Anda di halaman 1dari 16

K3 KONSTRUKSI

BANGUNAN GEDUNG
KELOMPOK 3
1.Sandy Pramudya E. (21150031)
2.Ismiatun N. (21150021)
3.Wahyu Naswa P.R (21150039)
4.Devan Erza P. (21150054)
5.Moch. Yai'sy Kamal (21150041)
1.Pentingnya Keselamatan Kerja dalam Pekerjaan Konstruksi
2.Jenis, Macam dan Lingkup Konstruksi Bangunan
3.Jenis Pekerjaan K3 dan Bahan Training/Pelatihan K3 Konstruksi
Bangunan Gedung
4.Dasar Hukum
5.Pedoman Standar keselamatan Kerja di Indonesia
6.Sumber Bahaya di Pekerjaan Konstruksi Gedung
7.penyakit Akibat Kerja
8.Contoh Pekerjaan K3 di Konstruksi Gedung
9.Rambu, APD, dan Alat K3 lainnya
10.Langkah Utama Penegakan Kesalamatan Kerja dalam Konstruksi
Gedung
MENGAPA KESELAMATAN KERJA
DI SEKTOR KONTRUKSI SANGAT
PENTING?

1.Mencegah Kecelakaan Fatal


2.Melindungi Pekerja
3.Meningkatkan Produktivitas
4.Mengurangi Biaya
5.Pengembangan Reputasi Positif
6.Kepatuhan Hukum
7.Kualitas Bangunan yang Lebih Baik
8.Pemberdayaan Pekerja
9.Komitmen terhadap Pembangunan Berkelanjutan
10.Mengurangi Dampak Negatif pada Lingkungan
01. Jenis Pekerjaan: Sipil Basah& Sipil
Kering

Jenis, Macam dan Konstruksi Bangunan meliputi seluruh tahapan

Lingkup Konstruksi
02.
ditempat kerja yaitu pekerjaan
penggalian, pemancangan/pekerjaan beton,

Bangunan
pembangunan konstruksi, pembongkaran,
perobahan, perbaikan,pemeliharaan dan pek.
Operasi yang terkait dengan konstruksi.

03.
K3 nya meliputi: K3 konstruksi bgn. Gedung, K3
konstruksi jalan dan jembatan, K3 konstruksi
bangunan basah &K3 konstr.bawah tanah.
Jenis Pekerjaan K3 dan Bahan Training/Pelatihan K3
Konstruksi Bangunan Gedung

Obyek pengawasan : K3 konstruksi bangunan


Meliputi :
• Persyaratan teknis industri konstruksi pada tempatkerja dan
perlengkapan
• Pek. perancah & tangga
• pemesinan & alat berat serta alat angkat-angkut
• tali & simpul serta baja &rantai
• pekerjaan bawah tanah, penggalian, pemancangan, pengerjaan
beton & pembesian
• pembongkaran gedung
• pekerjaan kelistrikan, peralatan penanggulangan kebakaran
• kesehatan tenaga kerja,alat & saranaperlindungan
lingkungan&bencana alam dsb
• Pengawasan dampak & pengaruh lingkungan.
Dasar Hukum
UU NO. 01 PP No. 29
Tentang keselamatan kerja Tentang penyelenggaraan
TAHUN 1970 Tahun 2000
jasa konstruksi

Tentang kesehatan
UU NO.28 Permenaker RI
Tentang bangunan gedung keselamatan kerja
TAHUN 2002 NO. 9 Th 2016
pekerjaan ketinggian

Tentang pedoman sistem


UU NO.2 PerMen PUPR
Tentang jasa konstruksi manajemen
TAHUN 2017 No.10 Th 2021
keselamatan kerja
Pedoman Standar keselamatan
Kerja di Indonesia
Merupakan pedoman yang ditetapkan untuk mengatur keadaan kerja yang aman dan
sehat. Standar tersebut meliputi:
Penggunaan alat kerja yang sesuai dan benar serta telah dilakukan periksa dan
perbaikan
▪︎Penyediaan sarana dan prasarana yang sesuai
▪︎Penggunaan pelindung diri yang sesuai
▪︎Pengumpulan limbah dan sampah yang benar
▪︎Pengaturan ruang kerja yang sesuai
▪︎Pengaturan keadaan kerja yang sesuai dengan standar konstruksi
Berikut adalah contoh pedoman standar keselamatan kerja
di konstruksi
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 5 Tahun 2018 dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Tentang Keselamatan Nomor 29/PRT/M/2015
dan Kesehatan Kerja tentang Keselamatan Kerja
Konstruksi di Bidang Konstruksi

