Anda di halaman 1dari 31

PELAKSANAAN

PENGUJIAN DAN KOMISIONING


GARDU DISTRIBUSI

1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pelajaran “ Pelaksanaan
Pengujian dan Komisioning Gardu Distribusi “ ,
peserta diharapkan mampu melaksanakan
tahapan dan cara Pelaksanaan Pengujian dan
Komisioning Gardu Distribusi berdasarkan
standar yang berlaku untuk memenuhi
persyaratan kontrak

Durasi : 4 Jam Pelajaran

2
Pelaksanaan Komisioning
Tahapan pelaksanaan komissioning yang dilakukan oleh Tim
Komisioning PLN meliputi :
1. Review ITP (Inspection Test Plan)
2. Inspection Test Plan adalah gambaran umum rencana
inspeksi dan pengujian terhadap peralatan individu, sub
sistem, sistem dan unit yang akan dilakukan pada suatu
instalasi Gardu Distribusi harus disusun dan dibuat secara
sistimatis.
3. Di dalam ITP disebutkan mata uji yang akan diterapkan di
dalam kegiatan komisioning secara rinci dan berurutan
sehingga inspektor dapat dengan mudah mensupervisi
dan memonitor pekerjaan dalam pelaksanaanya.
3
Kegiatan review terhadap ITP, ini merupakan kegiatan tahap
awal pada pelaksanaan komisioning. ITP harus diajukan oleh
kontraktor beberapa bulan, umumnya 3 sampai 5 bulan,
sebelum pengujian dilaksanakan.
ITP meliputi antara lain:
1. Spesifikasi teknik peralatan utama
2. Karakteristik peralatan-peralatan utama.
3. Lingkup pengujian komisioning meliputi tabel berbagai macam pengujian
yang akan dilakukan
4. Struktur organisasi Tim Komisioning PLN meliputi tugas dan tanggung
jawab.
5. Persiapan pelaksanaan hingga perencanaan tindakan pencegahan dan
perbaikan, jika menemukan masalah teknis dalam melaksanakan
pengujian.
Manajemen K2/K3 meliputi :
1. Susunan anggota dan penanggung jawab K2/K3.
2. Tindakan pencegahan kecelakaan dan mendata peralatan dan bahaya yang
mungkin menimbulkan kecelakaan.
Pelaksanaan pengujian di lapangan 4
Review test procedure
Kegiatan review test procedure adalah kegiatan berikutnya yang dilakukan
oleh Tim Komisioning PLN terhadap test procedure yang diusulkan oleh
kontraktor untuk mendapatkan persetujuan (approval). Seperti halnya ITP,
test procedure harus diajukan sebelum pengujian dilaksanakan. Secara
umum test procedure harus mengacu pada ketentuan kontrak, peraturan dan
standar yang berlaku, serta instruksi dan rekomendasi pabrik pembuat
peralatan. Setelah melakukan review, Tim Komisiong akan membubuhkan
cap/stempel pada test procedure yang menyatakan status test procedure
tersebut sebagai :
A (Approved)
Status A diberikan pada test procedure, bila test procedure tersebut sudah sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang berlaku. Pelaksanaan pengujian dapat segera dilakukan
B (Approved as note)
Status B diberikan pada test procedure bila terdapat kekurangan minor, maka kontraktor
dapat melengkapi sebelum ataupun setelah pengujian. Pelaksanaan pengujian tetap dapat
dilaksanakan.
C (Not approved) .
Status C diberikan pada test procedure bila terdapat kekurangan secara major; kontraktor
harus melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai yang dinyatakan dalam “review comment”.
Pada status C ini, pelaksanaan pengujian tidak boleh dilakukan.
5
Pelaksanaan pengujian
Untuk pelaksanaan pengujian di lapangan diperlukan, antara
lain :
1. Schedule
Sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus menerbitkan
Schedule pelaksanaan komisioning. Pada proyek yang besar dan proses
penyelesaiannya lama biasanya schedule terdiri dari :
a. Master schedule, meliputi : schedule keseluruhan, milestone,
network planning.
b. Weekly schedule berisi schedule yang lebih detail pada
pelaksanaan kegiatan item uji harian.
Untuk mendapatkan schedule komisioning yang akurat yang
menggambarkan urutan pekerjaan/pengujian yang terencana untuk
mencapai target (Milestone) terhadap kegiatan komisioning yang
penting. Milestone pada komisioning Gardu Distribusi misalnya :
Pengujian Trafo, Konstruksi Gardu, LA, FCO secara detail per harian.

6
Contoh Master Schedule Pelaksanaan
Komisioning Gardu Distribusi
Date

Year 2015 Stat


No. Activity
Apr Mei us

I II III IV V I II III IV V
1. Grounding System

2. KonstruksiGardu

3. Trafo Gardu

4. PHB

5. FCO Trafo

13. Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB)

14. Energize of the system

15. On load test

16. Sertifikasi Laik Operasi (SLO)

17. Full Commercial Load (FCL) / COD

7
Koordinasi
Koordinasi tersebut biasanya berupa rapat mingguan (weekly)
dan rapat harian (daily).
a. Rapat mingguan diperlukan agar pelaksanaan komisioning
dapat dikoordinasikan dengan master schedule.
b. Rapat harian diperlukan guna evaluasi terhadap hasil uji hari
sebelumnya dan koordinasi pekerjaan yang akan dilakukan.
Rapat harian ini waktunya dibatasi tidak boleh terlalu lama,
biasanya hanya 10 menit. Bila diperlukan pembahasan yang
mendalam, rapat dapat diadakan secara terpisah.
Jika selama pelaksanaan kegiatan komisioning kontraktor tidak
melakukan kerjasama yang baik dengan Tim Komisioning PLN
setelah peringatan ketiga atau ketika ada kecelakaan kerja yang
menyebabkan kehilangan nyawa saat komisioning maka Tim
Komisioning PLN mengusulkan kepada manajemen untuk
mengganti personel yang bermasalah tersebut dari site.
8
Surat Pernyataan TOP (Certificate of Turn Over Package)
Komisioning dilakukan setelah peralatan selesai dipasang (construction
essentialy complete), dibuktikan dengan surat pernyataan TOP yang diajukan
oleh kontraktor.
Construction essentialy complete adalah suatu keadaan yang menunjukkan
bahwa suatu peralatan individual, sub sistem, dan sistem telah selesai
terpasang dan telah menjalani uji prakomisioning. Sementara yang
dimaksud dengan uji prakomisioning adalah suatu pengujian pada tahap
pemasangan (konstruksi), terhadap kebenaran pemasangan dan
kelengkapan peralatan/perlengkapan.7
Surat pernyataan TOP atau ERF (Equipment Released for Test) adalah surat
pernyataan serah terima pekerjaan yang diterbitkan oleh tim supervisi
konstruksi yang menyatakan bahwa peralatan atau perlengkapan telah
selesai pemasangannya dan siap untuk dilakukan pengujian komisioning.
TOP ditandatangani bersama oleh tim supervisi konstruksi dan kontraktor.
apabila selama inspeksi, tidak ditemukan butir yang bersifat major . Bila ada
butir yang bersifat major maka harus dilakukan perbaikan dahulu sebelum
TOP ditandatangani. Sedangkan apabila temuan bersifat minor maka TOP
dapat ditandatangani dan temuan minor harus dicatat untuk monitoring
perbaikan lebih lanjut
9
Permohonan pelaksanaan uji
Setelah ada surat pernyataan TOP, agar semua pekerjaan komisioning dapat
berjalan dengan baik sesuai rencana maka harus dipastikan kesiapan
interfacing dari masing-masing sistem pada obyek yang akan dikomisioning.
Hal ini untuk menghindari terjadinya kerugian waktu dan biaya bila terjadi
kegagalan dikarenakan ada beberapa itemyang ternyata belum siap.
Pelaksanaan supervisi pengujian
Dalam melaksanakan supervisi pengujian dilapangan, Tim Komisioning PLN
melaksanakan :
Persiapan
Pemeriksaan alat pelindung diri
Pemeriksaan surat pernyataan TOP.
Pemeriksaan terhadap laporan hasil uji prakomisioning berikut hasil kalibrasinya.
Pemeriksaan setting proteksi
Koordinasi dengan pihak-pihak terkait
Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan test procedure dan blanko uji yang akan digunakan
untuk penulisan hasil uji di lapangan
Memeriksa kelengkapan peralatan uji, kondisi dan status kalibrasi.
Pemeriksaan kelengkapan dan kondisi alat bantu yang akan digunakan dalam pengujian.

10
Pelaksanaan
1. Pemeriksaan kondisi ruang tempat pengujian dan
kelengkapan keselamatan kerja.
2. Pemeriksaan visual terhadap peralatan yang akan diuji,
antara lain : spesifikasi peralatan, kondisi peralatan, dan
kelengkapan peralatan.
3. Melakukan pengamatan selama pengujian berlangsung
4. Membuat catatan pending item pada lembar hasil uji, jika
ada penyimpangan atau kekurangan.
5. Membuat rekomendasi lulus uji atau tidak lulus uji.
6. Menandatangani hasil pengujian pada laporan hasil uji
lapangan, yang telah dilakukan oleh tim uji kontraktor. Hal ini
dilakukan bila hasil uji memenuhi persyaratan. Jika hasil
pengujian tidak memenuhi persyaratan maka pihak
kontraktor direkomendasikan untuk memperbaiki
kekurangan tersebut dan melakukan uji ulang.
11
Pelaksanaan Komisioning Gardu Distribusi

Pelaksanaan komisioning untuk Gardu Distribusi agar


memudahkan dalam pelaksanaan, maka pengujian dibagi
dalam beberapa item uji yaitu :
1. Pengujian individual peralatan
Peralatan individu adalah tiap-tiap peralatan yang ditinjau secara
mandiri, sesuai fungsinya. Misalnya :tiang, pondasi, konduktor,
Acessories, dll.
Pengujian ini dilaksanakan untuk membuktikan bahwa setiap peralatan
individual tersebut secara terpisah dapat berfungsi dengan baik
Peralatan yang akan diuji secara individu, antara lain :
Komponen utama dari Gardu Distribusi :
• Trafo
• FCO
• Sistem Pentanahan
• PHB 12
Pengujian dan komisioningpada gard u portal / cantol

1. Memeriksa / menguji kondisi FCO


2. Memeriksa / menguji kondisi LA
3. Memeriksa / menguji kondisi trafo
4. Memeriksa / menguji tahanan isolasi, indeks polaritas dan tegangan
tembus minyak isolasi trafo
5. Memeriksa / menguji tahanan isolasi PHB-TR
6. Memeriksa / menguji tahanan kontak saklar utama TR
7. Memeriksa / menguji kondisi NH-fuse dan dudukannya
8. Memeriksa / menguji kabel penghubung trafo dengan PHB-TR dan
terminalnya
9. Memeriksa / menguji kabel penghubung PHB-TR ke JTR ( opstyg ) dan
terminal sambungannya
10. Memeriksa / menguji tahanan pentanahan netral sistem JTR dan
peralatan .

13
Pengujian dan komisioning sipil pada gardu
beton / tembok
1. Memeriksa / menguji halaman gardu
2. Memeriksa / menguji cat pagar
3. Memeriksa / menguji kunci pintu pagar
4. Memeriksa / menguji cat dinding luar dan dalam bangunanan gardu
5. Memeriksa / menguji dak bagian atas gardu
6. Memeriksa / menguji sistem ventilasi udara
7. Memeriksa / menguji saluran air
8. Memeriksa / menguji talang air
9. Memeriksa / menguji man-hole
10. Memeriksa / menguji jalan masuk ke gardu
11. Memeriksa / menguji papan-tanda peringatan
12. Memeriksa / menguji lampu penerangan di luar dan dalam serta
lampu test
13.
14
Pengujian dan komisioning peralatan listrik
pada gardu beton
1. Memeriksa / menguji tahanan isolasi kabel penghubung TM
2. Memeriksa / menguji terminating kabel dan kontak sepatu kabel.
3. Memeriksa / menguji kontak-kontak terminal (kubikel)
4. Memeriksa / menguji kerja mekanis, alat kontak kubikel
5. Memeriksa / menguji tahanan isolasi, tahanan kontak dan
keserempakan alat kontak kubikel
6. Memeriksa / menguji pemisah tanah kubikel
7. Memeriksa / menguji tahanan pentanahan kubikel, trafo, PHB-TR, rak
kabel, pintu gardu
8. Memeriksa / menguji pentanahan
9. Memeriksa / menguji terminal-terminal trafo ditribusi (TM / TR ), trafo
ukur, rele, fuse

15
Pengujian dan komisioning peralatan listrik
pada gardu beton
10. Memeriksa / menguji kekencangan pengikatan (mur baut) pada
bushing trafo
11. Memeriksa / menguji pemutus beban TR, rel TR, kabel jurusan dan
terminalnya
12. Memeriksa / menguji kontak pelebur TR dan fuse base
13. Memeriksa / menguji kondisi LA
14. Memeriksa / menguji trafo distribusi.
15. Memeriksa / menguji tahanan isolasi dan indeks polaritas trafo
distribusi
16. Memeriksa / menguji tegangan tembus minyak trafo

16
Pengujian sistem
Pengujian ini dilaksanakan untuk membuktikan bahwa seluruh
peralatan individual yang tergabung di dalam system secara
terpadu dapat berfungsi dengan baik.
Contoh pengujian sistem, antara lain :
a. Percobaan pemberian tegangan (energizing)
b. Pengujian ini dimaksudkan untuk memeriksa kekuatan
isolasi peralatan pada tegangan operasi normalnya tanpa
beban.Pengujian ini dilakukan selama 24 jam, tidak boleh
terjadi gangguan.
c. Pengujian dalam keadaan berbeban
d. Pengujian ini secara umum dimaksudkan untuk memeriksa
peralatan pada kondisi pembebanan tidak mengalami
gangguan yang ditimbulkan oleh arus beban.
17
Penerbitan rekomendasi laik bertegangan
Tim Komisioning PLN melakukan evaluasi meliputi uji individual dan uji
system untuk mempersiapkan rekomendasi laik bertegangan. Bila terdapat
pending item yang bersifat major atau tidak memenuhi persyaratan
kontrak atau standar, maka Tim Komisioning PLN menyampaikan
surat/rekomendasi kepada pihak kontraktor untuk melengkapi kekurangan
tersebut sebelum melakukan percobaan pemberian tegangan Bila
terdapat kekurangan yang bersifat minor, maka Tim Komisioning PLN :
1. Menyampaikan surat/rekomendasi kepada pihak kontraktor untuk
melengkapi kekurangan tersebut dan dapat diselesaikan setelah
percobaan pemberian tegangan dilakukan.
2. Tim Komisioning PLN membuat laporan ringkas/pernyataan siap uji
pemberian bertegangan
3. Tim Komisioning PLN mengajukan penerbitan Rekomendasi Laik
Pemberian tegangan kepada PLN Jasa Sertifikasi.
4. Selanjutnya PLN Jasa Sertifikasi akan menerbitkan Rekomendasi Laik
Bertegangan yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait yaitu : pengelola
proyek, pengendali jaringan dan kontraktor (bila kontraktor sebagai
peminta jasa).
18
Penerbitan rekomendasi laik bertegangan

Bila tidak terdapat kekurangan, maka Tim Komisioning


PLN :
1. Membuat laporan ringkas/pernyataan siap untuk uji pemberian
tegangan
2. Mengajukan penerbitan Rekomendasi Laik Bertegangan kepada
kantor PLN Jasa Sertifikasi
3. Selanjutnya kantor PLN Jasa Sertifikasi akan menerbitkan
Rekomendasi Laik Bertegangan yang ditujukan kepada pihak-pihak
terkait yaitu : pengelola proyek, pengendali jaringan distribusi, dan
kontraktor.

19
Tahapan Pelaksanaan Komisioning Gardu
Distribusi
Tahapan kegiatan komisioning, meliputi :
1. Rapat koordinasi
2. Surat Pernyataan TOP (Certificate of Turn Over
Package)
3. Review dokumen
Dokumen-dokumen yang direview dan harus
disediakan oleh kontraktor antara lain sebagaimana
tercantum pada tabel berikut.

20
Dokumen yang direview
pada Komisioning Instalasi Gardu Distribusi
NO KETERANGAN NO KETERANGAN
1 Design Calculation 4 Manual
a. Koordinasi isolasi a. Pondasi
b. Trafo b. Trafo
c. FCO c. PHB / LV Board
d. LA Trafo d. LA TRafo, FCO
e. Kabel & Accessories e. Grounding , Kabel (TM/TR)
f. PHB / LV Board
g. Grounding 5 Test Report
2 Gambar Konstruksi a. Types test
a. Kontruksi Gardu - Tiang / Pondasi
b. Pondasi / TIang - Trafo
c. Bangunan - PHB / LV Board
d. Grounding - LA Trafo, FCO
- Grounding, Kabel TM/TR
- Trafo
b. Routine test menara
3 Struktur List 6 Dokumen AMDAL/RPL
Spesifikasi teknik & Instruction

21
Pelaksanaan komisioning di lapangan
Komisioning di lapangan dilakukan pada setiap pondasi dan
setiap tiang dengan cara memeriksa serta pengamatan
sepanjang saluran.
Tahapan pelaksanaan komisioning Gardu Distribusi di
lapangan, antara lain :
1. Persiapan personel dan alat kerja.
1. Persiapan alat pelindung diri
2. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait
3. Mempersiapkan blanko uji yang akan digunakan untuk penulisan
hasil pemeriksaan.
4. Memeriksa kelengkapan dan kondisi alat bantu yang akan digunakan
dalam pemeriksaan.
2. Pemeriksaan Gardu Distribusi
Pelaksanaan komisioning di lapangan dilakukan bersama dengan
kontraktor dan pemilik proyek, hal ini dimaksudkan untuk
membuktikan bahwa temuan-temuan di lapangan dapat diketahui
bersama secara langsung . 22
3. Pelaksanaan komisioning di lapangan dilakukan bersama
dengan kontraktor dan pemilik proyek, hal ini
dimaksudkan untuk membuktikan bahwa temuan-temuan
di lapangan dapat diketahui bersama secara langsung .
4. Peralatan yang diperiksa di lapangan, antara lain
sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

23
Penerbitan rekomendasi laik bertegangan

1. Pelaksanaan penerbitan rekomendasi laik bertegangan untuk


komisioning Gardu Distribusi apabila semua telah memenuhi sesuai
aturan yang berlaku.
1. Percobaan pemberian tegangan
2. Persiapan
2. Setelah Rekomendasi Laik Bertegangan diterbitkan kepada unit-unit
terkait, Tim Komisioning PLN melakukan :
1. Koordinasi dengan petugas lapangan : Pemilik proyek, Ap2B /
Kepala GI , Manajer Rayon dan Tim K2/K3.
2. Persiapan berita acara pemberian tegangan.
3. Persiapan tim untuk melakukan pengamatan di gardu
pemberi tegangan dan di gardu penerima tegangan.
4. Persiapan blanko hasil pengukuran temperatur & rasio
tegangan. dll
5. Supervisi pengukuran resistan isolasi
24
Pengujian Saat Kondisi Berbeban

Pengujian dalam keadaan berbeban pada Gardu Distribusi :


1. Persiapan
Setelah percobaan pemberian tegangan selesai dilakukan dan berhasil
dengan baik, maka Ketua Tim Komisioning PLN :
1. Melakukan koordinasi dengan petugas lapangan yaitu
Pemilik proyek, Ap2B / Kepala GI, Petugas Lapangan
dan Tim K2/K3, untuk melakukan :
• Pengukuran arus, tegangan, MW, MVAR di gardu pengirim
• Pemeriksaan saluran dengan menggunakan Thermovision.
2. Mempersiapkan berita acara pembebanan saluran.
3. Mempersiapkan blanko hasil pengukuran.

25
Pelaksanaan pembebanan saluran

Dalam pembebanan saluran, Tim Komisioning PLN melakukan :


a. Supervisi pemeriksaan saluran dengan menggunakan
Thermovision.
b. Supervisi pengukuran arus, tegangan, MW, MVAR di
gardu pengirim
c. Penandatangan berita acara pelaksanaan
pembebanan gardu, bila hasil pemeriksaan
memenuhi persyaratan.
d. Bila dalam pemeriksaan ditemui kekurangan atau
terjadi panas yang berlebihan, maka Ketua Tim
Komisioning PLN merekomendasikan kepada
kontraktor untuk memperbaiki kekurangan tersebut,
dan melaksanakan pemeriksaan ulang.
26
Pengujian saat kondisi berbeban (on load test) dilakukan
terhadap Saluran Gardu Distribusi antara lain pemeriksaan
suhu pada jumper, jointing, and termination. Sebelum dan
saat kondisi berbeban (on load), dilakukan pemeriksaan dan
pencatatan hal-hal sebagai berikut :
1. Suhu untuk konduktor
2. Kondisi cuaca setempat (suhu, tekanan, kelembaban, dsb)
3. Keretakan / pecah isolator
4. Semua sambungan di sisi jumper Konduktor
5. Sistem dan nilai pembumian Gardu Distribusi
6. Pengoperasian peralatan PMT / LBS dan PMS harus
berhasil dengan baik (termasuk kondisi emergency)
7. Periksa kesimetrisan pisau LBS / PMS saat pengoperasian
kondisi tanpa beban

27
Tahapan pengujian pada kondisi berbeban wajib dilaksanakan
untuk melihat keandalan dan kestabilan sistem pada setiap
tahapnya. Tahapan pengujian kondisi berbeban untuk saluran
Gardu Distribusi adalah sebagai berikut :
1. Lakukan pembebanan pada beban nominal
2. Ukur suhu pada jumper konduktor dengan alat thermovisi
(uji suhu).Catat suhu pada titik konektor di ketiga fasanya.
Bandingkan suhu pada titik konektor dari ketiga fasa
tersebut
3. Ukur suhu pada isolator dan terminal dengan alat thermovisi
(uji suhu),Catat suhu pada titik konektor di ketiga fasanya.
Bandingkan suhu pada isolator dan terminal dari ketiga fasa
tersebut.
4. Bila terjadi perbedaan suhu pada langkah 2 & 3 yang
melebihi dari yang ditentukan maka kemungkinan terjadi
anomali atau kelainan
28
Pengukuran Suhu pada Gardu Distribusi saat
pengujian Kondisi Berbeban
C Pengukuran Suhu pada Hasil Ukur Kondisi Kesimpulan
Gardu Distribusi (Δt)
I Temperatur Jumper,Jointing, < 5°C (9°F) Awal kondisi Baik
Termination panas berlebih
(overheating)
II Temperatur Jumper, Jointing, 5–30°C (9–54°F) Peningkatan Buruk
Termination panas berlebih
(overheating)
III Temperatur Jumper, Jointing, > 30°C (54°F) Panas Sangat Buruk
Termination berlebih
(overheating)
akut
29
Pengukuran Suhu pada Gardu Distribusi saat
pengujian Kondisi Berbeban
Teknik Kondisi
Diagnosa Item Diagnosa Action
Baik Sc Cukup Sc Kurang Sc Buruk Sc

Body trafo T<83°C 3 83<T<85 2 85<T<9 1 T≥ 90 °C N/A


(T**) °C 0 °C
Infrared
Busing TM DT< 3 10<DT>1 2 12<DT>15 1 DT≥15 Preventive -
Thermogr
(DT °C)* 10 2 °C Replacement.
aphy
Busing TR (DT DT< 3 10<DT>1 2 12<DT>15 1 DT≥ 15 Preventive -
°C)** 10 2 °C Replacement.

30
Terima Kasih

31

Anda mungkin juga menyukai