Anda di halaman 1dari 9

Ref no: P0B 404

PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 1 dari 9


TOTAL E&P INDONESIE
HIDROGEN SULFIDA Tgl.: 16/12/03
Rev no: 0

POB 06-404

HIDROGEN SULFIDA

Tanggal: 03/02/04 03/02/04 09/02/04 11/02/04

1 16/12/03 P. Pasquier Ph. Avisse J. Susanto M. Najib Pembaruan


0 Juli 1996 Edisi Pertama
Rev no Tanggal Diterbitkan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Disahkan oleh Komentar

Dokumen ini adalah milik TOTAL E&P INDONESIE. Dilarang memperbanyak atau menyebarkan pada pihak lain tanpa izin dari Perusahaan.
Ref no: P0B 404
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 2 dari 9
TOTAL E&P INDONESIE
HIDROGEN SULFIDA Tgl.: 16/12/03
Rev no: 0

Daftar Isi

1 Tujuan.............................................................................................................................. 3
2 Ruang Lingkup ................................................................................................................ 3
3 Referensi ......................................................................................................................... 3
4 Definisi ............................................................................................................................. 3
5 Penanggungjawab ........................................................................................................... 4
5.1 RSES TI.................................................................................................................... 4
5.2 Wewenang Operasi .................................................................................................. 4
5.3 Superintenden/ Wewenang Keselamatan Kerja....................................................... 4
5.4 Penyelia Tugas......................................................................................................... 4
6 Praktek Kerja ................................................................................................................... 4
6.1 PPE .......................................................................................................................... 4
6.2 Pengambilan Sampel ............................................................................................... 4
6.3 Persiapan Alat .......................................................................................................... 5
6.4 Perawatan & Perbaikan Alat..................................................................................... 5
6.5 Pengembalian Alat ................................................................................................... 5
6.6 Akses ke Area H2S ................................................................................................... 5
7 Hidrogen Sulfida .............................................................................................................. 6
7.1 Sifat dan Faktor Konversi ......................................................................................... 6
7.2 Sumber Lingkungan ................................................................................................. 6
7.3 Dampak Terhadap Kesehatan Manusia ................................................................... 7
7.4 Korosi ....................................................................................................................... 7
8 Sulfida Besi Piroforik........................................................................................................ 7
8.1 Kebakaran Akibat Besi Piroforik ............................................................................... 7
8.2 Oksidasi Besi Piroforik.............................................................................................. 7
8.3 Penanganan ............................................................................................................. 8
8.4 Penampungan .......................................................................................................... 8
8.5 Pengangkutan, Penyimpanan dan Pembuangan ..................................................... 8

SOP 06-404 H2S(Ind).doc Pedoman K3LL 17/01/05


Ref no: P0B 404
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 3 dari 9
TOTAL E&P INDONESIE
HIDROGEN SULFIDA Tgl.: 16/12/03
Rev no: 0

1 TUJUAN

Prosedur Operasi Baku (POB) ini menerangkan bahaya kesehatan yang terkait dengan
Hidrogen Sulfida (H2S) dan praktek kerja terbaik untuk mengamankan nyawa manusia jika
terjadi kebocoran.
Keterangan terperinci lebih lanjut dapat ditemukan dalam CR FPP 170 Kebijakan H2S ketika
menangani operasi seperti pengeboran, pengerjaan kembali, penyelesaian, dsb.

2 RUANG LINGKUP

POB ini berlaku di semua lapangan yang tercakup oleh kegiatan TOTAL E&P INDONESIE
(TI).
Untuk informasi mengenai seleksi material, harap merujuk ke standar NACE MR-01-15/93.

3 REFERENSI

Dokumen TOTAL
- CR FPP 170 Kebijakan H2S
Dokumen TI
- POB 03-003 Pembersihan Dengan Gas Non-Reaktif
- POB 03-004 Masuk ke dalam Bejana dan Ruang Tertutup
- POB 03-403 Pengujian Gas
- POB 06-203 Alat Bantu Pernafasan
- POB 06-301 Alat Pelindung Diri (PPE)
Standar Internasional
- API RP 49 Pengeboran Aman Sumur yang Mengandung H2S

4 DEFINISI

BA: Alat Bantu Pernafasan


MSDS: Lembaran Data Keselamatan Bahan
PPE: Alat Pelindung Diri
RSES: Penanggungjawab Keselamatan Kerja & Lindungan Lingkungan di Lokasi Tertentu;
singkatan RSES mencakup Manajer Lapangan, Wakil Perusahaan, CSR (Wakil
Lapangan Kostruksi) serta Wakil RSES atau Pengganti RSES.
SABA: Alat Bantu Pernafasan yang Dipasok Udara
SCBA: Alat Bantu Pernafasan Mandiri

SOP 06-404 H2S(Ind).doc Pedoman K3LL 17/01/05


Ref no: P0B 404
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 4 dari 9
TOTAL E&P INDONESIE
HIDROGEN SULFIDA Tgl.: 16/12/03
Rev no: 0

5 PENANGGUNGJAWAB

5.1 RSES TI
RSES bertanggungjawab untuk:
- memastikan bahwa prosedur berikut ini dipatuhi dengan ketat.

5.2 WEWENANG OPERASI


Wewenang Operasi bertanggungjawab untuk:
- Memberitahu RSES dan Wewenang Keselamatan Kerja pada waktu pertemuan
izin kerja mengenai risiko yang terkait dengan adanya H2S atau bahan piroforik
yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

5.3 SUPERINTENDEN/ WEWENANG KESELAMATAN KERJA


Superintenden/ Wewenang Keselamatan Kerja bertanggungjawab untuk:
- memastikan diberikannya perhatian yang memadai terhadap pemantauan &
penilaian tingkat H2S di lapangan,
- menyarankan praktek kerja yang aman kepada para karyawan.

5.4 PENYELIA TUGAS


Penyelia Tugas bertanggungjawab untuk:
- melaksanakan ceramah keselamatan kerja dengan para pekerja dengan
koordinasi dengan Wewenang Keselamatan Kerja,
- secara pribadi memeriksa untuk memastikan bahwa semua tindakan
keselamatan kerja telah dilakukan sebelum menerima tugas.

6 PRAKTEK KERJA

Apabila suatu lapangan mengandung tingkat H2S lebih besar dari 10 ppm berikut ini berlaku.

6.1 PPE
PPE yang disarankan tersedia di lokasi kerja atau dipakai oleh karyawan yang terpapar,
ketika H2S kemungkinan besar ada, bergantung pada konsentrasi:
- masing-masing detektor,
- masker keluar dengan cartridge,
- masker keluar dengan botol udara kecil,
- alat bantu pernafasan yang dipasok udara (otonomi 10 menit),
- alat bantu pernafasan mandiri/lengkap (otonomi 45 menit).

6.2 PENGAMBILAN SAMPEL


Pada waktu penyambungan dan pelepasan sambungan bom pengambilan sampel ke
pipa atau bejana dimana kemungkinan besar terdapat H2S, ada kemungkinan
kebocoran gas; oleh karena itu, SABA atau SCBA harus dipakai. Disarankan bagi orang
yang mengambil sampel untuk berdiri di sisi lokasi sampel ke arah mana angin bertiup.
Lokasi sampel yang memerlukan SABA/SCBA harus dipasang label dengan jelas yang
berbunyi "Wajib SABA/SCBA".

SOP 06-404 H2S(Ind).doc Pedoman K3LL 17/01/05


Ref no: P0B 404
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 5 dari 9
TOTAL E&P INDONESIE
HIDROGEN SULFIDA Tgl.: 16/12/03
Rev no: 0

6.3 PERSIAPAN ALAT


Pembuangan ke udara atau lubang udara pada lokasi yang tinggi harus dipikirkan
dalam-dalam sebelumnya, dengan mempertimbangkan kecepatan dan arah angin, dan
volume jaringan pipa yang harus dibersihkan. Harus diberikan perhatian kepada orang-
orang yang bekerja searah angin dengan peringatan memadai yang diberikan. Jaringan
pipa yang mengandung H2S harus dibersihkan dengan nitrogen sebelum dibuka.
Pengenceran/pembuangan H2S dapat dilakukan dengan:
- memasukkan bahan kimia pembersih H2S,
- membakarnya jika aman dilakukannya dan mencegah efek Sulfur Dioksida
SO2.

6.4 PERAWATAN & PERBAIKAN ALAT


SABA/SCBA diperlukan apabila sambungan, flens pada jaringan pipa/peralatan dsb
pecah dimana:
- isi melebihi 10 ppm H2S,
- konsentrasi H2S dibelakang nilai blok pertama lebih besar dari 500 ppm.
Seorang penjaga diperlukan pada silinder saluran udara, yang tanggungjawabnya
adalah untuk
- memastikan pasokan udara memadai,
- memantau tekanan,
- mengganti silinder,
- memanggil tim darurat bila diperlukan.
Penjaga harus:
- berada pada sisi lokasi kerja ke arah mana angin bertiup,
- mempunyai pandangan langsung area kerja,
- dilengkapi dengan radio.
Monitor gas harus disediakan di lokasi kerja untuk pemantauan terus menerus. Setiap
pekerjaan yang melibatkan paparan potensial terhadap H2S harus secara seksama
disurvei dan direncanakan sebelumnya. Persyaratan untuk SABA/SCBA dapat dikaji
ulang setelah jaringan pipa dsb telah dibuka dan dibersihkan, bergantung pada tingkat
H2S yang ditemukan.
Pekerja yang memakai SABA/SCBA atau bertindak sebagai penjaga harus terlatih
dalam penggunaan SABA/SCBA.
SABA/SCBA harus dipakai ketika menyelidiki kebocoran H2S.

6.5 PENGEMBALIAN ALAT


Alat harus dibersihkan dari H2S dengan seksama sebelum dipindahkan ke bengkel. Jika
ragu-ragu mengenai hal ini, alat harus diberi label yang secara jelas menyebutkan
"Dapat Berisi H2S".

6.6 AKSES KE AREA H2S


Dimana H2S dalam kisaran 10 ppm, ini harus ditetapkan pada area H2S dan batasan
tambahan harus dipasang. Semua pekerja harus:

SOP 06-404 H2S(Ind).doc Pedoman K3LL 17/01/05


Ref no: P0B 404
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 6 dari 9
TOTAL E&P INDONESIE
HIDROGEN SULFIDA Tgl.: 16/12/03
Rev no: 0

- telah mengikuti penerangan induksi H2S, dengan presentasi MSDS terkait dan
ambang batas bahaya terhadap kesehatan,
- menguasai pemakaian masker keluar atau mempunyai sertifikat penggunaan
SABA/SCBA,
- memakai alat deteksi H2S perorangan,
- tahu prosedur darurat lokasi kerja,
- mendapatkan izin yang diperlukan.

7 HIDROGEN SULFIDA

7.1 SIFAT DAN FAKTOR KONVERSI


Baca CR FPP 170 untuk daftar ambang batas terkait dengan deteksi, iritasi, hilang
rasa, kematian dsb.
Paparan H2S dikendalikan oleh dua Batas Paparan Kerja (OEL) yang menentukan
risiko terhadap kesehatan melalui pernafasan sebagai berikut:
- batas paparan jangka panjang (LTEL) yang dihitung sebagai rata-rata ukuran
waktu (TWA) 8 jam: 10 ppm,
- batas paparan jangka pendek (STEL) yang dihitung sebagai rata-rata ukuran
waktu 10 menit:15ppm.
H2S mempunyai karakteristik berikut ini:
- tidak kelihatan,
- sangat eksplosif (mudah meledak),
- sangat korosif terhadap logam dan karet tertentu,
- sangat beracun: 700 ppm akan mengakibatkan kematian jika anda tidak
ditangani dengan sangat cepat,
- dapat dideteksi pada tingkat sangat rendah, 0,5 bagian per satu miliar (ppb) di
udara,
- lebih berat dari udara, cenderung mengendap di area rendah; kepadatan =
1,19 (udara = 1.00),
- cepat tersebar/hilang oleh gerakan angin atau arus angin,
- bau seperti telur busuk hanya pada konsentrasi rendah, dengan cepat
mematikan indera pembau; jangan menggantungkan pada bau untuk
mendeteksi H2S,
- menyala dengan nyala biru dan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2), yang
sangat menggangu mata dan paru-paru,
- dapat mencair dalam hidrokarbon cair dan air; menjadi kurang dapat mencair
ketika suhu air naik,
- batas dapat menyala di udara; 4,3-45% berdasarkan volume.

7.2 SUMBER LINGKUNGAN


Sebagian besar H2S di udara datang dari sumber alami. H2S dihasilkan ketika bakteri
menghancurkan material tanaman dan hewan, sering dalam air yang tidak mengalir
dengan kandungan oksigen rendah seperti paya dan rawa. Gunung berapi, sumber air
panas dan lubang air panas dibawah air juga mengeluarkan H2S.

SOP 06-404 H2S(Ind).doc Pedoman K3LL 17/01/05


Ref no: P0B 404
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 7 dari 9
TOTAL E&P INDONESIE
HIDROGEN SULFIDA Tgl.: 16/12/03
Rev no: 0

Sumber industrial H2S termasuk penambangan dan pemurnian minyak dan gas alam
pabrik bahan kimia dan pembuangan limbah.
H2S muncul terutama sebagai gas dan akan menyebar di udara dan dapat terus berada
di udara selama 18 jam. Ketika muncul sebagai gas, H2S akan membentuk sulfur
dioksida dan asam sulfur yang sangat korosif di udara.

7.3 DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MANUSIA


H2S dianggap racun perusak banyak organisme, yang berarti H2S dapat meracuni
beberapa sistem yang berbeda dalam tubuh. Paparan terhadap tringkat yang tinggi
dapat mengakibatkan kejang otot, tekanan darah rendah, pernafasan lambat dan
hilangnya kesadaran. Menghirup tingkat H2S yang sangat tinggi dapat mengakibatkan
kematian hanya dalam beberapa tarikan nafas. Dapat mengakibatkan hilangnya
kesadaran setelah satu tarikan nafas atau lebih.
Paparan jangka pendek terhadap jumlah konsentrasi yang lebih rendah dapat
mengakibatkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan, mual, pusing, sulit bernafas, sakit
kepala dan hilangnya nafsu makan dan sulit tidur.
Paparan yang berlanjut dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernafasan dan dapat
mengakibatkan penumpukan cairan dalam paru-paru. Paparan tingkat rendah jangka
panjang dapat mengakibatkan kelelahan, hilang nafsu makan, sakit kepala, iritasi,
ingatan buruk, dan pusing.

7.4 KOROSI
H2S sangat korosif terutama ketika berhubungan dengan air segar, air garam atau
karbon dioksida. Pada kondisi buruk ini korosi parah dapat terjadi dalam jangka waktu
yang sangat singkat.
Namun biasanya efek yang lebih serius adalah untuk Keretakan yang Diakibatkan oleh
Hidrogen (HIC) & Keretakan Korosi Stress Sulfida (SSCC). Harus mendapatkan saran
spesialis.

8 SULFIDA BESI PIROFORIK

8.1 KEBAKARAN AKIBAT BESI PIROFORIK


Sebagian besar fasilitas permukaan dan anjungan mengalami kebakaran sulfida besi
spontan baik pada permukaan ataupun di dalam alat. Apabila ini terjadi di dalam alat
seperti bejana, tangki atau alat penukar yang berisi sisa-sisa hidrokarbon dan udara,
akibatnya sangat dahsyat. Sebagian besar kebakaran yang diakibatkan besi mudah
piroforik terjadi saat dimatikan ketika alat dan jaringan pipa dibuka untuk inspeksi atau
pemeliharaan.
Contoh kebakaran dalam bejana minyak mentah waktu pemeriksaan alat, ledakan
dalam tangki penyimpanan minyak mentah masam atau aspal, kontainer sampah dsb,
yang diakibatkan oleh besi piroforik adalah biasa terjadi.

8.2 OKSIDASI BESI PIROFORIK


Piroforik artinya menyala secara spontan atau terbakar secara spontan di udara ketika
digosok, digores, atau dipukul, misalnya dibagi dengan halus. Besi bereaksi terhadap
oksigen ketika terpapar terhadap udara. Konversi oksida besi (karat) menjadi sulfida

SOP 06-404 H2S(Ind).doc Pedoman K3LL 17/01/05


Ref no: P0B 404
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 8 dari 9
TOTAL E&P INDONESIE
HIDROGEN SULFIDA Tgl.: 16/12/03
Rev no: 0

besi terjadi dalam udara bebas oksigen di mana ada H2S atau di mana konsentrasi H2S
melebihi konsentrasi oksigen.
Reaksi antara sulfida besi dan oksigen disertai oleh pembangkitan panas dalam jumlah
besar. Begitu banyak panas yang dihasilkan sehingga masing-masing partikel sulfida
besi menjadi menyala karena panas. Oksidasi eksotermik yang cepat disertai pancaran
sinar karena panas ini dikenal sebagai oksidasi piroforik dan hal ini dapat membuat
terbakarnya campuran hidrokarbon-udara mudah terbakar di dekatnya.

8.3 PENANGANAN
Harus sangat hati-hati ketika membuka alat ke udara. Oksigen akan bereaksi terhadap
sisa-sisa zat piroforik di lingkungan, yang belum bebas dari hidrokarbon dan akan
mengakibatkan ledakan atau kebakaran. Bahkan sekalipun hidrokarbon sudah bersih,
sisa-sisa zat piroforik masih dapat mulai terbakar secara spontan.
Pembersihan hidrokarbon, misalnya pembersihan sistem gas dengan nitrogen, akan
menghilangkan bahaya ledakan namun tidak otomatis menghilangkan bahaya
kebakaran.
Cara paling sederhana untuk menetralisir endapan adalah melanjutkan pembersihan
dengan nitrogen dengan pencucian seksama dengan air dan membasahinya dengan
siraman air.

8.4 PENAMPUNGAN
Meskipun penggunaan air untuk menetralisir mungkin dilarang karena dapat
mengakibatkan korosi, ini masih merupakan pilihan yang mungkin di bagian tertentu
unit:
- Lubang udara dan nyala api pada jaringan masam harus senantiasa
dibersihkan pada waktu operasi normal untuk mencegah masuknya oksigen
dan tindakan khusus harus diambil apabila pembersihan terganggu atau
dihentikan,
- apabila sebuah unit ditutup untuk jangka waktu yang lebih lama, saluran lubang
udara dan nyala api harus dibersihkan dan ditutup. Saluran lubang udara dan
nyala api yang telah dibersihkan dan dikerok terlihat mengeluarkan sinar merah
ceri setelah sebuah kumparan dilepas untuk modifikasi.

8.5 PENGANGKUTAN, PENYIMPANAN DAN PEMBUANGAN


Sisa-sisa zat piroforik harus tetap basah, sebaiknya dibenamkan dalam air selama
masa penyimpanan dan pengangkutan dari lapangan ke area aman yang ditetapkan
untuk pembuangannya.
Pengangkutan sisa-sisa zat piroforik harus:
- dalam kontainer logam kedap air,
- menggunakan kontainer yang diberi identitas secara jelas,
- jangan sekali-kali mencampurkannya dengan material mudah terbakar.
Salah satu cara pembuangan adalah membuang sisa-sisa zat piroforik di lokasi aman
yang khusus untuknya yang memaparkannya ke udara dan membuatnya bereaksi
terhadap oksigen. Salah satu produk oksidasi ini adalah sulfur dioksida, yang juga
beracun.

SOP 06-404 H2S(Ind).doc Pedoman K3LL 17/01/05


Ref no: P0B 404
PROSEDUR OPERASI BAKU Hal.: 9 dari 9
TOTAL E&P INDONESIE
HIDROGEN SULFIDA Tgl.: 16/12/03
Rev no: 0

Lampiran: Daftar Periksa

Di bawah ini beberapa hal yang harus diperiksa ketika mempertimbangkan H2S

No. Deskripsi ya tdk n/a Komentar


1 Tingkat H2S apa yang paling terakhir diukur?

Apakah ada tren?

2 Apakah karyawan tahu bahayanya?

3 Apakah karyawan tahu bahwa mereka tidak


dapat mendeteksi H2S dengan hidung
mereka?

4 Apakah karyawan tahu sifat H2S yang beracun


dan korosif?

5 Apakah endapan sulfida besi piroforik


merupakan masalah?

Jika demikian apakah endapan ditangani


dengan benar?

6 Apakah unit yang mungkin tidak dirancang


untuk H2S terpapar terhadap H2S?

Jika demikian bagaimana laju korosi dan


kemungkinan HIC & SSCC dipantau &
dikendalikan?

7 Jika konsentrasi diatas 10 ppm apakah


perlengkapan BA dan PPE dipakai ketika
mengambil sampel, membuka flens,
sambungan dsb?

8 Apakah para pekerja tahu bahwa H2S


digolongkan sebagai gas berat, namun karena
suhu, tekanan, ventilasi dsb gas dapat berada
pada tingkat apapun, tinggi atau rendah?

9 Jika unit proses yang mengandung H2S harus


ditutup untuk jangka waktu lama, sudahkah
bahan kimia pembersih H2S diinjeksikan ke
sistem?

SOP 06-404 H2S(Ind).doc Pedoman K3LL 17/01/05

Anda mungkin juga menyukai