Peraturan ini merinci Peraturan ini mengatur


keselamatan kerja di bidang
persyaratan keselamatan kerja
konstruksi, termasuk
yang harus dipatuhi dalam
persyaratan untuk penggunaan
industri konstruksi, termasuk alat pelindung diri (PPE),
persyaratan tentang pengamanan tempat kerja, dan
perencanaan, pelaksanaan, pelatihan keselamatan
pengawasan, dan pelaporan
keselamatan kerja.
Sumber Bahaya di Pekerjaan
Konstruksi Gedung
Sumber Bahaya dapat Berasal dari :
• Pekerjaan Ketinggian diatas tanah maupun perairan yang mengandung
bahaya jatuh maupun kejatuhan
• Pekerjaan Sumuran/Lubang
• Pekerjaan dibawah tekanan suhu yang tinggi dan rendah serta cuaca
yang ekstrem
• Pekerjaan didalam pengaruh Radiasi atau gelombang elektromagnetik
• Pekerjaan dalam ruangan terbatas (confined space)
• Kecelakaan Alat Kerja. Contoh : kecelakaan kerja pada tower crane
Penyakit Akibat Kerja
1.Keletihan leher dan bahu
2.Athlete’s Foot akibat kondisi kerja yg lembab dan basah, mudah
terserang jamur.
3.Malaria; kasus banyak terjadi pada petugas lapangan.
4.Penyakit kulit karena kumbang dan serangga
5.Gangguan pencernaan, mual, muntah (gratitis akut) .
6.Terkena semburan minyak hidrolik, asap gas buang, getaran peralatan.
Contoh Pekerjaan K3 di Konstruksi
Gedung
1. Pekerjaan Penggalian dan
Pemancangan
Penggalian lebih dari 1,4 m harus berizin, karena memiliki
resiko/ kemungkinan terperosok & tertimbun, adanya gas
berbahaya, serta terjadinya banjir/tenggelam. Sebelum penggalian dimulai, stabilitas tanah harus diuji dansegala
Pemancangan beton pancang atau paku-bumi instalasi bawah tanah diperiksa.
diwaspadai bahaya alat-berat & suara/getaran 1.Prasarana umum harus dimatikan/diputus alirannya; bila tidak
mungkin maka ditarik keatas, dipagari dan dilindungi,dikontrol
Penggalian terowongan/gorong2/sanitasi hrs sesuai
harian. Koordinasikan utk pipa2 gas/air,kabel listrik/telepon ke
aturan keamanan termasuk penangkal petir &intalasi instansi terkait
listrik/kabel2 dibawah tanah. 2.Tepi penggalian dibuat kemiringan tertentu, biasanya 45 derajat
& kedalaman> 1,2 m harus ada tangga.
3.Harus ada pengujian gas dengan proses harian dijelaskan.
4.Tersedia penerangan & udara segar yang cukup.
5.Jika memakai excavator harus >50 cm dari pipa gas.
2. Pekerjaan Perancah (Scaffolding)

Pada pembangunan gedung tinngi


Perancah merupakan:
1.Tempat/landasan utk bekerja di ketinggian & bersifat Syarat Penggunaan Perancah
sementara. 1. Perancah harus dibuat dan dirubah oleh ahli yg
2.Berlaku hukum bekerja diketinggian. bersertifikat. Ada pemeriksaan rutin dan berkala dalam
3.Yang boleh ada diatasnya hanya pekerja, pemakaian sehari hari dan terkadang labelling.
bahan dan alat kerja secukupnya
2. Sebelum suatu proyek menggunakan perancah harus masuk
perencanaan yang dilaporkan & disahkan Disnaker
Perancah dapat berupa pipa besi, bambu dan kayu
setempat.
3. Platform untuk bekerja harus kuat, rata, bebas hambatan dan
timbunan serta punya dinding tepi pengaman jatuh dan
Sumber-Sumber Bahaya Scaffolding (Perancah): berjarak 60-an cm dari bangunan gedung
1. Landasan tidak rata dan tidak cukup kuat/kokoh.
2. Terletak ditanah lunak/labil & mudah longsor.
3. Terletak diatas tanah yg terkena aliran air.
4. Tidak diperiksa kekokohannya secara rutin/berkala &
labelling,terutama scaffolding sewa.
5. Digunakan secara serampangan dan tidak ada kontrol sebelum &selama
pemakaian.
6. Pembebanan terlalu berlebih & diluar fungsinya
Rambu-Rambu K3
Alat Pelindung Diri
(APD)

Alat K3
Langkah utama dalam penegakan standar
keselamatan kerja:
1.Perencanaan yang matang (identifikasi potensi bahaya, penilaian resiko
dan pengembangan prosedur serta pedoman K3 yang sesuai
2.Pelatihan Keselamatan Kerja
3.Melakukan inspeksi lapangan dan melakukan langkah pengendalian jika
terdeteksi kondisi bahaya
4.Mengidentifikasi penyebab insiden dan untuk pencegahan insiden agar
tidak terulang

Sumber :
1. https://expertindo-training.com/standar-keselamatan-kerja-dalam-
konstruksi-gedung/
2. Buku Saku K3 Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Sekolah/Madrasah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai