Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PT. DIAN GIRI SAPUTRA

Disusun oleh: Disetujui oleh: Nomor Standar :


K3LL/2017/I/032/STD

Revisi : 0

Marno Ediningsih
HSE Manager Director
Tanggal Effektif : Januari 2017 Jumlah Halaman : 5
Distribusi ke : Semua karyawan
JUDUL STANDAR
PEMBONGKARAN BANGUNAN

DASAR HUKUM  UU No.1 th. 1970 tentang keselamatan kerja


 Permenakertrans RI No. 01/MEN/1980 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja pada konstruksi bangunan
 Keputusan bersama menteri tenaga kerja dan pekerjaan umum
N0. KEP 174/MEN/1986. No. 104/KPTS/1986 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan
konstruksi .

TUJUAN  Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja


 Mencegah kecelakaan kerja
 Mencegah penyakit akibat kerja
 Mencegah pencemaran lingkungan
 Memperlancar proses pembongkaran
 Meningkatkan disiplin dan behaviour safety
 Mengimplementasikan undang-undang pemerintah dan standart
ULI

RUANG LINGKUP  Pekerjaan pembongkaran ini meliputi persiapan kerja,


persyaratan umum pada pekerjaan pembongkaran, peralatan
pembongkaran, pembongkaran dinding, pembongkaran lantai,
pembongkaran cerobong, pembongkaran atap, pembongkaran
kerangka atap, pembongkaran kolom dan balok, pembongkaran
pondasi, pengangkutan dan pembuangan.

DAMPAK  Bahaya Fisika : getaran, kebisingan, iklim kerja


LINGKUNGAN
 Bahaya Kimia : debu
 Bahaya Biologi : jamur, bakteri, virus, binatang ( masuk melalui
pernafasan, pencernaan, kontak langsung, luka terbuka)
 Bahaya Psikologi : stress, kelelahan, tidak nyaman, konflik
Bahaya Fisiologi : ketidaksesuaian peralatan dengan bentuk
tubuh (ergonomi)
 Bahaya Fisik : Kejatuhan benda, terjepit, tertabrak

IJIN  Harus memiliki Permit to Work


 Harus bekerja berdasarkan SOP (Standar Operasional prosedur)
 Operator pengoperasian alat berat harus memiliki SIO (Surat
Izin Operasional)
 Harus membuat HSE Plan

PERALATAN  Jika bandul penghancur dipakai untuk pembongkaran, harus


KERJA diawasi agar mempunyai daerah aman 1,5 kali tinggi gedung.
 Perancah yang dipakai harus bebas dari bangunan yang akan
dibongkar.
 Jika digunakan kerekan atau peluncur, harus disediakan untuk
menurunkan material
 Peralatan manual yang digunakan seperti palu penghancur harus
sesuai dan aman
 Alat mekanik untuk pembongkaran seperti escavator, backhoe
dan crane harus kuat, sesuai, memiliki izin operasi, telah
diinspeksi dan dinyatakan aman digunakan sehingga menjamin
keselamatan operatornya
 Peralatan las seperti tabung, manometer,torch, flash back arester
harus sesuai dengan standart aman

PERLENGKAPAN  Alat-alat penyelamat dan APD harus sesuai pekerjaannya


PENYELAMATAN  Jumlah APD harus sesuai tenaga kerja yang terlibat dalam
& APD pekerjaan konstruksi
 Alat penyelamat dan APD yang disediakan oleh pengusaha /
kontraktor harus memenuhi syarat keselamatan kerja (SNI)
 Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang memasuki tempat
kerja konstruksi bangunan harus memakai alat perlindungan diri
yang diwajibkan
 Alat Pelindung Diri yang dipakai antara lain:
o Safety helmet untuk melindungi kepala dari reruntuhan
o Safety shoes untuk melindungi kaki
o Safety gloves dan sleeve/sarung tangan kulit untuk
pekerjaan pemotongan baja dengan las
o Apron sebagai pelindung dada pada pekerjaan las
o Safety googles ( disesuaikan dengan pekerjaannya)
o Safety harness untuk pekerjaan pada ketinggian
o Masker untuk melindungi paru-paru dari debu, material
berbahaya seperti debu asbes yang dapat menyebabkan
penyakit asbestosis
o Earplug untuk melindungi telinga dari kebisingan
 Menyediakan kotak P3K (Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan)
 Menyediakan APAR
 Pemasangan LOTO pada sumber listrik dan energi lainnya
 Pemasangan safety line dan warning sign pada area berbahaya
 Pemasangan perancah untuk pekerjaan pada ketinggian
 Pemasangan barrier/ pagar pembatas
 Pemasangan jaring pengaman untuk menghindari kejatuhan
benda dari atas
 Memasang spanduk, warning safety
 Menyediakan alat bantu komunikasi seperti HT, pluit dan
pengeras suara

