Anda di halaman 1dari 10

Ref no: POB 507

PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 1 dari 10


TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

POB 03-507

HOT TAPPING

Tanggal 22/10/03 22/10/03 15/01/04

1 19/10/03 P. Pasquier Ph Avisse M. Najib Pembaruan


0 Juli 96 Pedoman K3LL
Rev no Tanggal Diterbitkan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Komentar

Dokumen ini adalah milik TOTAL E&P INDONESIE. Dilarang memperbanyaj atau menyebarkan pada pihak lain tanpa izin dari Perusahaan.
Ref no: POB 507
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 2 dari 10
TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

Daftar Isi

1 Tujuan.............................................................................................................................. 3
2 Ruang Lingkup................................................................................................................. 3
3 Referensi ......................................................................................................................... 3
4 Penanggungjawab ........................................................................................................... 3
4.1 RSES/ Manajer Lapangan........................................................................................ 3
4.2 Superintenden/ Wewenang Keselamatan Kerja....................................................... 4
4.3 Wewenang Operasi .................................................................................................. 4
4.4 Wewenang Inspeksi ................................................................................................. 4
4.5 Wewenang Pelaksana.............................................................................................. 4
5 Kondisi Hot Tapping ........................................................................................................ 5
5.1 Rekomendasi Dasar ................................................................................................. 5
5.1.1 Aliran Permanen................................................................................................ 5
5.1.2 Lokasi yang Sesuai ........................................................................................... 5
5.1.3 Prosedur Pengelasan yang Memenuhi Syarat .................................................. 5
5.2 Kondisi yang Dilarang............................................................................................... 6
5.3 Prinsip Dasar Pelaksanaan ...................................................................................... 6
5.4 Pengelasan............................................................................................................... 7
5.5 Tangki....................................................................................................................... 7
5.6 Pemeriksaan dan Kondisi Sebelum Pengelasan...................................................... 7
5.7 Pemeriksaan dan Kondisi Setelah Pengelasan........................................................ 8
5.8 Pemeriksaan dan Kondisi Sebelum Pemotongan .................................................... 8
5.9 Pemeriksaan dan Kondisi Setelah Pemotongan ...................................................... 8
6 Izin Tambahan Hot Tapping ............................................................................................ 9
6.1 Hot Tapping Bagian 1/ 2........................................................................................... 9
6.2 Daftar Periksa Hot Tapping Bagian 2/2 Persiapan Pekerjaan................................ 10

Lampiran:

- Izin Tambahan Hot Tapping 2 hal.


- Peralatan Hot Tapping 1 hal.

SOP 03-507 Hot Tapping(Ind).doc Pedoman K3LL 20/01/05


Ref no: POB 507
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 3 dari 10
TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

1 TUJUAN

Prosedur Operasi Baku (POB) ini berkenaan dengan proses Hot Tapping dan menentukan
aturan yang dipakai dengan maksud untuk memastikan keselamatan pekerja, unit dan
peralatan selama operasi.
Pada dasarnya, Hot Tapping harus dihindari, bila memungkinkan, terkecuali telah dibuktikan
tidak praktis untuk mengisolir unit dan melaksanakan pekerjaan dengan kondisi isolasi.
POB ini memperkenalkan Izin Tambahan Hot Tapping.

2 RUANG LINGKUP

POB ini berlaku di semua tempat kerja TOTAL E&P INDONESIE (TI) dan bagi Pejabat
Pelaksana (Pemeliharaan, Konstruksi & Pembangunan).
Hot Tap dapat dilakukan pada jaringan pipa, bejana, tangki dsb berdasarkan pada dokumen
referensi.

3 REFERENSI

Standar Internasional:
- HS (G) 5, Buku Petunjuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pengelasan dan
Pemotongan Kerja Panas yang Mengandung Material Mudah Terbakar.
- API 2201, Prosedur untuk Pengelasan dan Peralatan Hot Tapping yang
Mengandung Bahan Mudah Terbakar.
Dokumen TOTAL:
- GS PVV 172 Hot tapping
Dokumen TI:
- POB 03-001 Izin Kerja
- POB 03-504, Pengelasan dan Pembakaran
- POB 04-005, Pengujian Tekanan

4 PENANGGUNGJAWAB

4.1 RSES/ MANAJER LAPANGAN


RSES/ Manajer Lapangan bertanggungjawab untuk:
- menilai kebutuhan, dan memberikan izin pelaksanaan Hot Tapping,
- membatasi jumlah tugas hot tapping bersamaan sampai pada tingkat yang
aman, yang tergantung pada sumber daya dan kondisi operasi,
- menyelesaikan dan menyetujui hal-hal pada Daftar Periksa Hot Tapping Bagian
2/2 Izin Tambahan.

