Anda di halaman 1dari 82

3.

Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

1. BAB III
2. JUDUL : PEKERJAAN JARINGAN (SUTT/SUTET)
3. URAIAN HASIL BELAJAR : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta
mampu memahami lingkup pekerjaan transmisi berikut supervisi
pekerjaannya

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

BAB III
PEKERJAAN JARINGAN (SUTT / SUTET)

3.1 ERECTION

3.1.1 Pendahuluan

A. Umum
Supervisi Konstruksi Jaringan SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) / SUTET
(Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) dikenal juga dengan istilah Supervisi
Konstruksi Transmisi yang terdiri dari Pengawasan pembuatan Pondasi Tower,
Erection Tower, Stringing Konduktor dan Pekerjaan Pemasangan Assesoris.
Kegiatan pembuatan Pondasi, Erection Tower dan pemasangan Konduktor
adalah rangkaian proses pembangunan Transmisi SUTT / SUTET.
Selintas pembangunan jaringan SUTT / SUTET nampak sederhana bila
dibandingkan dengan pembangunan PLTU/PLTGU, namun pada
kenyataannya pembangunan SUTT / SUTET ini sebenarnya bukan hal yang
mudah.
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam pekerjaan
pengawasan konstruksi transmisi. Secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pekerjaan Supervisi Konstruksi ini adalah :
- Tersedianya peralatan dengan jumlah yang cukup untuk melaksanakan
pekerjaan secepat mungkin,
- Tersedianya SDM yang benar-benar terampil serta berpengalaman
(berkompeten) di bidang Supervisi dan metode pelaksanaan pekerjaan
pondasi, erection tower dan penarikan konduktor.
Seorang Supervisor (Pengawas) sebelum terjun ke lapangan harus memahami
mengapa suatu proyek harus diawasi, apa maksud dan tujuannya.

B. Pengertian Supervisor (Pengawas)


Adalah seseorang yang ditunjuk oleh Pengguna-barang/jasa (PLN) yang diberi
kewenangan untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap jalannya

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang/jasa (konstruksi) yang dilaksanakan


oleh pihak Penyedia - barang/jasa (Kontraktor).

C. Tujuan Supervisi (Pengawasan)


Agar supaya dalam pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang/jasa (konstruksi)
dapat berjalan dengan lancar, baik dan benar sesuai dengan kontrak, ditinjau
dari segi mutu, biaya dan waktu pelaksanaan serta tertib dalam menjalankan
administrasinya.

D. Tugas Supervisor dan Dasar Acuan Pelaksanaan Supervisi


Adalah melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap jalannya
pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang/jasa (konstruksi) untuk memastikan
bahwa pekerjaan telah dilaksanakan berdasarkan acuan :
1) Dokumen Kontrak berserta lampirannya.
2) Amandemen-Amandemen Kontrak;
3) Gambar Kerja (Gambar Pelaksanaan).
4) Peraturan-Peratuaran dan standar-Standar yang berkaitan dengan
pelaksanaan konstruksi yang ditetapkan oleh pemerintah.
a. Peraturan beton Indonesia .
b. SNI, PUIL dsb.
5) Peraturan-peraturan Tenaga Kerja;
6) Peraturan lainnya terkait dengan pekerjaan yang dilaksanakan;
Jika seorang Supervisor melihat adanya perbedaan atau ketidak sesuaian
antara pekerjaan yang sedang dilaksanakan dengan dasar acuannya , (kontrak)
maka harus melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1) Menegor/memperingatkan Kontraktor secara lisan agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan dasar acuan;
2) Apabila sampai dengan peringatan lisan yang ke-2 tidak dilaksanakan
maka Supervisor agar membuat Surat Peringatan secara tertulis kepada
Kontraktor dan ditembuskan kepada Pengguna barang/jasa (konstruksi);
3) Tindakan berikutnya adalah koordinasi antara PLN selaku Pengguna
barang/jasa, Kontraktor selaku Penyedia barang/jasa, dan Direksi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

pekerjaan barang/jasa (konstruksi) untuk menyelesaikan permasalahan


yang ada;
4) Membuat laporan secara berkala mengenai hasil supervisi pekerjaan
yang dilakukan sesuai dengan permintaan Pengguna barang/jasa
(konstruksi).

E. Kompetensi Supervisor (Pengawas)


Mampu melaksanakan pengawasan pekerjaan dari bermacam-macam jenis
pekerjaan antara lain: pengawas dilapangan harus mampu memahami isi
kontrak, bisa membaca gambar rencana, mengetahui metode yang baik dan
praktis untuk pelaksanaan perkerjaan dilapangan secara benar sesuai gambar
rencana, dan mengoreksi dengan cepat bila ada pelaksanaan dilapangan yang
tidak sesuai dengan rencana yang ada di gambar.
Sebagai seorang Supervisor harus mengetahui dan mampu melakukan hal hal
seperti dibawah ini:
1) Memeriksa dan mempelajari dokumen kontrak yang akan dijadikan dasar dalam
tugas pengawasan.
2) Mengawasi pemakaian material, peralatan serta metode pelaksanaan.
3) Mengawasi pelaksanaan konstruksi dengan benar dari aspek kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian penyelesaian volume pekerjaan (waktu pelaksanaan).
4) Menginventarisasi perubahan dan penyusunan yang harus dilakukan di lapangan
sehubungan dengan permasalahan yang timbul.
5) Mengadakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan pekerjaan,
pengawasan berkala mingguan dan bulanan dengan masukan hasil rapat
lapangan serta laporan-laporan pelaksanaan harian, mingguan dan bulanan yang
dibuat oleh kontraktor.
6) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan dan pembayaran
angsuran, pemeliharaan pekerjaan, serta serah terima hasil pekerjaan yang
pertama dan kedua.
7) Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan di
lapangan (as built drawing), sebelum serah terima yang pertama.
8) Membuat laporan hasil pengawasan dan pengendalian dari seluruh aktivitas
pekerjaan dilapangan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Pengawas harus mengetahui lingkup pekerjaan apa yang harus dilaksanakan


sesuai dengan kontrak, baik pekerjaan sipil maupun pekerjaan elektromekanik.

Sebagai seorang Pengawas (Supervisor) harus mempunyai Kompetensi


sebagai berikut:
a) Mengetahui bisnis proses Perusahaan Listrik Negara (PLN).
b) Mengerti maksud dan tujuan dari pada isi Dokumen Kontrak yang akan
dijadikan dasar dalam tugas pengawasan.
c) Mengontrol Mutu material & Kondisi Peralatan yang akan dipakai.
d) Mengetahui Lingkup Pekerjaan dan Metode Pelaksanaan konstruksi
dengan benar.
e) Memastikan gambar kerja yang akan dilaksanakan sebelum pekerjaan
dimulai dilapangan.
f) Menginventarisasi perubahan dan permasalahan yang timbul
dilapangan.
g) Membuat Laporan pekerjaan (harian, mingguan dan bulanan), maupun
Laporan hasil pengawasan seluruh aktivitas pekerjaan dilapangan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

3.1.2 Pengenalan Tower

Jaringan Transmisi adalah konstruksi Jaringan yang berfungsi untuk menyalurkan


tenaga listrik dari pusat pembangkit ke gardu induk, dari gardu induk ke gardu induk
atau dari gardu induk ke konsumen tegangan tinggi.

Saluran udara tegangan tinggi yang ada di PLN dibedakan menjadi:

• Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT): 70 kV dan 150 kV

• Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET): 275 kV dan 500 kV

A. Pengenalan Jenis-jenis tower SUTT dan SUTET.


Secara umum supervisor perlu mengenal type atau jenis tower transmisi
tegangan tinggi dan extra tinggi yang digunakan di Indonesia sebagai berikut :

TEGANGAN TINGGI TEGANGAN EXTRA TINGGI


No SINGLE DOUBLE SINGLE DOUBLE
CIRCUIT CIRCUIT SUDUT CIRCUIT CIRCUIT SUDUT

1. A AA 0-2 A AA 0-2

2. B BB 3-10 B BB 3-10

3. C CC ≤ 30 C CC 10- 30

4. D DD ≤ 45 D DD 30- 45

5. E EE ≤ 60 E EE 60- 90

6. DR DDR 90 (END) F FF 90

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Sudut Horizontal /
Type Tower
Sudut belok

Tower Suspension / Tumpu

Aa Max 3o

Tower Tension / Up lift

Bb Max 20o

Cc Max 30o

Dd Max 45o

Dead End Tower


Ddr
sampai dengan 90o

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Gambar 3.1 Model Tower

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Gambar 3.2 Pembumian Tower

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

CROSS ARM PEAK

UPPER

CROSS ARM
MIDLE

LOWER

BODY
PART

BODY
EXTENTION

LEG (KAKI
TOWER)

Gambar 3.3 Bagian-bagian tower

B. Bagian-bagian Tower.
Untuk lebih jelasnya perlu diketahui pula bahwa dari bagian – bagian tower
tersebut terdiri dari bahan – bahan atau bagian material sebagai berikut :

 Baja siku (dalam berbagai ukuran)

- Baja siku utama (main member) dengan material High Tensile Steel
- Baja siku sekunder (secondary member) dengan material Mild Steel

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

 Plat (dalam berbagai bentuk dan ukuran)

- Plat datar (Flat plate)


- Plat bersudut (Bending plate)
- Plat pengisi (Fill plate)

 Mur, baut dan ring besi.

 Assessories Tower

- Step bolt (Baut Panjat)

- Phase and Danger Plate & Number Plate

- Grounding tower dll

- Anti Panjat

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Gambar 3.4 Beberapa contoh Assessories Tower

C. Tower Ditinjau Dari Fungsinya.


C.1 Tower Suspension (Penyanggah).
Berfungsi hanya untuk memikul beban konduktor, arah gaya hanya satu arah
(arah kebawah) dan konduktor tidak terpotong.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Gambar 3.5 Tower Penyanggah

C.2 Tower Tension (bisa dipakai sebagai Tower Sudut).


Adalah tower penegang / tarikan yaitu konduktor diputus kemudian disambung
dengan jumper, gaya yang dialami oleh tower ini ada tiga arah terdiri dari
kompresi, tarikan horizontal dan tarikan vertikal. Penggunaan Tower Tension
sesuai dengan besar sudut belok dan sudut vertical seperti tabel di atas dan pada
umumnya (pengalaman PLN) dipakai pada setiap 10 tower suspension (jalur
lurus).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Gambar 3.6 Tower Tension

C.3 Tower Akhir (Dead end tower)


Terminal tower dipergunakan pada tower akhir dari suatu transmisi (dead end
tower) yang berupa tower tension.

C.4 Line Tower


Adalah tower yang dipasang pada jalur yang lurus (0⁰ ) ini dapat menggunakan
jenis tower suspension atau tension.

C.5 Tower Multi Sirkit

Adalah tower yang dapat dipasangi lebih dari dua sirkit.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Gambar 3.7 Tower Multi Sirkit Tipe Sudut

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

D. Tower ditinjau dari konstruksinya.


1. Tower jenis laticce
2. Tower jenis Steel Pole
3. Tower jenis Concrete Pole.

Gambar 3.8 Jenis Tower

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

3.1.3 Supervisi Erection Tower

A. Peralatan Erection Tower.

Dalam melaksanakan pekerjaan erection atau mendirikan tower diperlukan peralatan


untuk memudahkan pelaksanaan dilapangan, dibawah ini diuraikan perelatan erection
tower terdiri dari peralatan utama dan peralatan bantu.

1. Peralatan utama, antara lain :

o Winch and Bond


o Bamboo derrick (3 buah, panjang 14 m dengan diikat menyatu setiap interval
0,75 m), dengan cara ikatan : salah satu ujung terdiri dari ujung besar 2 buah
dan ujung kecil satu buah.
o Spanners
o Derrick guys
o Stakes
o Snatck blocks
o Nylon rope
o Pullifts / Roll

o BV

2. Peralatan Bantu
o Kunci momen / tangent
o Kunci ring pas
o Hammer karet

B. KESELAMATAN KERJA (K3).

Aspek yang sangat penting yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan, adalah
aspek kesehatan dan keselamatan kerja.

Apalagi untuk pekerjaan elektrikal dan mekanikal yang beresiko tinggi, aspek K3 harus
menjadi perhatian utama. Terlebih apabila melaksanakan pekerjaan pada lokasi SUTT DAN
SUTET Eksisting yang bertegangan, para personil (tenaga kerja) harus mendapatkan
pelatihan khusus tentang K3.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Untuk pelaksanaan pekerjaan Transmisi Eksisting, masalah K3 harus dipatuhi secara lebih
ketat.

Oleh karena itu yang harus diperhatikan dan dipenuhi adalah:.

1. Harus ada Supervisor yang khusus menangani dan mengkoordinasikan masalah K3.

2. Setiap dan semua pekerjaan dalam pelaksanaannya harus berkoordinasi dengan


Pengawas Pekerjaan (PLN).

3. Di lokasi pekerjaan harus dipasang rambu-rambu tanda bahaya, sehingga pekerja


tidak seenaknya berlalu lalang di lokasi tertentu yang membahayakan.

4. Harus disediakan alat keselamatan kerja yang lengkap.

5. Semua pihak harus mematuhi dan menjalankan peraturan K3 dengan baik.

C. Peralatan K3.

Semua pekerjaan dilaksanakan harus memperhatikan keselamatan Kerja (K3), maka


pengawas perlu mengontrol peralatan kerja yang digunakan, seperti :
o Helm pelindung
o Sarung tangan
o Sepatu kerja/sepatu panjat
o Sabuk pengaman (safety belt)
o Kaca mata (bila diperlukan)
o Body harnes

Dalam hal ini pengawas harus memperhatikan kelayakan sarana keselamatan kerja
yang digunakan dan memberi peringatan jika tidak menggunakan peralatan
keselamatan kerja, seperti dalam beberapa hal pekerja harus :
o Memakai perlengkapan keamanan yang disediakan.
o Memeriksa bahwa kawat earthing tower telah disambung.
o Melakukan pemeriksaan peralatan setiap hari dan segera mengganti bagian yang
rusak.
o Berhenti bekerja bila hujan turun.
o Tidak memasang tower / Erection jika pondasi belum ditimbun kembali.
o Tidak bekerja di malam hari kecuali ada sesuatu yang khusus harus dikerjakan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 18


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

o Semua hook pengangkat harus dilengkapi dengan lidah pengaman (safety catch).
o Seluruh jenis steel wire rope dan tali nylon harus dipastikan dalam keadaan baik
sebelum digunakan.
o Pasak harus menggunakan anchor drill atau bahan sejenisnya yang kuat.
o Bila belum yakin dengan satu pasak (misal : daerah berbatu), harap dipasang pasak
cadangan (2 buah) di belakangnya.
o Kapasitas angkat maximum untuk bamboo derrick adalah 400 kg.
o Kapasitas angkat maximum untuk aluminium derrick 110 ft adalah 150 kg.
o Kapasitas angkat maximum untuk derrick aluminium 25 m model nomer FAL 320
yang sudah dimodifikasi adalah 1000 kg.
o Kapasitas angkat maximum untuk derrick lattice steel 21 m adalah 1000 kg.

D. PROSES/PELAKSANAAN ERECTION TOWER.

Seperti lazimnya suatu pekerjaan bahwa erection/mendirikan tower terdiri dari tahapan –
tahapan tertentu, maka dibawah ini secara garis besar akan diuraikan tahapan
pekerjaan erection tower sebagai berikut :

1) Pekerjaan persiapan

o Menyiapkan gambar yang diperlukan.


Gambar detail tower per bagian tower disiapkan terlebih dahulu, dalam hal ini
pengawas dapat mengontrol kelengkapan dan kebenaran gambar yang dipakai
sebagai referensi.

o Memeriksa/cek kondisi pekerjaan bagian bawah (ground work).


a. Pondasi tower harus ditimbun ulang sebelum pekerjaan pendirian tower
dimulai.
b. Kabel earthing tower harus dipasang sesuai dengan Gambar.
c. Yakinkan bahwa tower earthing sudah dipasang sebelum erection.
d. Tower earthing dapat diukur sesudah erection dengan menggunakan format
pengukuran.

o Mengangkut material tower dari gudang lapangan ke lokasi tower.

a. Bahan diangkut dari Gudang ke lokasi pendirian Tower dengan truk


atau kendaraan sejenis

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 19


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

b. Jika tidak terdapat lintasan jalan masuk, bahan baja diangkut dari lokasi
terdekat ke lokasi tower menggunakan tenaga manusia atau hewan.
c. Pembongkaran bahan dilokasi tower harus diletakkan pada tempat yang
mudah untuk merangkai sebelum diangkat dan menjaga bahan tetap bersih.
d. Semua bahan dilapisi galvanis dan harus dijaga dari kerusakan, cacat
atau tergores.
e. Kerusakan yang terjadi pada galvanis harus segera dicatat dan
dilaporkan.
f. Kerusakan / Cacat dapat diperbaiki dengan “Cold Galvanis paint” sesuai
persetujuan Koordinator Engineering. Bahan dengan kerusakan yang berat
harus diganti.
g. Prosedur dari penyimpanan, pengelompokan dan pengeluaran ke lokasi
dijelaskan pada Instruksi Kerja untuk Gudang Dokumen
h. Semua bahan harus diperiksa untuk mencocokkan dengan spesifikasi
sebelum keluar dari gudang.

o Mobilisasi peralatan dan personil (Group Erection).


Group/crew erection dan peralatan supaya efektif sebaiknya ditempatkan sedekat
mungkin dengan lokasi tower untuk memudahkan dan kelancaran pekerjaan
sekaligus pengamanan material dan peralatan. Bila tidak tersedia rumah dapat
mendirikan tenda hal ini sering dilakukan, mengingat lokasi tower banyak terdapat
di daerah yang terpencil (pelosok).

2) Memeriksa kelengkapan bagian – bagian tower

E. PROSEDUR ERECTION/MENDIRIKAN TOWER.

Dalam pelaksanaan mendirikan tower peran pengawas sangat menentukan kesuksesan


pekerjaan tersebut, maka dalam hal ini dituntut lebih aktif mengontrol peralatan yang
dipakai, metode yang akan dilaksanakan, kelengkapan material, terutama pada saat
start pemasangan per bagian tower.
Adapun prosedur erection/mendirikan tower yang lazim dilaksanakan dlapangan adalah
sebagai berikut :
1. Perakitan/merangkai besi tower dilakukan per bagian tower seperti leg, body,
common portion, cross arm dan seterusnya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 20


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

2. Masing – masing bagian tower yang dirangkai terlebih dahulu adalah main
member (besi siku utama) baru kemudian disusul dengan pemasangan
secondary member (sesuai dengan Erection Procedure).
3. Bertahap dilakukan per bagian tower keatas dengan mengangkat member
dengan bantuan derek (gane pole, roller crane, BV, pulllift atau helicopter).
4. Pada saat pemasangan besi per bagian tower pada awalnya tidak dikencangkan,
setelah rangkaian bagian tower lengkap baru baut dikencangkan.
5. Untuk pemasangan cross arm, dipasang terlebih dahulu cross arm paling atas
(peak cross arm/earth wire cross arm), selanjutnya dipasang top cross arm,
middle cross arm dan selanjutnya lower cross arm.
6. Masing – masing cross arm terlebih dahulu dirangkai dibawah, baru kemudian
diangkat keatas dengan derek untuk disatukan dengan common part
diposisinya.
7. Pada tahap awal derek (gane pole, roller crane, dan pulllift) dijalankan dengan
manusia pada posisi diatas chimney salah satu leg. Labrang dan tali kerekan
dikencangkan bersama.
8. Ujung labrang harus dikaitkan ke pasak seperti molex anchor (pasak ulir) atau
concrete block (balok semen) dengan jarak yang aman dari Derek. Foreman
harus menentukan lokasi yang sesuai dan memeriksa apakah labrang serta
pasak tersebut telah terpasang dengan aman. Tidak diperkenankan
menggunakan pohon sebagai pasak.
Kerekan harus dipatok ketanah menggunakan patok atau pasak ulir (molex
anchor) yang kuat.
9. Alat pengangkat (derek & gane pole) diangkat keatas sesuai dengan tahapan
pemasangan bagian tower. Titik tumpu gane pole adalah menggunakan kawat
sling yang dikaitkan ke main member/besi utama dan dipasang pula dengan gay
wire (sling) juga dikaitkan ke main member.
10. Kemiringan Derek tidak boleh melebihi batas miring 15° kearah tegak. Sepertiga
bagian Derek masih didalam tower yang sudah didirikan. Hook (kail) pengangkat
harus dilengkapi dengan lidah pengaman (safety catch).
11. Disarankan untuk dipasang guy wire pada keempat posisi sudut main member
(besi utama) dari tower yang sudah dipasang.
12. Pada saat winch bond tersangkut di bagian tower, pengangkatan harus
dihentikan dan tegangan harus dikurangi sebelum membebaskan bagian bond
(sling) yang tersangkut tersebut.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 21
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

13. Foreman bertanggungjawab untuk menerapkan prosedur erection dengan aman.


Selain itu, harus ditunjuk satu orang untuk memperhatikan dan mengarahkan
proses pengangkatan berkaitan dengan winch.

F. PROSEDUR UNTUK MENDIRIKAN TOWER SUDUT ( BB, CC, DD, EE, FF).

Peralatan utama dan perlengkapan yang dibutuhkan yaitu :


o 2.5T Winch (Automover or Thompson) and Bond.
o Type derrick :
- 110’ aluminium derrick or
- Modified 25m tesmec aluminium derrick model number FAL 320 or
- BBS 21 m lattice steel derrick
o 3.5 Tirfors
o 2.5 pull-lifts
o Head Guys
o Wallace Toggles
o 3m and 4m * 12mm Wire rope slings
o 1.5m * 16mm wire rope slings
o IT & 2.5T SWL D Shackles
o Anchor Drill
o Snatch Blocks
o Nylon Rope
The modified 25 m tesmec aluminium derrick model number FAL 320 dan BBS 21 m
lattice steel derrick hanya dapat digunakan untuk tower AA dan BB.

G. PEMERIKSAAN TOWER.

Setelah pendirian tower selesai semua baut harus diperiksa kekencangannya. Pekerjaan
ini harus dilakukan dari bawah ke atas untuk memastikan bahwa semua baut telah
diperiksa.
Menandatangani Berita Acara pekerjaan Erection Selesai.
Supervisor harus melengkapi dan menandatangani Formulir Post – Erection
Inspection.
Form Post – Erection Inspection
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 22
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

PERNYATAAN PEKERJAAN TELAH SELESAI

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Pekerjaan ....................................................................................

...................................................................................

2. Lokasi Tower ...................................................................................

...................................................................................

3. Waktu Pelaksanaan ...................................................................................


..................................................................................

4. Para pekerja dibawah pengawasan saya sudah turun dari tower dalam keadaan
sehat dan selamat.

5. Semua peralatan kerja, material dan peralatan pelindung diri telah diturunkan
dari tower, telah diinventarisir kembali dan disimpan padatempatnya.

6. Tower sudah siap dilakukan stringing.

......................................, ......20...

Pengawas Pekerjaan/PengawasK3

Mengetahui,

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

............................ ..............................................................

♣♣♣

3.2 STRINGING

3.2.1 Pendahuluan

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk
atau dari Gardu Induk ke Gardu Induk atau dari Gardu Induk ke konsumen tegangan tinggi.
Berdasarkan besaran tegangan yang saat ini masih digunakan PLN, SUTT memiliki
tegangan 70 kV dan 150 kV sedangkan SUTET memiliki tegangan 275 kV dan 500 kV.
Pembangunan SUTT/SUTET adalah merupakan rangkaian proses yang panjang yang
dimulai dari survey jalur, pengadaan lahan, pekerjaan pondasi, pengadaan material (tower,
konduktor, isolator dan asesoris), erection tower, pembebasan jalur dari tanaman dan
tumbuhan (ROW) dan pemasangan konduktor (stringing).

Stringing adalah suatu metoda dimana konduktor dipertahankan pada kondisi tegang
selama pekerjaan penarikan konduktor tersebut berlangsung. Kawat konduktor dijaga bebas
dari gesekan tanah dan rintangan yang dapat merusak permukaan konduktor dan bebas
dari kawat tenaga yang bertegangan. Metoda yang dilakukan disini bukanlah suatu metoda
terus menerus, tetapi bisa berhenti sesaat. Apabila Stringing Yoke sampai pada stringing
sheaves (pully block) yang dipasang pada setiap menara, penarikan dihentikan guna
memindahkan stringing yoke melewati pulley block.

Kegiatan stringing merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian proses pembangunan
SUTT / SUTET. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilah stringing
yaitu :
Faktor Eksternal :

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 24


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

- Tahapan pembangunan pondasi dan erection tower telah diselesaikan seluruhnya.


Stringing tidak bisa dilakukan apabila dalam satu section penarikan masih ada tower yang
belum berdiri lengkap.
- Bisa juga stringing dimulai untuk beberapa section penarikan tetapi secara pararel
kegiatan di section penarikan selanjutnya harus dipersiapkan seperti pondasi, erection,
sehingga section yang lainnya harus sudah siap. Dengan demikian diharapkan tidak ada
kekosongan kegiatan penarikan karena hal ini akan mengakibatkan target penyelesaian
jalur tidak tercapai.
- Tersedianya dana pendukung operasional stringing
- Tidak adanya permasalahan sosial di sepanjang jalur SUTT / SUTET.

Faktor internal :
- Tersedianya peralatan stringing dengan jumlah yang cukup untuk melaksanakan
penarikan secepat mungkin,
- Tersedianya SDM yang benar-benar terampil serta berpengalaman (berkompeten)
di bidang stringing.

Stringing pada dasarnya adalah Kerja Tim yang melibatkan PLN selaku pemilik proyek dan
Kontraktor selaku pelaksana. Setiap individu didalam Tim tersebut harus dapat bekerja
sama secara sinergis untuk melaksanakan kegiatan stringing sesuai jadwal yang sudah
disepakati bersama.

PLN berperan dalam hal :


- Memastikan kebutuhan material (konduktor, GSW/OPGW, isolator, asesoris)
untuk stringing tersedia lengkap dan cukup.
- Memastikan ROW berjalan lancar.
- Memastikan bahwa semua permasalahan sosial yang timbul dapat diselesaikan.
- Memastikan koordinasi dengan pihak – pihak yang terkait untuk kelancaran
proses penarikan berjalan dengan baik.

Sedangkan Kontraktor berperan dalam hal :


- Memastikan peralatan utama (engine dan tensioner) serta peralatan bantu
stringing berfungsi baik dan cukup lengkap.
- Memastikan regu pembersihan jalur (ROW), regu penarikan, regu sagging,
clamping terampil dan cukup jumlahnya.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 25
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

- Memastikan akomodasi (base camp), transportasi, komunikasi, peralatan safety


dan penempatan peralatan stringing terlaksana dengan baik.

Apabila Tim Stringing dapat bersinergis maka diharapkan proses penyelesain pekerjaan
pemasangan konduktor dapat memenuhi target waktu yang ditentukan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 26


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

3.2.2 Stringing SUTT/SUTET

Secara umum terdiri dari :


- Konduktor dan kawat tanah
- Isolator dan kelengkapannya
- Asesoris

A. KONDUKTOR DAN KAWAT TANAH

Konduktor (kawat penghantar) berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Penghantar untuk saluran transmisi lewat udara
(Overhead Lines) adalah kawat-kawat tanpa isolasi (bare, telanjang) yang
bentuknya :
- padat (solid),
- berlilit (stranded) atau
- berongga (hollow),
dan terbuat dari logam biasa, logam campuran (alloy) atau logam paduan
(composite). Untuk tiap-tiap fasa penghantarnya dapat berbentuk tunggal maupun
sebagai kawat berkas (bundled conductors). Menurut jumlahnya ada berkas yang
terdiri dari dua, tiga atau empat kawat. Kawat berkas penggunaannya untuk
menyalurkan daya dalam jumlah besar. Beberapa SUTT terutama yang
diperhitungkan atau direncanakan untuk menyalurkan daya dalam jumlah yang
besar, kawat berkas digunakan dalam sistem tegangan ekstra tinggi.

Gambar 3.9 Konduktor berkas 2 kawat Gambar 3.10 Konduktor berkas


4 kawat
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal (quadruple) 27
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu memiliki sifat
sifat sebagai berikut :
a. konduktivitas tinggi
b. kekuatan tarik mekanikal tinggi
c. ringan
d. tidak mudah patah

Jenis-jenis konduktor yang banyak digunakan pada SUTT/SUTET PLN saat ini
antara lain :
a. Konduktor ACSR (Alluminium Conductor Steel Reinforced)
Terbuat dari aluminium dan baja dimana kawat baja berfungsi memikul
kekuatan mekanikal sedangkan aluminium berfungsi sebagai penghantar.

b. Konduktor TACSR (Thermal ACSR)


Pengembangan dari ACSR yang mempunyai kuat hantar arus lebih tinggi 1,5
kali ACSR. Hal ini disebabkan TACSR memiliki kemampuan tahan panas
yang lebih tinggi daripada ACSR sehingga saat dibebani tinggi konduktor
mengalami pemuaian yang lebih dibanding ACSR biasa.

c. Konduktor GTACSR (Gap Thermal ACSR)


Konduktor GTACSR merupakan teknologi baru setelah TACSR yang
mempunyai karakteristik hantar arus kurang lebih 1,6 kali sampai 2 kali.

d. Konduktor ACCC (Aluminium Conductor Compsite Core)


Konduktor ACCC mempunyai kuat hantar arus kurang lebih 2 kali
dibandingkan konduktor ACSR.

Kawat Tanah atau yang biasa disebut dengan Galvanised Steel Wire (GSW)
biasanya terdiri dari lilitan kawat baja (St 35 atau St 50) yang ditempatkan diatas
kawat penghantar berfungsi sebagai pelindung kawat penghantar terhadap
sambaran petir langsung. Selain GSW, kawat tanah lainnya yang banyak digunakan
adalah jenis OPGW (Optical Ground Wire).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 28


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

OPGW terdiri dari lilitan kawat aluminium baja (ACS : Alluminium Clad Steel Wire)
yang berintikan kawat aluminium berongga. Rongga ini ditempati oleh saluran fiber
optik yang digunakan untuk keperluan telemetering, telekomunikasi, teleproteksi,
teledata dan lain sebagainya.

B. ISOLATOR DAN KELENGKAPANNYA

Isolator berfungsi untuk memisahkan konduktor yang bertegangan dengan tower.


Isolator dipasang atau digantung pada cross arm (travers) sedangkan konduktor
yang bertegangan dipasang pada jepit isolator.
Isolator dibuat dari bahan porselen, gelas atau polymer (composite) dan memiliki
kekuatan yang mampu untuk memikul beban mekanikal dan elektrikal.

Gambar 3.11 Insulator String Set

Panjang jarak rayap isolator (creepage distance) adalah panjang jarak yang diukur
dari salah satu elektroda menyusuri bentuk permukaan isolator hingga elektroda
yang lain. Dengan demikian jarak rayap yang besar mempunyai tahanan
permukaan yang tinggi. Berdasarkan panjang jarak rayap ini kemudian ditentukan
jumlah renteng isolator untuk besaran tegangan yang digunakan sebagai berikut :
a. 70 kV = 6-7 piringan isolator
b. 150 kv = 11-12 piringan isolator
c. 500 kV = 30x2 = 60 piringan isolator (tergantung type tower)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 29


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Type Isolator :
a. Fog
b. Anti Fog
c. Special Fog

Macam-macam pemasangan isolator :


a. Single suspension isolator

b. Double Suspension Isolator

c. Model V : Suspension Isolator (untuk 500 kV)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 30


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

d. Single Tension / Strain Isolator (untuk tower sudut)

e. Double Tension Isolator

String set adalah perlengkapan untuk memegang konduktor agar tidak jatuh. String
set terdiri dari : Suspension dan tension
Suspension set terdiri dari:
- Shackle,
- Ball eye,
- Arcing horn dan Yoke,
- Insulator,
- Socket tongue,
- Suspension clamp,
- Armor rod.

Tension string set terdiri dari :


- Straight link / Dead End Clamp,
- Sackle,
- Arcing Horn dan Yoke plate,
- Ball clevis,
- Single racket,
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 31
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

- Insulator,
- Sag adjuster,
- Terminal Jumper.

C. ACCESSORIES

Asesoris adalah peralatan yang digunakan pada konduktor dan kawat tanah untuk
memenuhi ketentuan teknis yang dipersyaratkan. Beberapa asesoris yang
digunakan pada SUTT/SUTET adalah sebagai berikut :

a. SAMBUNGAN KONDUKTOR / MID SPAN JOINT


Sambungan (Joint) ini dipakai untuk menyambung konduktor saat penarikan karena
adanya keterbatasan panjang dalam satu drum (haspel) konduktor.

Sambungan (joint) harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :


 Konduktivitas listrik yang baik
 Kekuatan mekanis dan ketahanan yang cukup.
Dalam proses penyambungan konduktor, perlu diperhatikan :
 Joint jangan terlalu dekat dengan titik tower (sebaiknya > 25 meter
dari cross arm)
 Joint jangan dilakukan di lokasi crossing (persilangan) dengan utilities
lainnya seperti rel KA, jalan raya, sungai, SUTT/SUTET lainnya dll.
 Dalam 1 span sebaiknya hanya ada 1 joint.
b. PERENTANG (SPACER)
Perentang (spacer) dipasang untuk kawat berkas agar konduktor dalam satu fasa
tidak mendekat atau bertumbukan karena adanya gaya elektromekanis atau angin.
Spacer dipasang di dekat tiang dengan jarak sesuai ketentuan yang berlaku dalam
kontrak, pada umumnya 15 – 40 meter untuk SUTT 150 kV dan 75 meter untuk
SUTET 500kV dan ditengah span (midspan).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 32


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Gambar 3.12 Spacer untuk Konduktor berkas 4


kawat (quadruple)

c. PELINDUNG KONDUKTOR (ARMOUR RODS)


Pelindung konduktor (Armour rod) dipasang di tower suspensi untuk melindungi
konduktor dari jepitan fitting suspension clamp saat konduktor bergerak karena
pengaruh angin (swing).

Armor Rod

Gambar 3.13 Armour Rods

d. JUMPER TERMINAL
Adalah terminal untuk penyambung konduktor pada tiang tension.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 33


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Gambar 3.14 Jumper Terminal


e. PEREDAM (VIBRATION DAMPER)
Peredam (damper) dipasang dekat pengapit (fitting clamp isolator) untuk
menghidarkan kelelahan penghantar karena getaran (vibration).

Gambar 3.15 Vibration Damper

f. ARCHING HORN
Adalah tanduk api untuk menghindarkan terjadinya loncatan api listrik akibat
kelebihan muatan sehingga loncatan api listrik hanya terjadi antar arcing horn
bukan antar konduktor dengan tiang melalui permukaan isolator.

g. DEAD END CLAMP


Adalah compression klem yang dipasang pada tiang tension untuk menjepit
konduktor.

h. SAG ADJUSTER
Adalah peralatan untuk memudahkan/mengatur andongan konduktor pada waktu
sagging .

i. YOKE PLATE
Adalah peralatan transmisi yang digunakan untuk menggantungkan isolator
(suspension) dan memegang tarikan konduktor pada tiang tension.

j. SUSPENSION CLAMP
Adalah klem yang berfungsi untuk memegang konduktor pada tiang penyangga
(suspension tower).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 34


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Gambar selengkapnya dari aksesoris string set tersebut :

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 35


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 36
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 37


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 38


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 39


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 40


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 41


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 42


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 43


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

3.2.3 Peralatan Stringing dan Alat Pelindung Diri (APD)

A. Peralatan kerja Stringing antara lain :

- Engine winch (mesin penarik)


- Tensioner (mesin penegang)
- Montage roll untuk konduktor
- Montage roll untuk GSW
- Mesin press (Hydraulic pressure machine)
- Come along (termasuk lidah come along) atau Wire Grip
- Hand wind (BV)
- Tirfor 2 ton, 3 ton (sesuai beban yang akan ditarik)
- Kunci, obeng, tang
- Tambang
- Keranjang peralatan kerja (tools bag)
- Lever hoist (tackle rantai)
- Anchor sackle (begel)
- Tangga aspan
- Snatch block
- Seling bantu (untuk mencantolkan peralatan)
- Screw anchor
- Seling untuk skur
- Joint protector
- Gunting konduktor untuk memotong dan menyambung konduktor.
- Drum jack (drum stand) untuk menempatkan konduktor dalam gulungan (haspel)
- Kaki tiga (sebagai pengganti crane)
- Mini engine winch
- Handy talky
- Swivel
- Scaffolding.
Peralatan kerja digunakan sesuai kebutuhan pekerjaan yang dilaksanakan. Setiap regu
kerja harus menyiapkan peralatan kerjanya masing – masing supaya pekerjaan tidak
terhambat dikarenakan alat kerja kurang lengkap.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 44


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Pullers Pullers Tensioner

Rell Winder Drum Stand

Reel
Anti Twist Wire Rope

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 45


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Nylon Rope Pulley

Pulley Pulley

Stringing Yoke Connector

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 46


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Pulling Grip

Swivel

Come Along / Wire Grip Hidraulic Compressor

Mesin Press Joint Protector

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 47


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Keranjang Spacer Snatch Block

Tackles Tirfor

Rope ForTirfor Cutter

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 48


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Zoom Sagging BV Winch

Alat untuk mengganti isolator Winch kecil


(Insulator Replacer)

Tanggga untuk potong press (Stringing Ladder)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 49


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

B. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri yang digunakan untuk memanjat tower antara lain ;
a. Full Body Harnes
Contoh full body harness dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Berfungsi sebagai pengaman personil dari bahaya jatuh.

b. Lanyard
Contoh Lanyard dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Berfungsi sebagai pengaman personil saat memanjat.

c. Safety Helmet
Contoh Safety Helmet dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 50


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benturan pada bagian keras dan benda
jatuh.

d. Safety Shoes
Contoh Safety Shoes dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Berfungsi untuk melindungi kaki dari bahaya terbentur serta material tajam.

e. Kacamata Pengaman
Contoh Kacamata Pengaman dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Berfungsi untuk melindungi mata dari bahaya sinar ultra violet langsung serta
material kecil (debu )

f. Sarung Tangan Kulit / Katun


Contoh Sarung Tangan Kulit / Katun dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Berfungsi untuk melindungi tangan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 51


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

g. Keyker / Teropong
Contoh Keyker / Teropong dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Berfungsi sebagai alat bantu visual untuk memeriksa bagian-bagian tower yang
kurang jelas dari posisi jarak tertentu.

h. Peralatan Komunikasi
Contoh Peralatan Komunikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Berfungsi sebagai alat komunikasi 2 (dua) arah.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 52


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

3.2.4 Prosedur Stringing (Pemasangan Konduktor) SUTT / SUTET

Prosedur stringing terdiri dari tahapan – tahapan sebagai berikut :


A. Pekerjaan Persiapan Pelaksanaan.
B. Pekerjaan persiapan.
C. Penempatan dan pemasangan peralatan stringing.
D. Pelaksanaan penarikan kawat.
E. Sagging dan clamping
F. Pemasangn jumper (jumpering).
G. Pemasanngan asesoris.

A. Persiapan pelaksanaan.

A.1 Pemeriksaan spesifikasi teknik dan gambar


Spesifikasi teknik dan gambar pelaksanaan, line profile dan route map diteliti
dengan baik dan telah disetujui. Demikian juga dengan peralatan stringing dan alat
kerja lainnya sebaiknya dipastikan berfungsi baik.

A.2 Pemeriksaan Right of Way dan jalan masuk ke lokasi


Pemeriksaan Right of Way dan jalan masuk meliputi :
- Tanaman dan tumbuh – tumbuhan di jalur bebas
- Keadaan tanah, topografi sepanjang jalur SUTT/SUTET, halang rintang yang
harus dilewati/dipindah.
- Jalan tol, jalan propinsi, saluran telepon, SUTR dan SUTM yang harus
dilewati.
- Ketersediaan jalur masuk dan tersedia tidaknya tempat puller dan drum site.
- Kesiapan tower untuk memulai pekerjaan stringing.

A.3 Pembuatan jadwal pelaksanaan stringing.

a. Rencana Dasar :
- Pembagian stringing section dan tension section sepanjang jalur
SUTT/SUTET.
- Rencana lokasi puller dan drum site
- Penentuan sagging methode.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 53
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

- Perkuatan (back staying) tower dan perkuatan cross arm.


- Rencana pemasangan scaffolding (guard structure) sebagai rangka
pelindung
- Pengaturan perlatan stringing dan alat kerja lainnya

b. Time Schedule :
Suatu schedule kerja harus direncanakan dan disiapkan dengan
memperhitungkan kualitas kerja, tanggal penyelesaian dan metode
pelaksanaan berdasarkan keadaan lapangan, perlengkapan alat kerja yang
dapat dipakai dan dimobilisasi dari regu stringing

c. Schedule Tenaga Kerja :


Suatu schedule tenaga kerja harus disiapkan guna penempatan tenaga –
tenaga terlatih untuk pekerjaan pemasangan konduktor, dan tenaga tak
terlatih sesuai schedule pekerjaan termasuk operator Engine dan Tensioner

d. Schedule Sarana Kerja :


Sarana kerja seperti Site office, penginapan pekerja, gudang lapangan dan
lain – lain harus disiapkan terlebih dahulu

e. Schedule Pengangkutan :
Pengangkutan material, perlengkapan dan alat kerja harus disusun scedule
nya sesuai dengan seluruh schedule pekerjaan

Dengan tersusunnya jadwal pelaksanaan stringing yang baik maka akan dapat
ditargetkan penyelesaian pekerjaan.

B. Pekerjaan persiapan

B.1 Pemeriksaan tower


Sebelum pekerjaan stringing dimulai, Sseluruh tower harus diperiksa dengan teliti
terutama kelengkapan member tower, pengerasan baut dan plat, serta plat tempat
dudukan cross arm serta telah dilakukan pengukuran pentahanan tower.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 54


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

B.2 Back staying guys


- Back staying guys dipasang pada tower akhir dalam satu stringing section yang
berfungsi sebagai penyeimbang pada saat stringing dan sagging, biasanya
menggunakan tali seling atau kawat. Demikian juga pada mid-span tower dimana
beban yang timbul selama proses stringing dapat lebih besar dari beban design
juga diperkuat dengan back staying guys.
- Pemasangan back staying guys diikatkan pada main post tower pada setiap level
cross arm pada arah center line tower atau pada sisi yang berlawanan dari titik
beban konduktor. Pada prinsipnya kawat back staying guys harus dipasang
dalam arah garis pusat tower.
- Cross arm yang akan dibebani lebih besar, harus diperkuat dengan memasang
temporary skur.

B.3 Pengaturan alat komunikasi


Pengaturan alat komunikasi diperlukan pada posisi drum site, puller site, main
guard structure dan lokasi lainnya yang dianggap perlu. Alat komunikasi juga
diperlukan untuk petugas yang mengikuti stringing yoke selama proses penarikan
konduktor.

B.4 Pemasangan guard structure/scaffolding/staiger (Pengaman)


Guard structure/schaffolding/staiger dipasang pada setiap jalur kawat yang akan
melewati bangunan ataupun fasilitas umum (SUTR, SUTM, saluran komunikasi, rel
kereta api, jalan umum, jalan tol) guna menahan konduktor pada jarak bebas yang
diperlukan serta melindungi makhluk hidup yang ada dibawahnya pada saat proses
penarikan kawat. Apabila selama proses penarikan kawat tersebut konduktor tidak
bisa dihindarkan menyentuh guard structure terus menerus maka harus dipasang
stringing sheaves (roll).
Jarak minimum standard guard structure terhadap tegangan listrik sebagai berikut :
Tegangan Jarak bebas (m)
SUTR 380/220 V 1,2
SUTM 20 kV 1,8
70 kV 2,2
SUTT 150 kV 3,2
500 kV 8,5

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 55


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

C. Penempatan dan pemasangan peralatan Stringing

Penempatan peralatan stringing dilakukan setelah adanya kepastian akan


ketersediaan lahan yang akan dipakai/disewa.

C.1 Penempatan puller site

Di ujung akhir dari konduktor atau tempat penarikan, Puller harus disiapkan dan
ditempatkan. Juga perlu menyediakan tempat penyimpanan sementara untuk alat
kerja selama pekerjaan stringing berlangsung. Luas area yang diperlukan untuk
puller site pada umumnya 150 – 300 m2. Puller site biasa disebut dengan stringing
car, reel winders dan reel untuk messanger wire ditempatkan dengan susunan
sesuai gambar berikut :

Reel winder Stringing Car Tower

Tempat atau lokasi diusahakan datar, Dalam kondisi tanah cukup keras, dan akses
jalan masuknya mudah atau sesuai.

a. Pemasangan Stringing Car


Stringing car harus diletakkan pada posisi dimana shaft capstan harus tegak
lurus terhadap arah penarikan konduktor. Antara tower dan stringing car
dipasang snatch block agar messanger wire masuk ke capstan secara
horisontal sehingga akan meminimalkan daya angkat (lifting force) pada saat
penarikan. Selain itu stringing car harus dijangkar ke bumi atau di skur
dengan menggunakan sling baja. Bila pekerjaan stringing berdekatan dengan
saluran tenaga listrik yang bertegangan, maka stringing car harus
diketanahkan.

b. Pemasangan Reel Winder


Reel winder dipasang horisontal tepat dibelakang stringing car dan dijangkar
atau di skur ke bumi dengan sling baja. Reel winder didesain menggulung
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 56
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

messenger wire yang telah digulung oleh puller kedalam reel. Bila reel telah
penuh dengan kawat maka harus digantikam dengan reel yang masih
kosong.

C.2 Penempatan Drum site.

Diakhir penarikan dari konduktor, perlu disiapkan Drum Site dan dipasang
Tensioner, drum stand dan sejumlah drum konduktor yang diperlukan. Selain
itu perlu menyediakan tempat untuk penyimpanan sementara tali kawat, dan
alat kerja lainnya. Luas area yang diperlukan untuk drum site umumnya 500 –
1000 m2. Drum site ditempatkan sesuai susunan seperti gambar berikut :

Drum Drum Stand Tensioner Tower

a. Pemasangan Tensioner
Tensioner ditempatkan segaris dengan arah penarikan konduktor dan
berfungsi untuk memberikan tegangan konstan pada penarikan.
Tensioner harus pada posisi sedemikian sehingga gaya angkat pada
konduktor di Tensioner diperkecil. Dalam hal konduktor tertarik keluar
dari tensioner dengan sudut >50 terhadap horisontal maka didepan
tensioner harus dipasang snatch block atau dapat juga dengan
memasang stringing sheaves (montage roll) yang berfungsi untuk
melindungi konduktor dan memperkecil sudut.

b. Pemasangan Drum Stand


Drum stand ditempatkan segaris dengan tensioner pada posisi tetap dan
di skur ke tanah + 10 m dibelakang tensioner. Drum stand berfungsi
untuk menyangga drum konduktor yang akan ditarik.

c. Pengangkutan dan Penempatan Drum Konduktor


Drum – drum konduktor tidak boleh diletakan di tanah pada kedudukan
tergeletak sisinya secara horisantal. Drum harus di roll hanya dalam arah
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 57
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

tanda panah pada drum. Jumlah drum dan pemakaian drum khususnya
bila hanya dipakai setengah, harus direncanakan panjang konduktor
tersebut seefisien mungkin sehingga penyambungan konduktor tidak
pada gawang yang bersimpangan pada saluran tenaga atau lainnya,
dimana penyambungan tidak diperkenankan.

C.3 Pemasangan stringing sheaves (montage roll).

Stringing sheaves terbuat dari alluminium alloy dengan alurnya dilapisi dengan
polyrethane rubber sehingga dapat digunakan untuk messanger wire dan konduktor
secara bersamaan. Pada tower suspension stringing sheaves dipasang pada
rentengan insulator string set, sedangkan pada tower tension dipasang langsung
pada cross arm dengan digantung menggunakan kawat seling dan diperkuat
dengan skur untuk menjaga agar posisinya tetap pada saat penarikan. Stringing
sheaves harus ditanahkan pada tower permulaan dan tower akhir antara Engine
dan Tensioner.

C.4 Pemasangan isolator dan montage roll

Pada tower suspension montage roll dipasang bersamaan pemasangan isolator,


sedangkan pada tower tension hanya dipasang montage roll dan isolator di tower
tension dipasang saat sagging.
Urutan pemasangan isolator dan montage roll :
 Material siap dilokasi tower, yaitu insulator disc dan fitting kemudian
keduanya dirangkai sehingga terbentuk insulator set
 Rangkaian insulator terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu Suspension insulator set
dan tension insulator set.
 Pada Cross Arm GSW dipasang Snatch Block untuk pemasangan tambang
nilon yang akan dipakai menarik isolator ke atas dan dipasang pada cross
srm..
 Insulator set diangkat dengan bantuan tambang, ditarik ke atas untuk
dipasang (dikaitkan) pada cross arm paling atas (upper cross arm),
selanjutnya dilakukan hal yang sama insulator set dipasang pada middle
cross arm dan lower cross arm

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 58


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

 Pada saat pemasangan insulator set di upper, middle dan lower cross arm,
masing – masing diikuti pemasangan running out block/roll block/montage
roll. Di tension tower, running out block telah digantung langsung dibawah titik
crossarm dari landing plate.
 Pemasangan sudah benar sesuai dengan gambar referensi
 Disck insulator – nya dalam kondisi baik dan bersih dari kotoran lumpur, tidak
ada yang retak, gumpil dll.
 Fitting dalam keadaan baik, tidak ada yang cacat, galvanize – nya dalam
kodisi baik (tidak luka/terbuka/terkelupas).
 Posisi sackle yang dipasang / dikaitkan ke cross arm tower sudah benar
(posisi baut/mur sudah benar).

D. Pelaksanaan penarikan kawat.

D.1. Penarikan messenger wire (kawat penolong)

Setelah penempatan dan pemasangan peralatan stringing dipastikan selesai, maka proses
penarikan kawat sudah dapat dilaksanakan. Penarikan kawat ini dimulai dengan penarikan
pilot wire (steel wire) 8 mm - 12 mm yang biasa disebut dengan kawat pancingan.
Sebelumnya terlebih dahulu diawali dengan pekerjaan pemasangan tali nylon sebagai alat
bantu untuk menarik pilot wire (biasa disebut pekerjaan eret – eret). Atau dapat juga
langsung melakukan eret – eret dengan menggunakan pilot wire. Dipasang secara manual
dari tower ke tower sepanjang stringing section. Apabila stringing section tersebut melewati
sungai yang lebar, rawa – rawa, lembah atau daerah yang sulit untuk dilewati dengan
berjalan kaki ataupun tidak adanya moda transportasi yang bisa digunakan, maka tali nylon
digelar dengan menggunakan messanger wire gun. Messenger wire gun ini mampu
membawa tali nylon dan atau pilot wire dalam jarak + 300 m.

Apabila penggelaran pilot wire selesai, maka ujung pilot wire disambung menggunakan
shackle dengan ujung messenger wire (anti twist wire rope 12 mm – 25 mm) yang telah
digulung pada reel pada posisi drum site. Pilot wire kemudian ditarik dengan stringing car
melalui capstan membawa messanger wire. Bersamaan dengan itu pilot wire digulung dan
sambungannya dengan messanger wire dilepas bila pilot wire tersebut telah melewati
capstan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 59


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

D.2. Penarikan konduktor/kawat tanah.

Setelah messenger wire selesai ditarik maka penarikan selanjutnya adalah penarikan kawat
tanah, konduktor pada cross arm top, midle dan bottom.

a. Drum site
Konduktor/ kawat tanah ditarik keluar dari drum yang telah dipasang pada drum stand
dan diulur melalui tensioner ke arah tower. Masing – masing konduktor masuk ke
tensioner dari sisi kiri melalui guide roll (roll pembantu) dan keluar melalui sisi kanan
menghadap ke penarikan. Ujung konduktor disambung dengan messenger wire dengan
menggunakan stringing yoke, clamp grip dan swivel. Counter weight dipasang pada
stringing yoke untuk mencegah terputarnya yoke akibat puntiran messenger wire.
Konduktor dan kawat tanah yang dapat ditarik oleh stringing yoke dalam satu tarikan
tergantung dari jadwal stringing. Messenger wire yang akan digunakan untuk penarikan
konduktor lainnya juga harus dipasang stringing yoke.

b. Puller site
Setelah semua persiapan yang diperlukan siap maka konduktor ditarik dengan stringing
car melalui messenger wire yang dilewatkan melalui capstan dan digulung pada reel
yang dipasang pada reel winder menurut arah penarikan. Tegangan tarik maksimum
yang diberikan pada konduktor selama penarikan berlangsung dijaga agar < 1/3
tegangan sagging maksimum konduktor atau dijaga agar konduktor tetap diatas semua
halangan – halangan yang terdapat ditanah. Untuk mengetahui kuat tarikan
konduktor/kawat tanah dapat diketahui melalui Tension meter.

Kecepatan penarikan konduktor tergantung pada tenaga tarikan stringing car dan
kemampuan tensioner. Secara umum kecepatan penarikan dijaga pada 30 m/menit
untuk konduktor tunggal dan 20 m/menit untuk twin konduktor.
Pelu diperhatikan bahwa pada saat proses penarikan harus ada komunikasi yang baik
antara operator pada stringing car, operator tensioner, petugas yang mengikuti stringing
yoke (pengawal) dan petugas yang ditempatkan pada lokasi crossing utama.

Karena alur dari stringing sheave dan tensioner sheave dilapisi karet polyurethene
(suatu bahan isolasi), maka kawat penolong dan konduktor yang ditarik melewati
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 60
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

stringing sheave akan dimuati oleh induksi listrik, khususnya bila stringing dekat dengan
saluran bertegangan listrik. Muatan listrik ini harus dihilangkan dengan perlengkapan
pentanahan guna keamanan petugas yang melakukan stringing. Sebelum penarikan
konduktor atau kawat konduktor, roller penjepit pentanahan harus dipasang diantara
stringing car dan menara akhir dan dihubungkan ke bumi.

c. Pemindahan stringing yoke yang melewati stringing sheaves.


Stringing Yoke atau biasa disebut Counter Weight adalah media untuk menarik GSW,
konduktor, mesenger wire. Model stringing yoke berfariasi tergantung kebutuhan jenis
konduktor yang ditarik (singke konduktor, double konduktor atau Quaddrupple).
Contoh prosedur pemindahan stringing yoke pada penarikan double konduktor :
1. Penarikan GSW dan Messenger Wire. Formasi penarikan sebagai berikut :

Messanger Wire/ Seiling Ø 10-12 mm


Swivel GSW / OPGW
Anti Twist Panjang 40 Meter

Swivel

Messanger Wire/
Anti Twist

Seiling Ø 10-12 mm Conector Seiling Ø 10-12 mm Conector


Panjang 17 Meter Panjang 12 Meter

Seiling Ø 10-12 mm
Panjang 10 Meter
untuk Jangkar
pada Body Tower

- Apabila stringing yoke mendekati stringing sheave, maka petugas pengawal


memberi komando untuk menurunkan kecepatan penarikan sampai swivel
melewati montage roll ± 15 meterl.
- Seling jangkar (bunuhan) digunakan saat kita akan memindahkan mesenger wire
untuk penarikan pada top konduktor. Saat swivel ditarik ± 15 meter (atau sampai
petugas yang memindahkan stringing yoke dapat menjangkau kawat/seling
bunuhan) melewati stringing sheave maka petugas yang mengikuti stringing yoke
(pengawal) memberi komando ke operator engine dan tensioner untuk
menghentikan penarikan,
- Kemudian ujung kawat bunuhan diambil dan di jangkar pada body tower.
- Setelah itu petugas pengawal mengkomando operator engine utk mengulur
mundur penarikan sampai mesenger wire kendur dan ditahan oleh kawat bunuhan
tersebut.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 61
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

- Lepaskan konektor dan pindahkan kawat seling 10 -12 mm panjang 12 meter ke


stringing sheave pada Top Konduktor, setelah itu hubungkan kembali dengan
konector.
- Pengawal mengkomando kembali operator engine untuk melanjutkan penarikan
sampai kawat seling bunuhan kendur dan jangkar ke body tower dapat di buka.
Penarikan dihentikan dan lepaskan kawat bunuhan dari body tower.
- Penarikan dapat dilanjutkan kembali.
2. Penarikan konduktor pada top konduktor :

Seiling Ø 14 mm - 16 mm
Swivel
Panjang 3 Meter

Messanger Wire/ Seiling Ø 10-12 mm


Panjang 17 Meter Swivel Swivel
Anti Twist 12 Meter Anti Twist

Seiling Ø 10-12 mm
Panjang 10 Meter
Swivel untuk Jangkar
pada Body Tower

- Apabila stringing yoke mendekati stringing sheave, maka petugas pengawal


menginformasikan ke operator stringing car untuk menurunkan kecepatan tarikan
dan menarik perlahan – lahan dengan hitungan komando oleh petugas pengawal
sampai stringing yoke ± 15 meter melewati stringing sheave atau sampai ujung
kawat bunuhan dapat dijangkau oleh petugas yang bertugas memindahkan kawat
bunuhan
- Kemudian petugas pengawal memberi komando ke operator engine untuk
menghentikan penarikan.
- Ujung kawat bunuhan diambil dan di jangkar pada body tower.
- Setelah itu petugas pengawal mengkomando operator engine utk mengulur
mundur penarikan sampai mesenger wire kendur dan ditahan oleh kawat bunuhan
tersebut.
- Lepaskan konektor dan pindahkan kawat seling 10 -12 mm panjang 12 meter ke
stringing sheave pada Midle atau Bottom Konduktor, setelah itu hubungkan
kembali dengan konector.
- Pengawal mengkomando kembali operator engine untuk melanjutkan penarikan
sampai kawat seling bunuhan kendur dan jangkar ke body tower dapat di buka.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 62
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Penarikan dihentikan dan lepaskan kawat bunuhan dari body tower.


- Penarikan dapat dilanjutkan kembali
- Kawat seling bunuhan harus digulung guna mengamankan dari media-media
dibawahnya.

Contoh prosedur pemindahan stringing yoke pada penarikan single konduktor :


- Stringing yoke dinaikkan dengan bantuan lever block yang telah disiapkan
sebelumnya pada cross arm. Kemudian digantung pada sambungan messenger
wire sedemikian rupa sehinga beban stringing yoke dipindahkan dari stringing
sheaves pada insulator string ke lever block.
- Gate stringing sheaves dibuka dan messenger wire dikeluarkan. Kemudian
stringing sheaves ditarik mundur kearah sisi tensioner dari stringing yoke
sehingga konduktor dapat dimasukkan ke kedalam stringing sheaves, kemudian
gate ditutup kembali.
- Kemudian stringing yoke diturunkan dengan menggulung lever block ke stringing
sheaves. Setelah itu pindahkan sling lever block dari stringing yoke.
- Setelah pelepasan stringing yoke selesai, tarik messenger wire dengan perlahan
– lahan dan proses penarikan dilanjutkan.

d. Penyambungan konduktor / kawat tanah.


Bila seluruh konduktor /kawat tanah telah habis ditarik dari drum pertama, maka ujung
konduktor/kawat tanah disambung dengan ujung konduktor/kawat tanah pada drum
kedua. Sambungan ini dilakukan dibelakang tensioner dan sifatnya sementara dengan
menggunakan stringing clamp atau pulling grip. Setelah melewati tensioner maka
sambungan sementara ini diganti dengan compression joint permanen (joint sleeve).
Prosedur penyambungan compression joint adalah sebagai berikut :
- Setelah penyambungan sementara melewati tensioner, proses penarikan dihentikan.
- Dengan menggunakan come along, konduktor yang terdapat diantara ujung tower
dan tensioner diikat dengan jangkar pada base tensioner. Akibatnya tegangan tarik
konduktor dipindahkan ke sling come along dengan menggulungnya dengan winch
atau lever hoist yang telah dipasang untuk mengontrol tegangan tarik come along.
- Konduktor diturunkan ketanah untuk dilakukan pengupasan kawat aluminium sampai
ke inti baja pada jarak tertentu untuk kedua ujung konduktor yang akan disambung.
- Penyambungan inti baja pertama sekali dilakukan dengan menggunakan
compression joint untuk inti baja menggunakan hydraulic compressor machine
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 63
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

(mesin press).. Perlu diperhatikan didalam compression joint untuk inti baja harus
ada grease untuk memudahkan pemasangan.
- Selanjutnya inti baja yang telah tersambung dimasukkan kedalam compression joint
kawat aluminium untuk dilakukan compression joint permanen menggunakan
hydraulic compressor machine.
- Setelah penyambungan selesai tegangan tarik dikembalikan ke
- Penarikan dengan sambungan sementara.
- Dalam hal terdapat beberapa tower dengan sudut horizontal yang besar dan atau
tertarik ke bawah, dimana joint protector tidak diperkenankan melewati stringing
sheave, maka konduktor harus ditarik dengan sambungan sementara atau dipasang
pulling grip secara back to back. Diusahakan sambungan sementara jatuhnya pada
tower tension sehingga bisa dibuka saat sagging.

Setelah semua konduktor dan kawat tanah ditarik dalam stringing section maka konduktor
ditegangkan sementara dengan tegangan 80% - 90% dari tegangan sagging yang telah
direncanakan.

e. Penegangan sementara pada puller site.


- Konduktor ditarik dengan stringing car sampai pada tegangan yang diinginkan,
kemudian dijangkar /skur sementara ke tanah dengan menggunakan come along.
- Pada tower section puller site, tension clamp dipasang ke ujung konduktor yang telah
dipotong dan dirangkai ke tension insulator string yang telah dipasang pada cross
arm atau disambung dengan konduktor pada section sebelumnya yang sudah ditarik.

f. Penegangan sementara pada drum site.


- Pada drum site, come along dipasang pada konduktor dan dilewatkan dengan hand
winch ke tanah. Kemudian konduktor ditarik dengan sling come along melalui snatch
block yang telah diikat pada cross arm dan tower leg.
- Pada tower section drum site, tension clamp dipasang ke ujung konduktor yang telah
dipotong dan dirangkai ke tension insulator string yang telah dipasang pada cross
arm atau disambung dengan konduktor pada section sebelumnya yang sudah ditarik.

g. Konduktor ditegangkan ke section stringing yang telah ditegangkan sementara.


- Pada drum site, konduktor yang telah ditegangkan sementara dijangkar ke tanah
dengan sling come along, maka konduktor yang akan ditegangkan disambung ke
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 64
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

konduktor yang telah dijangkar tadi.


- Konduktor ditarik dari puller site, sementara itu come along pada drum site dilepas
dari konduktornya dengan maksud memindahkan tegangan konduktor pada stringing
section sebelumnya ke konduktor pada stringing section berikutnya.

E. Sagging dan Clamping

Konduktor dan kawat tanah yang telah selesai ditarik dalam satu stringing section harus
disagging sesuai dengan rencana sagging schedule yang telah disetujui. Sebelum pekerjaan
sagging dilaksanakan harus dipersiapkan data sagging, pengaturan thermometer,
pemasangan transit dan target pada sagging span, fasilitas komunikasi antara sagging
winch site dan sag sighting site.
Sagging konduktor tidak boleh dilaksanakan pada kondisi angin kencang karena dapat
mengakibatkan terangkatnya konduktor akibat tekanan angin.
Pada umumnya sagging dilaksanakan dengan 2 (dua) metode, yaitu :

E.1. Perhitungan sagging

Perhitungan sagging secara sederhana tercantum dengan rumus :

Sag = (W.g.L²) / 8T2

Dimana :
W = berat konduktor (kg/km)
G = gravitasi
L = panjang span
T2 = gaya tarik saat terpasang
Sedangkan untuk menghitung T2 menggunakan rumus :

(E.A.c (t2 – t1)) + (W1². g.L².E.A / 24. t1²) – T1 = (W2².g².L².E.A /24.T2²) – T2

Dimana :
E = modulus elasticity
A = cross sectional area of conduktor
C = koefisien of linear expansion
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 65
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

t1 – t2 = selisih suhu (antara suhu dihitung dengan suhu rata – rata)


W1 = berat saat T1
W2 = berat saat T2
E.2. Metode Sagging Setelah Penarikan

a. Sending out
Pada metode ini, konduktor yang ditegangkan sementara ditarik kedepan sedemikian
rupa, sehingga konduktor disagging dari arah dimana sagging section sebelumnya telah
selesai.

- Gambar diatas memperlihatkan konduktor yang berada pada posisi yang


berlawanan dengan sagging section harus diikat ke cross arm dengan
menggunakan come along untuk meminimalkan tegangan tarik yang tidak
seimbang pada tower. Come along yang berada pada sagging section ditarik
dengan wire rope dari winch yang dipasang di tanah melalui snatch block yang
dirangkai ke cross arm dan tower leg.
- Setelah panjang konduktor yang terdapat pada sagging section diatur, maka
konduktor diklem pada sagging side dari tower. Ujung konduktor yang berlawanan
dengan tower dipasang pada tension insulator string dengan menggunakan tension
clamp.

Kemudian konduktor untuk span berikutnya diulur dengan merewinding winch dan
mengendurkan tegangan sling dari come along.
- Konduktor harus ditarik bersamaan oleh winch yang ditempatkan pada ujung dari

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 66


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

sagging secion berikutnya agar tegangan konduktor tidak mengakibatkan terjadinya


ketidak seimbangan beban pada tower.
- Come along kemudian dibuka setelah beban tarikan dipindahkan keseluruhannya
ke tension insulator string.

b. Metode Seimbang.
Metode ini digunakan untuk sagging 2 (dua) section pada saat yang bersamaan untuk
mempercepat jadwal penyelesaian.

- Konduktor diklem ke tension insulator string pada tower di kedua ujung dari 2 (dua)
sagging section berdekatan yang mempunyai tegangan sedikit lebih kecil dari
tegangan sagging.
- Kemudian konduktor pada kedua section ditegangkan dan diklem serentak pada
section tower untuk menjaga keseimbangan tegangan pada tower.
- Metode sagging seimbang ini menghasilkan sisa konduktor yang tidak terpakai
lebih banyak.

E.3. Pemasangan Sagging Winch.

Sagging winch digunakan untuk pengaturan tegangan konduktor pada saat sagging dan
dipasang di kaki tower. Ada 2 (dua) jenis winch yaitu portable hand winch atau engine driver
winch. Winch harus memiliki kapasitas gulungan dan kekuatan yang cukup untuk operasi
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 67
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

sagging. Pemasangan winch pada lokasi sedemikian rupa sehingga aman buat orang yang
bekerja ditower maupun di tanah. Portable hand winch yang dipasang pada main post harus
dilapisi dengan material pengaman sehingga tidak merusak tower.

E.4. Pemasangan Come Along / Wire Grip

Untuk menahan konduktor pada saat penegangan digunakan come along yang
dihubungkan ke bagian atas tension insulator string dengan wire rope langsung atau dapat
juga dikombinasikan dengan pulling block yang disusun diantara come along dan insulator
string. Wire rope diarahkan ke winch melalui snatch block yang ditempatkan ditower.
Come along dipasang pada konduktor dengan jarak + 5 m didepan tension clamp ketika
konduktor ditegangkan. Setelah come along dipasang, maka pulling block dihubungkan ke
come along. Pada konduktor yang lebih besar diameternya lebih baik menggunaan counter
weight untuk mencegah rotasi come along akibat gaya puntir yang timbul karena penarikan.

E.5. Sambungan wire rope

Wire rope dikencangkan ke bagian atas tension insulator string yang, dilewatkan melalui
block yang dipasang di tower, kemudian dilewatkan melalui block yang dipasang pada come
along dan ditarik ke cross arm dan diarahkan ke winch melalui block yang dipasang di tower.
Untuk single insulator string, clamp insulator replacer dapat digunakan untu mengencangkan
wire rope ke insulator string
Untuk double insulator string, wire rope dikencangan ke yoke dari double insulator string.

E.6. Pemasangan snatch block

Snatch block diikatkan pada bagian bawah cross arm sedemikian rupa sehingga wire rope
dapat lewat melalui main member cross arm dan body tower.

E.7. Pemasangan Tension Clamp

Tension clamp dipasang pada ujung konduktor dan dipasang pada tension insulator string
sebagai berikut :
- Konduktor antara come along dan insulator set ditndai pada titik yang akan menjadi
bagian atas insulator hardware.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 68
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

- Konduktor dipotong pada posisi yang telah ditandai untuk tension clamp.
- Tension clamp kemudian dipasang pada ujung konduktor dengan menggunakan
hydraulic compressor.
- Konduktor ditarik ke arah tower dengan winch sehingga tension clamp dapat
dipasangkan pada insulator string, setelah itu konduktor digulung ulang denngan winch.
- Come along kemudian dibuka setelah seluruh tegangan konduktor dipindahkan ke
tension insulator.

E.8. Pengukuran Sag (Andongan)

Andongan diukur dengan transit dan target yang dipasang pada tower yang dianggap
sebagai sighting span. Sighting span pada suatu section dipilh bergantung pada jarak span
dalam 1 (satu) sagging section sebagai berikut :

Jumlah span/sagging
section Jumlah sighting span Pemilihan sighting span

3 span atau kurang 1 Span panjang

6 span atau kurang 2 atau lebih Span terpanjang atau span akhir
Span panjang diikat dengan pusat
7 span atau kurang 3 atau lebih section dan span pendek dngan
kedua ujung section

Jika terdapat beberapa span dengan perbedaan level yang cukup besar diantara tower –
tower pada keseluruhan section, maka sighting span harus dipilih span yang berdekatan
dengan kedua ujung. Target (sagging board) dan transit (pocket compass) dipasang pada
tower yang berada pada kedua sisi sighting span dibawah titik penopang konduktor sesuai
hasil perhitungan sag.

a. Sagging Dengan Menghitung Target


a. 1. Metoda Jarak Sama

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 69


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

b
d
a Target

Transit

S
Dimana :
a = jarak tegak lurus dibawah penyangga untuk transit
b = jarak tegak lurus dibawah penyangga untuk target
c = andongan

- Sagging dilakukan oleh pengamatan dengan transit dan target yang diset di
menara pada masing – masing ujung gawang pengamatan, pada suatu jarak
tegak lurus dibawah penyangga kawat konduktor yang sama dengan andongan
d.
- Metoda ini mudah dan baik dalam ketelitian yang diperlukan yang sama untuk
gawang yang agak melereng.
- Metoda ini dapat dikerjakan rata – rata untuk gawang dimana titik terendah dari
lengkungan parabola kawat konduktor ditempatkan keluar gawang tersebut
- Pada gawang yang melereng, biasanya transit diset pada tower yang lebih
rendah dan target diset pada tower yang lebih tinggi.
- Transit diset sedemikian sehingga pusat lensa transit tepat pada tanda yang
telah diberikan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 70


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

a. 2. Metoda Jarak Berbeda

b
d

- Pada dua tower yang tidak sama tinggi dan berada pada ketinggian yang tidak
sama, dimana andongan lebih besar dari tinggi tower yang lebih rendah dan
transit tidak dapat diset di tower pada jarak tegak lurus dari tower yang sama
dengan d, pengandongan dapat dilaksanakan oleh pengamatan dengan transit
yang diset pada tower yang lebih rendah pada jarak a tegak lurus dibawah
tower, dan target pada tower yang lebih tinggi pada jarak b tegak lurus.

b. Sagging Dengan Menghitung Sudut Pengamatan


- Dalam hal ini target tidak dapat diset pada tower (yang lebih tinggi bila dipakai
dengan metoda jarak berbeda). Sagging dapat dilaksanakan oleh pengamat
dengan suatu transit yang diset pada tower yang lebih rendah letaknya pada suatu
jarak a tegak lurus dibawah tower kawat konduktor, dengan sudut pengamatan Ө
yang dicari dengan perhitungan :
h+a−b
Ө = tan-1
S
- Guna menghindari kekeliruan atau kesalahan pengamatan, lebih baik target diset
ditempat yang lain dan kedudukan R dicari dengan perhitungan atau ditandai di
profil

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 71


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

h
R
(h+a-b)

a
O (angel of sight)
S

- Dimana :
Ө = sudut pengamatan
a = jarak tegak lurus dibawah tower untuk transit
b = jarak tegak lurus dibawah tower untuk target
c = jarak mendatar antara titik – titik tower ( gawang)
h = jarak tegak lurus antara titik – titik tower

c. Metoda Pengamatan Garis Mendatar


Pada gawang miring yang panjang, dimana titik rendah andongan jatuh dibawah
tower yang lebih rendah, sagging dilakukan melalui pengamatan mendatar dengan
transit yang diset pada suatu jarak d tegak lurus dibawah tower kawat konduktor
sampai titik terendah andongan dibawah tower, yang dicari dengan rumus : dL = d

h
(1 - )²
4d
- Untuk metoda ini lebih baik menset target pada suatu tempat diujung lain yang sama
pada garis kedudukan mendatar guna meyakinkan sagging
- Metoda ini dapat dipakai dalam daerah jarak dimana titik terendah kawat konduktor

s
bertempat kedudukan didalam pertengahan sepertiga gawang seperti berikut : <
3

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 72


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

2
s1 < s
3
Dimana : S = jarak mendatar dari titik terendah andongan dari tower yang
lebih rendah

d R
dL

S1 S2

Dimana :
dL = jarak tegak lurus dari transit di bawah tower untuk pengambilan tempat
pengamatan
s = jarak mendatar antara titik-titik tower (gawang)
h = jarak tegak lurus antara titik-titik tower
d = andongan

d. Pelaksanaan Penentuan Andongan.

- Setelah semua persiapan selesai dan petugas yang terlibat telah berada ditempat
sesuai tugasnya, maka konduktor ditarik dengan mengoperasikan sagging winch
atas komando komunikasi antara winch operator dan setiap transit observer
sehingga andongan memenuhi target.
- Bila panjang konduktor yang ditarik melebihi beberapa span, maka tegangan pada
pulling end menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan ujung yang lain akibat gesekan
dengan sheaves. Untuk mengatur konduktor pada andongan yang dikehendaki pada
tegangan tertentu pada seluruh span, maka konduktor harus ditarik hati – hati
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 73
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

dengan tegangan sedikit lebih tinggi daripada tegangan pada andongan yang
dikehendaki, kemudian andongan diatur sesuai target.
- Konduktor tidak boleh di sagging dengan level yang sama dengan span sebelumnya.
Andongan setiap span tergantung pada jarak antar tower, ketinggian dan lain
sebaginya.

E.9. Pengukuran temperature

Pada saat sagging pengukuran temperatur dengan menggunakan glass thermometer. Untuk
mengetahui temperature dalam konduktor, maka core wire harus diambil untuk
memasukkan thermometer kedalamnya. Untuk menghindari efek radiasi panas maka contoh
konduktor harus ditempatkan + 3 meter diatas tanah.

E.10. Clamping

- Sekali konduktor telah ditarik dan diatur sesuai target, maka konduktor harus di klem ke
tension insulator string pada section tower.
- Untuk SUTT dengan twin konduktor dan SUTET Quaddrupple, untuk meminimalkan
perbedaan antara 2 (dua) sag sub konduktor, maka come along salah satu sub
konduktor dilengkapi dengan tambahan lever block ditarik dan diatur untuk menentukan
posisi pemotongan konduktor untuk clamping.
- Sag untuk konduktor twin dan konduktor Quaddruple dapat diatur dengan sag adjuster.

E.11. Pemasangan Armour Rod dan Clamping

- Dalam waktu 48 jam setelah semua konduktor pada 1(satu) section stringing selesai di
sagging, stringing sheaves harus dibuka dari intermediate suspension tower dan
konduktor harus di clip in ke suspension insulator clamp secara permanen, bersama
sama dengan armour rod.
- Prosedure pemasangan armour rod dan clipping in sebagai berikut :
- Konduktor ditandai langsung dibawah titik insulator attachment pada cross arm.
- Konduktor ditopang dengan lever block yang telah disiapkan pada cross arm dengan
menggunakan sebuah konduktor hook untuk memindahkan berat konduktor dari
stringing sheaves
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 74
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

- Armour rod dipasang pada konduktor tepat dibawah yang ditandai pada konduktor dan
merupakan titik tengah suspension clamp.
- Stringing sheaves dilepas dari insulator string.
- Suspension clamp dipasang pada insulator konduktor kemudian di clipping in bersama -
sama dengan armour rod.

F. Jumpering

Sebagai tindak lanjut proses clamping dan clipping in, pada kedua sisi tension tower jumper
dipasang diantara kedua tension clamp. Pemasangan jumper ini untuk mendapatkan jarak
bebas yang cukup antar tower member dengan konduktor. Panjang konduktor untuk jumper
untuk setiap tower tension ditentukan dengan pengukuran langsung menggunakan jumper
buatan dalam bentuk busur. Jumper socket dari tension clamp dipasang pada kedua ujung
dari jumper konduktor dengan menggunakan hydraulic compressor sesuai spesifikasi
pabrikan. Jumper untuk setiap phase harus dibentuk sama/identik. Khusus untuk twin
konduktor, jumper harus diatur pada level yang sama dan ditempatkan seragam dengan
jumper spacer.

G. Pemasangan Asesories.

G.1. Pemasangan Vibration Dampers.

Vibration dampers berfungsi untuk mencegah kerusakan yang mungkin terjadi akibat vibrasi
akibat angin. Lokasi pemasangan vibration dampers harus ditentukan terlebih dahulu
dengan toleransi 5 cm dari lokasi yang telah ditentukan. Umumnya dipasang dengan jarak
1,2 m dari tension clamp atau suspension clamp.

G.2. Pemasangan Spacer

Spacer hanya dipasang pada SUTT/SUTET dengan twin konduktor atau Quaddrupple
setelah selesai clipping in. Pemasangannya dengan menggunakan conductor car yang
dijalankan dari tower ke tower. Lokasi spacer pada setiap span ditentukan berdasarkan jarak
maksimum dari clamp dan spacer yang berdekatan dalam posisi + 60 cm dari posisi yang
telah ditentukan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 75
3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

G.3. Penggunaan Conductor Car.

- Conductor car dipasang pada tower site dan 4 (empat) rodanya ditempatkan dengan
sebaik – baiknya pada kedua sub konduktor. Rem tangan dan pengukur jarak (distance
couter) harus dipasang dengan benar pada konduktor. Pengukur jarak harus diatur
dalam posisi 0 (nol) sebelum dijalankan.
- 3 (tiga) conductor car harus digunakan pada saat bersamaan, masing – masing pada
konduktor atas, tengah dan bawah.
- Distribusi beban orang, car dan alat kerja harus dijaga agar tidak menambah andongan,
sehingga dapat merusak konduktor pada saat conductor car lewat.
- Conductor car digerakkan sendiri oleh petugas yang bersangkutan ke lokasi spacer
yang telah ditentukan atau ditarik dari tanah oleh petugas yang lain.
- Supaya conductor car tidak merusak conductor strands, maka conductor car harus
dimaju mundurkan didekat pemasangan spacer

Arah
tarikan
sagging

Contoh pemasangan
sch oor saat sagging

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 76


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Pemasangan jumper support SUTET 500 kV


Konduktor berkas 4 (quadruple)

Pekerjaan Potong Press Stringing Yoke

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 77


Pekerjaan di Engine ( Puller )

3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Pekerjaan Pemasangan Isolator

Pekerjaan pemasangan stegger (pengaman)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 78

Pekerjaan penyambungan (jointing) konduktor


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Pekerjaan pemasangan Jumper

Pekerjaan pemasangan spacer

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 79


Pekerjaan pemasangan Suspension Clamp

3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Pekerjaan di lokasi tensioner

3.2.5 Final Check dan Persiapan Energize

Final Check merupakan syarat utama sebelum pelaksanaan Energize. Saat ini untuk
jaringan transmisi harus mendapatkan RLB (Rekomendasi Laik Bertegangan) dan SLO
(Sertifikat Laik Operasi) dari PLN JASER sebelum di operasikan atau energize.
Final Check bertujuan untuk memastikan peralatan transmisi maupun tower telah dipasang
sesuai syarat dalam kontrak dan jalur telah bebas dari tanaman dan tegakan.

Prosedur pelaksanaan Final Check sebagai berikut :


- Sebelum melakukan final cek bersama Jaser, sebaiknya kontraktor melakukan final
cek internal terlebih dahulu.
- Jika dalam final cek internal telah dilakukan perbaikan maka kontraktor melakukan
final cek bersama Pemilik Pekerjaan.
- Hasil Final Cek bersama antara kontraktor dan Pemilik Pekerjaan akan dipakai
sebagai dasar Final Cek bersama PLN Jaser.
- Pengukuran tahanan isolasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 80


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

Umumnya hal – hal yang perlu mendapat perhatian adalah :


- Tanaman dan tegakan dibawah jalur ROW
- Pemasangan material transmisi meliputi accesories, clearence jumper, clearence
konduktor ke body tower, pemasangan pin pada baut-baut accessories
- Kekencangan dan kelengkapan member tower
- Grounding

SOAL LATIHAN
3.1. Pendahuluan
a. Apa saja lingkup pekerjaaan Jaringan Transmisi?

3.2. Erection Tower


3.2.1. Pengenalan Tower
a. Apa saja Tipe tower berdasarkan peruntukan penerimaan beban?
b. Apa saja jenis konstruksi tower berdasarkan bentuk dan struktur?
c. Apa saja jenis tower berdasarkan jumlah sirkit?
3.2.2. Persiapan  Erection Tower
a. Apa saja yang harus dipersiapakan sebelum erection tower dilaksanakan?
b. Apa saja peralatan erection tower?
c. Apa fungsi atau kegunaan dari setiap peralatan erection tower tersebut?
3.2.3. Pelaksanaan Erection Tower
a. Bagaimana proses dan prosedur pelaksanaan erection tower?
b. Apakah fungsi dan tugas pengawas dalam pelaksanaan Erection Tower?
3.2.4. Pemeriksaan Tower dan Tahanan Pentanahan Tower
a. Apa saja yang harus dilakukan pengawas dalam pekerjaan Pemeriksaan
Tower dan Tahanan Pentanahan Tower?

3.3. Stringing (Konduktor, Asesoris, Earth Wire dan Isolator)


3.3.1. Pengenalan Peralatan Listrik dan Asesoris Stringing
a. Apa saja jenis / tipe konduktor
b. Apa saja jenis / tipe isolator
c. Apa saja jenis-jenis fitting dan asesoris stringing
3.3.2. Pekerjaan Persiapan Stringing

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 81


3. Pekerjaaan Jaringan (SUTT/SUTET)

a. Apa saja yang termasuk dalam pekerjaan persiapan stringing?


b. Apa saja tugas dan fungsi pengawas pada pekerjaan persiapan stringing?
3.3.3. Penarikan Konduktor (Stringing), GSW dan OPGW
a. Apa urutan dari stringing?
B. Apa saja tugas dan fungsi pengawas pada setiap tahap penarikan konduktor
(stringing)?
3.3.4. Sagging & Clamping
a. Apa yang dimaksud dengan sagging & clamping?
b. Data dan alat apa yang digunakan untuk menentukan sagging?
c. Bilamana dilaksanakan pekerjaan sagging dan clamping?
d. Apa saja tugas dan fungsi pengawas dalam pekerjaan sagging & clamping?
3.3.5. Asesoris
a. Bilamana pemasangan asesoris dilakukan?
b. Apa saja tugas dan fungsi pengawas dalam pemasanagan asesoris?
3.3.6. Final Check dan Persiapan Energize
a. Apa maksud / tujuan dari final check dan persiapan energize?
b. Bagaimana prosedur serta tahapan dari final check dan persiapan energize?
c. Apa saja tugas dan fungsi pengawas pada final check dan persiapan
energize?

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 82

Anda mungkin juga menyukai