PELAKSANAAN Tahap Pengerjaan Pembongkaran


 Persiapan pembongkaran
 Pembongkaran kaca, kusen, daun pintu, paping
 Pembongkaran atap dan rangka atap
 Pembongkaran lantai
 Pembongkara dinding & kolom
 Pembongkaran balok
 Pembongkaran pondasi bangunan
 Pengangkutan dan pembuangan
Persyaratan Umum
 Dibawah pengawasan orang ahli.
 Pekerja harus yang cakap dan mengikuti petunjuk.
 Pekerja harus bekerja pada tingkat yang sama
 Dimulai pada bagian paling atas bangunan setingkat demi
setingkat dan diteruskan kebawah.
 Bahan hasil pebongkaran tidak boleh ditimbun
 Perlindungan harus diberikan untuk tidak merubuhkan bagian
yang dapat menghancurkan kestabilan bagian bagian lain.
 Bila cuaca buruk harus dihentikan, seperti angin kencang, hujan,
bangunan sudah melemah, dan adanya getaran.
 Tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan dapat dirobohkan oleh
angin.
 Pembongkaran mulai dari memindahkan kaca pintu, jendela,
benda yang dapat dilepas, dan barang-barang yang menjorok
keluar.
 Peralatan yang di gunakan harus sesuai dan aman
 Harus memiliki sarana untuk keperluan keluar masuk dengan
aman
 Bekerja berdasarkan prosedur yang ditetapkan
Persiapan Pembongkaran
 Koordinasi antara Pihak Engineering, Kontraktor, Konsultan,
Safety Dept.tentang Schedule yang menyangkut urutan
pembongkaran & waktu.
 Menyiapkan Alat Perlindung Diri untuk para pekerja seperti
helmet, masker kain, kacamata
 safety, sarung tangan, safety harness, earplug, sepatu safety,
rompi, alat emegency, rambu, spanduk, gambar proyek dll
 Melakukan pemeriksaan dan pembersihan terhadap gedung yang
akan dibongkar
 Petugas Safety Officer berdasarkan identifikasi data dan analisa
resiko kemudian memberikan briefing tentang bahaya yang
terdapat pada pekerjaan pembongkaran, cara kerja yang aman,
pemakaian alat pelindung diri yang benar
 Persiapan sarana seperti kantor, tempat ibadah, kantin, toilet,
tempat parkir kendaraan, air, instalasi listrik, dan tempat sampah

 Mempersiapkan alat komunikasi seperti HT, pengeras suara,


peluit dll
 Menetapkan rencana pekerjaan pengangkutan terlebih dahulu
sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai
 Mempersiapkan tempat untuk bongkaran konstruksi, kaca ,
kayu, alat listik
 Memasang poster safety mengenai peringatan untuk memakai
APD dan pentingnya berlaku safety di tempat kerja
 Mematikan aliran listrik dan air, tetapi jika listrik terpakai maka
harus terlindung dari kerusakan
 Memasang alat pengaman dan alat bantu seperti screen debu dan
serpihan, alat pengaman di ketinggian, pijakan dan tali
pengaman di atap, barrier, safety line dllPembongkaran mulai
dari memindahkan kaca pintu, jendela, benda yang dapat
dilepas, dan barang-barang yang menjorok keluar.
Proses pembongkaran
 Pembongkaran mulai dari memindahkan kaca pintu, jendela
yang bisa dilepas, besi, kayu yang mencuat harus disingkirkan
dahulu, benda yang dapat dilepas, dan barang-barang yang
menjorok keluar.
 Pembongkaran bangunan harus dilakukan tingkat demi tingkat
( tingkat atas dan seterusnya kebawah )
 Daerah yang berbahaya harus dipagar
 Bagian yang tidak stabil diberi penguat
 Sewaktu alat mekanik untuk pembongkaran digunakan, terlebih
dahulu harus ditetapkan daerah berbahaya dimana tenaga kerja
dilarang memasuki area tersebut
 Untuk menghindari kejatuhan benda pembongkaran maka harus
dipasang jaring yang kuat atau dipasang pagar sehingga orang
tidak masuk kedalam area
 Tenaga kerja harus terlindungi dari debu dan pecahan-pecahan
yang berhamburan
 Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar
tenaga kerja dan orang-orang lain tidak kejatuhan bahan-bahan
atau benda-benda dari atas sewaktu pekerjaan pembongkaran
dilaksanakan.
 Pembuangan hasil pembongkaran harus dilakukan pada saat
istirahat kerja
Pembongkaran dinding

 Pembongkaran dinding di mulai dari shaft yang paling atas


terlebih dahulu
 Pada saat dinding didorong pekerja harus pada jarak yang aman.
 Pembongkaran dinding yang tipis harus dilengkapi dengan
perancah.
 Dinding tidak boleh dirubuhkan kecuali lantai karena dapat
menahan tekanan yang diakibatkan oleh runtuhnya dinding
tersebut .

Pengangkutan dan  Pengguanaan alat berat untuk mengangkut sisa reruntuhan harus
Pembuangan sesuai dengan kapasitas alat dan sesuai standar aman
 Pengangkutan dengan menggunakan kendaraan seperti truk,
dump truk, pick up, supir harus memiliki SIM dan pastikan
kendaraan dalam kondisi baik
 Pembuangan sisa bongkaran seperti reruntuhan, besi, atap, ubin
dll harus ke tempat penampungan yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai