Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat merampungkan Laporan Kerja Praktek dengan judul: Studi
Pemeliharaan Kubikel 20 kV Pada Gardu Distribusi di Wilayah Kerja PT PLN
(Persero) Rayon Bandung Utara. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, sampai
kepada semua umatnya hingga akhir masa.
Laporan Kerja Praktek ini merupakan hasil dari kegiatan selama melakukan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Utara, yang berlangsung mulai
dari tanggal 1 Juli-31 Juli 2017.
Selama pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek dan penulisan Laporan Kerja
Praktek ini, penulis mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak dalam
menghadapi segala kesulitan. Untuk itu, penghargaan dan terima kasih penulis
berikan kepada semua elemen yang telah membantu penulisan Laporan Kerja
Praktek ini. Dengan segenap ketulusan dan kemurahan hati, penulis ucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Edi Mulyana, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
4. Bapak Ahmad Hermawan selaku Manager PT. PLN (Persero) Rayon Bandung
Utara.
5. Ibu Titin Casniatin selaku Analis System PT. PLN (Persero) Rayon Bandung
Utara.
i
7. Bapak Agung Wahyu Laksono selaku Supervisor Transaksi Energi PT. PLN
(Persero) Rayon Bandung Utara.
8. Bapak Ujang Sulaeman, Bapak Irman Firman, Bapak Dwiki Gustian Maulana,
dan Ibu Pebi Nurwindan selaku karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Bandung
Utara.
9. Seluruh staff dan karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Utara
10. Orang tua yang selalu memberikan dukungan moril, materil, motivasi, ide,
terutama do’a dan kasih sayang tulus kepada penulis.
11. Sahabat PMII Rayon Fakutas Sains dan Teknologi Koisariat UIN Sunan
Gunung Djati Cabang Kota Bandung yang menjadi rumah tempat penulis
pulang dan mengadu, serta mengembangkan kualitas diri.
13. Fachmi Choerunisa, atas bantuan, dukungan, semangat dan do’a yang tiada
henti kepada penulis
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang berlipat ganda. Akhir kata
penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh
dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3.2 Tujuan Pemeliharaan .................................................................................... 44
3.3.3 Jenis-jenis pemeliharaan ............................................................................... 45
3.3.4 Pemeliharaan Peralatan ................................................................................ 45
3.3.5 Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT) ........................................................ 46
3.3.6 Pemeliharaan Relay........................................................................................ 49
3.4 Analisis Kritis .................................................................................................. 49
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 51
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 51
4.2. Saran ..................................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 52
LAMPIRAN..................................................................................................................... 53
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I. PENDAHULUAN
1
Perkembangan pemakaian energi listrik di Indonesia dari tahun ke tahun
semakin meningkat, tidak hanya untuk kebutuhan penerangan saja melainkan juga
untuk kebutuhan industri menjadi salah satu lahan pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang ketenagalistrikan. Dunia kerja sebagai lahan
penerapan ilmu pengetahuan merupakan bentuk luas sebuah komunitas yang
melibatkan kemampuan dan kecerdasan intelegensia dan kecerdasan emosional.
Disamping itu, dalam dunia kerja diperlukan kemampuan untuk melakukan
sosialisasi dan bekerja dalam suatu kesatuan yang harus terintegrasi satu sama lain.
Suatu hasil dan tujuan tidak akan maksimal ketika suatu tanggung jawab dipikul
sendiri-sendiri, tanpa melibatkan kerjasama yang baik dari semua komponen dan
sumber daya yang ada.
Oleh karena itu, untuk peningkatan kompetensi mahasiswa dan pengenalan
ruang lingkup aplikasi ilmu ketenagalistrikan disebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang tersebut dan dalam hal ini adalah PT. PLN (Persero), maka diperlukan
suatu kegiatan yang dapat dilaksanakan mahasiswa di luar aktivitas perkuliahan di
kampus. Salah satu kegiatan ini adalah Kerja Praktek (KP), sehingga dengan
berbagai alasan dan latar belakang kerja praktek dijadikan sebagai mata kuliah
wajib bagi mahasiswa Program SI Teknik Elektro UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Mata kuliah kerja praktek yang juga selain menjadi prasarat meraih gelar
sarjana, juga merupakan program yang ampuh bagi mahasiswa untuk bisa
mengembangkan wawasannya.
