Anda di halaman 1dari 21

Dasar - Dasar Keselamatan dan Kesehatan K3

dan Kebijakan K3 di Indonesia


Inskandar Dwijayanto,SH

5 Manfaat ahli K3
1. Perusahaan patuh terhadap ketentuan
peraturan UUD di level Nasional atau
International
2. Perusahaan dapat ikut project (tender) di
permerintahan ataupun swasta
3. adanya orang yang memanage agar tidak
terjadinya accident sehingga tidak merugikan
perusahaan
4. Perusahaan dapat bertumbuh dan
berkembang terhadap kelayakan K3
5. Nama baik perusahaan meningkat

Prinsip K3
Pasti tanpa toleransi, tanpa kompromi dengan
kondisi dan hasil terbaik dalam proses dan
mutu dapat diukur dan ditelusuri

K3 adalah segala daya dan upaya untuk


meciptakan tempat kerja aman, nyaman, tidak
terjadi accident, tidak terjadi penyakit akibat
kerja, tidak terjadi pencemaran lingkungan
ketika proses produksi barang/jasa.
Prinsip AK3 Umum
1. merencakana pelaksanaan K3
2. mengorganisasikan potensi resiko K3
3. Memimpin pelaksanaan K3
4. mengawasi pelaksanaan K3 ditempat kerja
5. Mengaudit pelaksanaan K3 ditempat kerja
6. Melaporkan pelaksanaan K3 setiap 3 bulan
sekali kepada menteri

Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pemahaman bagi setiap orang dapat
mengenali semua potensi dan kondisi bahaya
untuk mampu berpikir, bersikap dalam
mencegah terjadinya accident dan dapat
mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja
ketika proses produksi barang dan jasa di
tempat kerja.

Prinsip kerja 5R
1. Ringkas : singkirkan barang yang tidak
diperlukan di lapangan
2. Rapi : setiap barang harus memiliki tempat
supaya mudah menemukan barang
3. Resik : bersihkan tempat kerja dari segala
hal
4. Rawat : mempertahankan segala sesuatu
hal yang lebih baik
5. Rajin : tanggung jawab setiap individu

Safety Culture
tata nilai yang ada pada setiap individu tanpa
diperintah tanpa diawasi selalu melakukan
prinsip - prinsip k3 secara baik dan benar
ketika proses produksi barang/jasa

Component Culture
tata nilai yang ada setiap individu tanpa
diperintah tanpa diawasi selalu melakukan
perintah untuk perusahaan

Melaporkan ke Menaker P2K3 setiap 3 bulan


sedangkan PJK3 setiap pemeriksaan
P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja
yang merupakan wadah kerjasama antara
pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerjasama saling pengertian
dan partisipasi efektif dalam epenerapan K3

Tugas pokok P2K3


memberi saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau
pengurus mengenai masalah k3 pasal 4 ayat 1

Teknis Pemeriksaan Norma Kontruksi


Bangunan, Listrik dan Penanggulangan
Kebakaran
Ir. Bambang Setiotomo

K3 Konstruksi
o UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
o UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja
o Per Menaker No. 1 Tahun 1980 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan pada Kontruksi
Bangunan
o Kep. Dirjen No. 20 Tahun 2004 Tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan
Kesehatan Kerja Bidang Kontruksi Bangunan
o UU No. 28 Tahun 2003 Tentang Bangunan
Gedung (Kriteria Teknik)
o UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa
Konstruksi (Tanggung Jawab, Profesi =
107.000 Perusahaan)
o PP No. 28, 19, 30 Tahun 2000 Tentang Juklak
Jakon

Karakteristik Kegiatan Proyek Kontruksi


1. Bersifat sangat komplek, multi disiplin ilmu
dan gaya seni
arsitektur
2. Melibatkan banyak tenaga kerja kasar dan
berpendidikan relatif rendah
3. Masa kerja terbatas
4. intensitas kerja yang tinggi
5. menggunakan peralatan kerja beragam dan
berpotensi bahaya

Pemenuhan Persyaratan Keselamatan pada


Tahapan Proses Membangun
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Pengoperasian
Pembinaan & Pengawasan K3 Kontruksi
o UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.
01/MEN/1980 Tentang K3 Konstruksi
Bangunan
o SKB Menaker dan Men PU No. 174/1986 dan
104/KPTS/1986 Tentang K3 pada tempat
kegiatan kontruksi

Pakta Komitmen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) Kontruksi Departemen Pekerjaan
Umum Bersama Mitra Kerja
1. Keteladanan untuk keselamatan
2. Keutamaan untuk Keselamatan
3. Integrasi untuk keselamatan
4. Kompetensi Untuk Keselamatan
5. Pengetahuan Untuk Keselamatan

Pengendalian Administratif Pelaksanaan K3


1. Semua Obyek Pengawasan K3 secara
Normatif harus memiliki dokumen legal (Ijin,
Pengesahan, Sertifikat dan Lisensi)
2. untuk memperoleh legalitas harus melalui
mekanisme pemeriksaan, evaluasi, penilaian,
pengujian sesuai prosedur dan dibandingkan
dengan standar yang berlaku, memenuhi
syarata sesuai kriteria aman/handal/kompeten.
Pengelolaan Bangunan/Gedung
1. Kebijakan dan Komitmen K3
2. Perencanaan Program K3 (Safety Plan,
Prosedur K3 dll)
3. Pembentukan Lembaga K3 (Safety Officer,
P2K3 & Personnel K3)
4. Pembinaan K3 (Permit to Work System)
5. Prosedur Tanggap Darurat
6. Pemeliharaan dan Pengujian Berkala
7. Peningkatan K3 Berkelanjutan

Riksa Uji Konstruksi


Pemeriksaan dan Pengujian adalah proses
reksa dan uji terhadap keadaan fisik dari suatu
pbjek kontruksi bangunan perancah
dilaksanakan terhadap bagian-bagian kritis

Tujuan Pemeriksaan dan Pengujian yaitu untuk


penilaian terhadap kelayakan dari kondisi
perancah

Penilaian dimaksudkan sebagai penerapan


dan pelaksanaan syarat-syarat K3 yang
meliputi
1. Sumber Bahaya
Bekerja di Ketinggian, Berangin, Panas
Matahari.
2. Penyebab Kecelakaan
Konstruksi tidak kuat, roboh, terpeleset terjatuh
3. Akibat Kecelakaan
MD, Luka Ringan, Rusaknya Perancah
4. Upaya Penanggulangan
Kontruksi Perancah Aman, Kokoh, Stabil,
adanya alat-alat pelindung diri yang
disyarakatkan
Prinsip - Prinsip Dalam Pemeriksaan (Inspeksi)
1. Jenis Perancah yang dipakai
2. Bagian- bagian pokok perancah
3. bagian bagian pelengkapan
4.pemakaian/penggunaan
5. pembongkaran

K3 Listrik
Tujuan K3 Listrik
o menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai
tujuan penggunaan
o mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
o Bahaya sentuhan langsung
o Bahaya sentuhan tidak langsung
o Bahaya kebakaran

UU. NO. 1 Tahun 1970


o Pasal 2 ayat 2 huruf q
setiap tempat dimana listrik dibangkitkan,
ditansmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan
sigunakan
o Pasal 3 ayat 1 huruf q
mencegah terkena aliran listrik berbahaya

Sentuhan Langsung
bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang
secara normal bertegangan

Sentuhan Tidak Langsung


bahaya sentuhan pada bagian konduktif
secara normal tidak bertegangan, menjadi
bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi

Potensi bahaya sentuhan langsung


PUIL 2000
Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang/selungkup
3. Rintangan
4. jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja

Kebakaran karena listrik


1. Pembebanan lebih
2. sambungan tidak sempurna
3. perlengkapan tidak standar
4. pembatas arus tidak sesuai
5. kebocoran isolasi
6. listrik statis
7. sambaran petir

NSPK K3 Listrik
Norma
o UU Keselamatan Kerja
Standar Prosedur
o Kep 75/MEN/2022 (PUIL 2000)
o Per 03/Men/1999 (Lift Penumpang)
Kriteria
o Periksa & Uji Per 02/Men/1989 (Penyalur Petir)
o Aman = Bahaya sentuh, Efek Thermal dan
Medan listrik/Magnit

PUIL 2000 Terbaru SNI 04-0225-2000


Tegangan sentuh yang berbahaya
> 50 V di ruang normal
> 25 V di ruang lembab
Daya > 100 Watt

Instalasi listrik dilakukan pemeriksaan secara


berkala sekurang - kurang nya 3 tahun sekali
jika berpotensi bahaya peledakan atau
kebakaran tau bagian yang sifatnya perlu
mendapatkan jaminan kehandalan kontinyuitas
suplai daya listrik sekurang-kurangnya 1 tahun
sekali

Petir memiliki arus 5.000 - 200.000 A


sedangkan panas 30.000 derajat celcius

Proteksi Bahaya Sambaran Petir


o Perlindungan sambaran langsung
dengan memasang instalasi penyalur petir
pada bangunan
jenis instalasi :
1. sistem franklin
2. sistem sangkar faraday
3. sistem elektro statik

o Perlindungan Sambaran Tidak Langsung


dengan melengkapi peralatan penyama
tegangan pada jaringan instalasi listrik
(Arrester)

Pemeriksaan dan Pengujian Lift sekurang -


kurang nya 1 tahun sekali
Pengendalian Energi
Kepmenaker No. 75 Tahun 2002 tentang K3
Listrik
Permenaker No. 02 Tahun 1989 tentang
proteksi petir
Kep. Mekanker Kep. 187/Men/1999 tentang B3

Sarana Proteksi Kebakaran


Permenaker No. 4 Tahun 1980 tentang APAR
Permenaker No. 02 Tahun 1983 tentang Alarm
Inst. Menaker Ins. 11/Men/1997

Manajemen K3
Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang P2K3
Permenaker No. 5 Tahun 1996 tentang SMK3
kEP. mENAKER kEP. 186/mEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai