Anda di halaman 1dari 81

Factory Acceptance Test (FAT) Pengujian 

Genset
Posted on Januari 25, 2021 by ivanemmoy

Genset 500 kVA Silent, Doosan DP158LD

I. Definisi dan Tujuan

Factory acceptance test (FAT) adalah pengujian penerimaan pabrikan atau pengujian-
pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap peralatan baru dan memastikan berfungsi
sesuai pesanan. FAT dilakukan di pabrikan pembuat dan disaksikan oleh perwakilan dari
pembeli sesuai kontrak yang telah disepakati sebelum dikirim ke pemesan.

Genset (Generator Set) adalah kombinasi antara prime mover (mesin utama) dan alternator
yang berfungsi untuk membangkitkan daya listrik. Engine merubah energi kimia dari bahan
bakar (fuel) menjadi energi gerak. Mesin di hubungkan pada rotor alternator merubah energi
gerak menjadi energi listrik.

Prosedur ini menguraikan tahapan-tahapan dan proses untuk melakukan pengujian Genset
dalam rangka Factory Acceptance Test yang dilakukan di workshop VENDOR, untuk
memastikan bahwa unit Genset sudah memenuhi persyaratan untuk dikirim ke Lapangan.

Fungsi dari instruksi kerja adalah untuk memastikan bahwa pelaksanaan inspeksi dan test
telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan standart yang telah di tentukan

II. Ruang Lingkup

1. Pra test/ persiapan test


2. Safety device inspection test
3. General loading test
4. Noise level test
5. Pasca test/ pembongkaran

III. Peralatan yang digunakan

Dalam pelaksanaan FAT ini diperlukam alat-alat sebagai berikut :

Plier Ampere Screw driver


AVO meter Small Scottch tape
Phase Detector Vibration meter
Megger 1000 Volt Noise Lever Meter
Wrech 10 s/d 22 Load Bank
Key Ring 10 s/d 22 Panel Control

Load bank 400 kW

IV. Prosedur dan Instruksi Kerja FAT Genset

1. Pertemuan Pra-Inspeksi

Pertemuan pra-inspeksi bertujuan untuk membahas pelaksanaan FAT yang antara lain
meliputi proses pemeriksaan dan pengetesan yang akan dilaksanakan sesuai dengan ITP
beserta skedul pelaksaan. Dengan telah dilaksankan pertemuan ini diharapkan pelaksanaan
FAT dapat berjalan dengan baik.

2. Inspeksi Visual

Pemeriksaan ini dlakukan sebelum unit dinyalakan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa semua komponen telah tersedia dengan spesifikasi dan jumlah yang
sesuai, terpasang dengan benar dan dalam kondisi baik

3. Insulation & Grounding Resistence test

Pemeriksaan ini berupa pengujian / pengukuran Tahanan Isolasi dari Generator dan Kabel
Power untuk mengetahui besarannya dan memastikan tidak adanya hubungan arus pendek.
Pengukuran dilakukan pada Generator dan Kabel Power untuk R-G, S-G dan T-G.

Grounding Resistance Test

Pengukuran Grounding yang dilakukan adalah :

 Grounding terminal – Netral


 Grounding terminal – Body

Nilai tahanan gounding yang diijinkan adalah maksimum 2 Ohm.

4. Persiapan test

 Lakukan pengisian oli engine pada level maksimum


 Lakukan pengisian air radiator pada level maksimum (untuk engine water cooled)
 Pasang accu dan kabel accu
 Pasang/pengisian tangki bahan bakar & saluran-salurannya
 Pasang kabel-kabel power dari load bank

5. Safety device inspection test

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa fungsi pengaman Generator Set dapat
berfungsi dengan baik untuk mematikan Generator Set jika nilai setingnya telah terlampaui.
Adapun sistem pengaman yang diuji adalah :

 Overspeed
 CW High temp
 LO Low Press
 Emergency stop
 Earth Fault
 Vibration alarm.

Langkah kerja

 Setting dan save file untuk engine yang menggunakan control elektrik (EMR)
 Start engine dan lakukan running test untuk melihat apakah meter-meter berfungsi
dengan baik
 Lakukan safety device inspection test (low oil, high temperature dan emergency stop)
dengan simulasi.
 Indikator akan menyala sesuai jenis safety device & engine shutdown
 Lakukan pencatatan

Emergency Shut Down Test

Pengujian ini bermaksud untuk memastikan bahwa tombol STOP telah berfungsi baik untuk
mematikan GEG/DEG . Pada kondisi darurat Operator dapat mematikan unit pembangkit
hanya dengan menekan tombol ini.

6. Function Test of Control Panel

Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa tombol dan metering yang berada di
Control panel telah berfungsi sebagaimana mestinya. Pengujian control panel meliputi :

 Pengujian Fungsi ON
 Pengujian Manual Start
 Metering Check meliputi : Engine Speed, Oil Presure, Cooling Water Temperature
 Pengujian fungsi Manual Stop.
Ruang Monitoring Pengujian
Genset

7. Generator Load Tes

 Start engine & masukkan MCCB (On)


 Beri beban genset secara bertahap sesuai kapasitas genset (0%, 25%, 50%, 75%,
100% dan 110%)
 Lakukan pencatatan parameter-parameter untuk tiap-tiap prosentase beban
 Lepaskan beban secara bertahap hingga beban nol, kemudian lepaskan MCCB (off)
dan stop engine
 Lakukan pemeriksaaan kebocoran-kebocoran oil system, water system & Fuel system

Pada pengujian ini, unit pembangkit akan dioperasikan dengan beban yang bervariasi sbb :

No. Beban Waktu Keterangan


1. 0% 4 menit Warming up
2. 25% 10 menit Load Test
3. 50% 10 menit Load Test
4. 75% 10 menit Load Test
5. 100% 60 menit Load Test
6. 110% 30 menit Load Test
7. 100% 5 menit Load Test
8. 0% 1 menit Cooling down
Tabel tahapan pengujian beban Genset

Selama pengetesan dilakukan pengukuran secara teratur pada parameter-parameter berikut :

 Power Output
 Voltage
 Frequency
 Engine speed
 Tekanan minyak pelumas
 Temperatur air pendingin
Vibration Test

Pengukuran getaran dilakukan di 4 posisi pada pondasi unit pembangkit. Maksimum getaran
peak to peak adalah 50 micron

8. Noise Level Test

Pada saat generator load test dengan pembebanan (0% hingga 110%) ukur tingkat
kebisingan/noise level dengan alat ukur tingkat kebisingan. Catat hasil pengukuran noise.

Pengetesan dilakukan pada 4 posisi yang berjarak 1 meter dari enclosure genset dengan
ambang batas penerimaannya adalah 85 dB(A). Pengukuran sound level dilakukan pada
kondidi base noise maksimum 50 dB(A).

9. Pasca test/pembongkaran

Lakukan pembongkaran fuel system, kabel power, load bank setelah pengujian selesai
Rapikan dan bersihkan area pengujian

10. Pertemuan Setelah FAT

Diskusi pada pertemuan setelah FAT antara lain membahas hal-hal sebagai berikut :

 Hasil-hasil pengujian yang telah di lakukan


 Perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan jika ada
 Rencana pengiriman site
 Penandatanganan Berita Acara FAT

Genset Load Test Report


V. Keselamatan Kerja

Untuk menjaga kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan, harus diperhatikan aspek
K3LH seperti dan tidak terbatas pada :

 Menggunakan APD yang sesuai


 Hanya petugas yang ditunjuk yang boleh menjalankan unit generator set
 Pastikan kondisi sudah aman sebelum penyalaan unit Genset
 Pengaman terhadap permukaan yang panas, pengaman rotating part dan pengaman
lainnya harus terpasang dengan baik
 Hindarkan terjadinya minyak yang tumpah
 Jika terjadi tumpahan minyak segera diurug dengan pasir dan keringkan
 Bersihkan semua alat kerja setelah selesai digunakan
 Pasir dan majun yang telah mengandung minyak adalah bahan B3, buang di tempat
sampah B3

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: Doosan, factory acceptance test, FAT, genset,
load bank, load test, Safety Device | Leave a comment »

Starting Motor with STAR-DELTA Forward-Reverse


(Putar Kanan-Kiri)
Posted on Juni 24, 2020 by ivanemmoy

Definisi

Start Delta adalah metode yang umum dalam mengurangi arus start pada motor. Sistem ini
dapat di gunakan pada semua jenis penggunaan motor yang secara normal menggunakan
koneksi Delta dengan 6 terminal. Mode starting ini sangat ideal untuk mesin yang memiliki
torsi start rendah seperti pompa, kompresor sentrifugal dan mesin perkakas. Ketika Start, arus
masuk berkurang menjadi sepertiga dari arus strating langsung sedangkan Torsi motor
berkurang hingga sepertiga atau bahkan kurang dari torsi start langsung. Arus sementara
perpindahan (transien) dihasilkan ketika beralih dari koneksi Bintang “Y” ke Delta “Δ”

Motor
Motor Listrik adalah alat yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik/gerak. Motor yang digunakan adalah jenis motor induksi 3
fasa. Pada dasarnya, motor listrik tiga fasa memiliki 3 (tiga) kumparan stator yang terpisah
satu dengan lainnya. Masing-masing kumparan stator terdiri atas satu ujung masuk dan satu
ujung keluar. Oleh karena itu, secara keseluruhan pada sebuah motor listrik tiga fasa terdapat
6 (enam) ujung sisi kumparan stator. Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan
pertama kali motor, tujuannya agar arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas
toleransi.

Starting melalui tiga proses:

Tahap 1 koneksi Star “Y”

Tahap 2 perpindahan dari Star “Y” ke Delta “Δ”

Tahap 3 koneksi Delta “Δ”

Star-Delta Forward Reverse


Gambar Kerja

Star-Delta Forward-Reverse Power Diagram


Cara Kerja

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: forward reverse, Motor Control Centre, start-
delta, starting motor, wiring diagram | 2 Comments »

Sistem Keamanan Closed Circuit Television (CCTV)


Menggunakan IP Camera
Posted on April 11, 2020 by ivanemmoy

Pendahuluan

Closed Circuit Television (CCTV) adalah penggunaan kamera video untuk mentransmisikan
signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor. Berbeda dengan siaran televisi,
sinyal CCTV tidak secara terbuka ditransmisikan. CCTV paling banyak digunakan untuk
pengawasan pada area yang memerlukan monitoring seperti bank, gudang, tempat umu, dan
rumah yang ditinggal oleh pemiliknya.
Alat dan Bahan

Bahan dan Peralatan Instalasi CCTV

Lingkup Pekerjaan

 Pemasangan Camera CCTV lengkap bracket (Mounting) dengan pemasangan sesuai


dengan lokasi yang telah ditentukan dan terintegrasi dengan server CCTV.
 Penggelaran kabel fiber optic sepanjang 1000 meter outdoor lengkap dengan pipa
HDPE, 50 meter di dalam Gedung (indoor) (gambar terlampir) serta penggelaran
kabel listrik sepanjang 2000 meter di dalam gedung (Box Panel Indoor) maupun di
box panel Outdoor.
 Pekerjaan terminasi Fiber optik lengkap dengan pemasangan joint closure dan
accsesoris lainnya meliputi pemasangan OTB, SFP 1GB single mode, patchcord dll
 Pekerjaan instalasi network meliputi konfigurasi pada masing-masing switch  dan
mengintegrasikan system baru dengan system yang sudah tersedia.
 Pekerjaan pemasangan tiang, panel outdoor dan panel indoor lengkap dengan pondasi
beton
 Pekerjaan instalasi dan penyambungan Listrik pada box panel Outdoor dan Box Penel
indoor
 Melakukan alih teknologi peralatan yang terinstall tersebut berupa pelatihan (site
training).
 Melaksanakan acceptance test dan commissioning.
 Melaksanakan pemeliharaan peralatan sistem Sistem CCTV beserta kelengkapannya
di masa pemeliharaan.
Peralatan Utama

NVR

Network video recorder adalah program software yang merekam video menjadi format digital
ke dalam disk drive, USB flash drive, kartu memori SD atau perangkat penyimpanan massal
lainnya. NVR tidak memiliki hardware video capture yang khusus, tetapi perangkat lunak ini
biasanya dijalankan pada perangkat dengan sistem operasi yang sudah terpasang. Atau untuk
mendukung peningkatan fungsionalitas, standar sistem operasi Linux dan Windows
digunakan dengan prosesor Intel standar dan software manajemen video. NVR biasanya
digunakan dalam sistem pengawasan video IP.

Kamera PTZ

PAN TILT ZOOM (PTZ) adalah kamera yang mempunyai kemampuan PAN untuk dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, TILT kemampuan kamera dapat bergerak ke atas dan
kebawah, ZOOM kemampuan kamera untuk memperbesar gambar hingga beberapa kali lipat,
jenis kamera PTZ biasa digunakan untuk memantau wilayah yang luas dengan menggunakan
1 kamera, ini memudahkan pengawas cctv dalam memonitoring dengan menggunakan 1
kamera, karena PTZ Camera dapat berputar otomatis atau secara manual digerakan melalui
controller.

DS-2DE2204IW-DE3/W
2MP 4×Network IR Wi-Fi PTZ Camera,1/2.8″ progressive scan
CMOS,Up to 1920 × 1080 resolution, Min. illumination: Color: 0.05 Lux @(F2.0, AGC ON)
B/W: 0.005 Lux @(F2.0, AGC ON) 0 Lux with IR, 4× optical zoom, 16× digital zoom,
Digital WDR, 3D DNR, HLC, BLC, Smart IR, Up to 20 m IR distance, 12 VDC & PoE+
(802.3at, class4), Support Wi-Fi, Support H.265+/H.265

Kamera CCTV IP / Network

IP Cam adalah jenis kamera CCTV yang menggunakan jaringan komputer sebagai pengantar
data Videonya, rata-rata ip cam mempunyai tingkat resolusi gambar yang lebih tinggi
dibandingkan kamera CCTV biasa, namun sebenarnya dalam Instalasi kamera jenis ini
memiliki banyak syarat agar hasil yang didapat bisa optimal, mulai dari pemilihan kabel,
kualitas jaringan dan kualitas hardware pendukung lainnya seperti HUB dan power supply.
Untuk jarak pun, sepanjang pengalaman saya, untuk gambar dan koneksi terbaik hanya
didapat dari tarikan kabel di bawah 100m, jika lebih dari itu sudah harus menggunakan HUB
tambahan atau Power yang lebih besar.

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: cat6, CCTV, IP Camera, NVR, PTZ Camera,
security system, Switch Hub, TCP IP, UTP, Vidio Recorder, VLAN | Leave a comment »

Integrasi Sistem Jaringan IP PABX CCTV dan Local


Areal Network (LAN) 2
Posted on April 1, 2020 by ivanemmoy

1. Jaringan Komunikasi dan Data

Jaringan komputer adalah dua atau lebih komputer yang terhubung satu sama lain dan
digunakan untuk berbagi data. Jaringan komputer dibangun dengan kombinasi hardware dan
software. Ditinjau berdasarkan jangkauan geografis, jaringan komputer dapat di
kelompokkan menjadi Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN) dan
Wide Area Network (WAN).

1.1 Local Area Network (LAN)

LAN merupakan singkatan dari Local Area Network, yang mana merupakan sebuah dengan
skala lokal seperti gedung perkantoran, bisnis komersial, industri, sekolah atau rumah. LAN
bekerja dengan dihubungkan dengan perangkat menggunakan kabel UTP (Unshielded
Twisted-Pair), Hub, Switch, Router, dan lain sebagainya.

Prinsip kerja LAN tergantung dengan pola atau topologinya. Jika jaringan tersebut
menggunakan pola tidak terpusat maka setiap komputer yang terhubung dengan jaringan
disebut host. Namun jika jaringan tersebut terpusat maka akan ada istilah server dan
workstation.

1.2 Network Topology

Dalam jaringan komputer, topologi mengacu pada tata letak perangkat yang terhubung.
Topologi bisa dibilang sebagai bentuk atau struktur virtual jaringan. Topologi jaringan
dikategorikan ke dalam tipe dasar Bus, Ring, Star, Tree atau Mesh.

Gambar 1. Network Topology Diagram

2. VLAN

2.1 Virtual Local Areal Network (VLAN) adalah sebuah model jaringan yang membagi
beberapa jaringan secara logikal kedalam beberapa jalur yang berbeda tapi tetap lewat
perangkat penghubung yang sama. VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan jaringan-
jaringan kecil ( subnet ) berada dalam jaringan switched switched yang sama. Agar komputer
bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap komputer harus memiliki sebuah alamat
IP dan subnet mask yang sesuai dengan VLAN tersebut.

VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan
(menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya
bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut
berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda.

2.2 Terminologi VLAN

VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode ( tipe ) yang digunakan menggunakan port atau
MAC address. Semua informasi pengalamatan di simpan dalam suatu database ( tabel ) yang
dicatat berdasarkan port-port yang digunakan. Pengaturannya menggunakan switch/bridge
yang akan menyimpan semua informasi dan konfigurasi suatu VLAN yang memiliki
informasi yang sama dan menentukan kemana data-data akan diteruskan. Secara terminologi,
Jenis-jenis VLAN dikelompokkan menjadi :

 Default VLAN, adalah VLAN yang sudah ada sejak pertama kali switch dihidupkan.
sebelum dikonfigurasi, semua port yang ada pada switch akan tergabung ke dalam
default VLAN dan dapat tergabung pada masing-masing VLAN. Pada Cisco, default
VLAN adalah VLAN 1.
 Data VLAN, adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa data-data
yang digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara atau pun
manajemen switch. Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, User VLAN.
 Native VLAN, adalah VLAN yang dikembalikan ke suatu port apabila tidak dalam
bentuk trunking dan untagged.
 Voice VLAN, adalah VLAN yang mendukung VoIP dan dikhususkan untuk
komunikasi data suara.
 Management VLAN, adalah VLAN yang di konfigurasi untuk management switch.

Berdasarkan Network Topology yang di tunjukkan Gambar 1. VLAN dikelompookan


berdasarkan Tabel 1 Informasi sebagai berikut :

Tabel 1. VLAN Information

3. Lingkup Pekerjaan

Melakukan pekerjaan Jaringan Komputer pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem


secara keseluruhan. Garis besar lingkup pekerjaan Jaringan Komputer yang dimaksud adalah
sebagai berikut:

 Pengadaan, pemasangan dan pengujian perangkat jaringan yang meliputi: Gigabit


Ethernet, Ethernet Switches, transmisi Media, konektor dan aksesoris tambahan
lainnya.
 Pengadaan, instalasi dan pengujian distribusi jaringan kabel antara perangkat jaringan
atau perangkat jaringan ke konektor komputer di ruang.
 Penyediaan dan persiapan kabel UTP beserta kebutuhan panjang kabel UTP, proses
crimping konektor RJ-45, instalasi konektor kabel UTP pada switch, face plate dan
PC/ laptop
 Testing kabel dan akses node menuju gateway dengan menggunakan alat uji untuk
UTP Kabel Saluran link Kategori 6 (MICROTEST Omniscanner dengan minimum
firmware versi 6:10).
 Seting konfigurasi lojik pada switch/coreswitch/access point dengan penerapan
segmentasi VLAN, penerapan seting IP address/subnet mask/gateway/proxy.
 Pelaporan hasil pekerjaan disimpan pada dokumentasi instalasi akses jaringan LAN
 Memberikan paket pelatihan kepada sekelompok pemilik Insinyur / Teknisi bahan:
setup, pemrograman dan trouble shooting sederhana Jaringan Komputer diinstal.

4. Peralatan Utama

Gambar 2. Integrasi IP PBX dan Data Network Diagram

4.1 Switch Hub

Switch adalah suatu perangkat keras yang di gunakan pada layer data-link yang
memungkinkan terjadinya distribusi packet data antar komputer dalam jaringan dan mampu
untuk mengenali topologi jaringan dibanyak layer sehingga packet data dapat langsung
sampai ke tujuan.

Hub adalah perangkat jaringan yang sederhana dan tidak mengatur alur jalannya data di
jaringan sehinggasetiap packet data yang melewatinya akan dikirim (broadcast) ke semua
port yang ada hingga packet datatersebut sarnpai ke tujuan.

4.2 Standing Rack

Rack server adalah rack yang dirancang secara khusus untuk meletakkan sekaligus menyusun
penempatan server yang digunakan untuk kelancaran jaringan, diantaranya adalah HUB,
Switch, dan Komputer.

4.3 Uninterrutible Power Supplies (UPS)


Uninterrutible Power Supplies (UPS) adalah perangkat ektronik yang mampu
menyediakan cadangan listrik sementara ketika arus listrik utama terputus. UPS digunakan
untuk melindungi komputer supaya ketika terjadi kehilangan daya secara mendadak, kita
masih sempat mematikan komputer kita secara benar untuk menghindari kerusakan software
dan hardware.

Model Name APC Power-Saving Back-UPS Pro 1500, 230V, Input Voltage 230V, 230V,
50/60Hz +/- 3 Hz, Input voltage range for main operations 176 – 294 V IEC-320 C14, Input
Breaker Capacity 10 A, Output Power Capacity 865 Watts / 1500 VA, 230V, 50/60Hz +/- 3
Hz, Battery Type Maintenance-free sealed Lead-Acid battery with suspended electrolyte :
leakproof, Typical recharge time 8 hour(s), Replacement Battery APCRBC124, RBC
Quantity 1, Control panel Multi-function LCD status and control console, Audible Alarm
Alarm when on battery : distinctive low battery alarm : overload continuous tone alarm,
Dimention 301.0 mm H x 112.0 mm W x 380.0 mm D, Net Weight  12.7 kg

4.4. Instalasi Kabel Fiber Optic (FO)

Adalah sebuah kabel yang terbuat dari serat kaca dengan teknologi canggih dan mempunyai
kecepatan transfer data yang lebih cepat dari pada kabel biasa, biasanya fiber optic digunakan
pada jaringan backbone.

4.5 Acces Point

Wireless access point (WAP) yang juga dikenal sebagai access point
adalah perangkat keras yang digunakan dalam jaringan area lokal nirkabel untuk mengirim
dan menerima data. alur akses menghubungkan pengguna ke pengguna lain dalam jaringan
dan juga berfungsi sebagai titik interkoneksi antara WLAN dan jaringan kabel tetap.

Access Point, UNIFI AP, Ubiquiti dengan Spesifikasi : Dimension : 196.7 x 35 mm,
Enviroment Indoor / Outdoor, 2.4Ghz Speed 450Mbps, 5Ghz Speed 1300Mps, PoE Mode
802.3af PoE/802.3at PoE+, Ports 2 x UTP 10/100/1000Mbps, Instan Upgrade Standart UAP
Mount.

4.6 Distribution Data Cable, lengkap dengan Data Outlet & box.
Kabel UTP adalah kabel yang biasa digunakan untuk membuat
jaringan komputer berupa kabel yang didalamnya berisi empat (4) pasang kabel yang yang
setiap pasangnya adalah kernbar dengan ujung konektor RJ-45

Cable Data Distribution, UTP Cat 6, Comscope.

AMP NET CONNECT – Kabel UTP ( unshielded Twisted Pair) kategori 6 ( Cat 6) dengan
konfigurasi 8 kabel 24 AWG yang dipilin ( twisted Pair) serta kemampuannya telah
memenuhi standar diatas TIA/ EIA-568-B.2-1 dan ISO/ IEC 11801 Klas E dengan
panjangnya 305 Meter 1000 feet, 15 kg.

Cat 6 Data Outlet Module, WEJ 24886, Panasonic

Data Outlet Frame, WEJ 78029, Panasonic

Data Outlet Floor

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: Access Point, CCTV, Fiber Optic, IP PBX,
LAN, network, PABX, Switch Hub, VLAN | Leave a comment »

Integrasi Sistem Jaringan IP PABX berbasis VoIP dengan


Local Areal Network (LAN) 1
Posted on Maret 31, 2020 by ivanemmoy

1. Pendahuluan

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) membawa perubahan pada


peralatan elektronika khususnya sistem komunikasi telephone dan data yang di gunakan
bisnis komersial dan industri. Sistem telephone PABX, CCTV dan Local Areal Network
(LAN) yang sebelumya terpisah kini dapat di integrasikan menjadi satu Server menggunakan
IP PBX, IP Cam, Acces Point dan Local Areal Network (LAN). Dengan sistem yang
terintegrasi akan menyederhanakan instalasi pengkabelan, memudahkan control, monitoring,
perawaatan dan setting keamanan. Secara instalasi perubahan signifikan adalah tidak lagi
menggunakan kabel Multi pair dan Main Distribution Frame (MDF) diganti Switch Hub yang
tersusun dalam Rack dengan menggunakan kabel UTP distribusi data. Tentu saja penggunaan
tersebut harus di sesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan skala bisnis yang diperlukan.

1.1 PABX

Private Automatic Branch Exchange (PABX) adalah Sistem jaringan telepon yang digunakan
di dalam perkantoran, bisnis komersial, hotel, mall dan industri. PABX memiliki fungsi untuk
komunikasi telephone internal maupun eksternal baik SLI, SLJJ maupun intercom antar
extension sehingga memudahkan untuk melakukan komunikasi di dalam kantor seperti
memindahkan panggilan ke ekstensi yang berbeda (re-routing). dengan pabx dapat
memudahkan pengaturan dalam penggunakan saluran telephone, pembatasan pengguna dan
control billing.

Dalam perkembangannya PABX memiliki beberapa type antara lain: PABX Analog yang
hanya mendukung pesawat telp biasa dengan fitur yang sederhana, PABX Digital, PABX
Hybrid dan IP PBX yang menggunakan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP).

Gambar 1. Perkembangan PABX NEAX Series

1.2 Fitur dan Layanan PABX


1. Automatic Route Selection, 2. Account Code, 3. Absen Message, 4. Back Ground Music,
5. Budget Management, 6. Busy On Busy, 7. Class Of Service, 8. Call Park, 9. Call Forward,
10. Call Transfer, 11. Call Pick Up, 12. Data Line Security, 13. Delayed Ringing, 14. Ext
Lock, 15. Emergency Call, 16. External BGM, 17. Flexible Numbering, 18. Greeting
Message, 19. Hunting Groups, 20. Incoming Groups, 21. Hunting Groups, 22. Line Monitor,
23. Manager Function, 24. Paging Groups, 25. SMDR, 26. Interkoneksi PABX.
1.3 IP PBX
IP PBX adalah perangkat switching komunikasi telepon dan data berbasis teknologi Internet
Protocol (IP) yang mengendalikan ekstension telepon analog (TDM) maupun ekstension IP
Phone. Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan antara lain penyambungan, pengendalian, dan
pemutusan hubungan telepon; translasi protokol komunikasi; translasi media komunikasi atau
transcoding; serta pengendalian perangkat-perangkat IP Teleponi seperti VoIP Gateway,
Access Gateway, dan Trunk Gateway.
IP PBX menggunakan teknologi VoIP untuk melakukan panggilan melalui LAN ataupun
internet, menjadikan sistem telepon PABX sebagai sebuah sistem virtual. Keuntungan dari
sistem virtual ini adalah fitur yang lebih banyak dan pusat kontrol di dalam komputer yang
lebih mudah untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan IP PABX, ekstensi telepon dapat
diciptakan dimanapun selama terhubung dengan jaringan internet. Kantor dan jalur telepon
tambahan bisa ditambahkan dengan cepat tanpa terbentur keterbatasan unit telepon
tradisional.
Gambar 2. Hardware Line-up SV9100

1.4 Layanan Dasar sentral IP PBX


Sentral IP PBX memiliki layanan dasar yang merupakan kelebihan dari sentral IP PABX bila
dibandingkan dengan sentral PABX konvensional, yaitu : Support analog system, Support
LAN system, Call Center, VoIP (Voice over Internet Protocol), ISDN (Integrated Service
Digital Network), Billing System, DID (Direct Inward Dialing), ACD (Automatic Call
Distribution), Group Hunting, Conference Call.

Gambar 3. Integrasi IP PBX dan Data Network Diagram

2. Lingkup Pekerjaan
Berdasarkan gambar 3 maka di definiskan lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan dan pemasangan PABX (IP PBX) kapasitas 16 line, 200 extension
termasuk Main Unit, Cabinet Rack, Power Supply, Extention Card, Trunk Card,
Option Card, Dll.
2. Instalasi Fiber Optic: FO Cable 4 core, FO Media Converter, lengkap dengan material
bantu
3. Pengadaan dan pemasangan Local Area Network (LAN) termasuk Switch Hub
lengkap dengan racking dan Access Point.
4. Instalasi Distribution Data Cable, SUTP Cat 6 dalam High Impact Conduit (HIC),
lengkap dengan Telephone Outlet dan Data Outlet lengkap dengan Box dan peralatan
pendukung.
5. Re-Programming integrasi Sistem PABX existing NEC NEAX 7400, Migrasi dengan
Sistem IP PBX dan Local Areal Network (LAN) baru..
6. Pengujian dan Commissioning system serta pembelajaran operasional pada operator

3. Peralatan Utama

3.1 IP PBX NEC SV9100, Kap 16 Line Telkom, 137 Ext IP, 8 Ext Analog expandable up
to 500 Ext.

IP PBX SV9100

 19” 2U Chassis 6 Slot c/w Power Supply + 19” Bracket, CHS2UG-EU


 Main Processor Blade for SV9100, GCD-CP10 + SD A
 4 Port CO Office Trunk Blade, GCD-4COTA
 4 Port CO Trunk Daughter Board, GPZ-4COTE
 16 Port Digital Extension, GCD-16DLCA
 8 Port Analog Extension Line (SLT) Blate w/MW and Caller id, GPZ-8LCF
 256 Channel VOIP Card, GPZ-IPLE
 Licence Port Capacity
 Licence SIP Phone
 Card analog PABX 7400, 4 Ext Analog for ke PABX baru, PN-4LCC
Gambar 4. Konfigurasi antar master dan expand SV9100

3.2 Telephone IP Digital for Operator, Display 24 Button, ITL-24D

NEC ITL-24D + DSS Console DCZ-60-2PB

24 Programmable Keys, Hands Free (Full Duplex) Speaker Phone, Backlit Keypad, Headset
Compatible, Easy to Use Soft Keys / LCD Prompts, Navigation Wheel, Directory Dial: 1000
System, 1000 Group, 10 Personal, 600 Phone Book, Call History, Wall Mountable

DSS Console for Operator, DCZ-60-2PB

60 Programmable line keys, Busy lamp field (BLF), One button access to extentions or
trunks, Connects to DT330, Can be mounted on a wall (requires optional wall bracket),
Connects directly to the IP Terminal and requires an AC Adapter, Provides an additional 60
programmable keys, and 2 keys that allow ‘shifting’ between the first and second set of 100
extensions.

3.3 IP Telephone

SIP Phone NEC, ITX-1615

The NEC ITX-1615 GT210  Standard SIP Telephone


(BE117876) features: Monochrome , Graphic Display 132 x 48 LCD, Supports 1 SIP
account, up to 2 call appearance, Soft keys, Home key, Phonebook key, Message key,
Page/Intercom key, Menu Cursor keys, Mute key, Headset key, Transfer key, Conference
key, Send/Redial key, Speaker key, Volume key, LAN port and PC port, RJ9 headset jack
(allowing EHS with Plantronics headsets), Voice Codec G.711μ/a, G.722 (wide-band),
G.723,G.726-32, G.729 A/B, PoE Yes (IEEE802.3af Class 2), Communication Platforms:
SL1000/1100 R7 or later, SL2100 R1 or later, UNIVERGE SV9100 R7 or later, UNIVERGE
SV9300 V5 or later, UNIVERGE SV9500 V5 or later, UNIVERGE 3C V9 or later
 

IP Telephone, IP 4WW-12TXH, NEC

Spesifikasi NEC IP 4WW-12TXH adalah : Full-duplex Hands-free, Backlit 3-line/24-


character display, Backlit Dialpad, User Programmable Function Keys with Red/Green
LEDs, (4) Soft Keys, (9) Fixed Feature Keys, Navigator Key, 2-Step Leg Angle Adjustment,
Headset Jack, 9-Ft handset cord

3.4 Standing Rack

Rack system merupakan rack yang secara khusus memang dirancang sebagai penempatan
server atau digunakan juga sebagai peralatan jaringan network diantaranya komputer server
dan switch. Manfaat utamanya adalah sebagai ruang atau tempat yang lebih rapi, efisiensi dan
kemudahan maintenance.
Standing rack yang digunakan adalah 27RU 800 mm, Indorack dengan spesifikasi sebagai
berikut : Product Type Perforated Door Close Rack, Product Name IR9027P, Size 27U,
Product Category 19 inch Cabinet Rack, Dimension (DxWxH) 900 x 600 x 1385 mm, Weight
± 90kg. Complet Set with perforated front door, steel rear door and 2 side door with lock, 1
unit horizontal PDU 8 outlet with switch, 1 unit bracket fan modular with 2 fan, 1 pc fixed
shelf, 1 pc top brush panel, 1 set cable ring, 1 set adjustable foot of 4, 1 set castor of 4, 50 set
cagenuts & screws.
3.5 Main Distribution Frame
MDF merupakan kabinet bertemunya seluruh sambungan instalasi telepon, baik dari cabang
maupun dari luar (CO line). MDF memiliki 2 sisi koneksi, 1 sisi koneksi untuk kabel dari TB
(Terminal Box), IDF maupun Telkom (CO line), sedangkan sisi lainnya murni dari unit
PABX. Kedua sisi tersebut nantinya dihubungkan menggunakan kabel jamper (hubung),
kabel 1 core dililit sepasang, berwarna hitam putih, atau merah biru dan lain-lain

3.6 Distribution Data Cable, Conduit dan Telephone data Outlet & box.
Yang dimaksud dengan instalasi Kabel adalah instalasi kabel backbone ( kabel antar core
switch ke distribution switch) atau instalasi kabel data (UTP, STP, SFTP) LAN dengan cara
pooling/penarikan kabel dari ruangan server atau dimana perangkat switch, patch panel atau
rack server berada ditarik ke Komputer client yang berada di meja kerja yang dilengkapi
dengan pelindung kabel seperti pipa conduit atau pipa ducting berikut dan socket outlet.

Referensi
http://www.isacseacon.com/?page_id=43
http://routerlink.blogspot.com/2014/11/mengenal-apa-itu-pabx-dan-bagaimana.html

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: Access Point, Fiber Optic, IP PBX, LAN, OTB
FO, PABX, Switch Hub, VLAN, VOIP | Leave a comment »

Sistem Peringatan Kebakaran (Fire Alarm System)


Pada Gedung
Posted on Maret 26, 2020 by ivanemmoy

1. Pendahuluan

Sistem Peringatan Kebakaran adalah sistem kombinasi yang terdiri dari komponen dan sirkuit
yang diatur untuk memantau dan mengumumkan status alarm kebakaran atau perangkat
pengawal sinyal pengawas dan untuk memulai respons yang sesuai terhadap sinyal tersebut
(NFPA 72)

Sistem alarm kebakaran dimaksudkan untuk memungkinkan kebakaran terdeteksi pada tahap
awal yang cukup sehingga orang yang berisiko dapat diamankan baik dengan melarikan diri
dari api, atau dengan api yang dipadamkan (juga untuk mencegah kerusakan properti yang
luas) . Tak satu pun dari langkah-langkah ini dapat digunakan sampai orang dibuat sadar akan
api.

Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk
mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam
sistem evakuasi, dan di tindak lanjuti secara otomatis maupun manual. Tujuan pemasangan
yaitu untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin sehingga tindakan pengamanan yang
diperlukan dapat segera di lakukan.

Produk pasaran untuk fire alarm antara lain Hochiki, Horing Lih, Notifier, Hong Chang,
Hoseeki, Bosch, Simplex.

Gambar 1. Fire
Alarm System Diagram

2. Sistem Pendeteksian dan Pengendalian

Fire Alarm  memiliki 2 (dua) jenis sistem Sistem Konvensional dan Sistem Addressable,
namun Di lapangan, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :
2.1. Sistem Konvensional (Non Addressable System)

Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada sistem ini MCFA menerima sinyal
masukan langsung dari semua detektor (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa
pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen keluaran untuk merespon masukan
tersebut. Sistem ini umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil,
seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu pada suatu bangunan yang
diamankan

2.2. Semi Addressable System

Pada sistem ini dilakukan pengelompokan zoning pada detektor & alat penerima masukan
berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona ini dikendalikan ( baik
input maupun output ) oleh zone controller yang mempunyai alamat / address yang spesifik.
Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA
akan meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller yang mengumpankannya. Pada display
MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga dengan demikian
tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.

2.3. Full Addressable System

Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada sistem ini semua detector dan
alat pemberi masukan mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan
evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran.

3. Lingkup Pekerjaan Fire Alarm

3.1 Pengadaan, pemasangan & pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi
dengan baik dan siap untuk dipakai.

3.2 Bahan-bahan dan peralatan-peralatan pembantu instalasi fire alarm system harus sesuai
dengan persyaratan-persyaratan pekerjaan dan gambar instalasi fire alarm system. Lingkup
pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut :

 Pengadaan, pemasangan dan pengetesan Panel Kontrol MCFA dan sistem yang sudah
terpasang.
 Pengadaan, pemasangan dan pengetesan instalasi kabel dari MCFA ke Anounciator.
 Pengadaan, pemasangan semua jenis Detektor, Manual Station, Indicator Lamp,
Alarm Bell, dan sistem Fire Intercom (master & slave).
 Pengadaan, pemasangan Junction Box di setiap lantai.

3.3 Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan interface dengan
Sistem Tata Suara, Sistem Listrik,Sistem Air Conditioning dan Fan,Sistem Lift.

3.4 Membantu Pemberi Tugas dalam mengurus dan menyelesaikan perijinan Instalasi Fire
Alarm dari instansi yang berwenang.

3.5 Melakukan testing dan commissioning.

3.6 Melaksanakan training (on Site & Class Room) dan menyerahkan buku technical manual.
4. Peralatan Utama Sistem Alarm Kebakaran

4.1 Fire Alarm Control Panel (FACP)

Fire Alarm Control Panel (FACP) atau dikenal juga Main


Control Fire Alarm (MCFA) adalah pusat dari Fire Alarm System yang dapat mengontrol
bekerjanya seluruh bagian detector dan manual station juga memberikan intruksi pada alarm
bell, location indicator lamp apabila terjadi indikasi kebakaran.

FACP berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) dari detektor jika terdeteksi adanya
kebakaran ataupun sprinkler, automatic fire extinguisher sebagai data masukan (input data).
Kemudian FACP akan mengolah, menyeleksi, dan mengevaluasi data tersebut yang hasilnya
merupakan data keluaran (output data) yang berisi informasi tentang lokasi zona kebakaran
yang ditampilkan pada announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan alarm
kebakaran.

FACP Dilengkapi dengan battery (nicad) apabila aliran listrik padam, telephone jack dan line
supervisi pada ty pe tertentu. FACP dipasang pada ruang operation atau control room dimana
terdapat pengawasan 24 jam.

4.2 Annunciator

Annunciator berfungsi sebagai monitor/pengamat tambahan hanya tidak dapat berbuat aktif
seperti control panel. Biasanya annunciator dipakai apabila dibutuhkan pengamatan tambahan
di ruangan lain seperti ruang security dan lobby.

FDU-80 adalah Fire Annunciator sederhana dengan LCD monitor 80 karakter, digunakan
untuk NOTIFIER FireWarden-100-2, NFS2-640, dan Panel Kontrol Alarm Kebakaran NFS-
320 (FACPs). FDU-80 menampilkan informasi pada panel kontrol status titik sistem. FDU-
80 tidak memerlukan pemrograman selama komisioning sistem.

4.3 Module Addressable


FZM-1 Notifier merupakan sebuah modul
yang dapat merubah inputan dari detektor kebakaran menjadi address / alamat agar dapat
dibaca melalui panel Addressable Notifier. Zone module ini FZM-1(A) merupakan standart
module yang dapat memonitor two wire detector compatible konvensional seperti SD-651
atau 5601, bekerja dengan aliran listrik 24 volt DC, dan mampu mencover maksimal 30
detektor untuk 1 zonanya. masing-masing pengalamatan pada FZM-1 Notifier module ini
menggunakan rotary switch yang harus diatur secara manual mengikuti desain alamat yang
direncanakan. sinyal yang ditransmisikan berupa normal, open atau alarm [5]. FZM-1 Zone
Module (Input Smoke Detector, Heat Detector, Manual Call Point, Break Glass dan Contact
Monitor)

Modul Kontrol FCM-1 (A): Addressable Modul Kontrol menyediakan


Notifier cerdas panel kontrol alarm kebakaran sirkuit untuk notifikasi Peralatan seperti Horn,
strobe, speaker, dll. Kemudahan akses memungkinkan FCM-1 (A) diaktifkan, baik secara
manual atau melalui pemrograman panel, berdasarkan pilih (zona atau area jangkauan).

4.4 Detektor Asap (Smoke Detector)

Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap


memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan asap (smoke chamber)
seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density)
telah melewati ambang batas (threshold) maka rangkaian elektronika di dalamnya akan aktif.

 
4.5 Detektor Panas (Heat Detector)

Pendeteksi kenaikan panas (Heat Detector) ini mendeteksi panas api tanpa harus terbakar
langsung. Sensor yang terdapat didalam akan kontak bila dikenai perubahan suhu yang cukup
signifikan (6,7 – 8,3 derajat celcius per menit) untuk jenis Rate of Rise  Heat Detector dan
Fixed Temperature Heat Detector di suhu 60 derajat celcius. Ketika suhunya normal kembali
pembaca sensor digital ini akan kembali seperti semula. Area deteksi sensor bisa mencapai
50m2 untuk ketinggian platfon 4m

4.6 Flame Detector

Flame Detektor ini sangat sensitive terhadapa radiasi sinar ultraviolet


yang ditimbulkan oleh nyala api. Untuk aplikasi detektor ini biasanya digunakan pada
ruangan / industri yang memiliki resiko kebakaran tinggi antara lain: gudang kimia, bahan
bakar, dan sebagainya

4.7 Gas Detector

Detektor ini digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas yang dapat menyebabkan kebakaran.
Alat ini bisa diproduksi menjadi 2 jenis untuk mendeteksi kebakaran yaitu LPG (Liquefied
Pretroleum Gas) dan LNG (Liquefied Natural Gas).
 

Gambar 2. Pemasangan Break Glass, Strobe Lamp dan Alarm Bell pada Hydrant Box.

4.8 Break Glass (Manual Call Point)

Break Glass berfungsi untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (Fire Bell) secara manual
dengan cara menekan tombol di bagian tengahnya. di dalamnya hanya berupa saklar biasa
yang berupa microswitch atau tombol tekan. dilengkapi dengan fungsi intercom (Tel).
petugas penguji dapat melakukan komunikasi dengan penjaga di Panel Control Room dengan
memasukkan handset telepon ke dalam jack pada MCP.

M400K Sensor menyediakan antarmuka manual untuk alarm pada sistem peringatan
kebakaran, desain sirkuit kawat memungkinkan komunikasi jarak jauh dengan panel kontrol
pemantauan juga menyediakan LED lokal. Operasi Temperatur O deg C – 50 deg C dengan
current rating max 30 mA . Mounting standart 76×76 mm box (60mm center)

4.9 Flash Strobe Lamp


Lampu Indicator yang berfungsi sebagai pertanda aktif tidaknya sistem
sebagai pertanda adanya kebakaran. Pengaturan untuk strobe dan klakson (horn) dilakukan
menggunakan sakelar putar yang mudah dipasang di bagian belakang perangkat. Sinkronisasi
dapat dilakukan tanpa menggunakan modul tambahan selama 30 menit per NFPA 72.
Tegangan operasi 24 volt DC.

4.10 Alarm Bell

Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas.


Bell alarm adalah peralatan pemberitahuan arus rendah, desibel tinggi untuk digunakan dalam
sistem kebakaran dan pencurian atau aplikasi pensinyalan lainnya. Bell alarm memberikan
nada keras dan resonan. Beroperasi pada 24 VDC, Maximum Current: DC 31.1 mA/FWR –
53.5 mA dan motordriven dengan instalasi yang sederhana. Untuk penggunaan di dalam
ruangan, Bell dipasang dalam indor Hydrant Box.

Referensi.

[1] Susanto, I. 2019. Maintenance Data Record (MDR) Proyek Pembangunan Workshop
Machining Center, Boma Bisma Indra, Surabaya.

[2] http://www.jualalatsafety.net/index.php/en/artikel/fire-alarm/item/124-pengertian-fire-
alarm-system-control-panel-smoke-detector

[3] http://www.isan.co.id/galeri/fire-system

[4] http://www.bromindo.com/alarm-kebakaran/

[5] http://www.patigeni.com/cara-kerja-alarm-kebakaran/

[6] http://www.notifier.com.au/our-products/flame-and-gas-detection/gas-detection/item/114-
xcd.html

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: Alarm Bell, Alarm Lamp, Annunciator, Break
Glass, FACP, Fire Alarm System, Heat Detector, Hydrant box, MCFA, Smoke Detector,
Strobe Lamp | Leave a comment »

Perangkat Elektronika Sistem Tata Suara


Posted on Maret 4, 2020 by ivanemmoy

Tata suara adalah kumpulan dari beberapa peralatan elektronik yang di desain untuk
memperkuat sinyal suara dan musik supaya dapat didengar oleh orang banyak untuk
menghasilkan suara berkualitas. Peralatan Tata suara gedung banyak ditemukan di Gedung
perkantoran, Mall, Apartemen, Hotel, Bandara, Stasiun atau ruang public lainnya.

Prinsip kerja Tata Suara adalah Suara ditangkap oleh microphone dari sumbernya.
Microphone merubah suara menjadi signal listrik dan mengirimnya melalui kabel menuju
mixer. Mixer menerima signal suara dan musik tadi melalui setiap kanalnya kemudian me –
mix ( menyambung dan menseimbangkan ) untuk dikirimkan lagi melalui kabel ke rampaian
power amplifier. Power amplifier merubah signal menjadi energi listrik dan mengirimkannya
ke loudspeaker. Loudspeaker merubah energi listrik menjadi gerakan mekanis dari konus
speaker yang kemudian menggetarkan udara dan menjadi suara. Audiens mendengarkan
suara tersebut [1]

Gambar 1. Skema
Diagram Tata Suara Sederhana

Gambar 1 menunjukkan skema diagram instalasi tata suara dimana semua speaker di instal
menuju titik central rak utama. agar volume masing -masing ruangan dapat di atur maka
dipasang volume control. Adapaun  Perangkat Elektronika Tata Suara dan aksesoris
pendukungnya dijelaskan pada keterangan di bawah ini :

1. Racking Sytem

Frame atas dan bawah terbuat dari Pelat baja, tebal 1.2, off-white dengan finish painting,
Panel samping terbuat dari  Pelat baja tebal 1.6, off-putih, finish painting, Panel belakang
tebal 1.0mm. Dimensions 546 × 674.5 (H) × 420 (D) mm (21.5″ × 26.56″ × 16.54″),
Weight 20.3 kg (44.75 lb) c/w aksesoris. didalam rak utama diletakkan beberapa perangkat
elektronika seperti ditunjukkan Gambar 2.
Gambar 2. Rack Central perangkat Tata Suara TOA

1.1. Power Switch Panel

PS-011B adalah panel saklar daya jarak jauh yang dapat digunakan
untuk aplikasi rack-mount

1.2. CD Player, FM & USB input

Z-CD2011R adalah pemutar CD Player FM dan USB Z-CD2011R


berkinerja tinggi dan tuner FM yang cocok untuk menyiarkan paging atau musik latar di
sekolah, kantor, toko pabrik, rumah ibadah dan kamar besar

1.3. Microphone Receiver Panel

Panel Penerima Mikrofon Z-FV200RF-AS digunakan untuk


menghubungkan Mikrofon Jarak Jauh RM-200M ke Sistem Alamat Publik Darurat Seri Z-
FV200. Hingga 4 RM-200M dapat dihubungkan.

1.4. Mixer

M-9000M2 Pre-Amplifier dirancang untuk digunakan bersama


dengan modul opsional dan dapat dikonfigurasi hingga 8 input dan 8 output. Modul seri 9000
serta modul input 900 seri yang ada dapat digunakan. Modul yang paling tepat dapat dipilih
tergantung pada aplikasi. Dilengkapi dengan pemrosesan sinyal dan fungsi kontrol yang
diperlukan untuk penguatan suara, memungkinkan semua parameter diatur pada mixer. Data
pengaturan dapat disimpan di dalam unit dan dipanggil menggunakan tombol di panel depan.

1.5. Power Amplifier

ZP-2240 adalah penguat daya berkinerja tinggi yang cocok untuk


menyiarkan paging atau musik latar di sekolah, kantor, toko, pabrik, masjid, gereja, dan
ruangan besar

1.6. Speaker Selector

Selektor Pembicara TOA Z-SS1010R adalah selektor speaker 10 zona


BGM atau 10 zona. Pemilih speaker yang sangat efisien ini dapat diinstal dengan sistem
alamat publik di sekolah, mal, kantor dan tempat-tempat yang membutuhkan pemilihan
speaker

1.7. Sound System Junction Box

JB-031B adalah kotak persimpangan untuk menghubungkan


komponen eksternal ke komponen rak

2. Microphone

Microphone berfungsi mengubah getaran suara yang ditangkapnya


(misalnya suara vocal) menjadi getaran listrik untuk diteruskan ke bagian penerima yaitu pre-
am mic, pengiriman suara dari mic ada yang menggunakan kabel ataupun tanpa kabel
(wireles).

RM-200M Remote Microphone terhubung ke VM-3240VA, VM-3360VA, VM-2120 dan


VM-2240 dengan tujuan untuk membuat pengumuman darurat (* 3) / siaran umum

3. Volume Control Dinding


Volume control ini terpasang pada dinding ruangan berfungsi
mengontrol satu atau beberapa speaker untuk mengatur tinggat kekuatan suara pada suatu
ruangan sehingga cukup nyaman untuk di dengarkan.

Volume Control ZV 303 TOAZV-303 adalah attenuator dinding yang dipasang rata dan
menggunakan transformator yang memungkinkan koneksi berbagai muatan (30 W atau
kurang). Volume dapat disesuaikan dalam lima langkah. ZV-303 memiliki fitur terminal
push-in terminal untuk koneksi yang mudah

Spesifikasi teknis: Input Power 30 W, Level Control (4-step) 0 (Off), 1 (-12 dB), 2 (-6dB), 3
(0 dB), Dimensions 70 x 120 (H) x 59 (D) mm, Weight 190 grams

4. Loadspeaker

Peralatan speaker fungsinya kebalikan dari mic. Speaker berfungsi mengubah getaran listrik
menjadi getaran suara agar dapat didengar oleh telinga manusia. Speaker adalah media yang
mampu mengeluarkan frequensi tinggi , sedang ,rendah atau disebut sebagai HIGH, MID,
LOW. Beberapa jenis peralatan speaker adalah :

4.1. Ceiling speaker

Ceiling Speaker ZS 1869

Terintegrasi dengan unit dan panel speaker, ZS-1869 Ceiling Mount Speaker terbuat dari
bahan konstruksi logam dan ideal untuk digunakan dalam sistem alarm suara. Ini fitur
mekanisme penjepit pegas untuk pemasangan speaker yang mudah ke langit-langit.
Impedansi input dapat dengan mudah diubah dengan mengubah posisi ketuk transformator.
Blok terminal input tipe push-in memudahkan koneksi kabel dan memungkinkan kabel
jembatan.

Spesifikasi teknis: rated input 6 Watt (100 V line), Impedance 100 V line: 1.7 kΩ (6 W), 3.3
kΩ (3 W), 6.7 kΩ (1.5 W), 13 kΩ (0.8 W), Sound Pressure Level 90 dB (1 W, 1 m),
Frequency Response 70 Hz – 20 kHz, Speaker Component 12 cm (5″) cone-type, Dimension
for Fixing Mounting hole: φ150±3 mm (φ5.91″±0.12″), Ceiling thickness: 5 – 25 mm (0.2″ –
0.98″), Weight 620 g (1.37 lb)

4.2. Wall Speaker


ZS-1030B adalah speaker jenis 2-way bass-reflex kecil yang
menampilkan rentang frekuensi luas yang cocok untuk digunakan untuk pengumuman dan
pemutaran musik. ZS-1030B dapat digunakan untuk aplikasi impedansi tinggi dan impedansi
rendah. Konstruksi tahan percikan pembicara memungkinkannya dipasang di bawah atap
tempat pembicara tidak terkena hujan secara langsung.

Spesifikasi teknis: rated input 30 Watt, Impedance 8 Ω, 100 V line: 330 Ω (30 W), 500 Ω (20
W), 670 Ω (15 W), 1 kΩ (10 W), 2 kΩ (5 W), Sound Pressure Level 90 dB (1 W, 1 m),
Frequency Response 70 Hz – 20 kHz, Speaker Component 12 cm cone-type + 2.5 dome-type,
Dimension 196 × 290 (H) × 150 (D) mm, Weight 2.5 kg

4.3. Column Speaker

Speaker Kolom ZS-202C menggunakan beberapa speaker kerucut yang


disusun secara vertikal pada papan penyekat tunggal untuk memberikan directivity horisontal
yang lebih luas

Spesifikasi teknis: rated input 20 Watt, Impedance 500Ω, Sound Pressure Level 93 dB (1 W,
1 m), Frequency Response 150 Hz – 10 kHz, Weight 4.5 kg

4.4. Horn Speaker

Horn Speaker ZH 625SM


ZH-625SM adalah speaker yang ringkas, cocok untuk aplikasi pengumuman alamat publik.
Komponen speaker eksternalnya difinishing dengan powder coating dan braket serta sekrup
stainless steel cocok untuk out door sehingga mampu dan tahan cuaca.

Spesifikasi teknis: rated input 25 Watt, Impedance 400Ω (25W), 670Ω (15W), 1kΩ (10W),
2kΩ (5W), Sound Pressure Level ≥ 110dB (1 W, 1 m at 500 Hz to 2.5 kHz peak level),
Frequency Response Low: ≤ 297   High: ≥ 8,409, Sensitivity as Microphone
(0dBm=1mW/10dyne/cm2) -24 dBm at 1 kHz, Weight 2.1 kg

Referensi

[1] http://abouttechnique.blogspot.com/2018/04/sistem-tata-suara-sound-system.html

[2] https://toa.co.id/product

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: Amplifier, ceiling speaker, Column Speaker,
horn speaker, Junction Box, Microphone, Mixer, Speaker Selector, tata suara, Volume
Control, wall speaker | 1 Comment »

Sistem Distribusi PLN Sekunder Industri TM 20 kV to


220/380 V
Posted on Februari 25, 2020 by ivanemmoy

Sistem distribusi listrik yang berlaku di PLN adalah jaringan tenaga listrik meliputi semua
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 KV yang diawali dari sisi sekunder pada Gardu
Induk (GI) dan semua Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga ke meter-meter
pelanggan untuk kebutuhan industry bisnis maupun rumah tangga. Tegangan distrubusi
dikelompokkan menjadi distribusi primer (20kV) dan distribusi sekunder (380/220V).

Pembahasan mengenai sistem distribusi yang berlaku pada sisi PLN sudah banyak dilakukan.
Tulisan ini fokus pada sistem distribusi yang menjadi batas lingkup pekerjaan sisi PLN dan
lingkup pekerjaan sisi pelanggan khususnya daya dengan tarif industri. Pemilihan topik
pembahasan yang di tunjukkan Gambar 1 dilakukan karena peralatan dan instalasi pelanggan
tersebut akan dilakukan pemerikasaan pengujian dan pengukuran oleh lembaga inspeksi agar
terbit Sertifikat Layak Operasi (SLO) sebagai syarat penyambungan listrik PLN [1].
Gambar 1. Single Line Diagram Sistem Distribusi Sekunder TM 20 kV Industri (I3)

Single Line Diagram yang di tunjukkan Gambar 1 menjelaskan instalasi dari tegangan
menengah PLN 20kV sampai ke tegangan rendah 380/220V untuk di gunakan sebagai
sumber listrik Panel Mesin dan Panel Penerangan. Incoming PLN di dapatkan dari MV
Cubicle PLN dalam Gardu Beton menuju incoming MVMDB pelanggan melalui kabel
NYXSEbY 20 kV. Outgoing MVMDB dihubungkan ke Trafo Step-down dari tegangan 20kV
ke 380/220V.  Output Trafo dihubungkan ke incoming LVMDB melalui kabel NYY 0.6/1
kV. Selain bersumber dari PLN, sisi incoming LVMDB juga terdapat sumber Genset yang
dilengkapai dengan sistem ATS/AMF. Di dalam Panel LVMDB terdapat beberapa MCCB
outgoing dan Capasitor Bank.

Masing-masing komponen  yang terdapat dalam gambar di jelaskan fungsi dan bentuknya
secara singkat di bawah ini :

1. Sumber Listrik PLN

Berdasarkan daya tersedia pada PLN untuk sistem sekunder tegangan 380/220V setiap
pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kVA dilayani melalui jaringan
tegangan menengah dengan tegangan nominal 20 kV. PLN  akan melakukan penyambungan
baru setelah pelanggan membayar Biaya Penyambungan Pasang Baru (BPUJL) sesuai daya
kontrak yang di sepakati. Menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
(SPJBTL). Pelanggan wajib memasang instalasi Milik Langganan sesuai standar teknis yang
berlaku dan menunjukkan Sertfikat Laik Operasi (SLO).

1.1. Gardu Beton PLN

Pelanggan diwajibkan menyiapkan Gardu Beton dengan desain dan gambar mengikuti
standart PLN tidak kurang dari lebar 4 m x panjang 5 m x  tinggi 4 m dilengkapi Air
conditioner (AC) seperti Gambar 2. Menjadi lingkup pekerjaan PLN adalah menarik Saluran
Kabel Tegangan Menengah (SKTM) 20 kV dari Saluran Umum Tegangan Menengah
(SUTM), memasang Cut Out pada Tiang TM terdekat, menyiapkan MV Cubicle PLN
kemudian diletakkan di dalam Gardu Beton dan memasang kWh Meter. Gardu Beton akan di
kunci dan di segel PLN.
Gambar 2. Gardu Beton PLN

1.2. MV Cubicle PLN

MV Cubicle yang di tunjukkan Gambar 3 akan di suply PLN termasuk dalam biaya BPUJL.
Kubikel  ialah  suatu  perlengkapan  atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali,
penghubung  dan  pelindung  serta  membagi  tenaga listrik dari sumber tenaga listrik,
Kubikel istilah umum yang mencangkup peralatan switching dan kombinasinya dengan
peralatan kontrol, pengukuran, proteksi dan peralatan pengatur. Peralatan tersebut dirakit dan
saling terkait dengan perlengkapan, selungkup dan penyangga. Sesuai IEC 298 : 1990 di
despesifikasikan sebagai perlengkapan hubung bagi dan kontrol berselungkup logam rakitan
pabrik untuk arus bolak-balik dengan tegangan pengenal diatas 1 kV sampai dengan dan
termasuk 35 kV, untuk pasangan dalam dan pasangan luar dan untuk frekuensi sampai 50 Hz
[2].
Gambar 3. Medium Voltage (MV) Cubicle PLN

2. Medium Voltage Main Distribution Board (MVMDB)

Medium Voltage Panel milik pelanggan di tunjukkan Gambar 4 ini berfungsi sebagai
penghubung dan pemutus saluran listrik ( 6.6 – 24 kV ) dari PLN, menyalurkan tenaga listrik
atau tegangan dari Gardu Beton PLN menuju Transformator Step-Down selanjutnya ke
LVMDP. Istilah Medium Voltage Panel kadang disebut juga MV Cubicle , Distribution
Board, Switchgear dll. Didalam MV panel ini, biasanya terdapat Bus Bar , Circuit Breaker,
Load Break Switch (LBS), Disconnecting Switch ( DS ), Earthing Switch ( ES ), Current
Transformer (Trafo Arus ), ( CT ), Potential Transformer ( Trafo Tegangan ), ( PT’ ),
Peralatan Ukur ( Volt meter, ampere meter, dsb ), Interlocking ( kontrol ), Relay proteksi.
Gambar 4. Medium
Voltage Main Distribution Board (MVMDB) Pelanggan

2.1. Spesifikasi Teknis Medium Voltage Incoming Cubicle Panel ( 1 unit )

Rated maximum Voltage 24kV, Rated current – Load Break Switch 3P 630A, Rated current
Busbar 630A, MV Cubicle Incoming type IM (SF6 LBS), Manual Operated [3]

2.2. Spesifikasi Teknis Medium Voltage Outgoing Cubicle Panel ( 1 unit )

Rated maximum Voltage 24kV, Rated current Disconnecting switch 3P 630A, Rated current
Busbar 630A, Rated current Circuit Breaker 3P 630A, MV Cubicle Incoming type DM1-A
(SF6 CB), Manual Operated, Power meter PM5560, Protection relay Sepam series T42
(Standart  Jatim).

3. Transformator Distribusi Step-Down

Tranformator Distribusi Step-Down kapasitas 2000 kVA yang di tunjukkan pada Gambar 5
ini berfungsi untuk menurunkan tegangan menegah 20 kV dari PLN menjadi tegangan rendah
380/220V untuk di distribusikan kepada beban mesin dan penerangan. Trafo distribusi
berpendingin minyak (Oil-Immersed Distribution Transformer) adalah trafo distribusi di
mana bagian dalam trafo tenggelam dalam minyak. Oli berfungsi sebagai media isolasi dan
pendingin [4].
Gambar 5. Trafo
Distribusi Step-Down 20 kV to 220/380V Daya 2000 kVA

Contruction

Cooling System ONAN, Aplication indoor or Outdoor, Type of cooler Panel Radiator Fins or
Corrugated Fins, Bushing Position Top-top/ Top-side/ Side-side, Bushing Protection w/ or
w/o LV & HV Chamber.

Spesifikasi teknis

Kapasitas 2000 kVA, No Load Losses 2700 Watt, Load Losses 25000 Watt, Impedance 7%,
Exciting Current 2%, Oil Volume 1300 Liters, Transformer Total Weight 4215 kgs,
Dimensional Approximately 2140 mm Length x 1440 mm Wigth x 2015 mm Height.

Accessories :

Oil Level Indicator, Oil Thermo Indicator, Winding Thermo Indicator, Pressure Relief
Device, RIS, DGPT2, DMCR and other accessories.

4. Generator Set (Genset)

Kehandalan (realiability) pasokan listrik dalam industri sangat diperlukan karena


berhubungan dengan produktivitas perusahaan. Apabila sumber listrik utama dari PLN terjadi
gangguan atau pemadaman maka diperlukan sumber listrik cadangan seperti Genset sebagai
Back-up. Genset adalah satu set mesin yang terdiri dari motor bakar sebagai penggerak yang
di hubungkan dengan alternator untuk menghasilkan sebuah daya listrik. Gambar 6
menunjukkan Genset yang berfungsi sebagai sumber cadangan listrik apabila PLN
mengalami ganguan kelistrikan atau pemadaman.
Genset 500 kVA Silent Doosan
DP158LD

5. Low Voltage Main Distribution Board (LVMDB)

Gambar 7. Low Voltage Main Distribution Board (LVMDB)

Panel LVMDP atau disebut panel utama tegangan rendah yang ditunjukkan Gambar 7
berfungsi menerima tenaga listrik dari sumber (incoming) baik itu dari PLN, Genset, Turbin
Uap atau Gas secara bergantian, bersamaan atau paralel. Fungsi lainnya adalah pengendali,
penghubung  dan  pelindung  serta  membagi  tenaga listrik dari sumber tenaga listrik.
Melindungi dari short circuit, menjaga kestabilan, membagi tenaga listrik ke beberapa circuit.
Bagian-bagian dari LVMDB adalah :
5.1. Incoming PLN

Air Circuit Breaker (ACB) 2000 A lengkap dengan pilot lamp, unit control dan metering
seperti Ampere meter, Volt meter, Watt meter, Cos Q meter, Frekuensi meter dan kWh meter

5.2. Incoming Genset

Panel kontrol Genset berfungsi untuk mengatur memutus, menghubungkan dan


mengendalikan Genset. Fungsi tersebut termasuk :

5.2.1. Automatic Transfer Switch (ATS)

Panel Automatic Transfer Switch (ATS) adalah sistem pengontrolan yang berfungsi untuk
mengganti koneksi secara otomatis dari satu sumber tegangan listrik ke satu sumber tegangan
listrik lainnya. Keadaan pergantian tersebut disebut juga dengan Automatic COS (Change
Over Switch). Perpindahan sumber tegangan dapat saja dilakukan dengan ATS namun Genset
yang menghidupkan sumber tegangan sebagai pengganti sumber tegangan utama (PLN) tidak
aktif secara otomatis. agar sistem ATS dapat bekerja secara otomatis harus didukung dengan
sistem AMF.

5.2.2. Automatic Main Failure (AMF)

Panel Automatic Main Failure (AMF) adalah sistem kendali yang berguna untuk menyalakan
mesin genset (starter mesin genset) ketika beban yang disuplai suatu tegangan kehilangan
sumber utamanya yaitu PLN. Jadi ketika beban kehilangan sumber tegangan utamanya yaitu
PLN, secara serta merta genset akan starter secara otomatis (1 kali starter), setelah mesin
genset menyala, ATS mulai mengganti koneksi dari sumber tegangan utama ke sumber
tegangan cadangan (Genset).

5.2.3. Synchronizing

Panel sinkron Genset berfungsi menggabungkan sumber listrik dari dua atau lebih unit
generator. Juga bisa disebut juga memparalel beberapa generator. Fungsinya agar mendapat
tenaga lebih di jalur yang sama.

5.3. Out Going Distribution Breaker

Berisi beberapa Mould Case Circuit Breaker (MCCB) dilengkapai control dan metering
berfungsi untuk menghubungkan, memutus dan mengamankan jaringan menuju Sub
Distribution Panel (SDP).

5.4. Capasitor Bank

Panel ini berfungsi memperbaiki power factor dalam rentang 0.85 s/d 0.99. Jika nilai Cos Q
kurang dari 0,85 maka PLN akan memberlakukan denda. Fungsi lainnya adalah menghindari
kelebihan beban, efisiensi daya, dan memberi perlindungan pada peralatan elektronik. Salah
satunya adalah sebagai penurun ampere dengan beban motor, sebagai penghilang daya
induktif pada motor, membuat motor lebih stabil dan dingin sekaligus menghemat pemakaian
energi listrik. Capacitor bank yang terpasang adalah 12 x 30 KVAR termasuk automatic
Power Factor Regulator.
6. Motor Control Center (MCC)

Dalam aplikasi industri ditemukan banyak motor listrik sebagai penggerak mesin dalam
proses produksi. Penggunaan Motor Listrik berfungsi sebagai penggerak material handling
seperti crane, conveyor, elevator, Fan, Blower, Pompa dan Compresor. Dalam
mengendalikan motor tersebut diperlukan Starting Panel yang berjumlah banyak untuk
fungsi start-stop, interlock, berurutan (sequence), pengaman hubung singkat (over current),
pengaman beban lebih (overload) dan sebagai indikator. Beberapa system automation
diperlukan untuk proses control, monitoring, HMI dan SCADA. Agar system control panel
lebih efektif dan efisien dalam monitoring, kebutuhan ruang panel, proses instalasi,
perawatan dan biaya maka diperlukan sistem pengendali motor terpusat yang di kenal dengan
Motor Control Center(MCC) yang ditunjukkan pada Gambar 8.

Motor Control Center (MCC) adalah pusat pengendali motor yang yang berisi beberapa
Modul Starting Motor berfungsi untuk mengendalikan beberapa motor dalam satu Panel
Listrik secara terpusat. Tiap modul Starting Motor tersebut berisi komponen listrik berupa
MCCB, Magnetic Contactor (MC), Over Load (OL) dan beberapa aksesoris pelengkap
seperti pilot lamp, push button, terminal, metering dan lain-lain. Tiap modul Starting Panel
tersebut membentuk satu rangkaian wiring berupa Starting Direct on Line (DOL), Start Delta,
Soft Sarter, Variable Speed Drive (VSD) atau Starting Auto Transformator (Auto-Trafo)

Gambar 8. Motor Control Center (MCC)

Referensi.

[1] Susanto, I. 2019. Maintenance Data Record (MDR) Proyek Pembangunan Workshop
Machining Center, Boma Bisma Indra PT, Surabaya.

[2] https://armanbacktrak5.wordpress.com/2017/02/12/kubikel-20-kv/
[3] https://www.se.com/id/id/product-category/87897-medium-voltage-switchgear, diakses
tahun 2020.

[4] Bambang Djaja, 2020. B&D Distribution Transformer Oil Immersed.


https://bambangdjaja.com/id/products/main-distribution-transformer, diakses tahun 2020.

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: Distribusi, Gardu Beton, genset, industri,
LVMDB, MCC, Metering, MVMDB, PLN, Single Line Diagram, Trafo, Transformator | 3
Comments »

Daya Tersedia Pada PLN untuk Sistem Sekunder


Tegangan 220/380V
Posted on Februari 25, 2020 by ivanemmoy

Daya Listrik yang tersedia pada PLN untuk sistem sekunder Tegangan Rendah (TR) dengan
tegangan 220/380 V di tunjukkan pada Tabel1

Daya listrik yang tersedia pada PLN untuk sistem sekunder Tegangan Menengah (TM)
dengan tegangan 220/380 V di tunjukkan pada Tabel2
Daya Tersedia pada PLN untuk Pemasangan Baru atau Tambah Daya Sistem Distribusi TM
20 kV

Daya Trafo Distribusi yang terdapat pada Pasaran untuk sistem sekunder Tegangan
Menengah (TM) dengan Trafo Distribusi SPLN D3 untuk trafo 1 fasa dan 3 fasa tegangan
220/380 V di tunjukkan pada Tabel3
Trafo Distribusi SPLN D3 untuk trafo 1 fasa dan 3 fasa

Daya Trafo Distribusi yang terdapat pada Pasaran untuk sistem sekunder Tegangan
Menengah (TM) dengan Trafo Distribusi Berpendingin Minyak (Oil Immersed Transformers)
dengan standart IEC 60076 tegangan 220/380 V di tunjukkan pada Tabel4
Trafo Distribusi Berpendingin Minyak (Oil Immersed Transformers) dengan standart IEC
60076

[1] https://www.pln.co.id/pelanggan/layanan-online

[2] https://www.trafoindonesia.com/pdf/all-product-catalog

[3] https://bambangdjaja.com/id/products/main-distribution-transformer/

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: Ampere, Daya, daya tersedia, Distribusi, Pasang
Baru Listrik, Pembatas Arus, PLN, Tegangan Menengah, Tegangan Rendah, Trafo,
Transformator | 2 Comments »

Biaya Pasang Baru dan Pemakaian Minimal Listrik PLN


Tarif Industri
Posted on Februari 21, 2020 by ivanemmoy

1. Pendahuluan
Dalam pelaksanaan awal proyek terdapat
lingkup pekerjaan yang berhubungan dengan sambungan baru listrik PLN Tegangan
Menengah (TM) 20 kV dengan item pekerjaan sebagai berikut :

1. Sambungan PLN 1600 kVA; lengkap dengan BP & UJL, sertifikasi Konsuil Gresik
(SLO).
2. Distribution Transformer; 2000kVA,3p,20kV/400V, Elastimold Primair Bushing,
DGPT Protection Relay, Oil Immersed.
3. Incoming Cubicle Panel, lengkap dengan meterin, Rated max voltage 24 kV, Rated
current busbar 630 A, Operated Manual.
4. Outgoing Cubicle Panel, lengkap dengan metering, Rated max voltage 24 kV, Rated
current busbar 630 A, Operated Manual.
5. From MVMDP. PLN to MVMDP Costumer ; N2XSEY 3 x 185 mm2
6. From MVMDP Costumer to Trafo ; N2XSEY 3 x 1 x 185 mm2 + NYY 2x 2,5 mm2
7. Heat shrink termination 20 KV indoor

Hal yang terbayang dalam melaksanakan lingkup pekerjaan tersebut adalah syarat-syarat apa
yang harus disiapkan, batas lingkup pekerjaan antara PLN dan Pelanggan serta berapa besar
biaya yang harus dikeluarkan. Setelah dilakukan koordinasi bersama antara pemilik dan
kontraktor di kantor PLN Unit Pelayanan dan Jasa (UPJ) didapatkan informasi sebagai
berikut :

1. Sesuai dengan daya kontrak pemasangan baru listrik PLN lengkap dengan biaya BP,
UJL dan SLO pada proyek pembangunan sebesar 1600 kVA, bahwa standar Daya
Tersedia Pada PLN untuk Sistem Sekunder Tegangan 220/380V pemasangan baru
listrik PLN yang mendekati adalah daya 1.110 kVA; daya 1.385 kVA, daya 1730
kVA ditunjukkan pada Tabel1.
2. Biaya pemakaian atau energi minimal adalah 40 jam x kVA x tarif (Rp. 1.035,78)
3. Syarat permohonan pemasangan baru Listrik
4. Terkait rencana pemindahan atau perubahan Jaringan Saluran Umum Tegangan
Menengah (SUTM) yang terlalu rendah dan dianggap menggangu atau menghalangi
di area Gerbang pintu masuk proyek. Pemohon diminta mengirimkan surat
permohonan kepada PLN UPJ untuk dapat respon dan rekomendasi beserta biaya
yang diperlukan.
5. Simulasi biaya BP UJL belum termasuk SLO dan biaya pemakaian minimal bulanan
masing2 daya ditunjukkan pada Gambar2.
6. Lembaga Inspeksi Teknis untuk SLO
7. Pelanggan Membangun dan menyiapkan Gardu Beton lengkap dengan Air
Conditioner (AC) sesuai Desain Standart Gardu Beton PLN
Tabel 1. Daya Tersedia PLN Sistem Sekunder TM 20 kV

Daya Tersedia pada PLN untuk Pemasangan Baru atau Tambah Daya Sistem Distribusi TM
20 kV

2. Biaya Pasang Baru Listrik PLN

Biaya Penyambungan (BP) adalah biaya yang dibayar konsumen untuk memperoleh
penyambungan tenaga listrik atau penambahan daya.

Uang Jaminan Langganan (UJL) Tenaga Listrik adalah jaminan berupa uang atau bank
garansi yang dikeluarkan oleh perbankan nasional atas pemakaian daya dan energi listrik
selama menjadi Konsumen.

Konsumen yang mengakhiri Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik atau berpindah ke Tarif
Tenaga Listrik Prabayar, Jaminan Langganan Tenaga Listrik dikembalikan kepada
Konsumen setelah diperhitungkan dengan tagihan listrik dan semua hutang kepada PT PLN
(Persero) yang belum dilunasi.

Simulasi biaya BP UJL pemasangan baru Listrik PLN untuk daya yang mendekati dari
permintaan adalah :
 Daya 1110 kVA dengan biaya BP UJL sebesar Rp.   950.116.000,-
 Daya 1385 kVA dengan biaya BP UJL sebesar Rp. 1.185.566.000,-
 Daya 1730 kVA dengan biaya BP UJL sebesar Rp. 1.480.886.000,-

Gambar 2.
Simulasi Biaya BP UJL Tarif I3 Daya 1110 kVA

Untuk Daya 1110 kVA disimulasikan Biaya Penyambungan (BP) Rp. 700,410,000.-, Uang
Jaminan Langgan (UJL) Rp. 249,750,000.-, Bea Meterai Rp. 6,000.-, Total Rp. 950,166,000.-

Biaya tersebut belum termasuk biaya Sertifikasi Laik Operasi (SLO) yang dilakukan oleh
Lembaga Inspeksi Teknik yang di tunjuk dan terdaftar pad Menteri ESDM.

3. Biaya Pemakaian Listrik Minimal

Dalam memutuskan berapa daya yang harus di daftarkan pada PLN harus memperhitungkan
konsumsi daya yang di butuhkan. Upaya penghematan listrik dengan mengurangi beban
listrik dan lampu di malam hari terkadang tidak berarti ketika konsumsi kita kurang dari
pemakaian minimum. Artinya meskipun kita berhemat listrik dengan mengurangi penerangan
di malam jika pemakaian kita kurang dari syarat 40 jam KVA maka kita tetap dikenai beban
kontrak minimum.

Biaya pemakaian atau energi minimal adalah 40 jam x kVA x tarif dengan kalkulasi untuk
masing- masing daya adalah sebagai berikut :

 Daya 1110 kVA adalah 40 x 1.110 kVA x Rp. 1.035,78 sebesar Rp. 45.988.632,-
 Daya 1385 kVA adalah 40 x 1.385 kVA x Rp. 1.035,78 sebesar Rp. 57.382.212,-
 Daya 1730 kVA adalah 40 x 1.730 kVA x Rp. 1.035,78 sebesar Rp. 71.675.976,-

Syarat permohonan pemasangan baru Listrik adalah sebagai berikut :


 Surat permohonan pelanggan, permintaan daya dan alamat.
 Lampiran Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 NPWP
 SIUP
 Copy KTP pemohon.
 Sudah ada Instalasi pelanggan dan Gardu
 Telah memiliki SLO

4. Pengurusan Sertifikat Layak Operasi (SLO)

Setiap instalasi pemanfaatan tenaga listrik wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi sebelum
dilakukan penyambungan tenaga listrik oleh PT PLN (Persero).

Biaya Sertifikasi Laik Operasi (SLO) adalah biaya yang dikeluarkan oleh Konsumen
dalam pelaksanaan sertifikasi instalasi pemanfaatan tenaga listrik termasuk biaya
pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengurus sertifikat layak operasi (SLO) dan Pasang
Baru Listrik (BPUJL) adalah :

1. Membuat surat permohonan Pasang Baru Listrik Daya 1.110 KVA kepada PT. PLN
Persero atau foto copy Surat Ijin Penyambungan dari PT. PLN Persero
2. Surat kuasa dari pemberi tugas kepada pihak penyedia jasa pengurusan pasang baru
listrik
3. Foto copy KTP Direktur/ atas nama dimana alamat perusahaan yang akan dipasang
Baru
4. Foto copy rekening tetangga untuk pasang baru

5. Biaya Sertifikasi Laik Operasi

 Batas atas biaya pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Tegangan Rendah Daya tersambung di atas 1 MVA s.d 2 MVA adalah 11/VA = 11 x
1.110.000 VA = Rp. 12.210.000,-
 Batas atas biaya pemeriksaan dan pengujian Trafo dengan kapasitas Trafo 1.600 kVA
s.d. < 2.500 kVA adalah Rp. 6.500.000
 Batas atas biaya pemeriksaan dan pengujian Kubikel 1 unit adalah Rp. 2.000.000
 Batas atas biaya pemeriksaan dan pengujian Jaringan dengan Panjang saluran Kabel
Tegangan Menengah kurang dari sama dengan 5 kms (kilo meter sirkit) adalah Rp.
4.000.000
 Biaya Tidak Tetap berupa biaya at cost untuk akomodasi, transportasi dan sewa alat
uji

Referensi

[1] https://www.pln.co.id/pelanggan/layanan-online/simulasi-pasang-baru

[2] https://ap2t.pln.co.id/ap2t/Default.aspx
[3] Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, 2017. “Tingkat Mutu Pelayanan Dan Biaya
Yang Terkait Dengan Penyaluran Tenaga Listrik Oleh PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero)”,  Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2017.

[4] Susanto, I. 2019. Maintenance Data Record (MDR) Proyek Pembangunan Workshop
Machining Center, Boma Bisma Indra PT, Surabaya.

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: BPUJL, Medium Voltage, PLN, SLO, Tarif
Industri, Transformator | 5 Comments »

Peralatan Utama Pompa Hydrant dan Domestik


Posted on Februari 5, 2020 by ivanemmoy

Pompa hydrant merupakan komponen penting dalam instalasi hydrant. Pompa hydrant
berfungsi untuk memompa air dari reservoir (penampungan air) ke seluruh jaringan hydrant.
Pada Proyek Workshop Machining Center ini, disamping terdapat 3 pompa Hydrant sesuai
standar NFPA. Juga terdapat Pompa Sumur dan pompa Tranfer dengan Spesifikasi Pompa
sebagai berikuit :

terdiri dari jockey pump, electric pump dan diesel pump

Jockey Pump (1 Unit)

Type pompa                                 :   Centrifugal multi stage pump

Kapasitas                                      :   25 gpm.

Head pompa                                 :   85 meter


Putaran pompa                             :   2.900 rpm

Daya pompa                                 :   3.0  kW

Karakteristik listrik                      :   380 V, 3 phase, 50 Hz, DOL.

J u m l a h                                     :   1 (satu) unit.

Lengkap dengan panel kontrol Jockey Pump

Electric Fire Pump (1 Unit)

Type pompa                                 :   Centrifugal End Suction

Kapasitas                                      :   500 gpm.

Head pompa                                 :   80 meter

Putaran pompa                             :   2.900 rpm

Daya pompa                                 :   45 kW

Karakteristik listrik                      :   380 V, 3 phase, 50 Hz, Star Delta Start

J u m l a h                                     :   1 (satu) unit.

Lengkap dengan Panel Kontrol Electric Fire Pump.

Diesel  Fire Hydrant Pump (1 Unit)

Type pompa                                  :   Centrifugal End Suction

Kapasitas                                       :   500 gpm.

Head pompa                                  :   80 meter

Putaran pompa                              :   2.900 rpm

Type Engine                                  :   Diesel

P u t a r a n                                    :   2.900 rpm

Sistem Coupling                            :   Direct Connected

D a y a                                           :   62 HP

J u m l a h                                      :   1 (satu) unit

P o w e r                                        :  Accu 12 volt, 50 Amp, 2 buah type maintenance  free
Lengkap dengan Panel Kontrol Engine Fire Pump.
Perlengkapan Engine        :

Flexible coupling, Coupling guard, Heat exchanger loop, Batteries, Battery rack, Battery
cable, Silencer, Flexible ex hose connector, Cooling water heater + thermostat.

Pompa Sumur (2 Unit)

 Type pompa                                :   Centrifugal

Kapasitas                                      :   2 m3/h.

Head pompa                                :   25 meter

Daya pompa                                :   1.5  kW

Karakteristik listrik                       :   380 V, 3 phase, 50 Hz, DOL.

J u m l a h                                    :   2 (dua) unit.

Lengkap dengan panel kontrol

Pompa Tranfer (2 Unit)              

Type pompa                                 :   Centrifugal, vertical multi stage pump

Kapasitas                                      :   6 m3/h.

Head pompa                                 :   30 meter

Daya pompa                                 :   1.5  kW

Karakteristik listrik                      :   380 V, 3 phase, 50 Hz, DOL.

J u m l a h                                     :   2 (dua) unit.

Lengkap dengan panel kontrol

Perlengkapan pemipaan / pompa, antara lain :

Coumpond suction gauge, Discharge pressure gauge, Automatic air release valve, Main relief
valve, Enclosed waste cone, ± 165 gallon fuel tank, Fuel system accessories, Fitting package,
Setiap pompa dan sambungan pipa harus digrounding dan untuk pompa harus dilengkapi
variable speed drived.

Filed under: MEP | Tagged: Diesel Pump, electric pump, Fire Fighting, Jockey Pump, Panel
Hydrant, pompa domestik, pompa sumur, pompa transfer | Leave a comment »
Standart Operasional Procedure (SOP) Fire Alarm
System NOTIFIOER NFS-320
Posted on Februari 3, 2020 by ivanemmoy

Intelligent Control Panel Fire Alarm System Type NFS-320 NOTIFIER

Kondisi Panel Normal/ Standby

 Dalam kondisi normal /standby, indikator Power warna hijau menyala


 Indikator Merah Fire Alarm Off
 Indikator Kuning Trouble Off

Kondisi Panel Alarm

Indikator Merah Fire Alarm On / Menyala, Alarm bell berbunyi,Terdapat informasi Alrm
pada LCD display.

1. Tekan Tombol SIGNAL SILENCE (High LED Signal Silence Menyala) untuk
mematikan Bell/ Horn di lokasi terjadi ALARM.
2. Tekan Tombol ACKNOWLEDGE untuk mematikan bunyi buzzer pada Panel MCFA
3. Lihat pada LCD Display address/ lokasi mana yang terjadi ALRM
4. Cek lokasi ALARM
5. Laporkan kejadian yang sebenarnya
6. Bila terjadi kebakaran, lakukan prosedur pemadaman kebakaran yang berlaku
7. Bila terjadi False Alarm/ Detector Kotor, bersihkan detector yang bersangkutan
8. Bila dari hasil pemeriksaan tidak terjadi kebakaran, tekan tombol System Reset untuk
menormalkan system

Kondisi Panel Trouble

indikator kuning trouble berkedip

1. Tekan tombol Acknowledge, buzer akan berhenti


2. Check apa penyebab trouble dan perbaiki
3. Jika penyebab trouble sudah dapat di atasi maka LED Trouble akan normal secara
otomatis
4. Hubungi Service Maintenance Support apabila masih Trouble

Filed under: Automation, ELECTRICAL, MEP | Tagged: Fire alarm, Fire Fighting, MCFA,
notifier | 1 Comment »

Pekerjaan Instalasi Sistem Hydrant I


Posted on Januari 31, 2020 by ivanemmoy

Tujuan

Pemasangan sistem hydrant untuk perlindungan  terhadap kebakaran dengan sistem


penyimpanan air (Water Tank) kapasitas 150 m3 dengan menggunakan pompa fire hydrant
yang mampu menghasilkan tekanan 9 sampai dengan 10 bar. Tujuan pekerjaan ini adalah
pekerjaan instalasi mekanikal Hidrant System keseluruhan yang meliputi pengadaan,
transportasi, pembuatan dan pemasangan peralatan dan bahan utama serta peralatan bantu dan
pengujian. Sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai AML spesifikasi,
gambar dan Bill of Quantity pada Proyek

Lingkup Pekerjaan

1. Pengadaan dan pemasangan Pompa Hydrant


2. Pengadaan dan pemasangan Water Tank 150 m3
3. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Pipa Hydrant
4. Pengadaan dan Pemasangan Hydrant Pillar dan Hydrant box
5. Testing & Commissioning.

Dokumen Yang Terkait / Referensi

 SNI-03-1745-2000 tentang Pipa Tegak dan Silang.


 SNI-03-3989-2000 tentang Sprinkler
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tanggal 30 Desember 2008
tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.

Tanggung Jawab

 Construction Manager : Bertugas mengawasi proyek instalasi sistem Instalasi Hidrant


& Splinker di lokasi proyek
 Site Engineer : Bertugas merancang prosedur dan kalkulasi teknik sesuai dengan
spesifikasi dari client/owner
 Supervisor : Bertugas mengawasi parameter yang telah ditentukan pada spesifikasi
teknis.

Pedoman Umum Pelaksanaan Instalasi Hydrant.

 Memeriksa dan memastikan status drawing (revision/approve for construction).


 Review drawing dan survey lapangan untuk menentukan layout of support and piping 
sehingga mendapatkan centerlines yang benar dengan toleransi yang di izinkan.
 Memeriksa posisi elevasi, dimensi pekerjaan sipil, kondisi pipa, posisi pipa
underground atau di pipe rack atau diatas gantungan. Tujuannya untuk dapat
memodifikasi prosedur dan dokumen erection, jika diperlukan setelah disetujui.
 Mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan seperti Bill of Material dan lainnya.
 Memeriksa status packing list.
 Memeriksa wilayah kerja yang bersih dan bebas dari kondisi lingkungan baik guna
keamanan dan keselamatan.
Hydrant System

 Berfungsi untuk supply air dari reservoir yang akan digunakan untuk menanggulangi
terjadinya kebakaran yang lebih besar.
 Komponen hydrant box antara lain box, valve dan
 Type hydrant box Indoor dan Outdoor.
 Siamese Connection adalah suatu inlet dengan dua atau lebih penghubung ke selang
sehingga air bisa dialirkan mobil pemadam kebakaran ke bangunan.
 Hydrant pillar berfungsi sebagai outlet yang biasanya dihubungkan ke selang
pemadam kebakaran untuk menyemprotkan air.

Bahan Material & Peralatan

Bahan Material

·         Main electric  fire pump


·         Siamese Connection
·         Diesel fire pump
·         Hydrant box & Acc
·         Jockey fire pump
·         Hydrant Pillar
·         Diafragma Tank
·         Fire Extinguisher
·         Valve
·         Material bantu
·         Pipa Gip/ black steel

Peralatan

·         Trafo Las


·         Cutting torch.
·         Cutting well
·         Kunci pas
·         Gerinda
·         Chain block – Vertikal.
·         Mesin Bor
·         Stringging (Alat bantu pindah
material)
·         Takel
·         APD (Alat Pelindung Diri)
·         Kunci pipa dan kunci pas

Filed under: MEP | Tagged: Fire Fighting, Hydrant box, instalasi pipa, Metode Pelaksanaan,
Pillar Hydrant, pompa hydrant, siamese, Sprinkler | Leave a comment »

Petunjuk Pengoperasian Perangkat Elektronika


Tata Suara
Posted on Agustus 29, 2019 by ivanemmoy

Umum

Perangkat ini digunakan sebagai kebutuhan panggilan atau pengumuman ke setiap titik
speaker yang telah terpasang sesuai perencanaan. Dapat juga sebagai pendistribusian sumber
musik ke seluruh maupun bagian area yang telah diprogram.

Gambar1. Main Unit Public Address Rack System

Syarat dan ketentuan umum yang harus dilakukan adalah

 Perencanaan sistem tata suara ini disusun dalam Cabinet Rack model CR-15U
 Rack dilengkapi dengan Ventilasi. Jauhkan dari debu dan bersihkan selalu area di
sekitarnya.
 Power yang digunakan adalah sesuai dengan standart PLN 220v AC 50/60 HZ
 Jaga suhu ruangan untuk mendapatkan suhu yang sesuai dengan syarat dalam tiap-tiap
isi perangkat

Pengoperasian System

Menghidupkan / mematikan perangkat sentral

 Ukur sumber power rack untuk memastikan bahwa tegangan yang keluar dari sumber
( PLN dan lain-lain) adalah 220V AC
 Pastikan perangkat-perangkat di dalam rack semua dalam posisi ON.
 Pastikan seluruh Volume dalam posisi yang telah di tentukan
 Hidupkan saklar utama ke posisi on pada “power switch panel” pada sistim rak.
 Hidupkan “PERANGKAT INPUTAN” ( cd / radio tuner / tape / wireless receiver dll )
 Atur volume pada mixer maupun amplifier (jika ada), sesuaikan tingkat kekerasan
suara sehingga di dapatkan suara yang optimal
 Lakukan hal yang sebaliknya untuk mematikan perangkat sentral

Mengaktifkan BGM
Pada system ini menggunakan 1 buah Z-CD2011R yang berfungsi sebagai BGM Player
dengan menggunakan Radio/USB/Compact Disc sebagai sumber suara musik yang dapat
disalurkan keseluruh area,

RADIO

 Tekan tombol fungsi Radio pada Z-CD2011R untuk menghidupkan RADIO


 Tekan Memory Channel yang diinginkan untuk memainkan Fungsi Radio

CD PLAYER

 Tekan tombol fungsi CD Player pada Z-CD2011R untuk mengaktifkan CD Player


 Masukkan compact disc atau tekan fungsi USB dan tekan tombol play.

Untuk besarnya kecilnya volume dapat diatur pada modul D-001R & Output Volume Master
pada M-9000M2 yang disesuaikan dengan kebutuhan,  lalu pilih area yang akan diaktifkan
dengan cara  menekan  switch  Speaker  Selector.

Mixer M-9000M2 ini berfungsi sebagai pencampur suara, terdiri dari musik, paging,
emergency. untuk mendengarkan musik kita dapat memilih  ( tape / c disc / radio ), dengan
mengatur kekerasan suara melalui modul D-001R pada masing masing volume ( musik ).

Melakukan panggilan pengumuman (Central)

Remote Mic RM-200M 

 Untuk paging kita dapat mengatur suaranya melalui  modul D-001T ( paging ). Dari
semuanya ini tergantung juga dari volume master output, karena jika master “0”
maka semua input akan mati ,kita juga dapat mengatur  BASS dan TREBLE melalui
modul ini.
 Tekan tombol Zone sesuai yang diinginkan pada Remote Microphone RM-200M.
 Tekan tombol TALK pada mikropon  RM-200M tunggu hingga nada  panggilan
selesai , lakukan pengumuman dengan suara dengan artikulasi yang jelas dan tingkat
kekerasan suara yan sewajarnya. ( Note : Lihat Lampiran jenis mikropon yang
digunakan pada sistim terpasang ). Suara pengumuman akan terdengar di area yang
telah di program di sentral.
 Speaker selector berfungsi untuk mengaktifkan suara ke area / lantai , jadi bila akan
membunyikan  musik / paging ,maka switch yang bersangkutan harus di ON kan .
Posisi tekan ( ON ) pasisi lepas ( OFF ) speaker selector ini mempunyai fasilitas
maks: 10 input dan  10 output  + 1  switch all .
 Matikan kembali tombol TALK .

Perhatian !
Setiap peralatan tersebut diatas mempunyai label yang menunjukkan tegangan listrik/power
supply yang dibutuhkan. Sebelum menggunakan peralatan sebaiknya diperiksa tegangan
listrik/power supply yang dibutuhkan masing-masing alat.

Jika ada sekering/fuse yang putus jangan menggantinya dengan yang berkapasitas arus
lebih besar, karena akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah dari peralatan
bersangkutan atau yang lainnya.

Filed under: ELECTRICAL, MEP, SOP | Tagged: Amplifier, Loudspeaker, Microphone,


Mixer, public address, sounds system, tata suara, TOA | 1 Comment »

SISTEM TATA SUARA


Posted on Juli 22, 2019 by ivanemmoy

Definisi

Tata suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara
pertunjukan, pertemuan, rekaman dan lain lain. Tata suara erat kaitannya dengan pengaturan
penguatan suara agar bisa terdengar keras tanpa mengabaikan kualitas suara-suara yang
dikuatkan [1]. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon, kabel-kabel,
prosesor dan efek suara, serta pengaturan konsul mixer, juga audio power amplifier dan
speaker-speakernya secara keseluruhan. Peralatan Tata suara gedung banyak ditemukan di
Gedung perkantoran, Mall, Apartemen, Hotel, Bandara, Stasiun atau ruang public lainnya.

Bagian Sistem Tata Suara

1. Back Ground Musik

Music atau Suara yang dapat disampaikan secara luas melalui speaker yang telah terpasang
sesuai dengan rencana. Music dapat diatur pada Sentral Tata Suara (rak sistem) sehingga
dapat menghasilkan suara yang baik.

2. Public Address

Sarana penyampaian informasi kepada khalayak ramai (umum) dengan cepat dan mudah
melalui speaker yang terpasang. Penyampaian informasi didukung Sentral Tata Suara(rak
sistem) dilengkapi dengan Paging Microphone.

3. Emergency

Pada saat keadaan Emergency, informasai kedaan darurat/bahaya untuk evakuasi,


keselamatan dan keamanan akan dapat diketahui dengan cepat. Setelah Sentral Tata Suara
mendapatkan sinyal tanda bahaya dari panel alarm, Mixer Pre. Amplifier akan memutuskan
semua input dari Cassette Deck, MP3 & CD Player lalu memberikan prioritas utama untuk
bunyi SIRINE, jadi setalah Mixer Pre. Amplifier menerima sinyal dari panel alarm, secara
otomatis semua input akan terputus, kecuali input dari Emergency Microphone, jadi operator
tetap dapat memberikan pesan peringatan.
4. Car Call

Sarana penyampaian informasi kepada pengendara kendaraan dengan cepat dan mudah
karena untuk sistem Car Call ini selain speaker juga dilengkapi dengan Rak Sistem Car Call
dan Microphone yang telah terpasang pada area-area yang telah disesuaikan dengan rencana.

Lingkup Pekerjaan

Gambar 1. Public
Address Block Diagram

Mengacu pada Gambar perencanaan,  pekerjaan  instalasi  Sistem Tata Suara ini secara garis 
besar  lingkup  pekerjaan  antara lain :

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Tata Suara, meliputi
unit sumber sinyal suara (program source) dan penguat sinyal suara (audio amplifire).
2. Pengadaan,  pemasangan  dan  pengujian  unit  kontrol  &  monitor  serta  Sistem  Rak
peralatan-peralatan Sentral Sistem Suara dilengkapi dengan Double Cassette Deck,
Tuner AM/FM, MP3 dan CD Player sebagai sarana yang dapat dipergunakan sesuai
kebutuhan.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Main Distribution Frame (MDF) dan Juction
Box (JB-TS).
4. Pengadaan,  pemasangan  dan  pengujian  kabel-kabel  distribusi  Sistem  Suara 
antara peralatan sentral dan system rak dengan kotak hubung Bagi di setiap lantai.
5. Pengadaan,  pemasangan  dan  pengujian  alat  pengeras  suara  (Loudspeaker)
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak hubung
bagi dengan alat pengeras suara disetiap lantai.
7. Melakukan testing, commissioning, training dan garansi selama 1 tahun.

Spesifikasi Teknis
Gambar 2.
Pemilihan Komponen Sistem Tata Suara

Berdasarkan gambar rencana dan lingkup pekerjaan maka di dapatkan spesifikasi material
dan komponen tata suara sebagai berikut :

Spesifikasi teknis peralatan utama/ Sentral di tunjukkan Gambar 3 adalah : Unit sumber
sinyal suara (program source) meliputi : AM/FM Radio Tuner; CD/MP3 Player; Microphone;
Mixer; Graphic Equalizer; Power Amplifier.

 Auxillary Input Module : Impendasi Input 100 KΩ Balanced, Input Sensitivity -


20dBV/0dBV Swicthable, Respon Frekwensi 30 – 20.000 Hz
 Radio Tunner : Tuning control auto/manual switch able, Impendasi output 10 K ohm
un balanced, Band AM/FM.
 Power Amplifier : Frequency respose 20 – 20000 Hz ± 3 Db, Power output 240 W,
Line Voltage 50 V, 70 V, 100 V, Noise Level 70 dB, Input Sensitivity 0 dBs/775 mV,
Input 2 program / 2 priority.
 Microphone : Type Unidirectional + Chime, Output Chime, – 45dBV Unbalanced,
Mic – 53dB Unbalanced
 Mixer Module Input Capacity 10 Module
 Mixer Power Ampli Car Call : Rated Output 240 Watts, Frequency Response 50 ~
20.000 Hz, Input 3 mic, 2 Aux, Tone Control Bass, Treble, Programming Function
Muting.

Loudspeaker terdiri dari Ceiling speaker, Horn Speaker, Coulumn Speaker dan Volume
Control.

 Ceiling Speaker Power handling capacity 6 watt (di Tap pada 1,5 watt), Input
Impedance 1 k ohm, SPL 90 dB pada 1 kHz dengan input 1 watt, Frequency range
100 – 12000 Hz.
 Horn Speaker Power handling capacity 25 watt, Input Impedance 1 k Ohm, SPL 109
dB, Frequency range 330 ~ 10,511 Hz.
 Volume Control : Input Capacity   6 / 30 Watts, Level Control 4 Step.
Gambar 3. Peralatan Utama Sistem Tata Suara

Perangkat Elektronika Sistem Tata Suara

1. Racking System, 1.1 Power Switch Panel, 1.2. CD Player, FM & USB input, 1.3.
Microphone Receiver Panel, 

1.4. Mixer, 1.5. Power Amplifier, 1.6. Speaker Selector, 1.7. Sound System Junction Box, 2.
Microphone, 3. Volume Control Dinding, 4. Loadspeaker, 4.1. Ceiling speaker, 4.2. Wall
Speaker, 4.3. Column Speaker, 4.4. Horn Speaker

Sedangkan Petunjuk Pengoperasian Perangkat Elektronika Tata Suara dapat dilihat


pada halaman berikutnya

Referensi

[1]. Waluyanti S., 2008. Modul SMK Teknik Audio Video, Bab II System Suara., Direktorat
Pembinaan SMK. Jakarta.

[2]. http://eenpertiwidg.blogspot.com/2013/02/sistem-tata-suara_6819.html

[3]. Amron B., 2017. Perancangan Sistem Tata Suaramasjid Al Aqsha Sukodono-Sidoarjo,
Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

[4]. I., Susanto, 2019. Maintenance Data Record (MDR) Pembangunan Workshop
Machining Center, Boma Bisma Indra, Surabaya.

Filed under: MEP, public address | Tagged: Amplifier, bosch, ceiling speaker, chimegong,
horn speaker, Microphone, Mixer, public adress, sounds system, TOA, wall speaker | Leave a
comment »

Unloading Procedure Fuel Depot Aviation


Posted on Januari 30, 2019 by ivanemmoy
1. Product Information
Aviation fuel will have to be provided to aircraft operating into/from Oe-cusse International
Airport. These aircraft will range from medium to short haul passenger jetliners with the
occasional wide body long haul charter flight and it is assumed that general aviation piston
driven private aircraft may demand this airport mainly for business purpose.

Figure 1. Oe-cusse
International Airport Layout

To cater for these needs, Oe-cusse International Airport requires that its Master Plan
contemplates the design and construction of an aviation fuel depot, and designed to comply
with the best aviation standards in terms of safety and environment protection. The project
requirement is to service fuel aviation fuel consumption are as follow:

 Aviation fuel requirements


o Aircraft assumption : 4 aircraft code C strands together at the same time; 2
aircraft code C and 1 code E strands at the same time
o General aviation (no feasible forecast)
o Helicopter : 2 aircraft considered on original scope
 Ground Support fuel requirements
o Ground Support aircraft tanker : minimum 4 tanker truck for 4 parking strands
o Ground Support Equipment (GSE) assumption : 2 baggage/cargo tow tractor;
8 closed baggage carts; 1 aircraft pushback and tow tractor; Jet engine air start
unit; 2 cleaning service car; 1 lavatory service car; 1 ground power unit; 2
passenger stair truck; 4 caster bed pallet trailer
o Rescue & Fire Fighting Services (RFFS) assumption : 2 fire fighting vehicles;
1 ambulance; 4×4 vehicle

2. Start-Up Procedure Avtur/Avgas Pumps

Before start-up prosedure, make sure have installed pumps right, check the coupling
alighment, fill pumps with fluid and check rotation. At normal operating temperature, the
vibration velocity shall not exceed 2.8 mm/s RMS, or 4 mm/s PEAK in any direction. The
maximum acceptable values of DE/NDE bearing temperature during operation shall be 54 oC
(Ambient) + 10 oC.

2.1. Avtur And Avgas Piping & Valve Unloading System


Figure 3.  Flow
diagram unloading avtur system

1. Open all the valves (Manual Valve with Limit swicth and Suction Valve) in system
before start-up pumps
2. Open the discharge valve in system
3. Open the valve on Microfilter and Water separator to differential pressure gauge
4. Open the valve on Positif displacement meter inlet and outlet line
5. Close the valve on by pass pumps
6. Close the valve on by pass Positif displacement meter
7. Close the valve on by pass to loading system
8. Open the valve inlet avtur and avgas storage tank
9. Start on of electric motor
10. Check the pressure gauge for make sure the pump according the pressure discharge
and suction is appropriate
11. If the pump fails to reach the right pressure, do the following steps:
o Stop the electric motor
o Do primming pump
o Start the electric motor
o Check temperature bearing, vibration and noise of pump, if it exceeds the
normal limit stop the electric motor and repair the problem
o Repeat step 10 and 11
12. Check if there is a leak in the system

2.2. Unloading Control & Instrumen System


Figure 4. 
Unloading avtur/avgas control &instrumen system.

Notes :

No. Description Qty Product


1 Unloading flexible house 3 OPW
2 Level Switch High 3 JERGUSON
3 Level switch Low 3 JERGUSON
4 Emegency push button 2 MEDC
NEWSON
5 Earthing switch with clamp 2
GALE
6 Local control panel (LCP) 2 WEIDMULLER
7 Manual valve with limit switch 2 OPW
8 MCC 1 ABB
Emergency disconnecting switch
9 4 KILLARK
(EDS)
10 Pump 4 VIKING
11 Fuel Tank 3 BBI

Process Control Unloading

1. Check power from panel MCC and LCP.


2. Position the selector switch in Incoming MCC panel is ON (RED pilot lamp).
3. Position the selector switch in Instrument panel is ON (RED pilot lamp).
4.

2.1. Avtur And Avgas Piping & Valve Loading System


 

Filed under: MEP | Tagged: Avgas, Avtur, DPPU, Fuel Depot | Leave a comment »

Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU)


Posted on Januari 29, 2019 by ivanemmoy

Pendahuluan.

Instalasi Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) adalah merupakan Instalasi yang berfungsi
menerima’ menimbun dan menyalurkan Bahan Bakar Minyak dan Non Bahan Bakar Minyak
dalam pelayanan di Bandar Udara untuk menunjang operasi pelayanan pengisian bahan bakar
pesawat. Fasilitas pengisian bahan bakar pesawat menurut tipenya sekarang terdapat 2 (dua)
tipe pengisian yaitu pengisian menggunakan jalur pipa (pipeline) dibawah apron atau
menggunakan mobil truck bridger dari fuel farm menuju apron. Penggunaan jalur pipa
(pipeline) dibawah apron banyak digunakan pada Bandar Udara Besar yang mempunyai
tingkat kesibukan penerbangan yang cukup tinggi sedangkan untuk penggunaan mobil
bridger biasanya digunakan pada bandar udara kecil yang mempunyai tingkat kesibukan
penerbangan yang tidak terlalu tinggi.

Scope.

Bahan bakar penerbangan harus disediakan untuk pesawat yang beroperasi ke / dari Bandara
Internasional Oecussi. Pesawat-pesawat ini akan berkisar dari jetliner penumpang jarak
menengah sampai pendek dengan penerbangan charter jarak jauh berbadan lebar sesekali dan
diasumsikan bahwa pesawat umum yang digerakkan oleh piston. Penerbangan umum
menuntut bandara ini untuk tujuan bisnis.
Figure1. Depot
Pengisian Pesawat Udara (DPPU) / Fuel Farm Depot 3D Drawing

Untuk memenuhi kebutuhan ini, Bandara Internasional Oecussi dilengkapi dengan depot
bahan bakar avation, dan dirancang untuk memenuhi standar penerbangan terbaik dalam hal
keselamatan dan perlindungan lingkungan. Perlengkapan untuk melayani konsumsi bahan
bakar penerbangan adalah sebagai berikut:

 Aviation fuel depot area – 600m2 (20m x 30m)


 Storage Tank 80,000 Litres of aviation Fuel Jet A-1 (ø3.8×7.1m)
 Storage Tank 3,000 Litres of AVGAS 100LL (ø2.28×1.4m)
 Adequate and dedicate pump, filter & water separate system
 Unloading area from refinery
 Loading area to aviation Fuel system & Ground Support Fuel
 Fire fighting system internal of Fuel Farm
 Offices (20m2)
 Control post (3m2)
 Landside access from security gate
 Perimeter fence

Ada dua jenis bahan bakar penerbangan yang digunakan di Bandara Internasional Oecussi.
Bahan bakar Jet, aviation turbine fuel (ATF), atau dikenal sebagai avtur, jenis bahan bakar
penerbangan yang dirancang untuk digunakan di pesawat yang ditenagai oleh mesin turbin
gas. Avgas (aviation gasoline), bahan bakar penerbangan yang digunakan dalam mesin
pembakaran internal percikan api untuk mendorong pesawat. Avgas dibedakan dari mogas
(motor gasoline), yang merupakan bensin sehari-hari yang digunakan dalam kendaraan
bermotor dan beberapa pesawat ringan.

Specification :

1. Avtur Tank
Figure2. Avtur Tank 2 x 40 cubic metric made in BBI

MECHANICAL DATA SHEET :


NUMBER OF UNITS TWO
CODE &SPECIFICATION ASME VIII  DIV.1  ( Latest Edition )
FLUID HANDLED AVTUR
NOMINAL CAPACITY 43.6 m3
WORKING CAPACITY 40         (40000 liter) m3
FILLING RATE 32.732     (120 gallon(UK)/min) m3/h
DISCHARGE RATE 32.732     (120 gallon(UK)/min) m3/h
NORMAL PRODUCT HEIGHT 2364 mm
MAXIMUM TEST FILL
2900 mm
HEIGHT
PRODUCT DENSITY @ T, P 775 kg/m³
PRODUCT VAPOUR
0.000105   (0.0015 psia) kg/cm2a
PRESSURE
FULL OF WATER + 700mm H2O
DESIGN PRESSURE
kg/cm2g
DESIGN TEMPERATURE /
71 °C
MDMT
OPERATING PRESS. ATMOSPHERIC kg/cm³a
OPERATING TEMPERATURE 35 °C
HYDROTEST PRESSURE 1.3 X MAP (N&C) kg/cm2g
CORROSION ALLOWANCE:
SHELL 3 mm
HEAD 3 mm
SHELL INSIDE DIAMETER 2900 mm
SHELL LENGTH (TAN / TAN) 6600 mm
TANK ORIENTATION HORIZONTAL
TYPE OF HEAD NON STD. FLANGED DISH HEAD
JOINT EFFICIENCY 85%
SHELL THICKNESS 10     (note 1) mm
HEAD THICKNESS 10     (note 1) mm
SUPPORT TYPE SADDLE
WIND VELOCITY (MAX) 2.8 m/s
SEISMIC FACTOR MODERATE (UBC ZONE 2A)

2. Avgas Tank

Figure3. Avgas Tank made in BBI

MECHANICAL DATA SHEET


:
NUMBER OF UNITS ONE
STANDARD API 650 LATEST EDITION
FLUID HANDLED AVGAS
NOMINAL CAPACITY 5.7     (5700 liter) m3
WORKING CAPACITY 3       (3000 liter) m3
FILLING RATE 2.182     (8 gallon(UK)/min) m3/h
DISCHARGE RATE 2.182     (8 gallon(UK)/min) m3/h
NORMAL PRODUCT HEIGHT 735 mm
MAXIMUM TEST FILL
1400 mm
HEIGHT
PRODUCT DENSITY @ T, P 700 kg/m³
PRODUCT VAPOUR
0.50   (7.1 psia) kg/cm2a
PRESSURE
DESIGN PRESSURE FULL OF WATER + 500mm H2O kg/cm2g
DESIGN TEMPERATURE 71 °C
OPERATING PRESS. ATMOSPHERIC kg/cm³a
OPERATING TEMPERATURE 35 °C
HYDROTEST PRESSURE FOW + 1.5 X DESIGN PRESS. kg/cm2g
CORROSION ALLOWANCE:
SHELL 3 mm
ROOF BOTTOM 3 mm
BOTTOM 3 mm
INSIDE DIAMETER 2280 mm
NOM. HEIGHT 1400 mm
TANK ORIENTATION VERTICAL
ROOF TYPE FIXED CONE ROOF, SLOPE 1 :5
BOTTOM TYPE SLOPE UPWARD 1 : 140 (note 12)
JOINT EFFICIENCY 85%
SHELL THICKNESS 6     (note 1) mm
ROOF THICKNESS 6     (note 1) mm
BOTTOM THICKNESS 8     (note 1) mm
ROOF UNIFORM LIVE LOAD 73.24 (lb/ft2) kg/cm2
WIND VELOCITY (MAX) 2.8 m/s
SEISMIC FACTOR MODERATE (UBC ZONE 2A)

3. Pump, Filter & water separate system

Bahan bakar Jet Penerbangan (Jet A-1), adalah pemindahan dari kilang ke Bandara
Internasional Oecussi menggunakan kontainer truk, kemudian membongkar bahan bakar
menggunakan pompa bongkar 10-PMP-01 A / B, kapasitas 120 GPM. Avtur memompa ke
dua Tangki penyimpanan 10-TNK-01A / B yang masing-masing memiliki kapasitas 40.000
liter. Distribusi dari tangki Penyimpanan Avtur ke pompa pemuatan dilakukan bergantian.
Pada saat satu tangki kosong maka tangki lainnya beroperasi. Flowrate dari pompa unloading
ke tangki penyimpanan akan dipantau melalui flowmeter (PD Meter).

Figure4. Pump & Piping System of Fuel Farm


Depot

Distribusi Avtur dari tangki penyimpanan ke truk distribusi menggunakan pompa


pembuangan Avtur 10-PMP-02 A / B. Pompa pelepasan avtur terdiri dari dua pompa dan
masing-masing memiliki kapasitas 120 GPM dengan konfigurasi satu beroperasi dan satu
siaga. Jenis pompa yang digunakan adalah jenis sentrifugal.
Pada tahap yang tepat dalam transfer avtur dari kereta atau mobil tangki jalan ke tangki
penyimpanan depot bandara dan dari tangki ini ke peralatan bahan bakar bergerak, ketentuan
harus selalu dibuat untuk peningkatan dan pemeliharaan kualitas Avtur dengan menggunakan
filtrasi, dan peralatan pemantauan seperti yang dipersyaratkan oleh prosedur kontrol kualitas
yang diadopsi.
Aliran distribusi Avtur sebelum memasuki truk distribusi dipantau menggunakan flow meter
(PD Meter).
Figure5. Piping & Filter System of Fuel Farm
Depot

4. Unloading System

Figure6. Avtur Fuel


System Configuration

Qty Description Product


3 Unloading flexible house OPW
3 Level Switch High JERGUSON
3 Level switch Low JERGUSON
2 Emegency push button MEDC
2 Earthing switch with clamp NEWSON GALE
2 Local control panel (LCP) WEIDMULLER
Manual valve with limit
2 OPW
switch
1 MCC ABB
4 EDS KILLARK
4 Pump VIKING
3 Fuel Tank BBI

5. Loading System
Figure7. Avgas Fuel
System Configuration

Qty Description Product


3 Fuel Tank BBI
3 Level Switch High JERGUSON
3 Level switch Low JERGUSON
2 Emegency push button MEDC
2 Rack Monitor CIVACON
2 Overfill sensor CIVACON
2 Earth clamp CIVACON
2 Local control panel (LCP) WEIDMULLER
Manual valve with limit
2 OPW
switch
1 MCC ABB
4 EDS KILLARK
4 Pump VIKING
2 Loading arm OPW

Sistem Perlindungan Kebakaran


Penanganan bahan bakar penerbangan, seperti halnya dengan semua produk minyak bumi
yang mudah terbakar lainnya, memerlukan tindakan pencegahan khusus untuk mencegah
bahaya dari emisi uap yang mudah terbakar.
1. Alarm Kebakaran
Perangkat suara yang cocok harus disediakan sebagai alarm kebakaran khusus. Suara harus
jelas dapat dibedakan dari alarm lain dan harus diuji secara berkala.
2. Peralatan pemadam kebakaran
Peralatan pemadam kebakaran yang dapat diminum dan bergerak harus diletakkan di lokasi
yang nyaman seperti yang dipersyaratkan oleh standar lokal atau nasional, dan harus
menjalani inspeksi dan pengujian berkala, yang tanggalnya harus menjadi perekam baik pada
peralatan atau dalam buku catatan harian yang dikelola untuk tujuan ini.
3. Pasir
Pasir kering adalah media yang nyaman untuk melawan merebaknya kebakaran kecil.
Persediaan yang memadai dalam wadah tertutup dengan ember dan sekop harus ditempatkan
di posisi strategis di seluruh depot
4. Peralatan Pemadam Api

Location Type Appliances required


Rail tank car discharge 1 unit between every 3 rail
Dry chemical 9 kg
facilities car discharge positions
Road-Bridger discharge 1 unit for each vehicle
Dry chemical 9 kg
and fueller loading racks position
1 unit for up to 3 pumps
Pump houses Dry chemical 9 kg
2 units for 4 or more pumps
Open pump platforms Dry chemical 9 kg 1 unit for every 3 pumps
Water 6L 1 unit per 115m2 floor area.
Office As necessary, to protect
CO2 5 kg electrical equipment.

Sistem air kebakaran di area depot bahan bakar terdiri dari sistem dan komponen berikut:

 Pompa air kebakaran

Pompa air kebakaran harus dirancang sesuai dengan NFPA untuk 150% kapasitas desain
pada tidak kurang dari 65% tekanan operasi aliran desain tanpa kepala aliran ni lebih besar
dari 120% tekanan operasi aliran desain. Pompa air kebakaran sekali mulai dijalankan sampai
berhenti secara manual di pengontrol pompa.

 Distribusi air kebakaran


 Cincin api utama air
 Sistem selang, hidran, dan monitor.

http://infopanduantrik.blogspot.com/2015/06/sistem-pengisian-bahan-bakar-pesawat.html

Filed under: MEP | Tagged: Avgas, Avtur, DPPU, Fuel Depot | 4 Comments »

AUTOMATIC FIRE HYDRANT CONTROL


Posted on Desember 6, 2013 by ivanemmoy

Fire Hydrant

Pendahuluan
Pencegahan bahaya kebakaran sangat penting untuk menghindari kejadian yang tidak di
inginkan. Namun demikian jika kebakaran itu sampai terjadi maka kita harus siap dalam
menghadapi dan memadamkan api tersebut secepat mungkin sebelum memakan lebih banyak
korban baik manusia, peralatan dan bangunan.

Pada lingkungan Pabrik Minyak kelapa Sawit terdapat banyak sumber dan potensi yang dapat
menyebakan timbulnya api. Lingkungan di sekitar ruang bakar boiler, kamar mesin,
Threshing, Pressing banyak terdapat Fiber dan Kernel yang sangat rentan terhadap
kebakaran. Waspadai saat terjadi perbaikan dan pengelasan pada area Fiber seperti Elevator,
Thresher Drum dan CBC harus segera di siram dengan air washer agar percikan las tidak
membakar fiber yang tersisa.

Selain Pemasangan dan ketersediaan Fire Extinguser di setiap Station. Peralatan Fire Hydrant
dan instalasi pipa harus tersedia dan terjangkau di semua titik di dalam Pabrik. Unit pompa
electric dan Diesel pump juga peralatan utama dalam pencegahan kebakaran. Disarankan
pemasangan perangkat ini, ditempatkan diluar bangunan Pabrik, biasanya ditempatkan di area
Water Treatment Plant agar terhindar dari kebakaran.

Peraturan dan Referensi

Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya  Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.

National Fire Codes,

1.    NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher

2.    NFPA-13, Standard for The Installation of Sprinkler Systems

3.    NFPA-14, Standard for The Installation of Standpipe and Hose Systems

4.    NFPA-20, Standard for The Installation of Centrifugal Fire Pumps

5.   SNI  03-1735-2000

6.   SNI  03-1745-2000

b.    Mc. Guiness, Stein & Reynolds

Mechanical & Electrical for Buildings

 Peralatan Utama
Fire Fighting System

1. Fire Hydrant Pump

No. Description Qty Power Kapasitas Head


Unit kW m3/hr
1 Diesel Pump 1 18.5 80 45 m
2 Electric Pump 1 18.5 80 45 m
3 Jockey Pump 1 3 40 5 bar

Fire Hydrant Panel

2. Fire Pump Control

Panel kontrol merupakan kelengkapan unit tiap-tiap fire Fighting pump yang dapat mengatur
kerja pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa pembantu, pompa utama
penggerak electric maupun pompa penggerak engine masing-masingn mempunyai Fire Pump
Controller tersendiri. Khusus pompa penggerak engine akan bekerja secara automatic bila
saluran daya listrik terputus pada saat terjadi kebakaran. Fire Pump Controller harus standard
NFPA-20.
Fire Hydrant Panel

3. Fighting Fixtures

 Hydrant Pillar
 Fire Hydrant Box
 Seamese Connection

4. Pipa, Fitting dan Valve

Cara Kerja Control Fire Hydrant Pump

fire hydrant system

 Jockey pump gunanya untuk mempertahankan tekanan tertentu pada pipa besar A
umpama tekanan tersebut sebesar 8 kg/cm², jika ada kebocoran pada pipa besar A,
maka tekanan air akan turun, umpamanya pada 7 kg/cm² tugas jockey pump untuk
menaikkan kembali menjadi 8 kg/cm², jadi titik kerja jockey pump pada 7-8 kg/cm².
 Electric fire hydrant pump, akan bekerja pada tekanan air dibawah dari tekanan kerja
Jockey Pump. Untuk contoh diatas umpanya 6 kg/cm². Jadi jika terjadi kebakaran dan
kran B dibuka, maka tekanan air cepat turun mencapai 6 kg/cm², dengan demikian
Electric fire hydrant pump bekerja. Rangkaian control jockey pump dibuat sedemikian
rupa, sehingga jika Electric fire hydrant pump atau diesel pump bekerja, jockey pump
stop.
 Diesel pump, bekerja sebagai cadangan jika Electric fire hydrant pump, karena
sesuatu hal tidak dapat bekerja. Umpama PLN padam atau dipadamkan. Titik kerja
diesel pump dibawah titik kerja Electric fire hydrant pump jika diesel pump bekerja,
maka Electric fire hydrant pump dan jockey pump stop.
 Untuk lebih jelasnya bisa di lihat tabel di bawah ini.

  AUTO MANUAL
<5,5 6 6,5 >7
AC JOCKEY ON ON ON OFF DEPEND
POWER PUMP ON – OFF
ON SWITCH
DUTY ON OFF OFF OFF DEPEND
PUMP ON – OFF
SWITCH
DIESEL OFF OFF OFF OFF OFF
PUMP
AC JOCKEY OFF OFF OFF OFF OFF
POWER PUMP
ON DUTY OFF OFF OFF OFF OFF
PUMP
DIESEL ON OFF OFF OFF DEPEND
PUMP ON – OFF
SWITCH

Filed under: ELECTRICAL, MEP | Tagged: Diesel Hydrant Pump, Fire Fighting, Fire
Hydrant, Fire Hydrant Control, Jockey Pump, Panel Hydrant | 4 Comments »

Januari 2023
S S R K J S M
  1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31  

 « Jan    
 ARTIKEL POPULAR
o

Sistem Distribusi PLN Sekunder Industri TM 20 kV to 220/380 V

Daya Tersedia Pada PLN untuk Sistem Sekunder Tegangan 220/380V

Biaya Pasang Baru dan Pemakaian Minimal Listrik PLN Tarif Industri

o
SISTEM TATA SUARA

KEPALA TATA USAHA / KEPALA ADMINISTRASI

Factory Acceptance Test (FAT) Pengujian Genset

Analisa Laboratorium Untuk Menentukan Kualitas Mutu CPO Pada Palm OIl
Mill

PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK

Peralatan Laboratorium dan Bahan Kimia Pabrik Minyak Kelapa Sawit

ASISTEN PERAWATAN (MAINTENANCE)

 Pesan Penghuni

Maksud dan tujuan blog ini sebagai media pengingat, referensi dan berbagi.

 Sosial
o Tampilkan ifan-susanto’s profil di Facebook
o Tampilkan ifansusanto’s profil di LinkedIn
 Komentar Terbaru

ivanemmoy pada Biaya Pasang Baru dan Pemakaia…

Jester Lingga pada Biaya Pasang Baru dan Pemakaia…

Agus pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit (Pa…

perbaikan boiler pada Penjelasan Umum “TAKUMA…

perbaikan boiler pada Pemberhentian Mendadak Pada Bo…

 Admin
o Daftar
o Masuk
o Feed entri
o Feed Komentar
o WordPress.com
 Project management
o Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba
lagi nanti.
 My Work and Experience
o Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba
lagi nanti.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. WP Designer.

Anda mungkin juga menyukai