Atas dasar pengalaman kerja praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Bandung
Utara maka penulis dapat menyusun laporan ini. Tujuan dari pembahasan studi ini
adalah preventif atau pemeliharaan kubikel 20 kV pada Gardu Distribusi di PT.
PLN (Persero) Rayon Bandung Utara.
2
1.2 Rumusan Masalah
Kerja Praktek dimulai dari tanggal 1 – 31 Jui 2017 di PT. PLN (Persero)
Rayon Bandung Utara, Area Bandung, Distribusi Jawa Barat yang beralamat di
Jalan Ir. H. Djuanda No.183 Kota Bandung
3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
sebagainya yang tujuan berdirinya perusahaan tersebut adalah untuk memenuhi
kebutuhan listrik masyarkat dan masih bersifat lokal.
Dengan menyerahnya Belanda kepada Jepang pada Perang Dunia II, maka
Perusahaan Listrik dan Gas dikuasai Jepang. Untuk selanjutnya dikelola oleh
Jepang sesuai dengan kondisi dari daerah-daerah tertentu misalnya pulau Sumatera
dan lain-lain. Kemudian setelah Jepang jatuh kepada Sekutu, maka bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Dan
pada akhirnya Perusahaan Listrik dan Gas berhasil diambil alih dari Jepang.
Kemudian pada tanggal 27 Oktober 1945, persiden RI dengan ketetapan No.
1/s.d/1945 membentuk jawatan listrik dan gas yang bernaung dibawah Depertemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja. Dan mulai saat itu penyediaan tenaga listrik
nasional diseluruh Indonesia berada ditangan pemerintah Indonesia. Dan menjadi
dua bagian yaitu PLN untuk Perusahaan Listrik Negara dan PGN untuk Perusahaan
Gas Negara.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN
(Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dibidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965.
Pada saat yang sama, dua perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas
Negara (PGN) sebagai pengelola gas yang diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai
dengan peraturan pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN)
ditetapkan sebagai perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa
Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan pemerintah yang memberikan
kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listik,
maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik
bagi kepentingan umum hingga sekarang.
5
2.1.2 Sejarah PT PLN Area Bandung
6
No.18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara yang menjelaskan
bahwa status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Mengacu pada
pengumuman PLN Exploitasi No.05/DIII/Sek/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN
Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jawa
Barat. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.23 Tahun 1994
tanggal 16 Juni 1994, Badan Hukum PLN mengalami perubahan dari Perusahaan
Umum (Perum) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Perubahan itu turut
mengubah nama Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat menjadi
PT 9 PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994.
Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang
dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) No.28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang
menjadi landasan hokum perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
diubah menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat. Wilayah kerja
PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat tidak hanya menjangkau Jawa
Barat saja, tetapi juga Propinsi Banten, maka melalui Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) No. 120.K/010/DIP/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero)
Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten hingga saat ini yang masih menempati bangunan
lawas bernilai sejarah yang beralamat di JL. Asia Afrika No.63 Bandung.
7
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Nilai-nilai Perusahaan
1. Saling Percaya (mutual trust) Suasana saling menghargai dan terbuka di
antara sesama anggota perusahaan yang dilandasi oleh keyakinan akan
integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak yang saling
berhubungan dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang bersih dan etikal.
2. Integritas (integrity) Wujud dari sikap anggota perusahaan yang secara
konsisten menunjukkan kejujuran, keselarasan antara perkataan dan
perbuatan, dan rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan dan
pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk kepentingan baik jangka pendek
maupun jangka panjang, serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak
yang berkepentingan.
3. Peduli (care) Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara
kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak
yang berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan
dijiwai kepekaan terhadap setiap permasalahan yang dihadapi perusahaan
serta mencari solusi yang tepat.
4. Pembelajar (learner) Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani
mempertanyakan kembali sistem dan praktek pembangunan, manajemen
dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi
mutakhir demi pembaruan Perusahaan secara berkelanjutan.
Bentuk, warna dan makna lambang PT. PLN (Persero) resmi yang
digunakan adalah sesuai yang tercantum pada lampiran Surat Keputusan Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara No: 031/DIR/76 tanggal 1 Juni 1976, mengenai
Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
8
Adapun makna dari logo PT. PLN (Persero) adalah sebagai berikut:
1. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya, melambangkan
bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir
dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti
yang diharapkan PLNbahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi
kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala
yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja
cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi
para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN
sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju
perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi
tantangan perkembangan jaman.
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik
bagi para pelanggannya.
9
2.3 Aktifitas Perusahaan
10
prinsip ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan negara, PT PLN (Persero)
menyediakan tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan, transmisi dan
pembangunan tenaga listrik". Dalam mengembangkan usahanya PT PLN (Persero)
melakukan perencanaan dan pembangunan penyediaan tenaga listrik dengan
persetujuan Menteri Pertambangan dan Energi PT PLN (Persero). Dalam
mengusahakan tenaga listrik, PT PLN (Persero) mempunyai 3 sasaran yaitu:
11
Adapun Unit-unit Pelaksana tersebut adalah sebagai berikut:
12
Fungsi masing-masing cabang tersebut adalah untuk mendistribusikan
tenaga listrik kepada konsumen, membangun jaringan distribusi, pelayanan
langganan dengan sistem pembendaharaan serta melaporkan kegiatannya dengan
membuat laporan realisasi dan pertanggungjawaban kepada pimpinan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Tenaga listrik yang disalurkan kepada
konsumen adalah tenaga listrik yang dibangkitkan dari beberapa pusat tenaga listrik
yang ada di Jawa Barat, dari pusat tenaga listrik tersebut ditransmisikan lagi ke
gardu-gardu induk, kemudian ditransmisikan lagi ke gardu-gardu cabang dan
akhirnya sampai kepada konsumen.
Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Rayon Bandung Utara dapat dilihat pada
gambar 2.1
13
2.5 Job Description
a. Manager
1. Memberikan intruksi kerja kepada masing-masing ketua bagian dan masing-
masing karyawan.
2. Melakukan pengontrolan (organizing) terhadap karyawan.
3. Menandatangani setiap laporan yang masuk dari berbagai bagian-bagian.
4. Menerima sekaligus laporan dari berbagai bagian bidang.
5. Melaporkan kepada pimpinan wilayah hasil proses kerja pada akhir bulan.
6. Menegur masing-masin divisi apabila terjadi kesalahan pekerjaan.
7. Menerima teknis kerja yang diajukan oleh karyawan.
8. Membangun nilai kedisiplinan, kerapian, kebersihan dalam pelaksanaan
9. Memberikan motivasi kepada bawahan (sharing comunation busniess)
b. PP & ADM
1. Mencatat dan melaksanakan inventarisasi fasilitas kantor serta menyusun
rencana dan melaksanakan pemeliharaannya.
2. Melaksanakan adminstasi kepegawaian, membuat perhitungan dan
melaksanakan pembayaran hak-hak pegawai sesuai ketentuan yang ada.
3. Melaksanakan pencatatan dan pembukuan aset.
4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pendapatan serta
mengadakan rekonsiliasi dengan fungsi terkait.
5. Menyusun RAO/UAI sesuai dengan jadwal dan pedoman yang ada.
6. Mengatur dan melaksanakan pengawasan atas penggunaan anggaran
investasi maupun oprasi.