SOP 03-507 Hot Tapping(Ind).doc Pedoman K3LL 20/01/05


Ref no: POB 507
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 4 dari 10
TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

4.2 SUPERINTENDEN/ WEWENANG KESELAMATAN KERJA


Superintenden/Wewenang Keselamatan Kerja bertanggungjawab untuk:
- memantau keselamatan semua praktek kerja,
- menyelesaikan dan menyetujui hal-hal pada Daftar Periksa Hot Tapping Bagian
2/2 Izin Tambahan,
- menyaksikan prosedur Hot Tapping dan memastikan bahwa semua
persyaratan keselamatan kerja telah dipenuhi sebelum pekerjaan dimulai dan
bahwa alat pemadam api yang memadai tersedia di lokasi kerja,
- menyiapkan penilaian risiko, jika diperlukan oleh Wewenang Operasi atau oleh
RSES,
- mengkaji dan menyesuaikan prosedur Darurat dengan situasi ini.

4.3 WEWENANG OPERASI


Wewenang Operasi bertanggungjawab untuk:
- memastikan kondisi proses sesuai selama pelaksanaan tugas,
- menyelesaikan dan menyetujui hal-hal pada Daftar Periksa Hot Tapping Bagian
2/2 Izin Tambahan,
- menjalin komunikasi dengan Wewenang Pelaksana, dan Ruang Kendali
selama pelaksanaan operasi,
- menerbitkan Izin Kerja Panas utama yang sah.

4.4 WEWENANG INSPEKSI


Wewenang Inspeksi, Kepala Inspeksi bertanggungjawab untuk:
- memeriksa bahwa ketebalanlogam dasar sesuai dan bebas dari laminasi,
- mengkaji prosedur pengelasan,
- meneliti kualifikasi tukang las,
- melaksanakan inspeksi Uji Non-Destruktif (NDT),
- menyelesaikan hal-hal yang relevan pada Daftar Periksa Hot Tapping Bagian
2/2 Izin Tambahan.
Kepala Inspeksi mendelegasikan Wewenang ini kepada para Penyelia Inspeksi
Lapangan.

4.5 WEWENANG PELAKSANA


Wewenang Pelaksana bertanggungjawab untuk:
- memastikan bahwa persyaratan Izin Kerja dilaksanakan,
- membuat dirinya dan para karyawannya terbiasa dengan setiap dan semua
unsur prosedur secara keseluruhan, termasuk:
- prosedur pengelasan,
- prosedur tapping,
- semua prosedur keselamatan kerja dan darurat,
- menyelesaikan hal-hal yang relevan pada Daftar Periksa Hot Tapping Bagian
2/2 Izin Tambahan.
- memastikan bahwa kehati-hatian dan perhatian seksama dipertahankan
selama operasi.

SOP 03-507 Hot Tapping(Ind).doc Pedoman K3LL 20/01/05


Ref no: POB 507
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 5 dari 10
TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

5 KONDISI HOT TAPPING

Tapping "Panas" atau Tekanan digunakan untuk menyambung pipa dan bejana tanpa
melepasnya dari operasi. Metode ini hanya digunakan apabila tidak ada cara lain yang
sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.
Hot Tapping secara normal melibatkan dua tahap yang berbeda:
- pengelasan pada T-piece yang sesuai atau sambungan yang sama,
- memotong menembus amplop tekanan dengan menggunakan perkakas pemotong
khusus yang dipasang pada sambungan,
Umumnya, TI akan melibatkan kontraktor spesialis untuk melaksanakan tugas ini.

5.1 REKOMENDASI DASAR

5.1.1 Aliran Permanen


Beberapa aliran tetap diinginkan pada jaringan pipa dsb selama hot tapping untuk
mencegah panas berlebih dari cairan dsb. Laju aliran yang tinggi harus dihindari.
Dalam hal tertentu mungkin terjadi aliran yang tidak memadai atau aliran terputus,
seperti pipa nyala api, maka perlu secara terus menerus membuang atau
membanjiri pipa dengan uap, gas non-reaktif atau gas hidrokarbon untuk
memastikan bahwa jaringan pipa atau peralatan tidak mengandung campuran
yang mudah terbakar selama operasi pengelasan.

5.1.2 Lokasi yang Sesuai


Sambungan lewat mana Hot Tap akan dilakukan harus dirancang untuk
mengakomodasi bukan saja peralatan namun juga harus ada ruang yang memadai
untuk operasinya.

5.1.3 Prosedur Pengelasan yang Memenuhi Syarat


Setiap melibatkan pengelasan, kajian terperinci dan khusus harus dilakukan
terhadap persyaratan metalurgi. secara normal prosedur pengelasan berdasarkan,
misalnya ASME Bagian IX, BS 4870, dsb, umumnya tidak akan cocok untuk Hot
Tapping sambungan tanpa modifikasi prosedural. Aturan ini dimaksudkan untuk
pembuatan alat baru di bengkel dan TIDAK secara langsung berlaku untuk las
yang dilakukan pada jaringan pipa yang hidup.
Kualifikasi posedur las yang dilakukan oleh kontraktor, pada umumnya
memerlukan simulasi Hot Tap yang komprehensif. Simulasi ini menyalin kondisi
panas dan tekanan las terakhir. Kontraktor juga menyiapkan prosedur tertulis
terperinci yang terkait; Wewenang Inspeksi menyetujuinya.
Prosedur harus disesuaikan terhadap setiap operasi Hot Tapping khusus, yang
minimal mengidentifikasi:
- spesifikasi material pipa/bejana dan ketebalan dinding,
- isi,
- kondisi proses yang disyaratkan,
- Prosedur Pengelasan yang memenuhi syarat,
- peralatan/material las,
- prosedur darurat,
- semua peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,

SOP 03-507 Hot Tapping(Ind).doc Pedoman K3LL 20/01/05


Ref no: POB 507
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 6 dari 10
TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

- prosedur NDT lapangan & standar penerimaan/persetujuan (termasuk uji


tekanan).

5.2 KONDISI YANG DILARANG


Beberapa peralatan tidak cocok untuk Hot Tapping karena metalurgi, ketebalan logam,
atau pengurangan ketegangan.
Hot Tapping tidak boleh dilakukan pada peralatan yang mengandung:
- hidrogen atau campuran hidrogen, dimana ada kemungkinan penyedotan
hidrogen terhadap logam,
- uap/udara atau campuran oksigen yang mudah terbakar dimana kemungkinan
ada campuran dalam kisaran mudah terbakar atau dapat meledak,
- bahan kimia, seperti asam dan klorida, yang kemungkinan membusuk dan
menjadi berbahaya yang disebabkan oleh panas pengelasan,
- cairan kaustik atau amina, jika konsentrasi dan suhu sedemikian rupa sehingga
spesifikasi pembuatan mengharuskan penurunan ketegangan untuk
mengendalikan kemungkinan retak korosi ketegangan,
- hidrokarbon yang tidak jenuh, terutama etilen, terkecuali bukti menghalangi
kemungkinan terjadinya dekomposisi material yang eksplosif pada awal lokasi
panas pengelasan,
- penutupan atau pelapisan, seperti gelas, timah, lapisan plastik, pembatasan
pipa dsb.
Hot Tapping harus dihindari di hulu peralatan yang berputar terkecuali peralatan
semacam itu dilindungi dari serpihan las dengan menggunakan saringan atau
perangkap.
Tap tidak boleh menerobos las yang ada, atau pipa buntu lainnya. Terutama untuk baja,
variasi kekerasan lokal harus dipertimbangkan. Tap tidak boleh kurang dari 46 cm (18
inci) jaraknya pada flens atau sambungan berdrat dan 7,5 cm (3 inci) pada sambungan
berlas.
Tidak boleh mencoba untuk melakukan Hot Tap pada tangki penyimpanan minyak
bertekanan atmosfir dekat atau di atas permukaan cairan karena bahaya udara yang
dapat meledak dalam tangki. Inspeksi yang seksama dan menyeluruh atas lokasi
sambungan harus dilakukan untuk meneliti dan memastikan bahwa ketebalan logam
memadai untuk tekanan dan suhu yang terlibat dan bahwa area tersebut bebas dari
cacat internal, terutama laminasi.

5.3 PRINSIP DASAR PELAKSANAAN


Semua karyawan yang terlibat dalam proses Hot Tapping harus mengetahui tindakan
pencegahan yang harus dilakukan, yaitu:
- setiap pekerjaan Hot Tapping harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Izin
Kerja (POB 03-001) dan ketentuan izin kerja semacam itu harus dipatuhi
secara ketat.
- seorang Wakil Wewenang Operasi harus menyaksikan pekerjaan Hot Tapping,
- seorang Wakil Wewenang Keselamatan Kerja harus secara terus menerus
memantau pekerjaan tersebut,
- komunikasi harus dijalin dengan Ruang Kendali Lapangan untuk memastikan
bahwa kondisi proses sesuai sebelum dan selama operasi Hot Tap,
- semua proses pengelasan, penyepuhan, NDT dan pemotongan harus disetujui
oleh Kepala Inspeksi,

SOP 03-507 Hot Tapping(Ind).doc Pedoman K3LL 20/01/05


Ref no: POB 507
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 7 dari 10
TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

- semua pengelasan harus dikerjakan oleh juru las yang memenuhi syarat untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut. Kualifikasi pada umumnya harus sesuai
dengan persyaratan Kode ASME atau British Standard yang berkenaan
dengan persyaratan khusus Hot Tap,
- metalurgi sambungan Hot Tap dan kawat las harus cocok dengan peralatan,
pipa, bejana dsb yang akan dilakukan tap.

5.4 PENGELASAN
Pemeriksaan ultrasonik harus dilakukan untuk memastikan bahwa ketebalan minimum
6,4 mm, dan logam bebas dari laminasi atau cacat lainnya. Hot Tap hanya boleh
dilakukan di area-area yang bebas dari laminasi.
Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya burn-through, las pertama melewati
peralatan harus dibuat dengan elektroda las diameter 2,4 mm (3/32 inci). Jika ketebalan
aktual logam tidak melebihi 12,8 mm (1/2 inci) operasi yang tersisa harus dilakukan
dengan elektroda tidak melebihi 3,2 mm (1/8 inci) diameternya.
Untuk ketebalan yang lebih berat, dimana burn-through bukan masalah utama,
elektroda dengan diameter yang lebih besar dapat digunakan sebagai kompensasi
untuk masa yang lebih besar. Ini akan memperkecil potensi untuk cacat fusi.

5.5 TANGKI
Tangki tidak boleh sekali-kali diisi atau dikosongkan ketika pekerjaan panas sedang
berlangsung.
Valve pada pipa cairan ke tangki harus ditutup, dipasang label dan digembok, atau
dinonaktifkan.
Semua gulungan pemanas dalam tangki secara normal harus dimatikan dan diisolasi.
Namun, setiap kasus harus dikaji satu per satu berkenaan dengan isi tangki.
Permukaan cairan 1 m harus dipertahankan di atas area kerja panas ketika pengelasan
atau Hot Tapping sedang dilakukan.
Pengukuran isi tangki dengan pengukur tangan harus dilakukan karena angka
pengukur otomatis atau jarak jauh mungkin tidak terlalu dapat diandalkan untuk
pengukuran ini.

5.6 PEMERIKSAAN DAN KONDISI SEBELUM PENGELASAN


Sebelum melangkah melakukan pengelasan, pemeriksaan dan kondisi berikut ini harus
dipastikan:
- prosedur pengelasan harus dikaji bersama-sama dengan semua pekerja yang
terlibat untuk memastikan bahwa semua persyaratan dapat dipatuhi dengan
tepat,
- lokasi tap harus dipastikan, ditandai dengan jelas, dan diperiksa untuk
memastikan integritasnya,
- semua cat harus dibersihkan sama sekali dari lokasi pengelasan sebelum
pengelasan,
- Izin Kerja Panas Utama yang sah telah diterbitkan dan semua pengujian gas
yang diperlukan telah dilakukan untuk memastikan lingkungan yang aman,
- alat pemadam api bahan kimia kering harus tersedia dan selang kebakaran
harus ditarik sampai habis dan diberi tekanan.
Pemantauan api harus ditetapkan, dan area itu dilingkari pita dan dipasang peringatan.

SOP 03-507 Hot Tapping(Ind).doc Pedoman K3LL 20/01/05


Ref no: POB 507
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 8 dari 10
TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

Tindakan keselamatan pengelasan sambungan harus sesuai dengan POB 03-504,


Pengelasan dan Pembakaran:
- harus berhati-hati untuk melihat bahwa sambungan diposisikan dengan benar
sebelum pengelasan, sehingga peralatan hot tap tidak melenceng,
- persyaratan pemanasan sebelumnya untuk peralatan proses hidup pada
umumnya harus diberikan pertimbangan khusus, karena persyaratan tersebut
akan berbeda dari yang dipersyaratkan untuk material yang sama pada kondisi
bengkel normal,
- apabila suhu logam di bawah titik embun udara, pemanasan sebelumnya atau
langkah-langkah lainnya mungkin perlu untuk mengurangi kandungan embun di
area las.

5.7 PEMERIKSAAN DAN KONDISI SETELAH PENGELASAN


Sebelum prosedur pasca pengelasan dilaksanakan, periksa kekencangan baut,
kemasan, mur kemasan dan pipa jalan pintas untuk menghindari kemungkinan
kebocoran:
- jika suhu/tekanan pipa atau bejana memungkinkan, perlu dilakukan uji
hidrostatis sesuai dengan POB 04-005 Pengujian Tekanan. Perlu
dipertimbangkan untuk mengikat pipa,
- tunduk pada persetujuan teknik, campuran uji kebocoran helium-nitrogen,
bersama-sama dengan spektrometer massa, dapat menggantikan uji
hidrostatis,
- pengujian tambahan, seperti radiografi, peresap zat pewarna, partikel ultrasonik
atau magnetik, mungkin diperlukan, terutama pada operasi pertama dan las
terakhir, untuk memeriksa kalau-kalau ada keretakan di bawah bead. Benda-
benda asing atau sisa-sisa kotoran dengan hati-hati harus dibersihkan dari
area las jika tes ini akan dilakukan setelah operasi pertama. Prosedur
tambahan ini tidak boleh diandalkan untuk menggantikan pengujian hidrostatis
atau pneumatik.

5.8 PEMERIKSAAN DAN KONDISI SEBELUM PEMOTONGAN


Pada pemasangan peralatan, petunjuk pabrik harus dipatuhi secara ketat, dan item-
item berikut ini diperiksa:
- pastikan kerangan gerbang pada sambungan alat pemercik bersih, telah diuji
hidrostatis, terbuka dan tertutup secara penuh, dan dipasang di tengah flens,
- batang pemboran harus dimasukkan melalui bukaan kerangan utama beberapa
kali untuk memastikan pemotong tidak macet atau seret,
- hitung perjalanan pemotong untuk memastikannya dapat ditarik melalui
kerangan, terutama dalam pipa ukuran kecil, dan untuk memastikan bahwa sisi
pipa yang berlawanan tidak terpotong,
- periksa dan pastikan bahwa pelepasan tekanan kerangan bertekanan, dan
tidak tersumbat,
- periksa kemungkinan diperlukan penyangga untuk peralatan pemotong untuk
mencegah momen bengkok yang tidak dapat diterima karena ukurannya. Juga
pertimbangkan kemungkinan distorsi pipa karena berat mesin.

5.9 PEMERIKSAAN DAN KONDISI SETELAH PEMOTONGAN


Petunjuk pabrik harus diikuti ketika memutar keluar dari lubang dan menutup kerangan.

SOP 03-507 Hot Tapping(Ind).doc Pedoman K3LL 20/01/05


Ref no: POB 507
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 9 dari 10
TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

Apabila blangko atau kupon hilang, tidak boleh mencoba untuk mencarinya. Dalam
beberapa hal mungkin perlu untuk mematikan peralatan dan membuang tekananan
dalam pipa untuk mendapatkan kembali blangko.

6 IZIN TAMBAHAN HOT TAPPING

Bagian ini menguraikan langkah-langkah utama yang harus diikuti ketika memerlukan Izin
Tambahan Hot Tapping. Baca formulir “Izin Tambahan Hot Tapping Bagian1 dan 2".

6.1 HOT TAPPING BAGIAN 1/ 2

• Bagian 1 dan 2
Wewenang Pelaksana yang berwenang dalam Izin Kerja Utama membuka Izin
Tambahan Hot Tapping dengan memberikan tanggal dan nomor referensi Izin Kerja
Utama, lengkap dengan nama penanggungjawab TI, kontraktor dan lokasi kerja dan
peralatan terkait.
• Bagian 3
Wewenang Pelaksana memastikan bahwa "Persiapan Pekerjaan " (baca bagian
2/2) telah dilaksanakan dan bahwa berkas yang relevan yang dibuat oleh wakil
Wewenang Inspeksi tersedia.
Pada waktu itu penandatanganan Daftar Periksa (Bagian 2/2) oleh RSES
diharuskan.
Kemudian Wewenang Pelaksana memastikan bahwa semua persyaratan izin kerja
panas dipenuhi dan semua ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan secara aman
dipenuhi.
• Bagian 4
Wewenang Operasi memastikan bahwa:
- persetujuan RSES diberikan dan komentar yang termasuk dalam berkas
dipertimbangkan,
- setiap kejadian yang terkait dengan kondisi proses tidak akan membatasi
pelaksanaan pekerjaan,
- komunikasi telah dijalin dengan kontraktor,
- kondisi hot tap yang ditetapkan akan senantiasa dipertahankan selama operasi
pengelasan/hot tapping.
• Bagian 5
Wewenang Keselamatan Kerja memeriksa dan memastikan bahwa tindakan
keselamatan kerja yang diminta dilaksanakan untuk operasi pengelasan/tapping.
• Bagian 6
Wewenang Operasi memeriksa di lapangan bahwa:
- semua persyaratan yang ditetapkan dalam Bagian 3/4/5 di atas memberikan
tingkat keselamatan dan perlindungan yang memadai bagi pekerjaan yang
diuraikan,
- setiap orang yang terlibat memahami arti persyaratan ini,
dan menyetujui pekerjaan diteruskan.

SOP 03-507 Hot Tapping(Ind).doc Pedoman K3LL 20/01/05


Ref no: POB 507
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 10 dari 10
TOTAL E&P INDONESIE
HOT TAPPING Tgl.: 19/10/03
Rev no: 1

• Bagian 7
Pengawas kontraktor menyatakan bahwa dia membaca izin pelengkap ini dan Izin
Kerja Utama dan telah memahami tindakan pencegahan yang diperlukan dan
menerimanya untuk melaksanakan pekerjaan secara aman.
• Bagian 8
Pengawas kontraktor menyatakan bahwa semua pekerjaan yang diminta oleh
pekerjaan hot tapping ini diselesaikan dan menyatakan bahwa di lapangan semua
orang dan peralatan telah dipindahkan dari area kerja.
• Bagian 9
Wewenang Operasi menyatakan setelah memeriksa di lapangan bahwa semua
orang telah ditarik dari area kerja, material dan peralatan telah diangkat, area kerja
telah dibersihkan dan dirapikan dan izin telah dibatalkan.
• Bagian 10
Sebagai pedoman umum, salinan berwarna diperuntukkan khusus bagi peserta
berikut ini:
- putih: Wewenang Pelaksana, tersedia di lokasi kerja,
- kuning: Wewenang Operasi/pengendali izin, jika ada,
- biru: Ruang Kendali,
- merah muda: Wewenang Keselamatan Kerja,
- hijau: RSES.

6.2 DAFTAR PERIKSA HOT TAPPING BAGIAN 2/2 PERSIAPAN PEKERJAAN

• Bagian 1 dan 2
Wewenang Inspeksi menyelesaikan "Data Pipa", yang mencantumkan karakteristik
peralatan yang akan dilakukan hot tapping (tidak hanya pipa) dan "Data Hot Tap",
yang berkaitan dengan hubungan (alat pemercik sambungan) baru, ke kerangan
isolasi, yang sebelumnya harus diuji kebocoran dan ke alat Hot Tap.
• Bagian 3
Wewenang Inspeksi menyebutkan hal-hal "Prosedur Hot Tapping" yang terkait dan
menandatanganinya.
Wewenang Operasi menyebutkan hal-hal "Prosedur Hot Tapping" yang terkait dan
menandatanganinya.
Wewenang Pelaksana menyebutkan hal-hal "Prosedur Hot Tapping" yang terkait
dan melampirkan semua dokumen pada izin dan menandatanganinya.
Wewenang Keselamatan Kerja menyebutkan hal-hal "Prosedur Hot Tapping" yang
terkait dan melampirkan semua dokumen pada izin dan menandatanganinya.
• Bagian 4
RSES mengkaji berkas dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan.

SOP 03-507 Hot Tapping(Ind).doc Pedoman K3LL 20/01/05

Anda mungkin juga menyukai