Anda di halaman 1dari 87

UJI KOMISIONING KUBIKEL 20 KV

DI GARDU INDUK ALTAPRIMA


UJI KOMISIONING KUBIKEL 20 KV
DI GARDU INDUK ALTAPRIMA
Stephani Mutiara
0711154000122

INTRODUCTION

Dina Herdiana
0711154000097
Kerja Praktek

Pelaksanaan

Waktu 2 Juli 2018 – 2 Agustus 2018


Tempat PT. PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi (APD)
Jawa Timur, Jalan Embong Wungu No. 4, Surabaya
Tempat Pengujian Alat Gardu Induk Altaprima
1 Introduction

2 Commisioning Test

PMT / CB
Table of 3
Spesifikasi, jenis pengujian, prosedur, hasil

4 Current Transformer (CT)


Contents Spesifikasi, jenis pengujian, prosedur, hasil

5 Relay
Spesifikasi, jenis pengujian, prosedur, hasil

6 Kesimpulan
COMMISIONING
TEST
Commisioning Test

Serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan
pengujian instalasi tenaga
listrik yang telah selesai
dikerjakan dan akan
dioperasikan.

Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh
dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan harus diyakini terlebih dahulu bahwa instalasi listrik tersebut
benar-benar aman untuk dioperasikan. Untuk meyakini bahwa instalasi listrik telah benar-benar aman dioperasikan,
keberadaannya harus telah memenuhi persyaratan dan ketentuan teknis yang berlaku.
Pelaksanaan Commisioning Test

Pemeriksaan
Merupakan bagian dari Commisioning Test, dengan cara melihat langsung terhadap peralatan/ material
maupun konstruksi instalasi listrik yang telah terpasang secara kasat mata dan atau melalui bantuan alat
tertentu, misal : teropong. Tetapi tidak menggunakan bantuan alat uji/alat ukur. Ada dua jenis yaitu,
pemeriksaan sifat tampak (visual check) dan pemeriksaan pemasangan atau rangkaian konstruksi.

Pengujian
Merupakan bagian dari Commissioning Test, dimana terhadap peralatan/ material yang akan diuji tidak bisa
dilihat secara kasat mata, sehingga harus diuji dengan menggunakan alat bantu (alat ukur). Beberapa jenis
pengujian, antara lain : pengujian individual, pengujian atau pengukuran tahanan pembumian, pengujian
tegangan tinggi, pengujian sistem pengaman/ kontrol.
PEMUTUS
TENAGA (PMT)
Pemutus Tenaga (PMT)
Atau disebut juga Circuit Breaker (CB)

Pemutus tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik


pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan
menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung
singkat, sesuai dengan ratingnya. PMT dapat memadamkan busur api
(arc) yang terjadi akibat gangguan. PMT 20 kV di gardu induk umumnya
didesain dapat dikeluarkan dari kubikel dengan cara ditarik keluar
sehingga PMT dan mekanisme penggeraknya dapat dengan mudah
dikeluarkan/dimasukkan untuk keperluan pemeliharaan.
Jenis Pengujian PMT

1 Tahanan Isolasi

2 Tahanan Kontak

3 Keserempakan

4 Vakum
Pengujian
Tahanan proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation

Isolasi Tester untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan


isolasi pemutus tenaga antara bagian yang diberi
tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang
ditanahkan maupun antara terminal masukan (I/P
terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) pada
fasa yang sama.
Spesifikasi Peralatan Uji Tahanan Isolasi
Standar Pengujian
Tahanan Isolasi

SPLN No. 69-2 tahun 1987

Standar pengujian tahanan isolasi untuk PMT baru


adalah harus lebih dari 20 𝑀𝛺.
Prosedur Pengujian Tahanan Isolasi

Tes Tahanan isolasi


Prosedur Pengujian
Pemasangan pentahanan lokal
1 Tahanan Isolasi
disisi I/P dan O/P terminal

tujuannya untuk membuang induksi muatan


(Residual Current) yang masih tersisa.
Pembersihan permukaan porselin
2 bushing

memakai material cleaner dan lap kain yang halus


sehingga tidak merusak permukaan isolator dengan
Melakukan pengukuran tahanan tujuan agar pengukuran memperoleh nilai (hasil)
isolasi PMT kondisi terbuka (Open) 3 yang akurat.

terminal atas (Ra, Sa, Ta) dgn body/tanah, terminal


bawah dengan body/tanah, dan fasa atas dan
bawah (Ra-Rb, Sa-Sb, Ta-Tb) Melakukan pengukuran tahanan
4 isolasi PMT kondisi tertutup (Closed)

terminal fasa R (Ra+Rb) thd tanah, fasa S thd tanah,


fasa T thd tanah
Mencatat hasil pengukuran tahanan
isolasi 5
serta suhu/temperatur sekitar
Prosedur Pengujian
Tahanan Isolasi

Hasil pengukuran ini merupakan data


6 terbaru dan sebagai bahan evaluasi

Memasang kembali terminasi atas


dan bawah seperti semula 7

Melepas pentanahan lokal sambil


8 pemeriksaan final

18
Hasil Pengujian Tahanan Isolasi

Hasil
No Uraian Keterangan
Pengukuran/Pengujian
Dari hasil pengujian didapatkan
R-G S-G T-G tahanan isolasi:
Hasil harus >
1. Upper-Ground
20 𝑀𝛺
200 𝑀𝛺 (untuk Upper/Lower–
200.000 200.000 200.000 Ground)
160 𝑀𝛺 (untuk Upper-Lower)
R-G S-G T-G
Hasil harus >
2. Lower-Ground
20 𝑀𝛺 Sehingga dapat disimpulkan
200.000 200.000 200.000
bahwa PMT telah lolos dari uji
R S T tahanan isolasi.
Hasil harus >
3. Upper-Lower
20 𝑀𝛺
160.000 160.000 160.000
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari
banyak titik sambungan. Sambungan adalah dua
atau lebih permukaan dari beberapa jenis
konduktor bertemu secara fisik sehingga
arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan
Pengujian yang berarti.

Tahanan Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan


suatu hambatan/resistan terhadap arus yang
melaluinya sehingga akan terjadi panas dan
Kontak menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan
jika nilai tahanan kontaknya tinggi.

Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor


pada salah satu jalur terdapat banyak sambungan sehingga
kerugian teknis juga menjadi besar, tetapi masalah ini dapat
dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak dengan
membuat dan memelihara nilai tahanan kontak sekecil
mungkin.
Spesifikasi Peralatan Uji Tahanan Kontak
Standar Pengujian
Tahanan Kontak

SPLN No. 69-2 tahun 1987

Standar pengujian tahanan kontak untuk PMT baru


adalah harus kurang dari 100 μΩ.
Prosedur Pengujian Tahanan Kontak

Tahanan kontak
Prosedur Pengujian
Hubungkan obyek yang akan
1 Tahanan Kontak
diukur ke tanah

Hubungkan ke tanah alat ukur


2 yang akan digunakan

Sambungkan terminal (+) dan (-) ke


kedua terminal sisi alat yang akan diukur 3

Hubungkan kabel ukur mVolt sedekat


4 mungkin dengan obyek yang akan diukur

Setelah siap posisikan saklar


on/off ke posisi in
5
Prosedur Pengujian
Tahanan Kontak

Pilih saklar pada skala 200 A


6 dan hasilnya 2x

Atur pembangkit arus sehingga


display menunjuk angka 100 A
7

Tekan saklar pengubah dari


8 Ampere ke Ohm

Catat penunjukkan dan dikalibrasikan


9
terhadap skala pembatas

25
Hasil Pengujian Tahanan Kontak

Standar pengujian tahanan isolasi


No. Uraian Hasil Pengujian Keterangan
untuk PMT baru adalah harus
R S T
kurang dari 100 𝜇𝛺.

Pengukuran Tahanan Hasil harus < Dari hasil pengujian didapatkan


1.
Kontak PMT 63 59 60 100 𝜇𝛺
tahanan isolasi adalah 63 𝜇𝛺,59 𝜇
𝛺,𝑑𝑎𝑛 60 𝜇𝛺 berturut-turut pada
R S T fase R, S, dan T.
Pengukuran Tahanan
Hasil harus <
2. Kontak Bus Bar antar Sehingga dapat disimpulkan
- - - 100 𝜇𝛺
Penyulang/Outgoing bahwa PMT telah lolos dari uji
tahanan kontak.
Pengujian
Keserempakan bertujuan untuk mengetahui waktu kerja PMT secara
individu serta untuk mengetahui keserempakan PMT
pada saat menutup ataupun membuka
Spesifikasi Peralatan Uji Keserempakan
Standar Pengujian
Keserempakan

SPLN No 52-1 1983

Standar untuk sistem 70 KV = 150 mili detik.


∆t adalah selisih waktu tertinggi dan terendah antar phasa R, S, T sewaktu
membuka atau menutup kontak. Standar pengujian keserempakan untuk
PMT adalah ∆t harus kurang dari 10 ms.
Prosedur Pengujian
Keserempakan

1 Memasukkan (ON) PMT yang akan diuji

2 Pasang pentanahan pada sisi atas kontak


hal ini untuk mengurangi resiko arus induksi yang mengalir
melalui alat uji

3 Pasang pentanahan untuk alat uji keserempakan

4 Buat rangkaian seperti gambar


Dilakukan uji untuk closing time, opening time, close-open time
(saat on dan off), open-close-open
Keserempakan Closing Time
Posisikan switch sequence
1 (PMT off/open)
pada posisi C atau close

2 Nyalakan switch power

Tekan tombol ready hingga lampu


LED ready menyala
3

4 Putar switch start

Tunggu beberapa saat hingga


printer mencetak
5
Keserempakan Opening Time
Posisikan switch sequence
1 (PMT on/closed)
pada posisi O atau Open

2 Nyalakan switch power

Tekan tombol ready hingga lampu


LED ready menyala
3

4 Putar switch start

Tunggu beberapa saat hingga


printer mencetak
5
Keserempakan Close-Open
Posisikan switch sequence pada
1 Time (PMT off/open)
posisi CO atau Close-Open

2 Nyalakan switch power

Tekan tombol ready hingga lampu


LED ready menyala
3

4 Putar switch start

Tunggu beberapa saat hingga


printer mencetak
5
Keserempakan Open-Close
Posisikan switch sequence pada
1 Time (PMT on/closed)
posisi OC atau Open-Close

2 Nyalakan switch power

Tekan tombol ready hingga lampu


LED ready menyala
3

4 Putar switch start

Tunggu beberapa saat hingga


printer mencetak
5
Keserempakan Open-Closed-
Posisikan switch sequence pada
1 Open Time (PMT on/closed)
posisi OCO atau Open-Close-Open

2 Nyalakan switch power

Tekan tombol ready hingga lampu


LED ready menyala
3

4 Putar switch start

Tunggu beberapa saat hingga


printer mencetak
5
Hasil Pengujian Keserempakan

Hasil Saat PMT trip akibat terjadi suatu


Pengukuran/Pengujian gangguan pada sistem tenaga listrik
Tipe t (mS)
No. ∆𝑡 (𝑚𝑆) Icoil (A) diharapkan PMT bekerja dengan cepat
Pengujian
R S T sehingga clearing time yang diharapkan
sesuai dengan standard SPLN No 52-1
1. Open 22,9 22,8 23 0,20 1983 untuk sistem 70 KV = 150 mili detik.
-
2. Close 37,7 38,15 38,1 0,45 Δ𝑡 adalah selisih waktu tertinggi dan
terendah antar phasa R, S, T sewaktu
3. Close – Open - - - - - membuka atau menutup kontak. Standar
pengujian keserempakan untuk PMT
4. Open – Close - - - - - adalah Δ𝑡 harus kurang dari 10 𝑚𝑠.
Open-Close-
5. - - - - - Sehingga dapat disimpulkan bahwa PMT
Open
telah lolos dari uji keserempakan.
Pengujian
Vakum untuk mengetahui apakah tingkat kevakuman ruang
kontak utama (Breaking chamber) PMT tetap hampa
sehingga masih berfungsi sebagai media pemadam
busur api listrik.
PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk
tegangan menengah dan hingga saat ini masih dalam
pengembangan sampai tegangan 36 kV. Jarak (gap)
antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan
bertambah 0,2 cm setiap kenaikan tegangan 3 kV. Untuk
pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis
PMT jenis ini dengan dihubungkan secara seri. Ruang kontak utama
(breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain
Vakum. porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara. Ruang
kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan umur kontak
utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan ketegangan
dielektrikum yang tinggi maka bentuk fisik PMT jenis ini
relatif kecil
Spesifikasi Peralatan Uji Vakum
Standar Pengujian
Vakum

SPLN No. 52-1 tahun 1983

Standar pengujian vakum untuk PMT baru


adalah harus kurang dari 100 μA.
Prosedur Pengujian
Persiapan benda uji (breaking
1 Vakum
chambers) PMT dan peralatan uji

Posisi benda uji dalam keadaan


2 terbuka kontaknya

Sambungkan kabel keluaran (output)


alat uji dengan benda uji
3

Pasang kabel pentanahan


4
untuk keselamatan kerja

Saklar (toggle) diposisikan OFF 5

Sambungkan alat uji dengan sumber AC,


6 lampu LED standby akan menyala
Prosedur Pengujian
Set pengatur arus sesuai dgn kebutuhan
7 Vakum
dan setinggi-tingginya adalah 10 mA

Atur set tegangan sesuai dengan


8 kebutuhan

Saklar (toggle) diposisikan ON, dan


lampu (LED hijau) akan menyala 9

Amati dengan seksama dan sangat


10
hati-hati dengan tegangan uji

Bila lampu (LED hijau) tidak padam setelah


11
10 detik maka benda uji adalah baik.

Matikan alat uji dengan saklar (toggle)

Bila sebelum 10 detik LED hijau padam, LED


12
merah menyala berarti benda uji tidak bagus
Hasil Pengujian Vakum

Tegangan Hasil
No. Keterangan
Injeksi Pengukuran/pengujian Kevakuman diindikasikan gagal
apabila nilai arus yang terukur lebih
R-G S-G T-G besar dari 100 𝜇𝐴. Pada pengujian
Upper-
1.
Ground
0,51 𝜇𝐴 0,39 𝜇𝐴 0,36 𝜇𝐴 vakum yang dilakukan pada ketiga
kondisi tersebut menunjukkan
Lower-
R-G S-G T-G
Lampu Hijau = baik
bahwa nilainya masih dalam
2.
Ground Lampu Merah = jelek standard, yang mengidikasikan
0,36 𝜇𝐴 0,27 𝜇𝐴 0,39 𝜇𝐴
vakum dalam keadaan baik.
R S T Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Upper-
3.
Lower PMT telah lolos dari uji vakum.
0,39 𝜇𝐴 0,34 𝜇𝐴 0,39 𝜇𝐴
CURRENT
TRANSFORMER (CT)
Current Transformer (CT)

CT adalah merupakan peralatan yang mengubah besaran arus dari besar


ke kecil ataupun sebaliknya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Untuk sistem tenaga listrik berdaya besar diperlukan CT untuk merubah
nilai nominal arus sistem menjadi lebih kecil sehingga bisa terbaca oleh
peralatan proteksi ataupun pengukuran (metering). Peralatan proteksi dan
metering hanya akan membaca nilai keluaran CT (dari terminal sekunder
CT) kemudian menghitung/merubahnya kembali sebagai pembacaan sisi
primer (nilai arus yang mengalir sebenarnya). Nilai perhitungan yang
dilakukan oleh peralatan proteksi dan metering didasarkan pada nilai rasio
dari sebuah CT.
Spesifikasi CT
Jenis Pengujian CT

1 Assessment Test

2 Pengujian Rasio
Metering

3 Pengujian Resistansi

4 Pengujian Eksitasi

Proteksi
Assessment
Test Assessment test adalah pengujian untuk
memeriksa kesesuaian data CT dengan
standar yang digunakan.
Spesifikasi Peralatan Uji Assesment Test CT
Standar Pengujian CT

Standar IEC 60044-1

± Percentage current
(ratio) error at percentage ± Phase displacement at percentage of rated current
Accuracy
of rated current shown shown below
Class
below
Minutes Centiradians
5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120
0.1 0.4 0.2 0.1 0.1 15 8 5 5 0.45 0.24 0.15 0.15
0.2 0.75 0.35 0.2 0.2 30 15 10 10 0.9 0.45 0.3 0.3
0.5 1.5 0.75 0.5 0.5 90 45 30 30 2.7 1.35 0.9 0.9
1.0 3.0 1.5 1.0 1.0 180 90 60 60 5.4 2.7 1.8 1.8
Prosedur Pengujian Assesment Test CT
Dengan CT Analyzer

1 Masukkan data sesuai dengan nameplate CT

Aktifkan tes assessment, ratio, burden, tes resistansi, dan eksitasi belitan
2
primer pada halaman Select Cards.

3 Mulai tes dengan menekan tombol start

4 Setelah pengujian selesai, pilih lokasi penyimpanan dan atur nama file.
Hasil Assessment Test

Accuracy (kelas ketelitian) εc (eror komposit)


ε (eror rasio CT) ALF (faktor batas ketelitian untuk pengukuran
∆φ (pergeseran fasa) langsung)
FS (faktor keamanan peralatan untuk ALFi (faktor batas ketelitian untuk pengukuran
pengukuran langsung) tidak langsung)
Fsi (faktor keamanan peralatan untuk
semua parameter CT memenuhi
pengukuran tidak langsung).
standar IEC 60044-1
Pengujian Pengujian ini dilakukan untuk mengukur rasio
Rasio CT arus pada CT dengan mempertimbangkan
rasio eror arus dan perpindahan fasa.
Pengujian ini dilakukan pada burden nominal
atau operating burden. Hasil pengujian terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu rasio, tabel rasio, dan
tabel fasa.
Pengujian Ratio CT

Pengujian dilakukan pada burden 30 VA dengan cos𝜑 0,8 dan Ip (arus


nominal primer) adalah 2000 A.

Pada bagian rasio, hasil pengujian ini meliputi, rasio, deviation


(penyimpangan), 𝜀-c (komposit eror pada arus primer Ip dengan
standar IEC 60044-1), RCF (Ratio Correction Factor), N (rasio putaran
belitan), dan polarity (polaritas belitan).

Pada bagian tabel rasio menampilkan eror rasio arus untuk arus yang
berbeda (200% sampai 1% dari arus nominal) pada saat 100%, 50%,
25%, dan 25% burden nominal.

Pada bagian tabel fasa menampilkan pergeseran fasa pada saat 100%,
50%, 25%, dan 25% burden nominal.
Spesifikasi Peralatan Uji Ratio CT
Standar Pengujian CT

Standar IEC 60044-1

± Percentage current
(ratio) error at percentage ± Phase displacement at percentage of rated current
Accuracy
of rated current shown shown below
Class
below
Minutes Centiradians
5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120
0.1 0.4 0.2 0.1 0.1 15 8 5 5 0.45 0.24 0.15 0.15
0.2 0.75 0.35 0.2 0.2 30 15 10 10 0.9 0.45 0.3 0.3
0.5 1.5 0.75 0.5 0.5 90 45 30 30 2.7 1.35 0.9 0.9
1.0 3.0 1.5 1.0 1.0 180 90 60 60 5.4 2.7 1.8 1.8
Prosedur Pengujian Ratio CT
Dengan CT Analyzer

1 Masukkan data sesuai dengan nameplate CT

Aktifkan tes assessment, ratio, burden, tes resistansi, dan eksitasi belitan
2
primer pada halaman Select Cards.

3 Mulai tes dengan menekan tombol start

4 Setelah pengujian selesai, pilih lokasi penyimpanan dan atur nama file.
Hasil Pengujian Ratio CT

Untuk CT Proteksi kelas


5P, menurut standar IEC
60044-1, batas eror CT
proteksi adalah ±1% untuk
eror arus dan ±60 menit
dengan batas eror
komposit 5%. Dari hasil
pengukuran, didapatkan
CT Proteksi telah
memenuhi standar.
Metering Proteksi

Untuk CT Metering, kelas CT adalah 0,5. Dari hasil


pengukuran, didapatkan CT Metering telah memenuhi
standar.
Pengujian Bertujuan untuk mengukur resistansi CT pada
belitan primer dan belitan sekunder CT.
Resistansi CT Pengukuran resistansi belitan primer
dibutuhkan saat belitan primer terdiri dari
beberapa putaran. Pengukuran resistansi
belitan sekunder dibutuhkan untuk perhitungan
khusus pada excitation test dan ratio test.
Pada pengujian CT ini hanya dilakukan
pengukuran resistansi belitan sekunder CT.
Spesifikasi Peralatan Uji Resistansi CT
Standar Pengujian CT

Standar IEC 60044-1

± Percentage current
(ratio) error at percentage ± Phase displacement at percentage of rated current
Accuracy
of rated current shown shown below
Class
below
Minutes Centiradians
5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120
0.1 0.4 0.2 0.1 0.1 15 8 5 5 0.45 0.24 0.15 0.15
0.2 0.75 0.35 0.2 0.2 30 15 10 10 0.9 0.45 0.3 0.3
0.5 1.5 0.75 0.5 0.5 90 45 30 30 2.7 1.35 0.9 0.9
1.0 3.0 1.5 1.0 1.0 180 90 60 60 5.4 2.7 1.8 1.8
Prosedur Pengujian Resistansi CT
Dengan CT Analyzer

1 Masukkan data sesuai dengan nameplate CT

Aktifkan tes assessment, ratio, burden, tes resistansi, dan eksitasi belitan
2
primer pada halaman Select Cards.

3 Mulai tes dengan menekan tombol start

4 Setelah pengujian selesai, pilih lokasi penyimpanan dan atur nama file.
Hasil Pengujian Resistansi CT

Sesuai standar IEC 60044-1,


dari hasil pengujian didapatkan
resistansi belitan sekunder
telah memenuhi standar

R-meas (hasil pengukuran resistansi pada suhu Tmeas)


T-meas (suhu belitan saat pengukuran)
R-ref (resistansi referensi)
T-ref (suhu refrensi)
Dilakukan untuk mencatat kurva eksitasi
CT dan untuk menentukan parameter
spesifik lainnya pada CT. Tes ini otomatis
selesai sampai arus puncak 15 A. Dengan
Pengujian pengujian eksitasi CT akan didapatkan titik
saturasi dan kneepoint CT.
Eksitasi CT
Titik saturasi atau titik kejenuhan trafo arus
bergantung pada impedansi burden. Kneepoint
atau tegangan lutut adalah nilai efektif tegangan
pada sisi sekunder, yang memberi tambahan
arus eksitasi lebih 50% daripada arus eksitasi
sebelumnya, jika tegangan bertambah 10%
daripada tegangan tersebut.
Spesifikasi Peralatan Uji Eksitasi CT
Standar Pengujian CT

Standar IEC 60044-1

± Percentage current
(ratio) error at percentage ± Phase displacement at percentage of rated current
Accuracy
of rated current shown shown below
Class
below
Minutes Centiradians
5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120
0.1 0.4 0.2 0.1 0.1 15 8 5 5 0.45 0.24 0.15 0.15
0.2 0.75 0.35 0.2 0.2 30 15 10 10 0.9 0.45 0.3 0.3
0.5 1.5 0.75 0.5 0.5 90 45 30 30 2.7 1.35 0.9 0.9
1.0 3.0 1.5 1.0 1.0 180 90 60 60 5.4 2.7 1.8 1.8
Prosedur Pengujian Eksitasi CT
Dengan CT Analyzer

1 Masukkan data sesuai dengan nameplate CT

Aktifkan tes assessment, ratio, burden, tes resistansi, dan eksitasi belitan
2
primer pada halaman Select Cards.

3 Mulai tes dengan menekan tombol start

4 Setelah pengujian selesai, pilih lokasi penyimpanan dan atur nama file.
Hasil Pengujian Eksitasi CT

CT metering memiliki titik jenuh


yang lebih rendah daripada CT
proteksi. Hal ini disebabkan
karena CT Metering harus cepat
jenuh pada arus gangguan yang
besar agar ketika arus hubung
singkat mengalir pada belitan
primer, arus tidak naik secara linier
mengikuti arus hubung singkat
tersebut. Dengan demikian,
peralatan pada belitan sekunder
trafo tidak mengalami kerusakan.

Metering Proteksi
RELAY
Pengujian Relay
dilakukan untuk
mengetahui arus Relay
kerja dari relay
Relay adalah alat yang berfungsi sebagai perasa untuk
sehingga dapat mendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya
mendeteksi adanya memberi perintah trip kepada pemutus tenaga (PMT).
short circuit dan
Relay arus lebih (OCR) sebagai pengaman terhadap
ground fault dari suatu
gangguan hubung singkat fasa-fasa. Relay gangguan
peralatan tanah (GFR) sebagai pengaman gangguan fasa-tanah.
Syarat relay proteksi yaitu harus sensitive, selektif,
handal, dan cepat.
Spesifikasi Relay

Relay KWH Meter


Jenis Pengujian Relay

OCR DGR
Dilakukan untuk mengetahui arus kerja dari phasa ke
phasa. Relay ini akan bekerja bila arus yang mengalir
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui arus kerja
melebihi nilai setting arusnya. Relay bekerja dengan
dari phasa ke tanah. Prinsip kerja DGR sama dengan
membaca input berupa besaran arus kemudian
OCR, yang membedakan hanyalah pada fungsi dan
membandingkan dengan nilai setting, apabila nilai arus
elemen sensor arus. OCR biasanya memiliki 2 atau 3
terbaca oleh relay melebihi nilai setting, maka relay akan
sensor arus (untuk 2 atau 3 fasa) sedangkan GFR
mengirim perintah trip PMT setelah tunda waktu yang
hanya memiliki 1 sensor arus (satu fasa).
diterapkan pada setting.
OCR Dilakukan untuk mengetahui arus kerja dari
phasa ke phasa
Spesifikasi Peralatan Uji Relay OCR

Ponovo Power T1000


Standar Pengujian
Relay

Standar IEC 60255


Prosedur Pengujian Relay OCR
Dengan Ponovo Power T1000

Masukkan data sesuai dengan nameplate relay

Lakukan tes injeksi pada peralatan relay

Mulai tes dengan menghubungkan kabel phasa ke phasa (R-T/R-S/S-T) untuk


OCR dan mengukur arus kerjanya

Setelah pengujian selesai, pilih lokasi penyimpanan dan


atur nama file
Hasil Pengujian Relay OCR
Hasil Pengujian Relay OCR

Menurut hasil uji Relay OCR yang dilakukan ini dapat dilihat
bahwa semakin besar nilai arus Pick Up (A), maka semakin cepat
waktunya untuk trip. Hal ini sesuai dengan rumus :
DGR Dilakukan untuk mengetahui arus kerja dari
phasa ke tanah
Spesifikasi Peralatan Uji Relay DGR

Ponovo Power T1000


Standar Pengujian
Relay

Standar IEC 60255


Prosedur Pengujian Relay DGR
Dengan Ponovo Power T1000

Masukkan data sesuai dengan nameplate relay

Lakukan tes injeksi pada peralatan relay

Mulai tes dengan menghubungkan kabel phasa ke tanah (R-N/S-N/T-N) untuk


DGR dan mengukur arus kerjanya

Setelah pengujian selesai, pilih lokasi penyimpanan dan


atur nama file
Hasil Pengujian Relay DGR
Hasil Pengujian Relay DGR
Relay ini bekerja berdasarkan jika mendeteksi dua besaran, yaitu GPT (Ground
Potential Transformer) mendeteksi tegangan urutan nol (V0) dan ZCT (Zero Current Transformer)
mendeteksi arus urutan (I0). Setting GPT memiliki tap setting 5-10 V, dimana setiap 1 volt sama
dengan 4 kV maka 5 volt sama dengan 20 kV untuk tegangan seimbang pada penyulang 20 kV.
Perhitungan tegangan pada GPT untuk relay DGR dapat dihitung sebagai berikut :

Sama dengan GPT, ZCT memiliki tap setting arus 1-5 A pada primer, jika terjadi
gangguan 1 fasa ketanah dan menimbulkan arus urutan nol yang begitu kecil maka ZCT pada
relay DGR akan mendeteksi arus urutan nol yang kembali kesumber dan dapat mebebani
penyulang sehat sehingga ikut merasakan gangguan dan terjadi trip. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut, settingan ZCT pada relay DGR untuk kerja relay arus maksimum dapat
dihitung sebagai berikut :
Alat uji yang
digunakan
Kesimpulan

1 Peralatan listrik tegangan 20 2 Uji komisioning kubikel 20 kV 3 Dalam uji komisioning


kv meliputi Pemutus adalah pengujian yang PMT/CB meliputi
Tegangan (PMT), bus bar, dilakukan untuk menguji pembersihan, pengujian
Trafo Tegangan (PT), Trafo kelayakan kubikel baru yang tahanan isolasi, tahanan
Arus (CT), dan Relay akan dipasang pada jaringan kontak, keserempakan, dan
vakum (arus bocor)

Dalam uji komisioning Relay


4 Dalam uji komisioning 5 6 Berdasarkan hasil uji
Current Transformer dilakukan pengujian kerja komisioning kubikel, karena
dilakukan pengujian Over Current Relay (OCR) sesuai dengan standar
assessment test, rasio CT, dan Directional Ground pengujian maka peralatan
resistansi CT dan eksitasi Relay (DGR) layak dioperasikan
CT
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai