Anda di halaman 1dari 37

PT.

CENTRA MULTI ELEKTRINDO

INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN TRANSMISI GARDU


INDUK
Nomor. Dokumen : 007-OPS/CME-IK/2022

Jabatan Nama Tanggal Tanda tangan

Disusun Charles Hamongangan


Staff K3L
Oleh Sihombing

Diperiksa Oktovianus Teguh


Manager K3L
Oleh Tohatu

Disetujui
Direktur Utama Irwan Adhihusada
Oleh

Dokumen ini milik PT. Centra Multi Elektrindo dan tidak boleh disalin atau digunakan untuk
keperluan lain baik sebagian maupun seluruhnya tanpa persetujuan manajemen PT. Centra
Multi Elektrindo
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 2

LEMBAR PERUBAHAN

Revisi
Tanggal Alasan Disahkan Oleh Fungsi/Jabatan Tanda Tangan
ke
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 3

PEKERJAAN : PENGADAAN MATERIAL IMPORT

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini adalah desain, pabrikasi, pengadaan, pengujian, penyelesaian akhir,
penggalvanisan, pengecatan sesuai yang ditentukan, pengepakan, asuransi, sertificate pengujian dan
pengiriman sampai ke tujuan termasuk bongkar muat.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

a. Mempelajari kembali atau mereview lebih detail semua material import berikut dengan design nya
yang sudah kita ajukan ke PLN pada waktu proses Bidding.

b. Hubungi supplier material-material tersebut untuk menanyakan apakah material yang mereka tawarkan
sudah sesuai dengan spesifikasi teknis yang diinginkan PLN.

c. Siapkan semua dokumen pendukung untuk semua material import yang akan
disuplai sesuai dengan Kontrak seperti brosur/catalog, spesifikasi teknis, design drawing, routine test
dll.

d. Ajukan dokumen-dokumen tersebut ke PLN untuk dimintakan approvalnya


(Material Approval Request). Karena biasanya material import delivery timenya relative lebih lama,
berikan batas waktu kepada PLN untuk mempelajari/mereview material yang kita ajukan untuk proses
approval.

e. Bila ada ketidak jelasan/discrepancy mengenai material yang kita ajukan,klarifikasi teknis dengan PLN
perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika diperlukan pihak supplier bisa diikut
sertakan dalam proses klarifikasi teknis dengan PLN.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 4

f. Setelah PLN mempelajari/merivew Material Approval Request yang kita ajukan, PLN akan
mengeluarkan surat resmi mengenai material tersebut apakah disetujui atau tidak. Jika tidak disetujui
maka ABB harus mengajukan lagi material yang lain yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang
diinginkan oleh PLN sesuai dengan Kontrak. Jika disetujui, kita bisa langsung men follow up ke
supliernya untuk proses lebih jauh.

g. Melaksanakan meeting dengan supplier untuk membicarakan penawaran mereka baik masalah teknis
maupun non teknis, terutama masalah delivery time nya. Jika semuanya sudah jelas, proses
pembuatan Purchase Order (PO) bisa dilaksanakan.

h. Follow up order : order acknowledgement dari supplier harus sama dengan PO yang dibuat PT.
CENTRA MULTI ELEKTRINDO ( CME ) ke mereka, monitor delivery time.

i. jika material sudah selesai di pabrikasi, pihak supplier harus memberitahukan kepada CME bahwa
material sudah selesai di pabrikasi dan siap untuk witness test.

j. CME menghubungi PLN untuk menginformasikan bahwa material sudah selesai dipabrikasi dan siap
untuk di witness test. Jika pihak PLN menginginkan hadir untuk witness test, koordinasi harus dilakukan
dengan pihak PLN, CME dan supplier untuk schedule witness test. Jika pihak PLN menyatakan tidak
perlu hadir, maka witness test dilaksanakan hanya dihadiri oleh CME. Hasil witness test nya harus
disampaikan ke PLN untuk review. Jika disetujui maka PLN akan mengeluarkan Inspection Quality
Certificate (IQC).

k. Jika hasil witness test nya disetujui oleh PLN, proses selanjutnya adalah menyiapkan material tersebut
untuk proses pengepakan dan pengiriman ke PLN. Jika hasil witness test nya tidak disetujui oleh PLN,
pihak supplier harus memperbaiki material tersebut dan mengulang witness testnya sampai hasilnya
disetujui oleh pihak PLN.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 5

l. Proses selanjutnya setelah di witness test dan hasilnya disetujui oleh PLN adalah proses pengiriman.
Dalam proses ini yang dilakukan oleh pihak CME adalah membuat shipping instruction ke forwarding
agent dan supplier. Karena materialnya adalah import maka kita harus mengatur proses custom
clearance. Dalam proses custom clearance ini yang harus diperhatikan adalah masalah dokumen-
dokumen pendukung dari material tersebut apakah sudah sesuai dengan materialnya atau tidak seperti
Invoice, Bill of Ladding dan Packing List. Jika dokumen-dokumen pendukung tersebut ada yang tidak
sesuai dengan aktualnya, hal ini akan mempengaruhi proses custom clearance yang bias berakibat
keterlambatan material.

m. jika CME sudah mengetahui detail schedule pengiriman dari supplier, pihak CME wajib
memberitahukan kepada pihak PLN, sehingga bisa diperkiraan kedatangan material tersebut.

n. Pengiriman material bisa dilaksanakan melalui angkutan darat, laut, udara atau kombinasi diantaranya.
Jika kelihatannya menggunakan angkutan laut akan terlambat, alternative angkutan udara harus
diambil agar material tiba di site sesuai dengan schedulenya. Pengiriman material harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga cukup kuat dan tahan lama, sehingga aman dan terhindar dari kemungkinan
cacat atau rusak selama dalam pengangkutan maupun selama penyimpanan.

o. CME harus mengantisipasi segala kendala yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan pengiriman
sehingga waktu yang diperlukan untuk pengiriman tidak menjadi kendala untuk penyelesaian pekerjaan
tepat waktu.

p. Material-material yang akan dikirim harus diasuransikan.

q. Setelah material tiba di site atau gudang PLN, sebelum material diserahkan ke pihak PLN, pemeriksaan
terhadap material tersebut harus dilakukan antara pihak PLN dan CME, untuk melihat jumlah material
yang dikirim, apakah material yang dikirim sudah sesuai dengan permintaannya PLN dan apakah ada
kerusakan atau tidak selama proses transportasinya. Jika ada kerusakan, pihak ABB harus
memperbaikinya dengan cara perbaikan yang disetujui oleh PLN. Jika material yang rusak tersebut
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 6

sudah tidak memenuhi persyaratan setelah diperbaiki maka harus diganti dengan yang baru. CME akan
melakukan proses claim ke asuransi. Hasil pemeriksaan tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan yang ditandatangani oleh PLN dan ABB. Berita Acara Pemeriksaan bersama tersebut
harus menyebutkan kondisi dan kelengkapan material secara visual.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

a. Pengiriman material harus dikemas sedemikian rupa sehingga cukup kuat, aman dan terhindar dari
kemungkinan cacat atau rusak selama dalam pengangkutan maupun selama penyimpanan dan tahan
lama.

b. Pengepakan agar dibuat persatuan set (atau dengan cara lain yang disetujui PLN) sehingga
memudahkan administrasi penerimaan dan pemasangan dilapangan.

c. Pengepakan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kerusakan selama perjalanan. PT. CME
harus mengajukan metoda pengepakan kepada PLN untuk mendapat persetujuan.

d. Peti untuk pengepakan harus kuat (min. tebal papan 25 mm). Kertas tahan air dipergunakan untuk
kertas pembungkus tambahan.

e. Kotak pengepakan diberi tanda dari material yang tahan air atau dilindungi dengan lem/perekat atau
alat lain sehingga tidak mudah lepas selama pengiriman.

f. Pengiriman material dapat menggunakan angkutan darat, laut, udara atau kombinasi antaranya.

g. Segala kendala yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan pengiriman harus bisa diantisipasi
sehingga waktu yang diperlukan untuk pengiriman tidak menjadi kendala untuk penyelesaian pekerjaan
tepat waktu.

h. Schedule pengiriman material harus diberitahukan kepada PLN.

i. Pada saat bongkar muat material, perlu diperhatikan berat dan dimensi dari material tersebut sehingga
bisa ditentukan penggunaan alat berat apa yang sesuai dengan kondisi material tersebut. Alat berat
yang dipergunakan dalam proses bongkar muat adalah crane, forklift, truck.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 7

4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3

a. Personil yang terlibat didalam proses pengadaan material ini adalah Project Manager, Design Engineer,
Supply Manager, Logistic, Project Administrator dan Safety Officer.

b. Safety Officer terutama dilibatkan dalam proses pengujian, pengepakan, pengiriman dan bongkar
muat.

5. PENGENDALIAN MUTU

a. Dalam proses pengadaan material CME berpedoman pada Standard Operating Procedures yang sudah
diterapkan dilingkungan CME berdasarkan ISO 9001.
b. Untuk material yang akan di suplai ke PLN, standard yang dipergunakan diutamakan standard IEC
(International Electrotechnical Commission), SPLN (Standard Perusahaan Listrik Negara), IEEE
(Institute of Electrical and Electronics Engineers). Atau dapat menggunakan standard lain yang setara
yaitu standard Inggris, Jerman, Jepang, Prancis, USA atau standard lain yang dapat dipertanggung
jawabkan.

PEKERJAAN : PENGADAAN MATERIAL LOKAL

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini adalah desain, pabrikasi, pengadaan, pengujian, penyelesaian akhir, penggalvanisan,
pengecatan sesuai yang ditentukan, pengepakan, asuransi, sertificate pengujian dan pengiriman sampai ke
tujuan termasuk bongkar muat.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

a. Mempelajari kembali atau mereview lebih detail semua material import berikut dengan design nya yang
sudah kita ajukan ke PLN pada waktu proses Bidding.

b. Hubungi supplier material-material tersebut untuk menanyakan apakah material yang mereka tawarkan
sudah sesuai dengan spesifikasi teknis yang diinginkan PLN.

c. Siapkan semua dokumen pendukung untuk semua material import yang akan disuplai sesuai dengan
Kontrak seperti brosur/catalog, spesifikasi teknis, design drawing, routine test dll.

d. Ajukan dokumen-dokumen tersebut ke PLN untuk dimintakan approvalnya (Material Approval Request).
Berikan batas waktu kepada PLN untuk mempelajari/mereview material yang kita ajukan untuk proses
approval.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 8

e. Bila ada ketidak jelasan/discrepancy mengenai material yang kita ajukan, klarifikasi teknis dengan PLN
perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika diperlukan pihak supplier bisa diikut
sertakan dalam proses klarifikasi teknis dengan PLN.

f. Setelah PLN mempelajari/merivew Material Approval Request yang kita ajukan, PLN akan
mengeluarkan surat resmi mengenai material tersebut apakah disetujui atau tidak. Jika tidak disetujui
maka CME harus mengajukan lagi material yang lain yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang
diinginkan oleh PLN sesuai dengan Kontrak. Jika disetujui, kita bisa langsung men follow up ke
supliernya untuk proses lebih jauh.

g. Melaksanakan meeting dengan supplier untuk membicarakan penawaran mereka baik masalah teknis
maupun non teknis, terutama masalah delivery time nya. Jika semuanya sudah jelas, proses
pembuatan Purchase Order (PO) bisa dilaksanakan.

h. Follow up order : order acknowledgement dari supplier harus sama dengan PO yang dibuat CME ke
mereka, monitor delivery time.

i. Jika material sudah selesai di pabrikasi, pihak supplier harus memberitahukankepada ABB bahwa
material sudah selesai di pabrikasi dan siap untuk witnesstest.

j. CME menghubungi PLN untuk menginformasikan bahwa material sudah selesai dipabrikasi dan siap
untuk di witness test. Jika pihak PLN menginginkan hadir untuk witness test, koordinasi harus dilakukan
dengan pihak PLN, CME dan supplier untuk schedule witness test. Jika pihak PLN menyatakan tidak
perlu hadir, maka witness test dilaksanakan hanya dihadiri oleh CME Hasil witness test nya harus
disampaikan ke PLN untuk review. Jika disetujui maka PLN akan mengeluarkan Inspection Quality
Certificate (IQC).

k. Jika hasil witness test nya disetujui oleh PLN, proses selanjutnya adalah menyiapkan material tersebut
untuk proses pengepakan dan pengiriman ke PLN. Jika hasil witness test nya tidak disetujui oleh PLN,
pihak supplier harus memperbaiki material tersebut dan mengulang witness testnya sampai hasilnya
disetujui oleh pihak PLN.

l. Proses selanjutnya setelah di witness test dan hasilnya disetujui oleh PLN adalah proses pengiriman.
Dalam proses ini yang dilakukan oleh pihak CME adalah membuat shipping instruction ke forwarding
agent dan supplier.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 9

m. Jika CME sudah mengetahui detail schedule pengiriman dari supplier, pihak ABB wajib
memberitahukan kepada pihak PLN, sehingga bisa diperkiraan kedatangan material tersebut.

n. Pengiriman material bisa dilaksanakan melalui angkutan darat, laut, udara atau kombinasi diantaranya.
Jika kelihatannya menggunakan angkutan laut akan terlambat, alternative angkutan udara harus
diambil agar material tiba di site sesuai dengan schedulenya. Pengiriman material harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga cukup kuat dan tahan lama, sehingga aman dan terhindar dari kemungkinan
cacat atau rusak selama dalam pengangkutan maupun selama penyimpanan.

o. CME harus mengantisipasi segala kendala yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan pengiriman
sehingga waktu yang diperlukan untuk pengiriman tidak menjadi kendala untuk penyelesaian pekerjaan
tepat waktu.

p. Setelah material tiba di site atau gudang PLN, sebelum material diserahkan ke pihak PLN, pemeriksaan
terhadap material tersebut harus dilakukan antara pihak PLN dan CME, untuk melihat jumlah material
yang dikirim, apakah material yang dikirim sudah sesuai dengan permintaannya PLN dan apakah ada
kerusakan atau tidak selama proses transportasinya. Jika ada kerusakan, pihak CME harus
memperbaikinya dengan cara perbaikan yang disetujui oleh PLN. Jika material yang rusak tersebut
sudah tidak memenuhi persyaratan setelah diperbaiki maka harus diganti dengan yang baru. ABB akan
melakukan proses claim ke asuransi. Hasil pemeriksaan tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan yang ditandatangani oleh PLN dan ABB. Berita Acara Pemeriksaan bersama tersebut
harus menyebutkan kondisi dan kelengkapan material secara visual.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

a. Pengiriman material harus dikemas sedemikian rupa sehingga cukup kuat, aman dan terhindar dari
kemungkinan cacat atau rusak selama dalam pengangkutan maupun selama penyimpanan dan tahan
lama.

b. Pengepakan agar dibuat persatuan set (atau dengan cara lain yang disetujui PLN) sehingga
memudahkan administrasi penerimaan dan pemasangan di lapangan.

c. Pengepakan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kerusakan selama perjalanan. CME harus
mengajukan metoda pengepakan kepada PLN untuk mendapat persetujuan.

d. Peti untuk pengepakan harus kuat (min. tebal papan 25 mm). Kertas tahan air dipergunakan untuk
kertas pembungkus tambahan.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 10

e. Kotak pengepakan diberi tanda dari material yang tahan air atau dilindungi dengan lem/perekat atau
alat lain sehingga tidak mudah lepas selama pengiriman.

f. Pengiriman material dapat menggunakan angkutan darat, laut, udara atau kombinasi antaranya.

g. Segala kendala yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan pengiriman harus bisa diantisipasi
sehingga waktu yang diperlukan untuk pengiriman tidak menjadi kendala untuk penyelesaian pekerjaan
tepat waktu.

h. Schedule pengiriman material harus diberitahukan kepada PLN.

i. Pada saat bongkar muat material, perlu diperhatikan berat dan dimensi dari material tersebut sehingga
bisa ditentukan penggunaan alat berat apa yang sesuai dengan kondisi material tersebut. Alat berat
yang dipergunakan dalam proses bongkar muat adalah crane, forklift, truck.

4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3

a. Personil yang terlibat didalam proses pengadaan material ini adalah Project Manager, Design Engineer,
Supply Manager, Logistic, Project Administrator dan Safety Officer.

b. Safety Officer terutama dilibatkan dalam proses pengujian, pengepakan, pengiriman dan bongkar muat.

5. PENGENDALIAN MUTU

a. Dalam proses pengadaan material CME berpedoman pada Standard Operating Procedures yang sudah
diterapkan dilingkungan CME berdasarkan ISO 9001.

b. Untuk material yang akan di suplai ke PLN, standard yang dipergunakan diutamakan standard IEC
(International Electrotechnical Commission), SPLN (Standard Perusahaan Listrik Negara), IEEE
(Institute of Electrical andElectronics Engineers). Atau dapat menggunakan standard lain yang setara
yaitu standard Inggris, Jerman, Jepang, Prancis, USA atau standard lain yang dapat dipertanggung
jawabkan.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 11

PEKERJAAN : PEMBUATAN WIRING DIAGRAM

1. LINGKUP PEKERJAAN

- Design/ pembuatan wiring diagram


- Perencanaan
- Persiapan personel dan peralatan
- Design verifikasi
- Design review
- Review, approval and registrasi

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

Prosedure dalam proses design dan development work adalah merencanakan secara matang yang berisi seperti
dokumen yang baik dan benar sesuai dengan perminttan dari customer dan standar yang telah ditetapkan dan
yang dipergunakan. Perecanaan Sebelum aktifitas dimulai, perencanaan dari proses design harus dibuat dan
terdokumentasi, yang berisi tentang semua aktifitas termasuk mayor verifikasi dan yang bertanggung jawab
terhadap aktifitas kerja tersebut dan perencanaan harus dimonitor dan di up-date sesuai dengan progress yang
telah dilaksankan. Persiapan personel dan peralatan Dalam proses design perlu dipertimbangkan dan
dipersiapkan personel yang sesuai, handal dan berkompeten dalam pelaksanaan pekerjaan ini dimana personel
tersebut diberikan informasi dan peralatan dan ekuipment yang memadai untuk kelangsungan proses design ini
serta diberikan fasilitas terhadap personnel computer dan software yang dibutuhkan serta memadai untuk
kelengkapan dan menyelesaikan proses pembuatan design dalam hal ini pekerjaan pembuatan wiring diagram.

Data Input

Dasar dari data input yang dibutuhkan untuk memulai proses design harus
terdokumentasi dengan rapi dan baik dan dokumen tersebut sebagai dasar dari
pembuatan wiring diagram ataupun design yang lain (seperti data spesifikasi
dari kustomer/dokumen kontrak dan standar-standar yang berlaku serta yang
dipergunakan yang mana dokumen tersebut adalah valid dokumen yang telah
disepakati antara penjual dan pembeli.

Proses Design

Dalam proses design dimana hasil design/ output design adalah output dari dokumen kontrak yang telah
diberikan dan yang telah disepakati dimana hasil design dapat meliputi Front view/ layout , civil engineering,
wiring diagram, terminal diagram mauput data komponen yang dipergunakan serta kalkulasi dan safety analisa
maupun teknikal informasi yang lain yang bias dipergunakan oleh sales, spesifikasi ataupun artikel-artikel yang
diperlukan guna produksi ataupun purchasing dan aspek-aspek ataupun criteria-kriteria guna pengetesan dan
inspeksi.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 12

Design verifikasi

Proses selanjutnya adalah proses design verifikasi yang mana bias melalui proses design review, yang mana
proses design review ini harus dilakukan oleh personel yang berkualitas ataupun Review gambar dan output
design yang lain juga harus direview oleh spesialis personel yang mempunyaikompetensi yang baik.

Design review

Design review harus di atur dan dibuat oleh engineering manager dimana dalam proses design review dapat
meliputi beberapa personel yang terlibat dalam pekerjaan proses design.

Approval dan registrasi

Sebelum output design dikirim, dokumen kontrol akan mereview dokumen dan output design tersebut harus
dicek kebenarannya sesuai dengan permintaan kustomer dan harus teregister. Registrasi dari dokumen tersebut
dapat meliputi judul dokumen, tanggal, revisi terakhir dan penanggung jawab depertemen.

Distribusi

Ketika dokumen terdistribusi maka informasi yang terdistribusi harus informasi terakhir dan yang terkontrol guna
kelangsungan pekerjaan/ permintaan pelanggan.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

Dalam menganalisa pengerahan peralatan dan material maka hal ini harus disesuaikan dengan lingkup
pekerjaan yang diterima seperti kebutuhan akan gambar bias dipersiapkan komputer yang berisi software-
software yang diperlukan (autocad), printer, kertas, stempel-stempel dan lain-lain. Sedangkan material yang
dipergunakan harus material yang handal, terjamin mutunya, sesuai dengan permintaan pelanggan dan murah
dan berkualitas, sehingga pelanggan akan merasa puas dengan hasilnya.

4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3

Dalam pengerahan personel maka dituntut personel-personel yang handal dan berkualitas serta bertanggung
jawab dan dapat bekerjasama satu dengan yang lain serta selalu memperhatikan K3.

