Apabila terjadi
aliran maju atau foward flow, maka disk akan terdorog oleh tekanan sehingga terbuka dan fluda dapat
mengalir menuju saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi aliran balik atau reverse flow, tekanan
fluida akan mendorong disk menutup rapat sehingga tidak ada fluida yang mengalir. Semakin tinggi
tekanan balik semakin rapat disk terpasang pada dudukannya. Berikut adalah gambaran mengenai
desain swing check valve
Swing check valve menghasilkan resistensi yang relatif tinggi mengalir dalam posisi terbuka, karena
berat disk yang menggantung. Selain itu, mereka menciptakan turbulensi, karena flap/disk mengapung
pada aliran fluida. Ini berarti bahwa biasanya ada penurunan tekanan (pressure drop) yang lebih besar
pada check valve jenis ini dibandingkan dengan tipe yang lain. Dengan perubahan mendadak dalam
aliran, disc bisa tertutup dengan keras ke dudukannya, yang dapat menyebabkan keausan yang
signifikan dari dudukan tersebut, dan menghasilkan ketidakstabilan fluida sepanjang sistem perpipaan.
Wafer check valve, penggunaan swing check valve dan lift check valve terbatsi hanya untuk pipa
ukuran besar (diameter DN80 atau lebih). Sebagai solusinya adalah dengan menggunakan wafer check
valve. Dengan menggunakan wafer cehck valve dapat digunakan tubing dengan ukuran yang
mengerucut pada satu sisinya sehingga dapat diaplikasikan pada pipa yang lebih kecil ukurannya.
Disk check valve, pada valve jenis ini terdiri atas body, spring, spring retainer dan disc. Prinsip
kerjanya adalah saat terjadi foward flow, maka disk akan didorong oleh tekanan fluida dan mendorong
spring sehingga ada celah yang menyebabkan aliran fluida dari inlet menuju outlet. Sebaliknya apabila
terjadi reverse flow, tekanan fluida akan mendorong disk sehingga menutup aliran fluida. Perhatikan
gambar 6 untuk bentuk dari disc check valve dan gambar 7 unuk cara kerja disc check valve.
Split disc check valve, check valve jenis ini adalah terdiri dari disk yang bagian tengahnya merupakan
poros yang memungkinkan disk bergerak seolah terbagi dua bila didorong dari arah yang benar
(foward flow) dan menutup rapat bila ditekan dari arah yang salah (reverse flow). Perhatikan gambar 8
untuk operasinya.
Ball check valve, konstruksi dalamnya terdapat bola dan dudukannya yang sebenarnya hanya
lekngkungan dalam bodi valve. Apabila terjadi foward flow maka aliran akan melewati lengkungan
dudukan dan mendorong ball ke atas sehingga aliran fluida menuju outlet terjadi. Sebaliknya apabila
terjadi reverse flow maka ball akan tertekan pada dudukannya dan menghalangi terjadinya aliran
fluida. Perhatikan gambar 9 berikut.
Butterfly check valve, berbentuk seperti split disc atau duo disc, akan tetapi pada kondisi tertutup disk
tidak horisontal melainkan membentuk huruf V. Sehingga bentuk yang menyerupai sayap kupu-kupu
inilah yang menyebabkan namanya butterfly valve.
Diapraghma check valve, menggunakan diafragma sebagai buka tutupnya. Perhatikan gambar 11
berikut. Saat terjadi foward flow, maka diapragma akan terlipat yang menyebabkan terjadinya aliran
fluifa, sebaliknya saat terjadi reverse flow, diapragma akan menempati dudukannya sehingga aliran
tidak terjadi. Model check valve jenis ini cocok untuk instalasi vertikal.
Tilting disc check valve, merupakan check valve dengan disk berbentuk cembung datar dengan poros
putar terletak ditengah. Dengan bentuk disk tersebut memungkinkan gerakan memutar pada porosnya
apabila tekanan dan laju aliran cukup mampu menanggung berat disck. Perhatikan gambar 12 untuk
operasinya.
Steam trap - Selain dengan steam trap pemakaian ke atmosfer, katup cek harus selalu dimasukkan
setelah steam trap untuk mencegah kembali aliran fluida dalam tangki kondensat saat tekanan uap
besar. Katup periksa juga akan mencegah steam trap menjadi rusak oleh setiap shock hidrolik di baris
kondensat.
Blending, merupakan pencampur antara air dingin dan air panas pada mesin penyedia air hangat.
Perlu dipasang chack valve agar tidak terjadi aliran balik yang dapat menyebabkan ketik akuratan
pencampuran (kontaminasi fluida yang belum di campur dengan yang telah dicampur). Perhatikan
gambar 15 berikut
SPRINKLER
Sebuah alarm check valve memiliki trim valve yang diperlukan untuk memberikan sounding
alarm.
Trim ini memiliki dua tipre ; vertikal dan horizontal ( Lihat seperti gambar yang di atas )
Trim valve adalah pipa kecil yang diset dengan alarm check valve untuk memberikan fungsi
khusus yaitu sounding alarm dan juga drainase sistem otomatis.
* Clapper pada alarm valve akan terbuka dan menyebabkan seat pada alarm check valve
ter-expose , kemudian air akan mengalir ke pipa alarm trim dan mengaktivasi alarm.
* Aliran air akan berhenti mengalir ke pressure switch , alarm gong dan juga ke fire sprinkler
Alarm Check Valve
Katup cek Alarm melayani dua tujuan:
1) Untuk memeriksa tekanan air ke dalam
sistem sprinkler.
2) Menyediakan alarm aliran air, baik elektrik atau mekanik Sebuah Alarm Periksa katup memiliki
katup
memangkas yang diperlukan untuk memberikan alarm.itu baik dapat vertikal atau horizontal.
(Lis vertikal ditunjukkan)Katup trim pipa kecil yang melekatkatup untuk menyediakan fungsi
tertentu
seperti penyebab alarm atau otomatisport tiriskan.
Alarm Check Valve berfungsi sebagai katub untuk menjebak air dan mencegah arus balik dari pipa
sprinkler, katub ini di rancang untuk memicu Alarm selama air mengalir ( seperti aliran yang di
butuhkan oleh sprinkler ) Yaitu dengan mengoperasikan Alarm Check Valve .
2.PROSEDUR EVAKUASI
Prosedur Bila Terjadi Kebakaran
1. Setiap tempat Anda bekerja pastikan bahwa Anda telah mengetahui letak pintu atau tangga darurat
menuju keluar
2. Pastikan Anda mengetahui letak tombol alarm,Fire Extinguisher (Apar) selang Hydrant dan
kelengkapan lainnya
3. Bila Anda mengetahui ada kebakaran telihat dan ditemukan api atau asap
Pertama,Anda jangan panik.
Kedua Beritahukan orang lain yang letaknya dekat dengan api
Ketiga bunyikan tanda bahaya (alarm)
4. Bila keadaan memungkinkan padamkanlah api (sesuai training yang diberikan)
5. Selamatkanlah diri Anda bila keadaan sudah gawat akibat api yang meluas atau asap yang semakin
tebal Segeralah tinggalkan tempat kerja
6. Jangan hiraukan barang-barang Anda termasuk milik pribadi
7. Jangan melompat dari lantai atas
8. Segeralah menuju tempat berkumpul yang sudah ditentukan
9. Ikuti instruksi dari pengawas atau petugas yang berwenang
10. Jangan kembali ke tempat kerja sebelum ada tanda aman dari petugas yang berwenang
3.LATIHAN PEMADAMAN KEBAKARAN
Mengenal Api dan apakah api ?
Suatu proses aksidasi cepat yang menghasilkan panas dan penyalaan
Apakah kebakaran ?
Kejadian yang tidak diinginkan karena adanya api yang tidak terkendali dan dapat menimbulkan
kerugian harta benda maupun korban jiwa
Pengertian Tentang Api atau segitiga api
Panas oksigen (di udara bebas ada kurang lebih 21% oksigen, dan bahan bakar
Terjadinya Api
Proses terjadinya panas contoh Bahan Cair Terbakar
Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi A: semua benda padat yang mudah terbakar
misalnya kayu,plastik,kertas
Klasifikasi B: semua benda cair yang mudah terbakar
misalnya premium,tiner,cat
Klasifikasi C: semua bahan gas yang mudah terbakar
misalnya LPG,LNG,Methane, Buthane
Klasifikasi D: semua jenis metal yang mudah terbakar
misalnya Magnesium,Titanium
Klasifikasi E: Electrical fire yang timbul karena panas yang disebabkan konduksi
Misalnya kabel yang terbakar karena tidak sesuai dengan kapasitasnya
Fire Extinguisher
Sebagai tindakan awal ketika terjadi kebakaran karena tindakan yang paling menentukan kerugian
adalah tindakan yang diambil 60-90 detik pertama Semakin dini api dapat dikuasai kerugian semakin
kecil dan api mudah di atasi
Peralatan Fire Extinguisher Sbb :
CATRIDGE
Kelebihan catridge dapat di isi ulang oleh setiap orang bila kita mempunyai persediaan powder dan
cartridgenya
Kekurangan catridge Tidak ada Pressure Gauge sehingga bila kita hendak mengadakan pengecekan
berkala,kita harus membuka handlenya dan menimbang cartridgenya
STORED PRESSURE
Kelebihan stored pressure dilengkapi Pressure Gauge untuk memudahkan monitoring berkala
Kekurangan strored pressure pengisian ulang relatif sulit karena tidak bisa dikerjakan setiap orang
FIRE EXTINGUISHER
o Portable Unit
o Trolley Unit
o Thermatic
Kandungan Media Fire Extinguisher:
o Water (air) sebagai pendingin objek yang terbakar
o Dry Chemical Powder sebagai penyelimut dengan bermacam macam jenis
o A, B, C : Mono Ammonium Phospate ( dikenal sebagai multi purposed atau ABC Dry Powder)
o B, C : Potassium Bicarbonate atau Sodium Bicarbonate
o D : Sodium Chloride
o Halotron sebagai Chemical Reaction dan pendinginan
o Foam sebagai penyelimut objek yang terbakar dan memisahkan oksigen kurang dari 15%
o CO2 sebagai pendingin objek dan didalam ruang tertutup akan meningkat oksigen kurang dari 15%
Cara Penggunaan Fire Extinguisher:
Tarik pin pengaman Pull Out Safety Pin
Tekan pengatup Squeeze Lever
Arahkan Nozzle ke sumber api
Apabila terdapat kebocoran kecil di jaringan pipa maka Jockey Pump akan beroperasi (secara otomatis)
Start dan Stop operasi secara otomatis berdasarkan sensor tekanan (Pressure Switch)
Sebagai pompa pemadam kebakaran utama Apabila Sprinkler pecah atau Hydrant Pilar dibuka,untuk
Pompa beroperasi apabila tombol Start di tekan dan akan mati apabila tombol Stop di tekan
MODE DARURAT
Hanya boleh dioperasikan dalam keadaan darurat apabila pompa tidak dapat dioperasikan, baik secara
Dioperasikan dengan menekan Emergency Handle kemudian diputar ke kanan untuk menguncinya
Visual inspeksi
sebagai pompa pemadam kebakaran cadangan apabila power listrik sudah tidak
Saringan udara
Level battery
Air radiator
Oli mesin
Gland Packing
Pump pressure
Oli mesin
Filter oli
Filter solar
Saringan udara
Pompa akan beroperasi otomatis apabila tekanan di jaringan pipa turun akibat dibukanya Hydrant Pilar
atau Sprinkler untuk pemadaman dalam keadaan tidak tersedia power listrik dan Electric Fire Pump
Bila tekanan di jaringan sudah kembali normal pompa dapat dimatikan dengan menekan tombol Stop
Dapat dioperasikan secara manual tidak berdasarkan kondisi tekanan di jaringan atau
Engine dapat di Start menggunakan Battery #1 dengan menekan tombol Crank #1 atau pun
PENGOPERASIAN DARURAT
Pompa juga dapat dioperasikan langsung dari panel kecil di Engine dengan Switch Crank 1 atau Crank
#2
Jockey Pump akan hidup bilamana tekanan berkurang,kemudian akan mati secara otomatis setelah
tekanan mencukupi
Instalasi dan peralatan pemadam dalam keadaan Stand By dan siap beroperasi
Bilamana Pompa Jockey sering hidup mati berarti ada kebocoran pada jaringan, segera lakukan
Menyediakan 21/2-in. (63,5 mm) selang koneksi untuk memasok air untuk digunakan oleh departemen
pemadam kebakaran dan mereka yang terlatih dalam menangani aliran api berat
Kelas II System
Menyediakan11/2-in. (38,1 mm) selang untuk memasok air untuk digunakan terutama oleh penghuni
Menyediakan 11/3-in. (38,1 mm) selang stasiun untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni
bangunan dan 21/2-in. (63,5 mm) selang koneksi untuk memasok volume yang lebih besar air untuk
digunakan oleh departemen pemadam kebakaran dan mereka yang terlatih dalam menangani aliran api
berat
Persiapkan kunci Hydrant Box untuk mengambil peralatan (selang dan Nozzle)
Jika dalam kondisi darurat pecahkan kaca Hydrant Box untuk mengambil selang dan Nozzle
Gelarkan selang dengan cara di tarik atau di gelindingkan dari titik Hydrant Pilar menuju area yang
(Cara menghubungkan selang ke Nozzle atau Hydrant Valve tekan coupling selang ke Landing
Valve.Pastikan sudah mengunci sehingga selang tidak lepas dari Nozzle atau Valve Hydrant Cara
Setelah peralatan pemadam sudah di persiapkan,buka Valve utama pelan pelan berlawanan dengan arah
jarum jam
Buka Valve Hydrant sedikit demi sedikit sehingga aliran mengisi selang sampai ke ujung Nozzle
Buka Valve Nozzle dengan cara menarik katup Valve ke depan secara perlahan-lahan sehingga sejajar
dengan Nozzle
Atur posisi semprotan air pada ujung Nozzle bisa spray atau jet
Arahkan Nozel ke media yang terbakar
Team pembuka Valve Hydrant di instruksikan untuk membuka Valve setelah ada instruksi dari team
pemandu
Pemandu bertugas memberikan instruksi untuk membuka atau menutup Valve Hydrant
Untuk team pemegang Nozzle dan pembantu harus siap memasang kuda kuda agar air yang
Tahap akhir
o biarkan air mengalir di ujung Nozzle supaya mengurangi tekanan di dalam selang
System ini memproteksi setiap area yang mudah terbakar biasanya di pasang pada setiap ruangan
o Sediakan alat untuk menampung air Jika Sprinkler yang pecah dibuka dan akan mengeluarkan sisa air
yang mengalir
o Kemudian, ganti dengan Sprinkler baru yang sudah diberi sealtape pada dratnya
o Kemudian buka Main Valve sehingga air mengisi ke cabang cabang pipa Sprinkler