Anda di halaman 1dari 22

Mata Pelajaran 1

VISI, MISI DISTRIBUSI DAN


MANAJEMEN PROYEK
1. VISI, MISI DISTRIBUSI DAN
MANAJEMEN PROYEK

TUJUAN : Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta mampu memahami


PELAJARAN dan menjelaskan Visi, Misi Distribusi dan Manajemen Proyek
Distribusi yang berlaku dengan baik dan benar sesuai Standar
Perusahaan

DURASI : 2 JP

PENYUSUN : 1. Winayu Siswanto PT PLN (Persero) Kantor Pusat


2. Anasthasia Nurdiana PT PLN (Persero) Kantor Pusat
3. Bambang Yusuf PT PLN (Persero) Kantor Pusat
4. Soni Asmaul PT PLN (Persero) Ud. Banjarbaru

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal i


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii


DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. iv
VISI, MISI DISTRIBUSI, RUPTL &MANAJEMEN PROYEK ........................................ 1
1. Visi Misi Distribusi .................................................................................................. 1
2. RUPTL..................................................................................................................... 5
2.1. Tujuan & Sasaran Penyusunan RUPTL ......................................................... 5
2.2. Proses Penyusunan RUPTL ........................................................................... 6
2.3. Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL ........................................ 6
2.4. Ruang Lingkup dan Wilayah Usaha ................................................................ 7
3. Manajemen Proyek ................................................................................................ 7
3.1 Pengertian Manajemen Proyek ....................................................................... 7
3.2 Pengertian Manajemen Konstruksi ................................................................. 9
4. Pengertian Inspeksi ............................................................................................. 10
5. Komisioning .......................................................................................................... 10
6. Pengertian SLO .................................................................................................... 11
7. Alur / Flowchart pelaksanaan SLO ..................................................................... 13
8. Pengorganisasian pada SLO .............................................................................. 16
9. Soal Latihan .......................................................................................................... 17

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Philosophy of Asset management ........................................................... 3


Gambar 2 Asset Life Cycle ....................................................................................... 3
Gambar 3 Visi Distribusi .......................................................................................... 4
Gambar 4 Proses Penyusunan RUPTL.................................................................... 6
Gambar 5 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Terakreditasi ............. 14
Gambar 6 Pengorganisasian SLO ......................................................................... 16

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL .................................... 6


Tabel 2 Perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning, dan SLO ... 12
Tabel 3 Perbandingan Kegiatan Komisioning & SLO ............................................. 13

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iv


VISI, MISI DISTRIBUSI, RUPTL &MANAJEMEN PROYEK

1. Visi Misi Distribusi

Visi :
Diakui sebagai pengelola distribusi tenaga listrik yang efisien dengan keandalan dan
kualitas produk yang memenuhi tuntutan pelayanan kelas dunia.

Misi :

1. Mengelola distribusi tenaga listrik yang berorientasi pada kepuasan pelanggan,


anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Mendistribusikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas


kehidupan masyarakat dan menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

3. Mengelola distribusi listrik yang aman dan berwawasan lingkungan.

Stategi :

Mengelola Aset Perusahaan (Enterprise Asset Management/EAM) dengan berfokus


pada Aset Manajemen Distribusi.

Asset Management Distribusi adalah :

Kegiatan yang terkoordinasi dan sistematis melalui pengelolaan kejadian-kejadian


dilapangan, dimana organisasi (perusahaan) dapat secara optimal dan
terusmenerus mengelola asset dan sistem aset, mengelola kinerja (“perfomace”)
yang terkait, mengelola risiko („risk”) dan pengeluaran/biaya(“cost”) selama siklus
hidup aset (“life cycle asset”) untuk tujuan mencapai rencana strategis
organisasi/perusahaan

Motto :

“Cepat Nyala, Nyala Terus”

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Distribusi

Empat poin penting yang menjadi tugas dan tanggung jawab divisi distribusi:

1. Kebijakan dan regulasi


2. Arahan strategis
3. Kinerja Distribusi
4. Optimasi dan Sinergi Sumber Daya

Strategi Utama:

Untuk mewujudkan Visi Distribusi dan Pelayanan di atas, telah ditetapkan 3 (tiga)
strategi utama dalam pengelolaan bidang distribusi yaitu :

1. Mengedepankan kejujuran dan keunggulan dalam proses kerja untuk


menghasilkan perbaikan kinerja distribusi tenaga listrik yang berkesinambungan.

2. Mendorong tersedianya SDM yang kompeten dan organisasi yang memadai


dalam pengelolaan sistem distribusi tenaga listrik

3. Menerapkan teknologi baru dan manajemen modern yang sesuai untuk


meningkatkan kinerja distribusi tenaga listrik.

Sasaran Distribusi:

1. Susut Distribusi
2. SAIDI
3. SAIFI
4. Gangguan JTM per 100 kms
5. Gangguan trafo distribusi
6. Gangguan kubikel
7. Gangguan SR dan APP
8. Response Time (Waktu Tanggap).
9. Recovary Time (Waktu Pemulihan).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


Philosophy of Asset Management

Gambar 1 Philosophy of Asset management

Asset Life Cycle

Gambar 2 Asset Life Cycle

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


Tahapan Asset Life CycleMaterial atau Sistem Distribusi

1 Invest in new assets : design, procurement dan construksi.

2 Operation assets.
3 Maintain (pemeliharaan) Assets.
4 Repair (perbaikan), Replace (penggantian) and Dispose (membuang) of Assets

Visi Distribusi

VISI -
VISI :
EFISIEN
DISTRIBU -
- ANDAL
BERKUALIT
SI AS
Strat
egi ?
Tugas dan
tanggung
EAM
jawab Divisi
Distribusi
Distribus Sasaran Distribusi :

i 1.
2.
Susut Distribusi.
SAIDI.
3. SAIFI
4. Gangguan JTM/100
kms.
1. Kebijakan & 5. Gangguan Trafo
Regulasi. Distribusi.
2. Arahan Strategis. 6. Gangguan Kubikel
3. Kinerja Distribusi. 7. Gangguan SR/APP
4. Optimasi & 8. Response Time.
Sinergi Sumber 9. Recovary Time.
Daya

Gambar 3 Visi Distribusi


.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


2. RUPTL
1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan


Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2006, khususnya Pasal 5 ayat (1) dan
ayat (2) :

(1) RUPTL disusun berdasarkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional.

(2) RUPTL digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penyediaan tenaga listrik


bagi Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum.

(3) Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2682
K/21/MEM/2008 tanggal 13 November 2008 tentang Rencana Umum
Ketenagalistrikan Nasional.

2.1. Tujuan & Sasaran Penyusunan RUPTL

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


2.2. Proses Penyusunan RUPTL

Gambar 4 Proses Penyusunan RUPTL

2.3. Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL

Tabel 1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


2.4. Ruang Lingkup dan Wilayah Usaha

3. Manajemen Proyek
3.1 Pengertian Manajemen Proyek
Manajemen Proyek telah memberi batasan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada melalui pengorganisasian.
Pengertian diatas maksudnya adalah bagaimana mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan pemanfaatan segala sumber daya yaitu manusia, uang, bahan dan
alat-alat di dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
metode-metode tertentu.

“Manajemen proyek adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan proses


pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya
organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

a. Perencanaan

Didalam perencanaan ini manajemen dituntut untuk mampu memilih dan


menentukan langkah-langkah kegiatan akan datang yang diperlukan untuk
mencapai sasaran. Langkah pertama adalah menentukan sasaran yang hendak
dicapai kemudian menyusun urutan langkah yang akan diambil untuk mencapai
sasaran tersebut. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
adalah untuk menjembatani antara langkah yang diambil dengan sasaran yang
akan diraih sesuai dengan tujuan tertentu.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


b. Pengorganisasian

Pengorganisasian mempunyai pengertian bahwa manajemen harus mampu


mengatur mengalokasikan kegiatan serta mengkoordinasikan sumber daya
kepada anggota organisasi agar dapat mencapai sasaran secara efisien. Hal ini
berarti perlu adanya pengaturan peranan masing-masing anggota.Peranan ini
kemudian dijabarkan menjadi pembagian tugas, tanggung jawab dan
otoritas.Atas dasar ini pembagian tersebut selanjutnya disusun struktur
organisasi.

c. Kepemimpinan

Maksud dari kepemimpinan ini adalah bagaimana menajemen mendiskripsikan,


mengarahkan dan mendelegasikan serta mampu menciptakan suasana kerja
yang kondusif dan mampu memotifasi para stafnya untuk melaksanakan tugas
sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

d. Pengendalian

Pengendalian ini mempunyai arti bahwa manajemen mampu memantau,


mengkaji dan bila perlu mengadakan koreksi agar hasil kegiatan sesuai dengan
kebijakan organisasi.

Dari pengertian di atas dapat terlihat bahwa konsep manajemen proyek


mengandung hal-hal sebagai berikut:

a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya yaitu:


merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya
perusahaan yang berupa manusia, biaya dan material.

b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek dengan sasaran yang telah ditentukan.

c. Memakai pendekatan sistem.

d. Mempunyai hirarki horizontal dan vertikal.

Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa manajemen proyek tidak bermaksud


meniadakan arus kegiatan vertical, tetapi ingin memasukkan pendekatan teknik
serta metode yang spesifik untuk menanggapi tuntutan dan tantangan yang dihadapi
dalam kegiatan proyek.

Tahapan-tahapan dalam kegiatan manajemen proyek adalah:

1) Tahapan penjadwalan proyek dan perencanaan bangunan.

2) Tahapan pelelangan dan kontrak pelaksanaan.

3) Tahapan pelaksanaan fisik kontruksi.

4) Tahapan penilaian proyek sebelum penyerahan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8


3.2 Pengertian Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi adalah suatu metode umtuk memenuhi kebutuhan
konstruksi.Manajemen konstruksi menanggani tahapan-tahapan perencanaan,
desain dan konstruksi proyek ke dalam tugas-tugas yang terpadukan.

Tugas-tugas itu dibebankan kepada suatu tim manajemen yang terdiri dari pemilik,
manajer dan organisasi perancang. Kontraktor dan / atau badan pendukung dana
dapat pula merupakan bagian dari tim tersebut. Hubungan kontrak antar anggota
tim dimaksudkan untuk menekan seminimal mungkin adanya pertentangan dan
menumbuhkan daya tanggap dalam lingkungan tim itu sendiri.

Ciri yang paling membedakan proses manajemen kontruksi dengan yang lainnya
adalah adanya satu perusahaan tunggal, perusahaan manajemen kontruksi yang
terlibat dalam keseluruhan proyek.

a. Mekanisme Prosedur Komisioning Dan SLO


Menurut Kep.Dir No 004.K/DIR/2013, pengujian adalah segala kegiatan yang
bertujuan untuk rnengukur dan menilai unjuk kerja suatu instalasi.

Menurut kamus umum, pengujian adalah penilaian yang dimaksudkan untuk


mengukur pengetahuan atau kemampuan dari responden (produk/benda yang
diuji).

Menurut IEC, pengujian produk dapat dibagi menjadi 5, yaitu:

 Pengujian Jenis (Type Test)

Uji jenis ialah pengujian yang lengkap untuk menentukan apakah hasil
produksi telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditemukan dalam
standar ini.

Pengujian ini bila telah dilakukan tidak perlu diulang, kecuali bila ada
perubahan bahan atau konstruksi kabel yang kemungkinan dapat merubah
karakteristiknya.

 Pengujian Rutin (Routine Test)

Uji rutin ialah pengujian yang dilakukan secara rutin yang ditentukan dalam
standar ini pada setiap hasil produksi oleh produsen.Pengujian ini harus
dilakukan oleh pabrik pembuat terhadap setiap hasil produksi.

 Pengujian Contoh (Sample Test)

Uji contoh ialah pengujian yang dilakukan terhadap contoh-contoh yang


diambil dari satu kelompok hasil produk untuk menentukan apakah
kelompok tersebut mempunyai sifat-sifat yang sama dengan jenis produk
tersebut seperti yang ditentukan dalam standar/ kontrak.

Pengujian ini umumnya dilaksanakan pada saat serah barang. Pengujian ini

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


sebagai verifikasi terhadap hal-hal yang seharusnya telah dilaksanakan
oleh pabrik pembuat.Pengambilan contoh-uji dan kriteria penilaian uji serah
terima sesuai aturan standar.

 Pengujian Khusus (Special Test)


Yaitu pengujian yang dilakukan sesuai kesepakatan antara penjual dan
pembeli, biasanya karena menyangkut waktu (lama), biaya (mahal) dan
resiko (rusak).

 Uji sesudah Instalasi (Test After Installation)

Yaitu pengujian yang dilakukan setelah produk dipasang ditempat, untuk


membuktikan bahwa produk masih bekerja (berfungsi) seperti yang
direncanakan, setelah mengalami bermacam kondisi perubahan termasuk
goncangan transportasi.

Selain itu, ada pengujian yang disyaratkan dalam kontrak, yaitu Factory
Acceptance Test (FAT) yang artinya pengujian serah terima denganbutir
pengujian, meliputi pengujian rutin (routine test) dan pengujian khusus (special
test).

4. Pengertian Inspeksi
Menurut Kep.Dir No 004.K/DIR/2013, inspeksi adalah pemeriksaan suatu desain
produk, jasa, proses, atau pabrik dan penentuankesesuaiannya terhadap
persyaratan tertentu atau persyaratan umum berdasarkan pembuktiansecara
profesional.

Inspeksi adalah suatu pemeriksaan atau pengujian individu terhadap standar yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan enjinering, inspeksi bisa melibatkan pengukuran,
tes, dan alat ukur yang diterapkan untuk karakteristik tertentu terhadap obyek
(peralatan, instrumen, instalasi) atau kegiatan, misalnya: organisasi, proyek.

Hasilnya biasanya dibandingkan dengan persyaratan dan atau standar tertentu,


untuk menentukan apakah item atau kegiatan ini sejalan dengan target. Inspeksi
biasanya non-destruktif

5. Komisioning
Kegiatan komisioning dapat mempunyai maksud yang berbeda, maka definisi
komisioning juga ada beberapa macam, diantaranya ialah;

Komisioning ialah suatu kegiatan inspeksi, umumnya dilakukan oleh suatu


organisasi (tim) atau badan penguji resmi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10


Didalamnya terdapat kegiatan pengukuran, pengujian dan pembuktian terhadap
karakteristik tertentu dari suatu obyek atau aktivitas. Umumnya hasilnya akan
dibandingkan terhadap persyaratan standar atau khusus untuk menentukan
apakah hasil uji tersebut sesuai. Inspeksi umumnya adalah uji tidak merusak.

Komisioning adalah pengujian terhadap peralatan atau mesin, yang dilaksanakan


di lapangan, untuk membuktikan kesesuaian pemasangannya dan operasinya.

Komisioning adalah suatu rangkaian kegiatan yang terus-menerus, dimulai sejak


saat pemasangan selesai (construction essentialy complete) sampai saat serah
terima (taking over), dengan tujuan membawa sistem dari kondisi non-aktif ke
kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji
individual, uji sub-sistem dan uji sistem untuk pembuktian terhadap persyaratan
kontrak, keamanan serta keandalan operasi.

Uji Komisioning dilakukan di lapangan untuk membuktikan setting dan berfungsinya


proteksi serta performance peralatan secara individu, sub-sistem dan sistem
sebelum peralatan dioperasikan secara komersial. Uji komisioning wajib dilakukan
bila terjadi perubahan pada hardware (antara lain: rekondisi, perubahan kapasitas,
dan relokasi) dan atau software yang mempengaruhi performance.

6. Pengertian SLO
Sejak diberlakukannya Undang-Undang tentang Ketenagalistrikan, yang pada
beberapa pasalnya menyatakan bahwa : Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan
wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan, untuk mewujudkan
kondisi aman, andal dan akrab lingkungan (A3), maka setiap instalasi tenaga listrik
yang beroperasi wajib memiliki sertifikat laik operasi (SLO).

Menurut Kep.Dir No 004.K/DIR/2013, Sertifikat Laik Operasi (SLO) adalah


Pengakuan formal dari lembaga inspeksi pada peralatan dan instalasi tenaga listrik
bahwa instalasi dan peralatan tersebut sudah memenuhi peraturan keselamatan
ketenagalistrikan berdasarkan evaluasi data inspeksi yang sistematis.

Aturan mengenai SLO, selengkapnya dituangkan pada Permen ESDM No 0045 th


2005 dan Permen ESDM No 0046 th 2006.

Secara umum perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning dan


SLO adalah sbb:

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11


Tabel 2 Perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning, dan SLO

PENGUJIAN INSPEKSI KOMISIONING SLO


Perlu alat uji Tidak perlu alat uji Tidak perlu alat uji Tidak perlu alat uji
Bisa Destruktif Umumnya Non Umumnya Non Non Destruktif
maupun Non Destruktif Destruktif,
Destruktif memungkinkan
Destruktif
Tidak Tidak membutuhkan Membutuhkan Membutuhkan
membutuhkan koordinasi dan ijin koordinasi dan ijin koordinasi dan ijin
koordinasi dan ijin dari pengelola sistem dari pengelola sistem dari pengelola sistem
dari sistem
Uji komponen Uji Uji komponen Uji kinerja sistim *)
(individual) komponen(individual) (individual) s.d sistim
s.d sub sistim
Dilakukan di Dilakukan di Dilakukan di Dilakukan di
pabrik/ lab pabrik/lapangan, lapangan sesudah lapangan sebelum
ketika pemasangan konstruksi operasi komersial
Untuk memenuhi Monitoring mutu dan Untuk memenuhi Untuk memenuhi
spesifikasi teknik progress pekerjaan kontrak undang-undang dan
peraturan yang
berlaku
Dilakukan oleh Dilakukan Dilakukan oleh Tim Dilakukan oleh LIT
petugas yang ahli sehubungan dengan resmi dari beberapa resmi, termasuk
di bidangnya jabatan pihak pemerintah

*) Pelaksanaan SLO dilakukan setelah komisioning selesai dilaksanakan, namun


untuk menghemat waktu dan biaya, pelaksanaan SLO dimungkinkan bersamaan
dengan pelaksanaan Komisioning.

Bagi PLN, SLO diperlukan sebagai acuan serah terima proyek untukoperasi
komersil (comercial operation). Instalasi yang tidak lulus persyaratan SLO, tidak
diberikan SLO, artinya tidak boleh beroperasi. Mata uji untuk laik operasi ini tidak
selengkap mata uji komisioning, karena yang diperlukan adalah kesesuaian antara
sistim grid yang existing dengan sistim baru yang akan masuk grid.

Apabila komisioning tidak dilaksanakan maka tidak pernah diketahui fungsi dan
kinerja peralatan, sub-sistem dan sistem sehingga tidak layak untuk
dioperasikan.Tidak adanya data hasil komisioning mengakibatkan secara statistik
PLN tidak dapat mengetahui penurunan kualitas fungsi dan kinerja peralatan, sub-
sistem dan sistem.Sedangkan Instalasi yang tidak punya SLO, secara hukum tidak
boleh beroperasi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12


6.1 Perbandingan Kegiatan Komisioning & SLO

Perbedaan antara tujuan kegiatan komisioning dan SLO adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Perbandingan Kegiatan Komisioning & SLO

Komisioning SLO

Tujuan utamanya untuk memenuhi Tujuan utamanya untuk memenuhi

kewajiban kontraktor terhadap pemilik kepatuhan tehadap perundang-

instalasi sesuai yang tertulis dalam buku undangan, peraturan dan standar

kontrak berdasarkan peraturan- dengan tujuan agar instalasi penyedia

peraturan, standar dan ketentuan lain tenaga listrik beroperasi secara aman,

yang disepakati bersama andal dan akrab lingkungan serta

Produk akhir kegiatan komisioning Produk akhir kegiatan SLO adalah

adalah Laporan Teknik Komisioning Sertifikat Laik Operasi

Dibutuhkan untuk serah terima proyek Dibutuhkan sebagai syarat untuk

beroperasi secara komersial

7. Alur / Flowchart pelaksanaan SLO


Diagram di bawah memperlihatkan proses dan interaksi antara pemilik instalasi,
Pemerintah, dan LIT yang sudah terakreditasi sebagai pelaksana inspeksi SLO.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13


Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Belum Terakreditasi

Gambar 5 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Terakreditasi

Tugas dan tanggungjawab Tim Komisioning PLN, meliputi :

1. Mengevaluasi peralatan yang telah selesai dibangun dan siap dikomisioning

2. Mengevaluasi dan menyetujui usulan program komisioning dari Kontraktor


termasuk prosedur ujinya

3. Menyusun jadwal pelaksanaan komisioning

4. Mengkoordinasikan, menyaksikan dan mengawasi pelaksanaan komisioning,


dan jika dianggap perlu dapat melaksanakan komisioning

5. Membuat evaluasi dan laporan komisioning

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14


Tugas dan tanggungjawab Kontraktor, meliputi :

1. Menyerahkan dan menjelaskan kepada PLN daftar peralatan yang akan diuji
disertai hasil uji prakomisioning serta program komisioning, yang terdiri dari :

a. Jadwal

b. Macam (lingkup pekerjaan)

c. Metode/prosedur

d. Lembar uji berita acara

Untuk mendapat persetujuan, sebelum komisioning dilaksanakan

2. Melaksanakan komisioning instalasi bersama Tim Komisioning PLN sesuai


program yang telah disetujui

3. Menyerahkan dokumen dan data komisioning yang telah disetujui Tim


Komisioning PLN, antara lain :

a. Data dan hasil pencatatan seluruh pengujian yang telah dilakukannya

b. Data kelainan, kekurangan dan perubahan yang terjadi (deficiency list) dari
peralatan

c. Rekomendasi penyempurnaan operasi

d. Laporan uji unjuk kerja

4. Menjamin perbaikan atau penggantian peralatan/perlengkapan sampai dapat


diterima PLN

5. Membuat laporan komisioning

Catatan : sebenarnya kontraktor terdiri dari kontraktor pelaksana pembangunan


dan pabrikan. Dalam hal seperti ini, kontraktor dianggap sekaligus mewakili
pabrikan.

Dalam hal PLN menggunakan jasa konsultan (commissioning engineering


consultant), maka tugas konsultan adalah membantu Tim Komisioning PLN

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15


8. Pengorganisasian pada SLO
Bentuk organisasi pelaksanaan kegiatan SLO dan basic communication sangat
sederhana seperti terlihat pada bagan dibawah ini :

Gambar 6 Pengorganisasian SLO

Wewenang dan tugas organisasi dalam pelaksanaan kegiatan SLO adalah sebagai
berikut :

a) Pemilik instalasi tenaga listrik :

- Mengajukan permohonan untuk dilakukan inspeksi SLO

- Menyampaikan dokumen-dokumen yang diperlukan

- Menyelesaikan aspek finansial

- Menyaksikan pemeriksaan dan pengujian SLO

b) Lembaga Inspeksi Teknik - Tim inspeksi SLO :

- Memproses permohonan pemilik instalasi tenaga listrik

- Membentuk /menugaskan inspektor melaksanakan inspeksi SLO

- Membuat evaluasi, laporan, dan rekomendasi inspeksi SLO

- Menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (untuk LIT yang terakreditasi)

- Mendampingi inspektur DJK dan menyampaikan tembusan laporan teknik


SLO

c) Kementerian ESDM– DJK :

- Menunjuk LIT sebagai pelaksana SLO

- Menyaksikan inspeksi SLO

- Menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (untuk LIT yang belum terakreditasi)

- Memonitor SLO yang sudah diterbitkan dan menerima laporan dari LIT yang
sudah terakreditasi

- Melakukan pengawasan dan pembing

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16


9. Soal Latihan
Pililah salah satu jawaban yang paling benar :
1. Visi Distribusi :
a. Diakui sebagai pengelola distribusi tenaga listrik yang efisien dengan keandalan
dan kualitas produk yang memenuhi tuntutan pelayanan kelas dunia.
b. Diakui sebagai pengelola distribusi tenaga listrik yang efisien dengan kualitas
dan keandalan produk yang memenuhi tuntutan pelayanan kelas dunia
c. Diakui sebagai pengelola distribusi tenaga listrik yang keandalan dengan
kualitas dan efisien produk yang memenuhi tuntutan pelayanan kelas dunia
d. Diakui sebagai pengelola distribusi tenaga listrik yang keandalan dengan efisien
dan kualitas produk yang memenuhi tuntutan pelayanan kelas dunia
2. Misi distribusi :
a. Mengelola distribusi tenaga listrik yang berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan dan pemegang saham
b. Mendistribusikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan menjadi pendorong kegiatan ekonomi
c. Mengelola distribusi listrik yang aman dan berwawasan lingkungan
d. Jawaban benar semua.
3. Setiap PLN Unit harus memiliki RUPTL untuk jangka waktu …….. dan diperbaruhi
setiap tahun.
a. 5 tahun
b. 7 tahun
c. 8 tahun
d. 10 tahun
4. Proses perencanaan, pengorganisasian, dan proses pengendalian upaya anggota
organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk tercapainya
tujuan organisasi yang telah, disebut :
a. Manajemen proyek
b. Manajemen perencanaan
c. Manajemen pengorganisasian
d. Manajemen pengendalian
5. Tugas dan tanggungjawab Tim Komisioning PLN, meliputi :
a. Mengevaluasi peralatan yang telah selesai dibangun dan siap dikomisioning
b. Mengevaluasi dan menyetujui usulan program komisioning dari Kontraktor
termasuk prosedur ujinya, Menyusun jadwal pelaksanaan komisioning
c. Mengkoordinasikan, menyaksikan dan mengawasi pelaksanaan komisioning,
dan jika dianggap perlu dapat melaksanakan komisioning, Membuat evaluasi
dan laporan komisioning
d. Betul Semua

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17

Anda mungkin juga menyukai