2. Undang-Undang No. 01/1970 tentang keselamatan kerja. 3. Permenaker No.01/MEN/1980 tentang K3 konstruksi bangunan. 4. Surat Keputusan Bersama Mentri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.kep.174/Men/1986 dan No.104/Kpts/1986. 5. Permenaker No.28/MEN/2000 tentang Bangunan Gedung. 6. Permenaker No.05/Men/1996 dan tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Jenis-jenis bahaya pada kegiatan konstruksi: 1. Physical Hazards Atau faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, cahaya, getaran radiasi. 2. Chemical Hazards Atau faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas. 3. Electrical Hazards Atau bahaya sengatan listrik, kebakaran karena listrik karena banyaknya instalasi listrik yang bersifat sementara dan kadang-kadang tidak terkendali. 4. Mechanical Hazards Atau bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja tangan, mesin / pesawat sampai kepada alat berat. 5. Physiological Hazards Atau yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton yang membuat kejenuhan, lokasi tempat kerja yang sangat terpencil sehingga membuat kebosanan dll. 6. Biological Hazards Yang disebabkan oleh serangga, bakteri, virus, parasit, dll.. PEKERJAAN PENGGALIAN Ketentuan Umum: Stabilitas tanah harus diuji dahulu sebelum dilakukan penggalian Melakukan pemeriksaan atas segala instalansi baah tanah prasarana umum harus dimatikan atau diputuskan alirannya, apabila tidak bisa maka prasarana tersebut harus dipagari, ditarik ke atas atau dilindungi Tanah harus dibersihkan dari pohon, batu besar dan rintangan lain lokasi penggalian harus diperiksa secara telitisetelah pekerjaan terputus melebihi * hari, setelah setiap peledakan, ada longsoran, ada kerusakan pada konstruksi penyangga dan hujan lebat jalan keluar masuk yang aman Dilarang bekerja di tanah lepas yang kemiringannya terlalu terjal Harus ada konstruksi penyangga yang cukup ada penerangan yang cukup galian bebas dari air ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri Tidak ada yang dii:inkan masuk ruang baah tanah yang belum diuji bebas gas pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, tali penyelamat dan alat-alat pernapasan ventilasi mekanis harus disediakan Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi runtuhnya bangunan Persyaratan K3 pada pekerjaan penggalian : Tepi penggalian atau saluran harus dibuat dengan kemiringan tertentu, biasanya 45 derajat penggalian diatas 1,2 m harus dipasang perancah bai yang terbuat dari kayu penggalian tidak boleh dilakukan pada batas bangunan atau suatu struktur. Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari pinggir galian Tanah hasil galian atau sampah galian tidak diletakkan di tepi galian Meletakkan stopblock di lokasi tempat kendaraan menurunkan material ke dalam galian Tersedia penerangan yang cukup pekerja harus diinformasikan secara jelas tentang prosedur penggalian Menggunakan pelindung kepala dan kaki saat penggalian berlangsung Melakukan koordinasi dengan instansi lain mengenai instalansi listrik, gas, air dsb Tidak menggunakan alat penggalian mesin (excavator( pada jarak 50 cm dari pipa gas PEKERJAAN PONDASI Persyaratan Umum: Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang kuat, diberi tali atau rantai penguat secukupnya dan tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik Lantai kerja dan tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja atau semacamnya PENGERJAAN BETON Persyaratan Umum Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas lainnya harus didasarkan pada gambar rencana Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan pembangunan, termasuk data yang mempengaruhi kekuatan beton menurut PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA Persyaratan umum Menjaminan keselamatan pekerja dengan penyediaan dan pemakaian tangga, gang, peralatan kerja tetap, pelataran kerja, tali pengaman dan sabuk pengaman serta jaring pengaman Kerangka baja yang sedang dipasang harus disangga dan dikopel secukupnya PERANCAH Peraturan umum Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak bias dikerjakan secara aman dalam ketinggian Perancah hanya dapat dibuat dan dirubah oleh pengaas yang ahli. Penyusunan Safety Plan Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Safety plan berisi: Pembukaan yang berisi: Gambaran proyek dan Pokok perhatian untuk kegiatan K3 Resiko kecelakaan dan pencegahannya Tata cara pengoperasian peralatan Alamat instansi terkait: Rumah sakit, Polisi, Depnaker, Dinas Pemadam kebakaran Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi: Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama dengan instansi yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit. Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan: Safety patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan K3 dan yang memiliki resiko kecelakaan. Safety supervisor; adalah petugas yang ditunjuk manajer proyek untuk mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3. Safety meeting; yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil laporan safety patrol maupun safety supervisor Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari: Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat .