DURASI : 12 JP
Kinerja lebih baik keseluruhan operasional turbin uap telah meningkatkan efisiensi biaya.
Dewasa ini, sistem kontrol yang lebih baik menjadi lebih sangat pentingdari sebelumnya, seperti
turbin uap yang lama telah dapat beroperasi melebihi usia pakai diharapkan. Sejak 1980-an
ontrol digital telah diterapkan sebagai standar proses industri. Perkembangan mutakhir teknologi
proses digital (kecepatan proses yang sangat cepat, biaya lebih murah dan ukuran lebih kecil)
menyebabkan kontrol turbin digital menjadi teknologi pilihan pada operasi pembangkit tenaga.
Kontrol turbin uap tradisional dengan governor fly-ball untuk pengindikasian putaran, lengan
sambungan mekanikal, dan minyak pelumas turbin tekanan rendah. Mekipun sistem-sistem ini
cukup andal, namun menjadi lebih mahal pemeliharaannya, karena banyak peralatan kontrol
aslinya sudah kuno (tidak diproduki lagi). Penggantian suku cadang, jika masih ada, menjadi
mahal dan waktu pengirimannya lama. Pemeliharaan sistem-sistem lama ini membutuhkan
tingkat kebiasaan dan pengetahuan tertentu tentang instrumen pada jaman tersebut.
Pengetahuan dasar meliputi implementasi kontrol pada turbin uap tua telah berkurang tahun
demi tahun, yang langsung mempengaruhi kesiapan dan keandalan unit turbin uap.
Sistem kontrol turbin digital yang (TCS turbine control system) dirancang untuk mengendalikan
aliran uap utama ke turbin uap untuk semua kondisi operasi dengan menggunakan katup
turbine throttle, governor, dan atau katup kontrol ekstraksi. Fungsi-fungsi kontrol
diselenggarakan melalui penggunaan fungi-fungsi elektronik yang redundan yang menyatukan
di dalamnya software dan hardware dari TCS, terpadu melalui penggunaan aktuator servo coil
Pengendali utama (master controllers) secara otomatis terlibat ketika diperlukan untuk menjamin
kecepatan perubahan yang tepat sesuai mode operasi turbin. Kontrol set-point, fungsi kontrol
lup terbuka ataupun tertutup, seperti halnya fungsi monitoring terus menerus dihubungkan
dengan sistem TCS untuk mencegah turbin generator dari kondisi operasi yang dianggap tidak
dapat diterima, dengan demikian menghindari respons yang diperlukan dari peralatan proteksi
turbin dan kerusakan yang terjadi pada peralatan turbin. Inilah filosofi operasi utama yang
melingkupi kriteria ketersediaan yang tinggi dari turbin generator.
Vendor harus menyediakan setiap fungsi-fungsi ini dalam paket kotrol turbin standar yang
mereka tawarkan. Setiap fungsi-fungsi ini dapat terhambat selama dibutuhkan untuk
memfasilitasi intergrasi yang cocok dibawah sistem DCS (Distributed Control System) yang ada
sebagaimana diperlukan. Ciri-ciri prinsipil sistem TCS adalah sebagai berikut:
Speed Control
Load Control – apakah melalui satu perintah setpoint beban dari DCS, atau dapat diatur
untuk menerima masukan input MW untuk pemanfaatan fungsi kontrol beban
Frequency Influence
Sistem TCS menjamin operasi yang stabil pada seluruh fase operasional, misalnya selama
start-up turbin, shutdown turbin, operasi paralel, mode island (operasi dengan beban pemakaina
sendiri), dalam pembebanan (On Load) dan lainnya. Pada aplikasi pembangkitan, pelepasan
beban penuh dilakukan dengan melepaskan dengan tiba-tiba dari jaringan (misalnya terkena
petir di lapangan, dan lainnya) dikontrol melalui TCS, dengan demikian mencegah kondisi
putaran lebih (over speed) dan kerusakan yang mengiringi kejadian tersebut.
Pada standar desain sistem TCS, peralatan (sensor) individual dimasukkan ke dalam algoritma-
algoritma pengontrol utama yang dibuat sebagai 1 out of 2, 2 oo 3, dan atau 2 oo 4 melewati
susunan (configuration) fungsi pemilihan (voting) dapat tidak terpilih melalui penggunaan suatu
pemilihan komputer operasi (Operating Terminal OT) client/server enjiniring yang diproteksi
dengan password. Pada sistem kritikal tertentu, tidak terpilih otomatis diimplementasikan pada
suatu kehilangan (“loss”) sinyal input peralatan, dengan sistem yang seara otomatis kembali ke
TCS harus menyediakan shutdown manual dan otomatis. Pada shutdown otomatis, sistem
harus menurunkan beban sampai PMT pemutus (CB circuit breaker) lepas karena arus balik
(reverse current). Pada shutdown manual, operator akan membuka PMT generator secara
manual ketika turbin sudah berbeban sangat rendah.
Gambar 3. Master/slave turbine speed and power controller with functional sections for time-
critical and slow control tasks
Fungsi speed control (kendali putaran) menyediakan kontrol operasional meliputi fungsi
pembatasan kecepatan putar akselerasi unit turbin pada rentang putaran operasi. Sistem
kontrol putaran sepenuhnya terpadu dengan fungsi penolakan beban (load rejection) dan
antisipasi beban (load anticipatory) senagaimana dibutuhkan, seperti sistem trip turbin.
Gambar 4. Speed sensor dan pulse pre-amplifier untuk speed control dan proteksi turbin
Pada aplikasi yang umum, ketika generator terhubung dengan jaringan dan pengontrol
turbin pada mode kontrol “On Load Operation”, fungsispeed control berlangsung terus untuk
menyiapkan suatu input speed error (pengaruh) jika terjadi beda putaran dari set-point
untuk digunakan pada pengaturan frekuensi. Pembandingan acuan putaran (speed set-
point) dengan putaran sesungguhnya dari sensor akan menghasilkansinyal speed error
(deviasi). Ketelitian (accuracy) pengukuran frekuensi adalah 10 mHz, dengan variabel
pengendalian deadband dan karakteristik droop (speed droop) yang dapat disetel (tunable).
Referensi putaran yang diinginkan dapat dipilih secara manual dari komputer OWS
(Operating Work Station). Laju percepatan putaran (ramp rate) dapat dipilih secara
manualatau otomatis melalui komputer OWS. Pengaturan putaran proporsional, laju
perubahan percepatan/perlambatan, dan fungsi runback turbin/boiler semuanya dapat
diatur melalui komputer EWS (Engineering Work Station). Harga diskrit disediakan untuk
Suatu set-point putaran ke dalam sistem kontrol melalui keyboard komputer OWS, dan
operator menekan enter, dan putaran turbin menaik sesuai laju perubahan yang sudah
ditetapkan (yang dapat diprogram melalui proteksi password) sampai sesuai set-point yang
diinginkan dan menjaganya tetap pada nilai yang dipilih sampai diberikan perintah lainnya.
Operator menaikkan dan menurunkan putaran poros melalui selektor (soft-key – panah ke
atas atau bawah). Pada fungsi ini, jika operator memilih fungsi stop selama keadaan
transient melalui rentang kritikal yang telah ditentukan sebelumnya (predetermined), turbin
terus melanjutkan apakah naik atau turun menuju threshold terdekat yang tersedia. Hal ini
berarti bahwa jika operator memerintahkan turbin untuk menaikkan putaran, dan kemudian
Tergantung pada kekhususan turbin uap tersebut dan penggunaan aplikasinya sendiri,
kontrol turbin dapat diatur untuk membuka katup governor (CV), dan memodulasi katup
MSV untuk pemanasan awal turbin tanpa mengganggu putaran turning gear. Setelah turbin
telah melalui periode “initial thermal soak”-nya (yang dapat diatur apakah melalui sensor
panas RTD/ Thermocouples atau melalui sekuens berbasis waktu, katup MSV akan terus
membuka, membawa unit turbin sampai mencapai putaran governor minimim (biasanya
95% putaran normal atau putaran sinkron). Fungsi ini dapat diprogram secara komplit dan
umumnya tergantung pada kebutuhan turbin tertentu. Pada titik waktu ini, unit akan
membawa Governor Valve CV turun di bawah MSV (untuk memindahkan kontrol dari MSV
– full arc, ke katup CV – partial arc), dan mengeluarkan perintah memungkinkan untuk
sinkron, memfasilitasi PMT (CB) generator untuk menutup.
Suatu fungsi standar lainnya digunakan oleh banyak pembangkit untuk memfasilitasi start-
up otomatis adalah pengaturan sistem menuruti SOP (Standard Operating Procedure) unit
tersebut.
Setiap unit kontrol turbin dilengkapi dengan Standard Operating Procedure (SOP), yang
umumnya dimodifikasi penulisannya dan dibuat oleh operasi pembangkit sebagai petunjuk
operasi pengendalian turbin. Vendor menyediakan kelengkapan unit untuk beroperasi
berdasarkan urutan waktu yang digunakan bersama SOP. Dengan kata lain, unit turbin
akan menaik putarannya sampai putaran sesuai set-point yang telah ditentukan
sebelumnya, bertahan pada putaran tersebut dengan durasi waktu tertentu, dan kemudian
putaran naik lagi melewati putaran kritis sampai putaran tertentu berikutnya, demikian
seterusnya sampai putaran penuh (3000 rpm). Kenaikan putaran turbin tidak boleh
berhenti/tertahan pada rentang putaran kritis yang manapun.
Ketika telah mencapai putaran sinkron, pengontrol menerima sinyal naik dan atau sinyal
turun dari peralatan penyinkronan otomatis. Ketentuan persyaratan standar dibuat dalam
TCS untuk memfasilitasi penggabungan perintah dan kontrol otomatis dan atau manual.
Kendali (control) tekanan uap masuk (inlet/admission pressure control) menyediakan dua
saluran pilhan yang memfasilitasi fungsi tekanan awal (initial pressure - boiler follow mode)
dan tekanan batas (limit pressure - turbine follow mode).
Fungsi kontrol otomatis ini diaktifkanketika tekanan uap masuk turun hingga ke tekanan
yang sama dengan harga set-pointyang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini memberi
operator kemampuan untuk melakukan kendali tekanan meluncur (sliding pressure control)
untuk beban lebih rendah.
Ketika turbin telah terhubung dengan jaringan, TCS dapat beralih ke secara otomatis atau
pun manual ke mode operasi “Kendali Beban” (load control). Fungsi load control
menghasikan sinyal permintaan aliran uap melalui pengontrol posisi dari aktuator katup
servo yang bersesuaian. Sinyal logika yang diturunkan dari sistem kendali beban unit (units
load control system - ULCS) merupakan kondisi operasi, misalnya ketidak-seimbangan
beban daya.
Nilai harga acuan beban (set-point) sesuai dengan beban yang diinginkan saat itu
sebagaimana dibandingkan dengan tekanan uap utama yang dihitung. Untuk memulai
suatu perubahan beban yang diinginkan, operator menuliskan/memutar/memilih nilai harga
set-point yang diinginkan dan kemudian menekan tombol Enter atau “GO”, dan unit turbin
akan berubah (menaik atau menurun) bebannya dengan laju perubahan yang telah
ditetapkan sebelumnya (yang dapat diatur melalui proteksi password) menuju set-point
yang diinginkan dan bertahan pada nilai harga beban yang dipilih ini sampai ada perintah
baru lainnya. Acuan beban (set-point) dapat dirubah apakah dengan menaikkan atau
menurunkan target beban yang diinginkan dari panel komputer kontrol operator (OWS),
Fungsi kendali menurunkan kembali beban (runback control) turbin ke dalam lokiga kendali
beban (load control logic). Fungsi ini ada sebagaimana didesain untuk menyediakan suatu
media pengendalian selama kondisi tidak normal dengan jalan mana suatu keterikatan laju
perubahan/penurunan otomatis akan membuat beban unit turbin menurun ke nilai harga
beban yang telah ditetapkan sebelumnya (predetermined). Laju penurunan beban yang
telah ditetapkan sebelumnya ini dan batas set-point diatur (configured) melalui program
yang diproteksi dengan password.
Keadaan atau kondisi standar yang menyebabkan runback beban turbin adalah:
Suatu pembatas beban dimasukkan (embedded) dalam fungsi kontrol beban untuk
membatasi pembukaan keadaan mantap (steady state) katup kendali CV yang dengan
demikian membatasi aliran uap ke turbin. Fungsi pembatasan beban berhubungan dengan
fungsi runback sehingga dengan demikian suatu penyetelan batas beban secara otomatis
menyebabkan suatu runback set-point acuan beban ke level 2% di atas batas beban yang
telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi yang diinginkan ini mencegah kenaikan beban
mendadak ketika fungsi pembatasan beban dikoreksi ( sebagai contoh, pemutus CB pompa
air pengisi boiler BFP terlepas mendadak - turned OFFF), dan kembali masuk - turned ON –
re-energized). Nilai harga batas beban dapat diatur pada seluruh rentang operasi melalui
program yang diproteksi dengan password.TCS didesain untuk menyediakan suatu indikasi
persentase deviasi dari batas beban dan mengeluarkan suatu indikasi ketika pembatasan
beban diaktifkan.
Suatu fungsi pengambilan beban awal (initial load pickup – Minimum Load) diterapkan
dalam fungsi kendali beban TCS yang menyediakan suatu kenaikan beban yang dapat
diatur (umumnya 3-5 %) yang terjadi setiap kali generator pertama kali tersinkron
/terhubung kejaringan.
Fungsi beban minimal (Minimumm Load) ini digunakan ketika beban pertama kali turbun
untuk memungkinkan mencegah kondisi daya balik (reverse power) segera setelah
generator sinkron ke jaringan, dan dapat diatur melalui program yang diproteksi
denganpassword melalui komputer EWS.
Suatu lup umpan balik tekanan impuls diterapkan dalam funngsi kontrol bebanTCS untuk
mengkoreksi acuan megawatt (beban) terhadap (versus) nilai harga megawatt
sesungguhnya (actual) berdasar (based) tekanan impuls aktual. Kesalahan (error) tekanan
impuls yang diturunkan dari tekanan impuls acuan yang terkoreksi (dalam satuan MW) dan
tekanan impuls aktual ini digunakan pada pengontrol, yang akan memotong (trim) sinyal
katup kendali CV untuk mengurangi setiap kesalahan tekanan impuls (impulse pressure
error).
Sistem TCS didesain untuk menerima pengaruh dari suatu sistem evaluasi ketegangan
turbin (turbine stress evaluation - TSE) yang dengan cara demikian membatasi laju
percepatan dan perubahan beban. Selama start-up atau shutdown, suatu TSE akan
menyiapkan suatu input yang dibangun dari delta algoritma yang tercipta antara dua
Ketika generator sedang terhubung dengan jaringan dan pengontrol turbin pada mode
kontrol berbeban, fungsi speed control berlanjut untuk menyediakan suatu input kesalahan
putaran (speed error - influence) untuk digunakan pada pengaturan frekuensi.
Pembandingan acuan putaran dengan putaran aktual akan menurunkan/menghasilkan
sinyal speed error. Keakuratan pengukuran frekuensi adalah 10 mHz, dengan variabel
rentang pita pengendalian (controlling deadband) dan karakteristik droop (droop
characteristic) yang dapat disetel (tunable).
Sistem TCS didesain untuk dapat menerima pengaruh dari dari suatu pengontrol sistem
dispatch otomatis (ADS - Automatic Dispatch System), memudahkan (facilitating) perintah
naik-turun beban (loading and unloading) turbin dari jarak jauh – remote, sesuai laju
perubahan yang ditetapkan sebelumnya. Batas laju perubahan beban dapat diatur untuk
seluruh rentang operasi melalui program yang diproteksi dengan password.
Pengontrol pembukaan katup (valve lift) memadukan acuan permintaan pembukaan katup
minimal dengan fungsi katup aktual (set-point). Beberapa vendor memiiki penerapan
standar melalui rata-rata contoh yang melebihi 20 contoh per siklus kejadian disepanjang
langkah katup untuk mendapatkan kemungkinan waktu respons tercepat.
Otak dari pengontrolturbin uap haruslah suatu prosesor digital berkecepatan tinggi. Satu
contohnya adalah PLC S7. S7-416 adalah prosesor berkesiapan tinggi dengan kinerja yang
dibutuhkan untuk aplikasi seperti kontrol turbin uap. Prosesor ini memperoleh nilai harga yang
terukur dan sinyal status dari perangkat modul input, melaksanakan fungsi kontrol lup terbuka
dan kontrol lup tertutup, memindahkan perintah-perintah yang dihasilkan ke perangkat modul
output dan melakukan semua fungsi-fungsi perintah di level peralatan individu dan grup.
Konsep-konsep kontrol yang disusun/dirancang dengan jelas dan diuji dengan cermat harus
tersedia untuk berbagai konfigurasi tugas kontrol turbin pembangkit. Satu contoh dari suatu
apikasi tertentu akan menyediakan suatu solusi berbasis modular, tanpa kipas dan biaya murah
dengan tingkat opsi ekspansi dan komunikasi yang tinggi. Sistem yang mudah digunakan (user-
friendly) memberikan implementasi yang mudah untuk struktur terdistribusi (DCS) yang mampu
melakukan tugas kontrol yang sangat canggih dengan rentang kinerja akhir yang tinggi. Pada
aplikasi kontrol turbin ini, prosesor ini akan mengotomatiskan paket turbin secara total.
Mencari suatu vendor untuk mengatur (configue) TCS untuk memungkinkan kalibrasi dan
penyetelan (tuning) katup dengan tombol tekan (push button). Hal ini akan sangat mengurangi
waktu komisioning dan start-up. Alarm-alarm dan tren-tren operasi harus dengan mudah dilihat
dan diatur pada grafis pengantara operator TCS.
Suatu bagian kritikal dari sistem kontrol turbin uap adalah sistem proteksinya. Sistem proteksi ini
harus memiliki suatu pengontrol yang kokoh yang dengan aman menghentikan (shutdown)
turbin jika terjadi keadaan darurat. Salah satu pengontrol seperti ituadalah S7-314C-2DP. Ini
adalah suatu prosesor dengan kesiapan yang tinggi dengan kinerja yang sesuai kebutuhan
untuk aplikasi seperti sistem proteksi turbin uap. Prosesor ini mendapat sinyal nilai harga terukur
dan status dari modul input, malaksanakan fungsi kontrol lup terbuka dan kontrol lup tertutup,
memindahkan perintah-perintah yang dihasilkan ke perangkat modul output dan melakukan
semua fungsi-fungsi perintah di level peralatan individu dan grup. Konsep-konsep kontrol yang
disusun/dirancang dengan jelas dan diuji dengan cermat harus tersedia untuk berbagai
konfigurasi tugas kontrol turbin pembangkit.
Vendor harus menata koordinasi antara kebutuhan sistem kontrol mekanikal, hidrolik/pnumatik
dan elektronik, sehingga sistem kontrol yang lengkap dan komplit terselenggara dengan sukses.
Semua turbin uap yang baru dilengkapi dengan sistem trip elektronik tanpa baut mekanikal
untuk proteksi ptaran lebih (ovespeed). Banyak pengguna turbin telah merubah sistem model
baut mekanikal dan “ Mystery Box” yang ada. Merubah keseluruhan baut mekanikal (mechanical
over speed) yang asli/lama dengan arsitek pemilihan algoritma 2-out-of-3, atau 2-out-of-4. Suatu
panel-panel tinggal pasang (prefabricated) untuk peralatan lapangan yang triple redundant bagi
setiap parameter yang terhubungkan agar memudahkan pengujian dan kalibrasi on-line. Banyak
komponen didesain dalam arsitektur sistem untuk memudahkan perbaikan atau penggantian on-
line. Pada logika kontrol elektronik yang baru, setiap input parameter dibaca dan dibandingkan
dengan batas trip. Jika nilai harga dari parameter mana saja telah melebihi harga batas trip,
sistem kontrol akan mentripkan seluruh katup-katup ke turbin. Disamping pembandingan batas
trip normal, sistem kontrol juga akan membandingkan nilai harga parameter yang semacamnya
(seperti tekanan minyak bantalan), akan mengeluarkan alarm jika beda (deviation) antara level
sinyal melebihi batas ambang (threshold) yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan cara ini,
masalah/gangguan potensial dapat dihindari sebelum kondisi trip benar-benar terjadi, dan
pemeliharaan on-line dapat dilakukan untuk perbaikan masalah/gangguan dan menghindari trip.
Karena transmiter-trasnmiter dapat dibandingkan, dimonitor dan dialarmkan, pengujian
transmiter secara on-line tidak diperlukan. TPS memelihara input-input untuk mentripkan unit
turbin dari peralatan bantu. Input ini menirukan solenoid trip pada pemasangan blok trip yang
ada (the existing trip block assembly).
Instrumentasi ini dirancang dengan pemilihan 2-out-of-3 atau 2-out-of-4. Setiap transmiter
memiliki indikasi LED lokal, dan disambungkan dengan titik sambung katup isolasi dan kalibrasi.
Transmiter tersambung kabel ke panel junction box dengan terminal strip ring lug; berupa
pemasangan sensor 2-out-of-3 untukfungsi berikut ini:
Vacuum Pressure. Peralatan pengukuran tekanan vakum berupa sensor kontak diskret
dan sensor sinyal analog 4-20mA yang terhubung ke TPS seperti sensor lainnya.
Ketika terukur tekanan keluar turbin tinggi (vakum rendah), TPS akan mengeluarkan
suatu perintah trip.
Bearing Lube Oil Pressure. Peralatan pengukuran tekanan minyak pelumas bantalan
berupa sensor kontak diskret dan sensor sinyal analog 4-20mA yang terhubung ke
TPS seperti sensor lainnya. Ketika terukur suatu tekanan minyak bantalan rendah,
TPS akan mengeluarkan suatu perintah trip.
Turbine Thrust Pressure Sensing. Sambil menjaga dan memantau tekanan minyak
yang ada pada sistem penyensoran thrust, menggabungkan empat peralatan
pengukuran tekanan berupa kontak diskret dan sinyal analog 4-20mA. Dua dari
transmiter untuk memonitor posisi dorong aksial yang aktif (active thrust position)
dan dua untuk memonitor posisi dorong aksial yang in-aktif (inactive thrust position).
Output dari transmiter dapat disambungkan ke TPS sebagai sinyal diskret atau
analog 4-20mA, sambil mengukur dorongan turbin, TPS akan mengeluarkan
perintah trip.
Turbine Trip Solenoids. Hal ini menggabungkan instalasi tiga set solenoid pentrip turbin
unntuk memudahkan algoritma pemilihan 2-out-of-3 pada kemampuan sistem TPS.
Termasuk di dalamnya fungsi gevernor bantu (Auxiliary Governor Function) yang
terdiri dari satu set solenoid. Gagang trip manual (handle Local E-Stop) dengan satu
saklar batas (limit switch) disediakan untuk fungsi trip manual dari lokal.
Keenam solenoid tipikal disambung pipa ke header minyak trip darurat katup kendali CV; yang
disusun dalam satu set 3 pasang. Setiap pasang terdiri dari dua solenoid yang disambung
berderet, dengan ketiga pasang disambung dalam suaturangkaian paralel. Ketiga prosesor TPS
menggerakkan solenoid untuk membuat satu algoritma 2-oo-3. Setiap solenoid dapat diuji
secara bebas. Saklar tekanan (pressure switch) yang dipasang antara setiap pasang solenoid
menunjukkan jika satu solenoid telah ditripkan. Dengan cara yang sama, pressure switch ini
menunjukkan jika suatu kegagalan solenoid tertentu telah terjadi.
Kondisi mengizinkan (permissive) berikut ini harus telah ada sebelum pengujian setiap solenoid,
yaitu:
Pengujian dilakukan dari DCS melalui jaringan komunikasi atau HMI lokal
Speed Sensing
Kumpulan Magnetic Pick Up (MPU) yang menyediakan bagi kontrol putaran utama dan proteksi
putaran lebih elektronik akan didesain untuk bergabung bersama beberapa sensor putaran.
Dengan membatasi lingkup utama penyediaan (supply), vendor harus menyediakan empat
sensor putaran magnetik baru untuk deteksi putaran nol, pengukuran putaran danproteksi
putaran lebih berbasisi software.
• Tiga dari tempat sensor ini diperuntukkan bagi software pengukuran dan proteksi putaran
lebih.
• Tiga dari tempat sensor ini diperuntukkan bagi hardware proteksi putaran lebih.
Sistem ini mengukur putaran turbin mulai dari 0 rpm hingga putaaran lebih. Semua input secara
individual diproses melalui algoritma 2 of 3 yang menghasilkan output untuk fungsi kontrol
putaran dan juga fungsi trip karena putaran lebih meggunakan skema pemilihan MPU yang telah
terbuktidi lapangan. Fungsi trip putaran lebih diimplementasikan dalam logika kontrol dan
menjadi bentuk utama proteksi putaran lebih.
Perangkat trip putaran lebih mekanikal bukanlah teknologi baru. Sistem ini menggunakan satu
bushing, mur penyetelan, plunyer, dan susunan pegas. Ketika pegas ditekan, gaya untuk
melawan gaya pegas bertambah. Beratnya plunyer, gaya pegas, kecepatan,dan jarak dari
plunyer ke tuas trip menentukan kecepatan putar trip. Karena putaran trip yang diinginkan, berat
plunyer, dan jarak plunyer harus bergerak untuk menyentuh tuas trip adalah tetap, yang hanya
bisa diatur gaya pegas. Menambah atau mengurangi pelat shim, atau mereposisi mur
penyetelan tekanan pegas, akan merubah putaran lebih. Satu-satunya cara untuk merubah
putaran lebih adalah dengan menshutdown turbin untuk melakukan penyetelan mekanikal. Start
stop bolak balik harus dilakukan. Hal ini memerlukan waktu dan biaya, serta berpotensi terhadap
kesalahan manusia dan kesalahan mekanikal. Pemilik/operator telah mengalami banyak
masalah selama bertahun-tahun dengan penyetelan mekanikal. Beberapa isu aktual adalah
sebagai berikut:
• Pembuatan plunyer trip kurang sempurna, kehalusan alur pada lubang bushing penuntun
plunyer
• Ujung plunyer mengembang sehingga mencegah plunyer trip bergerak. Ini akibat
pembuatan lubang secara fisikal menekan ujung plunyer dengan pukulan tengah.
• Pegas terpasang terlalu lemah, apakah karena sudah terlalu lama atau konstantanya
terlalu kecil.
Harus tersedia driver untuk koil servomotor yang redundan, biasanya tersedia dual coil.
Terdapat juga LVDT (Linear Variable Differential Transformer) yang redundan, sebagaimana
LVDT memiliki suatu titik (single point) gangguan pada sistem yang memiliki redundansi pada
hampir setiap bidang. Desain ini merupakan redundansi semua cara pada katup.
Gangguan setiap modul, catu daya, koil servomotor, LVDT atau pengkabelan tidak akan
mengganggu operasi sama sekali, dan hanya memunculkan alarm peringatan bagi operator.
Beberapa peralatan bantu harus diperhatikan pada sistem TCS dan TPS. Peralatan pengukuran
vibrasi harus terpasang untuk memonitor kesehatan rotor dan bantalannya. TCS harus memiliki
kemampuan untuk memadukan data-data monitoring vibrasi ke dalam grafik-grafik
pengoperasianTCS.
Pada pemantauan (monitoring) vibrasi, suatu sistem untuk memonitor status bantalan harus
tersedia dan siap dengan andal memberikan/menyajikan informasi permesinan turbin
(turbomachinary) untuk meningkatkan proteksi. Sistem ini terus menerus mengukur dan
memonitor variasi perubahan parameter yang vital bagi proteksi turbin. Jika ada dari parameter-
parameter ini yang mulai menunjukkan gejala adanya komponen turbin yang mulai terganggu,
seperti imbalance, gangguan/kerusakan bantalan, misalignment, dan kondisi retak poros, maka
operator harus diingatkan untuk waspada. Informasi enjiniring harus tersedia yang meliputi
instruksi modifikasi mekanikal untuk memasang sensor pada turbin.
Komunikasi ke DCS adalah protokol terbuka yang non-proprietary (bukan pemilik). Banyak
pembangkiit di lapangan yang memiliki banyak protokol sehingga menambah pemeliharaan.
Kemampuan berkomunikasi dengan satu protokol umum keperalatan seperti relei proteksi
generator, AVR Automatic Voltage Regulator, TES Turbine Stress Evaluator, menitoring vibrasi
dan lainnya akan membantu meningkatkan pengoperasian dan pemeliharaan.
Sistem instrumen dan kontrol yang baik mampu menyediakan semua pemanfaatan utama
maupun bantu pada peralatan kontrol yang umum. Hal ini meliputi relei proteksi generator dan
sistem eksitasi. Memiliki sistem yang berkomunikasi dengan protokol yang sama dan terdiri dari
hardware yang serupa akan mengurangi biaya operasi, pemeliharaan dan pelatihan.
Logika dan algoritma sistem kontrol didesain dan diprogram sesuai dengan fase/tahapan
operasi turbin, yaitu:
- Start preparation
- Start-up
- On Load/Normal Load
- Shutdown
- Standstill
Start preparation adalah persiapan-persiapan yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang
diperlukan untuk dapat mulai memutar poros unit turbin uap. Pada start preparation (persiapan
start), peralatan bantu turbin dioperasikan hingga memenuhi kondisi dan status yang
disyaratkan. Kondisi dan status dari peralatan utama (boiler dan generator) dan alat bantu
(BOP) lainnya diperlukan sebagai syarat start-up turbin. Seperti misalnya, tekanan dan
temperatur serta laju aliran produksi uap keluar dari boiler, harus memenuhi nilai harga minimal
(≥ minimum), kualitas kimia uap keluar boiler sudah di bawah (lebih rendah) dari nilaiharga
maksimal. Juga tekanan vakum pada kondenser telah mencapai nilai harga nominal
Start preparation dapat dilakukan secara otomatis maupun manual dari OWS atau dari lokal.
Sistem kontrol yang banyak digunakan pada tahapan ini adalah kontrol logika (logic control) dan
kontrol berurutan (sequence control). Jika start preparation telah terlaksana dengan baik,
seluruh persyaratan telah terpenuhi, maka akan muncul sinyal “Ready to Start” pada OWS yang
menyatakan bahwa unit turbin siap untuk distart (turbine rolling is ready), dimana poros dalam
keadaan berputar pelan (turning gear “ON”).
4.3.2 Start-up
Jika sinyal “Ready to Start” telah muncul, maka start-up turbin sudah dapat dilakukan. Mode
start-up tergantung pada kondisi temperatur metal turbin, berupa:
• Cold start
• Warm start
• Hot start
• Very hot start
Sistem kontrol yang banyak digunakan pada tahap start-up ini adalah kontrol berjenjang (step
control), kontrol kontinyu (continuous control) dan kontrol berurutan (sequence control). Step
control dan continuous control pada proses start-up ini berupa program kontrol kondisional dan
algoritma-algoritma speed ramp, speed run-up dan PID serta sinkronisasi generator.
Fungsi kontrol utamanya adalah speed up control (menaikkan putaran) dengan memperhatikan
perbedaan ekspansi panas melalui program TSE (Thermal Stress Evaluation) putaran kritis
(critical speed).
Proses start-up hingga sinkronisasi berlangsung secara otomatis, namun dapat juga dilakukan
manual dimana operator dapat mengintervensi program step control, dan melakukan
sinkronisasi manual.
Segera setelah sinkronisasi generator ke jaringan dengan beban minimum, mode operasi
beralih ke “On Load” (Normal Load). Sistem kontrol yang banyak digunakan pada mode operasi
ini adalah kontrol kontinyu (continuous control) dengan algoritma-algoritma lup kontrol tertutup
(closed loop control) PID.
Fungsi kontrol utama pada mode ini adalah Speed-Load Control (disebut Load Control saja –
untuk mengendalikan putaran tetap konstan 3000 rpm dan mencapai beban sesuai target
selama beroperasi) dan atau Speed Control (untuk mengendalikan putaran turbin tetap konstan
3000 rpm selama beroperasi). Ketika unit turbin dioperasikan hanya untuk menjaga frekuensi
saja, maka kontrol yang difungsikan adalah Speed Control, mode ini disebut juga dengan Free
Governor.
Pada mode operasi On Load dengan fungsi kontrol Speed-Load Control (Load Control)
operator dapat memilih mode pembebanan dengan laju perubahan beban yang berbeda, yaitu:
- Fast Load – dengan laju perubahan beban yang cepat/tinggi, misalnya: 5 - 15 MW/menit
(1,5 – 3 % per menit)
Dalam hal terjadi gangguan/kondisi spesifik selama operasi, maka otomatis akan turun hingga
ke level tertentu; hal ini disebut dengan mode Run Back atau Load Shedding.
Ini adalah proses untuk menghentikan operasi utama unit turbin, dimulai dari penurunan beban
unit hingga generator lepas dari jaringan, penurunan putaran turbin sampai penutupan katup
kendali CV dan katup stop utama MSV, dan kembali ke kondisi dan status “Ready to Start”,
dimana poros kembali ke keadaan berputar pelan (turning gear “ON”).
Sistem kontrol yang banyak digunakan pada tahap shutdown ini adalah kontrol berjenjang (step
control), berupa program kontrol kondisional lup terbuka (open loop control) dan algoritma-
algoritma load ramp down, dan load run-down dan de-sinkronisasi generator (melepas pemutus
PMT/CB generator) – keluar/lepas dari jaringan.
Proses shutdown berlangsung secara otomatis, dengan de-sinkronisasi oleh relei proteksi
Reverse Power.
Proses shutdown dapat juga dilakukan manual dimana operator dapat mengintervensi program
step control, dan melakukan de-sinkronisasi manual dengan cara melepas PMT/CB generator
secara manual ketika beban turun mendekati nol. Penutupan katup kendali CV dan katup stop
utama MSV juga dilakukan secara manual.
Setelah poros turbin mencapai putaran turning gear, operasi turning gear ini terus berlangsung
sampai metal selubung casing turbin mencapai temperatur kurang dari 100 OC. Peralatan bantu
turbin masih tetap beroperasi normal, sinyal “Ready to Start” masih ada, sampai ada perubahan
mode operasi apakah Start-up (start kembali) atau Standstill
4.3.5 Standstill
Ini adalah proses untuk menghentikan total operasi unit turbin, dimulai dari mematikan turning
gear sampai mematikan seluruh peralatan bantu unit turbin. Turbin tidak “Ready To Start”; unit
turbin hanya dalam keadaan atau status “Standby”, kecuali jika ada pekerjaan pemeliharaan,
maka unit turbin dalam status tidak standby – dalam pemeliharaan “Under Maintenance”.
Sistem kontrol yang banyak digunakan pada tahap standstill ini adalah program kontrol
kondisional lup terbuka (open loop control), yang biasanya dilakukan secara manual oleh
operator melalui OWS di Control Room.