PONDASI
Pondasi adalah bangunan paling bawah dan ditanam
didalam tanah yang berfungsi meyangga bangunan
diatasnya .
Berdasarkan line profile dan tower schedule dilakukan rechek survey, yaitu mendata
lokasi titik-titik senter tower , bila hilang harus dicari dengan menggunakan monografi
yang telah dibuat oleh pemilik pekerjaan (PLN ), mendata pepohonan, bangunan, dan
lain-lain yang ada didalam strip ROW selebar 20 meter sepanjang Route rencana jalur
transmisi 150 kV, kemudian apabila ada perubahan line profile dan tower ploting
digambar ulang disesuaikan dengan data dari hasil recheck survey.
Mencari patok titik senter tower yang hilang
berdasarkan monografi :
Jalan raya
M Tiang listrik
Tiang listrik 4m
P2
4m
6,5 m
5m
Pohon
Rumah
6,5 m
5m Patok yang
dicari
4m
Pohon Nangka
Pohon Cemara
6,5 m
5m
S/S
1 2 3 4
2. Soil Investigation
Setelah ditemukan semua titik senter tower maka dilakukan soil investigation
Soil investigation adalah penyelidikan kondisi tanah, setelah titik-titik tower
sudah ditentukan maka dilakukan penyelidikan kondisi tanah , ada dua
macam penyelidikan kondisi tanah yaitu untuk mengetahui bearing capacity
dari tanah, tanah lembek, normal, keras berbatu, berair, kering dsb.
Pengujian bearing capacity tanah biasanya disebut dengan pekerjaan sondir,
sedangkan untuk mengetahui kondisi tanah apakah normal, lembek
berlumpur, berpasir, berbatu, berair yaitu dengan cara di bor dan diambil
sampelnya pekerjaan tersebut biasanya dinamakan pekerjaan boring.
Sondir
tower
Kelas 6b (antar
pondasi kaki tower
terhubung dengan
balok beton)
Tanah terndam air, air, Pad & Chimney dengan
7 tanah Tinggi 0,7 s/d 5
ukuran besar
CROSS DIAGONAL SECTION
Setelah kelas pondasi ditentukan maka dibuat gambar cross diagonal section
Dibuat gambar mal dengan skala 1 : 100 H dan V sama sesuai dengan type tower kemudian
diletakan diatas profile , dari sini dapat diketahui berapa kaki tiang ditambah atau dikurangi dan
gambar mal ini dapat digeser sejajar garis horisontal sesuai dengan type tower dengan
penambahannya , penggeseran disebut
+2
dapat ditulis :
Model ini dapat digeser disesuaikan dengan ketinggian tower yang diperlukan cara penggeseran
harus selalu garis horisontal sejajar , perobahan kaki tower tersebut adalah sehingga pada
kartu identitas ditambah , hal ini untuk menentukan hasil akhir, yaitu untuk menentukan tinggi
tower , tinggi konduktor dsb.
PONDASI
Pile
Reinforcing Rods
JENIS PONDASI TOWER TRANSMISI
1. NORMAL FOUNDATION (Pondasi Normal)
Pondasi normal ini dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3
sesuai dengan bearing capacity dari tanah
2 SPECIAL FOUNDATION
Pondasi ini dipergunakan untuk keadaan tanah yang lembek .
Untuk pondasi jenis ini tidak perlu tinggi tinggi namun harus lebar , untuk
menjaga agar tower tidak roboh maka L x L = L2 harus luas
Luas penggalian
L pondasi Special
Luas penggalian
pondasi Rock Luas penggalian
pondasi Normal
Jenis pondasi ini adalah merupakan perbaikan dari type Rock , pondasi ini dibuat dengan membuat beberapa
lobang dengan diameter 10 cm dan kedalaman antara 6 s/d 10 meter cara membuat lobang dengan
menggunakan peralatan yang disebut Jack Hammer
Setiap lobang diadakan pembesian dan hanya diberi satu batang besi beton dan pada setiap batang diberi
cabang-cabang yang dilas untuk menjaga agar batang besi beton tepat ditengah-tengah .
Setelah pembesian kemudian dilakukan pengecoran dengan semen cair dan sedikit pasir dan juga menggunakan
Vibrator, yaitu alat untuk memadatkan semen agar tidak terjadi rongga , hal ini sangat penting karena diameter
lobang hanya 10 cm.
6. SPECIAL PILE FOUNDATION
Jenis pondasi ini merupakan pengembangan dari jenis pondasi special , pondasi ini
dibuat dari concrate dan dibuat terlebih dahulu ( dicetak ) dengan penampang bujur
sangkar dengan ukuran 30 x 30 atau 40 x 40 atau berpenampang lingkaran dengan
diameter 30 s/d 40 cm
Untuk kondisi tanah yang labil jenis pondasi ini juga sering digunakan dengan
kedalaman lebih dari 10 meter dengan cara cetakan beton tersebut disambung,
yaitu dengan cara setelah batang pertama dipancang sampai masuk semua
kedalam tanah kemudian disambung batang berikutnya dengan plat besi dan
dilas , dan dipancang lagi sampai mencapai tanah yang stabil
Banyak macam jenis pondasi sehingga banyak pula jenis stub tergantung dari
keadaan tanah dan jenis pondasi , stub mempunyai banyak ukuran , stub adalah
bagian paling bawah yang ditanam dalam concrate.
6. EXCAVASI ( penggalian )
Setelah titik senter tower diketahui dan jenis
pondasi berikut ukurannya sudah ditentukan
maka dilakukan penggalian , untuk penggalian
pondasi pada tanah yang rata tidak ada
extension leg ( perpanjangan kaki tower ) itu lebih
mudah, namun penggalian pada tanah yang
miring ( level tidak sama ) dan ada perpanjangan
kaki tower harus hati-hati, karena penggalian
tidak boleh kelebihan, bila terjadi kelebihan
penggalian tidak boleh diurug kembali dengan
tanah tapi harus di cor beton.
Penggalian pondasi yang dekat dengan jalan dan alat excavator dapat
masuk penggalian dapat dilakukan dengan excavator untuk mempercepat
pelaksanaan pekerjaan.
Untuk penggalian pondasi yang jauh dari jalan dan mesin excavator tidak dapat masuk
penggalian dilaksanakan secara manual dengan cangkul , sehingga pekerjaan memakan
waktu yang lama.
Perlu diingat bahwa dalam melakukan excavasi harus hati-hati dan teliti
jangan sampai penggalian kelebihan dalamnya bila hal ini terjadi maka
tidak boleh diurug dengan tanah tetapi harus dicor dengan beton , dalam
melaksanakan penggalian harus selalu diukur kedalamannya dengan
ukuran batang kayu , setelah selesai excavasi kemudian dilakukan stub
setting.
Untuk mamastikan bahwa kualitas, kuantitas, tenaga kerja dan alat kerja
sudah mencukupi maka dibuat ijin pengecoran, setelah diperiksa oleh
pengawas pekerjaan dan memenuhi syarat maka ijin pengecoran oleh
pengawas pekerjaan disetujui, kemudian pengecoran baru dilaksanakan.
Pengecoran untuk yang lokasi yang dekat dengan jalan yang bisa dilalui oleh
truck ready mix maka pengecoran sebaiknya dilakukan dengan beton cor
ready mix.
Untuk pengecoran yang jauh dari jalan yang tidak mungkin dilalui oleh truck
ready mix maka pengecoran dilakukan dengan molen, dan jumlah molen
harus cukup disesuaikan dengan volume pondasi yang akan dibuat.
Selama pengerjaan pengecoran diambil beberapa sampel beton untuk
pengujian kekuatan pondasi, misal pondasi disyaratkan harus K 225 maka
sampel saat diuji kekuatannya harus lebih dari 225kg/cm2
Setelah selesai pengecoran dan telah lebih dari 24 jam maka form work
atau bekisting dapat dibuka dan segera diurug , karena pondasi kualitasnya
akan baik apabila kerasnya pondasi tidak terpapar langsung oleh sinar
matahari.
Selanjutnya dibuat desain dan gambar untuk setiap jenis dan kelas pondasi
yang akan dipergunakan berikut Calculation note nya, kemudian
dimintakan persetujuan (Approve) dari pemberi kerja (PLN) .