5. PENGENDALIAN MUTU

Mutu dari pekerjaan harus selalu dijaga kelangsungannya sehingga tujuan dari proses dapat terjaga dan
tercapai.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 13

PEKERJAAN : SUBSTATION AUTOMATION di GARDU INDUK EKSISTING

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan mencakup pembongkaran panel eksisting, pemasangan panel IED (baru), dan wiring.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

Pekerjaan ini berhubungan dengan peralatan eksisting yang sedang beroperasi, karena itu diperlukan persiapan
dan data eksisting yang lengkap dan benar, serta kecermatan yang tinggi. Adapun beberapa tahapan yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pengecekan gambar eksisting. Cari gambar schematic diagram eksisting (asbuilt) yang terakhir. Dari
gambar eksisting yang diperoleh maka selanjutnya harus dilakukan cross-check dengan wiring didalam
panel. Lakukan pengecekan wiring ini bay per bay secara teliti, karena sangat mungkin bahwa wiring
setiap panel sudah mengalami perubahan/ modifikasi.

b. Dengan asumsi bahwa semua wiring eksisting tidak ada yang diganti, maka perlu dilakukan pengecekan
cabling/wiring yang terkait dengan bay tersebut.

c. Atau untuk beberapa lokasi perlu diasumsikan juga bahwa wiring antara Marshallink Kiosk (MK) dan HV
Equipment tetap menggunakan kabel eksisting, maka lakukan pengecekan wiring internal MK dan semua
kabel yang keluar dari MK menuju HV.Equipment.

d. Dari item a. diatas, maka selanjutnya dibuat modifikasi schematic diagram dengan acuan gambar
schematic diagram eksisting. Mengingat begitu kompleksnya modifikasi yang dilakukan, maka pekerjaan
engineering ini hanya bisa dilakukan oleh Tim Engineering.

e. Setelah semua gambar schematic diagram dan wiring table lengkap, maka selanjutnya harus disusun
langkah-langkah yang akan diambil. Langkahlangkah ini akan sangat tergantung dari kondisi dan
konfigurasi GI masingmasing.

f. Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan pada ”BAY LEVEL” adalah sbb:
a) Perkirakan lama waktu kerja yang dibutuhkan.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 14

b) Ajukan jadwal pemadaman sesuai dengan waktu yang diperlukan 4 (empat) minggu
sebelumnya.
c) Pemutusan supplai AC/DC untuk Control Panel dan Relay Panel.
d) Pembongkaran Contol Panel dan Relay Panel eksisting, dan simpan didalam lokasi GI.
e) Keluarkan kabel kontrol / kabel power eksisting dari cable duck.
f) Pasang Panel IED yang baru.
g) Gelar kabel kontrol / kabel power yang baru sesuai dengan cable list yang baru.
h) Lakukan terminasi kabel kontrol pada kedua ujung kabel.
i) Lakukan individual function test untuk bay tersebut.
j) Lanjutkan dengan bay-bay yang lain.
k) Setelah semua bay diganti dengan panel IED, selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah
pada ”STASION LEVEL” sebagai berikut :
a) Pasang semua meja/kursi untuk Substation Automation System (SAS) sesuai lay out yang
sudah disetujui.
b) Pasang semua perangkat keras SAS sesuai dengan layout.
c) Sambungkan semua kabel antara panel IED dengan SAS.
d) Pasang semua perangkat lunak SAS pada masing-masing komputer.
e) Lakukan running test terhadap semua perangkat keras yang dipasang.
f) Selanjutnya lakukan pengujian pada fungsi IED naupun SAS dengan langkah langkah sebagai
berikut :
a) Re-checking bahwa semua interlocking yang diperlukan sudah terpenuhi.
b) Lakukan pengujian pada masing-masing IED (individual function).
c) Lakukan pengujian pada ”bay level” pada masing-masing IED termasuk interlocking di setiap
bay.
d) Lakukan pengujian pada seluruh fungsi IED melalui Human Machine Interface (HMI).
e) Lakukan pengujian fungsi ”Gateway” sesuai dengan protokol yang dibutuhkan.
f) Lakukan pengujian fungsi melalui Remote Control Center.
g) Lakukan pengujian fungsi secara random terhadap semua fungsi SAS.
h) Selanjutnya SAS siap untuk dioperasikan.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 15

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

Pemasangan dilakukan dengan mengikuti preosedur pemasangan masing-masing material Peratalan yang
digunakan seperti yang telah dirinci sebelumnya.
4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3

Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap pekerjaan.
Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pemasangan . Tenaga operator
harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga berkewajiban untuk
mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja.

5. PENGENDALIAN MUTU

Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan. Pekerjaan
dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuian spesifikasi teknik dan prosedur yang telah di tentutkan.

PEKERJAAN : PEMASANGAN STEEL STRUCTURE

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini adalah assembling, pemasangan, pengencangan baut-baut,


testing commissioning

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

Sebelum dilakukan pemasangan steel structure pekerjaan persiapan yang harus


dilakukan adalah :
a. Cek kelengkapan material dan transport material tersebut sedekat mungkin dengan pondasi tower.
Letakkan material tersebut di atas kayu agar tidak kontak langsung dengan tanah.
b. Siapkan semua alat-alat kerja yang berhubungan dengan pekerjaan pemasangan tersebut.
Pemasangan Steel Structure dibagi dua yaitu :
a. Pemasangan Tower.
- Check anchor bolt untuk kebenaran level dan posisinya.
- Preassembly bagian bawah, tengah dan atas dari tower sesuai dengan gambar.
- Angkat bagian bawah tower dan letakkan diatas anchor bolt. Sambungkan antara tiang utama
dengan braching nya.
- Angkat bagian tengah tower dan letaakkan diatas bagian bawah tower.Sambungkan antara tiang
dan braching nya.
- Angkat bagian atas tower dan letakkan diatas bagian tengah tower. Sambungkan antara tiang dan
braching nya.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 16

- Kencangkan semua baut dengan kunci torsi sesuai dengan standard dari baut yang dipergunakan
(spesifikasi). Tower harus ditanahkan.
b. Pemasangan Gantry.
- Assembly gantry di atas tanah di antara tower tempat dimana beam tersebut akan dipasangan
sesuai dengan gambar.
- Buat kelentutan (lengkungan) pada saat assembly. Biasanya 0.3% s/d 0.4% dari panjang
gantry. Hal ini untuk menghindari kalau gantry kita pasang, dan karena berat sendiri maka gantry akan
melengkung ke bawah.
- Kencangkan semua baut dengan menggunakan kunci torsi sesuai dengan spesifikasinya.
- Angkat gantry dengan menggunakan crane dan sambungkan ke masingmasing tower.
Kencangkan bautnya dengan menggunakan kunci torsi.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

a. Transport material sedekat mungkin dengan pondasi tower.


b. Alat kerja yang dipergunakan adalah tambang, kunci torsi, patok-patok untuk skor, bambu atau
crane, BV, chain block, kunci-kunci yang diperlukan.

4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3

Yang terlibat dalam pelaksanaan pemasangan steel structure ini adalah :


a. Site Manager
b. Supervisor
c. Erector / Mechanic
d. Operator crane (jika menggunakan crane dalam proses pemasangannya).
e. Safety Officer, bertugas mengawasi dari segi safety nya.
f. Pekerja

5. PENGENDALIAN MUTU

a. Metode kerja harus sudah disetujui oleh PLN.


b. Metode kerja harus mengacu kepada gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh PLN.
c. Material harus ditempatkan di atas kayu sehingga tidak kontak langsung dengan tanah dan
disusun berdasarkan urutan pemasangan.
d. Alat-alat yang akan dipergunakan harus disetujui oleh PLN.
e. Semua peralatan harus dalam keadaan baik dan yang perlu kalibrasi harus dapat ditunjuk
proses kalibrasinya yang masih berlaku.
f. Kunci-kunci yang dipergunakan harus berkualitas baik agar tidak merusak kepala baut dan
mur.
g. Pengencangan baut harus menggunakan kunci torsi yang telah dikalibrasi
h. Setelah erection selesai semua tower ataupun gantry harus dibersihkan dari segala kotoran.
i. Kerusakan yang timbul pada permukaan baja yang digalvanis harus disikat bersih dan dicuci
untuk kemudian dicat dengan cat galvanis yang mengandung banyak zinc.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 17

j. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan kondisi yang aman, semua kebutuhan dari Site
Safety Plan harus dipenuhi.

PEKERJAAN : PEMASANGAN GROUNDING

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini adalah


a. Desain sistem pentanahan, termasuk menyesuaikan dengan desain keseluruhan sistem pentanahan
gardu Induk termasuk transformer, peralatan MV dan LV dan hubungan dengan sistem pentanahan
yang telah ada.
b. Gambar instalasi pentanahan
c. Buat schedule of material.
d. Buat perhitungan tegangan langkah dan sentuh serta mesh potential.
e. Pemasangan grounding/pentanahan.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

a. Lakukan pengetesan tahanan tanah dan laporkan hasilnya kepada PLN. Hasil pengetesan tersebut
digunakan sebagai referensi dalam mendesain system pentanahan.
b. Buat desain/perhitungan sistem pentanahan berikut gambar instalasi dan material schedule sistem
pentanahan dengan berpedoman pada spesifikasi PLN
c. Ajukan hasil desain tersebut ke PLN untuk memperoleh persetujuan.
d. Setelah desain disetujui, buat gambar untuk konstruksi. Gambar tersebut sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pekerjaan di site.
e. Pemasangan grounding dilakukan sesuai dengan gambar yang sudah disetujui oleh PLN.
f. Setelah pemasangan sistem pentanahan selesai, lakukan pengetesan tahanan pentanahan disaksikan
oleh PLN. Buat Berita Acara Pengetesan yang ditandatangani oleh PLN dan ABB.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

a. Peralatan
- Alat pengukur tahanan pentanahan.
- Pacul
- Stamper
- Kunci-kunci
- Palu
- Gergaji besi
- Cable rol
- Drum jack
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 18

b. Material
- Ground rod terbuat dari tembaga dengan diameter minimum 15 mm dan panjang setiap batang
minimum 2 m.

- Clamp yang dipergunakan untuk sambungan elektroda dan kawat pentanahan adalah tipe non ferrous
clamp.

- Konduktor pentanahan dari bahan annealed high conductivity copper stranded sesuai dengan Tabel 4
di dalam BS 6346 dan dilindungi dengan PVC kelas tegangan 1000 Volt ( Bare Copper Conductor ).

- Konduktor interkoneksi elektroda untuk sebuah test link dan antara test link dengan grin pentanahan
mempunyai luas penampang minimum 150 mm2.

- Sambungan maupun crossing antara konduktor pentanahan menggunakan cadweld atau connector.

4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3

Personil yang terlibat adalah :


a. Project Manager
b. Design Engineer
c. Site Manager
d. Supervisor
e. Electrician
f. Pekerja
g. Safety Officer

5. PENGENDALIAN MUTU

a. Pentanahan semua peralatan termasuk sistem pentanahan, elektroda dan sambungan harus sesuai
dengan rekomendasi Guide for safety in Substation Grounding IEEE No. 80-197 dan ketentuan di
dalam Syarat Teknis PLN.
b. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dalam kondisi yang aman, semua kebutuhan dari Site safety
Plan harus dipenuhi.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 19

PEKERJAAN : DESAIN DAN PENGUJIAN BETON

1. LINGKUP PEKERJAAN

Membuat rencana kerja yang berisi metode kerja, komposisi campuran, jadwal pelaksanaan, lokasi
sumber / merk material, peralatan yang digunakan, laboratorium dan hal-hal lain yang diperlukan untuk
kesempurnaan rencana kerja ini.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

a. Setelah didapatkan semua material, peralatan, maka diadakan pengujian dari masing-masing
jenis material di laboratorium untuk mendapatkan hasil / data yang akan digunakan sebagai acuan
percobaan perbandingan / komposisi campuran berat / volume.
b. Dibuat komposisi campuran dengan beton mixer / molen dan pengambilan sampel langsung
dari beton mixer dengan ember atau alat yang tidak menyerap air, kemudian dituangkan ke dalam
cetakan kubus / silinder yang sudah disediakan dalam 3 (tiga) lapis, dimana masing-masing lapis ditusuk
10 (sepuluh) kali dengan tongkat baja diameter 16 mm sampai permukaan beton nampak mengkilat.
c. Kubus-kubus / silinder benda uji tersebut yang baru dicetak / dibuat minimum 20 (dua puluh)
buah dan harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung / kertas semen
basah selama minimum 2 x 24 jam, kemudian diberi tanda dan disimpan dengan hati-hati, setelah itu
benda uji dibuka dari cetakan dan direndam dalam air agar dicapai hasil yang maksimal.
d. Untuk masing- masing kubus / silinder terdiri dari 3 (tiga) kali test yaitu untuk umur beton 7, 14,
dan 28 hari dan dilakukan pengetesan di laboratorium.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

a. Peralatan :
- Beton mixer dengan kondisi yang siap pakai dan kapasitas disesuaikan dengan volume yang akan
dilaksanakan.
- Slump test yang masih berbentuk kerucutnya baik dan lengkap dengan alat bantunya.
- Kubus/ Silinder dengan keadaan masih baik ukuran dan tidak rusak.
- Dan peralatan pendukung lainnya.

b. Material :
- Semen dengan sumber/ merk yang sama, menyediakan tempat/ gudang penyimpanan.
- Agregat kasar yang digunakan harus keras tidak porous, permukaannya kasar, bersih dari lumpur.
- Agregat halus/ pasir dapat diambil dari sungai diperoleh gradasi yang sesuai dengan keperluan.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 20

- Air yang digunakan harus air tawar dan tidak boleh mengandung minyak, alkali, sulfat, garam bahan
organis atau material lain yang dapat mempengaruhi kualitas beton.
- Bahan campuran tambahan (Admixtures) penggunaannya harus mengikuti rekomendasi dari pabrik dan
hanya bisa digunakan bila diperlukan dan mendapat persetujuan dari PLN.

4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3

a. Tenaga/ personil laboratorium sangat menentukan kualitas beton, terutama membuat mix design.

b. Tenaga/ personil pengawas (quality control/QC) untuk mengawasi mulai darikualitas material dan setiap
produksi beton.

c. Tenaga/ personil pengawas keselamatan kerja (safety officer) mengontrol/ mengawasi setiap kegiatan
yang nantinya akan membahayakan keselamatan pekerjaan.

5. PENGENDALIAN MUTU

Setelah dilaksanakan semua pekerjaan dan didapatkan hasil akhir dari percobaan campuran komposisi
sampai pengetesan kekuatan tekan benda uji terpenuhi sesuai dengan peraturan-peraturan : Peraturan Beton
Indonesia 1971 (PBI 1971 NI 2), Standard Industri Indonesia (SII), American Concrete Institute (ACI), maka hasil
yang terbaik yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan dan dilakukan pengawasan yang ketat terhadap
semua produksi beton.

PEKERJAAN : PENGECORAN BETON

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan material, transportasi, peralatan kerja dan tenaga kerja, pembuatan
cetakan/bekesting, pembesian, pemeliharaan dan pekerjaan pendukung lainnya.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

a. Persiapan pengecoran membuat metode, posisi, dimensi cetakan/bekesting,besi tulangan, material/


peralatan yang harus ditanam dalam beton dan harus bersih dari kotoran sampah, lumpur genangan air
sehingga benar-benar bersih dan kering. Selain itu kesiapan pengecoran termasuk juga kesiapan
material, peralatan, tenaga kerja dan bila pelaksanaan pengecoran harus dilaksanakan pada malam
hari maka harus disediakan sistem penerangan yang memadai dan pengecoran harus dihentikan pada
saat hujan kecuali sebelumnya telah disiapkan cover/ terpal tenda. Penempatan material dan peralatan
diusahakan berdekatan dengan lokasi pengecoran serta persiapan lain yang diperlukan untuk
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 21

b. Pengadukan dengan beton mixer kapasitas minimum 0,35 m3 dan tenaga operator yang handal untuk
mengoperasikan peralatan beton mixer. Beton mixer harus disediakan dalam jumlah yang cukup,
peralatan bantu untuk mengangkut dan mengukur komponen material campuran beton (air, pasir, kricak
dengan perbandingan jumlah tiap komponen dapat dibuat dalam perbandingan berat ataupun
perbandingan volume/ isi yang mengacu pada ukuran berat atau volume/ isi zak semen, lama
pengadukan harus disesuaikan dengan kapasitas beton mixer yang dipakai.

c. Transportasi pengadukan harus segera diangkut ke tempat pengecoran dengan metode yang dipilih
tidak boleh menyebabkan terjadinya pemisihan bahanbahan campuran beton (segregasi) dan dijaga
jangan sampai terjadi perubahan/ naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air dalam adukan.
Adukan harus segera dituangkan ketempat pengecoran/ cetakan secepatnya dan lebih dari 30 menit
adukan tersebut harus dibuang/ disingkirkan tidak boleh dipakai lagi.

d. Pengecoran dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak merusak cetakan/bekesting dan merubah posisi
besi tulangan atau posisi peralatan yang ditanam dalam beton. Pengecoran dilaksanakan lapis per lapis
secara horizontal diatur sedemikian rupa tidak menimbulkan bidang pelemahan, setiap lapisan harus
dipadatkan dengan menggunakan mesin penggetar (vibrator) sehingga adukan beton menjadi homogen
dan tidak berongga dan mengisi celah-celah diantara besi tulangan, lamanya divibrator tergantung dari
ukuran dan type mesin yang digunakan sampai permukaan beton nampak mengkilat.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

a. Beton mixer yang digunakan harus bisa memberikan hasil yang memuaskandan apabila terjadi
kerusakan harus segera diperbaiki atau dikeluarkan dari lokasi pekerjaan untuk diganti dengan yang
lebih baik, proses perbaikan/ pergantian beton mixer tersebut tidak boleh mempengaruhi kelancaran .
b. Vibrator mesin/ mesin penggetar digunakan pada saat pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton dan
ini harus disediakan agar didapatkan hasil beton yang memenuhi persyaratan.
c. Konstruksi talang dipergunakan apabila diperlukan dengan lokasi yang agak sulit posisi pelaksanaan
pengecoran dan talang dibuat dari bahan kedap air, tinggi jatuh adukan beton tidak boleh lebih dari 0,50
m. Kubus/ Silinder test dipersiapkan dalam jumlah yang sudah disesuaikan dengan kapasitas/ volume
pengecoran beton pada hari itu, Slump test dan alat bantunya (plat, alat tusuk, meteran), dan alat
compressor untuk membersihkan lokasi pengecoran.
d. Pengadaan dan stock material semen, pasir, kricak, air harus dalam jumlah yang memadai dan kualitas
yang sama seperti didesign (mix design).

4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3

Menempatkan tenaga supervisor yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengecoran, surveyor
pengawasan terhadap vertikal dan horizontal cetakan , tukang batu untuk finishing, tukang kayu apabila terjadi
perubahan/ kerusakan pada cetakan pengecoran cepat dapat diatasi, operator beton mixer yang
mengoperasikan mesin beton mixer selama pelaksanaan pengecoran berlangsung,
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 22

laboratorium staf yang menyiapkan/ membuat kubus/ silinder test, quality control staf yang mengawasi kualitas
dari adukan/ campuran produksi pengecoran beton dan safety officer yaitu yang mengawasi keselamatan kerja
dan mengecek semua fasilitas pendukung pengecoran apakah layak atau tidak dilihat dari keselamatan
pekerjaan (safety)/ K3.

5. PENGENDALIAN MUTU

Dalam pelaksanaan pengecoran beton harus dilihat, dijaga dan dipelihara dari kemungkinan kerusakan
yang diakibatkan oleh benturan cuaca, perubahan temperatur yang tiba-tiba dengan melakukan pembasahan
pada permukaan beton dengan menggunakan karung atau kertas semen basah yang sejenis secara terus
menerus, selama minimum 2 x 24 jam dan yang paling utama adalah diadakan pengawasan ketat terhadap
perbandingan komposisi campuran yang dipakai serta dalam pelaksanaan pengadukan campuran sampai
ketempat lokasi pengecoran

PEKERJAAN : PEMANCANGAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan pemancangan mencakup pekerjaan-pekerjaan pengukuran (stacking out) untuk


menentukan posisi masing-masing tiang pancang, pemancangan, data pemancangan dan pekerjaan-pekerjaan
penunjang lainnya.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

a. Tempatkan peralatan dan material tiang pancang sedekat mungkin dengan titik yang akan dipancang
selanjutnya diberi nomor/ tanda pada setiap setengah meter dengan cat berwarna yang jelas dilihat
(menyolok), kepala tiang pancang
b. harus mempunyai permukaan yang rata dan diberi topi (pile cap) yang terbuat dari baja atau kayu yang
keras untuk dipakai pada saat pemancangan apabila tiang pancang retak pada waktu dipancang
pemancangan harus dipancang dengan lurus pada posisi yang telah ditentukan diikuti oleh surveyor agar
tidak terjadi penyimpangan pemancangan yang melebihi batas toleransi dan dimulai dari titik yang paling
ujung agar sekaligus hasilnya dapat digunakan sebagai referensi untuk menentukan jarak antara tiang
pancang selanjutnya dengan kedalaman yang ditetapkan dalam gambar pelaksanaan dan kepala tiang
pancang yang lebih harus dipotong sesuai posisi cut off pada gambar pelaksanaan.
c. Selanjutnya harus membuat data monitoring pemancangan untuk setiap tiang pancang yang meliputi
material tiang, nomor tiang, dimensi tiang, tanggal pelaksanaan pemancangan, data jumlah pukulan pada
setiap kedalaman dan data-data lainnya yang diperlukan untuk laporan monitoring pemancangan.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

a. Peralatan pancang kayu yang digunakan type drop hammer dimana berat palu (hammer) minimum 200
kg dengan tinggi jatuh diperkirakan maksimum 4 (empat) meter.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 23

b. Material pancang harus sesuai macam, bentuk dan dimensinya seperti pada gambar pelaksanaan dan
cukup tua, kering, lurus mempunyai texture yang relatif sama dengan serat-serat yang lurus serta
bersih dari retakan-retakan, lubang-lubang serangga, jamur, pembusukan, pelapukan, melintir dan
cacatcacat lain yang akan mengurangi kekuatan kayu.

4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3

Supervisor yang harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemancangan dan Surveyor
melaksanakan pengukuran penentuan posisi/ letak titik tiang yang akan dipancang diteruskan dengan memonitor
kelurusan arah vertikal pada saat pelaksanaan pemancangan. Operator alat pancang (type drop hammer) harus
orang yang mengerti cara pengoperasian alat pancang tersebut dengan baik dan cara pelaksanaan
pemancangan, sedangkan staf safety/ K3 tugasnya mengontrol kesiapan peralatan yang akan dipergunakan
apakah kondisinya aman dari segi keselamatan pelaksanaan pekerjaan serta penempatan posisi peralatan
ditempatkan dalam keadaan aman, begitu juga dengan semua personil yang ikut terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan pemancangan harus memperhatikan kelengkapan keselamatan kerja/ safety disamping kondisi
personil dalam keadaan sehat.

5. PENGENDALIAN MUTU

Pekerjaan ini harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal, mulai dari pengadaan material tiang
pancang, penggunaan peralatan pancang, cara pelaksanaan pemancangan sampai dengan personilnya yang
biasa dan mengerti tentang cara melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan yang paling dominan dalam
pelaksanaan pekerjaan pemancangan adalah adanya pengawasan/ quality control (QC) yang ketat pada setiap
pelaksanaan pekerjaan pemancangan.

PEKERJAAN : PEMASANGAN PENGHANTAR

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan diantaranya pengecekan informasi terhadap jarak/span tarikan, besar gaya tarik dan
andongan yang terjadi pada saat penarikan (saging), selanjutnya dilakukan pengukuran tarikan serta andongan,
pemasangan penghantar sesuai dengan cara pengepressan, pemasangan insulator pada gelagar dan penarikan
penghantar.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

O.H. Wire Tensioning Kita tinjau saja pada umumnya, cara-cara penarikan kawat udara, baik untuk Bay
system atau Busbar. Biasanya sudah ada beberapa perhitungan dari fabric penghantar, dari kekuatan
tarik suatu penghantar. Juga dari jarak/span, sudah ada tabel tarikan, dimana sudah tertera ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 24

- Jarak/span tarikan
- Besar gaya tarik yang diizinkan untuk penghantar
- Andongan yang akan terjadi sewaktu penarikan (saging)

Dengan adanya ketentuan diatas, maka mutlak kita perlukan alat-alat untuk pengukuran tarikan serta
andongan, misalnya Dinamo meter, water pas Saging, juga klem tarik (Comelong). Untuk persiapan-persiapan
lain, perlu kita lihat cara pemasangan klem tarik (strain clamp, atau Dead and Compression). Klem tersebut
terpasang pada ujung-ujung conductor/penghantar. Anggap yang sekarang adalah Dead and Comppression
(Clem mati yang dipress). Kita kerjakan press ujung kabel/penghantar, sesuai dengan cara-cara pengepressan.
Pertama adalah press kawat bajanya (di dalam penghantar atau inti penghantar) setelah itu baru aluminiumnya.
Siapkan rangkaian Insulator tarik (tension string insulator) komplete (Tension string insulator and accessories).
Pasangkan insulator beserta conductor digantung pada Gelagar, dengan panjang penghantar yang kita
perkirakan, kurang lebih sebagai berikut:
A = (S - 2L). 1,2
Dimana: A = Panjang penghantar
S = Jarak Span, diukur dari As tengah Tower
L = Panjang String insulator beserta peralatannya
Atau bila kita sangsi, berilah kelebihan agar tidak susah dalam penarikan.Selenggarakan penarikan
sesuai dengan cara-cara pemasangan block tackle dan lain-lain seperti gambar. Mulailah kita menarik
penghantar tersebut, bila gaya tarik yang sudah diizinkan dalam tabel tercapai, maka perlu ldta lihat
andongan. Kita perkirakan saja dahulu, apakah sudah cukup? Tetapi dapat juga kita ukur dengan Water Pas
saging. Tetapi bilamana terjadi andongan sudah cukup (perkirakan) atau sudah terlalu renggang, sedangkan
gaya tarik belum tercapai, kita hentikan penarikan tersebut. Hal ini bisa terjadi beberapa penyebab raisainya
perhitungan yang salah, atau hanya karena salah cetak dalam tabel. Atau kadang kala material kurang sesuai
dengan tabel Saging.Bila hal-hal tersebut sudah kita musyawarahkan, ketentuan mana yang dipakai, maka kita
bisa meneruskan pekerjaan penarikan tersebut (biasanya andongan/saging yang dipakai). Setelah saging
tercapai, maka berilah tanda pada conductor, letak yang mau dipasang klem, termasuk pengurangan string
insulator berapa panjangnya kita bisaukur dibawah. Turunkan lagi conductor tersebut. Perlu kita ingat, bahwa
sewaktu pengepresan akan terjadi suatu penambahan panjang. Jadi bilamana tidak memakai Turn buckle (alat
atau peralatan untuk mengatur tarikan) kita harus lebih berhati-hati. Setelah conductor di press, kita bisa segera
menarik lagi. Ada dua cara penarikan, yaitu dengan insulator string kita tarik lagi, atau conductor saja. Untuk 150
kV bias langsung dengan string insulator. Untuk 225 kV sampai dengan 500 kV cara lain
lagi, karena panjangnya kita perlukan string insulator secara lain. Kita tidak akan membahasnya.

3. ANALISA PENGARAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

Dilakukan pengecekan terhadap jarak tarikan,besar gaya tarik dan andongan yang terjadi pada saat dilakukan
penarikan. Pengukuran tarikan dengan menggunakan dinamo meter,water pass saging dan juga klem tarik
(comelog). Selain itu diperlukan blok tackle untuk pekerjaan tarikan ACRS.

4. ANALISA PEKERJAAN PERSONIL DAN K3


INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 25

Supervisor harus mengetahui prosedur-prosedur pemasangan dan ketentuan perhitungan pemasangan dengan
baik. Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan peralatan K3 seperti menggunakan safety belt, helm, safety
shoes. Supervisor harus mengawasi langsung pada saat pemasangan dilakukan.

5. PENGENDALIAN MUTU

Dalam pelaksanaan hasil pekerjaan yang dilakukan harus mendapatkan hasil yang baik dengan kesesuian jarak
tarikan, besarnya gaya tarik, andongan yang terjadi pada saat tarikan dan pemasangan insulator. Pelaksanaan
pekerjaan pemasangan dilakukan dengan pengawasan/ quality control (QC) yang ketat pada setiap tahapan
pelaksanaan pekerjaan.

PEKERJAAN : PEMASANGAN PEMUTUS TEGANGAN (CIRCUIT BREAKER)

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan diantaranya handling CB ke steel structure, pengukuran jarak ketinggian, perakitan
bagian-bagian CB, pemasangan dan penyetalan posisi.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

Telah diuraikan pemasangan untuk Dudukan Pemutus Tenaga, termasuk ketelitian jarak serta
ketinggiannya. Bilamana perlu kita check ulang. Kembali pada masalah pemasangan Pemutus Tenaga,. Seperti
kita uraikan terdahulu, ada beberapa type dalam cara pembuatannya, yang tidak akan
menimbulkan terlalu banyak perbedaan dalam pemasangan. Dalam hal ini kita bagi saja menjadi 2 (dua) type:

a. Pemutus tenaga 3 phase (CB 3 phase) ialah CB untuk 3 (tiga) phase, yang digerakkan oleh satu
mekanik saja, dan batang-batang penggerak.
b. Pemutus tenaga 1 phase (CB 1 phase) ialah CB untuk 3 phase, yang setiap phase di gerakkan oleh
satu mekanik.

I. Kita lihat lagi Type ”a”

Untuk pemasangannya, biasanya sudah ada dalam buku peturjuk dari pabrikan. Tetapi untuk lebih
memantapkan lagi, maka akan kita uraikan saja cara-cara pemasanganya: Pertama-tama akan kita lihat dulu
cara-cara transport peralatan tersebut. Biasanya ditransport secara terpisah, mekanik, Base Frame Support,
isolator. Apabila transport Isolator (Arching Chamber & Earth Isolator) dalam posisi
tegak pemasangan relatif lebih mudah, lain bilamana kondisi Transport dalam posisi tidur, pemasangan isolator
agak sedikit berbeda. Ada juga transportnya dibuat semua jadi satu, hanya bisa dipisah-pisah antara Isolator dan
Base
Frame.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 26

Hal ini perlu, karena kita harus memasang secara terpisah, juga transport dari gudang ke lapangan harus
diperhatikan.

A. Karena barang kita sudah jelas dari AEG, jadi transportasi kami perkirakan tegak, dan jadi satu dengan
Base Frame. Jadi bisa diangkat bersama-sama dan dipasang pada dudukan. Bilamana sling kita pasang
pada mata baut (lifting eye)yang tersedia pada Base Frame, maka pada atas isolator harus diikat
tambang keliling dengan ikatan ke sling pengangkat agar tidakjatuh, dan ada juga yang diangkat dari
ujung kepala isolator (Siemens, ABB).
B. Setelah terpasang, baru mekanik serta batang-batang penyambung untuk ke mekanik beserta pipa-pipa
pelindung kita pasang. Bilamana jarak-jarak support/dudukan sesuai dengan ukuran di gambar. Maka
pemasangan selanjutnya tidak akan sulit.
C. Sebaiknya pengangkatan diselenggarakan dengan Truck Crane, Telescopic Crane, dan harus di lihat pula
posisi/letak mekanik, sesuai gambar pemasangan.

II. Untuk Type "b"


Pemasangan sama saja dengan type "A" keserempakkan/kebersamaan gerak adalah dari system
pemberian komando elektrik.

III. Untuk check sewaktu penerimaan material di Site disamping visual mungkin isulator ada yang rusak
(semplak) atau cacat, mekanik lengkap dan lain-lain, jumlah material dicocokkan dengan packing list.
Selain itu dijelaskan pula bahwa isolator pemutus telah di isi gas SF6 atau belum. Dalam Transport
biasanya sudah terisi. Kita harus check, apakah tidak ada kebocoran bila sudah diisi? Hal ini dapat kita
lakukan dengan memijat kran yang akan disambung untuk pengisian. Bila masih terisi gas maka akan
terdengar suatu bunyi, lebih bagus bilamana baca buku instruksi untuk CB.

IV. Bilamana kita dapati isolator di transport dalam kondisi tidur, maka untuk mengangkat harus dari dua
ujung, jangan sampai posisi bawah menjadi tumpuan berat seluruhnya, hingga ada kemungkinan Isolator
patah. Bilamana kita hanya ada satu buah Crane, maka pengait Crane kita pasang pada ujung atas.
Ujung bawah kita berikan suatu takel rante (capasitas -/+ 500 kg) yang kita pasang pada tihang. Atau bias
juga dengan takel black tambang ganda. Angkat ujung atasnya kurang lebih dengan tinggi 50 cm, baru
bagian bawah kita angkat Selanjutnya sedikit demi sedikit diangkat bersamaan. Setelah kirakira, tinggi 60
cm pada bagian bawah, maka pada bagian atas kita angkat untuk di tegakkan ke arah bagian atas.
Setelah agak tegak, bagian bawah kita kendorkan dan bagian atas diangkat naik hingga isolator kontak
tergantung pada Crane.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

Pemasangan dilakukan dengan mengikuti preosedur pemasangan masingmasing HV eqiuipment Peratalan yang
digunakan berupa tool kit, water pas, katrol atau crain kecil (bila memungkinkan),tambang dan beberapa alat
bantu lainnya

4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3


INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 27

Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap pekerjaan.
Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pemasangan . Tenaga operator
harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga
berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja.

5. PENGENDALIAN MUTU

Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan. Pekerjaan
dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuian spesifikasi teknik dan prosedur yang telah di tentutkan.

PEKERJAAN : PEMASANGAN PEMISAH TENAGA (DISCONNECTING


SWITCH/DS)

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan perakitan bagian-bagian DS, pemasangan dudukan insulator frame sesuai
urutannya, pengukuran jarak dan level-nya frame, pemasangan insulator, pemasangan pisau pemisah,
penyetalan posisi mekanik, percobaan dengan pemasukan tegangan.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

Setelah penyetelan dudukan DS selesai terpasang, untuk DS ini kita sudah bias memulai assembling.
Sebelumnya, perlu kita lihat dulu dalam pengepakan sewaktu transportasi, biasanya pengiriman dibuat dengan
peti-peti terpisah antara insulator dan frame/rangka serta dudukan. Juga mekanik dibuat terpisah lain-lain peti.
Hal ini untuk menjaga insulator pecah. Ada kalanya DS sudah terangkai setiap phase lengkap pada dudukannya.
Selanjutnya kita persiapkan dudukan insulator frame supaya bisa kita pasang sesuai urutan yang telah
ditentukan dari pabrik. Misalnya dengan tanda-tanda urutan ABC atau 1, 2, 3. Setelah frame terpasang, kita
adakan pengukuran jarak, serta leveling. Usahakan setepat mungkin, meskipun selisih jarak 1 cm antar phase
tidak menjadi suatu masalah besar. Baru kita akan memasang insulator, bilamana pipa-pipa tidak penggerak
telah terpasang, meskipun belum tepat dan masih dirubah-rubah ini termasuk juga untuk pemasangan mekanik.
Ada dua jenis, yaitu dengan motor penggerak atau manual, untuk menggerakkan pisau-pisau pemisah. Begitu
pula untuk penggerak pisau-pisau pentanahan untuk DS line. Setelah kondisi siap, kita baru akan memasang
insulator. Coba check pemasangan insulator ini, hingga benar-benar tegak lurus. Karena bilamana tidak tegak
lurus, akan mempengaruhi berputarnya insulator serta posisi pisau-pisau pemisah. Setelah insulator terpasang,
kita dapat memasang pisau-pisau pemisah. lihat/kondisi kedudukannya dari letak/posisi insulator. Usahakan
pemasangan sesuai dengan posisi insulator. Ukur jarak-jarak pada contact setiap pemisah sesuai ketentuan
pabrik. Cobalah perputarannya, apakah sudah benar semua phase (R, S, T) dalam keadaan sama. Bila semua
sudah sama, maka kita bias setting pipa-pipa penggerak, yang terhubung antara phase, juga pipa-pipa
penghubung untuk. pemisah, baik manual atau electrical. Bila telah terpasang penghantar kita harus setting
ulang. Penyetelan: Kita lihat keadaan mekanik dalam posisinya misalnya dalam posisi DS masuk atau keluar.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 28

Kita sesuaikan keadaan pisau-pisau DS, baru kita pasang stang untuk ke mekanik DS. Coba keraskan sedikit
baut-baut, pemegang batang pipa penggerak. Setelah itu, coba putar handle dengan manual, pelan-pelan dan
jangan sampai posisi berat pada putaran. Bila terjadi harus kita selidiki, penyebab daripadaputaran tersebut
menjadi berat. Lanjutkan percobaan-percobaan tersebut hingga kelihatan insulator berputar, untuk penutup
pisau-pisau pemisah ataupun membuka pisau-pisau pemisah. Membuka/menutup harus serempak, atau kondisi
sama antara ketiga phase tersebut. Bila belum sama kita bisa menggeser batang pemisah (pipa) dari klemnya.
Berulang kali kita coba, untuk dapat menemukan kondisi yang kita inginkan. Jika hal ini sudah tercapai, maka
jangan dulu kita memasang pim untuk stang/kopel DS. Untuk DS dengan earthing, kita lakukan sebagai berikut:

Pertama kita lakukan setting/penyetelan seperti yang kita lakukan pada DS Busbar. Setelah hal tersebut selesai,
kita pasang peralatan lain serta pisau-pisau pemisah hubung tanah, dalam posisi masuk. Jadi DS posisi
membuka. Perlu diingat ada perbedaan sedikit unuik DS + E, karena titik penyambung kontak harus kita pasang
dulu (ada pula yang sudah terpasang). Setelah itu selesai, kita lihat suatu system interlock mekanikal atau
artinya sebagai berikut:
Pisau-pisau pernisah dapat masuk bilamana pentanahan dalam kondisi terbuka. Atau sebaliknya setting bisa
dilakukan setelah kedua penyetelan pisau-pisau selesai. Baru kita ulang lagi setting untuk pisau-pisau
pentanahan serta pemutus tenaga. Ada juga interlock yang bersifat electrikal.
Percobaan Elektrikal:
Kadang kala pada motor penggerak dengan suatu supply AC (Arus Tukar). Ada juga dengan DC (Arus Rata dari
Battery). Hal ini hanya persoalan sumber daya saja pada prinsipnya adalah sama. Kita mulai percobaan dengan
elektrika. Buka tutup mekanik DS nya kita lakukan sebagai berikut:

- Test tegangan masuk bila sudah ada, kita berlaku hati-hati untuk tidak sembarang tekan tombol IN/OUT.
- Letakkan posisi pisau-pisau pemisah tenaga pada setengah masuk, atau tengahtengah antara
masuk/keluar.
- Awasi/check barang-barang yang sekitamya mengganggu misalnya kunci-kunci dan lain-lain.
- Sebelumnya berilah tanda-tanda tangan spidol batas-batas klem pemegang untuk pipa-pipa
penghubung. Setelah persiapan diatas selesai, kita akan segera meneliti arah putaran, dengan
sebentar memutar tombol pada mekanik DS. Tekan misalnya tombol untuk IN. Maka pisau-pisau akan
berputar kearah menutup. Bila pertama penyetelan kita sudah benar, maka putaran pada DS pun akan
benar. Mungkin juga, atau terjadi kesalahan berputar, maka langkah-langkah harus kita ambil sebagai
berikut:
- Kendorkan sambungan kopel/stang penggerak yang dari DS ke mekanik.
- Usahakan motor penggerak bebas dari pada beban.
- Putarlah kembali dengan jalan memutar tombol, maka motor akan bebas berputar.
- Lihat, apakah arah putaran benar
- Bila putaran benar, maka biasanya ada kesalahan wiring. Untuk INN menjadi OUT, dan kita bisa rubah
(2 kawat), disesuaikan dengan gambar pengawatan (wiring diagram). Bila telah dirubah, maka kita bisa
lanjutkan test elektrikal. Bila terjadi DS kurang membukanya, maka bisa kita set lagi antara batang
penggerak dari DS ke mekanik, dan DS di putar dengan tangan. Check sekali lagi, apakah tanda-tanda
yang kita buat pada batang penggerak berubah? Kadang kala berubah juga, karena kita belum pasang
pin. Pin boleh dipasang bilamana pekerjaan untuk DS ini telah selesai semua, juga termasuk setelah
sambungan conductor antar peralatan ke DS selesai. Maka dengan itu selesailah untuk pemasangan
DS serta penyetelannya.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 29

3. ANALISA PENGARAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

Pemasangan dilakukan dengan mengikuti preosedur perakitan dan pemasangan CB serta mengikuti
ketentuan –ketentuan prosedur pemasangan. Peratalan yang digunakan berupa tool kit, water pas dan beberapa
alat bantu lainnya.

4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3

Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap pekerjaan.
Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pemasangan . Tenaga operator
harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga berkewajiban untuk
mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja.

5. PENGENDALIAN MUTU

Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan.
Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuian spesifikasi teknik dan prosedur yang telah di
tentutkan.

PEKERJAAN : PEMASANGAN PERALATAN HV. LAINNYA

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan diantaranya handling HV equipment ke steel structure, pemasangan HV equipment


terhadap steel structure, penyetalan posisi.

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

A. Untuk pemasangan PT, CT dan LA kita dapat kerjakan dengan cara-cara atau ketentuan-ketentuan
sesuai dengan cara yang tertera dalam buku petunjuk. Disamping itu masih ada hal-hal yang perlu di
perhatikan adalah sebagai berikut:
a. Dapatkah crane kecil masuk ke dekat lokasi ? Bila mungkin, masalah pengangkatan tidak ada lagi.
Tetapi bila tidak memungkinkan ada beberapa cara pemasangan yang akan kita bahas berikutnya.
b. Untuk CT, kita sesuaikan dengan letak/penentuan polarity. Dalam single line diagram dapat dilihat untuk
P1 dan P2 pada arah tertentu jadi CT kita sesuaikan dengan single line diagram untuk LA perlu kita lihat
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 30

sambungan nantinya untuk Discharge Counter. Dan untuk PT, hanya pada cable saja
letaknya/posisinya.
B. Cara untuk mengangkat atau memasang peralatan tersebut bisa dengan crane kecil (Truck Crane 3 ton,
jarak jangkau 7.5 m) saja atau kita dapat angkat dengan beberapa cara convensional bila crane tidak masuk.
Kita dapat menggunakan beberapa cara sebagai berikut:
a. Dengan menggunakan satu tihang yang dipasang pada Lier. Dan PT/CT bisa digeser ke dekat support,
dan diangkat dengan Lier dengan penolong pipa pembantu dengan skor.
b. Bisa diangkat dengan mengaitk-an takel pada 2 lower. Karena beban tidak begitu besar (-/+ 450
sampai dengan 750 kg) maka Tower tersebut tidak akan mendapat beban terlalu berat. lebih baik kita
tidak melakukan cara ini bila tidak terpaksa sekali.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

Pemasangan dilakukan dengan mengikuti preosedur pemasangan masingmasing HV eqiuipment


Peratalan yang digunakan berupa tool kit, water pas, katrol atau crain kecil (bila memungkinkan), tambang dan
alat bantu lainnya

4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3

Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap pekerjaan.
Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pemasangan . Tenaga operator
harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga berkewajiban untuk
mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja.

5. PENGENDALIAN MUTU

Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan.
Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuian spesifikasi teknik dan prosedur yang telah di
tentutkan.

PEKERJAAN : PEMASANGAN TRAFO TENAGA/POWER TRAFO

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan adalah perakitan power trafo dan pemasangan. Rincian proses pekerjaan secara
detail diterangkan pada bagian tahapan dan cara pelaksanaan

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN


INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 31

Dalam hal menangani pekerjaan Trafo, maka perlukan beberapa ketelitian, disamping bendanya bera,
terdiri dari beberapa jenis peralatan, dan berisi minyak trafo. Maka harus kita kedakan secara hati-hati. Akan
kami uraikan secara garis besarnya saja, maka trafo ini terdiri dari beberapa peralatan pada umumnya sebagai
berikut:
a) Tangki Utama (Main Tank)
b) Sirip-sirip Pendingin (Radiator)
c) Motor-motor Kipas (Fan)
d) Conserrator
e) Mekanik tiap tegangan (On Load Tap Changer)
f) Panel Hubung (Local Marshalling Kiosk)
g) Peralatan-peralatan Bantu (Buholz, Jansen, Oil Temperature, Oil Level, Indicator, Breather,
h) Pressure Relief dan lain-lain)
i) Isolator penghubung (Bushing, LV & HV/HV.N.)
j) Pemipaan
k) Besi-besi dudukan peralatan
l) Lain-lain

Dalam pekerjaan kita, ada bongkar serta pasang trafo tenaga, Alangkah baiknya bilamana kita bahas pula
untuk cara-cara pembongkarannya. Juga peralatanperalatan yang harus kita sediakan memenuhi persyaratan
nantinya agar trafo bias kita rangkai (assembling) kembali dan berfungsi seperti sebelumnya.

PEMBONGKARAN

Bilamana kita akan membongkar Trafo tenaga yang masih baik dan akan dipergunakan lagi di lain
tempat maka harus kita ingat pula transportasinya. Dari hal-hal tersebut diatas maka kita perlukan peralatan
sebagai berikut:
a) Penampung minyak Trafo (drum/Tanki minyak)
b) Oil Treatment, pompa vacuum
c) Nytrogen kering beserta meter-meter serta perlengkapannya
d) Penutup/Flange untuk Radiator, main Tank dan lain-lain
e) Sling Nylon & Sling baja berbagai ukuran
f) Kunci-kunci pas/Ring, Obeng, Drip secukupnya
g) Packing, mur baut untuk flange
h) Kotak-kotak/peti pengaman material
i) Kain untuk Lap/Pembersih
j) Tambang Nylon Dia. 5/8"
k) Dongkrak hydraulic 25 ton, 4 buah
l) Balok-balok kayu (20x15x200 cm) serta kayu-kayu secukupnya.
m) Minyak pembebas karat untuk baut-baut
n) Peralatan kecil lainnya
Dalam tahap awal pembongkaran atau penggeseran Trafo ini adalah:
a. Bebaskan/lepaskan sambungan-sambungan Trafo dari penghantar tegangan tinggi atau tegangan
menengah (150kV/20kV).
b. Lepaskan Cable-cable maupun cable-cable bertegangan AC 300V atau DC 110V.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 32

c. Bilamana perlu, beri tanda-tanda pada kabel yang dilepas, selanjutnya diberi selubung pengaman.
d. Hindarkan dari barang-barang yang sekiranya membahayakan pekerjaan, misalnya masih terlalu dekat
dengan pemisah Arus Netral, Tahanan Pentanahan Netral (Neutral Earthing Resistor) atau lainnya.

I. Untuk keamanan penggeseran serta Transport Trafo

maka kita perlu membuka beberapa peralatan terpasang, misalnya Radiator, Concervator, Bushing dan
lainlain. Disamping itu, kita dapat mengurangi berat beban dari Transfonnator. Karena hal-hal tersebut
diatas, kita perlu mengosongkan minyak Trafo dengan jalan sebagai berikut:
Kosongkan minyak dalam Trafo dengan memakai Oil Treatment, dipindahkan kedalam Tanki minyak
dan drum minyak. Dapat juga mengosongkan dengan langsung menyambung pipa minyak ke katub pembuang
(Drain Valve), dan diatur dalam katub ini kita dapat memasukkan dalam drum. Cara ini akan
memakan waktu agak lama, dan mungkin banyak minyak tercecer, hingga tidak baik perlu diingat pula
bahwa selama pengosongan dan sesudahnya:
a. Trafo memerlukan suatu pernafasan sendiri, untuk penyesuian tekanan dalam Trafo.
b. Minyak dalam Tanki OLTC, dan Concervator OLTC masih ada. Bila kita mau membongkar Concervator,
maka perlu kita kosongkan juga.
c. Isilah dengan Nitrogen, bila pengosongan minyak tidak selesai serta kondisi minyak kosong.
d. Jangan bongkar peralatan dalam cuaca tidak baik.
Untuk pengosongan minyak paling baik adalah dengan Oil Treatment dan Tangki minyak. Slang di sambung
pada katub/valve bagian bawah untuk filtering.

II. Pembongkaran Peralatan Trafo

Sebelum kita akan mengadakan pembongkaran peralatan, maka kita harus sudah sedia packing serta
plenes (Flange) untuk menutup bekas sambungan ke Body Trafo, serta alat-alatnya sendiri, serta Body Trafo
(bekas Bushing dan lain-lain):

A. Pembongkaran Isolator Bushing

Bila kita akan membongkar bushing, maka harus kita ingat cara penyambungm kontak Bushing tersebut dengan
lilitan/Winding dalam Transformatomya. Kadang kala Trafo Arus dekat Isolator atau terpasang pada Turret (Box
untuk CT yang terpasang di luar pada Body Trafo), juga untuk dudukan Bushing. Lebih bagus bila kita ada buku
petunjuk untuk Trafo tersebut untuk langkah lebih lanjut. dan untuk pembongkaran bisa kita lakukan sebagai
berikut:
- Isolator Bushing pakai Conductor/Cord langsung
- Buka tutup atas bushing
- Ikat ujung Cord dengan tali Nylon lemas, selanjutnva buka pin serta murnya sehingga sudah tidak ada
ikatan dengan isolator Bushing.
- Persiapkan untuk mengangkat isolator Bushing dengan Crane, buka bautbaut Bushing pada Body Trafo
atau turret.
- Angkat pelan-pclan untuk check Bushing sudah tidak terkait dengan lainnya.
- Bila tidak ada, angkat lagi hingga tali penahan cord bisa di kendorkan danmasuk dalam Bushing
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 33

- Gulung kawat/cord dan diikat kedalam Trafo yang terjangkau, Biasanyab diikat di Flange penutup
bekas lubang Bushing.
- Untuk isolator Bushing yang di sanibung dengan batang tembaga, caranya hampir sama, hanya kita
harus membuk-a baut-baut penyambung batang tembaga tersebut.
- Tutup bekas lubang Bushing dengan Flange.
- Tempatkan Bushing pada peti-peti tertutup.

B. Pembongkaran Radiator:

- Tutup semua katup/valve yang menghubungkan antara radiator dengan Main Body Trafo.
- Biasanya masih ada minyak tertinggal di dalam Radiator, maka bila kita membukanya akan mengalir
sedikit minyak yang harus kita tampung (baik dengan ember atau lainnya) sisa-sisa minyak ini harus
dijadikan satu dalam sebuah drum, dan beri tanda.
- Sebelum membongkar berilah tanda-tanda pada Radiator.
- Tutup lubang-lubang Radiator serta Valve pada Body Trafo dengan Flange.

IV. Conservator, Piping, Bulhoz dan lain-lain

Untuk pembongkaran ini hampir sama dengan cara-cara pembongkaran pada Radiator. Kita berlakukan
pula dengan menutup kembali dengan Flange, baik untuk pipa-pipa, Bulhoz, serta lainnya. Harus diingat pula,
bahwa Consevator terdiri dari dua bagian:

V. Untuk Kipas pendingin/Flange, serta Panel Trafo Box OLTC tidak akan mendapat suatu kesulitan bila kita
tahu urutannya. Bilamana semua telah selesai, maka untuk Transportasi kita ada dua cara:

a. Mengisi Nytrogen Body Trafo, serta OLTC


b. Diisi dengan minyak sebatas/setinggi Kern atau memndam lilitan. Untuk mengisi Nytrogen, sebaiknya
Trafo (Main Tank/Main Body) di Vacum dulu, sesuai dengan ketentuan dalam buku (10 mm Hg) baru
setelah itu di isi dengan Nytrogen kering secara pelan-pelan hingga mencapai tekanan tertentu (1.20
bar- absolute). Guna transport harus diberikan Tanki Nytrogen persediaan, dengan Regulator serta
meter-meternya, guna menambah Nytrogen bilamana tekanan dalam Body Trafo turun. Untuk mengisi
minyak, kita gunakan Oil Treatment, sebelum diisi harus di vacum dahulu seperti dalam pengisian
Nytrogen dan selama pengisian minyakmasih dalam kondisi di vacum/evaquate.

VI. Setelah pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas selesai, maka Trafo siap untuk
digeser atau ditransport.

PENGGESERAN

Body Trafo di dudukkan di atas pondasi pada dasamya ada 2 (dua) cara:

1) Dipasang Roda dan duduk diatas ril KA


INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 34

2) Langsung Body diletakkan pada pondasi di beri alas Bitumen (Skid Mounted). Penggeseran Trafo yang di
pasang di atas Roda dapat kita laksanakan sebagai berikut:
- Lepaskan ganjal Trafo terpasang pada roda

- Pasang besi plat tebal 2 cm untuk meletakkan sambungan ril yang sudah ada.

- Tarik Trafo keluar dari lokasi dengan Lier/Tirfor atau dengan Takel rantai.

Bilamana kita sulit meletakkan plat besi, maka kita harus mempergunakan beberapa balok- kayu, serta
Transfonnator harus kita angkat (di dongkrak dengan hydraulic jack). Hal ini untuk menjaga jangan sampai waktu
kita menggeser keluar terjadi perbedaan tinggi waktu kita akan menyambung dengan ril tambahan. Bila kita akan
membelokkan arah penarikan Trafo, maka kita harus memutar roda (90 berputar) dengan dudukannya dan Trafo
harus tetap diganjal dengan balok. Untuk penggeseran Trafo type 2, dapat kita lakukan sebagai berikut:
- Naikkan Trafo dari pondasi untuk memasang plat serta skid roller pada posisinya. Sebaiknya sebelum
dipasang plat, kita alasi dengan balok-balok kayu. Bila kesulitan memasang plat, maka alas skid roller
bisa memakai besi C, NP. 14.
- Bilamana pekerjaan di atas sudah selesai, maka kita dapat menggeser Trafo keluar dari pondasi.
Perhatikan:
- Untuk menaikkan Trafo dengan Dongkrak hydraulic, posisi dongkrak harus berada tepat dimana Trafo
di pasang tempat khusus untuk dongkrak (Hydraulic jack).
- Bilamana kita tidak mempunyai skid roller maka bisa kita kerjakan dengan memasang besi-besi rol
pendek-pendek, diletakkan dibawah Body Trafo yang telah ada penguatnya. Disini kita dituntut untuk
ketelitian serta kesabaran. Untuk kelengkapannya, bila Trafo tersebut akan disimpan agak lama maka
masih harus dipasang lagi beberapa peralatan, terutama yang berisi minyak. Misalnya Silicagel
Breather, Explosif Valve dan lain-lain.

MERAKIT/ASSEMBLING

Sebenarnya bilamana kita akan merakit Power Trafo, kita tentu menerima Instruction manual. Jadi kita
bisa mengikuti cara-cara yang sesuai dengan ketentuan pabrikan. Cara-cara pemasangan/Assembling ini harus
kita usahakan agar didalam pemasangan ini diusahakan agar tidak membuka flange-flange pada Body Trafo,
atau pasang dulu peralatan yang tanpa membuka Body Trafo atau menghindari udara luar masuk ke dalam
Body Trafo. Untuk itu semua maka dapat kita urutkan sebagai berikut:

a. Pasang support-support/dudukan untuk Tap Changer Panel, dudukan Conservator, serta dudukan local
Control Panel.
b. Pasang Tap Changer Panel, Local Control Panel,
c. Pasang Conservator tanpa piping. Bilamana conservator harus dipasang dengan Rubber Breather,
maka sebelurn conservator terpasang Rubber Breather harus dipasang terlebih dahulu. Selanjutnya
baru Conservator (oil level indicator telah terpasang). Dan pemasangan Conservator jangan sampai
terbalik.
d. Pemasangan Radiator Bila pemasangan memakai pipa-pipa minyak yang tersambung langsung pada
Trafo, maka pipa-pipa tersebut harus dipasang terlebih dahulu tanpa membuka katub/valve pada Body
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 35

Trafo bila tanpa pipa, maka bisa juga kita pasang radiator tanpa membuka valve. Perlu diingat bahwa
packing harus diganti dengan packing baru maka agar tidak kena minyak Trafo, sewaktu mau pasang,
Radiator kita miringkan dahulu, hingga sisa-sisa minyak keluar. Bersihkan permukaan-permukaan yang
akan dipasang packing. Pemasangan ini bisa diikuti dengan memasang Fan.
e. Isolator Bushing (LY, HV, HVN) Seperti kita jelaskan dalam pembongkaran Bushing maka untuk
pemasangannya tidak sesulit seperti yang kita duga. Hanya untuk Bushing yang di pasang miring,
harus kita angkat miring, dengan mengatur sling tambang, Bila perlu dipasang tokal rante.Untuk ini, kita
harus membuka tutup dari Body Trafo . Maka bilamana telah selesai pemasangan Bushing kita harus isi
lagi Nytrogen.
f. Untuk selanjutnya kita bisa pasang pipa-pipa Buholz, Relay OLTC, pipa-pipa ke Trafo dan Bushing,
Silicagel dan sebagainya.
g. Untuk pemasangan thermometer pada thermometer pocket, maka kita harus mengisi sedikit minyak ke
dalam pocket tersebut. Perlu diperhatikan pula, sebelum kita mengisi Nytrogen, kita check lagi
pengerasan baut-baut sesuai dengan ketentuan. Dan bilamana kita akan filter minyak, untuk Trafo yang
berisi Nytrogen semua ini harus kita biarkan dahulu -/+ 24 jam. Hal ini untuk sekalian test kebocoran
yang dapat kita lihat dari tekanan Nytrogen. Sebaiknya kita catat setiap jamnya, untuk melihat apakah
Trafo sudah baik, dan tidak ada kebocoran. Untuk Trafo yang di transport sudah berisi minyak pada
Tangki utamanya, kita perlu check pengerasan baut lebih teliti. Bila kita akan mengisi minyak dengan
Oil Treatment maka kita selenggarakan bersamaan dengan Vacum. Dan untuk mengisi radiator kita
buka valve antara radiator dan Tangki utamanya. Bila mengisi radiator sebelum vacum, maka kita harus
membuka sedikit baut vent diatas radiator, hingga kelihatan minyak keluar sedikit dan tidak bercampur
udara (gelembung).

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

Pemasangan dilakukan dengan mengikuti preosedur pemasangan Peratalan


yang digunakan diantaranya :
a) Penampung minyak Trafo (drum/Tanki minyak)
b) Oil Treatment, pompa vacuum
c) Nytrogen kering beserta meter-meter serta perlengkapannya
d) Penutup/Flange untuk Radiator, main Tank dan lain-lain
e) Sling Nylon & Sling baja berbagai ukuran
f) Kunci-kunci pas/Ring, Obeng, Drip secukupnya
g) Packing, mur baut untuk flange
h) Kotak-kotak/peti pengaman material
i) Kain untuk Lap/Pembersih
j) Tambang Nylon Dia. 5/8"
k) Dongkrak hydraulic 25 ton, 4 buah
l) Balok-balok kayu (20x15x200 cm) serta kayu-kayu secukupnya.
m) Minyak pembebas karat untuk baut-baut
n) Peralatan kecil lainnya

4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3


INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 36

Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap pekerjaan.
Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pemasangan . Tenaga operator
harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga
berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja.

5. PENGENDALIAN MUTU

Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan.
Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuian spesifikasi teknik dan prosedur yang telah di
tentutkan.

PEKERJAAN : PENAMBAHAN/EXTENSION GARDU INDUK 150 kV

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan diantaranya pemasangan seluruh material

2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN

Untuk mengerjakan penambahan pada suatu gardu induk, maka yang akan kita kerjakan adalah
pemasangan peralatan yang berdekatan dengan daerah-daerah yang bertegangan. Misalnya di bawah Bus Bar
150 kV, dekat dengan Bay/peralatan bertegangan tinggi dan sebagainya. Jadi kita harus lebih berhati-hati. Untuk
itu semua harus kita ambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Seluruh pekerjaan yang sekiranya berbahaya harus ditunggui seorang Supervisor.
b. Berilah pembatas daerah bertegangan dengan pita plastik merah. Kalau tidak ada, bolehjuga dipasang
tambang plastik dengan digantungkan tanda peringatan: "Awas Tegangan Tinggi".
c. Untuk memasang peralatan (Equipment) CT, LA, CVT, dll, jangan memakai cara konvensional.
Sebaiknya dengan memakai mobil Crane 3 Ton.
d. Pemasangan Skor (Guy Wire/Rope), usahakan jangan terlalu dekat dengan daerah-daerah
bertegangan yang sudah diberi pembatas.
e. Bila pemasangan peralatan berada di bawah Bus Bar (DS Bus), kita harus lebih waspada terhadapjarak
yang aman dan diperkenankan. Bila perlu kita pasang satu per satu misalnya: Base Frame, Insulator,
Pisau-pisau pemisah. Dan bila tidak mungkin, maka dengan pertolongan bambu dari kanan/kiri bisa kita
laksanakan.
f. Untuk pemasangan Bay Tensioning, bila dibawahnya ada Bus Bar, akan sulit kita laksanakan. Salah
satu jalan adalah meminta pemadaman (hal ini terjadi pada penambahan Bay yang berada diantara
Existing).
g. Untuk Pemasangan tambahan Beam, bilamana kita hati-hati, tidak akan terjadi suatu masalah.
INSTRUKSI KERJA PEKERJAAN
Edisi 01
Revisi 00
No. Dokumen 007-OPS/CME-IK/2022
TRANSMISI GARDU INDUK Halaman 37

h. Untuk penambahan Busbar, maka bisa kita laksanakan sebagai berikut:


- Pasang Isolator lengkap dengan accessories di sisi gelagar yang dekat dengan Bus Bar
bertegangan.
- Penarikan untuk pengukuran dilaksanakan pada Beam/Gelagar yang baru.
- Jumper antar Bus Bar di pasang setelah semua selesai, terrnasuk Testing. Demikianlah agar
adanya suatu perhatian khusus untuk daerah-daerah yang berdekatan dengan tegangan tinggi.

3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL

Pemasangan dilakukan dengan mengikuti preosedur pemasangan masingmasing material Peratalan


yang digunakan seperti yang telah dirinci sebelumnya.

4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3

Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap pekerjaan.
Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pemasangan . Tenaga operator
harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga berkewajiban untuk
mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja.

5. PENGENDALIAN MUTU

Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan.
Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuian spesifikasi teknik dan prosedur yang telah di
tentukan.

Anda mungkin juga menyukai