7. Mengatur dan mengendalikan likuiditas keuangan secara optimal.
8. Melaksanakan supervisi tentang keuangan dan akuntansi terhadap unit
usahanya.
9. Menyusun laporan keuangan serta melaksanakan analisa dan evaluasi untuk
merumuskan upaya perbaikan.
10. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian keuangan.
14
c. Transaksi Energi
1. Mengadakan komunikasi dan memberikan pelayanan terhadap pelanggan
yang datang dalam rangka menyelesaikan masalah pelanggan.
2. Memonitor dan melakukan analisa masalah pelanggan.
3. Memberikan solusi terhadap keluhan pelanggan.
4. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian pelayanan pelanggan.
d. Teknik
1. Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan jaringan untuk
melayani pelanggan dan pengembangan sistem.
2. Menyusun SOP dan mengatur pengoprasian jaringan distribusi.
3. Menyusun rencana pemeliharaan jaringan distribusi.
4. Mengelola aset jaringan distribusi dan menyusun data induk jaringan.
5. Membuat peta jaringan (mapping) dan memelihara akurasi data sesuai
dengan perkembangan.
6. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian distribusi
7. Mengendalikan dan mengawasi fungsi alat pembatas dan pengukur (APP)
dan menyusun rencana pemeliharaannya
8. Melaksanakan analisa dan evaluasi susut distribusi serta menyusun upaya
pengendalianya.
9. Membina dan mengembangkan PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan)
10. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian operasi dist ribusi.
15
BAB III MATERI KERJA PRAKTEK
Unit distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu
sistem tenaga listrik yang terdiri dari unit pembangkit, unit penyaluran/transmisi
dan unit distribusi yang dimulai dari PMT incoming di Gardu Induk sampai dengan
Alat Penghitung dan Pembatas (APP) di instalasi konsumen. Rangkaian dari
semua ini dapat di ilustrasikan seperti pada gambar 3.1
Unit distribusi tenaga listrik dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik dari pusat-pusat suplai atau Gardu Induk ke pusat-
pusat beban yang berupa gardu-gardu distribusi (Gardu Transformator) atau secara
langsung mensuplai tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai.
dengan demikian unit distribusi ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit
distribusi ini memiliki komponen peralatan yang saling berkaitan dalam operasinya
untuk menyalurkan tenaga listrik.
16
Pada jaringan distribusi terbagi dari jaringan tegangan menengah dan
jaringan tegangan rendah dan berikut adalah pembahasan dari pemeliharaan
jaringan distribusi tersebut:
1. Petir
Karena ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan sambaran
langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup tinggi, bisa
flash over ke konduktor fasa menyebabkan gangguan tanah
2. Binatang
Burung, kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan hubung
singkat 1 fasa ketanah, 2 fasa bahkan 3 fasa
3. Manusia
Permainan layang- layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus.
4. Tumbuhan
Tumbuhan yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula
menjadi penyebab gangguan
5. Jumper putus
Karena korosi, terjadi pemburukan tahanan kontak jumper konduktor putus
jatuh ketanah
17
Dari beberapa penyebab diatas, berikut ini adalah kemungkinan dapat
tidaknya gangguan tersebut ditanggulangi:
1. Memadamkan jaringan
2. Mengukur tahanan kontak
3. Membersihkan permukaan kontak
4. Apabila klem penjepit sambungan rusak maka harus diganti
5. Jaringan kembali disambungkan dan tahanan kontaknya kembali diukur
6. Apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali di energi
3.2 Kubikel
18
arus bolak-balik dengan tegangan pengenal diatas 1 kV sampai dengan dan
termasuk 35 kV, untuk pasangan dalam dan pasangan luar, dan untuk frekuensi
sampai 50 Hz. Bentuk fisik dari kubikel dapat dilihat pada gambar 3.2
19
kabel incoming gardu distribusi simbol diagram ons. Symbol diagram kubikel PMS
dapat dilihat pada gambar 3.3
20
c. Kubikel PMT-CB (pemutus tenaga-circuit breaker)
Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat dalam
keadaan normal maupun gangguan kubikel ini disebut juga istilah kubikel PMT
(pemutus tenaga) kubikel ini dilengkapi degan relay proteksi circuit breaker (PMT-
CB) kubikel ini bisa di pasang sebagai alat pembatas pegukuran dan pengaman pada
pelanggan tegangan menengah current transformer yang terpasang memiliki
double secunder satu sisi untuk mensuplai arus ke alat ukur KWH dan satu sisi lagi
untuk menggerakan relay proteksi pada saat terjadi gangguan. Simbol diagram
kubikel PMT-CB dapat dilihat pada gambar 3.6
21
transformator masih mendapat gangguan dari fuse lain yang tidak putus. Simbol
diagram kubikel TP dapat dilihat pada gambar 3.7
22
3.2.4 Bagian bagian Utama Kubikel dan Fungsinya
a. Kompartemen
Keterangan :
1. Kompartemen bubar
2. Kompartemen tegangan rendah
23
3. Pemutus beban dan saklar pentanahan
4. Kompartemen mekanik operasi
5. Kompartemen kabel
Sebagai Rell penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi
rell umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel tipe RMU (ring main
unit) rell 20 kV terdapat dalam tabung SF 6 vacum bentuk rell ada yang bulat ada
yang pipih. Rell Bus Bar dapat dilihat pada gambar 3.10
c. Kotak Pemutus
Sebagai pemutus penghubung aliran listrik kontak pemutus terdiri dari dua
bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed contact) sebagai
peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau CB digunakan media minyak, gas
SF 6, vacum atau dengan hembusan udara selain itu memperkecil terjadinya busur
api dilakukan dengan pembukaan dan penutupan kontak pemutus secara cepat
secara mekanis. Kontak pemutus dapat dilihat pada gambar 3.11
24
Gambar 3. 8 Kontak Pemutus
Fungsi pemisah hubung tanah untuk mengamankan kubikel pada saat tidak
bertegangan dengan menghubungkan terminal kabel ke tanah (grounding) sehingga
bila ada personil yang bekerja pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya
kesalahan operasi yang menyebabkan kabel terisi tegangan PMS tanah ini biasanya
mempunyai sistem interlock dengan pintu kubikel dan mekanik LBS. pintu tidak
bisa dibuka jika PMS tanah belum masuk, LBS tidak bisa masuk sebelum PMS
tanah yang dibuka.
e. Terminal Penghubung
25
Gambar 3. 9 Terminal Penghubung
f. Mekanik Kubikel
g. Lampu Indikator
h. Pemanas (heater)
26
Gambar 3. 10 Pemanas (heater) 150 watt
1. Pemutus Tegangan
27
dipadamkan. Pemutus Daya Udara (Air Circuit Breaker) dapat dilihat pada
gambar 3.14
Pada PMT ini air circuit dihilangkan dengan memperpanjang lintasan air
circuit hingga ujung terjauh kontak. PMT jenis ini biasa digunakan ada instalasi
listrik AC dan DC tegangan rendah dengan arus pemutusan hingga ratusan
ampere. Air Circuit Breaker Kontak Sela Tanduk dapat dilihat pada gambar 3.15
28
Kontak Tabir Konduktor
Pada PMT ini, konduktor metal yang terletak di antara kontak memotong air
circuit yang muncul sehingga hasil pemotongan air circuit pada tiap tabir
mengalami pemanjangan lintasan dan pendinginan. Kemudian air circuit dapat
segera dipadamkan. PMT jenis ini dapat digunakan hingga tegangan beberapa ribu
volt dan arus hingga beberapa ribu ampere. Kontak tabir konduktor dapat dilihat
pada gambar 3.16
Pada PMT ini, tabir isolator yang terdapat di antara kontak membuat air
circuit terpaksa menelusuri permukaan tabir untuk bisa mencapai kontak. PMT
jenis ini dapat digunakan hingga tegangan 10 kV dan arus hingga 50 kA. Air Circuit
Breaker Tabir Isolator dapat dilihat pada gambar 3.17
29
c. Pemutus Daya Minyak (Oil Circuit Breaker)
Prinsip kerjanya, kontak dipisahkan, busur api akan terjadi direndam dalam
minyak, yang berfungsi sebagai media pemutus buru listrik. Minyak yang di
letakkan dalam tangki sehingga dimensi pemutus tenaga minyak menjadi besar dan
menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api. Oil Circuit Breaker
dapat dilihat pada gambar 3.18
30
d. Pemutus Daya Udara Tekan
Pemutus daya ini dirancang untuk mengatasi kelemahan pada pemutus daya
minyak, yaitu dengan membuat media isolator kontak dari bahan yang tidak mudah
terbakar dan tidak menghalangi pemisahan kontak, sehingga pemisahan kontak
dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat cepat. Air Blast Circuit Breaker dapat
dilihat pada gambar 3.20
Pada dasarnya kerja dari CB ini sama dengan jenis lainnya hanya ruang
kontak. Dimana terjadi busur api yang merupakan ruang hampa udara yang tinggi
sehingga peralatan dari CB jenis ini dilengkapi dengan seal penyekat udara
untuk mencegah kebocoran. Kontak Pemutus Daya Vakum dapat dilihat pada
gambar 3.21 dan Vakum CB Rating dapat dilihat pada gambar 3.22
31
Gambar 3. 18 Kontak Pemutus Daya Vakum.
32
dan PMT serta di antara PMT dan beban. Diagram Sistem DS atau PMS dapat
dilihat pada gambar 3.23
Keterangan
33
4. Transformator Arus/CT
Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran primer
menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran sistem metering dan
proteksi
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai
pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan pengukuran.
Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 Amp dan 5 Amp
Transformator arus untuk proteksi, memiliki ketelitian tinggi pada saat terjadi
gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dari arus pengenalnya dan
tingkat kejenuhan cukup tinggi.
34
Penggunaan transformator arus proteksi untuk relay arus lebih (OCR dan
GFR), relay beban lebih, relay diferensial, relay daya dan relay jarak.
Perbedaan mendasar transformator arus pengukuran dan proteksi adalah pada
titik saturasinya
Transformator arus untuk pengukuran dirancang supaya lebih cepat jenuh
dibandingkan transformator arus proteksi sehingga konstruksinya mempunyai
luas penampang inti yang lebih kecil.
a. Tipe cincin (ring / windowtype) dan tipe cor-coran cast resin (mounded cast
resin type). CT tipe cincin dapat dilihat pada gambar 3.24 dan komponen CT
tipe cincin dapat dilihat pada gambar 3.25
35
Gambar 3. 22 Komponen CT tipe cicin
Keterangan:
CT tipe cincin dan cor-coran cast resin biasanya digunakan pada kubikel
penyulang (tegangan 20 kV dan pemasangan indoor). Jenis isolasi pada CT cincin
adalah Cast Resin.
36
b. Tipe Tangki
Transformator Tangki dapat dilihat pada gambar 3.26
Keterangan:
37
5. Transformator Tegangan
E1/E2 = N1/N2 = a
38
3) Transformator tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke tiga untuk relay
gangguan bumi.
4) Transformator tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke dua untuk relay ke 1 dan
meter, lilitan ke tiga untuk relay ke dua.
Transformator Tegangan dapat dilihat pada gambar 3.28
b. Peralatan Pengaman
Sekering
39
Gambar 3. 26 Solefuse dalam melindungi transformator tegangan
Rele arus lebih adalah suatu rele yang bekerjanya didasarkan adanya
kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam waktu
tertentu, sehingga rele ini dapat dipakai sebagai pola pengamanan arus lebih.
Sakelar Pembumian
Posisi buka atau tutup dari ketiga pisau sakelar harus dapat diperiksa melalui
lubang pengamatan yang terdapat pada PHB TM, sebagai alternatif pisau-pisau
sakelar pembumian dapat dipasang indikator untuk menentukan posisi buka atau
tutup. Indikator tersebut harus sesuai dengan posisi sebenarnya dari pisau-pisau
40
sakelar pembumian tersebut. Sakelar pembumian umumnya memiliki kapasitas
penyambungan 5,8 kA. Sakelar pembumian harus dioperasikan manual secara
terpisah. Kubikel Single Line Diagram Penyulang dapat dilihat pada gambar 3.30
41
Pemanas (Heater)
Handle Kubikel
42
Sistem Interlock dan Pengunci
a. Interlock pintu
43
3. Pintu kubikel harus tidak dapat ditutup jika sakelar pembumian dalam keadaan
terbuka.
Sakelar pembumian harus tidak dapat ditutup jika sakelar utama dalam
keadaan tertutup.
d. Penguncian
44
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang
dapat menyebabkan kerusakan.
45
Tabel 3. 1 Data Pemeliharaan
46
Gambar 3. 29 Breaker Analizer
Breaker analizer Prinsip kerja breaker analizer adalah dengan
menginjekkan arus yang besar pada kontaktor PMT. Sehingga didapat suatu nilai
tahanan kontaktor dan tahanan isolasi yang diijinkan.
Berikut salah satu contoh hasil pemeliharaan pemutus tenaga (PMT) 20kV
Konsumen besar :
47
Tabel 3. 4 Persiapan Peralatan
48
3.3.6 Pemeliharaan Relay
Rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika (moment) ialah
jika jangka waktu rele mulai saat rele arusnya pick up (kerja) sampai selesainya
kerja rele sangat singkat (20-100 ms), yaitu tanpa penundaan waktu.
b). Rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (Definite time).
Rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu ialah jika jangka waktu
mulai rele arus pick up sampai selesainya kerja rele diperpanjang dengan nilai
tertentu dan tidak tergantung dari besarnya arus yang menggerakan.
c). Rele arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (Inverse time).
Rele dangan karakteristik waktu terbalik adalah jika jangka waktu mulai
rele arus pick up sampai selesainya kerja diperpanjang dengan besarnya nilai yang
berbanding terbalik dengan arus yang menggerakkan.
Pelajaran berharga yang diambil dari kerja parktek ini salah satunya adalah
membangun jiwa professional. Dalam bahasan professional tentu banyak aspeknya,
namun yang penulis alami adalah tentang kedisiplinan, kompetensi diri terkait
dengan life skill, hard skill dan soft skill. Dimana dalam dunia kerja dalam bidang
apapun hal diatas tentu merupakan kunci kesuksesan, terlebih PT PLN (Persero)
adalah perusahaan yang bersentuhan dengan lapangan, dan artinya harus siap dalam
kondisi dan kondisi apapun.
49
b. Analisis pemecahan masalah
4. Pengetahuan Empiris
50
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
a. Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber
tenaga listrik.
b. Dalam kubikel terdapat berbagai macam peralatan listrik yang perlu dilakukan
adanya pemeliharaan agar fungsinya tetap pada keadaan standart-nya.
4.2. Saran
51
DAFTAR PUSTAKA
[1] SNI No. 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
[2] Standar Konstruksi Jaringan Distribusi PT. PLN Persero Distribusi Jakarta Raya
dan Tangerang Buku I, II, III, IV, V, VI , Jakarta 1994
[3] Modul Pelatihan PDKB, Perhitungan Mekanika Terapan, PT PLN Jasa Diklat
Semarang,1992
[4] Arsip dan dokumentasi PT. PLN (Persero) Area Bandung Rayon Bandung Utara
[7] PT PLN, “Buku Petunjuk Operasi & Memelihara Peralatan Untuk Pemutus
Tenaga”, Jakarta : PT PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat, 1993
52
LAMPIRAN
53